NovelToon NovelToon

KOMA

Erin Si Guru Baru

suara gaduh dikelas 12 sudah terbiasa saat guru tidak ada, rusuh itu sering terjadi tetapi hari rabu ini kelas 12 sangatlah tenang, sampai-sampai guru yang lain terperangah heran, wajar sja kelas itu sangat tenang karena ini adalah hari pertama seorang guru pengganti mengajar.

"selamat pagi!" ucapnya ramah.

"pagi bu!" jawab siswa yang lebih bnyak laki-laki menjawab.

"kalian sudah mengenal namaku bukan, karena guru sebelumnya sudah memberitahu lebih dulu" ucapnya.

"ya bu Erin!" ucap murid-murid.

"panggil saja kak Erin, karena aku hanya lebih tua dua tahun dari kalian" ucap Erin.

"baik! kak Erin" ucap semua.

ini hari pertama Erin mengajar, murid-murid sangat menyukai cara mengajar Erin yg mnurut mereka tidak membosankan.

***

di sebuah perusahaan direktur utama sedang menerangkan bbrapa proyek di ruang rapat, semua kariawan wanita sangat terpesona tak terkecuali sekertarisnya sendri Milli.

"pak Renz sangat bersahaja saat menerangkan!" ucap kariawan wanita

"Milli kau beruntung sekli menjadi sekertarisnya, kau bisa selalu bersamanya" ucap kariawan lain.

"ya begitulah, tapi sayang pak Renz sangat dingin, tidak ada rasa humor nya, tapi itu menjadi ciri khasnya."ucap Milli.

Renz mendengar pembicaraan para kariawannya dan menghentikan penjelasannya.

"jika kalian ingin mngobrol, kalian bisa keluar sekarang," ucap Renz

"ma-maaf pak!" ucap mereka bersaman

beberapa menit kemudian rapat pun berakhir dan Renz mnyalami satu persatu clien-cliennya, setelah itu Renz meminta Milli menyiapkan makan siangnya di ruang kerjanya.

"aku ingin makanan yang tidak terlalu asin dan jangan terlalu pedas kau mengerti kan!" pinta Renz

"iya pak, akan saya siapkan, apa ada yang lain pak?" tanya Milli

"ya! setelah makan siang aku harus ke sekolah yang menjadi salah satu gedung yang akan aku hancurkan untuk membuat supermarket, karna jika mereka tidak segera pindah aku akan melakukan dengan cara paksa"ucap Renz

"saya akan menyiapkan mobil pak!"ucap Milli

"terimakasih" ucap Renz.

****

ruanģ guru sedang mngadakan rapat, Erin pun tidak lupa ikut menghadiri rapat tersebut.

"siang ini pengusaha yang akan merobohkan sekolah kita akan datang, aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain menuruti keinginannya karena lokasi ini sudah resmi mnjadi miliknya," sedih kepala sekolah.

"kenapa bisa bgitu pak, apa dia tidak pernah sekolah, disni ada ratusan siswa yang mau belajar, jika sekolah ini di robohkan lalu dimna mereka sekolah lagi, bagaimana pendidikan mereka?" tanya Erin.

"kita akan di pindahkan sementara di sekolah-sekolah yang mau menampung, karena sekolah kita ini hanya sekolah swasta jdi kita tidak bisa bertindak apa-apa,"ucap guru lain

"siapa sih pengusaha itu, aku akan bilang padanya agar membatalkan penggusuran sekolah kita,"kesal Eein

"kau tidak akan sanggup Erin, dia sangat kuat dan berkuasa, tidak ada yg tidak mengenalnya di kota ini," ucap guru lain.

"siapapun dia, walau presiden sekalipun aku tdak takut, aku akan mempertahakan sekolah kita ini,"ucap Erin tak gentar.

salah satu murid mendengar pembicaraan Erin dan setuju untuk mempertahankan sekolahnya.

"kak Erin benar ibu bapak, kita tidak boleh takut pada pengusaha itu, kita disni untuk sekolah, kak Erin kami semua mendukungmu,"ucap seorang murid di susul murid yang lain.

semua guru keluar dan melihat murid-murid mereka sudah memenuhi lapangan dngan membawa lembaran karton bertulis kan keinginan mereka.

tak berselang lama sebuah mobil hitam keluaran terbaru masuk ke halaman sekolah dan membuat para murid menyingkir, setelah berhenti seorang pria keluar dngan tangan mengancing jasnyau

bukannya berdemo,para murid justru terkesima dngan pria itu yang tak lain adalah Renz Adipratama, Erin jadi menciut karena melihat murid-murid tidak jadi berdemo.

"kau lihat kan Erin, tidak ada yang bisa kita lakukanu" kata seorang guru wanita.

Renz beserta anak buahnya masuk ke ruang kepala sekolah, guru lain tidak bisa masuk karna pintu langsung di tutup, mereka pasrah dngan keputusan yang terjadi tapi tidak dengan Erin, Erin menguping pembicaraan dari luar pintu, tapi tidak kedengaran.

"mereka membicarakan apa sih! aku sama sekali tidak bisa mendengar" batin Erin

tanpa di ketahui Erin, Renz membuka pintu dan jleb Erin pun terjatuh di pelukan Renz, cukup lama Erin menatap wajah tampan Renz.

"hey!" tegur Milli.

Erin pun tersadar dan berdiri tegak menatap Renz yang begitu tinggi baginya.

"kau, kau yang mau menggusur sekolah kami kan, kami tidak akan tinggal diam kami akan bertindak!" kesal Erin.

kepala sekolah sudah mmberi isyarat tapi Erin tidak perduli Erin masih saja mengoceh memaki Renz, Renz menjentikkan jemarinya lalu Erin terdiam seketika.

"sepertinya aku akan memajukan tanggal yang kita sepakti tadi pak, yg tadinya 2 bulan menjadi 2 minggu, bersiaplah, "ucap Renz berlalu pergi.

Erin terkejut dan melirik ke kepala sekolah, pak kepsek hanya menggelengkan kepalanya sedih lalu ia masuk ke ruangannya,Erin tau ia sudah melakukan kesalahan, Erin pun mengejar mobil Renz yang mulai meninggalkan sekolahan.

"pak! tunggu pak," panggil Erin sambil menggedor-gedor kaca mobil Renz.

bukannya berhenti, mobil Renz pun melaju pergi, tapi Erin tidak tinggal diam ia pun mnghentikan taksi dan mengikuti mobil Renz yg menuju kekantornya.

"ini tidak boleh terjadi,aku harus bicara dengannya."ucap Erin.

mobil Renz melaju begtupun taksi Erin, beberapa menit kemudian mereka sampai, Erin terkejut melihat perusahaan yang begitu besar, sampai ia lupa mengikuti Renz, setelah sadar Erin pun masuk tetapi di halangi security, Erin tidak pendek akal ia pun bilang jika ia adalah tunangan Renz Adipratama, security itu tidak bodoh security pun meminta bukti.

"sial, aku tidak punya bukti untuk bisa masuk, kenapa juga bilang kalau aku tunangannya," batin Erin.

"kalau kau tidak punya bukti, sekarang kau bisa pergi" usir security.

Erin pun terpaksa pergi, karena berjalan gontai Erin menubruk seorang nenek, Erin meminta maaf karna si nenek terjatuh Erin pun membantunya berdiri.

"maafkan saya nek!" panik Erin

"tidak apa-apa nak, kau kenapa? kau terlihat sepertinya kebingungan,"ucap si nenek

"aku ingin bertemu dengan pemilik perusahaan ini, dia harus bertanggung jawab atas apa yg terjadi," sedih Erin

si nenek pun salah paham dan mengira terjadi sesuatu antara gadis itu dan pemilik perusahaan.

"kau ingin menemui Renz?" tanya nenek.

"ya nek, saya harus bertemu dengan Renz, dia harus menyelesaikan ini semua,"ucap Erin.

"ikutlah denganku,"ajak nenek

"tapi nek, aku saja yang mengaku tunangan pak Renz tidak di bolehkan masuk apalagi nenek,"ucap Erin.

"kau tenang saja, ayo!" ajak nenek menggandeng lengan Erin.

mereka melewati security, security menghentikan mereka.

"tuh kan nek, dia tidak akan membiarkan kita masuk," cemas erin

"dia bersamaku!"ucap nenek

security itu pun mengijinkan meeka masuk.

"wah nenek sangat hebat, atau jngan-jangan nenek bekerja disni, ahh tapi tidak mungkin, nenek kan sudah tidak muda lagi," gumam Erin pelan.

"karena nenek sudah tua, begitu maksudnya,"ucap nenek menahan tawa

"maaf nek," gumam Erin lalu tersenyum.

mereka menaiki lift yang menuju ruangan Renz, tibalah mereka di depan pintu ruangan Renz, Erin pun mengetuk keras ruangan Renz

"masuk!" ucap Renz dari dalam.

"hay! pak,"sapa erin.

"kau! kenapa kau bisa datang kemari?" tanya Renz

"nenek yang membawanya,"ucap nenek dari belakang Erin.

"nenek di sini?" kejut Renz

Erin kebingungan terlebih nenek dan pengusaha dingin itu seperti sangat saling mengenal.

"nek! kalian" bingung Erin.

"ya! dia Renz Adipratama, cucuku" kara nenek santai.

brughh..

Rrin pun pingsan di depan nenek dan juga Renz.

Next.

Mempertahankan Sekolah

#KOMA eps 02

Erin pingsan karena tau jika nenek yang ia tabrak sampai jatuh itu dan yang membawanya menemui Renz adalah nenek Renz, nenek panik meminta Renz menggendong Erin ke sofa.

"ayo Renz cepat, nenek tidak kuat membopong dia sendri," ucap nenek.

"untuk apa juga nenek membawanya kemari, menyusahkan saja," ketus Renz

Renz menggendong Erin ke sofa dan membaringkannya.

"Renz nenek mau bertanya padamu?"tanya nenek.

"apa kita bisa bicara nanti nek, aku sedang sibuk mengurus pekerjaanku, belum lagi gadis itu," ucap Renz menuju meja kerjanya.

"apa yang sudah kau lakukan pada gadis ini, apa dia pacarmu, apa dia hamil?" Tanya nenek menyelidiki.

"apa! Nenek apa-apaan sih, aku tidak mengenalnya nek, dia bukan siapa-siapa" kejut Renz karna di cecar pertanyaan.

"kau jngan bohong, dia ingin menemuimu untuk sebuah masalah yang besar dan kau di minta bertanggung jawab, apa maksudnya, dia juga terlihat sangat sedih tadi saat nenek bertemu dngannya,"ucap nenek

"nek, dia hanya orang yang mencari simpati padaku, nenek tau sendiri kan setiap perempuan yang melihatku pasti mengada-ngada lalu mencari alasan untuk mendekatiku," angkuh Renz

"Kalau begitu, kenapa kamu belum menikah, umurmu sudah kepala 3 Renz, sampai kapan kamu seperti ini?" Tanya nenek kesal.

"aku tidak akan pernah menikah, karna bagiku pernikahan hanyalah sebuah permainan, lihat kedua orang tuaku mereka lebih mementingkan urusan karir mereka sendri dan lupa jika aku ini masih ada," kesal Renz

"ya sudah, sekarang jelaskan pada nenek, kenpa gadis ini bisa ada di depan kantormu dan dia ingin kau bertanggung jawab?" Tanya nenek melirik ke Erin.

"baik! aku akan jelaskan pada nenek agar nenek tau siapa dia, wanita ini salah satu guru di sekolah yang bangunannya akan aku gusur nek, pemilik lahan disekolah itu menjualnya pada perusahaanku, awalnya aku menolak karena itu bangunan sekolah, tapi kami sudah mengadakan rapat antara ketua yayasan kepala sekolah dan si pemilik tanah dan sudah di sepakati bangunan sekolah itu akan di robohkan sesuai jadwal,karena gadis ini mempermalukanku di sekolah tadi jadi jadwal yg seharusnya 2 bulan lagi aku percepat jadi 2 minggu,"jelas Renz sambil mata dan jemarinya fokus pada laptop.

"kau ini memang tidak mempunyai perasaan Renz, nenek sangat kecewa padamu, apa seperti ini cara nenek mendidikmu," kesal nenek

"aku bukan tidak punya perasaan nek, tapi inilah bisnis" ucap Renz lagi sambil berjalan berlalu keluar dari ruangannya tanpa permisi yang membuat nenek menggelengkan kepalanya.

"Sampai kapan sikapmu seperti itu Renz," gumam nenek sedih.

Erin mulai sadar dari pingsannya, ia melihat nenek duduk di sampingnya, erin segera duduk celingak celinguk melihat kalau-kalau ada Renz di ruangan itu dan meminta maaf pada nenek.

"nek! Saya minta maaf, tidak seharusnya saya menabrak nenek tadi, nenek jangan marah ya nek, apa kau bilang sama cucumu itu kalau tadi saya menubruk nenek, tapi tadikan tidak sengaja, nek dia akan memajukan lagi tanggalnyan bagaimna nasib kami,"panik Erin sedih.

"kau tenang saja, nenek akan membantumu sebisa nenek,ohh iya apa ada yang sakit, atau ada yang luka, kita kerumah sakit ya"bujuk nenek.

"aku baik-baik saja nek, terimakasih aku pamit dlu,"ucap erin terburu-buru keluar.

Erin pergi dari ruangan Renz, nenek tidak bisa mencegah Erin pergi, tak lama Renz masuk ke ruangannya kembali.

"nenek! kau sndri, gadis itu dimna?" Tanya Renz

"dia pergi, dia seperti anak baik-baik, nenek menyukainya,"

"nenek jangan memulainya lagi" malas Renz.

ponsel nenek berbunyi, nenek pun segera mengangkat telefon dari nomer yang tidak asing di ponselnya.

"siapa?" Tanya Renz

"Jojo, nenek angkat dulu ya!" Jawab nenek.

["hallo sayang!"sapa nenek]

["nenek, tebaklah aku sekarang ada di mana?" Tanya Jojo.

["kau, kau kan di amerika, kenpa masih bertanya pada nenek," bingung nenek]

["nenek salah, aku sekarang ada di luar gedung perusahaan ka Renz" kata Jojo]

nenek terkejut..

["kau di bawah?" Tanya nenek terkejut.]

Renz mengambil ponsel neneknya.

"Jo! kamu dimna?" Tanya Renz

"Kak, aku di parkiran kantormu, tunggu sebentar aku akan naik ke ruanganmu,"ucap Jojo

Jojo mematikan ponselnya dan keluar dari mobil, semua mata tertuju pada Jojo pria yang tidak kalah tampan dengan sepupunya Renz, Jojo berjalan dengan banyak gaya, sedang Erin baru keluar dari pintu depan, Erin yang terburu-buru pun akhirnya menubruk Jojo.

"ma-maaf," setelah mengatakan maaf Erin langsung pergi begitu saja.

"waww!! gadis yang sangat cantik" puji Jojo terus memperhatikan Erin yang menjauh lalu masuk ke taksi yang ia berhentikan.

Jojo naik ke atas keruangan Renz, disana nenek sudah menunggunya.

"hay! Semua," sapa Jojo

"apa orang tuamu tidak mengajarkan mengucap salam terlebih dulu," omel nenek

"Im sorry baby, nenek apa kabar dan hay! kak kau makin tampan dengan jas itu," puji Jojo lagi.

"Jo! kau pasti kabur dari rumah lagi kan seperti yg sudah-sudah, benarkan!" selidik Renz

"kali ini tebakanmu salah, aku sudah dapat izin dari mama untuk kembali ke Indonesia, coba tebak aku akan bekerja dimna?" Tanya Jojo.

"jangan bilang uncle mengirimmu ke perusahaanku!" Tebak Renz

"kau benar kakak, kau pasti senang aku akan membantumu disni kan, kau tenang saja aku tidak akan mengecewakanmu," tekan Jojo

"dengar sayang, kau kan bisa bekerja di perusahaan nenek, perusahaan yang di kelola papamu, lalu kenpa papamu justru mengirimmu ke perusahaan Renz, nenek akan bicara pada papamu, jangan-jangan ini cuma akal-akalanmu saja Jo!"ucap nenek mengambil ponsel dari tas nya.

"tidak usah nek, aku tidak mau berurusan lagi dengan uncle dan aunty, Jo kau bisa bekerja mulai besok di kantor ini tetapi kau harus menjadi kariawan biasa lebih dulu," ucap Renz

"siap bos, ayo nek kita pulang, tadi dari bandara aku langsung kemari,"jelas jojo.

"baiklah cucu ksayangan nenek, kita pulang dan nenek akan memasakkan makanan kesukaanmu, nenek sangat rindu padamu sayang," gemes nenek pada cucu bungsunya.

Jojo menggandeng neneknya dan ia berhenti sejenak.

"ka! sepertinya kau tidak tau jika ada bidadari bekerja di kantormu ini, besok aku akan mencarinya,"ucap Jojo yang mengingat wajah Erin.

"Jojo Jojo, anak itu tidak bisa lihat gadis cantik," tawa Renz

****

di rumah Erin.

Erin melempar tas di tempat tidurnya dan berbaring melepas kepenatan di kepalanya.

"aku heran, di dunia ini ternyata ada laki-laki dingin seperti dia, siapa itu tadi namanya? ohh iya Renz Adipratama, yah dia sih ganteng, keren, kaya pula tapi hatinya itu loh keras banget, mungkin lebih keras dari batu," gumam Erin kesal.

dari luar rumah seseorang mengetuk pintu rumah sewa milik Erin dengan keras hingga mengejutkan Erin yang masih di dalam lamunannya.

"Erin! Erin keluar kamu, bibi tau kamu di dalam kan," panggil pemilik rumah sewa dengan nada yang keras.

"astaga! ini sudah telat seminggu, aku belum bayar sewa rumah, duhh bagaimana ini," gugup Erin.

Erin membuka pintu dan tersenyum pasrah.

"Erin, ini sudah telat seminggu ya, kamu itu niat gak sih mau bayar, janji-janji terus, kalau kamu tidak mampu membayar sewa, kamu bisa kok keluar dri sini, masih banyak yang mau menyewa rumah ini," omel pemilik rumah.

"Bi! kasih aku waktu sampai akhir bulan ya, aku janji aku pasti bayar, aku baru hari ini mengajar dan belm dapat gaji, anak-anak les juga berkurang karena di sekolah mereka sudah ada bimbel, please bi kasih waktu ya," mohon Erin.

"baik, aku kasih waktu untung kamu guru les anakku, kalau bukan sudah aku usir dri kemaren-kemaren," omel pemilik rumah lalu pergi.

"duh! aku harus mempertahankan sekolah, kalau tidak aku mau bekerja dimana lagi, cuma sekolah itu yang mau menerima, baiklah Erin besok kau harus memohon kalau perlu berlutut pada orang angkuh itu demi hidupmu dan juga murid-muridmu" gumam Erin.

****

keesokan harinya, seperti kemarin Erin masuk mengajar terlebih dahulu dan saat jam mengajarnya berakhir lalu diganti guru lain, Erin meminta ijin kepada kepsek untuk menemui pria angkuh itu, awalnya kepsek tidak mengijinkan namun karena Erin memohon, ia pun akhirnya mendapat ijin, Erin buru-buru pergi ke kantor Renz, ia melewati security yang kemarin lagi.

Erin heran karna security tidak menegurnya saat lewat, Erin iseng lewat lagi dan lagi, 3x ia bolak balik namun security itu hanya melihat tidak berani menegurnya.

"hey pak! kenpa kau diam, kau tidak takut aku ini membawa bom," goda Erin.

"maaf nona, kemarin kau bersama nyonya besar, aku tidak bisa melarangmu setelah itu," tunduk security

"Ohh! Kalau begitu terimakasih, ehh tapi yakin bapak gak mau melarangku masuk," goda Erin lagi. Security hanya menggeleng membuat Erin puas sudah mengerjainya.

erin pun langsung naik ke ruangan Renz, Erin menempelkan telinganya ke pintu, saat itu Renz sedang bersama stafnya membahas penggusuran sekolah.

Brakk

"Hey tuan angkuh, kau ini punya hati tidak sih, kau bisa membuat ratusan siswa putus sekolah," marah Erin yang langsung membuka pintu paksa dan membantingnya hingga tertutup, Renz terkejut melihat kedatangan Erin ke kantornya lagi.

"Kau lagi, bagaimana kau bisa masuk seenaknya ke kantorku, pergi sekarang atau aku akan memanggil security, kenapa dia mengijinkanmu masuk kesini" marah Renz mengangkat gagang telephon.

Dengan cepat Erin menghampiri Renz dan mengambil gagang telephon dari tangan Renz.

"apa yang kau mau? uang, kau mau uang! aku akan berikan tapi tolong jangan ganggu pekerjaanku" Kesal Renz

"apa! sombong skali anda, walaupun aku miskin tapi aku punya harga diri, aku kemari meminta kau mmbatalkan penggusuran dngan cara baik-baik tapi kau justru menghinaku dengan ingin memberiku uang,"marah Erin.

Renz yang kesal karna kebawelan Erin menarik lengan Erin lalu keluar dan melewati tangga darurat, Erin kesakitan karna Renz menggenggam lengannya terlalu kuat hingga akhirnya mereka sampai di lobi bawah.

"keluar kataku!" bentak Renz

"aku tidak akan keluar sebelum kamu membatalkan penggusuran," kesal Erin meninggikan suaranya.

"kalau aku tidak mau, kau mau apa? Hah" bentak Renz lagi.

"aku akan tetap dsini sampai kau berhenti menggusur sekolah kami," tegas Erin

Jojo yang saat di amerika seorang model, membawa bebrepa wartawan dari berbagai stasiun tv untuk meliput dirinya yang mulai bekerja di kantor seorang Renz Adipratama, mereka masih di parkiran sedang meliput kegiatan Jojo.

Erin masih diam menyilangkan tangannya di dada, Renz memanggil security dan mengusir paksa Erin, ia sangat muak melihat wajah Erin yang terus memaksanya menghentikan penggusuran sekolah.

"lepaskan aku,"bentak Erin saat security menarik lengannya.

"heh orang sombong! dasar angkuh, tidak punya hatin pantas kau masih tidak laku karna kau itu angkuh, hanya orang bodoh yang mau dengan orang jahat sepertimu,"teriak Erin dengan kesal dan lantang.

Renz yang baru saja ingin menyentuh tombol pintu lift berhenti dan berjalan cepat mendekati Erin, security menjauh karna melihat wajah bos nya yang sangat marah, tanpa erin tau apa yang akan di lakuan Renz padanya akan berdampak buruk untuk kehidupannya.

"kau bilang apa tadi?" Tanya Renz dengan wajah memerah.

"angkuh!"

"selain itu?"kesal renz

"sombong, jahat dan ohh ya satu lagi tidak laku,"ledek Erin sambil berkacak pinggang mendongak karna tubuh tinggi Renz.

Renz langsung mencium kasar bibir Erin, Erin terkejut dan ingin melepaskan cenkraman Renz di bahunya namun pagutan Renz semakin dalam, Erin sampai sesak nafas karna ciuman kasar Renz, Jojo masuk bersama beberpa wartawan dan wartawan tidak lagi fokus pada Jojo, mereka malah pergi memotret Renz dan Erin, Jojo terbelalak melihat sepupunya mencium seorang gadis di depan umum dimna banyak orang yang melihat.

bersambung....

visual Erin dan Renz

Kesalahan Renz

blidz-blidz kamera beramai -ramai fokus pada Renz dan Erin, Erin dengan kuat mendorong Renz saat terlepas Erin langsung menampar keras Renz, Erin menyeka bibirnya yang ternyata berdarah karna benturan keras saat di cium Renz tadi.

"aku membencimu!" Marah Erin berlari menangis dan melewati wartawan serta Jojo yang kebingungan.

Renz pergi ke lift lalu security meminta wartawan keluar, Jojo berlari mengejar Renz dan ikut masuk kedalam lift.

"ka! Kau mengenal gadis itu? kau kasar sekali, kenpa tidak memintanya baik-baik, kasihan sekali gadis cantik itu," gumam Jojo.

Renz yang masih kesal menoleh ke arah Jojo dengan tatapan mata yang tajam, Jojo pun terdiam padahal ia masih ingin membahas gadis cantik tadi.

"astaga! Kak bibirmu berdarah?" Tanya Jojo yang melihat ujung bibir Renz sedikit berdarah.

Renz melihat ke kaca masih di dalam lift, Renz menyeka bibirnya tetapi itu bukan darahnya karna bibir Renz tidak terluka sedikitpun.

"kalau kau tidak terluka, berarti bibir gadis itu yang terluka, wah kak kau sangat sadis ternyata" goda Jojo. Pintu lift pun terbuka dan Renz menuju keruangannya di susul Jojo. Ponsel Renz berdering, itu panggilan dari neneknya.

"ya nek!" Sahut Renz

"Renz! Apa-apaan ini, nenek mendapat banyak telpon dari teman-teman nenek, sekarang kau lihat di tv, vidiomu viral dimana-mana," omel nenek

Renz langsung mengambil laptopnya dan melihat yang terjadi, Renz baru tersadar karna emosinya, ia membuat kekonyolan yang di tonton orang banyak.

"sial! kenapa ada wartawan di kantorku" kesal Renz

"ka, ini salahku,"ucap Jojo

"kau! Jo apa yang kau lakukan kenapa wartawan bisa masuk" marah Renz

"aku juga tidak tau kak, tiba-tiba mereka masuk, mereka saja meninggalkanku di parkiran " Kesal Jojo.

"yang aku tanyakan, kenapa ada banyak wartawan di kantorku, apa yang mereka liput di sini"bentak Renz

"mereka, aku" gugup Jojo. Baru kali ini ia melihat kakak sepupunya semarah sekarang.

"keluar jo!" Titah Renz.

"Tapi kak,"melas Jojo

"keluar!" bentak Renz.

Jojo akhirnya keluar dari ruangan Renz, ia pun pergi ke ruangannya sendiri.

sementara Erin menyeka air matanya dan kembali menuju ke sekolah, disana para murid memandang sinis Erin, seorang guru mendekati Erin dan meminta Erin ke ruang kepsek.

"bapak memanggil saya?" Tanya Erin.

"ini surat pemecatan, aku harap kau paham,"ucap kepsek

"loh pak, apa yang salah dengan saya, saya melakukan apa?" Tanya Erin.

kepsek memberikan handphon nya dan Erin menonton vidio durasi 2 menit itu.

"pak itu semua tidak seperti yang di lihat, saya bisa jelaskan pak" mohon Erin.

"kami dewan guru memutuskan untuk memberhentikan anda sebagai guru di skolah ini, silahkan keluar" usir pak kepsek

Erin berdiri pasrah, ia keluar lantas para murid melempari Erin dengan kertas-kertas yang di gumpal.

"huuuu, dasar bilangnya mau membantu kami tapi malah berbuat mesum,"teriak salah satu murid.

"tidak tahu malu, seharusnya guru jadi panutan, tapi ini sangat memalukan,"ucap murid lain

"Apa merayu itu keahlianmu, pantas saja kamu niat banget mau ke sana, gak taunya mau mengobral diri," seorang guru membuang air ke tubuh Erin.

Erin tidak tahan mendengarnya, ia pun berlari dan menghentikan taksi, Erin menangis di dalamnya. Sungguh ini hari tersial di dalam hidupnya.

"aku sangat membencimu Renz Adipratama,"kesal Erin memuku-mukul pahanya sendiri.

Tak menempuh waktu yang lama Erin pun sampai di rumah sewanya.

ia berfikir bagaimana kelanjutan hidupnya, kemana lagi ia mencari pekerjaan setelah pemecatan ini, baru mendudukkan diri di kursi depan rumah, ponselnya berbunyi.

"shemee!"

"kakak, aku lihat vidio mu bersama pengusaha terkenal itu, kau punya hubungan dengannya?" Tanya shemee

shemee adalah adik Erin, shemee masih sekolah jauh dari kota tmpt tinggal Erin sekarang.

"ini semua salah paham she, pengorbananku demi sekolah berujung pemecatan, aku harus mencari pekerjaan lagi untuk hidupku" Sedih Erin.

"ka! pulanglah, jngan seperti ini kau tidak perlu menderita kak, ayolah ka pulang" bujuk shemee.

"pulang kemana, ayah dan ibu sudah memutus hubungan denganku she," Sedih Erin.

"aku yakin saat kau pulang mereka akan menerimamu kembali" pinta shemee.

"kau jangan khawatir, aku bisa hidup walaupun tidak dengan kekayaan mereka, she doakan aku agar bisa mendapat pekerjaan lagi ya!"pinta erin

"aku akan terus mendoakanmu ka"ucap shemee

***

hari berganti, Erin siap mencari pekerjaan yang sama sebagai guru, kali ini Erin dapat tawaran menjadi guru TK, akhirnya Erin sampai di tk tempatnya mngajar, anak-anak menyambut guru baru mereka, Erin sangat senang dngan pekerjaanya kali ini, seorang guru lain mndekati erin dan berkenalan.

"hay, kau Erin kan aku shelo aku aku yang merekomendasikan kamu ke ketua yayasan, menurut mereka kau sangat baik menjadi guru, senang rasanya bisa mengenalmu, kita bisa berteman lebih dekat nantinya,"ucap shelo

"terimakasih bu shelo, aku sangat senang ada seorang yang mau akrab denganku" senang Erin.

***

Renz terbayang perlakuannya pada Erin, mungkin ia memang kasar, neneknya pun menasehati untuk menemui Erin dan meminta maaf, Renz pergi ke sekolah dimna Erin pernah mengajar.

"maaf pak, bu Erin sudah tidak mengajar lagi disni, wali murid dan kepala yayasan meminta Erin untuk keluar dari sini karna vidio kemarin,"ucap kepsek.

"tapi, apa kau tau dimna dia tinggal?" Tanya Renz.

kepsek memberikan alamat rumah Erin, Renz pun segera kesana, tapi sesampainya di sana Erin tidak dirumah.

"kemna dia, bukankah dia di pecat, seharusnya dia dirumah menangis!" Gumam Renz clingak clinguk.

pemilik rumah sewa melihat Renz lalu menghampirinya.

"kau mencari Erin?" Tanya pemilik rumah.

"ia bu, apa Erin ada di dalam ya?" Tanya Renz.

"dia pergi mengajar di sekolah TK tudak jauh dari sini, kau siapa? pacarnya," tanya pemilik rumah.

"aku!"

"hey tuan, Jika kau kekasih Erin, bantulah dia, paling tidak bayarkan sewa rumahnya, aku lihat kau ini orang kaya, mobilmu bagus dan pasti sangat mahal, sewa rumah ini tidak mahal tapi dia sangat kesulitan, terlebih setelah ia di pecat dari sekolahan kemarin" kata yang punya rumah

"dia menunggak berapa bulan?" Tanya Renz.

"2 minggu" kata pemilik rumah.

"apa ini cukup!" Seru Renz yang mengeluarkan beberapa lembar uang.

"ini lebih dari cukup, bahkan bisa menutupi 5 bulan kedepan tuan, betapa beruntungnya Erin punya pacar orang kaya" senang pemilik rumah.

"terimakasih infonya nyonya, kalau begitu saya permisi dulu," pamit Renz pergi ke mobilnya.

*****

waktu menunjukkan pukul 2 siang, anak-anak sudah pulang di jemput orang tua mereka, Erin pun bersiap pulang.

"mau ku antar!" ajak shelo

"tidak usah,rumahku dekat kok, jalan 15 menit udag sampai" tolak Erin.

"kalau begitu aku duluan ya!" Pamit shelo.

tak berapa lama Erin sampai, pemilik rumah menemui Erin dengan mengipaskan uang ke wajahnya.

"erin! kenpa kamu tidak bilang kau punya pacar kaya, lihat ini dia memberikanku uang untuk sewa rumah ini sampai 5 bulan kedepan,"ucap pemilik rumah

"Kenapa bibi ambil!" Kesal Erin.

Erin marah dan merampas uang itu lalu pergi ke kantor Renz dengan masih memegang uang Renz di tangannya, ia sangat yakin jika yang membayar sewa rumahnya adalah Renz. Siapa lagi orang kaya yang akan menemuinya.

hanya butuh waktu setengah jam Erin sampai di kantor, tanpa menghiraukan security dan kariawan yang lain, Erin langsung masuk keruangan Renz lalu melempar uang itu ke meja Renz.

"jangan kau fikir sudah mempermalukanku dan membuatku di pecat, kau ingin lagi orang-orang mengira aku mengemis padamu, maaf Renz Adipratama aku bukan perempuan gampangan," kesal Erin. Erin akan keluar dari ruangan Renz saat Renz kembali memanggilnya.

"tunggu!" Tahan Renz

Erin terdiam sedang Renz menghampirinya.

"Bisakah kau memaafkanku!" Seru Renz.

Erin tidak menjawab dan langsung pergi, saat masuk lift, Lift di sebelahnya terbuka, seorang pria paruh baya melihat sekilas Erin sebelum pintu lift tertutup.

"Erin!" Kejutnya.

bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!