"Hyuk cari tahu apa gadis itu sudah punya kekasih" suara Bram terdengar datar dan dingin. ia berdiri di pinggiran jendela ruang kerjanya, matanya menatap ke arah jalan disana seorang gadis terlihat berjalan kaki seorang diri mengenakan pakaian kerja dan meneteng tasnya. rambutnya yang bergelombang diikat rapi keatas membuatnya nampak lincah.
Bram tersenyum tipis dari kejauhan.
"Tuan yang saya dengar dia tidak jadi bertunangan dengan Joan"
"Joan?"
Bram memang mendengar kabar bahwa seterunya yang merupakan karibnya dulu batal bertunangan, dia tidak menyangka tunangannya adalah gadis yang dia incar juga.
"Hyuk cari tahu lebih banyak tentang gadis ceroboh itu, aku ingin kau kembali nanti malam dan membawa informasi tentangnya"
"Baik tuan", Hyuk memundurkan langkahnya dan berjalan keluar ruangan Bram.
***
Bram duduk di sofa di kamarnya, iya sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan yang di siapkan Hyuk tadi sebelum pulang, ada file yang harus di periksanya. tak lama Hyuk datang dan menghadap tuannya.
"Tuan sesuai yang tuan minta saya membawa informasi tentang gadis itu".
Bram membuka amplop berisi data gadis yang di mintanya tadi siang, senyum tersungging di bibirnya ketika mengeja sebuah nama.
"Ariani"
"Hyuk menurutmu bagaimana namanya? lucu sekali bukan?" Bram tertawa melemparkan lembaran kertas yang di pegangnya ke arah Hyuk. asisten cerdas itu mengambilnya dan sekilas membacanya.
biasa saja tuan, bukan kah itu nama yang umum.
"Saya rasa begitu tuan".
"pastikan hubungannya dengan Joan benar-benar berakhir, besok bawa gadis ceroboh itu ke hadapan ku".
"Baik tuan".
***
Ariani meletakkan tas nya diatas meja, ia melepas seragam kerjanya dan bergegas mandi membersihkan dirinya. hari ini cukup penat dan padat pekerjaan yang harus ia selesaikan. beberapa kali ia membuat kesalahan hingga atasannya Mrs.Sena memarahinya.
hubungannya dengan Joan sangat mempengaruhi keadaannya saat ini, ta bisa di pungkiri berita pertunangannya yang gagal dan menjadi bahan olok olokan keluarga besarnya membuatnya tak bisa berfikir jernih.
selesai mandi Ariani duduk di depan meja rias. ia mengeluarkan selembar foto dari dalam tasnya. tadi siang ia bertemu dengan orang aneh. bukan aneh tapi sedikit aneh dan menakutkan. ia adalah tuan Hyuk asisten pribadi pemilik Admaja group.
laki laki itu memberinya selembar foto dan ingin agar Ariani mempelajari baik-baik wajah di foto itu.
Sudah gila benar, memangnya kenapa aku harus memperdulikan siapa di foto ini, aku sama sekali belum pernah melihat wajahnya.
tapi, dia tampan sekali. memang mau apa dia dengan ku.
Di foto itu menunjukan wajah seseorang, dengan rahang yang keras, hidung mancung, bibir tipis kemerahan dan senyum yang sangat menawan. terlihat ia memakai stelan jas rapi dan sepertinya ia cukup tinggi.
Karena kelelahan akhirnya Ariani terlelap dengan selembar foto di dadanya, ia tidak berharap lelaki asing itu akan masuk dalam mimpinya. ia juga sama sekali tidak tertarik bertemu dengannya, saat ini ia masih trauma dengan Joan yang secara sepihak mempermalukannya. membatalkan tunangan tanpa pembicaraan di awal, bahkan tanpa mendatangi orangtua Ariani. ia berharap Joan akan menerima karmanya, Ariani selalu mengumpat kesal agar Joan tidak pernah berhasil dengan wanita manapun. Ariani nampak tertidur lelap, ia malah memimpikan si asisten aneh tadi siang yang memaksanya menerima selembar foto lelaki asing itu yang sekarang berada di dekapannya.
***
Author IG @nur danovar2.
Selamat membaca jangan lupa like dan komen ya...
"Silahkan nona ikut dengan saya", Ariani mengekor di belakan Hyuk, tadi Hyuk sempat meminta izin kepada mrs.Sena untuk membawanya menghadap seseorang. dan reaksi wajah mrs.Sena langsung pucat, ia segera memerintahkan Ariani untuk ikut dengan Hyuk.
Hyuk membawa ariani ke sebuah ruangan megah di perusahaan itu. begitu memasuki ruangan ia di sambut dengan interior yang membuat mata terbelalak. ia baru saja berfikir jangan-jangan ini adalah kamar hotel bintang lima yang sengaja di pindahkan ke perusahaan itu. Ariani mengedarkan pandangannya menikmati setiap sudut ruangan itu, dan sampailah pandangannya menatap ke arah seseorang yang berdiri di dekat jendela, memandang keluar. dari belakang terlihat sempurna, sosok lelaki itu tinggi dan tegap kulitnya bersih. stelan jas berwarna navy membuat nya terlihat gagah dan bersinar.
lelaki itu membalikan badan dan menatap Ariani. seketika gadis itu menggigil. beberapa detik terlewati tanpa ada yang membuka suara. lelaki di depannya sedang memandanginya dengan wajah datar dan tentu saja wajahnya memang tampan bahkan lebih tampan dari yang di selembar foto kemarin.
"Hyuk jelaskan padanya" Perintahnya pada si asisten cerdas yang berdiri di belakang Ariani.
"Baik tuan".
Hyuk dengan santai menatap Ariani.
"Nona, tuan Bram adalah pemilik perusahaan ini, sekaligus pemimpin Admaja group".
"Apa kau mengenal tuan Bram?" tanyanya membuyarkan pikiran yang berkecamuk di kepala Ariani.
bagaimana ini, Ariani
"Saya tidak mengenal tuan Bram sebelumnya" jawab Ariani terbata. terlihat Bram mengedutkan bibirnya seolah tidak terima dengan jawaban gadis itu.
"Baiklah nona mulai sekarang anda bisa mulai mengenal tuan Bram dengan baik".
"Tuan hyuk, boleh saya bertanya sesuatu" pinta Ariani.
"Silahkan nona".
"Sebenarnya ada urusan apa saya di bawa kemari dan mau apa?., apa saya membuat kesalahan besar yang merugikan perusahaan? apa tuan akan memecat saya? tanya Ariani. tubuhnya tampak bergetar tapi ia mencoba tenang menguasai dirinya.
"Begini nona, sebelumnya anda dan tuan sudah pernah bertemu, mungkin anda lupa".
Bertemu di mana? rasa rasanya tidak pernah.
"Aku tau kau bekas tunangan Joan". suara berat itu terdengar sangat lelaki dan Ariani merasa bergetar mendengarnya. apa lagi dia tadi menyebut nama Joan si brengsek sok kaya itu.
"Darimana tuan tau saya dan tuan Joan....".
"Begini nona, tuan Bram juga mengenal tuan Joan dengan baik".
"Dan tuan Bram ingin mengenal nona lebih dekat".
Asisten gila ini ngomong apa sih, aku jadi bingung. Ariani
"Tuan muda berniat untuk menikahi anda nona".
"Apa?! me...menikah?".
Ariani semakin tidak mengerti dengan kegilaan orang orang ini. mereka kenapa sih...menikah, menikah apanya? kenal juga belum.
"Aku akan memberikan penawaran pada mu, ". suara itu lagi pikir Ariani. ia mulai terbius dengan suara khas itu.
"Ku dengar usaha percetakan milik ayahmu sedang bermasalah dan hampir bangkrut?".
Tau lagi,dia ini mau apa sih...
"Aku akan membatu menyuntikan modal agar usaha ayah mu selamat dan hutangnya lunas, aku juga akan membiayai adik lelakimu masuk ke perguruan tinggi terbaik di negara ini". Ucapp Bram datar.
Ariani terdiam mencerna setiap kalimat, setiap kata yang terlontar dari bibir Bram. memang benar keluarganya sedang terpuruk saat ini. ia harus mati-matian menabung untuk biaya adiknya ke perguruan tinggi. bahkan sampai saat ini belum terkumpul seperti yang di syaratkan. kalau ia menerima tawaran lelaki di hadapannya ini tentulah keluarganya selamat dan tidak lagi di kejar hutang, tapi ia juga tidak mengenal siapa lelaki di hadapannya ini. ia ingin menikah berdasarkan rasa cinta dan saling mengenal tentunya. bukan dengan sembarangan orang macam tuan Bram dan asistennya yang menyebalkan itu.
"Pikirkan baik-baik, aku memberimu waktu sampai ...besok pagi".
"Apaaa?!". besok pagi dia bilang,
Ini persoalan besar hidup dan mati dan dia memberi waktu berfikir hanya semalam. Ariani menggigil dan berkeringat beberapa kali ia menyeka keringat di dahinya dengan punggung tangannya.
"Tuan tapi kita tidak saling kenal atau bahkan saling mencintai layaknya pasangan yang mau menikah", Ariani mencoba berfikir waras.
"Nona tuan akan memberi waktu dua minggu untuk saling mengenal",
Lagi-lagi asisten aneh ini seenaknya bicara, pernikahan sekali seumur hidup dan ia hanya di beri waktu dua minggu untuk saling mengenal lebih dalam. ariani semakin pusing, ia hampir beranjak meninggalkan ruangan Bram tapi suara Bram menghentikan langkahnya.
"Pikirkan baik-baik tentang keluargamu". Ucap Bram datar.
Epilog.
Siang itu Bram duduk di taman perusahaan sendiri tanpa Hyuk di sampingnya. ia sedang memberikan tugas pada asistennya itu. tiba- tiba perutnya kram dan ia kesakitan. seorang gadis yang tak sengaja lewat memperhatikannya dan berjalan mendekatinya. ia menanyakan apa Bram baik-baik saja karena lelaki itu nampak kesakitan. gadis itu tanpa menunggu jawaban langsung pergi dan kembali dengan satu cup teh hangat di tanganya. ia mencoba membantu Bram untuk minum, lalu tanpa sengaja ia malah menumpahkan teh hangat tersebut ke dada Bram. lelaki itu meringis menahan rasa panas yang menyentuh kulit dadanya yang putih bersih.
"Maaf tuan saya tidak sengaja", Lalu gadis itu mengeluarkan saputangan dan membersihkan kemeja Bram yang terkena noda teh. lalu gadis itu pamit dan pergi. Bram memandang saputangan yang masih di genggamnya, ada tulisan bordir indah bertahta nama Ariani.
Ariani duduk di meja riasnya, ia sudah selesai dengan riasan wajahnya, tipis dan terlihat segar. rambut ikalnya di biarkan tergerai. ia mengenakan dress panjang selutut dan lengan pendek berwarna pink salmon.
*Pasti aku sudah gila hingga menuruti permaina si tuan angkuh itu. dan asistennya yang tak kalah aneh itu juga mengekor kemana mana*.
Ariani berfikir semalaman hingga ia tak bisa memejamkan matanya, benarkah ia akan menuju pelaminan. sebenarnya itulah yang ia impikan di usianya sekarang. terkadang ia juga sudah merasa lelah bekerja. ia ingin di rumah mengurus suami dan membesarkan anak anak mereka nantinya, sembari menjadi seorang penulis. ia sempat menjadi penulis untuk rubrik mingguan di majalah wanita, tapi karena ia harus membatu perekonimian keluarganya ia putuskan berhenti menulis dan bekerja di perusahaan yang lebih pasti gajinya. dan beruntung ia di terima di salah satu unit perusahaan Admaja group. ia berfikir cukup meprihatinkan nasibnya akhir-akhir ini, ayahnya bangkrut dan calon tunangannya membatalkan pertunangan mereka dan mengakhiri semua. Ariani tidak tau, apa lelaki angkuh itu malaikat yang dikirim Tuhan untuk menyelamatkannya dari situasi sulit sekarang, atau ia justru akan memperparah keadaan nantinya.
Pintu kamar kost di ketuk pelan dari luar. Ariani menyambar tas tangannya dan bergegas lari membuka pintu, diluar sudah berdiri Hyuk asisten tuan Bram. lelaki itu selalu rapi dengan stelan jas atau kemeja yang nampak mahal. ia seperti tak kalah dengan tuannya.
"Tuan hyuk, kau sudah datang, dimana tuan Bram?". Tanya ariani pura pura perduli dengan keberadaan Bram. padahal jantungnya sudah hampir lepas saking takut dan ragu menghadapi dua laki-laki angkuh sekaligus.
"Nona tuan sudah menunggu anda di mobil, mari kita berangkat". hyuk mempersilahkan dengan gerakan sopan dan elegan tentunya.
Ariani melangkah menuju mobil mewah yang terparkir di luar gerbang, Hyuk membukakan pintu mobil untuknya. di kursi belakang duduk seorang lelaki dengan pakaian selalu rapi tentunya dengan stelan jas mahalnya, rambut nya selalu rapi dan baunya lelaki ini selalu harum ketia Ariani menjumpainya.
"Silahkan nona" Suara hyuk membuyarkan pikirannya. ia tertegun sesaat, apa benar ia harus duduk dengan lelaki ini di kursi belakang.
"Tuan hyuk, bolehkah aku duduk di depan di samping mu saja?", Ariani melirik Bram yang diam tak bergeming.
"Maaf nona, tidak boleh".
Tak ada pilihan, Ariani akhirnya duduk di kursi belakang bersama Bram. di sepanjang perjalanan hanya terdiam tanpa ada yang bersuara. bahkan Ariani tidak tau ia akan di bawa kemana. hyuk membelokan mobilnya ke sebuah restoran mewah yang Ariani belum pernah kesana. Hyuk membuka pintu mobil untuk Bram dan Ariani.
"Silahkan tuan". Petugas memarkirkan mobil itu dan lagi-lagi Hyuk mengekor di belakang. memastikan semua baik-baik saja, meja yang di pesan terlihat nyaman untuk tuannya dan ia menghampiri koki yang memasak makanan di restoran itu, sambil mereka membicarakan menu apa yang paling enak dan pas untuk tuan Bram nya.
Kenapa dia hanya terdiam begitu, apa semua harus di sampaikan oleh asistennya? , cih manja sekali. Ariani.
"Kau sedang berharap aku mau bicara santai dengan mu?" Tiba-tiba sebuah sura terdengar dari sang empunya bibir yang menggemaskan itu.
Bram menatap ke wajah Ariani, pandangan mereka bertemu dan jantung Ariani lagi-lagi tak terkontrol detaknya.
Hanya dengan satu pertanyaan saja dia membuat ku berkeringat begini,
Ariani meremas jari jarinya di bawah meja. ia menundukan pandangannya menghindari pandangan lelaki itu. ia hanya menggeleng kepalanya menjawab pertanyaan Bram.
Bram terkekeh dalam hati, dasar gadis bodoh lihat lah betapa dia gemetar dan malu.
"Hyuk kau sudah pesan makanan?"
"Sudah tuan, dan di pastikan yang paling enak"
"Jelaskan padanya hyuk", Hyuk mengangguk paham dengan perintah tuannya. ia berjalan ke samping Ariani ...menyodorkan sebuah kertas berisi perjanjian.
"Nona ini perjanjian yang harus anda baca dan anda tandatangi nanti, saya harap anda teliti dan meresapi isi dari perjanjian tersebut",
Ariani mengambil dan membaca nya, matanya terbelalak. jelas perjanjian pranikah ini tidak akan menguntungkannya. hanya saja ia mungkin akan lebih untung dalam segi harta.
"Kau sudah mengerti? Jika kau memberontak pada ku aku akan menhabisi keluargamu termasuk adik kesayanganmu,",
Ariani bergidik ngeri mendengar Bram bicara sambil mengamati wajahnya.
Ariani meminum segelas air putih di depannya dengan cemas dan terburu buru. Bram tergelak dalam hatinya. lihatlah hyuk si bodoh ini ketakutan sekali.
"Nona, tuan sudah bertemu dengan keluarga nona dan orangtua nona sangat senang dan setuju dengan lamaran tuan Bram",
Ariani hanya terdiam tidak bisa berkata kata, jelas saja orangtuanya akan setuju...siapa yang bisa menolak tuan Bram yang kaya raya ini. bahkan Joan tidak ada apa-apanya.
"Apa anda ingin mengajukan pertanyaan nona?"
"Tidak tuan Hyuk, saya mengerti dan paham isi perjanjian ini",
"Oh ya tuan Bram, apa anda selalu pergi ke tempat mewah seperti ini? kalau begitu maukan anda pergi berkencan dengan saya ke suatu tempat wisata yang menyenangkan?"
Hyuk baru akan menjelaskan, tapi Bram menahannya dengan sekali pandang saja.
"Apa mau mu?", Tanyanya pada Ariani.
gadis di depannya ini sebenarnya sungguh menarik.
"Apakah minggu depan anda bersedia pergi dengan saya ke kebun binatang? saya akan membawa bekal yang saya masak sendiri untuk anda tuan",
"Nona tuan Bram tidak pergi ke tempat seperti itu",
Cih berlebihan sekali, maka dari itu aku mau mengerjai tuan Bram...
"Baiklah aku akan ikut dengan mu, Hyuk kosong kan jadwal untuk hari minggu yang akan datang",
"Baik tuan",
Mereka berjalan menuju loby restoran Ariani berjalan di belakang Bram bersama hyuk.
tak di sangka di sana mereka bertemu seseorang yang jelas Ariani kenal. dia adalah Joan. Joan sama kagetnya memandang Ariani berada bersama presdir Admaja group dan asisten pribadinya.
Bram menghentikan langkahnya, diam dan tenang begitu pula sang asisten. nampak nya hanya Ariani yang canggung bertemu mendadak dengan Joan setelah semua yang terjadi dengan hubungan mereka.
"Joan perkenalkan dia calon istri ku", kata Bram ringan. Joan makin terbelalak kaget, tidak pernah terbersit di pikirannya bahwa gadis itu bisa menarik perhatian presdir Admaja group yang populer.
"Hyuk jelaskan padanya".
"Mari tuan Joan saya mau bicara dengan anda", Hyuk mengajak Joan ke sebuah meja kosong dan mereka nampak bicara.
"Kau ikut denganku", Bram melangkah diikuti langkah cepat Ariani.
"Berapa tinggi mu?", Tanya Bram yang dia sebenarnya bisa mengira-ngira sendiri melihat Ariani yang imut-imut itu.
Apa maksudnya bertanya begitu, dia mau menghinaku dengan tinggi badannya yang menjulang itu cih dasar...
"157 cm tuan",
"Hah sudah ku duga, kau seperti liliput bahkan kau tidak sampai sebahu ku",
Ariani hanya diam sambil sewot mendengar ocehan Bram soal tinggi badannya. Bram memiliki tinggi badan 188cm dan bertubuh tegap jelas Ariani seperti liliput baginya. ternyata hyuk sudah selesai bicara dengan Joan. mereka bergegas menuju mobil dan mengantar Ariani pulang ke kost nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!