NovelToon NovelToon

Erika Clarista

Episode 1

"Hei!Berhenti!" Teriak satpam sekolah yang sedang berlari bersama para guru untuk mengejar lima orang siswa yang sudah membuat kesalahan.

"Berpencar!" Gibran memberi perintah.

"Dasar anak nakal!Berpencar!" Teriak pak Feri,yaitu wakil kepala sekolah.

Mereka berlima berpencar dan bersembunyi di tempat yang menurut mereka aman.Erika dan Samuel sembunyi di tempat yang sama.Mereka harus berhati hati agar kali ini tidak tertangkap lagi.

"Kemana mereka?" Tanya Bu Tesa,guru bimbingan konseling.

"Hah!Mereka ada di sini" Bisik Erika.

"Suuuttss!!!Jangan bicara sedikit pun.Nanti ketauan" Bisik Samuel.

Hah?ada yang bersembunyi di sana.Jangan sampai mereka tertangkap Bu Tesa.Jangan bergerak bahkan bersuara sedikit pun anak anak. Kata Pak Rama didalam hati nya.

"Mereka tidak ada di sini Bu.Mari kita cari ke tempat lain" Kata pak Rama,wali kelas mereka.

"Saya melihat dua orang siswa lari ke arah sini pak.Pasti mereka sembunyi di sini" Kata Bu Tesa penuh keyakinan.

Bu Tesa tetap berdiri di tempat sambil menyapu pandangan ke seluruh bagian ruangan yang sudah tidak terpakai itu.Pandangan mata nya terhenti ketika melihat dua pasang kaki yang sedang bersembunyi di bawah meja tidak terpakai.

"Waahh!!" Wajah Bu Tesa terperangah sambil menunjuk ke arah dua pasang kaki tersebut.

"Hah,me-mereka tidak ada di sini Bu.Mungkin tadi ibu salah lihat" Pak Rama tersenyum meyakinkan.

"Ohhh..." Bu tesa mengangguk percaya. "Tidak!saya tidak salah lihat" Lanjutnya menatap tegas wajah Pak Rama.

"Hei,hei,hei kawan!Kalian tidak pandai bermain petak umpet dengan saya" Bu Tesa menghampiri Erika dan Samuel.

"Jangan bergerak, jangan bersuara" Bisik Samuel.

"Hei,bicara yang keras.Teman mu tidak bisa mendengar nya" Bu Tesa berbicara layaknya kepada teman.

Erika dan Samuel langsung terperangah dan perlahan menoleh ke arah Bu Tesa dan Pak Rama dengan senyum rasa bersalah nya.

"Hai Bu" Erika melambaikan tangan kepada Bu Tesa.

"Hai preman sekolah.Ikut saya!" Teriak nya. "Pak Rama pegang dia" Lanjutnya menunjuk ke arah Samuel.

"Pak tapi pak..." Samuel merengek.

"Suuutts.Ikut saja" Kata Pak Samuel.

Erika dan Samuel sudah tertangkap,sementara tiga orang teman nya yang lain masih bersembunyi di suatu tempat.

"Mereka tadi lari ke arah sini pak" Kata satpam kepada Pak Feri.

"Geledah seluruh sudut ruangan!" Perintah Pak Feri.

Dua orang satpam memeriksa seluruh bagian ruangan tempat penyimpanan soal ujian.Satu persatu lemari di buka dan di periksa.Saat sedang fokus memeriksa ruangan,salah satu satpam tersandung kabel listrik yang membentang.Ia pun jatuh tersungkur dan menabrak Rak penyimpanan besar di depan nya sehingga Rak besar tersebut ikut jatuh juga.

"Awww!!!Aduuhh!!" Teriak mereka bertiga yang tertimpa rak tersebut.

"Ada orang disana!" Kata salah satu satpam.

"Itu merekaaaa!!Tangkap!!!" Teriak Pak Feri yang langsung berlari menuju siswa tersebut.

"Mari bantu kami mengangkat rak nya pak" Kata satpam.

"Saya?Kalian memerintah saya?" Pak Feri berlagak seperti orang yang paling berkuasa.

"Rak nya lumayan berat.Kalau tidak di angkat,kita tidak bisa menangkap mereka pak" Kata satpam lagi.

"Awas kalian bertiga,Ayo angkat" Ucap nya.

"Satu...dua...tiga..." Teriak mereka bersamaan.

Setelah lima menit akhirnya rak tersebut berhasil di angkat dan ketiga siswa yang sedang bersembunyi berhasil di tangkap dan di bawa ke ruang konseling.

"Jawab pertanyaan saya!" Bu Tesa memukul meja menggunakan penggaris kayu.

"Pertanyaan yang mana?Ibu kasih banyak pertanyaan buat saya" Erika pura pura sedih.

"Wajah kamu tidak usah seperti itu" Bu Tesa menunjuk Erika dengan penggaris nya.

"Maaf Bu" Erika mengembalikan ekspresi wajah nya menjadi datar.

"Apa yang kalian lakukan di belakang sekolah?" Tanya Bu Tesa.

"Ada di belakang sekolah bukan berarti kita bikin Masalah buuu.." Samuel ikut berbicara.

"Mana mungkin kalian gak bikin masalah" Wajah Bu tesa curiga.

"Sudah bu.Mungkin mereka benar benar tidak membuat kesalahan" Pak Rama akhirnya membuka mulut.

"Anda diam" Bu Tesa menatap sinis pak Rama.

"Sebenarnya anda sudah tahu lebih dulu dari saya kan kalau anak anak ini sedang bersembunyi di sana?" Bu Tesa mendekati pak Rama dengan wajah menantang seperti preman.

"Ahhh,jawab pertanyaan saya.Kenapa kalian ada di belakang sekolah?" Pak Rama mengalihkan pembicaraan.

"Aishh...Siswa dan wali kelas tidak jauh berbeda" Bisik Bu Tesa.

"Pak tapi kita gak bikin kesalahan kok" Terdengar suara Novia yang sedang merengek kepada pak Feri.

"Sudah diam!" Kata satpam.

"Waah!Komplotan nya sudah tertangkap juga" Bu Tesa tersenyum licik.

Erika dan Samuel saling menatap dan pasrah karena harapan mereka sudah ikut tertangkap juga.

"Silahkan duduk tuan nyonya" Bu Tesa mengetukkan penggaris nya ke kursi.

"Sekarang keluarga Cemara sudah berkumpul di sini.Jadi sekarang beri tahu saya apa yang sedang kalian lakukan di belakang sekolah?" Teriak Bu Tesa.

"Saya mau jawab jujur kalau mereka bertiga keluar dari ruangan ini" Kata Erika datar.

"Mereka?siapa yang kamu maksud?" Tanya pak Feri.

Sontak Bu Tesa,pak Rama, dan lima siswa tersebut langsung menatap satpam dan pak Feri secara bersamaan.

"Kenapa kalian melihat saya seperti itu?" Tanya pak Feri curiga.

"Pergi..." Ayu berbicara dengan suara berbisik sambil mengayunkan tangan nya tanda mengusir.

"Kenapa saya harus pergi?" Tanya Pak Feri kepada Bu Tesa dan pak Rama.

"Karena kalau ada bapak,sampai kapan pun mereka tidak mau berbicara" Bu Tesa santai.

"Sebaiknya bapak pergi" Pak Rama ikut mengayunkan tangan nya juga.

"Aishh dasar..." Pak Feri menatap Erika.

Merasa di tantang, Erika langsung berdiri dengan cepat sehingga membuat pak Feri terkejut.

"Mau apa kamu?" Tanya Pak Feri ketakutan.

"Eishh...Apa yang bapak maksud?Saya pegel dari tadi duduk terus" Erika menggoda pak Feri dengan santai.

"Keluar,keluar!" Teriak pak Feri kepada dua orang satpam tersebut.

"Sudah keluar, bicaralah" Bu Tesa duduk di hadapan Erika.

"Menurut ibu apa yang kita lakuin di sana?" Tanya Erika.

"Apapun itu,kalian pasti membuat masalah" Bu Tesa mendekatkan wajahnya kepada Erika.

"Yaaa...Jadi meskipun saya berkata bahwa kami tidak melakukan apapun para guru terutama ibu pasti gak akan percaya" Wajah Erika pura pura berputus asa.

"Yaa..memang saya tidak akan percaya.Sangat bodoh jika saya percaya kepada kalian,terutama kamu.Mengingat isi buku ini hampir 90% laporan atas nama kamu" Bu Tesa memperlihatkan buku daftar hitam nya.

"Waah...saya tersentuh" Erika tersenyum sambil membuka setiap lembaran buku tersebut.

Pak Rama dan keempat teman nya menahan tawa sebisa mungkin karena perilaku Erika yang terlalu santai saat sedang menghadapi guru tegas itu.

"Ohh..saya lupa" Bu Tesa menutup wajahnya.

"Apa Bu?" Tanya Pak Rama.

"Saya lupa bahwa tidak ada gunanya mengintrogasi mereka,Terutama anak ini" Bu Tesa masih menutup wajah nya sambil menunjuk Erika dengan Penggaris nya.

"Seharusnya ibu tidak boleh lupa" Erika menganggukkan kepala nya.

"Jadi kita boleh pergi kan Bu?" Samuel bertanya sambil tersenyum.

"Pergilah...Pergi...pergi dari sekolah ini" Wajah Bu Tesa pasrah. "Oh tidak.Pergi dari negara ini" Ia mengayunkan tangan nya tanda mengusir.

"Dengan berat hati saya akan pergi sekarang juga" Erika menundukkan kepalanya dan pergi meninggalkan Bu Tesa dengan pak Rama diikuti oleh Samuel.

"Permisi bu" Ayu mengejek Bu Tesa dengan nada lembut.

"Kenapa tidak dari tadi saja ibu mengalah seperti ini" Pak Rama tersenyum lebar sambil menghampiri Bu Tesa.

"Suuuutt.." Bu Tesa menyuruh pak Rama untuk tidak berbicara sedikit pun.

"Oh baiklah saya diam" Kata pak Rama.

"Pergi..Pergi..." Bisik Bu Tesa dengan wajah lesu.

"Iya Bu?" Tanya pak Rama.

"Pergi.." Bisik nya lagi.

"Saya harus disini menemani ibu" Pak Rama tidak menghiraukan Bu Tesa.

"Aishh...Pergi!!!!" Bu tesa tiba tiba berteriak kesal sambil memukul meja dengan penggaris nya.

"Oh baiklah,lagi pula sebentar lagi jam pulang" Pak Rama pergi dengan santai sambil menatap tangan kiriny yang kosong seakan akan sedang menatap jam tangan.

"Ohhh....Ohh...ohh!!Lama lama saya bisa gila ada di sekolah ini" Teriak Bu Tesa sambil merengek.

Episode 2

3 jam sebelumnya....

"Waah,Gibran jago gambar ternyata" Novia takjub melihat wajah kepala sekolah yang di gambar dengan sempurna oleh Gibran.

"Ini sih coret coret doang.Gue juga bisa" Samuel sinis.

"Baiklah baiklah" Ayu berusaha melerai sebelum pertengkaran di mulai.

"Tebelin bagian rokok nya lagi tuh,biar kelihatan lebih keren" Erika menunjuk gambar di dinding sambil tertawa.

"Ah iya betul" Samuel menyemprotkan Pilok nya lagi.

"Bulan depan kita akan mulai proses pembangunan ruang kelas di lahan kosong ini" Kata Pak Feri.

Wakil kepala sekolah dan para guru sedang memeriksa lahan kosong yang akan di bangun ruang kelas.Mereka tidak melihat para siswa tersebut sedang beraksi mencoret coret dinding sekolah.

"Gawat gawat,cepat beresin semuanya" Kata ayu yang tiba-tiba panik karena melihat para guru sedang berjalan ke arah mereka.

"Kenapa?" Tanya Novia.

"Itu..ituu" Ayu menunjuk ke arah guru.

Samuel dan Gibran langsung menutup dinding tersebut dan menyembunyikan semua peralatan nya.

"Hei!Sedang apa kalian!" Teriak salah satu satpam menunjuk ke arah mereka.

"Lari!Lari sekencang kencangnya.Jangan sampai tertangkap!" Kata Gibran.

"Hei!Jangan lari!" Teriak Bu Tesa.

"Kejar mereka!" Teriak pak Feri penuh semangat.

Terjadilah aksi kejar-kejaran antara kelima siswa dan para guru tersebut.Sampai akhirnya mereka berpencar dan tertangkap.

Erika dan teman teman nya menggambar wajah kepala sekolah yang sedang menghisap rokoknya dengan hiasan tato di wajah.Tentu mereka sangat merasa terhibur dengan gambar lelucon tersebut.

Karena dinding belakang sekolah itu tertutup oleh beberapa meja dan kursi yang tidak terpakai serta kain yang menutupinya,maka para guru tidak akan mengetahui hal itu.

Sepulang sekolah.

"Ahahahahah.....Gue pengen lihat gimana ekspresi kepala sekolah kalau liat secara langsung ada gambar muka nya yang keren itu di dinding" Novia Tertawa sangat puas.

"eish..jangan kenceng kenceng.Nanti ada guru yang denger,abis kita" Bisik Ayu.

"Apalagi yang harus kita lakuin biar si kudanil itu tambah kesal nanti" Erika memikirkan apa yang harus ia lakukan lagi.

"Hei,hei,hei.Lo emang gak kenal takut" Kata Ayu sambil menunjuk Erika yang berjalan mundur di hadapannya.

"Jalan yang bener,Pantesan Lo selalu ada di jalan yang salah.Cara jalan Lo aja salah" Novia memasang wajah kesal.

"Eishh" Erika membalikkan badannya dan berjalan normal.

"Heii!!" Erika terkejut karena saat membalikkan badannya tiba tiba ada siswa laki laki di hadapan nya,Bintang.

"Bintang,kemana Lo tadi?kok seharian gue gak liat Lo di kelas?" Tanya Erika.

"Gue juga gak liat" Sambung Ayu.

"Gue juga" Sambung Novia.

"Menurut lo?" Bintang tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke arah Erika.

"Hei..." Erika memalingkan wajah Bintang perlahan dengan tangannya. "Lu bolos lagi?" Tanya Erika sinis.

"Suuuttss" Bintang menyentuhnya bibir Erika.

Erika langsung menangkis tangan Bintang dan berjalan melewatinya.

"Hei,Erika!Tunggu gue" Teriak Ayu.

"Gue duluan ya,udah di jemput" Kata Novia.

"Iya gue juga mau pulang" Jawab Ayu.

"Lo mau pulang?" Tanya Bintang kepada Erika.

"Iya,gak ada yang harus gue lakuin juga di luar" Erika tetap menatap ke depan.

"Lo tadi bolos.Pergi kemana emang nya?" Tanya Ayu.

"Ke tempat yang menyenangkan" Bintang mengacak-acak rambut Ayu.

"Aishh" Ayu merapikan rambut nya lagi.

"Yaudah,gue duluan" Bintang berjalan meninggalkan Erika dan Ayu.

"Mau kemana Lo?" Tanya Erika.

"Ke tempat yang menyenangkan lagi" Bintang mengedipkan sebelah matanya dan pergi berjalan lagi.

"Pemikiran dia emang gak bisa di tebak.Ayo pulang" Kata ayu.

"Aku pulang" Kata Erika Setelah sampai di rumah nya.

"Kamu baru pulang?" Tanya mamah Erika yang baru datang juga.

"Mamah gak ada di rumah ternyata,dari mana?" Tanya Erika sambil melepas sepatu nya.

"Menurut kamu dari mana?" Mama Erika berjalan masuk ke dalam rumah.

Erika berfikir sebentar dan langsung menghampiri mama nya. "Mamah kerja?" Tanya Erika dengan sopan.

Mamah nya hanya menganggukkan kepala sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Seharusnya aku berhenti sekolah terus cari kerja" Kata Erika tiba tiba.

"Siapa yang izinin kamu buat berhenti sekolah?" Tanya mamah Erika sinis.

"Lagi pula seperti yang mamah tau,di sekolah kerjaan aku cuma bikin masalah" Erika menundukkan kepalanya.

"Setidaknya kamu bakal kangenin hal itu kalau kamu berhenti sekolah" Mamah Erika menatap anak tunggal nya itu.

"Nih makan" Mamah Erika mengeluarkan makanan dari tas yang ia bawa.

"Apa itu?" Tanya Erika.

"Makanan lah.Maaf mamah gak masak,jadi mama beli deh" Kata Bu Tia,mamah Erika.

"Lakuin apa yang mamah mau,lagi pula itu kan uang mamah" Erika memakan makanannya.

Malam Harinya.

"ssssttt.....apa gue cari kerja aja ya?" Tanya Erika kepada dirinya sendiri sambil merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamar nya.

"Tapi kerja apa?Gue kan belum lulus SMA.Apa ada bisnis yang mau terima gue?" Lanjutnya. "Ah terserah,yang penting gue harus berusaha buat cari dulu.Siapa tau emang ada yang butuh tenaga gue" Lanjut nya lagi mengambil handuk bersiap untuk mandi.

"Mau kemana kamu?" Tanya Mama nya.

"Keluar cari angin"

"Udah malem,besok aja" Lanjut mama nya lagi sambil melipat pakaian.

"Udah,gak apa-apa kok.Gak ada yang berani buat sentuh aku" Erika berlagak seperti preman.

"Aishh..yaudah sana"

"Gue harus cari kerja kemana?Ini kan udah malem" Kata Erika kepada dirinya sendiri.

Erika melihat beberapa lembar kertas yang menempel di dinding bangunan di pinggir jalan.Ia penasaran dan langsung berjalan mendekati kertas yang menempel tersebut.

"Lowongan kerja?waahh luar biasa.Lo tau kalau gue lagi kesusahan" Erika langsung mengambil kertas tersebut dan berjalan memasuki gedung.

"Tunggu tunggu" Erika menghentikan langkahnya saat membaca tulisan yang ada di dekat pintu masuk.

Wealthy bar?..hah?bar? Gumam nya.

"Yakali gue kerja di bar" Erika meremas kertas itu dan hendak membuangnya ke tempat sampah.

"Tunggu" Ia tidak jadi membuang kertas itu dan kembali membacanya.

"Bar bukan tempat yang buruk,lebih baik bar dari pada diskotik" Erika sangat fokus membaca kertas tersebut.

"Lagi pula disini gue cuma layanin pesanan pelanggan,udah deh beres.Gue gak salah kalau gak minum alkohol nya" Lanjut nya dengan berfikir keras.

"Jangan buang buang waktu" Erika langsung masuk kedalam bar untuk bertemu dengan pemilik bar tersebut.

"Umur berapa?" Tanya pemilik bar.

"18 tahun" Erika tersenyum.

"Hei!Sekolah dulu yang benar,baru kamu boleh datang ke sini" Pemilik bar tersebut menggebrak meja kesal.

"Pak saya mohon,terima saya kerja di sini.Lagi pula bar bukan tempat yang buruk juga buat saya,tugas saya kan cuma layani pesanan pelanggan.Bukan minum alkohol nya" Erika memohon.

"Saya butuh uang pak buat bertahan hidup" Erika melebihkan bicara nya.

"Baiklah baiklah" Kata Pemilik bar pasrah.

"Serius pak?Wahh makasih pak" Erika tersenyum senang.

"Tapi kamu kerja bagian malam,siang nya kamu tetap sekolah" Kata pemilik bar.

"Ia pak.Makasih" Erika terus tersenyum.

Episode 3

"Siapkan barang nya malam ini juga,besok barang itu akan di ambil oleh pengedar" Kata Mr.Derrick kepada anak buah nya.

"Baik bos" Pierre menundukkan kepalanya dan bergegas pergi untuk menyiapkan berbagai jenis narkoba yang sudah ia dan anak buah nya siapkan untuk di berikan kepada para pengedar yang berada di selat Malaka.

Mr.Derrick Reynart adalah bos Mafia asli Indonesia yang tinggal di Belgia.Sepuluh tahun yang lalu ia menjadi kaki tangan atau orang kepercayaan bos mafia di Belgia.

Tiga tahun yang lalu bos nya meninggal karena terbunuh oleh musuh saat terjadi konflik berdarah.Saat itu juga ia mulai merintis usaha nya sendiri,ia pergi ke selat Malaka bersama anak buah nya di Belgia dan memulai organisasi mafia dari nol.

Ia bersama orang kepercayaan nya yaitu Pierre,mencari orang orang di Asia yang tidak mempunyai keluarga dan juga pekerjaan.Ia mengajak orang tersebut untuk bergabung dengan organisasi nya dan berjanji akan menjamin kehidupan nya.

Organisasi tersebut sudah berjalan selama tiga tahun di bawah pimpinannya.Ia merintis usaha nya dalam bidang perdagangan manusia dan pasar gelap serta melakukan penyelundupan sekaligus menjadi bandar Narkoba di selat Malaka.

Selat Malaka menjadi tempat pilihan nya untuk menetap dan menjalankan bisnisnya karena selat Malaka merupakan jalur utama perdagangan internasional yang memudahkan ia untuk mengirim barang haram tersebut ke luar negeri.

Di sekolah.

"Hari ini kita akan membersihkan lingkungan sekolah.Beberapa siswa tolong bantu para guru untuk membersihkan halaman dibelakang sekolah" Kata kepala sekolah.

"Baik pak" Jawab seluruh siswa.

"Yaa,silahkan mulai" Kepala sekolah mengayunkan tangan nya tanda mengusir agar segera membersihkan lingkungan sekolah.

"Kalian bereskan semua meja dan kursi yang tidak terpakai itu" Kepala sekolah menunjuk meja dan kursi yang tidak terpakai.

"Hei,hei.Itu sapu halaman nya sampai bersih jangan meninggalkan sampah sedikitpun" Lanjutnya sambil menunjuk siswa yang sedang menyapu halaman.

"Hei,preman.Kenapa diam saja,ayo cabut semua rumput nya" Ucap nya lagi kepada Erika.

"Aishh....Saya tadi udah semangat buat bersihin semuanya.Tapi karena saya dengar bapak ngoceh terus dari tadi,saya jadi malas cabut rumputnya.Bapak aja yang cabut sendiri" Erika memberikan serokan tanah dan juga gunting rumput kepada pak Bobi,kepala sekolah dan berjala pergi meninggalkan mereka.

"Hei!wah...sebenarnya dia takut sama apa sih?" Teriak Pak Bobi.

"Semangat pak!" Teriak Pak Rama tiba tiba.

"Aish kaget saya" Pak Bobi terkejut.

"Apa ini?" Tanya salah satu siswa sambil memegang kain yang menggantung di dinding.

Semua siswa dan para guru langsung menoleh ke arah siswa tersebut.Sementara Erika langsung menghentikan langkahnya dan ke empat teman nya sedikit terkejut.

"Itu hanya kain menggantung,lepas saja" Kata pak Rama.

"Susah pak" Siswa itu kesulitan menarik kain nya.

Erika langsung berbalik badan dan tidak sabar melihat ekspresi kepala sekolah ketika melihat gambar dirinya yang lebih keren dari pada aslinya itu.

"Masa sih?Mari bapak bantu" Kata pak Rama.

Semua siswa dan para guru terutama kepala sekolah sangat terkejut ketika melihat gambar yang terpampang di dinding tersebut.Sebagian siswa dan guru tertawa karena gambar nya yang lucu,terutama pak Rama yang tertawa paling kencang.

Erika hanya menyeringai kan bibir dan menahan tawanya juga.Ia langsung memperlihatkan ibu jari tanda kerja bagus kepada teman nya yang sudah berhasil menyelesaikan gambar tersebut.

"Ulah Lo kan?" Tanya Bintang yang tiba-tiba muncul di samping Erika.

"Astaga kaget gue" Erika terkejut.

"Waah...Gue lebih senang kalo kepala sekolah kita kaya yang ada di gambar" Bintang menunjuk gambar tersebut.

"Siapa yang sudah menggambar wajah bodoh ini!!!!" Teriak Pak Bobi.

Semua orang tertawa karena perkataan kepala sekolah yang mengatai wajah dirinya sendiri bodoh.

"Siapa yang suruh kalian tertawa!" Teriak nya menghentikan tawa semua orang.

"Aishh...Tangkap anak sialan itu sekarang jua!" Ia langsung pergi berjalan menuju ruangan nya sambil melemparkan serokan tanah dan gunting rumputnya.

Erika dan Bintang saling bertukar canda satu sama lain sambil berjalan menyusuri lorong sekolah menuju kelas nya.Saat berada di depan ruang kesehatan,mereka berpapasan dengan Bu Tesa dan Pak Rama.

Erika bisa melihat sorot mata Bu Tesa yang tajam seperti sedang mencurigai dirinya.Sementara Erika membalas tatapan Bu Tesa dengan cara mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum menggoda.

Setelah melihat perilaku Erika,Bu Tesa langsung menghentikan langkahnya dan berbalik badan menghampiri Erika dan Bintang.

"Hei preman!" Teriak Bu Tesa.

"Kenapa?" Tanya Erika.

"Apa kalian tahu siapa siswa yang menggambar wajah kepala sekolah?" Tanya Bu Tesa curiga.

"Tau" Erika santai.

"Siapa?" Tanya Bu Tesa lagi.

"Sayangnya saya gak mau kasih tau,permisi pak Bu" Erika dan Bintang pergi meninggalkan pak Rama dan Bu Tesa.

"hah?Lihat kelakuan anak didikmu" Kata Bu Tesa kepada pak Rama.

"Mereka keren sama seperti saya" Pak Rama meninggalkan Bu Tesa yang masih berdiri menatap Erika dan Bintang.

Di kelas.

"Jangan jangan Lo ya orang nya?" Tanya Resya sinis.

"Orang nya yang mana?" Tanya balik Erika dengan santai karena sedang menghadapi anak manja.

"Yang gambar wajah kepala sekolah kan?" Tanya Resya lagi.

"Kenapa?Muka Lo mau gue gambar juga?" Erika mendekatkan wajah nya ke arah wajah Resya dan mencubit pipinya.

"Jadi bener Lo orangnya?" Tanya Zahra,teman Resya.

"Hah,kenapa?" Tanya Erika.

"Wahh...Luar biasa! Kepala sekolah kelihatan lebih baik di gambar dari pada kenyataannya" kata salah satu siswa laki laki.

"Kalau mereka tau gue pelakunya, berarti yang laporin gue siswa kelas ini.Hajar aja dia" Kata Erika kepada teman teman sekelasnya.

"Lo mau kemana?" Tanya Rani.

"Udah jam pulang" Erika menunjukkan jam tangan nya kepada Rani dan langsung bergegas pulang ke rumah karena ia harus bekerja malam ini.

"Lo mau langsung pulang?" Tanya Ayu.

"iyalah" Jawab Erika.

"Kita mampir dulu gimana?" Tanya Novia.

"Aduh maaf banget gue gak bisa,kalian berdua aja ya" Erika berusaha mencari alasan.

"Kenapa?" Tanya Ayu.

"Gue lagi pengen di rumah temenin nyokap gue Udah ya daahh" Erika langsung berlari meninggalkan mereka berdua.

Di bar.

"Saya tidak terlambat kan pak?" Tanya Erika kepada pemilik bar.

"Tidak,ganti pakaian terlebih dahulu" Ucap nya.

"Permisi tuan, pesanannya sudah datang" Kata Erika ramah kepada pelanggan nya.

"Tunggu" Kata pelanggan itu sambil menggenggam tangan Erika.

"Ya,ada yang bisa saya bantu?" Tanya Erika dengan ramah lagi.

"Mari bergabung" Ajak nya.

"Maaf?" Tanya Erika bingung.

"Duduk disini,minum bareng kita" Lelaki itu tersenyum.

"Maaf saya tidak minum alkohol,selamat menikmati" Erika berusaha menghindari mereka.

"Mustahil pelayan bar tapi gak minum alkohol" Langkah Erika terhenti.

"Permisi" Erika berusaha menghindar lagi.

"Hei!!!" Teriak lelaki tersebut sambil hendak melempar botol minuman keras tersebut ke wajah Erika.

Tetapi tidak berhasil,Botol tersebut jatuh ke lantai karena seseorang berhasil menendang nya.

"Pergi!" Bisik Bintang kepada lelaki itu sambil menarik kerah baju nya.

"Kenapa gue harus pergi,gue pelanggan disini" Lelaki itu berbicara dengan nada suara yang berat karena sudah teler meminum terlalu banyak alkohol.

"Hei,bawa temen Lo pergi sana.Gue gak mau bikin wajah mulus nya jadi acak acakan" kata bintang kepada teman lelaki tersebut.

"Maafkan teman saya mba,mas" Temannya meminta maaf sambil membawa lelaki itu pergi keluar bar.

Erika hanya berdiri mematung sambil menggenggam erat nampan yang ia pegang.Ia terus menatap ke arah lelaki itu pergi.Bisa saja Erika menghajarnya,tetapi ia tidak mau sampai di pecat oleh atasannya hanya karena menggangu kenyamanan dan ketenangan pelanggan lain.

"Lo gak apa-apa?Lo lagi ngapain disini?" Tanya Bintang sambil memperhatikan pakaian Erika dari atas hingga bawah.

" Lo kerja di sini?" Tanya Bintang.

Erika hanya menganggukkan kepalanya.

"Udah berapa lama?" Tanya Bintang.

"Baru hari ini" Singkat Erika.

"Kenapa Lo kerja disini?bukannya Lo harus sekolah?" Tanya Bintang lagi.

"Seperti yang Lo tau,gue gak bisa terus-terusan membebani nyokap gue" Kata Erika.

"Lo sendiri ngapain kesini?" Tanya Erika curiga.

Bintang hanya tersenyum seperti orang yang tidak merasa berdosa.

"Jangan bilang Lo mau minum?" Tanya Erika lagi.

"Gue udah sering minum,semenjak dua tahun yang lalu" Bintang terus terang.

"Hah?!!" Erika terkejut.

"Gue tau Lo pinter jaga rahasia.Gue mau pesan nih" Lanjut Bintang.

"Aishh" Erika memberikan buku menu pilihan nya kepada Bintang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!