...Hiii~...
...Faa di 2021...
...Aku mau bilang, kalo bab-bab awal novel ini sangat kacau dan banyak kesalahan penulisan, dan aku merasa awal-awal aku nulis tuh alay-alay banget, huaa. Aku aja kadang malu banget pas baca ulang novel ini. Tapi di pertengahan bab, penulisan aku udah lumayan bagus -menurut aku, dan semakin bertambah bab akan makin seru konfliknya....
...Btw, jangan panggil 'Kak' yaa, bcs aku kurang suka, dan ngerasa tuaa hehe, dan aku lebih suka di panggil 'Author' dari pada 'Kakak', karena aku masih sekolah, seumuran sama pemeran ALKAYXELL, hehe....
.........
...haloww aku dari masa depan wkwk...
...Faa di 2024...
Beuhh ga nyangka bgt ni novel udah 4/5 tahun lebih😭😭
Ini bikinnya tuh pas SMP, tapi baru post di NT pas udah masuk SMA kalo gasalah wkwk, tahun 2021 gue udah SMA belum ya? Lupa sumpah
Jujurly ini novel alay banget gaiss (bcs bikinnya pas jaman smp dan ga direvisi sama sekaliii) gue yg udah tamat SMA ini malu banget bacanyaaa😭😭😭
Tapi nggak rela hapus juga, because I am proud of myself, so kalau mau baca silahkannn dengan senang hatiiiii
...Happy Reading yaa...
...•...
...•...
...•...
Langit yang sejak sore masih menurunkan air itu masih belum berhenti sampai sekarang. Seharusnya langit ikut berbahagia atas pertunangannya dengan Aska.
Aska Radeva Myesa.
Lelaki yang menjadi pujaan hatinya sejak kecil itu, kini resmi menjadi tunangannya. Lelaki dengan sejuta pesona yang akan membuat luluh para kaum hawa. Keyra, cewek itu tidak bisa menahan senyumnya melihat sahabat plus cinta pertamanya, telah resmi menyandang gelar sebagai tunangannya.
"Seneng banget yah tunangan sama aku?" Aska menolehkan kepalanya menggoda Keyra dengan menaik turunkan alisnya.
Blushh
"A-apaan sih lo kak, ish! Lo kali yang seneng tunangan sama gue." Keyra mengalihkan pandangannya ke kaca mobil, memilih untuk melihat jalanan yang basah terguyur hujan. Dia sangat malu ketahuan melirik diam-diam.
Aska tertawa kecil melihat pipi Keyra yang memerah. Aska sungguh tak menyangka, bahwa orang yang akan dijodohkan dengannya adalah sahabatnya sendiri, cinta pertamanya, wanita yang dilamarnya 12 tahun lalu di depan taman kanak-kanak.
Mungkin dulu, itu hanya omongan anak umur 5 tahun yang tidak tau apa-apa. Tapi sekarang ini bukan hanya sekedar cinta monyet jaman SMA, Aska sungguh mencintai Keyra. Cewek cengeng yang menangis karena eskrimnya terjatuh.
Aska jadi mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan Keyra.
Flashback
"Mah, kita ngapain sih kesini?" tanya Aska kecil pada seorang wanita berhijab saat melihat taman kanak kanak di depannya.
"Aska gak mau yah kalo masuk TK lagi, Aska kan udah tamat TK, seharusnya pas kita sampe di Indonesia, mama tu daftarin SD bukan TK." ocehnya membenarkan pegangan tangannya pada payung yg dia genggam.
"Sebentar sayang, mama kangen banget sama sahabat mama." ucap mamanya membuat Aska kecil mencebikkan bibir.
Aska sebenarnya anak yang ramah dan juga friendly, hanya saja ia sungguh capek, perjalanan dari Inggris kesini sudah berjam-jam, Mamanya malah membawanya kesini, ditambah langit yang mengguyurkan hujan membuat Aska ingin langsung berbaring di kasurnya.
"Assalamualaikum, ya ampun Sarah, akhirnya kita ketemu lagi." kata seorang wanita berhijab dengan setelan modisnya kepada Mama Aska, setelah Aska dan Mamanya memasuki koridor sekolah TK. Mama Aska langsung memeluk sahabatnya dan cipika cipiki.
"Waalaikumsalam, iya nih, baru aja sampe. Aska, kenalin ini sahabat mama namanya Tante Faya." kata mama Sarah memperkenalkan sahabatnya.
"Hai Tante, kenalin aku Aska." ucap Aska kecil menyalami tangan Faya.
"Ya ampun kamu ganteng ya, sopan lagi. Oh iya, kamu main dulu gih sama anak Tante, yang lagi makan eskrim di bangku itu tuh!" kata Tante Faya menunjuk seorang anak perempuan sekitar berumur 4 tahunan yang sibuk dengan eskrim chocolatenya, hari hujan tak membuatnya berhenti memakan makanan dingin itu.
Aska kecil berjalan kearah anak kecil itu, terlihat dia sedang membersihkan roknya yang terkena lelehan eskrim, sampai seseorang tidak sengaja menyenggol eskrim ditangannya karena sedang terburu-buru.
"Hah, yahh.. hiks hiks.." anak itu manatap eskrimnya yang terjatuh lalu menangis.
"Hei hei, jangan menangis! Aku akan membelikan mu eskrim baru." ujar Aska kecil menenangkan.
"Hiks, kamu siapa? Beneran mau beliin Key eskrim?Aku juga bisa kok beli sendiri lagi!" angkuh Key kecil.
"Aku Aska, anaknya sahabat Mama kamu, mereka lagi ngomong disitu. Aku nya malah di usir, dasar orang dewasa!"ucap Aska kecil sambil mencebikkan bibir karena mamanya malah mengacuhkan dia.
Entah kenapa dia merasa bebas mengekspresikan kekesalannya, biasanya dia akan bersikap dewasa walaupun di umurnya yang masih 5 tahun.
Key kecil melirik ke arah Mamanya dan Mama Aska, lalu melirik ke arah Aska kecil. Seketika dia tertawa melihat wajah cemberut Aska kecil yang menggemaskan.
"Pft, haha! Kamu lucu banget, aku suka!"
"Benarkah? Kamu juga sangat cantik kalau tertawa seperti itu, aku ingin menjadikan mu istri saat aku dewasa nanti."
"Kak! Kak! Oii Kak Aska!" Keyra menyenggol lengan Aska karena tak mendapat sahutan. Lamunan Aska buyar.
Aska mengalihkan pandangannya dari jalan, melirik ke arah Keyra. Gadis kecilnya sudah dewasa, gadis cengeng yang mengangis karena eskrim itu, beberapa bulan lagi akan menginjak 17 tahun.
Tinggal satu semester lagi kebersamaan mereka di bangku SMA, setelah itu Keyra akan naik kelas 12, sedangkan Aska akan tamat SMA dan mendaftarkan kuliahnya.
Aska langsung tersenyum melihat Keyra yang cemberut karena di abaikan. Aska menggenggam tangan Keyra erat, seolah tak ingin kehilangan.
"Ka-kak, lo ngapain sih." Keyra ingin melepaskan tautan tangan mereka. Tapi Aska malah menggenggam lebih erat, menatap dalam bola mata hitam milik Keyra.
"Kok lo-gue lagi sih, tadi pas di depan Mama Papa aja aku-kamu. Coba ngomong pake aku-kamu" perintah Aska, karena hanya dia yang dari tadi menggunakan aku-kamu.
"Nggak ah, males!" Keyra menyembunyikannya wajah merahnya, malu saat di tatap begitu dalam oleh Aska, apalagi dengan genggaman tangan cowok itu.
Mereka jarang berpegangan tangan tanpa tujuan seperti ini, biasanya mereka berpegangan tangan saat akan menyebrang. Kata Aska, takut Keyra ketinggalan, padahal Keyra tau kalau itu cuma modusnya Aska, berpelukan pun sangat-sangat jarang, palingan saat Keyra sedih. Aska memang selalu menghargainya sebagai perempuan.
"Ayolah sayang," kata Aska merengek. Keyra? Jangan ditanya wajahnya sudah merah padam, dia sungguh malu dan gugup.
"A-apaan sih kak, i-ini juga apaan sih, katanya bukan muhrim." kata Keyra menunjuk tautan tangan mereka dengan lirikan mata, lalu mengalihkan pandangannya melihat rintikan air yang menghantam bumi semakin deras. Ia benar-benar malu dengan panggilan Aska.
"Key sayang, aku benar-benar ingin mendengarnya." ucap Aska serius, dia kembali fokus pada mobil yang di kendarainya. Perasaannya kini sungguh tidak enak, dia hanya ingin mendengar Key mengungkapkan cinta dengan 'aku-kamu'.
Meskipun mereka saling suka dari kecil, tapi tak ada yang mau mengaku walau mereka sudah tau perasaan masing-masing, yang mereka takutkan persahabatan yang sudah terjalin sejak dini itu akan hancur, saat salah seorang dari mereka tanpa sengaja tersakiti. Tapi siapa menyangka bahwa mereka sudah di jodohkan, tentu saja itu membuat mereka sangat bahagia.
Aska menatap dalam mata Keyra, hujan semakin deras, meskipun tanpa ada petir.
Entah kenapa Key merasa aneh dengan ucapan Aska yang sangat serius.
"Emm ... A-aku ... " Keyra berusaha menyembunyikan senyumnya, Key sungguh gugup, bibirnya sampai bergetar, dadanya bergemuruh hebat karena tatapan mata Aska. Tapi entah kenaoa serasa ada perasaan aneh yang menyergap hatinya.
Aska menaikkan sebelah alisnya, menunggu apa yang akan di ucapkan Key dengan 'aku-kamu', berharap bahwa itu adalah kalimat cinta. Dia sampai tidak fokus dengan jalan.
"A-akuu ... AkuMencintaiKamuKakAska!" Keyra mengucapkannya dengan sangat cepat.
"Aku Juga Mencintai Mu, Sayang." ucap Aska dengan begitu tulus, tatapan nya dalam, dengan senyuman lembut yang menyejukkan hati. Itu adalah pernyataan cinta mereka untuk pertama kalinya.
Tiiinnnnnn!!!!
TIIIIIINNNNNN!!!!
Suara klakson kendaraan bersahut sahutan memekakkan telinga, Aska dengan cepat mengalihkan pandangan kembali ke arah jalan. Di sana, sebuah mobil truck melaju dengan kencang tanpa kendali.
"Kaakkkkkk!!!!!"
"Key..." panggil Aska shock, Aska langsung berpindah tempat duduk dan melindungi Keyra dengan memeluknya erat, membenamkan wajah keyra di dada bidangnya. Dia berusaha menutupi tubuh Keyra dengan tubuhnya dari kaca mobil yang pastinya akan pecah.
Jarak mobilnya dengan truck itu sudah sangat dekat, ditambah jalanan yang licin terkena hujan membuat laju mobilnya semakin cepat. Jika membanting stir bisa saja menabrak kendaraan lain.
Aska membisikkan sesuatu ke telinga Keyra yang membuat tangisan Key langsung pecah.
TIIINNNNN!!!! TIIINNNNN!!!! TIIIINNNNNNN!!!!!
BRUKKKHHHH!!!!
•••
...kalau suka ceritanya tolong kasih like and komen ya~...
...biar author semangat up nya~...
...Walau novelnya udah tamat pun♡♡...
📝26-01-2021
⬆️09-03-2021
✔️revisi
🍁🍁🍁
Aku suka hujan, kala hujan menjadi saksi bisu awal perjalanan cintaku dengan dirinya.
Tapi sekarang aku benci hujan, kala hujan juga menjadi saksi, betapa tak berdaya nya dia dengan simbahan darah hanya untuk melindungiku.
Alkayra Raquella Agava
~Alkayxell
🍁🍁🍁
"Aku Sangat Mencintai Kamu Alkayra Raquella Agava" bisik Aska yang membuat tangisan Keyra pecah.
TIINNNN!!! TIINNNN!!! TIIIINNNNNN!!!!!
BRUKKKHHH!!!!
Kecelakaan maut itu tak bisa terelakkan lagi, mobil mereka berhantaman dengan truck tersebut, suara klakson kendaraan nyaring berbunyi bersahut-sahutan.
Mobil Aska dihamtam dengan kuat oleh truck tersebut sampai memental, bagian depan mobil hancur lebur. Orang-orang berlarian untuk menyelamatkan korban kecelakaan, menelpon ambulans, dan menelpon polisi.
Keyra, tubuhnya tremor hebat, tangisnya sudah pecah dari tadi. Bukan! Bukan karena luka yang dialaminya.
Aska, cowok itu dalam dekapannya berlumuran darah, banyaknya kaca-kaca mobil yang pecah menusuk punggungnya membuatnya tak sadarkan diri, kepala Aska yang membentur kaca jendela mobil hingga pecah juga mengeluarkan banyak darah.
"Kha-khakkkhh khaakk A-Ashkhaaa..." tangisannya semakin pecah, bibirnya bergetar hebat menggumamkan nama Aska yang tak bergerak sedikitpun dalam dekapannya.
Keyra tidak sanggup, Key sungguh tak sanggup melihat dengan mata kepala sendiri kekasihnya yang berlumuran darah untuk melindunginya. Kakinya yang terkena ringsekan mobil tak dirasakan olehnya.
Keyra hanya bergumam tidak jelas meratapi Aska yang seperti ini karenanya. Cewek itu semakin membenamkan wajahnya dalam dada Aska, memastikan bahwa dia masih mendengar detak jantung Aska.
Deg!
Jantung Keyra memacu cepat, dia mulai menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak ini pasti salah, telinganya pasti bermasalah. Tangisan itu semakin pilu karena dia sama sekali tak mendengar detak jantung Aska, Keyra sangat berharap kalau ini hanyalah mimpi belaka, ia sungguh tak siap untuk menerima kenyataan yang akan di hadapinya.
Bahwa Aska nya, prianya, tunangannya, cinta pertamanya, belahan jiwanya, telah pergi meninggalkannya untuk selamanya.
Tapi harapan tinggallah harapan, harapannya bahwa ini hanya sekedar mimpi hancur sudah, saat seseorang membawanya dan Aska keluar dari mobil. Seorang lelaki memapah Keyra menuju tempat Aska.
Tubuhnya terasa lemas, terasa tak bertulang, jiwanya terasa terbang begitu saja saat ucapan seseorang yang mengatakan bahwa Aska sudah meninggal beberapa saat lalu.
"Engghakhh ... Ngghakhh munghkhinhh ... Hiks hiks" Key bergumam tidak jelas di tengah guyuran hujan yang mulai mereda.
Ini pasti hanya mimpi, dia yakin bahwa ini hanya mimpi. Saat Keyra bangun dari mimpi ini, dia berjanji akan mengucapkan ribuan kata cinta pada Aska nya, dia tidak akan malu lagi.
Lelaki tadi merengkuh tubuh Key, membuat Key sadar untuk kesekian kalinya bahwa ini bukan mimpi, ini nyata, kalau ini mimpi pasti Keyra sudah bangun sejak tadi.
Tangisan Key semakin memilukan membuat orang-orang juga menangis dan menatap iba ke arahnya, lelaki yang memapahnya tadi membawa Key kepelukannya karena Key tak sanggup untuk menopang berat badannya lagi.
Siapa yang tak hancur saat malihat kekasih hatimu berlumuran darah dalam dekapanmu, bahkan sampai meregang nyawa dalam dekapanmu.
Semua orang disana menyaksikan bagaimana mengenaskannya tubuh Aska tertancap pecahan kaca mobil sambil medekap seorang gadis yang sekarang menangisi jenazah korban.
Semua orang juga tau betapa besar rasa cinta Aska untuk gadis itu, hingga rela menggantikan posisi untuk gadis itu supaya tak terkena pecahan kaca.
Tangisan Keyra semakin pecah menatap kearah Aska yang telah dipindahkan keatas brankar ambulans dan ditutupi kain putih. Tubuhnya bergetar hebat dalam dekapan lelaki tadi, dia tak sanggup hidup tanpa Aska. Kaki dan tubuhnya serasa tak bertulang, bahkan untuk menolak pelukan cowok asing itu saja Keyra tak sanggup.
Mereka baru saja memulai cerita, mereka baru saja memulai hari baru sebagai sepasang tunangan, bahkan status sebagai tunangan pun baru disandangnya beberapa jam lalu.
Tapi kenapa kejadian mengenaskan ini terjadi disaat dia baru bisa mengatakan cintanya yang terpendam karena status sahabat?
Pernyataan cinta.
Ya! Ini semua salah Key, ini semua salahnya. Andai saja dia tidak meminta pergi jalan-jalan saat meresmikan tunangan rahasia mereka, andai saja mereka langsung pulang bersama orang tua mereka sore tadi tanpa jalan-jalan, andai saja dia tidak terlalu lama saat belanja di mall sampai kemalaman dan hujan turun semakin lebat, ini semua pasti tidak akan terjadi.
Dan, andai saja dia mau mengucapkan pernyataan cinta tanpa berlama lama, ini semua salahnya. Apa susahnya mengungkapkan perasaan sampai Aska harus menunggu dan tidak fokus dengan jalan? Jika saja Keyra mengatakannya dengan cepat, ini semua pasti tak akan terjadi, kecelakaan ini pasti tidak terjadi, Aska pasti akan baik baik saja, Aska pasti masih hidup, Aska pasti masih bisa tersenyum dan tertawa, Aska pasti masih bisa ... Hiks ... Ini semua salahnya. Andai andai andai, itu semua tak ada gunanya, semuanya sudah terjadi.
Aska, dia sudah pergi.
Brukhh!
Lelaki tadi menggendong tubuh Key yang tak sadarkan diri, lalu membawanya kedalam ambulans, dan menelfon seseorang.
"Assalamualaikum om Ar, ke Devanic Hospital sekarang juga om!"
Tuttt!
•••
Keyra mengerjap-ngerjapkan matanya, menetralkan cahaya yang masuk kedalam retina matanya. Cewek itu mengedarkan pandangannya, ruangan serba putih dengan bau obat-obatan yang menyengat.
Papa dan Mamanya menghampiri Keyra saat melihat Keyra sadar. Mamamya memeluknya dengan mata yang sembab, di sofa ruangan Mama Aska menangis dan ditenangkan oleh Papa Aska.
Seorang lelaki dengan baju basah, yang tak di kenalinya duduk di sebrang sofa dengan wajah sendu. Ada apa dengan semua orang ini?
ASKA!
Ya Aska, kemana tungangan nya itu kini? Key tersenyum kecil saat mengingat statusnya kini adalah sebagai tungangan Aska.
Key kembali memperhatikan ruangan ini, mamanya semakin memeluknya erat dengan tangisan yang kembali keluar.
Deg!
Keyra tertegun, berusaha memahami kejadian yang baru saja terjadi. Tidak-tidak! Itu semua hanya mimpi, iya Keyra yakin hanya mimpi, buktinya dia bangun dari mimpi buruk itu sekarang. Tapi kemana Aska?
"Yang sabar sayang," ucap Mama Faya ke anaknya dengan tangisan.
"Ma, Kak Aska mana Ma? Key lagi di rumah sakit 'kan? Tapi kenapa kak Aska gak jengukin Key kesini?" tanyanya dengan tatapan mata kosong nyaris tanpa jiwa. Mama Aska--Sarah, dia semakin menangis mendengar ucapan Keyra.
"Kak Aska mana, Ma? Ini semua gak mungkin! Ayo cepetan panggilin kak Aska!" ucap Key mendongakkan kepalanya, menggeleng-gelengkan kepalanya dalam dekapan mama Faya.
Dia sungguh tak siap dengan kenyataan yang ada, kenyataan bahwa Aska sudah pergi tanpa bisa kembali.
"Aska udah tenang di sisi Allah sayang, kamu harus bisa ikhlasin dia." ucap wanita berhijab itu dengan nada sendu, memeluk anaknya dengan erat.
Faya sungguh tak sanggup melihat betapa terpuruknya anaknya itu, lelaki yang membawa Key kesini tadi sudah menejelaskan bagaimana kecelakaan itu terjadi. Bagaimana Aska mendekap tubuh Key, hingga mobil menabrak truck, serta Aska yang berlumuran darah mendekap anaknya.
"Nggak! Nggak mungkin! Kak Aska!!! Kak Aska!!!" Key memanggil Aska dengan frustasi.
"Istighfar sayang," Mama Faya memeluk erat tubuk Key.
"KAK ASKA!! KAK ASKA DIMANA? INI SEMUA GAK MUNGKIN! KAK ASKA MASIH HIDUP!! BILANG SAMA KEY KALO INI CUMAN BERCANDA!!! KAK ASKA MASIH HIDUUPPP ... "
Key memberontak frustasi dalam dekapan Mama Faya. Teriakan histeris dan tangisan pilu mengisi kesunyian ruang rawat tersebut.
Mama Sarah semakin menangis melihat Key yang memberontak seperti orang kesetanan. Sampai akhirnya seorang dokter datang dan menyuntikkan cairan penenang.
"Axell, kamu jagain Key dulu, kita mau melihat jenazah Aska." kata Papa Keyra--Ardian Agava. Mama Aska keluar dari ruangan setelah mencium kening Keyra, diikuti suaminya dan Mama Papa Key.
"Ara, gue kembali." ucap lelaki bermarga Devanic itu dengan nada sendu, senyuman tipis tersungging di bibir merah alaminya. Tak ada wajah dingin yang biasa di tunjukan nya.
Dia menatap wajah Keyra yang damai dalam tidurnya. Entah kenapa hatinya juga sakit saat melihat Key begitu histeris menangisi Aska.
"Gue bakal jagain dia bang, gue janji!" ucapnya lelaki bernama Axell itu entah untuk siapa.
•••
"Kak, lo pengen denger gue ungkapin cinta kan?! Gue bakal bilang ribuan kali perharinya. Lo pengen gue ngomong pakai aku-kamu?! Gue bakal ngomong!" ucap Key dengan nada dingin menatap kosong batu nisan bertuliskan nama Aska.
Mama papa Aska baru saja pergi, kini hanya tinggal sepasang anak muda yang masih setia menatap nisan seorang Aska Radeva Myesa.
"Tapi kenapa ... Kenapa.. Ka-kamu pergi?!! Kenapa kamu pergi sebelum ... A-aku turutin kemauan kamu??" ucapnya sarkas tanpa ekspresi.
Axell hanya diam, dia juga merasa kehilangan. Sahabat yang sudah diangapnya sebagai kakak, sudah tak bernafas saat pertemuan pertama mereka setelah 10 tahun lalu, dia hanya berkomunikasi lewat telepon saja selama 10 tahun terakhir. Persahabatan mereka yang sejak umur 2 tahun, hanya 3 kali pertemuan.
Pertemuan pertama saat mereka baru saja berteman, Axell berumur 2 tahun dan Aska 3 tahun, saat itu orang tua mereka yang bersahabat bertemu saat acara bisnis. Lalu 12 tahun lalu saat Aska pindah ke Indonesia dan Axell yang pindah ke Jerman. Dan 10 tahun lalu saat ada acara bisnis.
Hanya tiga kali mereka bertemu, itupun saat masih anak-anak, walaupun begitu mereka selalu berkomunikasi setiap harinya, saling menanyakan kabar dan bercerita tentang apapun yang terkadang tidak berfaedah.
Axell tersenyum perih saat mengingat Aska yang selalu menceritakan betapa cintanya dia dengan seorang Keyra, betapa frustasinya Aska yang selalu meminta cara mengungkapkan perasaannya pada Keyra.
"Ara, udah mau hujan, lo masih mau disini?" tanya Axell karena Key hanya diam menatap kosong makam Aska.
Keyra bangkit, menatap sebentar ke Axell lalu pergi begitu saja.
•••
...kalau suka ceritanya tolong kasih like and komen ya~...
...biar author semangat up nya~...
...Btw ini chapter masih ga menarik banget yaa.....
.......
✔️revisi
...Happy Reading...
•••
"Pa, Keyra mau pindah sekolah." ucap Key datar.
Mereka sedang berada di ruang keluarga, Keyra yang biasanya banyak omong itu beberapa hari ini terlihat dingin dan berbicara seadanya.
Faya dan Ardian saling menatap, mereka lumayan setuju dengan permintaan Key. Mereka hanya tak ingin Keyra terlalu berlarut dalam sedihnya, karena pasti di sekolahnya kini banyak menyimpan kenangan bersama Aska.
"Kalo Om-Tante setuju, ke SMA Axell aja Om, DEVANIC SENIOR HIGH SCHOOL. Axell bakal jagain Keyra, ya walaupun Axell baru pindah satu bulanan dari Jerman, tapi Axell udah hapal jalan disini, tenang aja, hehe." sahut Axell memberi saran untuk pindah ke sekolah milik Daddy nya.
"Papa setuju sayang. Tapi kalau kamu sekolah di DSHS memakan waktu satu jam untuk pergi sekolah, masalahnya beberapa bulan ini sepertinya kami akan sibuk, karena perusahaan cabang kita di Aussy mendapat tander besar." sahut papa menjelaskan.
"Bukannya mansion Om ada yang deket situ?" tanya Axell.
"Ada, tapi ada beberapa yang perlu di renovasi."
"Kalo gitu tinggal dimanshion Mom Rora aja tant." usul Axell dengan senyumnya, diam-diam melirik Keyra yang sejak tadi hanya menunduk.
"Yaudah kalo gitu, Keyra kamu tinggal di tempat Tante Rora aja dulu selama mansion kita yang dekat situ di renovasi sesuai selera kamu."
"Ya pah." Key yang sedari tadi tak terlalu mendengarkan, hanya menjawab dengan singkat, padat dan jelas di sertai dengan senyum manis yang sedikit dipaksakan.
Dia sebenarnya tidak rela meninggalkan manshion ini, karena kenangannya dengan Aska ada di setiap sudut manshion. Tapi dia juga harus bisa lanjutin hidupnya tanpa melupakan kenangannya akan Aska.
•••
Key mencoba berdamai dengan kenyataan yang ada. Dia akan melanjutkan hidupnya, memulai kisah baru, karena kisahnya dengan Aska sudah selesai.
Aska pasti akan bersedih kalau dia hanya meratapi tanda 'titik' terakhir dalam lebaran kisah mereka tanpa memulai lembaran baru. Karena itu dia akan memulai kisah baru dalam lembaran baru, melanjutkan kehidupannya yang sedikit terjeda.
Lusa Keyra sudah bisa sekolah, hari ini dia pindah ke mansion Tante Rora -sahabat dekat mamanya, dengan diantar oleh Axell.
Sebenarnya Keyra merasa risih karena kemana dia pergi selama 3 hari ini selalu Axell yang mengantar, Keyra hanya tidak ingin dekat dengan lelaki manapun saat ini.
Setelah berkendara sekitar 50 meter dari gerbang utama ke gerbang mansion, Key langsung terpesona dengan arsitektur yang modern sedikit clasik.
Ternyata mereka sudah tinggal di mansion, karena dua bulan lalu saat Keyra bermain ke tempat Tante Rora, mereka masih tinggal di kompleks perumahan elit karena sedikit merenovasi manshion ini.
Keyra mulai turun dari mobil dan masuk kedalam mansion saat para pelayan membukakan pintu.
"Assalamualaikum."
Mansion keluarga Devanic ini tak kalah besar dan mewah dari mansion utama keluarga Agava-keluarga Key.
Hanya jauh lebih luas tanah di mansion utama Agava, karena di belakang mansion itu adalah danau buatan yang luas milik keluarga Agava pribadi -tempat bermain Keyra dan Aska saat kecil. Dan juga jalan dari gerbang utama ke gerbang mansion yang sangat jauh, tak akan sanggup jika digunakan dengan berjalan kaki, dan juga jauh dari kebisingan kendaraan, siapapun tak boleh masuk tanpa izin, bahkan taksi pun hanya bisa mengantar sampai gerbang utama, itu peraturan keluarga Agava.
Kadang Keyra merasa kesal sendiri saat menggunakan taksi, harus menelpon supir dulu untuk menjeputnya di gerbang utama, karena tak memungkinkan untuk jalan kaki. Belum lagi pekarangan mansion yang dihias dengan adanya taman dan air mancur. Bisa dibilang bangunan mansion yang sangat luas dengan puluhan kamar itu hanya sebagian kecil dari luas tanah mereka yang sebenarnya.
Belum lagi mansion Agava yang di daerah ini dan daerah Jakarta barat yang ditempati oleh kakek neneknya untuk masa tua. Jika kalian tau itu hanya sebagian kecil kekayaan keluarga Agava, karena mall-mall yang tersebar di Indonesia sebagian besar adalah milik keluarga Agava. Dan sebagian rumah sakit di Indonesia juga merupakan milik Keluarga Agava dan juga bersaing dengan rumah sakit keluarga Devanic.
Belum lagi cabang-cabang perusahaan yang berdomisili di berbagai negara. Dan satu lagi, perusahaan besar milik kakek dan neneknya di Jerman -yang merupakan orang paling kaya ke dua di Jerman- akan di wariskan kepada Key seluruhnya.
Walaupun jika di bandingkan sedikit lebih besar mansion keluarga Devanic yang di Jerman dari pada mansion Agava, karena perusahaan pusat keluarga Devanic berada di Jerman, dan mereka memilih pindah kewarganegaraan Jerman mengikuti suami Tante Rora --yang blasteran indo-Jerman-- yang berkewarganegaraan Jerman.
Karena itu Keluarga Keyra menjadi orang berpengaruh no.1 di Indonesia, kalau saja keluarga Devanic memilih negara Indonesia sebagai perusahaan pusat, keluarga Keyra akan menjadi no.2.
Keyra yang juga blasteran Indo-Jerman, karena kakeknya yang asli orang Jerman dan merupakan orang berpengaruh no.2 di Jerman, juga tahu berapa banyak kekayaan keluarga Devanic yang merupakan orang berpengaruh no.1 se-Jerman tersebut. Dan keluarga Devanic baru saja pindah ke Indonesia 3 bulan terakhir, walaupun masih sering bolak-balik Indo-Jerman.
Terluhat seirang wanita anggun yang berjalan ditangga, "Walaikumsalam, akhirnya kalian sampe." jawabnya langsung memeluk Keyra, Axell yang merasa di abaikan memilih mengangkat koper dan memberikannya kepada pelayan.
"Iya Tante, Keyra kangen banget sama Tante Aurora, hehe!" seru Key dalam pelukan Rora, dia tidak bisa bersikap dingin dengan orang terdekatnya.
"Yaudah, kalian masuk kekamar masing-masing sekarang, pasti capekkan perjalanan satu jam kesini." ucap Rora berlebihan.
"Loh, jadi dia itu... anak Tante yang cowok?" tanya Key sedikit ragu.
Tante Rora hanya bisa menahan tawanya kala melihat Axell yang menganga. Baru kali ini anaknya itu di abaikan oleh seorang wanita.
"Ya elah, berarti dari kemaren lo gak tau." ucap Axell sedikit kesal.
"Kenalin gue AXELLINO FRADELO DEVANIC, baru pindah satu bulan sih ke Indo karena gue milih selesaiin semester 1 gue dulu di Jerman, baru deh nyusul Mommy Daddy kesini." ujar Axell dengan senyuman mautnya, berniat tebar pesona.
'oh iya, marga dia kan Devanic, padahalkan dia juga udah bilang kalo gue bakal sekolah di 'Devanic' Senior High School milik 'daddy'nya, dah jelas banget kalo dia anaknya om Ellard Devanic dan tante Aurora Devanic, bodoh banget sih lo Key.' batin Key berdebat.
"Oww." jawabnya mengangguk-anggukkan kepala dengan wajah tanpa ekspresi.
Rora hanya menahan tawa, melihat ekspresi shock anaknya. Axell yang sudah bicara panjang lebar membuang wajah dingin yang biasa dia tampilkan diganti senyuman maut, hanya di jawab dengan satu kata tak berfaedah!
"Kamu ke kamar gih, dilantai 2 sebelahan sama kamar X."
"Iya tante Rora sayang, Key ke atas dulu." ujar Key memeluk Rora sekali lagi dengan senyum manisnya, mengabaikan Axell, lalu diantar pelayan ke dalam kamar.
'Wah wah, Ara-Ara.. baru kali ini gue dicuekin, menarik sih, tapi gue gak bakal mainin lo kok karna lo beda. Cewek diluar sana masih banyak buat gue sakitin kecuali lo, karna gue udah janji sama bang Aska.' ucapnya tersenyum aneh.
•••
"Assalamualakum, UH KAKAKKU SAYANG." teriak seorang cewek dengan suara cempreng nyelonong masuk kedalam kamar Keyra, yang membuat acara maskerannya terganggu. Langsung saja cewek itu naik keatas kasur memeluk Keyra dengan erat.
"Uhh, kangen, baru pulang yah?" ucap Keyra manja pada cewek tadi.
"Hu'um baru pulang, ciee kangen, padahalkan baru dua hari gak ketemu." balas cewek tadi, "Kalo kangen ini sebagai salam pertemuan." sambungnya lagi lalu menarik kain masker yang tertempel di wajah Keyra, membuat Keyra mencebikkan bibir.
"Gak ada kerjaan amat." balas Keyra membenarkan posisi masker di wajahnya yang sedikit bergeser dengan mempoutkan bibir.
"Hah! Kak,capek banget tau gak, trus tadi ada cowok gila lagi yang maksa pulang bareng pake sogokan kerupuk." rengeknya yang membuat Keyra teryawa karena kalimat terakhir.
"Ciee, jangan judes-judes sama calon pacar!" ledek Keyra.
"Ish kak, apaan sih." balasnya malu-malu.
"Cowok yang sering lo ceritain itu kan?"
"Iyaa."
"Mm, kok panggilnya 'cowok gila' sih? Gak panggil bebeb gitu, ayang beb, atau apa gitu." goda Keyra yang membuat wajah Zeline bersemu merah.
"Ih, gak kak! emang dia aneh gitu kok, bujuk cewek tuh pake chocolate kek, kok ini pakai kerupuk." gerutu Zeline.
"Ciee,, dianya udah gak dingin lagi yah? Bentar lagi jadian dong." goda Key pada Zeline yang sudah dianggap seperti adiknya.
"Ishh, apaan sih, oh iya, kak Key pindah yah, padahalkan aku masuk ke Geolard Senior High School biar satu sekolah sama kak Key, taunya kak Key pindah ke sekolah punya Daddy." ucap Zel dengan nada sendu, berniat mengalihkan pembicaraan malah jadi sedih.
"Kalau mau pindah ya tinggal pindah lah, orang sekolahnya milik daddy lo dek, ribet amat." balas Key santai.
"Gak ah, dah nyaman sekolah disitu, gak kalah bagus juga kok sama sekolah milik Daddy. Dan oh ya kak, tau gak cowok yang aku bilang maksa nganter pulang itu, dia anaknya pemilik sekolah loh." cerita Zeline.
"Hah? Maxime?" tanya Key terkejut.
"Wah, kak Key kenal? Aku baru inget kalo dia senior kelas sebelas."
"Iya, dia teman yang baik." jawab Key dengan senyum yang sendu, namun Zel pura-pura tak menyadarinya.
"Oh iya masih ada masker gak Kak, Zel juga mau dong." tanya cewek itu yang usianya setahun lebih muda dari Key dengan wajah sok imut, eh tapi memang imut sih.
" Ambil aja di meja, itu pun tante Rora yang kasih, hehe." balas Keyra dengan kekehannya.
"Wah, kak Keyra gak modal, taunya dari Mommy." ledeknya tapi tetap membuka bungkus masker tersebut.
"Udah solat belum dek, solat dulu sana." perintahnya tanpa berhenti memakan chocolate yang entah sudah berapa bungkus.
"Nanti lah kak, udah kebuka ini, masih jam 16.20 kok." ucapnya dengan wajah memelas setelah itu kembali lanjut dengan kegiatannya.
"Terserahlah, kamu yang dosa dek."
"Yee, kek kakak gak pernah tinggal solat aja!"
"Hehe, Kamu memang yang paling tau kakak dek."
Sedangkan di depan pintu kamar yang tidak tertutup sempurna, Axell tersenyum melihat keakraban dua wanita itu. Mereka tanpa ada jarak, entah kenapa dia ingin berada di posisi adiknya, membuat Key tertawa seperti tadi.
Keyra dan Zeline memang sangat akrab, mereka sering bertemu sekali beberapa bulan dan saling komunikasi, karena Zeline sering mengikuti mommy dan daddynya ke indonesia saat urusan bisnis, berbeda dengan Axell yang baru bertemu kali ini setelah Axell pindah ke Jerman 12 tahun lalu.
•••
...kalau suka ceritanya tolong kasih like and komen ya~...
...biar author semangat up nya~...
...Gajelas banget ini partㅜㅜ...
✔️Revisi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!