NovelToon NovelToon

Tentang Kenangan

Hari Pertama

Adelia Kirana Putri, seorang siswi kelas 3 semester 2, umurnya baru saja menginjak 17 tahun, dia lebih muda dari teman-temannya. Dia sangat pintar, sehingga guru di sekolah dasarnya manaikkannya 2 tingkat.

Mereka bilang sayang bila ada murid sepintar Adel yang harus tinggal di kelas yang sudah ia kuasai.

Hari pertama Adel masuk sekolah, meninggalkan kesan yang aneh baginya. Saat dia menginjakan kaki di sekolah barunya SMA Martadinata semua mata tertuju padanya, entah apa yang salah dengannya, apakah karena dia memakai sepeda pink miliknya atau karena apa dia tidak tau. Yang dia tau adalah dia sekarang harus mencari ruangan kepala sekolah untuk melapor.

Jika harus mencari tanpa bertanya sepertinya akan memakan banyak waktu, Adel memutuskun untuk bertanya

“Permisi kak, apa kakak tau ruangan kepala sekolah di sebelah mana?" tanya Adel pada serombongan murid laki-laki dengan sopan. Kira-kira ada 4 sampai 5 orang disana.

“Heh, berani-beraninya lo nanya sama kita, lo gak tau siapa kita," jawab seorang pria bernama Kribo, dan sesuai namanya dia memiliki rambut kribo dengan kulit sedikit gelap

“Udahlah Bo, adek cantik kek gini kasian kalo gak dikasih tau☺," Jawab seorang pria bernama Fatur, dengan paras yang lumayan membuat Fatur selalu dikejar banyak wanita

“Ruangan kepala sekolah ada di sebelah kanan, lo ikuti aja jalan ini nanti juga ketemu" Lanjut Fatur

"Makasih kak, aku pergi dulu☺."

"Dasar gadis bodoh, maunya dibodohi😏"

Sepertinya Adel tidak tau kalau dia sedang dikerjai. Setelah dia mengikuti intruksi yang ia dengar, dia akhirnya sampai. Tapi sayang, bukan ruang kepala sekolah yang ia temukan melainkan toilet pria yang sedang diperbaiki.

Dengan tampang yang kesal dan tak memperhatikan jalan, Adel malah menabrak tukang bersih-bersih yang sedang membawa seember air.

Tak hanya itu, Adel terjatuh dan air pun tumpah membasahi bajunya.

“Hhahahaha," terdengar suara tawa yang sangat keras dari belakang Adel, serombongan pria tadi menertawai Adel.

Mereka mempermainkan Adel, dia benar-benar kesal. Baru hari pertama sudah sangat menjengkelkan, tapi dia harus tetap menemukan ruangan kepala sekolah.

Adel menatap kesal pada serombongan pria menjijikan itu, tapi tatapannya mulai terfokus pada satu pria, pria berwajah dingin dengan senyuman sinisnya membuat Adel seperti di rendahkan.

Adel benar-benar kesal, dia tidak akan pernah melupakan kejadian itu, terutama senyuman sinis yang dilihatnya.

Tapi terlihat ada seorang pria yang mendekati Adel dan mengulurkan tangannya untuk membantu Adel berdiri. Pria itu pun membangunkan Adel, dari cara membangunkannya tadi, Adel merasa pria ini lebih hangat dari pria pria yang menertawainya tadi dan itu juga tercermin dari senyuman manis yang dipancarkannya.

"Heh Adit mau so jadi pahlawan lo?" ucap pria berambut kribo tadi

“Kalian benar-benar keterlaluan yah, berani-beraninya mempermainkan wanita di depan umum," ujar pria yang yang disebut Adit tadi

“Udahlah, gak ada guna ribut sama orang kaya dia, mending kita cabut aja, bos juga kayaknya sesek liat si teladan Adit” jawab Fatur memerintah, dan akhirnya mereka pun pergi

“Hai, gue Adit, gue dari kelas 12 fisika 2, nama lo siapa?" Ujar Adit setelah dia membangunkan Adel

“Hai, aku Adel, aku murid pindahan," Jawab Adel

“Sepertinya lo lagi cari ruangan kepala sekolah, biar gue bantu. Tenang saja, gue gak sama seperti mereka,” mendengar jawaban itu Adel sedikit tenang.

Setelah berjalan melewati lorong dan taman sekolah, akhirnya Adel sampai di depan ruang kepala sekolah.

“Nih udah sampai, gue pergi dulu," ucap pria itu singkat. Pria berambut tebal dengan tatanan yang rapi membuat pria itu terkesan seperti murid teladan. Kepribadian pria itu membuat Adel penasaran.

“Terimakasih Adit” ucap Adel dengan ramah

Tok tok tok tok. Suara ketukan pintu

Masuk!

Terlihat seorang pria tua dengan perut yang sedikit buncit sedang melihat keluar jendela, jendela yang langsung mengarah ke taman sekolah, sehingga bisa melihat semua aktivitas di taman itu, dan sepertinya pria itu sudah melihat Adel berjalan menuju ruangannya dan tau jika Adel ingin menemuinya. Pria itu tau apa yang baru di alami Adel, karena terlihat dari bajunya yang basah kuyup.

"Selamat pagi pak, saya murid pidahan dari Bandung, saya kesini ingin melapor dan ingin menayakan kelas saya," ucap Adel sopan

"Pagi” jawab pria tua yang sedari tadi menunggu kedatangan Adel

"Kenapa bajumu basah kuyup😶,"

"Tadi ada sedikit masalah pak,🙂" jawab Adel

"Ngapain kamu masih disana, cepat pergi ke kelas dan ganti pakaianmu, kelas kamu ada di 12 Fisika 1" Ujar pria tua itu memerintahkan Adel

"Baik pak☺." Adel pun menurut

"Dasar pria tua menjengkelkan🙄😑" gumam Adel kesal

*****

Seseorang menunggu Adel diluar pintu ruangan kepala sekolah, seorang guru yang cantik dengan kerudung birunya membuat dia terlihat anggun. Guru itu berjalan bersama Adel untuk mengantar dia ke kelas barunya, 12 Fisika 1. Tapi sebelum itu Adel mengganti bajunya yang basah kuyup itu. Setelah berjalan melewati beberapa kelas, akhirnya dia sampai di depan kelas barunya. Bel masuk sudah berbunyi, semua siswa duduk di bangku masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak" ucap seorang guru bernama Bu Ana

"Selamat pagi bu" semua murid menjawab

"Ibu punya kabar baik, kita sekarang kedatangan murid baru. Ayo nak masuk, perkenalkan diri," tutur Bu Ana

Adel masuk atas perintah dari guru tadi

Semua orang memperhatikan Adel dari atas sampai bawah, tatapan mereka menandakan ketidaksukaan atas kehadiran Adel, dan itu membuat Adel risih. Tapi ada satu pria yang sepertinya tidak peduli dengan kedatangannya. Pria dingin yang mempermainkannya tadi pagi.

"Halo semuanya, perkenalkan nama saya Adelia Kirana Putri, panggil saja saya Adel, saya murid pindahan dari Bandung. Saya harap kalian bisa menjadi teman baik saya☺", tutur Adel dengan ramah

"Apa ada yang mau ditanyakan?" ucap Bu Ana

“Heh anak baru, udah ganti baju yah lo. Gimana? Udah ketemu ruangan orang tua botak itu? Pasti lo diomelin ya sama dia karena baju lo yang basah tadi, lo sih gak hati-hati udah dikasih tau ruangannya ada di lantai atas, malah belok ke toilet cowok, dan lagi malah nabrak tukang bersih-bersih jadinya ketumpahan air deh” ucap Kribo, pria yang tadi pagi mempermainkan Adel

“Hahahahahaha," semua orang menertawakan Adel

"Sudah sudah kalian jangan ribut lagi, Adel sekarang kamu duduk di bangku kosong samping Dina," ujar Bu Ana

"Baik bu." Jawab Adel

Adel pun berjalan menuju meja yang sudah dikatakan Bu Ana tadi, tapi entah apa yang terjadi, seseorang meletakan kakinya dilantai saat Adel berjalan dan karena tidak memperhatikan Adel pun terjatuh dan semua orang menertawakannya.

"Hahahahahh," terdengar tawa semua orang di kelas itu. Tapi seperti biasa, saat Adel melihat pria dingin itu, dia selalu tersenyum dengan senyuman sinisnya dan membuat Adel benar benar kesal

"Heh anak baru, baru aja masuk kelas udah jatuh, apes banget sih lo" ujar seorang wanita bernama Bianca

"Ada apa ribut ribut, sudah kita mulai belajarnya," ujar Bu Ana

Adel akhirnya bisa duduk dengan tenang di samping orang yang bernama Dina.

"Hai, gue Dina dan ini temen gue Mia" ujar wanita disamping Adel seraya menunjukan teman di belakangnya

"Hai, aku Adel," ujar Adel

Pelajaran dimulai, semua siswa fokus mendengarkan perkataan Bu Ana. Tapi, di tengah tengah pelajaran...

"Yes menang, kalah telak lo gan," seseorang berteriak dari bangku belakang. Seperti biasa, itu Kribo lagi

"Hei kenapa berteriak sekeras itu, kamu mengganggu pelajaran orang lain," ujar Bu Ana memarahi anak itu

"Ya elah bu, main bentar napa sih gak boleh ya," jawab Kribo dengan santainya

"Kamu ini mengganggu orang lain belajar, sekarang berikan ponselmu dan segera pergi keluar," ujar Bu Ana tegas

Mendengar hal itu Kribo tidak merasa bersalah, malah dia senang karena keluar lebih dulu dari temannya.

Tapi, ada seorang pria yang dengan santainya berjalan keluar mengikuti langkah Kribo

"Devan, kamu mau kemana," tanya Bu Ana

"Keluar bu, temenin Kribo," jawab pria bernama Devan itu

"Tapi kalian akan ada ujian setelah istirahat," ujar Bu Ana menjelaskan

"Fatur udah sediain alat perekam, nanti saya dengerin pas istirahat," ujar pria dingin itu dengan meninggalkan kelas.

"Jadi nama pria dingin itu Devan" gumam Adel

Bekas Luka!

Istirahat telah berlalu, jam pelajaran Bu Ana dimulai lagi, kali ini semua siswa mulai mengerjakan ujian.

Setelah beberapa lama, waktu ujian habis semua siswa mengumpulkan jawaban mereka.

"Oke, untuk pelajaran ibu hari ini selesai sampai disini, besok ibu akan umumkan nilai kalian," ujar Bu Ana dan seketika meninggalkan siswa di kelas.

Setengah hari telah berlalu, bel pulang telah berbunyi saatnya para siswa pulang.

"Aku pulang duluan ya," ucap Adel pada Mia dan Dina teman barunya

Dengan sepeda pinknya, Adel pun pulang.

"Assalamu'alaikum, aku pulang," ucap Adel saat dia sampai dirumahnya

"Wa'alaikum salam. Ehh kesayangan eyang, kamu udah pulang nak," jawab seorang pria tua yang sedang dengan santainya menonton tv

"Hei pria tua, ternyata kau pintar berakting ya😏?" Ucap Adel tidak sopan

"Hei, bicara yang sopan dengan eyangmu," ujar seorang wanita bernama Linna (ibunya Adel) yang baru keluar dari dapur dengan membawa secangkir teh hangat

"Abisnya eyang ngeselin mah, masa aku gak di anggap di sekolah," ucap Adel kesal

"Kan kamu sendiri yang tidak ingin semua orang tau tentang siapa kamu sebenarnya," pembelaan Linna untuk sang kakek

"Benar apa kata ibumu, eyang hanya menuruti kemauanmu," ujar pria tua yang ternyata kakek Adel

"Sudahlah eyang, aku benar benar kesal dengan perilaku enyang di sekolah tadi. Aku ingin beristirahat," ujar Adel kesal.

Setelah selasai dari hari pertamanya yang melelahkan, Adel akhirnya bisa beristirahat dengan tenang

Keesokan harinya, Adel tetap pergi sekolah dengan sepeda pink miliknya, sekitar 20 menit akhirnya Adel sampai di sekolah, mungkin jika menggunakan motor atau mobil akan lebih cepat 10 menit.

****

Bel tanda masuk sudah berbunyi, semua siswa masuk kedalam kelas masing-masing untuk memulai pelajaran.

Tidak lama setelah bel berbunyi Bu Ana datang dengan membawa setumpuk kertas ujian yang kemarin dikumpulkan.

"Pagi anak-anak" ucap Bu Ana riang

"Pagi bu," semua murid menjawab dengan berbarengan

"Seperti yang sudah dikatakan kemarin, ibu sekarang akan membagikan hasil ujian kalian, dan ibu akan menyebutkan nama murid yang mendapat nilai sempurna. Devan, Kiran dan Adelia" ujar Bu Ana

"Apa? Ternyata anak baru itu pintar juga ya," ujar seorang wanita bernama Risa yang duduk disebelah Bianca

"Heh, menarik juga!" gumam Bianca dengan senyuman sinisnya

"Ternyata pria dingin itu pintar juga ya," ucap Adel

"Dia memang pintar Del, malah bisa dibilang dia murid terpintar di sekolah ini selain Adit dari kelas 12 Fisika 2, dan dia satu satunya orang dengan gaya belajar Auditory Learners di kelas ini, jadi jangan aneh kalo dia keluar kelas saat pelajaran tapi malah mendapat nilai sempurna saat ujian," ujar Dina menjelaskan.

"Begitu rupanya, jadi dia hanya perlu mendengarkan rekaman yang di rekamnya" ucap Adel.

"Menarik!" gumam Adel dalam hati

****

Bel pulang telah sudah berbunyi, seperti biasa Adel akan pulang dengan menaiki sepeda pinknya. Dan saat tiba di rumah

"Mah, eyang, aku pulang", ucap Adel

"Udah pulang kamu Del, sini ada yang ingin eyang kenalkan padamu," ucap Kakek Adel memerintah

"Ada apa eyang?" tanya Adel

"Kenalkan, ini Pak Anggara murid kesayangan eyang di sekolah," ujar sang kakek memberitahu Adel

"Halo om, aku Adel", ucap Adel sopan

"Halo sayang, ternyata sudah besar yah kamu," ucap pria bernama Anggara itu

"Emangnya om kenal aku, tapi aku tidak pernah melihat om sebelumnya", tanya Adel penasaran

"Mungkin!" ujar Anggara dengan senyum manis yang mengandung banyak makna

"Ohh baiklah kalau gitu, eyang aku mau naik ke atas, ke kamar", ucap Adel

"Heh, dia rupanya! Sepertinya ini masih bisa dilanjutkan," ujar Anggara dengan senyum misteriusnya

****

Hari telah berganti, hari ini tidak akan pernah Adel lupakan, karena hari ini akan jadi hari bersejarah untuk Adel.

“Hei ayo kita ke lapang, ada pertandingan basket. Yang main kelas kita loh, dan lawannya adalah kelas Adit,” ajak Mia bersemangat, dia memang semangat karena dalam pertandingan itu ada Fatur, pujaan hatinya.

Terlihat ada Devan dan Adit disana, mereka terlihat serius dengan pertandingan. Adel tampak menikmati pertandingan itu, tapi ada satu hal yang membuat Adel tidak fokus, dia melihat ada bekas luka ditangan Devan dan itu mengganggu Adel.

“Bekas luka di tangan Devan itu, kenapa bisa sama dengan bekas luka miliknya. Mungkinkah…” ucap Adel pelan

“Yes menang!” teriakan Mia membuat Adel terbangun dari lamunannya, pertandingan selesai dan kelas mereka yang menang, yaitu tim Devan.

“Ayo cepat kita dekati mereka, aku mau memberikan minuman ini pada Fatur,” ucap Mia dengan menarik Adel

“Hei Fatur, ini aku bawakan minuman. Kamu pasti capek deh. Nih minum!” ujar Mia sambil memberikan minuman yang dibelinya. Tetapi seketika itu…

Brugg…

Seseorang menabrak Adel dan membuat dia menumpahkan minuman di tangan Mia, minuman itu tumpah mengenai baju Devan.

“Maaf maaf!” Adel dengan spontannya meminta maaf

“Heh lo punya mata gak sih, liat tuh baju bos jadi basah gara-gara lo!” ujar Kribo sewot

“Apaan sih, kan Adel gak sengaja, lagian juga dia udah minta maaf,” ujar Dina membela

“Maaf, sini aku bersihkan!” dengan tidak sadarnya Adel mengeluarkan sapu tangan kesayangannya, sapu tangan yang tidak pernah dia pakai sekali pun, dia hanya akan menjaganya.

“Apaan nih, gak salah tuh ngebersihin dengan sapu tangan lusuh itu” seketika Kribo menepis tangan Adel dan membuat sapu tangannya terjatuh dan Kribo menginjak sapu tangan kesayangan Adel dihadapannya sendiri, hati Adel benar-benar hancur saat melihat itu, hatinya seperti dikoyak-koyak.

Mereka tidak akan tau seberapa berharganya sapu tangan itu bagi Adel, mereka tidak tau apa rahasia dibalik sapu tangan itu.

“Heh lo jangan kasar dong sama cewek,” ujar Mia dengan nada yang mulai naik

“Udah-udah, dari pada ribut mending kita pergi. Kita bersihkan baju lo Devan!" ucap Fatur melerai pertengkaran dan sikapnya itu membuat para wanita disekelilingnya semakin menyukainnya.

“Apa orang-orang gak pernah memberitahu lo, kalau berurusan sama gue bakal fatal akibatnya,” ucap Devan berbisik

Seketika Devan dan teman-temannya pergi, tapi…

“Tunggu, bukankah sapu tangan itu…” ujar Devan heran melihat sapu tangan milik Adel

“Udahlah Del, kita ke kelas aja, nih sapu tangan lo” ajak Dina

Mereka tiba di dalam kelas dan seketika Adel menangis, Dina dan Mia tidak tau apa yang terjadi dengan temannya, mungkinkah karena dia dibentak oleh Kribo tadi atau karena dia dipermalukan, mereka tidak tau tapi yang jelas mereka hanya tau untuk menghibur Adel agar dia tidak menangis lagi.

“Kalian tidak akan tau seberapa berharganya sapu tangan ini bagiku,” ucap Adel dalam hatinya

Setelah beberapa lama, hati Adel mulai membaik sekarang dia mulai kembali ceria walau masih ada sedikit rasa sakit dihatinya. Tadinya hati Adel sudah membaik, tapi sesaat setelah itu…

“Heh lo anak baru, berani-beraninya lo nyari gara-gara sama Devan!” seseorang berteriak dari balik pintu kelas, Bianca!

“Apaan sih lo Bianca, berisik!” ucap Dina dengan nada marah

“Udah Din, ini urusanku. Bianca, apa ada masalah?” tanya Adel lembut

“Masih nanya lagi, lo cari gara-gara sama Devan cuma mau moduskan? Murahan banget sih lo, baru masuk udah mau jilat cowo tajir,” ucap Bianca

Mendengar hal itu Adel mulai marah, dia tidak terima jika difitnah seperti itu. Pertengkaran mereka dimulai dan itu semakin menjadi-jadi sampai seseorang datang dan memisahkan  mereka berdua

“Adel, Bianca. Ada apa ini, kenapa ribut-ribut?” tanya Bu Ana yang entah dari mana datangnya

“Adel nih bu cari gara-gara duluan,” ucap Risa di samping Bianca

“Apaan sih, Bianca tuh bu yang cari masalah duluan,” ucap Mia membela Adel

“Sudah-sudah jangan ribut lagi. Bianca, Adel, kalian ibu hukum. Sekarang pergi ke lapang utama dan hormati bendera, lakukan itu selama pelajaran ibu!” perintah Bu Ana menghukum Bianca dan Adel

“Tapi bu, dia yang mulai duluan,” tuduh Bianca

“Sudah! cepat ke lapang!”

Hukuman dan Balas Dendam

Adel dan Bianca menjalani hukuman, Adel hanya bisa pasrah tapi tidak untuk Bianca, dia mempunyai rencana licik.

Setelah 10 menit…

Brugg…

Bianca jatuh, dia pingsan dan seketika itu orang-orang ramai mendekati Bianca dan membawa Bianca ke UKS.

“Selamat menjalani hukuman Adelia yang malang,” ucap Bianca dalam hati, dia tidak pingsan dia hanya sengaja menjatuhkan dirinya supaya Adel menjalani hukuman sendirian.

Tak beberapa lama ada seseorang yang datang dari luar pintu UKS.

“Bianca, apa yang terjadi sama lo, kenapa bisa pingsan gini?" ucap seorang pria, Devan!

“Ahh Devan, cepat juga kamu ya mendapatkan informasi. Aku gak papa kok, cuma gak kuat sama sinar matahari aja. Aku juga lakuin ini demi kamu, demi memberi pelajaran sama anak baru sialan itu, kan kita sahabat,” ucap Bianca dengan bangganya

“Bianca, gue peringatin lo. Urusan Adel adalah urusan gue, gak ada hubungannya sama lo. Kalo lo lakuin ini emang karena lo anggap gue sahabat lo, oke gue terima. Tapi, kalo ada hal yang lain, gue gak bisa. Lo tau kan kenapa lo adalah temen cewek gue satu-satunya,” ucap Devan dan seketika itu Devan meninggalkan Bianca sendiri

“Gue tau Devan, itu karena lo udah punya seseorang dihati lo sejak 12 tahun lalu,” seketika Bianca murung.

Tapi di sisi lain,,

“Ahh panasnya, aku benar-benar udah gak kuat lagi. Kenapa ini? Kenapa semuanya mulai menghitam..” dan tak beberapa lama akhirnya

Brugg..

Kini Adel terjatuh, dia benar-benar pingsan.

Tidak ada siapa pun disana, hanya ada Adel dan seorang pria, pria yang mulai mendekati Adel.

“Heh, anak itu benar-benar lemah. Apa aku harus menolongnya?” saat Devan mulai mendekati Adel, ada seseorang yang mendekati Adel lebih dulu

“Adel bangun, kenapa lo bisa pingsan gini,” ucap seorang pria yang dengan gesitnya membawa Adel ke UKS

“Heh, lo emang suka ngerebut sesuatu milik gue ya?” ucap Devan kesal

*****

“Del bangun” terdengar suara seorang pria, dan suara itu membagunkan Adel

“Adit, kok kamu bisa disini?” tanya Adel saat dia mengetahui orang yang memanggilnya tadi adalah Adit

“Tadi gue liat lo pingsan, dan gue bawa lo ke sini,” ujar Adit menjelaskan

“Sudahlah, sepertinya lo masih lemah. Lo isitirahat aja disini sampai watunya pulang, nanti gue yang akan minta ijin,” ucap Adit dengan perhatiannya

Adit meninggalkan Adel sendiri, dia tidak tau kalau ada orang lain di ruangan itu

“Heh Adel, lo bener-bener beruntungnya. Udah dibelain Devan, sekarang dikasih perhatian sama Adit.” Bianca, dia ada di balik tirai ruang UKS

“Bianca!”

“Gue gak bakalan tinggal diam, gue bakal balas lo,” Bianca dengan nada kesalnya meninggalkan Adel sendirian di ruang UKS.

*****

Bel pulang telah berbunyi, saatnya para siswa untuk pulang

Seperti biasa Adel akan pulang dengan sepeda miliknya, tapi ada yang aneh Adel tidak menemukan sepedanya, dia mencari kemana kemari tapi tidak ketemu sampai ada seseorang yang memberitahunya kalau…

“Heh anak baru, bukannya yang ada di truk sampah itu sepeda lo ya?” seseorang mengagetkan Adel dan memberitahu dia kalau sepedanya ada di truk sampah

“Apa? Bagaimana bisa sepedaku ada di dalam truk sampah itu?” ucap Adel penasaran

“Hahahhaahah, makanya lo jangan cari rebut dengan kita,” terlihat ada Bianca dan Kribo disana dan sepertinya mereka bekerja sama untuk mengerjai Adel, tapi mereka sudah ketelaluan

“Kalian ya yang buat sepedaku ada dalam truk sampah?” tanya Adel dengan nada kesal

“Emang iya, kenapa? Masalah? Makanya jangan suka cari masalah sama kita” Bianca bicara dengan riangnya, dia hanya puas saat Adel dalam kesusahan

“Heh anak baru, dari pada ribut mending lo kejar sepeda lo itu” ucap Kribo dengan nada sinisnya

“Kalian benar-benar keterlaluan,” Adel pergi dengan hati yang kesal.

Kini dia harus menunggu bus untuk pulang, tapi anehnya tidak ada satu pun bus yang lewat dan lagi cuaca mendung, awan mulai menghitam menandakan akan turun hujan dan benar saja tak beberapa lama hujan pun turun.

Adel harus mencari tempat untuk meneduh, dia tidak ingin jika harus kehujanan dan demam.

“Ehh bos, bukannya itu si anak baru ya, ngapain dia disana?” tanya Kribo yang menyadarkan Devan kalau sejak tadi Adel berdiri disana

“Kayaknya karena sepedanya lo rusak dan dia gak bisa pulang,” jawab Fatur menjelaskan

“Alahh, Cuma sepeda doang. Kenapa gak naik bus aja, kan banyak?” ucap Kribo

Mendengar itu Devan langsung beranjak dati tempatnya

“Dev, mau kemana lo?” tanya Fatur

“Balik!” jawab Devan singkat

Mereka keluar dari kafe dan disaat mereka berhadapan dengan Adel…

“Heh anak baru, ngapain lo masih disini. Wah gue tau nih, jangan-jangan lo lagi nunggu mobil om-om ya?” ujar Kribo sembarangan

“Apaan sih nuduh sembarangan, lagian ini juga karena kalian ngerusak sepedaku dan membuat truk sampah membawanya. Ini pasti karena perintah dari kamu kan Devan?” tanpa disadari Adel menuduh Devan

“Heh gadis, apa kamu gak tau kalau menuduh orang sembarangan bisa buat hidup kamu menderita,” ucap Fatur lembut namun menusuk

“Gak guna gue ngerusak sepeda lo, dan lagi gue gak punya waktu buat ngurusin hidup lo. Ayo buruan cabut!” Akhirnya mereka pun pergi. Tapi Adel bingung, dia harus sampai kapan menunggu.

15 menit telah berlalu, masih belum ada bus yang lewat ditambah hujan yang cukup deras membuat jarak mata semakin buruk

Adel mulai gelisah, dia takut karena terlalu lama diluar dengan suhu yang begitu dingin membuatnya sakit. Kegelisahannya bertambah saat dia sadar ada seseorang yang memerhatikannya dari jauh.

Adel mulai tidak nyaman dengan pria yang memperhatikannya, dia bingung harus bagaimana. Tapi akhirnya Adel memutuskan untuk melawan hujan dan pulang ke rumah.

Seseorang yang berhenti tepat di samping Adel

"Hei nak, kenapa hujan-hujanan. Sini bapak anter!" Ucap seorang pria menawarkan tumpangan

"Gak perlu pak, saya bisa sendiri," dengan lembutnya Adel menolak

"Kamu takut bapak ngapa-ngapain kamu ya. Ya udah gini aja, anggap aja bapak seorang ojek yang sedang mencari penumpang. Bapak antar kamu ke rumah, setelah itu kamu bayar bapak," ujar orang itu ramah

Adel bingung, dia tidak mau ikut tapi dia juga gak bisa nunggu semalaman dan akhirnya Adel memutuskan untuk menerima tawaran bapak tadi.

"Hei gadis bodoh, kamu seharusnya berterimakasih,"

*****

Hari telah berlalu, para siswa mulai memasuki gerbang sekolah. Semua siswa bersemangat untuk memulai pelajaran. Namun, tidak untuk Adel, dia tidak masuk sekolah karena sakit.

“Din, kita jenguk Adel yuk! Dia udah 2 hari gak masuk!” ajak Mia memulai pembicaraan dengan Dina

“Bener lo Mia, udah 2 hari Adel gak masuk, pas banget lagi besok weekend.” Ujar Dina

Dina dan Mia merencanakan untuk menjenguk Adel, dan berhubung besok adalah weekend Mia dan Dina bisa sepuasnya main di tempat Adel.

*****

Hari berlalu, weekend pun tiba. Mia dan Dina sudah sampai di depan pagar rumah Adel, rumahnya lumayan besar ditambah dengan taman yang luas membuat orang betah berlama-lama disana.

Mia dengan menggunakan baju berwarna kuning dengan dibalut jaket berwarna hijau muda membuat dia terlihat ceria dan Dina dengan memakai baju biru dengan kardigan putih membuat dia tampak sangat kalem.

Ting Tong...

Suara bel rumah berbunyi menandakan ada tamu yang datang.

Seseorang datang membuka pintu, terlihat seorang wanita setengah baya yang masih segar dan berenergi.

Ucapannya yang ramah membuat Mia dan Dina merasa hangat saat pertama kali masuk ke rumah Adel.

“Neng ada tamu untuk eneng,” Bi Ani, pembantu rumah Adel

Dia memang sangat ramah sehingga orang yang pertama kali bertemu dengannya pasti sangat senang dan Bi Ani selalu dijadikan teman curhat dikala Adel ingin mengeluarkan keluh kesah terhadap masalahnya jika ibunya sedang pergi keluar kota.

“Ahh Mia, Dina, kalian udah sampai. Yu sini!” ajak Adel

“Bi tolong buatkan minum untuk teman-temanku, juga jangan lupa makanan ringannya,” titah Adel sopan

“Baik neng!” jawab Bi Ani ramah,

Bi Ani mulai pergi ke dapur dan sekarang di ruang tamu hanya ada mereka bertiga

“Del, rumah lo gede juga yaa. Gak nyangka gue, lo anak orang kaya,” ujar Dina terkesan

“Ahh enggak kok, sebenarnya ini bukan rumahku. Ini rumah eyangku!” jawab Adel merendah

“Siapa bilang ini bukan rumah kamu,” ucap seseorang dari arah belakang Dina dan Mia, suara yang sangat familiar, suara yang setiap hari di dengar.

Dengan cepatnya mereka menengok ke belakang mereka tidak pernah membayangkan ini sebelumnya..

"Dia?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!