NovelToon NovelToon

Duda Sombong Pilihan Ayah

Episode 1( Perkenalan tokoh dan karakter)

Hai...

Perkenalkan aku adalah NAIMA....

wanita yang memiliki hati lemah lembut penuh cinta kasih dan sangat suka sekali melihat anak anak kecil.Bagiku anak kecil itu seperti malaikat kecil yang selalu memberi kebahagiaan untuk orang orang di sekeliling mereka.Tapi sayang,takdir tidak memberiku kesempatan untuk bisa menjadi seorang ibu yang bisa melahirkan seorang anak dari rahimku sendiri.Tapi meskipun demikian aku percaya Tuhan punya rencana yang lebih baik atas takdir yang ku jalani sekarang.Dan aku berusaha menerima itu semua dengan ikhlas dan bahagia karena meskipun tidak ditakdirkan menjadi seorang ibu seutuhnya namun kini hari hari ku selalu di kelilingi banyak anak kecil yang lucu lucu dan memggemaskan bahkan mereka selalu membuat aku tertawa.

David putra Wijaya pria sombong ,angkuh dan kasar yang merupakan CEO dari sebuah perusahaan ternama dan terbesar di kota ku.Statusnya adalah seorang duda yang memiliki satu anak yang selama ini di urus oleh keluarganya sementara ia fokus mengurus usahanya yang ada di luar negri.Sifatnya yang arogan telah memberikan kesan pertama yang buruk saat untuk pertama kalinya aku bertemu dengannya di sebuah tempat yang saat itu dia baru kembali untuk pertama kalinya juga setelah lima tahun menetap di luar negri. Dan entah mengapa yang lebih mengherankan lagi ayahku begitu memuji pria kasar seperti David yang ingin di jodohkan denganku.

Lalu bagaimana bisa aku menghabiskan sisa hidupku setiap harinya bersama pria arogan seperti David?

Yuk ikutin alur ceritanya terus ya...

dan jangan lupa klik like dari jempol kalian ya

hehe.....

promosi🤭🤭🤭

*************************

Setelah tragedi pernikahanku batal,untuk menghindari rasa malu kedua orangtuaku memutuskan untuk pindah ke kota yang baru di mana tidak ada satu orangpun yang mengenal kami apalagi mengetahui cerita hidupku sebagai wanita malang yang di tinggalkan begitu saja oleh mempelai prianya menjelang hari pernikahan.

Dan kami pun membeli satu unit hunian di sebuah komplek perumahan yang terbilang cukup elit di kota baru tersebut.Suasananya terlihat nyaman dan asri,dan sepertinya mayoritas penghuni komplek tersebut rata rata orang yang memiliki kesibukan di luar rumah kesehariannya.Terlihat lingkungan kompleks perumahan yang baru kami tempati ini begitu sunyi tidak ada orang lalu lalang atau berkumpul meskipun tersedia taman yang indah di setiap pekarangan dari setiap unit rumah yang di tempati.Hanya ada beberapa mobil mewah yang lalu lalang di jalan depan rumah kami yang sejak tadi aku perhatikan sambil melihat lihat sekeliling kompleks.

Dan beberapa saat kemudian,pandanganku berhenti dan tertuju di sebuah taman yang ada di pekarangan sebuah rumah yang letaknya tepat di depan rumah kami.Aku melihat gadis kecil yang cantik dan lucu sedang bermain dengan seekor kucing putih dan sepertinya dia coba mengajak ngobrol kucing lucu itu.

Aku yang begitu menyukai anak kecil rasanya ingin sekali menghampirinya dan mengajaknya berkenalan.Namun aku harus mengurungkan niatku dulu karena ku dengar suara ayah sudah memanggilku ,dan saat yang bersamaan gadis kecil itu juga sepertinya masuk ke dalam rumahnya karena ku lihat seorang pria sedang berdiri di depan pintu mereka memanggilnya juga dan menyuruh nya masuk.

Melihat dia begitu riang dan menggemaskan aku pun tertawa sendiri dan juga masuk ke rumah untuk menemui ayah yang sejak tadi memanggilku.

Bersambung......

Bab 2

Untuk mengisi waktu senggangku dalam melewati hari hari yang hampa aku coba mencari kesibukan yang bisa membuat aku keluar rumah setiap hari.Dan sebagai wanita yang berpendidikan tinggi lulusan sarjana aku memutuskan untuk menjadi tenaga pendidik alias guru di sebuah sekolah tingkat taman kanak kanak atau yang biasa di sebut TK.

Di hari pertama aku mulai mengajar aku begitu bersemangat untuk berangkat ke sekolah.Tentu saja karena aku akan bertemu dengan anak anak yang lucu dan menggemaskan.Dam lagi lagi aku di pertemukan dengan gadis kecil yang menggemaskan itu di sebrang jalan depan rumahku ketika aku akan mengeluarkan mobil dari garasi.Perlahan ku jalankan mobil keluar dari garasi menuju jalananan lingkungan kompleks sambil mendekatinya.Aku penasaran ada obrolan apa antara dia dengan kucing putih yang mungil seperti dia.

"Anak baik,nanti kita main lagi ya setelah aku pulang sekolah,habiskan makanan mu ini dan ingat jangan coba coba masuk ke dalam rumah atau nenek akan melarang kita berteman lagi."

Pesan gadis kecil itu pada kucingnya yang ku dengar dan kunperhatikan dari dalam mobil.

"Meeooong."

Si kucing mengeong seoalah mengatakan iya dan paaham pada apa yang di katakan gadis kecil itu.sungguh pemandangan yang menggemaskan dan membuat aku tertawa geli melihatnya.Andai saja ini bukan hari pertamaku mengajar aku berniat menghampirinya dan ingin berkenalan dengannya.Dan aku pun melajukan mobilku meninggalkan kedua sahabat yang sedang berkompromi itu.

Tak lama kemudian aku pun tiba di sekolah tempat aku mulai mengajar.Dan hari pertamaku mengajar berjalan dengan lancar dan sangat menyenangkan.Bagaimana tidak semua siswa di sekolah itu terutama di kelasku begitu lucu dan menggemaskan hingga waktu yang berlalu tak terasa berjalan begitu cepat sampai jam belajar selesai.

Setelah selesai memastikan bahwa semua siswa ku sudah di jemput orang tua masing masing aku pun bergegas untuk pulang,ketika aku berjalan menuju ruang guru tidak sengaja lagi lagi aku melihat gadis kecil itu duduk di ayunan di taman tempat bermain siswa.Ternyata dia juga bersekolah di tempat aku mengajar meskipun tidak masuk di kelasku.Rasa penasaranku yang semakin menggebu membuat aku melangkah ke taman untuk menghampirinya.

"Hai....boleh kita berkenalan?"

Aku menyapanya untuk mulai mengobrol.

"Tidak..?"

Jawabnya menggelngkan kepala dan menunduk.

"Kenapa?"

Tanyaku.

"Kakek dan nenek melarang ku untuk tidak berbicara dengan orang asing."

Jawabnya begitu polos.Dan semua kata kata yang keluar dari mulutnya membuat dia terlihat semaki menggemaskan.

"oh ya?"

"Hemmm ya ampun kamu memang anak pintar."

Kataku sambil mengusap rambutnya.

"Oke baiklah supaya kita tidak menjadi orang asing bolehkan saya memperkenalkan diri padamu?"

Tanyaku menggunakan bahasa baku karena kami sedang berada di lingkungan sekolah.

"Hem,tentu....?"

Jawabnya dengan melipat kedua tangannya layaknya orang dewasa.

"Baiklah,kenalkan saya adalah ibu guru Naima yang mengajar di kelas apel."

Jelasku memperkenalkan diri padanya.

"Oh jadi ibu ini ibu guru nya Anita ya?"

Jawabnya.

"Anita?"

"Siapa Anita?"

Tanyaku mengernyitkan dahi menahan tawa melihat ekspresi wajahnya saat berbicara.

"Anita itu teman saya yang duduk di kelas apel tempat ibu guru mengajar."

Jawabnya menjelaskan.

"Lalu siapa namu nak?"

Tanyaku masih menahan tawa.

"Oh iya nama saya Rima siswa kelas mangga."

Jawabnya.

"Oh...kamu pintar sekali."

"Senang berkenalan dengan mu Rima."

Kataku tertawa mendengar semua jawabannya.Dan kami pun mulai ngobrol banyak hal tentang sekolah dan pelajaran.

Tak lama kemudian,

"Rima..,"

Tampak seorang wanita tua berjalan ke arah kami memanggil Rima,yang ternyata adalah neneknya.

"Nenek...!"

Jawab Rima melambaikan tangannya menjawab panggilan itu.

"Oh nenek,kenapa lama sekali ."

Protes Rima.

"Oh...sayangku,maafkan nenek di rumah banyak sekali pekerjaan untuk persiapan menyambut kepulangan ayahmu."

Jelas nenek Rima .

"Untung saja ada ibu guru yang menemani aku di sini."

Lanjut Rima dengan protesnya sambil memperkenalkan aku.

"Haloo.."

Sapaku.

"Oh,ibu guru terimakasi sudah menemani Rima."

Ucap nenek Rima.

"Oh.sungguh tidak Bu,Rima anak yang pandai dan saya sangat senang mengobrol dengannya."

Jawabku.

"Baiklah ibu guru,kami permisi dulu."

Kata nenek Rima dan berlalu dari hadapanku.

Akupun segera beranjak untuk pulang dan berencana untuk mampir ke sebuah supermarket untuk berbelanja membeli kebutuhan rumah.

Tak lama kemudian aku pun sampai di supermarket,namun saat aku selesai memarkirkan mobil dan ingin turun,tiba tiba....

"Gubbraak.....!"

Sebuah mobil mewah berwarna putih menabrak bagian belakang mobilku.Aku yang saat itu masih berada dalam mobil sontak terkejut karena hentakan yang cukup keras.Aku pun bergegas keluar dari mobil dan segera mengecek keadaan mobilku.

Terlihat beberapa goresan yang cukup besar di bagian belakang mobilku,dan mobil mewah yang menabrak juga masih berada tepat di barisan belakang mobilku.

"Maaf nona,maafkan saya "

Kata seorang supir keluar dari mobil mewah berwarna putih itu.

"Oh,jadi bapak yang menabrak mobil saya?'

Tanyaku dengan emosi.

"Iya nona,maafkan saya ,sungguh saya tidak sengaja telah menabrak mobil nona."

Jawab supir itu dengan mengatupkan kedua tangannya memohon maaf padaku.

"Tolong berhati hatilah sedikit pak,karena kecerobohan bapak bisa saja mencelakai siapa saja nantinya."

Jelasku sambil memperhatikan dengan teliti bagian belakang mobilku yang tertabrak .

"Ada apa?"

Tanya seorang pria dengan setelan jas berwarna coklat memakai kaca mata hitam keluar dari mobil itu.

"Tuan mobil kota todak sengaja menabrak bagian belakang mobil nona ini dan....."

"Kalau begitu beri saja dia uang untuk ganti rugi dan cepatlah aku tidak punya banyak waktu untuk mengurus hal hal sepela seperti ini.Berilam uang ini padanya dam cepatlah susul aku msuk ke dalam karena kita harus membeli sesuatu yang lebih penting dari ini."

Jawabnya dengan ketua,sombong dan kata katanya begitu kasar bahkan ia sudah memetong penjelasan supirnya saat coba berbicara untuk menjelaskan kronologi ya.

Dan emosi ku pun tersulut melihat kesombongannya saat supirnya meletakkan uang di tanganku.

"Hei ...Tuan!!"

Panggilku begitu kesal untuk mengehentikan langkanya.

"Ambil kembali uangmu,aku tidak butuh uang dari pria sombong sepertimu."

Kata ku dengan kesal dan kembali memberikan uang itu di tangannya.

"Benarkah?"

Tanya nya dengan nada bicara yang menyepelekan.

"Baiklah...kalau begitu jangan manfaatkan peristiwa ini sebagai alasanmu nanti ke kantor polisi untuk meminta ganti rugi dengan jumlah yang lebih besar lagi."

Sambungnya kembali masih dengan kesombongannya.

"Apa !!!"

Kataku semakin geram.

"Bukannya minta maaf malah kau menyukaiku dengan kata yang tidak tidak.Heii Tuan...belajarlah meminta maaf atas kesalahanmu pada orang lain."

Kataku mengingatkannya.

"Apa katamu?"

"Kesalahan ku?"

"Ini kesalahan supirku dan aku sudah bermurah hati memberimu uang untuk biaya perbaikan mobilmu itu."

Kata pria sombong itu yang tidak merasa bahwa mobil yang di tabrakkan supirnya adalah mobil miliknya dan ia juga ikut bertanggung jawab meskipun sekedar meminta maaf.

Malas berdebat dengannya ,aku pun hanya diam menghela nafas panjang dan pergi meninggalkannya.

Dasar pria aneh,manusia planet Mars,sombong,arogan,tidak punya hati...aku bersumpah jangan pernah aku bertemu dengannya lagi.

Aku menggerutu dalam hati sambil mengeluarkan mobilku dari parkiran dan niat berbelanja ku pun batal.

Bersambung.....

Bab 3

Rasa kesalku masih saja terbawa sepanjang perjalanan bahkan ketika aku sampai di rumah.

Aku tidak habis pikir kenapa bisa ada manusia punya sikap angkuh seperti pria tadi.

Setelah menyegarkan diri aku juga coba meredam emosi ku dengan menenagkan diri duduk di kursi tempat aku bermalas malasan yang ada di depan teras kamarku.Kebetulan teras kamarku view nya menghadap halaman taman Rima.Dengan tidak sengaja aku kembali melihat Rima sedang bermain bersama kucing yang sering diajaknya mengobrol.

Tapi kali ini rumah Rima terlihat sangat ramai seperti sedang ada acara spesial.Dan kebetulan Rima yang sedang bermain ternyata juga sedang melihatku yang sedang berdiri di teras kamar.

"Ibu guru Naima....?"

Panggil Rima melambaikan tangannya.

"Haiii....."

Balasku melambaikan tangan juga.

"Ayo kesini Bu...."

Rima kembali melambaikan tangannya padaku dan memintaku turun menemuinya.Tentu saja dengan senang hati aku segera turun untk bermain dengannya.Karena aku merasa segala kesedihanku hilang jika melihatnya.

Entah mengapa aku merasa aku begitu dekat dengannya.

"O...jadi rumah ibu guru di sini?"

Tanya Rima padaku begitu menghampirinya.

"Ya sayang,sebenarnya sudah beberapa Minggu yang lalu."

"O...jadi ternyata kita tetangga ya?"

Tanya nya lagi dengan gaya orang dewasa.

"Ya...seperti itu lah ternyata,haha...."

Jawabku dengan tertawa melihat gaya Rima yang begitu lucu jika di ajak berbicara.Seolah olah aku sedang berbicara dengan teman temanku waktu jaman kuliah dulu.

"Jadi karena kita bertetangga bagaimana jika di rumah jangan panggil aku ibu guru."

Kataku.

"Kenapa?"

Tanya Rima.

"Karena jika bertetangga itu,artinya adalah berteman.Katakan padaku apakah kau setuju jika kita berteman?"

Tanyaku pada Rima sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

"Wah....ibu guru mau jadi temanku?"

Tanya Rima kembali.

"Tentu saja..."

Jawabku menganggukan kepala dan tertawa.

"Baiklah aku mau,itu. pasti menyenangkan."

Kata Rima dan menjabat tanganku.

"Jadi kita teman?"

Jawabku menatapnya dengan tangan yang masih berjabatan.

"Teman...."

Balas Rima dengan begitu senang.

"Lalu jika sudah jadi teman aku harus panggil apa?"

Tanya nya kembali.

"Ehm...kau boleh memamggilku bibi Naima atau...mungkin juga bisa memanggil namaku saja Naima karena kita kan sudah menjadi teman."

Jawabku.

"Baiklah kalau begitu aku akan panggil bibi Naima saja biar sopan."

Balas Rima yang lagi lagi membuat aku terkesima dengan semua kata katanya.

"Oh...sayang kau memang anak yang pintar dan sangat menggemaskan."

Kataku sambil mencubit pipinya yang cabi.

"Kau tau bibi Naima aku sangat kita menjadi teman."

Cerita Rima sambil mengelus elus kucingnya.

"Oh ya,kenapa?"

Tanyaku tetap tersenyum.

"Karena selama ini cuma dia yang menjadi temanku."

Jawab Rima menunjuk kucingnya.

"Benarkah,lalu siapa nama temanmu yang lucu ini?"

Tanyaku yang juga ikut mengelus kucing putih itu.

"Namanya binggo."

"Binggo perkenalkan ini teman baru kita namanya bibi Naima."

"Ayo beri salam."

Rima memperkenalkan aku dengan kucing nya yang bernama binggo.

"Hai binggo ....senang berteman denganmu."

Sapaku yang sudah mulai memahami dunia mereka berdua.

"Rima,kenapa terlihat sangat ramai di rumah mu hari ini,apakah kalian sedang mengadakan perayaan?"

Tanyaku.

"Tidak bibi Naima,tapi kami sedang membuat persiapan untuk menyambut kedatangan seseorang spesial."

Jawab Rima.

"Wow....siapa orang yang spesial itu?"

Tanyaku penasaran.

"Ayahku...."

Jawab Rima yang raut wajahnya menjadi berubah cuek.Dan muncul pertanyaan besar dalam benakku melihat ekspresi di wajah Rima.

"Oh ya?"

"Wow....kau pasti senang sekali bukan?"

Tanyaku kembali coba mencari arti dari alasan ekspresi wajah Rima.

Dan dia hanya menggelengkan kepalanya.

"Hei...kenapa?"

"Bukan kah itu bagus sayang,dan ayahmu pasti sangat merindukan mu ."

Kataku dan meyakinkannya.

"Bibi Naima,sebenarnya aku belum pernah bertemu ayahku sama sekali.Nenek bilang ayah sudah pergi ke luar negeri sejak aku bayi untuk bekerja.Setiap kali aku membuat panggilan video call ayah tidak pernah menjawab panggilan ku dengan alasan dia lagi sibuk.Jadi aku fikir mungkin ayah tidak ingin melihat wajahku,lalu bagaimana bisa dia merindukanku."

Cerita Rima padaku begitu polos.

"Oh....sayang.."

Aku langsung memeluknya dengan erat.untuk menyembunyikan air mataku yang menetes merasa sedih mendengar ceritanya dari anak yang masih berusia lima tahun itu.Entah kenapa aku mulai memahami bahwa Rima adalah anak yang kesepian.

"Kau tau,sebenarnya cinta seorang ayah dengan anaknya sama besarnya seperti cinta seorang ibu.Hanya saja mereka sedikit gengsi menunjukkan rasa itu kepada anaknya.Ya...begitulah seorang pria.Tapi di dunia ini tidak ada seorang ayah yang tidak ingin melihat wajah anaknya apalagi tidak merindukannya."

Jelasku coba memberikan pengertian kepada Rima.Meskipun sebenarnya aku sedikit kesal dengan sosok pria yang menjadi ayah Rima setelah mendengar ceritanya.Bagaimana bisa seorang ayah begitu tega tidak menjawab panggilan video call anaknya yang tidak pernah dia lihat meskipun begitu sibuk dirinya.

"Ehm...baiklah lupakan tentang ayah,karena semua ayah selalu sibuk bekerja karena mereka harus memenuhi tanggung jawab mereka sebagai kepala keluarga.Tapi jangan khawatir sayang semuanya akan baik baik saja karena ada ibu kita yang selalu ada untuk kita.Benarkan....?"

Kataku coba menghibur Rima yang ekspresi wajahnya berubah menjadi sedih ketika membicarakan tentang ayahnya.

"Tapi bibi Naima,bahkan aku juga tidak mengenal ibu ku.Nenek bilang ibu ku pergi meninggalkan aku sejak aku bayi.."

Jawab Rima menundukkan kepalanya dan meneteskan air matanya.

"Oh...sayangku,maafkan aku karena teman mu ini telah membuatmu bersedih."

Kataku kembali memeluk Rima dengan erat.Hatiku begitu lirih mendengar cerita Rima.Hatiku bertanya tanya kenapa anak sekecil ini harus mengetahui semua yang seharusnya dia belum pantas tau.Begitu kuat hatinya ia masih bisa tersenyum dan bermain meskipun kedua orang tuanya tidak mendampinginya dalam kesehariannya seperti anak anak yang lain.

"Tidak bibi Naima,sekarang kau adalah sahabatku,dan tidak boleh ada rahasia dalam persahabatan."

Kata Rima yang kembali dengan kata katanya yang dewasa.Aku pun kembali tak kuasa menahan tawa mendengarnya.

"Baiklah ,aku berjanji akan menjadi sahabat yang sangat menyayangimu."

Kataku memeluk Rima dengan semua kasih sayang yang ku punya.

"Binggo juga?"

Tanya nya dalam pelukan ku.

"Tentu saja sayang ...sekarang kita bertiga adalah sahabat yang saling menyayangi."

Kami tertawa begitu lepas dan sejenak mampu melupakan kesedihan Rima.Meskipun terlintas di benakku siapa wanita yang tega meninggalkan anak perempuan selucu dan sepintar Rima.

Dalam canda tawa kami yang begitu gembira tiba tiba kakek dan nenek Rima keluar dari rumah dan berdiri di samping kami di susul dengan ayah dan ibu ku yamg ternyata sejak tadi bearada di dalam rumah kakek dan nenek Rima.

"Ayah ibu...apa yang kalian lakukan di sini?"

Tanyaku terkejut melihat keberadaan ayah ibu.

"Loh Naima,kau juga di sini nak?"

"Kebetulan sekali."

Kata ayah membuatku menjadi bingung.

"Maksudnya?"

Tanyaku penasaran.

"Ayah dan ibu memenuhi undangan kakek dan nenek Rima sekalian kami ingin memperkenalkan mu pada seseorang.Tadinya kami ingin menanyakan padamu terlebih dahulu tapi karena kau juga sudah di sini,maka baguslah tak ada salahnya jika berkenalan dulu."

Jawab ayah.

Dan aku pun semakin bingung.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!