NovelToon NovelToon

The Fake Legend

Chapter 01 - Prolog

Di suatu pagi yang indah, matahari bersinar menerangi rumah-rumah dan jalanan, orang-orang memulai aktivitas mereka dengan semangat hari baru. Tapi, sepertinya kata semangat itu tidak ada pada seseorang yang tinggal di rumah ini. Ya benar, rumah yang cukup besar ini di tinggali oleh semacam spesies manusia yang tampaknya tidak terlalu akrab dengan dunia luar.

Dia adalah manusia gua!!!! Salah, maksudku seorang Nolep. Ya, aku memang menulis nolep, ini bukan typo. Baiklah tanpa basa-basi lagi kita akan langsung melihat kelangsungan hidup manusia yang satu ini.

Di dalam sebuah kamar di rumah itu terdapat sebuah meja komputer, terlihat juga di sampingnya sesuatu yang tidak lain adalah beberapa kaset game dan juga bungkus bekas makanan instan.

Dan di sampingnya terlihat seseorang yang sedang duduk di kursi, sambil menatap ke layar komputer di ruangan yang gelap dengan mata yang mengantuk.

Klik, klik, ia menekan mouse nya beberapa kali dan game yang dia mainkan tampaknya sedikit rumit, yah kita sebut saja game MMORPG. Game MMORPG adalah 'Massively Multiplayer Online Role Playing Game' yang memiliki tujuan untuk mengalahkan boss, menyelesaikan quest, atau hanya sekedar menghabiskan uang untuk mendapatkan pakaian dan karakter dari Gacha.

Game ini adalah game pasaran yang biasa di mainkan seseorang sebelum dia masuk ke Isekai. Apakah MC kita akan masuk ke Isekai?

Tentu saja, jika tidak kalian pasti akan bosan membaca tentang seseorang yang bermain game seharian.

MC kita kali ini bernama Izuru, seorang siswa kelas 3 SMA. Dia tidak bersekolah karena sedang libur sebelum ujian kelulusan, tidak baik terus di rumah saat libur sekolah, kau harus keluar sesekali.

"Aku sudah bersabar cukup lama, mungkin ini waktunya aku menguji keberuntunganku." Kata Izuru mengarahkan panah mouse nya ke arah simbol di pinggir layar dengan bertuliskan Gacha.

Saat sesudah loading muncul sebuah tampilan dengan banyak karakter imut menghiasi layar.

"Ahh... Aoi, sebentar lagi aku akan mendapatkan mu." Kata Izuru sambil menyentuh gambar seorang gadis berambut merah panjang juga bertelinga kelinci dengan pose seperti sujud dengan pantat mengarah ke pemain dengan ekor bulat berbulu yang sangat menggemaskan, dan wajahnya menoleh kebelakang dengan ekspresi malu.

Butuh 300 kristal untuk satu kali gacha dan kristal di akun Izuru ada 60.000 kristal. "Baiklah, waktunya menguji keberuntunganku!" Kata Izuru dengan semangat.

...*****...

Jam dinding terlihat menunjukan pukul 8.45, itu artinya sudah 15 menit sejak Izuru mulai gacha. Tapi, tampak dari raut wajahnya terlihat tidak senang, ia memukul meja lalu berkata,

"Cih! kenapa aku masih belum dapat? 190 kali aku gacha, tapi kenapa aku hanya dapat karakter laki-laki ampas?" Kemudian Izuru melihat jumlah kristalnya di pojok kanan layar, sekarang kristalnya hanya tinggal 3000, dan itu hanya cukup untuk melakukan gacha sebanyak 10 kali.

"Apa yang harus kulakukan? Apa aku berhenti saja? Tidak, aku sudah terlanjur menghabiskan 95% kristal ku." Kata Izuru lalu mengarahkan mouse nya ke tombol gacha 1 kali dengan tangan gemetaran dan keringat yang menetes dari dagunya.

"Aku masih punya harapan. Aku harus mendapatkannya...! Klik....!!!!"

...*****...

Pada akhirnya tetap ampas seperti sebelumnya. Izuru tampak tidak percaya dengan yang ia lihat, lalu di matanya muncul sebuah tulisan 'kepercayaan' kemudian meledak sampai berkeping-keping.

"Arrrggghhh....!!!! Masa bodoh, akan aku habiskan semua kristalku...!!!!!" Teriak Izuru sambil menekan mouse dengan sangat cepat, dan tiba-tiba...

"Jackpot! Jackpot! Jackpot!"

"Ehh, Apa ini?" Tanya Izuru tampak bingung.

"Selamat! Anda mendapatkan Jackpot, yang artinya anda mendapatkan seluruh hadiah gacha periode ini dengan pengembalian kristal sebanyak 50% yang anda gunakan untuk gacha dalam kurun waktu jam 00.00 sampai saat ini."

"Apa!? Aku tidak tahu kalau ada jackpot di game ini? Untuk memastikannya saja," kata Izuru tampak kebingungan, lalu ia mengarahkan mouse nya ke arah ikon berbentuk tas dan saat ia masuk, tidak di sangka-sangka tasnya penuh dengan berbagai karakter dan kostum.

Saking terkejutnya Izuru membuatnya berdiri dari kursinya dengan sangat cepat sampai kursinya jatuh kebelakang dengan keras dan terdorong kebelakang cukup jauh.

"Tidak mungkin, aku tidak percaya ini. Hah... Hah... Kepalaku pusing sekali, rasnya aku ingin muntah." Izuru kemudian berbalik, tapi pandangannya menjadi kabur.

ia kehilangan kesadaran kemudian jatuh ke depan dan lehernya tepat mengarah ke kaki kursi yang terbuat dari batang besi tipis, lalu...

Uhhh.... Hiii... Aku sedikit merasakan ngilu di leherku, maaf jika kalian merasakannya juga. Ehem! Al hasil Mc kita pun mati. Yey..! Sekarang waktunya kita melakukan perjalanan menuju alam baka.

...*****...

"Uggghhh... Di mana ini? Kenapa terang sekali, apa aku sudah mati?"

Dan sebenarnya yang terjadi adalah, "hey bangun, ayo cepat bangun! Kenapa orang ini? Sudah di akhirat masih saja mati." Kata seorang gadis berambut pirang berusaha membangunkan Izuru.

Lalu ia berjalan pergi dan kembali membawa sebuah senter, kemudian kedua mata Izuru di buka paksa lalu menyorotinya dengan senter dari atas kepalanya saat terbaring di lantai, tapi masih tidak bangun juga.

Gadis itu mematikan senternya, lalu ia melihat ke senternya dan tiba-tiba memukul dahi Izuru dengan keras.

"Aduh!" Izuru terbangun duduk dengan memegangi dahinya, kemudian ia berbalik melihat gadis pirang itu. "Siapa kau dan di mana ini?"

"Tenanglah kau sedang berada di tempat pemberhentian terakhir, semua yang kau lakukan dulu tidak ada gunanya di sini." Jawab gadis.

"Apa maksudmu?"

"Kau sudah mati."

"Apa!? Jadi... Aku benar-benar mati. Tunggu, bagaimana aku bisa mati?" Tanya Izuru.

"Kau ingin melihatnya?" Tanya Gadis itu kemudian tangannya mengeluarkan cahaya, tiba-tiba muncul remote tv dari tangannya lalu menekan tombol dan kemudian muncul sebuah layar di belakang Izuru. Izuru lantas terkejut dan berbalik melihat ke arah layar.

"Hiii... Aku bahkan takut melihat keadaanku sendiri." Kata Izuru sedikit takut melihat ke layar.

Lalu ia sadar bahwa jam digital menunjukan tanggal 9 maret, yang artinya sudah satu hari yang lalu.

"Kemarin!? Apa belum ada yang menemukanku dari kemarin?"

"Sebenarnya ini video yang di ambil 3 hari yang lalu."

"Tiga hari!? Apa orang tuaku tidak tahu aku sudah meninggal?"

"Sudahlah tidak perlu mengungkit-ungkit itu lagi, tidak ada yang berubah walaupun kita membicarakannya. Sekarang kau akan menentukan nasibmu."

"Nasibku? Apa aku akan masuk surga?"

"Hahaha! Tentu saja tidak." Seketika wajah Izuru berubah menjadi pucat setelah mendengar perkataan gadis itu.

"Bagaimana ini, jika tidak ke surga pasti neraka. Aku tidak mau berakhir seperti ini. Tunggu sebentar, kenapa aku langsung percaya saja dengan gadis itu? Mungkin ini hanya sebuah tipuan bodoh." Kata Izuru dalam hati.

"Kenapa aku harus mempercayaimu? Mungkin saja kau hanya berbohong, dan saat aku terjebak oleh kebohongan mu kau akan berkata, Selamat anda kena prank! Seperti itu kan?" Kata Izuru tidak percaya dengan lantang sambil menunjuk-nunjuk gadis itu.

"Kau pikir memunculkan remote dari tanganku itu hanya tipuan?" Balas gadis itu dengan wajah datar.

Seketika Izuru terdiam lalu berkata, "benar juga, tidak mungkin itu hanya tipuan. Dia melakukannya tepat di depanku tadi. Kalau begitu apa yang akan terjadi padaku?"

"Kau akan kuberi 2 pilihan. Yaitu hidup kembali di dunia fantasi atau ke dunia lamamu tapi dengan takdir yang lebih baik. Tentukan pilihanmu!"

"Hmmm... Aku memilih..."

Bersambung...

Mungkin di sini ada yang minat cerita yang cukup berat, misteri tetapi memiliki feel cerita dan cukup gelap. Bisa mampir di karya temen aku, cari aja: Reinkarnasi atau Mimpi?

Tenang kok, ceritanya ga seperti kebanyakan novel yang ada di sini. Cerita orisinil buatan author sendiri dengan beberapa inspirasi.

Hanya tersedia di Noveltoon ini ^-^

Bagi yang mau karya baru kalian saya promosikan bisa masuk ke dalam Grup Whatsapp Land of Fantasy. Link grup ada di akun facebook Rafi Rama Saputra, di sana kalian juga bisa mencari ide untuk cerita dan juga teman sesama penulis fantasi!

Chapter 02 - Awal Reinkarnasi

"hmm.... Ini pilihan yang sangat mudah. Aku memilih hidup kembali di dunia lamaku!"

Gadis itu hanya diam mendengar jawaban Izuru. Kemudian Izuru bertanya, "kenapa kau hanya diam saja?"

"Maaf, aku tidak bisa melakukan itu. Ada sedikit kendala saat ini, karena itu kau tidak bisa melakukan reinkarnasi ke dunia lamamu. Satu-satunya hal yang bisa kau lakukan hanya reinkarnasi di dunia fantasi."

"Jika seperti itu kenapa kau memberikan 2 pilihan tadi?"

"Tidak perlu basa-basi lagi, karena pilihanmu hanya satu jadi tidak ada jalan lain selain mengirim mu ke dunia fantasi." Kata Gadis itu dengan wajah datar, kemudian muncul cahaya di sekeliling Izuru dan perlahan dia mulai terbang.

"Tunggu apa yang akan kulakukan di sana dan apa kau tidak memberikanku perlengkapan?" Tanya Izuru semakin ke atas.

"Kau bisa menjadi apapun yang kau mau, tapi kau harus melakukannya dengan usahamu sendiri." jawab gadis itu dari bawah.

"Aku punya satu pertanyaan lagi, siapa namamu?"

"Aku tidak perlu mengetahui namaku, karena kita mungkin tidak akan bertemu lagi."

"Ya sepertinya kau benar." Cahaya di sekitar Izuru semakin terang sampai menyilaukan dan tiba-tiba ia berpindah ke suatu ruangan gelap dengan cahaya memancar dari suatu arah.

"Di mana ini? Apa itu jalan keluarnya?" Tanya Izuru kemudian berjalan ke arah cahaya itu, dan keluar dari ruangan itu dan melihat dunia terbentang sejauh mata memandang. Hutan, pegunungan, sungai, semuanya ada di sana dengan hewan-hewan aneh dan menakjubkan berterbangan di udara.

"Ini benar-benar dunia fantasi? Tunggu, di mana kotanya!?" Tanya Izuru panik dan melihat sekeliling di sebuah tebing yang sangat curam, di belakangnya ada sebuah pohon dengan lubang di tengah batangnya, sepertinya itu tempat Izuru keluar.

Izuru terus mencari kota terdekat dari lokasinya saat ini.

"Itu dia! Tapi sepertinya sangat jauh, apalagi aku harus turun dari tebing ini.

Ini adalah awal perjalanan Izuru untuk menjadi seorang pahlawan. Tapi sebelum itu dia harus menghadapi sebuah hal yang sangat penting dahulu, yaitu bertahan hidup.

Singkat cerita Izuru berusaha turun dari tebing itu dengan hati-hati, walaupun beberapa kali terjatuh. Setelah itu melewati hutan, tapi baru setengah perjalanan ia sudah lelah dan tengah beristirahat di bawah pohon.

"Hah... Melelahkan sekali." Kata Izuru duduk bersandar di bawah pohon di dalam lebatnya hutan, dan sekarang perutnya berbunyi.

"Aku lapar. Ini hutan, pasti banyak buah tumbuh di sini." Izuru berdiri dan kemudian melihat sekeliling mencari sesuatu yang bisa di makan di hutan itu.

"Tidak ada, sudahlah aku menyerah! Aku pasti akan mati di sini...! Eh apa itu?" Izuru melihat sesuatu tergeletak di tanah, ia lalu menghampirinya dan itu adalah.

"Waa...!? Ini mayat? Tunggu sebentar, dia sepertinya membawa banyak barang di tasnya." Kata Izuru terkejut melihat mayat seorang pria tergeletak di hutan.

Namun setelah melihat tas pria itu yang tampak penuh Izuru langsung mengabaikan apa yang ia lihat tadi dan fokus pada tas pria itu. Izuru mengambil tas itu dari tangan pria itu dengan perlahan dan saat di buka.

"Wahh....!! Makanan, aku benar-benar beruntung! Tunggu, apa boleh mencuri dari orang mati? Ah masa bodoh, aku baru saja hidup, jadi dosaku pasti masih sedikit." Kata Izuru kemudian memakan daging panggang itu dengan lahap.

Singkat cerita lagi, Izuru tidak tahu kalau daging itu pedas. jadi Izuru langsung berlari keluar dari hutan itu dan akhirnya sampai di gerbang kota saat hari menjelang sore.

"Hah... Hah... Akhirnya... Sampai... Aku... Sudah tidak kepedasan lagi... Tapi aku tetap haus." Kata Izuru sambil masuk ke dalam kota. Mungkin nanti saja narator jelaskan penggambaran kotanya, kasihan Izuru sudah kehausan.

"Hah... Hah... Di mana? Air?" Tanya Izuru lemas, lalu ia berhenti saat melihat sebuah bangunan bertuliskan bar.

"Hah!? Air!" Kata Izuru berlari masuk ke dalam bar, "akhirnya sampai juga!" Kata Izuru di hadapan pelanggan bar lain, mereka semua tampak seperti seorang petualang.

Izuru lalu berjalan ke arah meja bartender, kemudian duduk di sana bersama seorang gadis di sebelahnya.

"Tolong air putih satu gelas." Kata Izuru meletakan wajahnya di meja sambil mengangkat tangan kanannya.

Lalu segelas air di letakan di depan Izuru. Kemudian ia mengangkat wajahnya dan meminum habis air itu. "Hah... Ini seperti surga."

"Ngomong-ngomong aku belum pernah melihatmu sebelumnya, apa kau baru di sini?" Tanya bartender itu. Bagi yang tidak tahu bartender, silahkan cari sendiri di google.

"Iya aku baru di sini." Jawab Izuru.

"Dari mana asal mu?"

"Asal ku... Dari... Sana?"

"Dari sana mana maksudmu? Tunggu sebentar, kau bukan budak yang melarikan diri, 'kan?"

"Apa? Aku bukan budak!"

"Lalu aku tanya sekali lagi, dari mana asal mu?"

"Heh... Sepertinya aku tidak bisa mengatakan itu, karena kita tidak saling kenal. Aku tidak bisa memberitahumu informasi pribadiku." Jawab Izuru dengan tersenyum. Gadis di samping Izuru pergi setelah meletakan uang di meja.

"Namaku Gorden, aku pemilik bar dan restoran ini. Siapa namamu?" Kata Gorden memperkenalkan diri dan sekarang ia bertanya pad Izuru.

"Emm... Namaku? Aku Izu..." jawab Izuru tapi ia langsung membungkam mulutnya sendiri.

"Apa aku harus memberikan nama asli ku? Tidak, mungkin aku harus mengubah namaku. Ya, benar! Lebih baik aku mengubah namaku, saat ini aku akan menjalani hidup baru." Kata Izuru dalam hati sambil senyam-senyum sendiri.

"Hey kau dengar tidak?"

"Ah ya! Namaku Kyoko!" Kata Izuru langsung mengatakan nama barunya yang terdengar seperti nama perempuan.

"Sial! Kenapa aku pakai nama itu!? Itu nama salah satu karakter kesukaanku di game kemarin. Dia pasti akan berpikir kalau aku ini aneh." Kata Izuru dalam hati.

"Hmm... Kyoko ya? Sekarang kita sudah saling mengenal, jadi bisa kau beritahu dari mana asal mu?"

"Kenapa kau terus curiga padaku...!!!?!!!? Apa aku terlihat seperti bandit atau buronan bagimu?"

"Tidak, tapi tempo hari lalu ada yang menunggumu kan hilangnya seorang budak. Dan penampilanmu sangat mencerminkan nya." Kata Gorden melihat pakaian Izuru yang lusuh karena beberapa kali jatuh dari tebing.

"Ini tidak seperti yang kau kira. Kau pasti tidak akan percaya, aku sebenarnya bereinkarnasi di tengah hutan sana."

"Hmm... Begitu ya."

"Jadi kau percaya?"

"Tentu saja tidak."

"Sudah kuduga itu."

"Ngomong-ngomong sebentar lagi aku akan menutup bar ini, sebaiknya kau pulang." Kata Gorden lalu berjalan ke belakang meninggalkan Izuru di sana.

"Benar juga, di mana aku akan tidur malam ini?" Tanya Izuru dalam hati.

Beberapa saat berlalu dan Izuru sudah berbaring di bangku pinggir jalan, ia melihat ke arah langit yang bertebaran bintang yang berkelap-kelip.

Langit terlihat lebih terang saat di lihat dari jalanan kota yang gelap dan sepi. "Ini tidak terlalu buruk, suasana ini lebih baik di banding duniaku yang dulu. Sekarang aku harus memikirkan bagaimana cara aku bisa menjadi pahlawan di sini."

"Tunggu sebentar, lebih baik aku memikirkan di mana aku akan berteduh." Kata Izuru tetap berbaring di bangku saat hujan perlahan turun.

Bersambung...

Chapter 03 - Menjadi Seorang Pelayan

Hujan deras di tengah malam dan mc kita harus mencari tempat berteduh untuk tidur. Yah, aku sedikit kasihan pada si mc. tapi aku yakin jika dia bekerja keras, pasti dia akan menjadi pahlawan yang hebat di dunia fantasi ini.

Izuru yang malang tampak duduk di teras bar milik Gorden. Dia bertahan di sana dengan tubuh yang menggigil hampir sedingin es.

"Huff... Sekarang aku harus apa? Jika saja aku bisa memilih pilihan kedua, pasti aku sudah berada di rumah yang nyaman dengan kakak dan adik perempuan ku. Kalau aku mati lagi, apa aku bisa reinkarnasi lagi?" Kata Izuru membayangkan jika ia bisa memilih pilihan kedua yang di berikan gadis pirang itu kemarin. Beberapa saat kemudian, Izuru mulai mengantuk dan akhirnya tertidur.

...*****...

Matahari bersinar menyinari pagi yang indah ini. Burung-burung berkicau merdu berpadu dengan suara gerimis yang jatuh membentur atap rumah warga, bagaikan musik yang sangat menenangkan. Izuru masih tertidur pulas di sana, lalu terbangun karena pintu bar terbuka mengenai kepalanya.

"Aduh! Hey mengganggu orang tidur saja!" Teriak Izuru setengah bangun.

"Kau lagi? Tunggu, kenapa kau tidur di depan pintu?" Tanya Gorden yang berdiri di pintu melihat ke arah Izuru. Mulai sadar, Izuru sontak berdiri dari tempatnya tidur.

"Amm.... Maaf soal yang tadi."

"Kenapa kau tidak pulang?"

"Tolong aku! Aku tidak punya tempat tinggal! Aku tidak punya apapun, sebatang kara, fakir, miskin, semuanya!" Kata Izuru bersujud di kaki Gorden.

"Hey bung tenanglah. Ayo ikut denganku!" Kata Gorden kemudian masuk, di susul oleh Izuru. Lalu Gorden masuk ke dalam dapur, sementara Izuru duduk di meja bartender.

"Ini makanlah." Kata Gorden memberikan sepotong daging panggang pada Izuru.

"Terima kasih, aku lapar sekali!" Kata Izuru lalu memakannya dengan lahap.

"Aku tidak akan selalu memberikanmu makanan, jadi sebaiknya kau mulai bekerja hari ini. Kau boleh tidur di depan bar ku, tapi kau harus pergi saat aku buka." Kata Gorden sambil menuangkan air ke dalam gelas kayu dan menaruhnya di depan Izuru.

"Apa boleh aku menumpang di sini sementara waktu?" Kata Izuru sedikit tidak jelas, karena sedang mengunyah makanan.

"Tidak bisa, aku tidak mau tinggal serumah dengan pria. Jika kau seorang wanita, mungkin akan ku pertimbangkan."

Izuru sudah menghabiskan makanannya dan sekarang tengah menghabiskan airnya. "Bagaimana jika aku bekerja di sini?" Tanya Izuru.

"Hmmm.... Bagaimana ya, aku memang butuh sedikit tenaga karena satu-satunya pelayan ku baru saja berhenti. Baiklah, tapi kau harus bisa mengambil pesanan, mengantarkan makanan, mencuci piring, dan menghitung kembalian."

"Aku bisa melakukannya, itu mudah! Semudah menjentikkan jari"

"Aku tidak bisa menjentikkan jariku, itu sulit."

"Yah beberapa orang memang tidak bisa melakukannya. Intinya aku bisa melakukannya, serahkan saja padaku!" Kata Izuru semangat.

Pelanggan mulai berdatangan, ini akan menjadi bahan latihan Izuru untuk bekerja menjadi seorang pelayan. Izuru berjalan ke arah pelanggan sambil membawa kertas dan pena untuk mencatat pesanan. "Halo, aku pegawai baru di sini, panggil saja aku Kyoko."

"Pegawai baru ya, kalau begitu aku pesan seperti biasanya ya!" Kata Pelanggan itu.

"Seperti biasa?"

"Aku juga seperti biasanya ya!" Kata pelanggan lain. "Kami juga pesan seperti biasanya!" Kata beberapa orang di meja lain.

"Seperti biasa apa? Bagaimana aku tahu apa yang mereka biasa pesan, aku baru sehari di sini." Kata Izuru dalam hati. "baiklah! Akan aku siapkan!" Kata Izuru kemudian berjalan kembali ke meja bartender. Lalu ia memberikan kertas berisi pesanan pada Gorden, kertas itu hanya bertuliskan "seperti biasa, seperti biasa, seperti biasa." Gorden sedikit heran dengan kertas pesanan itu.

"Kau pasti tahu kan, apa yang biasa mereka pesan?" Kata Izuru.

"Pelayan!" Panggil seorang pelanggan di meja belakang.

"Iya sebentar! Aku harus pergi." Kata Izuru lalu menghampiri pelanggan yang memanggilnya itu. "Apa anda ingin memesaaaan..!?" Kata Izuru ekspresinya langsung berubah saat melihat orang yang memanggilnya ternyata adalah tiga orang gadis penyihir, mereka semua memiliki sesuatu yang besar. Maksudku topi penyihir yang besar.

"Kami pesan daging sapi panggang satu, dua salad, dan tiga gelas bir ringan." Kata salah satu gadis itu.

"Sebentar sedang aku tulis." Kata Izuru sedang menulis pesanan mereka dengan tangan yang gemetaran.

"Namamu Kyoko, 'kan?"

"Iya... Itu benar." Jawab Izuru.

"Nama yang aneh untuk laki-laki sepertimu." Kata salah satu gadis itu.

"Ah... Itu..." Kata Izuru gugup, tidak tahu lagi harus berkata apa. "Itu memang bukan nama yang cocok untukku, tapi mau bagaimana lagi aku sudah terlanjur mengatakannya."

"Hahaha, jangan di anggap serius. Aku hanya bercanda."

"Baiklah, pesanan kalian akan segera siap." Kata Izuru lalu pergi menjauh dari gadis-gadis itu.

"Ini bagus, mungkin saja aku bisa terkenal di antara gadis-gadis. Keputusan yang bagus untuk bekerja di sini, setiap hari orang akan datang ke sini, jadi aku bisa akrab dengan banyak orang tanpa harus susah payah." Kata Izuru dalam hati sambil berjalan ke arah meja bartender.

"Satu daging sapi panggang, dua salad, dan tiga bir ringan." Kata Izuru menyampaikan pesanan mereka pada Gorden.

"Sepertinya kau mudah menyesuaikan diri dengan orang-orang di sini." Kata Gorden sambil menyiapkan pesanan.

"Ya, tentu saja. Aku ini tidak sepenuhnya nolep."

"Baiklah, ini pesanannya. Aku akan membantu mengantarkan yang satu lagi, kau antar kan pesanan gadis-gadis itu."

"Baiklah." Kemudian Izuru membawa 3 piring makanan dan 3 gelas minuman secara bersamaan. Berjalan perlahan ke arah meja gadis-gadis itu.

"Maaf menunggu, ini pesanannya." Kata Izuru meletakan makanannya di meja.

"Kenapa kau tidak bergabung dengan kami?" Kata salah satu gadis berambut merah.

"Maaf tidak bisa, aku masih punya pekerjaan." Kata Izuru menolak.

"Ayo ke marilah! Lagi pula ini sudah siang, kau pasti sudah lelah bekerja seharian." Kata tiga gadis itu menarik Izuru dan memaksanya duduk diantara mereka.

"Gila..!!! Ini pertama kalinya aku duduk sedekat ini dengan gadis-gadis cantik dan seksi!" Kata Izuru kegirangan dalam hati.

"Apa kamu mau makan juga?" Kata Gadis berambut ungu di samping kanan Izuru sambil mengangkat sesendok makanan.

"Ah tidak terima kasih."

"Ayolah jangan malu-malu." Kata Gadis itu semakin dekat, dan dadanya menyentuh lengan Izuru.

"Luar biasa! Aku sudah mendapatkan tujuan laki-laki hidup di dunia ini! Tapi aku tidak boleh terlihat seperti orang mesum, jika tidak aku pasti akan di jauhi para gadis di sini." Batin Izuru kesenangan.

"Apa kalian tidak bekerja hari ini, kalian petualang bukan?" Tanya Izuru mencairkan suasana.

"Kami sedang libur hari ini." Kata gadis berambut merah di sebelah kiri Izuru.

"Iya, teman satu tim kami sedang tidak sehat sekarang, jadi kami tidak mengambil quest untuk sementara." Sambung gadis berambut hitam yang duduk di depan mereka.

"Hey apakah kau senggang malam ini?"

"Malam ini? Kalau malam ini aku tidak punya rencana selain mencari tempat menginap."

"Kalau begitu pas sekali! Kami juga sedang mencari tempat menginap untuk bermalam, apa kau mau ikut?"

"Apa...? Menginap bersama 3 gadis sekaligus!? Ini jauh lebih hebat dari pada jackpot gacha yang kudapatkan tempo hari lalu, apa aku akan mati lagi? Tidak! Aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini!" Batin Izuru memikirkan segala kemungkinan. "Tentu saja aku akan ikut!" Kata Izuru.

"Kalau begitu kami akan datang lagi nanti malam saat barnya tutup." Kata salah satu gadis itu, lalu mereka berdiri dan berjalan pergi keluar dari bar. "Sampai jumpa nanti malam, Kyoko!" Kata mereka sambil melambaikan tangan, lalu pergi.

Kira-kira apa yang akan terjadi nanti malam, saksikan saja di chapter selanjutnya!

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!