NovelToon NovelToon

Terikat Dusta

Kejutan Anniversary ke 6

"Happy 6Th anniversary sayang." bisik seseorang ditelingaku dengan tangan yang melingkar di pinggangku dan sebuah kotak beludru biru ditangannya. Ku putar badanku menghadapnya kini mataku bertatapan dengan mata coklat bening yang selalu membuatku tenggelam dalam tatapannya.

Ya dialah Fabian Nugraha suamiku yang manis dan romantis tak pernah sekalipun Fabian melewatkan hari jadi kami. Aku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia. Ku buka kotak beludru biru itu terdapat sebuah kalung cantik dengan liontin inisial F ❤️ R. Mataku berkaca-kaca karena bahagia.

"Kamu suka ?" Tanya Fabian.

"Tentu saja sayang." Jawabku dengan tersipu. Entah kenapa walaupun telah menikah selama 6 tahun Fabian selalu sukses membuatku merona dengan perasaan cinta membuncah.

Fabian memasangkan kalung di leher jenjangku menatapku dalam "Seperti dugaanku, kamu akan cantik sekali dengan kalung ini," ucapnya. Fabian mencium dahiku lalu dengan lembut mencium kedua kelopak mataku, turun ke hidungku dan kemudian mencium bibirku dengan penuh perasaan. ciuman manis ini menjadi sentuhan sentuhan manis dan berhenti ketika suara pekikan nona kecil kami yang mengejutkan secara tiba tiba.

"Morning Mommy and Daddy.," teriaknya.

Celia sudah cantik dengan seragam TK nya dan rambut pony tail dengan poni yang menutupi dahi.

"Morning princess." Fabian melepaskan pelukan nya padaku dan kemudian mengangkat tubuh Celia ke udara dan diakhiri ciuman bertubi-tubi di wajah anak cantik itu.

Celia anak perempuan kami yang kini berusia 5 tahun dan sudah duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Kadang aku sering merasa iri, aku yang mengandung Celia selama 9 bulan, melahirkannya, begadang berbulan bulan tapi lihat wajahnya begitu cetakan Fabian. Alis mata yang tegas, hidung mancung dan bibir yang mungil tapi berisi. Celia ini Fabian versi hawa. Sungguh tak adil rasanya.

"Ayo kita turun sarapan."

"Mommy buat pancake untuk sarapan," ucapku

"Yeaaayy we love you mommy," ucap Fabian dan Celia. Mereka memang kompak astaga.

"Aku mau pancake dengan madu," ujar Fabian dan Celia. Ya untuk selera makanan saja mereka sama. Benar benar membuat ku merasa heran.

"Sayang aku dinas ke Surabaya hari ini, seperti yang sudah ku bilang sebelumnya. Mungkin sekitar 3 hari aku disana. Kalau kamu bosan boleh main ke rumah mami. Maaf harus pergi dihari jadi kita. Aku janji weekend ini kita habiskan waktu berdua," ucap Fabian beruntun menjelaskan sembari menggenggam tanganku.

" Its oke, maaf aku belum memberimu hadiah," jawabku

"Hadiah semalam cukup bagiku." Goda Fabian.

Mengingatkan tentang percintaan panas kami semalam.

"Dan aku ingin hadiah yang sama ketika aku kembali. Fabian mengerlingkan matanya nakal.

"Oke aku harus pergi sekarang, jadwal pesawat jam 10.00 nanti aku telepon bila sudah sampai. Baik - baik dirumah jangan nakal," kata Fabian lagi sambil mencium pipiku.

"Ayo princess kita harus pergi. Say goodbye to mommy." titah Fabian pada Celia.

Celia mencium tanganku dan beranjak pergi dengan Fabian. Aku mengantar kepergian mereka sampai ke pintu.

Fabian kembali ke arahku dan memelukku hangat tidak seperti biasanya.

"Aku sayang kamu Renata," ucap nya sebelum pergi. Belum apa apa aku sudah merindukannya.

Ya Tuhan semoga tak ada hal buruk yang terjadi doaku dalam hati.

***

Pukul 12 aku jemput Celia. Sudah beberapa kali ku cek ponselku belum juga ada notif pesan atau telepon masuk dari Fabian. Mungkin Fabian sibuk atau masih jet lag aku berusaha berpikiran positif.

Aku tak pernah menghubungi Fabian duluan ketika Fabian dinas luar kota takut mengganggu pekerjaan nya.

"Mommy aku pengen es krim dan ayam goreng . Boleh ya mommy please," ucap Celia dengan wajah memohon yang menggemaskan.

"Oke princess," jawabku.

"Pak Wito tolong mampir dulu ke.mall terdekat ya. Celia mau beli es krim nih," ucapku pada Pak Wito supir pribadi yang disediakan Fabian untukku.

Semenjak menikah Fabian tidak mengizinkanku untuk mengemudi sendiri. Sungguh Fabian terlalu memanjakan aku dan Celia

Celia memakan es krim nya dengan belepotan tapi terlihat begitu menggemaskan. Aku tersenyum dan mengambil beberapa photo Celia yang akan ku kirimkan pada Fabian.

Ah Fabian.... Kenapa belum memberi kabar juga ya. Hati mulai cemas tapi selalu ku tepis segala fikiran buruk.

Tiba tiba terdengar bunyi ponsel dari tasku. Ku lihat nomor tidak dikenal dengan kode daerah Bandung. Bandung ? siapa ya? hanya beberapa teman dan saudara jauh yang tinggal diBandung dan itu pun jarang sekali menghubungi.

"Halo," ucapku menjawab panggilan telepon.

"Dengan nyonya Fabian Nugraha ?".

"Apakah ini dengan ibu Renata istri dari Tuan Fabrian Nugraha ?" Tanya nya

"Iya benar, maaf ini dengan siapa ?" Tanyaku

"Saya Voni dari RS. Santosa Bandung. Maaf ibu saya ingin mengabarkan bahwa suami ibu mengalami kecelakaan dan kini dalam kondisi kritis. Saya harap ibu dapat segara datang ke rumah sakit."

Ponsel dalam genggamanku terjatuh begitu saja, kakiku terasa tak bertulang, air mata jatuh berhamburan. Ah aku harus kuat bisa jadi ini penipuan aku mengumpulkan sisa sisa kesadaranku. Aku harus segera mengecek kebenaran nya.

"Ayo sayang kita harus pulang."

"Tapi mommy es krim ku belum habis."

" Kita makan dimobil aja. Ayo, Nak !" Bujukku.

Ku gendong Celia untuk mempercepat gerakku. Setengah berlari mencari pintu keluar dari mall ini. Ketika kulihat Hendrik asisten Fabian menghampiri kami.

"Bu, bapak mengalami kecelakaan lalu lintas. Kehadiran ibu diperlukan di rumah sakit, sebaiknya kita segera kesana." Hendrik berkata padaku

"Ibu ikut mobil saya saja biar cepat." ucap Hendrik lagi. Rasa panik tak bisa ia sembunyikan dari wajahnya

Aku menuruti apa yang Henrik ucapkan.

Ketika tak lama ada panggilan lain dari Sakti yang merupakan kaka Fabian.

"Halo Renata, Fabian kecelakaan. Apa kamu udah tau?" tanya Sakti langsung

"Ya kak ini aku udah dijalan mau ke Bandung." jawabku

"Oke baiklah aku nanti ke Bandung ini lagi di bandara dari Surabaya Sabar ya Renata, semoga semua baik baik saja." Suara Sakti pun terdengar bergetar, aku yakin ia sama takutnya denganku.

"Iya Kak, semoga. Kak tolong sampaikan pada pihak Rumah Sakit lakukan segala tindakan yang diperlukan agar Fabian selamat," ucapku sambil terisak.

"Ya, tentu saja," jawab Kak Sakti mengakhiri panggilan telepon kami.

***

Waktu berjalan terasa begitu lama. Doa terucap berkali kali dari hati semoga Fabian selamat, walaupun dalam hati bertanya tanya kenapa Fabian berada di Bandung.

Pukul 4 sore kami sampai di Bandung. Jarak antar a Jakarta - Bandung memang cukup jauh dah jalanan yang agak padat sehingga kami sedikit lebih lama diperjalanan.

Kulangkahkan kaki dengan tergesa ke ruang ICU dimana Fabian terbaring tak sadarkan diri, dengan baju khusus pasien dan berbagai alat penunjang hidup. Fabian ku sayang. Ya Tuhan... tubuhku lemas serasa tak bertulang.

" Fabian.. Fabian aku disini sayang.. kumohon bukalah matamu sadarlah sayang.. aku dan Celia membutuhkanmu.. kami mencintaimu... Bertahanlah sayang, aku tau kamu kuat," bisikku ditelinga fabian dengan air mata berhamburan.

"Daddy bangun, Celia kangen." Celia menggenggam tangan Fabian dengan mata berkaca-kaca.

Aku keluar dari ruangan Fabian dengan wajah merah dan mata bengkak. Dokter yang menangani Fabian ingin bertemu denganku.

"Selamat sore saya dokter Carlos yang menangani suami ibu." ucap dokter itu memperkenalkan dirinya.

"Suami ibu mengalami benturan di kepala yang menyebabkan beliau tak sadarkan diri. akan ada tindakan lanjutan bila diperlukan."

"Lakukan apapun yang terbaik untuk suami saya dok," ucapku terisak.

"Dan untuk nyonya Lea Tamara maaf kami tidak bisa menyelamatkan bayi yang dikandung nya" ucap dokter itu penuh sesal, tapi apa yang ia ucapkan membuat ku terkejut.

" Maaf siapa dok ?" Tanyaku terheran.

"Nyonya Lea, bukankah ibu Renata sudah diberi tahu bila tuan Fabian mengalami kecelakaan bersama nyonya Lea."

"Si siapa dok?" Tanyaku dengan dada yg rasanya sakit.

"Nyonya Lea Tamara, beliau juga berada di ruang ICU."

Mendengar apa yang dokter itu jelaskan membuatku terdiam tak bisa berkata kata..

TBC

Ini pertama kali aku nulis novel. Mohon maaf kalau masih banyak kekurangan dan typo.

Terimakasih yang sudah mau baca. Ditunggu saran dam kritiknya yaaa.

Love u all so much

Mangat ayank 🤩🤩🤩

Kejutan Lain di Hari Anniversary

"Dan untuk nyonya Lea Tamara maaf kami tidak bisa menyelamatkan bayi yang dikandung nya."

" Maaf siapa dok ?" Tanyaku terheran.

"Nyonya Lea, bukankah ibu Renata sudah diberi tahu bila tuan Fabian mengalami kecelakaan bersama nyonya Lea".

"Si siapa dok?" tanyaku dengan dada yg rasanya sakit.

"Nyonya Lea Tamara, beliau juga berada di ruang ICU."

Aku hanya terdiam tak bisa berkata kata..

***

Hendrik datang menghampiri ku membawa barang - barang yang ditemukan di tempat kejadian yang Hendrik peroleh dari pihak kepolisian. Untuk urusan kepolisian dan lainnya Hendrik yang mengurus semua. Aku hanya menemani Fabian.

"Nyonya, hotel sudah disiapkan untuk anda dan nona Celia beristirahat."

"Tuan Sakti sedang dalam perjalanan menuju kemari."

"Nyonya besar dan nyonya Kirana (istri Sakti) juga sedang dalam perjalanan menuju kesini." Hendrik menjelaskan padaku.

Aku hanya diam tak menjawab semua penjelasan Hendrik. Pikiranku melayang entah kemana.

"Hendrik mana barang barang yang ditemukan di mobil Fabian ?" Tanyaku.

Hendrik menyerahkan dompet berwarna hitam yang aku yakin milik Fabian. 3 buah ponsel 2 berwarna hitam dan 1 berwarna rosegold yang aku yakini pasti milik wanita bernama Lea dan juga tas branded berwana mocca dan pasti milik wanita itu juga.

"Bisa tinggalkan aku sendiri Hendrik ?"

"Tolong ajak Celia untuk beli makanan atau minuman apa saja yang Celia mau."

"Baik nyonya."

"Apa nyonya menginginkan sesuatu ?" tanya Hendrik

"Tidak.. Tidak usah, aku nanti saja."

Ya.. untuk saat ini aku tidak menginginkan apapun.

Ku duduk di tempat tunggu pasien di lorong yang berhadapan dengan ruang dimana Fabian dirawat.

Dengan hati berdebar hebat ku mulai memeriksa barang - barang yang diberikan Hendrik.

Aku tertarik dengan tas berwarna mocca ini ingin tahu apa yang ada didalamnya. "Maaf Lea," lirihku dalam hati. "Maaf lancang membuka barang pribadi mu." Didalamnya terdapat dompet, make up pouch, hasil USG ah mungkin Lea dan Fabian baru pulang dari dokter kandungan pikirku dengan hati yang menahan sakit.

"Ga boleh buruk sangka Renata mungkin Lea itu saudara jauh atau teman Fabian."Aku menghibur diriku sendiri.

Ku buka dompet merah maroon milik wanita itu, terdapat kartu identitas "Lea Tamara" ku baca namanya. Usianya tak jauh dariku hanya 1 tahun diatas ku. Alamat.. ah ada alamat yang bisa ku datangi. Kartu - kartu lainnya.. 2 kartu debit atas nama Fabian Nugraha dan 2 kartu kredit atas nama Fabian Nugraha juga. Hatiku rasanya tercabik-cabik tanpa ku sadari air mataku jatuh begitu saja.

Ku genggam kartu identitas wanita itu ku baca berulang ulang alamat yang tertera. Tak lama Hendrik datang dengan Celia.

"Hendrik aku dan Celia mau ke hotel dulu."

"Celia terlihat lelah."

"Tunggu Fabian disini. kalau ada apa-apa hubungi aku."

"Baik nyonya," jawabnya

Ku gendong Celia, ku peluk anakku dengan erat. Bergerak cepat keluar dari rumah sakit ini. Tanpa sepengetahuan siapa pun aku memesan taksi online untuk pergi menuju alamat yang tertera di kartu identitas itu. Membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di alamat ini. Sebuah perumahan cukup elite bila terlihat dari luar. Hari mulai gelap aku harus bergegas.

Masih dengan Celia dalam pelukanku aku menuju alamat yang dituju. Terlihat seorang satpam yang sedang berkeliling.

"Ada yang bisa saya bantu bu?" Tanya nya.

"Saya mau berkunjung kepada kerabat saya yang bernama Lea Tamara."

"Apa bapak mengenal nya ?"

"Oh ibu Lea.. ini ibu tepat sekali didepan rumahnya"

"Tapi tadi pagi ibu Lea pergi dengan tuan Fabian saya tidak tahu udah kembali apa belum," jelas pak satpam dengan bahasa yang kental sekali dengan logat Sunda. Mendengar nama Fabian membuat hatiku kembali terasa diremas.

"Akan saya coba untuk bertamu pak."

"Terimakasih". Ucapku sambil berpamitan.

Kulihat rumah minimalis 2 lantai dengan nuansa putih abu. Sangat Fabian sekali.

Ku tekan bel berkali kali, tak ada respon apapun. sepertinya rumah ini kosong.

"Celia sayang turun nak."

"Mommy mau ambil kunci dulu di tas tante Lea".

"Siapa tante Lea mommy ?"

"Dan ini rumah siapa?" Tanya nya.

Aku hanya tersenyum untuk menjawab semua pertanyaan Celia.

Kuputar kunci pintu rumah ini, dengan kaki gemetar dan hati yang berdebar-debar kulangkahkan kaki memasuki rumah ini. Gelap.. ku cari saklar untuk menyalakan lampu dan bingo ketemu !. Seketika terlihat bagaimana keadaan dalam rumah. Di ruang utama atau mungkin ruang tamu tergantung poto wanita itu Lea Poto seukuran poster film. Cantik sangat cantik... dengan rambut coklat dan wajah khas wanita indo blasteran.

Ku lanjutkan lagi memasuki ruangan lainnya sebuah ruang keluarga dengan sofa besar dan tv tergantung di dinding beberapa lukisan dan hiasan lainnya. Terdapat sebuah tangga menuju ke lantai 2 mungkin disana terletak kamar wanita itu dan Fabian.

Ah... pikiran jelek itu menghampiri lagi. Ku geleng-geleng kan kepala berusaha membuang semua yang mengganggu pikiranku.

"Ayo nak kita naik ke atas."

"Apa Celia mau lihat ruangan atas?"

"Yes mommy," ucap Celia semangat

"Maaf Lea, aku masuk rumahmu tanpa izin," lirihku

Ada beberapa pintu terdapat disana, tapi entah kenapa aku tertarik dengan pintu didepan ku ini berwarna hitam dan kokoh. Kucoba membuka pintu itu ternyata tidak terkunci. Sebuah kamar utama yg luas. Kamar dengan nuansa abu putih hitam sangat kental dengan aura Fabian. Mataku melihat lihat memindai apa yang bisa kutemukan.

Aku berjalan menuju meja rias terlihat sebuah parfum yang sering Fabian pakai, air mata mulai lolos dari mataku, kemudian sebuah jam tangan Fabian yang katanya hilang bulan lalu, sebuah jam tangan yang aku berikan untuk ulang tahun Fabian yang ke 31. Masih lekat dalam ingatan ketika Fabian panik mencari jam tangan hadiah dariku yang kemudian hari Fabian bilang jam tangan itu tertinggal di kantor tapi ternyata ada disini.

Aku menangis terduduk di kursi rias, sakit rasanya.

"Mommy mommy ada photo Daddy." Teriakan Celia menyadarkanku. Aku berjalan ke arah Celia dan ya disana terdapat photo Fabian menggunakan setelan jas abu - abu dalam bingkai photo putih. Ya Tuhan sebenarnya apa yang terjadi. Aku menangis terduduk dilantai dengan photo Fabian ditangan ku.

"Mommy are you oke ?".l Celia memelukku

"Kenapa mommy menangis ?"

"Apa mommy tidak senang? rumah baru Daddy bagus juga."

"Tapi rumah lama kita lebih bagus lagi." Celia terkekeh

"Kenapa kamu pikir ini rumah baru Daddy ?" tanyaku

"Tadi Celia buka lemari banyak baju Daddy dan sepatu Daddy."

"Banyak baju mommy too."

"Tapi gak ada baju Celia." Celia memajukan bibirnya tanda tak suka.

Ya Tuhan... ada apa ini ? aku semakin terisak.

"Mommy jangan nangis, Celia gak marah."

"Nanti tinggal beli baju Celia yang banyak untuk disimpan disini."

Aku masih menunduk menangis. Ah aku harus kuat demi Celia..

Terdengar nada dering telepon seluler dari tasku.

"Halo Renata kamu dimana ? kata Hendrik kamu ga ada di hotel"

"Oh ka Sakti, Celia ingin beli coklat tadi," kilahku

"Aku di rumah sakit, sebaiknya kamu segera kemari. Biarkan Celia dengan mbak Wulan dihotel."

"Mami dan Kirana juga disini."

"Baik ka aku ke rumah sakit sekarang," jawabku

" Ayo princess kita harus pergi."

"Kamu juga belum mandi sore". Aku meraih Celia dalam pelukanku. Hanya Celia sumber kekuatan ku sekarang.

"Oke mommy, nanti kita main ke rumah daddy lagi kalau daddy udah bangun ya mom ?"

Lidahku kelu tak dapat menjawabnya...

TBC

Semoga suka dengan tulisanku yang receh ini

Ditunggu saran dan komennya

Makasih yang sudah baca.. pokonya lope pake banget

mangat ayank 🤩🤩🤩

Lea

Kutingalkan rumah wanita bernama Lea ini dengan air mata berhamburan dan tangan yang memeluk erat putriku Celia. Taksi online yang ku pesan telah tiba.

"Hotel XXX, mohon cepat ya pak saya lagi ditunggu". Ucapku sembari masuk kedalam taksi dan menutup pintunya.

"Celia sayang nanti tunggu dihotel sama mbak wulan ya".

"Boleh nonton kartun tapi ingat jam 9 harus tidur."

"Malam ini mommy temenin daddy di rumah sakit jadi Celia harus nurut ya."

Celia menganggukan kepalanya tanda mengerti.

"Good girl," ucapku dengan mencium dua pipinya yang gembul.

"Celia adalah kekuatan mommy," ucapku dengan terus memeluknya. Ya aku harus kuat demi anakku

Tiba di hotel kuserahkan Celia pada pengasuhnya, Lalu ku membersihkan diri dengan cepat, berganti baju yang telah disiapkan oleh ART ku dari Jakarta dan bergegas pergi ke rumah sakit. Jarak rumah sakit dengan hotel yang kutempati tidak terlalu jauh.

Kulangkahkan kaki menuju ruang ICU dimana Fabian dan wanita itu dirawat. Hatiku telah hancur padahal aku belum tahu kebenaran nya. Tapi aku bukan wanita bodoh aku yakin Lea wanita lain dalam kehidupan Fabian.

Mami, ibunda Fabian menghambur kepelukanku.

"Renata.. Fabian anakku.. Fabian anakku..". Isaknya

"Tenang mami kita doakan semoga Fabian segera siuman". Aku berusaha menenangkan mertuaku padahal diriku sendiri begitu rapuh. Rapuh luar dan dalam.. Badanku terasa lemas perasaanku tak karuan. dan hatiku... ya hatiku terasa hancur begitu saja..

Ka Sakti datang menghampiri ku, begitu pula istrinya Kirana. Berusaha memberikan penghiburan padaku.

Waktu menunjukkan pukul 21.00 ka Sakti membujuk mami untuk kembali ke hotel tapi tetap tidak mau meninggalkan Fabian.

"Ren, ayo cari makan."

"Aku tahu kamu belum makan dari siang."

"Biar Kirana menemani mami". Ucap nya

"Tapi ka, aku ga lapar" tolak ku. Tak ada keinginan untuk makan atau apapun. Aku ingin menghilang ditelan bumi rasanya.

"Kamu harus makan, ayo." Ajakan ka Sakti tak dapat ku tolak lagi.

Disinilah kami disebuah tempat makan tidak jauh dari rumah sakit. Duduk di bagian pojok agar tidak terlalu terganggu dengan keramaian pengunjung.

"Mau makan apa ." Tanya ka Sakti

"Sama aja dengan kakak," ucapku.

"Oke baiklah." Tak lama pelayan datang mencatat pesanan kami.

Hening....

Tak ada kata terucap dari mulut kami berdua..

"Kamu sudah ketemu perempuan itu Ren?" Tanya ka Sakti memecah keheningan kami.

"Wanita ? siapa ?" Tanyaku

"Lea, Lea Tamara"

"Lea yang terbaring bersama Fabian".

"Kamu tau siapa Lea ?"

Ku gelengkan kepala ku tanda tak tahu.

Kak Sakti menarik nafas dalam sebelum melanjutkan

"Lea adalah masa lalu Fabian, seharusnya jadi masa lalu bagi Fabian". Ucapnya

"Tapi ternyata Fabian masih berhubungan dengannya."

"Fabian berhubungan dengannya sebelum menikah denganmu."

"Hampir 2 tahun mereka berhubungan sampai dengan Fabian memutuskan untuk menikah denganmu." Ka sakti menjeda ceritanya untuk melihat reaksiku mungkin..

Aku hanya mendengarkan tanpa bertanya atau memotong ucapan ka Sakti.

" Lea seorang penari untuk lelaki dewasa yang Fabian temui ketika pesta bujangan temannya 7 tahun lalu."

"Fabian mencintainya mungkin, aku juga ga yakin." Ucapan ini mungkin untuk sedikit menghibur ku.

" Tapi hubungan itu ditentang oleh kedua orang tua kami."

"Tentu saja terkait profesi yang Lea tekuni."

"Juga latar belakang Lea yang tidak jelas."

"Setahuku Lea hidup sebatang kara, ibunya telah lama meninggal."

"Ayahnya meninggalkan Lea ketika masih dalam kandungan, pulang kembali ke negeranya yang entah dimana."

"Fabian merasa iba dengan kehidupan Lea, terlebih lagi Fabian merasa terikat dengan Lea karena telah mengambil hal yang berharga bagi Lea."

"Itu sedikit cerita yang aku tahu". Kak Sakti menarik nafas dalam sebelum melanjutkan. Tatapan matanya kosong mengarah ke sembarang arah.

"Papi tidak terima ketika Fabian membawa Lea ke rumah utama."

"Penolakan itu begitu kentara dengan caci maki yang papi lontarkan untuk Fabian dan Lea."

" Sehingga membuat Fabian lari dari rumah dan menetap bersama Lea di kota ini".

"Dan beberapa bulan kemudian Fabian datang kembali dengan membawa kamu sebagai calon istrinya."

Cerita terhenti tatkala pelayan membawa pesanan kami

" Ayo makan Ren."

Bagaimana aku mau makan setelah menerima begitu banyak informasi mengenai masa lalu Fabian yang tidak pernah aku tahu.

Salah ku sendiri terlalu cinta buta sehingga tak pernah menanyakan masa lalu Fabian.

Bagaikan langit runtuh menimpaku, hancur hidupku yang ku anggap sempurna ini.

TBC....

Terimakasih banyak yang sudah baca

Like dan komen yaa 😘😘

Alhamdulillah banget kalo mau vote juga

#authorgataudiri 😂😂😂

Tons of love for u guys ❤️❤️❤️❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!