NovelToon NovelToon

TERJERAT CINTA BANGSAWAN

SENYUM YANG TERENGGUT

Clarissa termenung seraya memandangi Ethan yang terlihat pucat pasi, namun masih nampak jelas terlihat guratan ketampannanya, jika saja dia tidak koma sudah pasti akan ada banyak wanita yang akan mengantri untuk menarik hati suaminya ini. Sedangkan dia bisa menikahi Ethan karena harus menanggung kesalahan yang tidak pernah dia buat. Ketika Bibi Matilda dan Sarah memohon kepadanya untuk menggantikan Sarah menikahi pria yang terbaring Koma, dengan bodohnya Clarissa menyetujuinya karena rasa sayang kepada ibu dan anak ini.

"Aku tidak pernah mencelakaimu, kau yang paling tahu," ucap Clarissa.

"Tapi sudahlah, jika pena takdir sudah tertulis," ucap Clarissa seraya mengelap tubuh Ethan dengan telaten.

Clarisssa menjaga Ethan dengan baik namun karena merasa sangat lelah, Clarissa malah tertidur di sofa. eperti biasa akan ada pelayan yang akan membersihkan kamar Ethan. Clarissa tidak mendengar suara pintu di buka, Pelayan tersebut melihat Clarissa yang sedang tertidur segera saja menukar jarum suntik obat milik Ethan.

Sebelum menikah dengan Ethan, Clarissa sedang menempuh sekolah keperawatan. Jadi jika hanya memberikan obat kepada Ethan melalui jarum suntik, Clarissa bisa melakukannya.

keesokan paginya, baru saja selesai mandi. Elazar, Asisten Dean Efrat segera menarik dan membawa Clarissa kehadapan Dean.

"Apa yang kau suntikan kepada Adikku?" tanya Dean.

Merasa hanya menyuntikan obat Ethan yang seperti biasanya, jelas saja Clarissa tidak mengakuinya. Clarissa merasa sudah menjaga Dean dengan baik.

"Apa maksudmu?" tanya Clarissa.

"Tuan, kami tidak bisa menyelamatkan Tuan Ethan," jawab salah satu dokter yang menangani Ethan.

"Plak," sebuah pukulan keras mengenai pipi Clarissa dengan keras sampai-sampai Clarissa merasa kebas di pipinya dan terjatuh di lantai.

Dean, menjambak rambut Clarissa yang masih basah tersebut. Wajah Dean sangat dekat dengan wajah Clarissa sehingga mereka bisa saling merasakan nafas masing-masing.

"Tak tahan, lalu kau membunuh Ethan agar terbebas dari hukuman ini!" sangka Dean.

"Jangan Harap bebas, kecuali aku mati," Ancam Dean Efrat kepada Clarissa.

"Kau akan membayarnya dalam seumur hidupmu ini, nyawamu adalah miliku!" ucap Dean.

Menikah dan merawat Ethan selama tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar, meski suaminya itu koma namun bukan berarti tidak ada rasa simpati dan empati terhadap suaminya itu.

Clarissa segera bangkit berdiri dan pergi ke kamar Ethan. Clarissa menatap mesin pacu jantung yang sudah tidak memperdengarkan nada jantung Ethan yang berdetak.

"Berhenti berdetak!" ucap Clarissa.

"Ethan! Ethan!" panggil Clarissa.

"Dia benaran mati!" ucap Clarissa.

"Bawa wanita ini ke gudang bawah tanah !" perintah Dean.

"kurung, jangan dikeluarkan sampai ada perintah dariku!" perintah Dean lagi.

"Aku tidak pernah mencelakai Ethan," teriak Clarissa dengan lantang.

Namun itu tidak merubah keputusan yang telah Dean buat. Clarissa harus menebus kesalahan ini dengan menukar seumur hidupnya di rumah ini.

Tubuh Clarissa di lemparkan begitu saja di gudang bawah tanah, Clarissa menangis sambil memegangi lututnya.

"Aku tidak pernah mencelakai Ethan, aku tidak membunuh Ethan," ucap Clarissa dalam Isak tangisnya.

Hati Clarissa terasa pilu mengingat kehidupannya sebelum bersama Ethan. memiliki teman-teman yang menyayanginya, berkuliah di tempat yang dia ingini. Namun dalam seketika hancur ketika dia memutuskan menolong Sarah untuk menanggung kesalahan yang telah dibuat oleh Sarah. Semenjak saat itu senyuman di wajah Clarissa benar-benar terenggut.

Clarissa dikurung tanpa diberi makan ataupun minum selama berhari-hari, tubuh Clarissa mengalami dehidrasi yang hebat. Ketika dalam keadaan sangat lemas tak berdaya, barulah Dean mengijinkan Clarissa di keluarkan dari gudang.

Clarissa baru saja membuka matanya, melihat langit-langit kamar yang indah, dirinya pun sadar jika dia baru saja dikeluarkan dari gudang yang pengap itu.

BUKAN AKU

Clarissa masih merasakan pusing seperti berputar-putar. Berusaha bangun untuk duduk, Clarissa melihat Elazar dan beberapa pelayan sedang berdiri di depan ranjangnya.

Tak berapa lama Dean pun memasuki kamar Clarissa. Dean dengan elegannya duduk di sofa sambil menatap tajam ke arah Clarissa.

"Katakan apa yang kalian lihat!?" tanya Dean kepada beberapa pelayan yang telah dipanggil.

"Pagi hari, kami melihat dia memberikan suntikan seperti biasanya kepada Tuan Ethan," jawab salah satu pelayan.

"Setelah itu?" tanya Dean lagi.

"Setelah itu, dia pergi meninggalkan kamar Tuan Ethan, tak berapa lama Tuan Ethan mengalami kejang-kejang hebat," jawabnya lagi.

Mendengar kesaksian dari para pelayan rumah, Dean berdiri dari sofanya dan mendekati Clarissa. Dean duduk di sisi ranjang Clarissa.

"kau tidak bisa menyangkalnya?" ucap Dean dengan mengintimidasi.

"Kau pikir bisa bebas, tidak semudah itu. kecuali kau mati!" ucap Dean dengan dingin.

"Ethan telah mati, tapi masih ada aku yang bisa menjadi suamimu!" ujar Dean.

Elazar memberikan berkas yang ditangannya diatas nakas. Clarissa menatap mereka semua dengan mata kebingungan.

"Bukan aku pelakunya!" ucap Clarissa dengan sedikit histeris.

"Tuan, bukan aku pelakunya!" teriak Clarissa seraya mencoba mengejar Dean. Namun karena masih merasa lemas, Clarissa pun terjatuh.

Pintu kamar Clarissa dikunci dari luar, Clarissa mencoba berdiri dengan sekuat tenaga dengan tenaganya yang masih lemah itu, mencoba membuka pintu, namun itu percuma saja.

"Tidak bisa, tidak bisa menikah dengannya," ucap Clarissa dalam hati dan merasa panik.

Clarissa mencoba menghubungi Sarah dan menceritakan semuanya. Sarah berjanji akan membantunya melarikan diri dari rumah Dean.

"Bagus sekali, sesuai rencana," Ujar Sarah.

Sarah dengan sengaja menframing semuanya, menjatuhkan semua kesalahan kepada Clarissa. ketika dia menabrak keras Ethan dengan mobilnya, waktu itu dia segera meninggalkan lokasi dan pulang.

Mobil yang digunakan menggunakan kaca yang gelap sekali, sehingga tidak terlihat siapa yang membawa mobil tersebut. Jadi dengan sangat mudah bagi Sarah untuk meyakinkan Clarissa untuk menggantikan dirinya menanggung kesalahan. Sarah sangat marah ketika Ethan menolak cintanya, karena itu secara impulsif Sarah mencelakai Ethan.

Dan kali ini, Sarah berencana mendekati Dean Efrat, karena itu dia harus menyingkirkan duri dalam daging, si pembawa rahasia. Sarah harus menyingkirkan Clarissa. Agar rahasianya menjadi aman.

Sementara itu Clarissa merasa lega mendengar bahwa Sarah akan memikirkan cara untuk membawanya pergi dari sini.

"Semoga saja aku bisa pergi dari rumah yang menakutkan ini," harap Clarissa dalam hati seraya memeluk dirinya sendiri.

Clarissa melihat berkas yang Elazar letakan di atas nakas. Clarissa mengambilnya lalu membacanya.

"Surat registrasi pendaftaran pernikahan!" baca Clarissa dengan terkejut.

Clarissa menoleh ke arah pintu yang baru saja dibuka. Elazar masuk dan menghampirinya.

"Silahkan di tanda tangani!" perintah Elazar seraya memberikan puplen emasnya.

"Tidak, aku tidak ingin mendatanganinya," jawab Clarissa.

"Tuan bilang kau boleh tidak menadatanginya, namun nyawa adikmu akan diambil sebagai harga pertukarannya," jelas Elazar.

"Apa-apaan ini!" ucap Clarissa.

Waktu itu Sarah juga menggunakan adiknya untuk sedikit membujuk dirinya agar mau menggantikan sarah masuk ke rumah Ethan. Dan sekarang Dean menggunakan adiknya untuk mengancamnya juga.

"Kalian tidak bisa melakukan itu kepada Lucas," Ujar Clarissa dengan marah.

"Jika begitu mohon tanda tangani berkasnya," ujar Elazar.

Berpikir beberapa saat, akhirnya Clarissa menandatangani berkas tersebut. Tak ingin ada yang menyakiti Lucas, Clarissa pun memutuskan menjadi tameng kehidupan bagi Lucas.

Lucas adalah Adik kesayangan Clarissa, adik kembarnya. Namum sayang Lucas terlahir dengan gangguan berupa kelumpuhan. Lucas memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan otot dan struktur tulang yang bersifat bawaan.

"Sungguh kehidupan yang sangat indah," ujar Clarissa sambil menatapi langit dari atas balkon kamarnya.

DIA

Elazar membawa berkas yang sudah di tanda tangani oleh Clarissa. Elazar meletaknnya di atas meja kerja Dean.

"Nona Clarissa telah menandatanginya," ujar Elazar.

Dean mengambilnya dan membacanya, tergurat seringai senyum samar di wajah Dean. Wajah Dean berubah menjadi dingin kembali dalam sekejap ketika mengingat Ethan sudah tidak bersamanya lagi.

Semua bukti mengarah kepada Clarissa, sidik jari di peralatan medis yang digunakan kepada Ethan hanya ada sidik jari Clarissa.

Clarissa adalah orang yang paling banyak menghabiskan waktu bersama Ethan, Clarissa lah yang bertanggung jawab atas obat-obatan Ethan. Dan yang lebih penting lagi, dikamar Clarissa ditemukan botol kecil yang di sisa-sisa cairannya, setelah diselidiki itu adalah cairan yang sama yang mengambil nyawa Ethan.

Di dalam kamar lamunan Clarissa, terbuyarkan ketika beberapa pelayan memasuki kamar Clarissa dan langsung menarik Clarissa ke kamar mandi untuk bersiap pergi.

"Hei, ini mau apa!?" tanya Clarissa.

"Tuan meminta Nona untuk bersiap pergi ke hotel," jawab salah satu pelayan.

"Hotel?" tanya Clarissa.

"Untuk apa aku harus kesana?" tanya Clarissa lagi.

"Kami hanya menjalankan perintah," jawab mereka.

Setelah itu Clarissa diminta turun, Elazar tengah menunggunya, untuk membawanya ke Hotel. Setelah sampai disana Elazar membawa Clarissa ke salah satu kamar Suite.

Clarissa masuk dengan meragu, namun Elazar mendorongnya masuk ke dalam. Disana bukan hanya ada Dean namun juga teman-temannya.

"Kemari!" panggil Dean.

Clarissa patuh dan melangkah mendekati Dean. Clarissa berdiri di hadapan Dean yang memandangi dari atas kepala sampai ke ujung kaki Clarissa.

"Hei! wanita ini sangat cantik dan terlihat polos," ujar salah satu teman Dean.

"Jangan pernah menilai buku hanya dari sampulnya saja," jawab Dean sambil menyindir tertawa.

Dean berdiri lalu sedikit menunduk berbisik kepada Clarissa dengan ekspresi datar dan nada suara yang dingin tak perduli.

"Kau disini saja malam ini, temani teman-temanku bermain!" perintah Dean.

"Maksudmu apa?" tanya Clarissa dengan tatapan ketakutan.

"Bukankah aku istrimu, mengapa kau memberikanku kepada teman-temanmu!?" tanya Clarissa dengan nada marah.

"Tujuanku menikahimu, agar aku bisa tetap menghukummu," Jawab Dean.

Dean benar-benar sudah dibutakan dengan kebencian dan amarahnya kepada Clarissa. Tak ingin melihat hal lainnya, Clarissa adalah satu-satunya pelaku bagi Dean.

"Merasa takut, baru mengaku sebagai istriku!" sindir Dean masih dalam bisiknya.

"Nikmatilah, aku pergi!" ujar Dean meninggalkan Clarissa dalam kelimbungan.

Clarissa segera saja mengembalikan kesadarannya, melangkah lari memeluk Dean dari belakang. Seraya memohon dengan lirih.

"Jangan! jangan tinggalkan aku disini!" pinta Clarissa.

Bukannya mendapatkan perlindungan, malah Dean menarik lepas tangan yang melingkar di pinggangnya, kemudian melemparkan tubuh Clarissa ke lantai.

"Hei! kau temani saja kami disini," ucap salah satu dari mereka yang ada di dalam kamar suite ini sambil bersimpuh di depan Clarissa.

"Tidak! jangan menyentuhku!" teriak Clarissa sambil berdiri menjauhi mereka.

Namun salah satu dari mereka berhasil mendekap Clarissa. Dengan serampangan pria itu menciumi Clarissa. Dean memerintahkan mereka untuk bermain sampai puas dengan Clarissa, siapa yang berani menolak perintah seenak ini.

Clarissa meronta-ronta sementara yang lain masih asyik mengamati sambil menyesap anggur merah mereka dan sambil tertawa karena merasa terhibur. Clarissa berhasil memukul bagian bawah pria yang memeluknya itu lalu berlari masuk ke kamar mandi.

Dengan cepat Clarisa mengunci pintu kamar mandi tersebut, Clarissa melihat sebuah pisau cukur yang ada di meja. Clarissa mengambilnya untuk alat melindungi dirinya.

Pintu kamar mandi berhasil dibuka, Clarisa bereakasi mengacungkan pisau yang ada di tangannya ke arah pria tersebut.

"Menjauhlah!" ancamnya sambil mengayunkan pisau tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!