Tampak seorang perempuan yang tak asing di matanya bersama laki-laki yang tidak disukai oleh Bendefidh Reginaldo Wilson.
Rahang Bende mengeras, tatapannya tajam seolah siap membelah meja yang di hadapannya. Lalu bergegas mendekati keduanya
Brakkk "Hentikan! Kau, berani sekali berdua dengan gadisku!" marah Bende dengan seringainya yg membuaskan
Alangkah terkejutnya ia mendapati seorang Adipati Aryano, musuh sekaligus pesaingnya dalam bisnis
"Hey bung! Santaiii. Lama tidak bertemu ya, kau masih saja seperti kucing liar" balas Adipati Aryano atau lebih sering di panggil Arya, tak kalah tajam
"Ku peringatkan padamu jangan pernah dekati gadisku! Kau mengerti? Kau dengar?"
"Apa masalahmu? Aku bebas berteman dengan laki-laki manapun Bendefidh!"
"Kau milikku Dennastasya Yura!" dengan amarah yang hampir meledak-ledak dan emosi yang hampir tak bisa di tahan, Bend menarik tangan Denna dengan kasar dan membawanya pergi bersamanya
"Lepaskan aku Bendefidh!"
"Diam sayang atau aku akan menghabisimu!" ucapnya tegas dengan mencengkram tangannya sangat kuat
Di sebuah hotel Bende membawa Denna dan menghempaskan tubuh gadis itu kasar
Bende membuka kancing kemeja yang dia pakai di hadapan Denna. Sehingga membuat wanita itu sedikit cemas
"A-apa yang kau lakukan? Hentikan!" Teriaknya
"Aku akan melakukan apa? Terserah padaku, kau hanya milikku! Milik Bendefidh Reginaldo Wilson" dengan bangga Bende mengatakan hal itu di hadapan Denna
"Hentikan semuanya dan bebaskan aku darimu! Aku muak, sangat muak denganmu. Aku bahkan membencimu dan kau harus mendengarkannya Bendefidh! Aku sangat membencimu!!" tanpa terasa air matanya jatuh mengatakan itu semua, seolah tubuhnya sangat remuk
Bughh! Seperti terkena pukulan keras. Tepat di hatinya, Bende merasakan sagat sakit di bagian dadanya mendengar ucapan gadis itu
Perlahan dan mulai mendekati Denna, dia memeluk gadis yang sedang menangis di hadapannya itu.
"Aku menyayangimu, jangan lakukan ini. Aku tak sudi melihatmu bersama pria lain terlebih dia adalah musuhku sendiri. Aku tak suka" ucap Bende perlahan dengan masih memeluk Denna
"Lantas bagaimana denganmu? Kau bermalam dengan banyak wanita bukan? Kau membeli wanita-wanita itu lalu mereka tidur bersamamu. Aku membencimu Bendefidh, aku sangat membencimu hikss.. hikss.."
"Aku tidak melakukan apapun sayang, percayalah. Aku tidak menyentuhnya samasekali" jawab Bende masih dengan pelan, ia takmau menyakiti gadisnya lebih dalam
"Omong kosong! Lepaskan aku Bendefidh biarkan aku bebas. Aku ingin bahagia!"
"Tidak" Bende justru semakin erat memeluknya
"Lepaskan aku setelah ini kau bisa menghabiskan waktu dengan para jala*gmu itu!" teriaknya dengan memberontakkan diri, namun tenaganya tentu kalah, lelaki di hadapannya memeluknya dengan sangat erat
Pertahanan Denna runtuh, badannya remuk seketika, dan mulai meluruh ke bawah hampir terjatuh. Beruntunglah Bendefidh cepat menyadari hal tersebut
"Denna.. Kau kenapa? Hey! Denna bangunn.." matanya terbelalak mendapati gadisnya pingsan di pelukkannya, dengan raut khawatir dia menepuk pipi gadisnya itu berharap akan bangun, namun tak ada jawaban apapun
"Davvv!!" teriak Bende dengan amarah bercampur panik itu, namun Dava asistennya tak kunjung datang
" Davaaaaaaaa!! Ke kamarku sekarang jika tidak aku akan membunuhmu saat ini juga!" teriak Bende dengan amarah yang memuncak. Tak lama Dava datang bersma anggotanya yg lain
"Pintunya terkunci Tuan" teriak Dava dari luar kamar
"Dobrakk! jika kau masih ingin hidup!" marah Bende dari dalam kamar, kepanikannya bertambah saat mendapati gadisnya sagat pucat
Brakkkk.. Suara pintu berhasil di dobrak "Ada apa Tuan, kenapa dengan Nonna Denna"
"Kau buta hah! Panggilkan Dr. Willy segera!"
"Baik Tuan" Dava tidak berani bertanya lebih jauh karena dia paham betul dengan bossnya itu, akan marah dalam hal sepele sekalipun
Tak lama Dr. Willy datang, dan memeriksa keadaan Denna
"Jangan sentuh gadisku Willy!" cegah Bende saat Dr. Willy ingin memeriksa detak jantung Denna
"Aku Dokter, aku harus memeriksa pasienku. Aku tidak akan macam-macam dengan gadismu ini Bend. Jika tidak ku sentuh bagaimana aku akan memeriksanya?" jawab Dokter Willy
"Baiklah, tapi kau jangan menatapnya! Jika kau masih ingin bergelar seorang Dokter!" marah Bende dan Dr. Willy hanya menggelengkan kepalanya mendapati teman kecilnya itu yang tak pernah merubah sikapnya
"Dia hanya kelelahan. Berikan dia banyak istirahat"
"Pergilah, aku akan merawatnya" ucap Bende tanpa peduli
Willy menepuk pundak sahabatnya itu "Apa dia salah satu jala*gmu? Kenapa kau sepanik ini kepada gadis kupu-kupu malam ini Bend?" tanyanya
Bughh! Bende meghajar dan memukul Dr. Willy hingga bagian mulutnya berdarah "Jaga ucapanmu itu! Dia bukan jala*g!" marah Bende yang tak terima atas ucapannya
"Pergilah atau aku akan mengahabisimu!" tambah Bende lalu Dava membawa Willy keluar dari ruangannya dan meninggalkan majikannya bersama gadisnya yang tengah terbaring tak sadarkan diri.
Sudah hampir dua jam Bende menunggu namun tidak ada respon apapun dari Denna
" Bangunlah sayang.. Maafkan aku, aku gilaa melihatmu seperti ini " seketika bulir bening itu mulai meluruh, sebelumnya Bende sangat tidak peduli dengan apapun sekarang setelah ibunya, Denna berhasil membuat Bende menangis.
Hingga akhirnya bende tertidur satu ranjang sambil memeluk Denna dalam dekapannya
Mata yang membengkak itu kini mulai terbuka, ia mengerjapkan matanya beberapa kali dan mendapati sesuatu yang mengganjal di bagian perutnya
Denna melihat ke sampingnya mendapati Bende tertidur dengan tangan terlingkar memeluk tubuhnya
" Bendefidh.. apa yang kau lakukan, singkirkan tanganmu!" namun tampaknya lelaki itu tak bergeming dan masih di alam bawah sadarnya
"Bendefidh Reginaldo Wilson!!" teriak Denna tepat di telinga Bende, dan laki-laki itu terkejut dan langsung bangun
" Kau baik-baik saja " tanyanya spontan meskipun sedikit terkejut
"Aku baik-baik saja, kenapa kau bisa tidur di sampingku? Apa yg sudah kau lakukan Bendefidh"
"Kenapa? Terserah padaku jika aku ingin tidur disampingmu. Kau milikku!"
"Aku sangat muak mendengar ucapan itu" jawabnya memalingkan wajah dari Bende dan hendak bangun
"Jangan coba-coba kabur dariku Denna! Sejauh manapun kau berlari aku akan menemukanmu!" ancam Bende
"Aku ingin ke kamar mandi. Apa kau akan menyuruh anak buahmu itu untuk mengikutiku begitu?" jawabnya
Bende terdiam, dia bisa gila jika gadis itu benar-benar mencoba kabur darinya lagi "Kau butuh bantuanku?" tawarnya
"Pertanyaan macam apa itu" ketusnya lalu berlalu meninggalkan Bende di kamar itu
Di sebuah ruangan bersantai dengan menyalakan televisi, Denna menghabiskan waktunya disana sendirian bergerak pun risih untuk melakukan apapun karena selalu dalam pengawasan para anak buah Bende.
Karena merasa lapar, dia akhirnya meminta bantuan kepada Asistennya Bende " Asisten Dava, bisa belikan aku semangkuk bakso di pertigaan jalan menuju hotel ini? "
" Apa masih ada lagi? " tanyanya
"Tidak ada" jawabnya. Lalu Dava berlalu meninggalkan Denna dan beranjak pergi
Disisi lain, Bende yang berada di kamarnya setelah mandi tak mendapati sosok Denna di dalam kamar itu
"Pergi kemana lagi kau Denna! Kenapa suka sekali main-main denganku" frustasinya lalu keluar membanting pintu kamar itu dengan keras beranjak keluar
Langkahnya terhenti mendapati wanita yang dicarinya tengah menonton tv
"Sekalian patahkan saja pintunya" ucap Denna kesal
"Jika aku mau aku bisa membeli hotel ini saat ini juga, jadi jangan terlalu khawatir soal pintu"
Denna tak menanggapi apapun, ia tetap fokus pada tontonan di depannya
"Dimana Dava? Bukankah aku menyuruhnya berjaga bersama kalian disini?" tanya Bende pada anak buahnya yang berjaga
"Aku menyuruhnya membeli bakso" jawab Denna tanpa menoleh
"Kau lapar?" tanya Bende sembari menatap lekat manik mata hijaunya
"Tentu saja, kau menahanku disini tanpa menyediakan makanan. Jika tidak makan aku bisa mati kelaparan dan itu karena ulahmu" ucap Denna yg membuat raut muka Bende seketika berubah
"Kalian ku perintahkan beli makanan ke luar sekarang, gadisku kelaparan" ucap Bende menyuruh anak buahnya
"Tidak perlu, aku sudah menyuruh Dava dan aku tidak ingin apapun lagi" cegah Denna
"Kau tidak akan kenyang jika hanya memakan semangkuk bakso Denna!" bantah Bende
"Terserahmu mau beli makanan sebanyak apapun jika aku tidak menginginkannya tidak akan ku makan!" ucap Denna yg mulai sebal karena jika sudah berhadapan dengan Bende pasti harus berdebat dulu
"Baiklah.. jika ingin sesuatu bicaralah. aku hanya takut kau kenapa-kenapa" ucap Bende sembari duduk di samping Denna
"Aku ingin satu hal" ucap Denna
"Katakan! Apapun yang kau mau kecuali perpisahan"
"Aku ingin anak buahmu enyah dari sekitarku, aku risih di perhatikan gerak gerikku sejak tadi! aku ingin bebas menonton tanpa di awasi" ungkap Denna
"Kalian pergi" dengan sekali ucapan, semua anak buah Bende meninggalkan tempat itu
Tak lama Dava datang membawa pesanan Denna, ia mulai memakannya dengan lahap tanpa menoleh Bende sedikitpun
"Kau suka bakso?" tanyanya
Denna menoleh ke sumber suara di sampingnya "Tentu saja" jawabnya
"Kenapa?"
"Kenapa masih bertanya, tentu saja karena enak" jawab Denna
"Kau tidak mau menawarkan aku?"
"Tidak" ucap Denna. Namun menggemaskan bagi Bende melihat gadisnya itu makan
Setelah hampir 2 jam mereka menonton, hanya hening diantaranya tidak ada yang berucap sedikitpun
"Bendefidh" panggilnya
Bende menoleh kearahnya " Ya, kau butuh sesuatu? " tanyanya lembut
"Aku ingin pulang" ucapan Denna berhasil membuat tubuh Bende menegang dan seketika perasaan cemas sangat berkeliling di kepalanya
"Tidak! Rumahmu disini, bersamaku" ucapnya lantang
"Tidak baik jika aku bersamamu terlalu lama, kita bukan suami-istri. Dan aku juga tidak mau wanita-wanitamu mengamuk jika melihatku selama ini tinggal satu atap bersamamu.
Selama ini Denna dan Bende tinggal satu atap, namun mereka tidak sekamar ataupun serajang dan kamarnya bersebelahan
Kenapa mereka bisa tinggal bersama? Jawabannya adalah karena Bende pernah menyelamatkan Denna dari laki-laki mata keranjang yang mencoba merenggut kesucian Denna
Sejak saat itulah ia mulai membantu dan melindungi Denna, hingga semakin hari ia semakin menyukai gadis itu
Seperti apa Bende sebenarnya?
Bende adalah laki-laki yang emosional, dalam hal sekecil apapun ia bisa sangat marah jika tidak sesuai kehendaknya.
Bende juga sering melakukan kekerasan bahkan pembunuhan. Di usianya yang bisa terbilang muda, ia sudah menyandang gelar di CEO di berbagai perusahaannya
Namun di balik kecerdasannya ia bisa menjadi sagat kasar, namanya melambung tinggi di berbagai Negara. Dan fakta besarnya adalah Bende sorang Mafia berpengaruh di Italia
Dennastasya Yura, adalah gadis yang tinggal bersama paman dan bibinya yg sudah merawatnya sejak dia kecil. Orang tuanya meninggal karena kecelakaan yang di sengaja oleh musuh bisnis orang tuanya kala itu
"Berhentilah membicarakan jala*g itu ketika aku sedang bersamamu!" ucap Bende hampir ingin marah
"Seharusnya dulu kau tidak menolongku" ucap Denna dengan mata mulai berkaca-kaca
"Kau ingin di rusak cuma-cuma oleh pria brengs*k itu? Jika aku tidak menolongmu malam itu kau bisa menghancurkan hidupmu sendiri Denna!" marah Bende
"Apa bedanya denganmu? Mungkin tidak lama lagi kau juga akan merusakku bukan?"
"Aku akan melakukannya jika kita sudah terikat pernikahan" balas Bende
"Tidak mungkin kau tidak melakukannya bersama wanita yang kau beli, biarkan aku pulang Bendefidh"
"Rumahmu disini" ucap Bende yang memeluk erat tubuh Denna ia takut wanita jika Denna akan benar-benar pergi meninggalkannya
"Aku ingin tidur" lirih Denna yang mulai lelah berdebat
"Tidurlah, aku akan memindahkanmu ke kamar nanti" ucapnya dengan lembut
"Aku ingin tidur disini Bendefidh"
"Nanti badanmu sakit-sakit jika tidur disini" ujarnya dengan mengelus pucuk kepala Denna membuatnya tak bergeming, tangannya memegang erat baju Bende seolah pria itu tak boleh pergi.
Hari sudah menunjukkan pukul 19.15
Bende enggan membangunkan tidur gadisnya yang sagat damai yang masih tetap erat memeluk tubuhnya, namun dengan terpaksa dia harus membangunkannya karna Denna belum makan apapun selain bakso yang ia makan siang tadi
Dengan lembut dan menyentuh pipinya perlahan "Denna.. Ini sudah malam, kau sangat kebo sekali" ucapnya sembari menyungging senyuman, tak ada respon apapun dari Denna
"Makanlah dulu kau bisa tidur lagi nanti" ulang Bende
"Ini jam berapa?" tanyanya
"Jam 19.19" jawab Bende
Denna beranjak meninggalkan Bende dan setelah beberapa menit selesai mandi ia makan bersama Bende sambil menonton lalu kembali ke kamar.
"Tidurlah, aku bisa tidur di sofa ini" ucap Bende yang duduk di sofa tak jauh dari ranjang dan terus memperhatikan TV
Sudah jam 23.11 Bende masih belum tidur karena menonton acara kesukaannya. Sedangkan disisi lain, Denna mencari posisi tidur nyaman namun tak kunjung tertidur.
Kemudian beranjak dan mendekat ke arah Bende yang sedang menonton "Aku tak bisa tidur" keluhnya
"Kenapa?" apa kasurnya tidak nyaman?"
"Bukan itu, aku juga tidak tahu"
"Duduk disini" ucapnya menawarkan Denna untuk duduk di pangkuannya
"No" jawab Denna dengan cepat
"Kau ingin tidur bukan, aku tidak akan macam-macam kemarilah" ucap Bende lalu Denna mendekat dan membaringkan kepalanya di paha Bende namun tetap saja matanya enggan tertutup
"Bendefidh Reginaldo Wilson" panggil Denna kesal
"Apa sweety?"
"Aku ingin tidur huhu.. hikss.." Denna lelah karena sudah mencoba tidur namun tak kunjung bisa
Bende beranjak dan menggendong Denna mendudukkannya ke pangkuannya berhadapan dengannya sembari menghapus air mata gadisnya
"Kau mau apa, jangan macam-macam Bendefidh" ucap Denna rada takut
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!