Alesha Djingga gadis berusia 18 tahun yang baru menyelesaikan studi Sekolah Menengah Atas, saat ini dia tinggal dirumah adik kembar mama nya, yang biasa dipanggil Bibi Liu.
Entahlah kenapa nama Bibi nya terkesan asing di Negara Asia Tenggara ini, Padahal mereka tidak ada keturunan Asia Timur, sejak lulus kuliah entah mengapa Bibi nya ingin dipanggil nama itu, sejak saat itulah panggilannya berubah menjadi Liu.
Nama asli Mama dan Bibi terdengar seiras layaknya saudari kembar lainnya, yaitu Farah dan Fines. Farah untuk Mama dan Fines untuk Bibi.
Bibi Liu tidak pernah menikah diusianya sekarang yang cukup matang yaitu 40tahun tentu saja seusia mama nya.
Temprament Fines alias Bibi Liu yang begitu jauh berbeda dari Mama Farah yang terkesan barbar membuat Alesha menyukainya.
Alesha sendiri layaknya perpaduan Farah dan Fines, dia bisa menjadi tenang dan anggun layaknya Fines atau bisa jadi barbar dan kasar seperti Farah.
Bibi Liu tinggal dikota yang berbeda dari keluarga mereka, walapun begitu dia sering mengunjungi kakak kembarnya dan keponakannya.
Bibi Liu sangat dekat dengan ketiga keponakannya terutama Alesha, karena Bibi Liu begitu menyukai Anak kecil tetapi tetap memutuskan tidak ingin menikah entah apa alasannya, dia memilih untuk membuka panti asuhan yang tidak jauh dari rumah tempatnya tinggal.
Mama Farah sampai menyarankan adiknya itu untuk ke Psikolog tetapi tetap tidak membuahkan hasil karena hati adiknya yang sekeras batu itupun--- membuatnya menyerah memaksa Bibi Liu untuk menikah dan mengadakan kencan buta seperti sebelumnya.
Alesha sendiri yang begitu dekat dengan Bibi Liu memilih menemaninya untuk menetap dan melanjutkan studi nya di kota tempat Bibi Liu tinggal.
Baru seminggu yang lalu Alesha merayakan ulang tahun ke 18, Bibi Liu memberinya Gelang Giok Biru yang sangat cantik tetapi terkesan kuno menambah kesan elegan, Gelang khas Asia Tengah ini membuat Alesha sangat menyukainya apalagi dia penggemar drama kolosal, Entah darimana Bibi nya mendapatkan Gelang ini Alesha tidak terlalu memperdulikan.
Saat ini Bibi sedang tidak ada dirumah karena mengurus beberapa hal di Panti, Alesha baru saja selesai mandi dan hanya mengenakan kaos lengan pendek dan hotpants dengan rambut pendeknya yang tergerai.
Alesha berniat mencuci pakaian tetapi dia sedang menimbang menggunakan mesin cuci yang mana karena ada dua mesin cuci yaitu dilantai atas dan bawah, dilantai bawah mesin cuci yang terlihat lebih canggih daripada mesin cuci yang tersimpan dilantai atas yang sepertinya sudah lama tidak terpakai.
Tentu saja Alesha memilih menggunakan mesin cuci yang lebih canggih dilantai bawah.
Beberapa menit kemudian Alesha memindahkan pakaian yang dicuci kepengering mesin.
Tetapi saat hendak memindahkan pakaian itu dia melihat tombol berwarna kuning yang mengkerlip nyala didalam mesin, Tombol itu sangat aneh kenapa juga ada di dalam bagian pengering bukankan semua tombol harusnya terletak diatas atau diluar bukannya didalam.
Saat Alesha menekan tombol itupun dia tersedot masuk dan merasakan semua tubuhnya remuk. Alesha mengira dia tersetrum dan mati tetapi terjadi hal mengejutkan dihidupnya ternyata dia tidak mati------tetapi dia berpindah dan melakukan perjalanan layaknya drama atau novel yang sering dibacanya.
Melakukan perjalanan kedunia asing dan dengan banyak kebingungan walaupun memang saat membaca novel ataupun menonton drama dia selalu membayangkan bagaimana rasanya, tetapi saat khayalannya diwujudkan seperti ini benar/-benar mengejutkannya.
Kejadian mengejutkan ini pun menguak kisah lama sembilan belas tahun lalu yang terhubung dengan dirinya.
Siang hari menuju petang, Alesha baru menyelesaikan ritual mandi/-nya. Sekarang hari libur tetapi dia sendirian dirumah Bibi Liu.
Dengan segala tingkah gabutnya karena ponsel yang selalu menemani/-nya sedang di charger. Alesha memutuskan untuk beberes rumah dan mencuci baju.
Mengambil pakaian kotor dari keranjang, memasukan pakaian tersebut kedalam mesin cuci.
Sembari menunggu pakaian yang sedang di cuci, Alesha kedapur untuk mengambil beberapa cemilan.
Beberapa Menit Kemudian, Pakaian sudah selesai di cuci. Alesha menuju mesin cuci yang terlihat sama seperti mesin cuci pada umumnya dirumah kalian.
Berniat memindahkan pakaian ke mesin pengering, tangan Alesha terhenti karena melihat tombol berwarna kuning mengkerlip.
'Apa ini?' Pikir Alesha, dengan tidak ada niat sedikitpun tangan Alesha menekan tombol tersebut.
'Waaakkkhhhhhh......... ' Teriak Alesha Keras tetapi lama kelamaan suara itu semakin jauh dan menghilang. Hening. Lenggang.
Alesha menghilang, dia tersedot sesuatu saat menekan tombol tersebut.
Alesha memejamkan matanya, tubuhnya terasa remuk redam, Apakah dia mati tersetrum? Meratapi nasibnya yang belum melakukan banyak hal menyenangkan di bumi ini, belum sepenuhnya menikmati hidup.
Hembusan angin menerpa wajah Alesha, membuka sedikit demi sedikit matanya, dia melihat langit dan awan, tubuhnya terasa seperti melayang dan bersiap terjatuh.
Menolehkan wajahnya dia terbelak melihat hamparan hijau dengan pohon/-pohon lebat dibawah.
Ingin sekali berteriak tapi tenggorokannya tercekat. Berharap ini cuman mimpi terjatuh yang sering kali dia alami. Tetapi entah mengapa terasa nyata.
Mencoba untuk tenang, berpikir mencari cara agar terjatuh tetapi tetap hidup.
Saat menatap pohon dibawahnya ide cerdas tapi cukup nekat untuk manusia zaman modern, bergelantungan di dahan pohon adalah salah satu cara agar badannya tidak remuk karena jatuh entah dari ketinggian berapa kaki dari atas langit.
Jantung Alesha berdebar kencang, sedikit lagi dirinya terjatuh dan melaksanakan aksi nekatnya itu.
'1. 2. 3. ' Hitung Alesha dalam hati bersiap.
Menelentangkan tangannya mencoba meraih dahan pohon.
'Haappp'
Berhasil meraih salah satu dahan pohon, tubuh Alesha tergelantung dengan nafas yang tidak beraturan.
Alesha mencoba membuat nafasnya stabil tetapi tangannya yang memegang dahan pohon lemas dan tidak kuat lagi menahan tubuhnya.
Tidak bisa begini terus semua anggota tubuhnya sudah lemas karena terkejut dengan kejadian yang dia alami.
Menundukan wajahnya untuk melihat kebawah, Tinggi dahan pohon ini dengan tanah tidak terlalu jauh tetapi tetap saja tinggi, bagaimana kalo jatuh dari pohon ini walaupun tidak mati tetapi ia menjadi lumpuh?
Kedua tangannya tidak bisa menopang lagi tubuhnya, dia terjatuh lagi. Entah nasib sial apa yang menimpa/-nya!
Alesha memejamkan matanya.
'Brukkk' Suara terjatuh
Alesha pingsan dengan posisi absurd. Tubuhnya tidak ada yang terluka, tetapi ia pingsan karena mentalnya terkejut. Entah bagaimana tanah tempat dia terjatuh menjadi lembut tidak seperti tanah disekitarnya yang lain.
------------
Alesha membuka perlahan kedua matanya, disambut dengan terik nya matahari diatas kepala yang menandakan bawah waktu sekitar jam 12 siang, berbeda dengan waktu ditempatnya tinggal, atau dia sudah pingsan sehari semalam membuat waktu berganti hari.
Entahlah, Alesha tidak ingin memikirkan itu, yang paling penting dia sekarang ada dimana?
Kepalanya pening, badan serasa remuk redam walaupun tidak seperti sebelumnya.
Mendudukan dirinya dan menatap sekitar hanya terlihat pepohonan lebat, daun kering yang berjatuhan dari dahannya dan beberapa serangga kecil.
Sebentar! Alesha merasa ada yang janggal, meraba wajahnya dengan tangan menuju bagian mata. Dia adalah gadis yang harus memakai kacamata, kalau tidak memakai kacamata dia tidak akan bisa melihat jelas seperti sekarang.
Holla! Alesha terkejut karena tidak memakai kacamata tetapi penglihatannya seperti mata orang normal yang melihat jelas malah sangat jelas dan tajam.
Mengusap/-usap kedua matanya, memejamkan dan membuka lagi tetap sama jelasnya.
Saat angin menerpa wajahnya, Rambut hitamnya yang tegerai pun berkibar, dan menambah rasa terkejutnya karena rambut pendeknya memanjang sepanjang pinggang begitu lebat dan halus.
Alesha begitu kebingungan, Dia masih memakai Kaos pendek dan Hotpants yang tadi dia pakai saat hendak mencuci pakaian, ini masih tubuhnya tetapi kenapa berubah drastis.
Memperhatikan tangannya yang menjadi lentik dan panjang, bertanya/-tanya kemana perginya lemak gorengan yang selalu dia makan.
Tubuhnya menjadi lebih ramping dan kecil, berubah drastis dari dirinya yang memiliki tubuh berisi.
Walaupun kulitnya tidak berubah banyak masih khas wanita Asia Tenggara yang memiliki kulit kuning langsat atau sawo matang. Alesha memiliki kulit kuning langsat dan lebih berkilau sekarang.
Seperti tubuh yang mengalami pembaruan, apakah rasa remuk redam saat tersedot kedalam mesin cuci itu adalah karena memperbarui bentuk tubuhnya?
"Pasti ini mimpi." Gumam Alesha.
'Plakk' Menampar keras pipinya
"Aduhh!!" Ringis Alesha
"Bukan mimpi yaa? Ini dimana?" Gumam Alesha.
"Semuanya pohon----tidak ada orang untuk tempat bertanya! Setidaknya kalau memang perjalanan waktu atau dimensi seperti di drama dan novel harusnya didalam istana atau kediaman keluarga besar! Semuanya salah mesin cuci aneh itu, Membuatku merasakan kegilaan ini! Awas saja akanku jual kalau sudah pulang kerumah Bibi." Keluh Alesha
Haruskah dia berdiam diri seperti ini terus sampai ada orang yang menemukannya? Atau jalan tidak menentu arah dan berisiko ketemu binatang buas?
Bukan Alesha namanya kalau tidak berani mengambil resiko. Dia memutuskan berjalan dan mencari manusia atau pemukiman didalam hutan ini.
Berjalan didalam hutan dan sesekali menemukan ilalang rumput yang tinggi. Dia hanya memakai hotpants dan kaos lengan pendek membuatnya tidak nyaman karena beberapa kali tergores, kedua kakinya juga tidak memakai alas membuatnya memperlambat langkah kakinya.
Satu jam sudah sejak dia menyusuri hutan antah berantah ini, mensyukuri keadaan yang hanya bertemu hewan liar dan tidak buas diperjalanannya.
Tetapi Alesha yakin kalau saat malam datang para binatang buas dihutan ini pasti akan muncul, membuatnya tetap harus menyusuri hutan ini agar tidak bermalaman dan bertemu bintangan buas.
Menyesali keadaan sekarang karena tidak pernah mau ikut camping/PERSAMI saat disekolah dulu dan tidak pernah ikut organisasi yang berhubungan dengan alam.
Dengan hanya berbekal ilmu yang dia liat di internet dan dia nonton di salah satu platfrom saat sedang random dan bosan. Mampukah dia bertahan keluar dari hutan ini? dan mengetahui sebenarnya apa yang terjadi?
Banyak nyamuk dihutan ini yang membuat Alesha kesal setengah mati karena kaki jenjangnya di gigit para nyamuk itu.
Memberhentikan langkahnya karena lelah dan lapar. Alesha menundukan tubuhnya menepuk kakinya saat seekor nyamuk hinggap.
Mengedarkan pandangannya keatas pohon untuk melihat apakah ada buah yang bisa dia makan.
Tetapi sepertinya tidak ada buah yang bisa dia makan.
Gerombolan burung terbang diatas kepala nya. Alesha mengikuti arah rombongan burung tersebut, karena katanya kalau kau tersesat dihutan dan ingin menemukan sumber air ikutilah arah kemana burung pergi, disana akan kau temukan sumber air.
'Mari kita buktikan apakah imformasi itu benar.' Pikir Alesha
Melangkahkan kakinya cepat menyusul rombongan burung yang sudah terbang jauh.
Beberapa menit kemudian terdengar suara air mengalir dan terlihat dari kejauhan sungai jernih didepan sana.
"Ternyata benar, tidak sia/-sia aku menonton video informasi itu." Ucap Alesha senang.
Buru/-buru Alesha berlari saking bahagianya.
Mencelupkan kedua kakinya yang terasa gatal ke air sungai. Membuat suasana hati Alesha lebih baik dari sebelumnya.
Menggulung rambut panjangnya menjadi sanggul walaupun terlihat berantakan, setidaknya mengurangi rasa panas di tubuhnya karena terik matihari dan berjalan kaki menyusuri hutan.
Menundukan tubuhnya untuk membasuh wajahnya dengan air sungai tersebut.
Menepuk/-nepuk wajahnya dan meminum air sungai, secara tidak sengaja dia melihat pantulan wajahnya dari air.
Wajahnya masih tetap sama dengan kedua pipi yang berisi, kedua mata yang tidak kecil maupun lebar, hidung yang kecil, alis hitamnya yang rapih, bulu mata yang terlihat lebih lentik dari sebelumnya. Hanya saja telihat lebih bersih dan menawan, entah apakah wajahnya termasuk ikut berubah?
Sebuah suara langkah kaki orang berlari kearahnya tedengar, buru/-buru Alesha berdiri dan membalikan tubuh nya.
Alesha membelakan kedua matanya dan menutup mulut dengan tangannya, melihat seseorang yang berlari teratih itu.
Orang ituu.....
•••••••••••••••••••••••
Alesha membelakan kedua matanya dan menutup mulut dengan tangannya, melihat seseorang yang berlari teratih itu.
Orang ituu.....
-----------
Gadis dengan pakaian kuno yang tadi berlari dengan langkah teratih/-atih berdiri beberapa langkah didepannya.
Wajah gadis itu terlihat pucat dan kelelahan, saat pertama melihat Alesha dia menampilkan ekspresi terkejut, tetapi ekspresi itu hanya bertahan beberapa detik dan digantikan dengan ekspresi penuh kelegaan.
Alesha dan Gadis itu bertatapan dan saling terdiam.
Wajah gadis itu mirip sekali dengan dirinya walaupun dibeberapa hal mereka terlihat berbeda, seperti kulit gadis itu yang putih bak mutiara dan tubuhnya yang entah mengapa lebih berisi daripada tubuh Alesha yang bertransformasi menjadi lebih ramping dan kecil.
Itu membuat Alesha terkejut melihat pantulan wajahnya berdiri didepan dirinya.
"Kamu siapa? Wajahmu kenapa begitu mirip denganku?" Tanya Alesha lebih dulu membuka suara.
Tunggu! Alesha menutup lagi mulutnya dengan tangannya, Bahasa apa yang tadi dia gunakan? Sejak kapan dia mempelajari bahasa ini? Dia tidak pernah mendengar bahasa seperti ini sebelumnya? Apakah Bahasa ini seperti bahasa kuno yang hilang dari peradaban?
Gadis itu hanya diam mendengar pertanyaan Alesha, tentu dia mengerti ucapan Alesha.
Tetapi entah mengapa dia hanya menatap dalam wajah Alesha.
Alesha yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri pun kembali fokus dengan hal didepannya.
"Kamu bisa berbicara tidak? Kamu mengerti ucapanku? Kalau kamu tidak mengerti aku juga tidak mengerti. Ini bukan bahasa yang kupelajari, begitu saja keluar dari mulutku, sangat aneh. Oh iya kenapa pakaianmu seperti itu? lagi syuting drama disini? Aktor utama nya siapa? Xiao Zhan, Cheng Yi, Li Hongyi, atau Wang Yibo?" Cerocos Alesha tidak menentu arah karena melihat gadis itu hanya terdiam kaku membuatnya sedikit mengubah suasana menjadi lebih santai agar gadis itu menjawab pertanyaannya.
Gadis itu tersenyum, Alesha yang melihatnya pun senang karena caranya berhasil, Apakah mungkin gadis itu mengenal semua aktor yang dia sebutkan tadi?
"Aku mengerti ucapanmu. Akhirnya bertemu denganmu, sayangnya di waktu yang tidak tepat." Ucap Gadis itu
Alesha melihat pancaran kesedihan di raut wajah gadis itu.
Sebelum Alesha lanjut bertanya, suara langkah kaki yang terdengar lebih berat dari sebelumnya mendekat kearah mereka.
Gadis itu terlihat panik, dia berlari cepat kearah Alesha dan mendorong tubuh Alesha ke sungai.
"Byuurr..." Suara Tubuh terjatuh kedalam air.
Alesha yang belum siap pun tenggelam meminum banyak air. Merutuki tindakan kejam gadis itu dengan kata/-kata kasar.
Beruntungnya Alesha bisa berenang walaupun tidak pro, tetapi dia tahu caranya berenang.
Dengan mencoba tenang dan mencoba mengendalikan situasi dengan stabil, tubuhnya yang terseret arus sungai pun terhenti saat dia meraih batu besar menjadi tumpuan nya agar tidak terseret jauh dan segera kembali ke permukaan.
Wajahnya keluar dari permukaan air, saat ingin naik ke batu besar itu untuk kembali ke permukaan, Alesha melihat gadis itu hendak terjatuh juga ke sungai saat belati menancap di dada kirinya, yang menancapkan belati tersebut adalah seorang pria berpakaian hitam dengan wajah ditutup seperti pembunuh bayaran di drama yang sering Alesha lihat.
Melihat situasi didepan matanya tubuh Alesha menegang, Jelas saja ini kejadian nyata berbeda dari drama yang hanya dilihat dilayar ponsel.
Alesha akhirnya mengerti kenapa gadis itu mendorongnya kesungai, bersyukur karena gadis itu melakukan hal tersebut.
Saat terjatuh kesungai kemungkinan Alesha hidup lebih besar daripada harus bertemu pembunuh dengan wajah mereka berdua yang mirip, karena kalau sampai Alesha terlihat pembunuh itu, Alesha juga ikut terbunuh saat dia tidak tahu apapun mengenai semua kejadian yang menimpa nya.
"Byuurrr" Suara tubuh yang terjatuh ke air sungai.
Tubuh gadis itu tenggelam dan terseret arus sungai, Pembunuh bayaran itu yang melihat kejadian tersebut langsung pergi karena sudah menyelesaikan tugas yang diberikan atasannya.
Alesha yang sudah sepenuhnya sadar akan situasi melihat kalau pembunuh sudah pergi berniat meraih tubuh gadis yang mirip dengan dirinya.
Dengan mengandalkan kemampuan dirinya didalam air sungai dia menyelam dan berenang kearah gadis berbaju kuno---warna merah dibaju tersebut membantu penglihatan Alesha didalam air agar lebih cepat menemukannya.
"Haaapp" Alesha menangkap gadis tersebut dan membawanya muncul kepermukaaan air.
Saat kepala mereka muncul Alesha langsung mengambil napas sebanyak mungkin.
Menoleh kearah gadis disebelahnya dia terlihat masih sadar dengan mata yang berkedip.
Dengan cepat Alesha membawanya kepermukaan dan menidurkan tubuh gadis itu diatas batu besar.
Saat melihat belati yang menancap itu Alesha meringis dan tidak tahu harus berbuat apa.
Gadis itu menatap Alesha dan sedikit tersenyum melihat wajah Alesha yang kebingungan.
Alesha yang melihat ekspresi gadis itupun ingin memaki nya, masih sempat/-sempatnya tersenyum disituasi dia sendiri sedang kritis.
Gadis itu mengangkat lengannya mencoba meraih sesuatu, Alesha yang melihat itupun reflek menggenggam lengan gadis itu dengan kedua lengannya.
Melihat lengan Alesha yang memakai Gelang Giok Biru, Gadis itu seperti teringat sesuatu, dan mencoba untuk berbicara.
"Ambil...Kalung..Giok...Ku" Ucap Gadis itu terbata/-bata
Alesha yang mendengarpun awalnya kebingungan tetapi saat sinar matahari sedikit memantulkan cahaya dari kalung bergiok putih dileher gadis tersebut membuatnya cepat mengerti.
Dengan cepat melepaskan kalung tersebut dan hendak menyerahkannya kepada Gadis yang sedang kritis dihadapannya.
"Untuk..mu..Aku...sudah...menunggu...mu...sejak...Sepuluh...Tahun...yang...lalu...sayangnya...tidak...bisa...mengenal..mu...lebih...lama...Saudari." Ucap Gadis Itu terengah-engah dengan napasnya yang hampir habis, Alesha sama sekali tidak mengerti maksud ucapannya.
"Xiu...Qixuan..." Ucap Gadis itu mencoba meraih dan mengelus wajah Alesha.
Merasa gadis ini sedang membayangkan seseorang terdekatnya yang Alesha tidak tahu, membuat Alesha membiarkan gadis itu melakukan hal yang dia ingin didetik terakhirnya.
Alesha ingin menolongnya tetapi dia tidak punya pengetahuan dibidang kedokteran dan juga saat ini mereka sedang berada di hutan tidak ada tabib disekitar sini. Tabib biasanya mencari tanaman obat di gunung, kan?
"Aku tidak bisa melakukan apapun untuk menolongmu, karena aku tidak mengerti. Apakah kamu bisa bertahan dan menunjukanku jalan terdekat keluar atau menemukan pemukiman untuk mencari tabib?" Tanya Alesha
"Tidak...Perlu..." Ucap Gadis itu menutup matanya
Karena memang benar tidak perlu, luka yang diakibatkan belati tersebut tepat mengenai jantungnya.
Alesha yang melihat itupun panik tanpa sadar matanya berkaca/-kaca, Gadis ini sungguh kasian sekali.
Mencoba untuk membuat gadis itu tetap sadar sedikit lebih lama, Alesha menanyakan beberapa hal.
"Namamu? kau umur berapa? Tinggal dimana?" Tanya Alesha, pertanyaan yang sangat tidak tepat disaat seseorang sedang sekarat.
"Xiu...Qiaofeng....15tahun...Aku---" Sebelum menyelesaikan ucapannya gadis itu menghembuskan napas terakhirnya.
Alesha menangis tanpa sadar, masih begitu muda, meninggal sendirian disini tanpa keluarga dan kerabatnya yang tahu bahwa anak atau adik mereka telah tiada. Alesha juga menangisi dirinya sendiri karena kebingungan harus memakamkan gadis ini sendirian.
•••••••••••••••
Xiu Qiaofeng
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!