7 Juli 2002
Kota X
Malam hari terlihat pada suatu jalan, dengan keramaian malam kota
Terlihat seorang pemuda dengan pakaian sederhana nan kasual,
Hari ini adalah peringatan dua bulan pasca Alex jadian dengan wanita bernama Clara, saat ini ia sedang melihat barisan bunga yang terpajang di salah satu toko bunga, setelah memperhatikan sederet jenis bunga ia telah memutuskan untuk membeli bunga Marigold.
Bukan tanpa sebab Alex membelinya, karena hari ini juga merupakan hari kelulusan fakultas kami.
Selepas dari toko bunga Alex melanjutkan berjalan menuju tempat yang telah mereka janjikan berdua, sepanjang perjalanan ku lihat seekor kucing liar yang tampaknya kelaparan kemudian aku menghampirinya.
"Rasanya tak tega kalau meninggalkannya." Sambil mengelus si kucing.
Alex melihat isi dompet dan hanya tersisa lima puluh ribu, seharusnya ini untuk berangkat dan pulang naik bus nanti, tapi ia juga tak tega melihat kucing ini kelaparan.
"Gimana ini." Gumam Alex sambil memandang kearah kucing.
"Meow." Terdengar suara rintihan si kucing.
"Ah sudahlah, nanti juga bisa lari." Ucapnya meyakinkan diri sendiri.
Tanpa pikir panjang Alex langsung mencari supermarket terdekat, setelah ia menemukan dan memastikan apa yang ia cari, setelah mencari pakan dan membeli makanan kucing yang saja harganya pas.
Setelah Alex membayar, Ia kemudian menghampiri kucing tersebut dan memberinya makan, Alex melihat kucing yang tampaknya dia menyukai makanan yang ia berikan.
Alex melihat jam tangannya yang sekarang telah menunjukan pukul 9 malam, Alex telat dari waktu yang telah ditentukan ternyata tanpa sadar ia terlalu lama disini.
Segera Alex bergegas pergi namun kucing tersebut terus mengikuti, berulangkali ia taruh di tempat tadi, namun kucing ini terus mengikutinya.
Ia memutuskan membawanya sekalian bersamanya, namun tampaknya hujan mulai turun, tanpa ia perdulikan hujan yang telah membasahi sebagaian pakainnya, ia terus berlari menuju tempat Clara berada.
Akhirnya Alex tiba, namun tampaknya Clara telah di luar bersama pria dan ingin masuk ke mobil.
"Clara maaf aku telat." Sahut Alex sambil menyodorkan bunga.
"Oh gitu." Jawab Clara jutek.
" Kalau boleh tau pria itu siapa?" Tanya Alex penasaran.
"Sebenarnya tadi aku ingin membicarakan sesuatu, tapi kebetulan kau sudah di sini, aku ingin kita putus, dan ini pacar baruku Reno." Ungkapnya.
"Dasar pria miskin kau tak pantas untuk Clara, Dan ku dengar dari dia kau bahkan selama pacaran dengan nya belum pernah berciuman? Ngomong-ngomong dia selama ini telah berselingkuh darimu selama 1bulan ini, dan apa kau tau aku telah menidurinya entah berapa kali aku melakukannya, hahaha!!" Ujar Reno.
"Apa yang barusan dia katakan benar Clara?" Tanya Alex.
"Dia benar aku melakukannya karena kau tak pernah membelikan ku apapun terlebih lagi kau miskin makan nih bunga mu!!" Sambil melempar bunga tepat ke wajah Alex
"Oh gitu, syukurlah kau telah mendapat pria yang bisa mendampingi pelacur seperti mu! Aku juga bersyukur hubungan kita juga tak terlalu jauh dari batas seperti layaknya seorang teman, dan tak pernah melakukan apa yang disebut pacaran dengan wanita sampah sepertimu!" Dengan raut wajah ramah sambil menghela nafas.
"Apa kau bilang!! Pria miskin dengan kucing sampah seperti mu Berani mengejekku!" Dengan nada tinggi sambil mengulurkan telunjuk.
"Telingaku sudah sakit mendengar ocehan mu, sebaiknya kau bersenang senang dengan pacar baru mu, dan juga kucing ini lebih baik daripada dirimu." Sembari berbalik dan berjalan meninggalkan mereka.
Di taman
Hujan masih turun dengan irama mereka, sementara Alex sejenak terpaku di salah satu bangku taman.
"Hah, hari yang melelahkan kurasa wanita lebih menyukai pria dengan uang dan status dari pada pria tampan tapi miskin, dan mereka rela melakukan apapun demi mencapai status yang lebih tinggi." Sejenak menghela nafas.
Alex merasa beruntung bisa menemukan kucing ini, kalau tidak bagaimana mungkin ia bisa melihat sifat asli Clara.
"Terimakasih ya karena telah membantuku melihat sifatnya." Ucap Alex tersenyum.
"Meow."
"Haha, ternyata kau lucu juga ya." Sambil berjalan melanjutkan perjalanan ke kosan.
Sesampainya di kosan Ia kemudian memandikan kucing tersebut karena nyaris seluruh bulunya tertutup kotoran, tapi anehnya kucing ini tak memberontak beda dengan kucing lainnya.
Setelah selesai memandikannya dan mengeringkannya, ia melihat bulu kucing itu yang ternyata warna bulu kucing ini agak aneh karena berwarna putih dan biru.
'Kurasa nama yang cocok untuknya adalah Yuki karena memiliki bulu seperti salju.' Pikirnya.
"Jadi panggilan mu sekarang Yuki apa kau suka?" Tanya Aex memastikan.
"Meow." Sahutnya.
"Kurasa kau menyukainya." Sambil mengangkat kucing tersebut.
Karena sekarang jam sudah jam 10, ia memutuskan untuk tidur karena ia harus bangun pagi untuk kerja sambilannya di toko.
*Pagi hari*
Seperti pagi biasa Alex bersiap mandi, dan tak lupa ia merapikan kamar terlebih dahulu, tak luput ia juga memberi makan Yuki terlebih dahulu sebelum ia pergi menuju toko tempatnya bekerja.
Sesampainya di toko Alex tak lupa mengisi jadwal kehadiran dan mulai mengerjakan tugas seperti biasa mencatat barang masuk dan menjaga mesin kasir.
Hari ini terbilang cukup ramai kebanyakan pengunjung hari ini anak SMA yang akan mendaftar di fakultasnya dulu.
Sejenak ia mengingat masa SMA nya dulu, yang selalu sendiri entah kenapa tak satupun siswa pria mau berbicara dengannya, sedangkan siswi perempuan selalu menggosipkannya,
namun ada siswi perempuan di kelasnya yang selalu menarik perhatian Alex, namanya Mizuru dia wanita yang sangat cantik memiliki rambut hitam yang panjang, entah sejak kapan Aelx mulai mengaguminya namun itu semua tak bertahan lama, karena ia melihat suatu pemandangan yang tak mengenakan tentang dirinya.
Alex melihat Mizuru dengan santainya menyiksa salah satu kucing liar yang sering ia beri makan di taman, segera Alex menyuruhnya berhenti menyiksa kucing tersebut.
"Mizuru apa yang kau lakukan!" Sahut Alex menahan tendangan yang akan Mizuru layangkan.
"Apa kau tak melihat aku sedang bermain dengan kucing?" Ucap Mizuru tanpa rasa bersalah.
"Apa hal yang semacam itu kau anggap bermain?" Tanya Alex sambil melihat kondisi kucing tersebut.
"Ini menyenangkan lo, apa kau mau mencobanya?" Tanya Mizuru mengajak Alex untuk melakukan hal yang sama sepertinya.
"Apa yang membuatmu tega melakukan hal sepert ini!" Gertak Alex.
"Kau," jawabnya singkat.
"Hah aku? Apa yang ku perbuat padamu dan kenapa kucing tersebut ikut terlibat!" Tanya Alex tegas.
"Apa kau tau? kucing tersebut terlalu dekat denganmu, dan apa kau tau? teman teman di sekolah menjauhi mu karena apa?" Dengan senyum penuh nafsu mendekati wajah Alex.
Dia memberikan pertanyaan yang tak masuk akal.
"Apa yang kau perbuat dengan mereka!?" Memegang kedua pundak Mizuru dengan erat.
"Aku menyiksa mereka dan mengatakan pada mereka satu persatu bahwa tidak ada yang boleh mendekati Alex ku yang berharga." Sambil menyetuh wajah Alex dengan gairah yang tepancar dari wajahnya.
"Kenapa kau melakukan itu padaku?" Ucap Alex tak nyaman.
Mizuru mendekatkan mulutnya pada telinga Alex dan berkata
"Karena aku menyukaimu dan tidak ada siapapun yang boleh merebut mu dariku! termasuk binatang sekalipun." Bisiknya
"Hah? Darimana kau menyimpulkan hal itu."
"Bukankah kau juga menyukai ku?kau juga selalu memperhatikan ku saat di kelas!"
"Darimana kau menyimpulkan bahwa aku menyukaimu!"
"Apa kau ingat kau saat kita masih kecil kita berdua membuat surat nikah dan berjanji akan bertemu di
taman ini 7 tahun kemudian, tapi kau melupakanku dan sama sekali tidak mengingatku dan saat kita bertemu kembali di SMA kau bahkan tak menyapaku dan saat kau melihatku terus di kelas kukira kau sudah mengingatku tapi ternyata tidak kau hanya menikmati kehidupan SMA mu disini bersama teman teman, jadi aku terpaksa menyiksa mereka dan menyuruh untuk tidak mendekati mu!"
"Aku pernah mengalami kecelakaan jadi maaf aku sama sekali tidak pernah mengingatmu sama sekali lebih baik kita menjadi teman saja ya?"
"Nggak mau kau harus menandatangani akte nikah ini!"
Tanpa pikir panjang Alex berlari pulang meninggalkannya yang dari raut wajahnya tampak seperti laba-laba yang akan siap mengikat mangsanya.
*Bersambung*
Setelah kemarin Alex berlari meninggalkan Mizuru di taman, tampaknya di sekolah hari ini Mizuru bersikap seperti biasanya seolah kejadian kemarin tak pernah terjadi.
Namun perasaan Alex menjadi tak nyaman sejak kemarin, iseng Alex melirik Mizuru yang duduk di sebelah tempatnya saat ini, Alex melihat Mizuru tengah menulis sesuatu di atas kertas, dan saat Alex mengintip apa yang Mizuru tulis, tak sengaja itu diketahui oleh Mizuru dan langsung tersenyum padanya dan memberikan sepucuk kertas yang barusan dia tulis.
Segera Alex membaca kertas tersebut yang berisi.
Mulai sekarang aku akan selalu ada di sisimu, kau tak akan pernah kulepaskan, dan kalau setiap ku melihat ada wanita di sampingmu aku tak akan segan membunuhnya untuk mu aku akan memberikan seluruh jiwa dan ragaku hanya untukmu seorang, meski kau lari akan ku cari kau sampai ke ujung dunia, karena kita terikat benang merah yang tak akan putus walaupun terpisah jarak dan waktu.
Setelah membaca tulisan tersebut, seluruh tubuh Alex menjadi panas dingin dengan keringat menetes tiada henti, Alex melihat wajahnya sekali lagi tapi kini raut wajahnya telah berubah menjadi seseorang dengan hasrat yang akan segera keluar.
Tatapan matanya yang biasanya lembut kini berubah menjadi tajam seakan menembus mata Alex yang saat ini bergetar dan tak bisa bergerak, sekejap badannya benar benar kaku seperti terikat rantai yang tak bisa di lepaskan.
Kring Kring...
Terdengar bel sekolah menandakan waktu untuk pulang.
Alex akhirnya dapat tersadar dan tubuhnya sudah bisa bergerak lagi dan ia merasa tadi itu menyeramkan sekali.
Setelah keluar dari kelas Alex kemudian berjalan pulang ke rumah namun perasaannya kembali tidak enak seolah ia sedang di awasi oleh seseorang, segera Alex mempercepat langkah kakinya, karena ia merasa ini sudah tidak beres.
Di rumah
"Untung aku cepat sampai di rumah kalau tidak aku tak akan tau apa yang akan terjadi padaku, hari ini sangat melelahkan sifat Mizuru hari ini benar-benar gila sebaiknya aku segera melupakannya dan mandi." Gumam Alex menuju kamar mandi
Selesai mandi Alex kemudian mengulang kembali pelajaran yang hari ini dibahas agar tidak lupa, setelah selesai belajar Alex iseng melihat media sosial miliknya, disana terdapat banyak spam dari orang tak dikenal dengan cepat Alex blokir orang tersebut, setelah melihat story milik para pengguna lain tanpa sadar ia pun tertidur.
Esok hari
Entah kenapa pagi ini badannya terasa berat
saat ini, perlahan ia membuka matanya, dan kagetnya ia mendapati Mizuru tengah menindih tubuhnya dan menatap wajahnya sangat dekat.
"Akhirnya kau sudah bangun Alex." Sambutnya.
"Ugh, apa yang kau lakukan disini Mizuru?" Tanya Alex.
Diapun segera bangun dan menjawab.
"Makanannya sudah siap cepat ke meja makan setelah mencuci mukamu ya." Mengalihkan pembicaraan.
Alex segera bangun dan mencuci muka dan duduk di meja makan, dan tampaknya Mizuru sudah menunggunya sambil mengisi mangkuk miliknya dengan nasi.
Alex lihat dimeja sudah ada macam-macam makanan, Segera Mizuru meminta Alex untuk duduk disampingnya, namun ia masih curiga apa makanan ini aman mengingat bahwa Mizuru yang memasaknya.
"Kenapa kau belum memakannya?
Apa kau curiga dengan masakan ku?" Tanya Mizuru.
"Begitulah." Ucap Alex.
"Tenanglah mana mungkin aku membahayakan nyawa orang yang ku sayang." Jawab Mizuru meyakinkan.
"Baiklah akan ku coba." Alex menyendok salah satu sup disana.
'Ternyata rasanya enak dan cocok di mulutku.' Pikir Alex
"Bagaimana apa sudah pas dengan selera mu?" Tanya Mizuru.
"Menurut Ku rasanya ok dan juga tentang pertanyaanku tadi, kenapa kau ada di sini dan bagai mana kau masuk?" Tanya Alex menyambung pertanyaan yang terputus tadi.
"Bukan kah kemarin sudah kukatakan padamu bahwa kita akan selalu bersama dan semalam kau tidak membalas pesanku jadi aku terpaksa menjebol kunci rumahmu sepertinya orang tuamu tak ada di rumah dan waktu itu kau sudah terlelap jadi aku mengawasi mu saat kau tidur." Ucap Mizuru dengan tangan menyangga dagunya sambil menatap wajah Alex yang tengah menyantap onigiri dengan lahap.
"Orang tuaku sedang bekerja di luar kota dan juga bukankah kau sudah kelewatan sampai menerobos masuk ke dalam?" Ucap Alex.
"Apa kau keberatan Alex?" Ucap Mizuru sambil mengeluarkan stun gun.
"Ti-tidak aku tak keberatan." Jawab Alex dengan perasaan terpaksa.
"Kalau kau sudah selesai bicaranya lebih baik kau menurut, dan segera bersiap ke sekolah." Mizuru meminta Alex untuk segera bersiap.
Setelah itu tanpa membalas perkataanya tersebut Alex segera bersiap, tampaknya Mizuru sudah menuggu di depan pintu rumah dan kami pun berjalan bersama menuju sekolah.
Di sekolah
Alex yang saat ini berdiri di depan loker sepatu, ia dikejutkan dengan surat dari seseorang tapi siap yang mengirim surat tanpa nama diatasnya.
"Ada apa Alex kenapa wajahmu terlihat kebingungan?" Tanya Mizuru di sampingnya.
"Nggak ada apa-apa kok." Jawab Alex sambil menyembunyikan surat di belakang seragamnya.
"Oh gitu." Ucap Mizuru masih sedikit penasaran.
"Ayo cepat ke kelas nanti telat." Timpal Alex mengakhiri pembicaraan.
Dikelas Alex membaca surat tanpa nama tersebut, disana tertulis untuk memintanya datang ke atap sekolah sepulang sekolah nanti.
"Apa itu Alex?" Tanya Mizuru.
"Bukan apa-apa." Jawab Alex sambil meremas kertas tersebut.
"Apa kau menyembunyikan sesuatu hal dariku Alex?" Ucap Mizuru dengan wajah seram.
"Beneran gak ada kok!" Ucap Alex sambil membuang kertas tersebut di tempat sampah di belakangnya.
"Oh baguslah kalau gitu, kalau kau berani menyembunyikan sesuatu dariku kau akan mendapat hukuman." Ancam Mizuru sambil mengeluarkan stun gun dari sakunya.
"Tenanglah aku tak akan menyembunyikan sesuatu darimu kok." Alex menenangkannya.
"Ok kupegang kata katamu, bagai mana kalau nanti jam istirahat kita ke atap sekolah aku sudah membuat bekal makan siang untuk kita berdua tadi." Ucap Mizuru.
"Baiklah." Jawab Alex singkat,
tak lama setelah itu bel istirahat berbunyi mereka berdua segera menuju ke atap sekolah.
Di atap Mizuru telah duduk dan menyiapkan makanan, sedangkan Alex memperhatikannya diapun membalas dengan tersenyum
ke arahnya.
"Ngomong-ngomong Mizuru kenapa hanya ada satu sendok di sini untukku tak ada?" Tanya Alex.
"Oh itu, aku sengaja hanya membawa satu supaya aku bisa menyuapi mu." Jawab Mizuru dengan senyuman manis.
Terlihat Alex agak senang sekaligus heran dengan perbuatannya di taman kemarin perasaanku jadi bimbang apakah ia sebenarnya baik atau buruk.
Pertanyaan tersebut masih terpikirkan olehnya sampai saat ini.
"Alex kenapa kau diam saja? Apa kau sakit?" Ucapnya sambil menyodorkan makanan ke mulutnya.
"Tidak aku baik-baik saja kok." Jawab Alex sambil melahap makanan yang ia sodorkan padanya.
"Apakah enak?" Tanya Mizuru.
"Menurut ku enak kok, nih cobalah."
Kini giliran Alex menyuapinya.
"Hmm, lumayan." Jawab Mizuru sambil tersipu malu.
"Ada apa Mizuru wajah mu memerah apa kau demam?" Tanya Alex.
"Aku baik-baik saja." Ucap Mizuru.
"Ok kalau gitu." Ucap Alex.
Mereka segera menghabiskan makanan ini setelah selesai mereka segera kembali ke kelas.
Sepulang sekolah
Di dalam kelas Alex meminta Mizuru untuk pulang terlebih dahulu tanpa memberitahu alasan ia sebenarnya, karena ia ingin melihat siapa yang mengirim surat tadi.
"Mizuru kau sebaiknya pulang terlebih dahulu aku masih ada urusan di sini." Pinta Alex.
"Memangnya masih ada urusan apa disini, apa sangat mendesak?" Tanya Mizuru penasaran.
"Aku tadi di suruh guru mengecek dan mencatat alat di laboratorium
jadi sebaiknya kau pulang terlebih dulu." Jawab Alex.
"Baiklah kalau kau memaksa aku akan pulang terlebih dahulu, jadi pastikan kau pulang cepat atau kau akan tau akibatnya." Ancam Mizuru.
"Iya tenanglah aku akan segera kembali sehabis melaksanakan tugas ini." Ucap Alex.
*Bersambung*
Setelah memastikan Mizuru pergi Alex segera bergegas menuju ke atap sekolah tampak di sana sudah ada gadis yang menunggunya.
Tak banyak basa basi gadis tersebut mengungkapkan perasaan nya pada Alex, tanpa ragu ia langsung menolaknya terlihat raut wajahnya tampak sedih Alex langsung meninggalkannya di sini.
Alex terpaksa melakukan itu lantaran ia takut apabila Mizuru tau ada seseorang yang dekat dengannya, entah apa yang akan terjadi bila Mizuru mendapati Alex bersama seorang, Ia tak kuat membayangkannya itu terjadi.
Selesai dengan urusannya tadi, Alex segera pulang namun saat ia sampai di rumah, Alex tak melihat Mizuru di sini, ia berfikir bahwa Mizuru sudah pulang ke rumahnya.
Sesaat setelah Alex selesai makan, terdengar suara ketukan pintu dari depan rumahnya, ia segera membukakan pintu tersebut dan mendapati Mizuru sedang menunggu di depan pintu.
"Ada apa Mizuru kenapa kau disini ku kira kau telah pulang ke rumah mu?" Tanya Alex membuka percakapan.
"Alex apa kau berbohong kepada ku?" Kini giliran Mizuru menanyainya.
"Bagaimana mungkin aku berbohong padamu." Jawab Alex.
"Apa kau yakin?" Tanya Mizuru lagi.
Kini tatapanya berubah menjadi kosong dan Alex melihat Mizuru memegang sebuah pisau dan bungkusan sapu tangan.
"Kenapa kau memegang pisau dan apa isi bungkusan sapu tangan itu?" Tanya Alex penasaran.
Dengan cepat Mizuru melemparkan pisau tersebut kearahnya dan mengenai tipis di wajah Alex.
Kemudian mulutnya mendekat ke telinganya dan membisikan.
"Ternyata kau memang perlu dihukum ya Alex." Ucap Mizuru sambil menjilat darah yang menetes dari pipi Alex.
"Aku tak paham dengan apa yang kau bicarakan Mizuru?" Kilah Alex sambil ketakutan.
"Kau masih tak mau mengaku? Nih ada hadiah untukmu." Ucapnya sambil membuka bungkusan sapu tangan yang ia pegang.
Alex melihat di sana terdapat jari milik seseorang.
"Apa kau penasaran ini milik siapa!?" Ucap Mizuru sambil menunjukan jari tersebut.
"Jari siapa yang kau bawa itu!!?" Tanya Alex dipenuhi rasa kebingungan.
"Dari awal sebenarnya aku curiga dengan kertas yang kau lihat di kelas tadi dan kupungut kertas itu dan melihat isinya, lalu saat kau menyuruhku untuk pulang terlebih dahulu aku sengaja menurutinya, kemudian aku mengikutimu sampai atap dan melihat kau sedang berbicara dengan perempuan lain, sebenarnya saat itu juga aku ingin mencabik nya, namun waktunya belum pas dan memutuskan menunggumu untuk pergi terlebih dahulu, setelah kau pulang kemudian aku menyekap gadis tersebut dan memotong salah satu jarinya untuk memperingatinya agar tak pernah mendekati Alex ku lagi."
Jelas Mizuru sambil tersenyum.
"Kenapa kau sampai menyiksanya seperti itu!" Tegas Alex dengan nada tinggi.
"Apa kau sudah lupa? Kau hanya milikku seorang dan kau telah berbohong padaku jadi saatnya kau menerima akibatnya." Ancam Mizuru dengan menodongkan pisau kearahnya.
Sekejap Alex merebut pisau itu dari tangannya dan membuangnya, dengan cepat ia menarik Mizuru kedalam dan menguncinya dari luar,
segera ia pergi dari tempat itu dan berlari menuju jalan besar dan menstop sebuah taksi.
Alex memalingkan wajahnya dan terlihat dari belakang Mizuru sedang mencoba untuk mengejarnya, entah bagaimana ia bisa keluar dengan cepat namun Alex segera masuk kedalam taksi dan menyuruh supir segera melajukan mobilnya, terlihat sebelum Mizuru hampir menyentuh gagang pintu mobil, tapi untung mobil telah melaju menjauh dari sana.
Di dalam taksi Alex meninggalkan pesan suara pada orang tuanya, bahwa ia telah meninggalkan rumah dan akan hidup sendiri mulai dari sekarang, setelah mengirim pesan tersebut Alex segera melempar smartphonenya, keluar jendela mobil agar tak bisa dilacak oleh Mizuru.
Dan sejak saat itu ia tak pernah mendengar kabar dari Mizuru maupun orang tuanya, karena ia takut Mizuru akan menanyai keberadanku pada mereka.
Tak terasa pekerjaannya di toko sudah selesai, Alex segera menyerahkan sisanya pada temannya yang baru datang untuk berganti sift kerja dengannya.
Diluar toko cuaca agak gerimis, untung sebelum berangkat ia sempat melihat ramalan cuaca hari ini, jadi ia sudah mengantisipasinya dan menyiapkan payung di dalam miliknya.
Di jalan hujan semakin deras dan kuputusan berteduh di dekat taman tempat kenangan kelamnya dulu, terasa angin semakin kencang badanku jadi agak kedinginan.
Dari belakang seseorang menawari Alex sebuah jaket tanpa berbalik dan curiga ia langsung menerimanya kemudian memakainya.
Terasa jaketnya nyaman dan wangi namun entah kenapa aroma dari jaket ini mengingatkannya pada seseorang.
'Mungkin hanya perasaanku saja.' Pikirnya.
Saat ia ingin berbalik untuk berterima kasih pada orang yang meminjamkan jaket ini.
"Terimakasih telah meminjamkan ku jaket ini." Ucap Alex sambil membungkukkan badan.
"Sama-sama Alex." Jawabnya.
"Hm? Bukankah suara ini.." Gumam Alex sambil mengangkat kembali kepala.
Alex melihat wajah seorang wanita yang tak ingin ia temui seumur hidupnya
tak lain dan tak bukan adalah Mizuru yang sedang ada di hadapan ia saat ini.
"Ha..halo Mizuru, apa kabar?" Ucap alex dengan wajah tak enak.
"Aku baik Alex, kamu?" Jawab Mizuru dan menanyai kembali keadaan Alex.
"Aku juga baik, apa yang kau lakukan disini?" Tambah Alex.
"Aku datang untuk mencari mu Alex, nih ada bingkisan untukmu," Ucap Mizuru sambil menyerahkan bingkisan.
"Terimakasih." Ucap Alex sambil menerima barang tersebut.
Setelah menerima hadiah tersebut ia segera melihat isinya, betapa terkejutnya saat ia melihat tangan seseorang di dalam sini.
"Ah..apa ini!" Ucap Alex terkaget.
"Oh.. ini tangan mantan pacar mu Alex kulihat kemarin kau dilempar oleh bunga oleh mantanmu itu jadi aku memotongnya sebagai balasan karena telah menyakiti Alex ku, juga kau berani skali berselingkuh dariku, apa kau sudah pernah berciuman dengannya?" Mizuru.
"Kenapa kau melakukan hal sekeji itu Mizuru!!" Ucap Alex.
"Sudah kubilang dia sudah menyakiti mu, dan jawab apa kau sudah berciuman dengan nya?" Tanya Mizuru.
"Belum, memang apa hubungannya denganmu?" Ucap Alex.
"Ada, karena kau milik ku." Ucap Mizuru sambil memeluknya dan langsung mencium bibirnya.
Seketika bibir mereka saling beradu, dan Alex terus menolaknya namun semakin ia menolak Mizuru semakin kuat memeluknya, setelah berusaha sekuat tenaga akhirnya Alex bisa melepaskan pelukan Mizuru.
"Apa yang kau lakukan Mizuru!" Ucap Alex sambil mengelap bibirnya.
"Mencium mu, memangnya kenapa? Ini juga ciuman pertama kita!" Ucap Mizuru dengan wajah bahagia.
"Kau ini!" Alex tampak tak percaya.
"Oh..iya, kau lupa menerima hukumanmu dulu dan kau telah berani melarikan diri dari ku, apa sebaiknya aku melumpuhkan kakimu? Supaya kau tidak bisa lari dariku lagi dariku?" Ucap Mizuru sambil mencoba mengeluarkan pisau dari tasnya.
Sebelum ia berhasil mengeluarkan pisau tersebut Alex segera berlari sejadinya, melihat hal tersebut Mizuru segera mengejarnya sambil memegang pisau di tangan kanannya.
Melihat lampu lalu lintas telah merah dan hanya menyisakan beberapa detik sebelum berganti warna hijau,
Alex segera memanfaatkan sisa waktu itu untuk terlebih dahulu menyebrang dengan begitu Mizuru pasti akan berhenti dan akan ketinggalan di belakangnya.
Waktu nya pas seperti yang telah ia prediksi, namun sebelum sampai di sebrang jalan, ia melihat Mizuru masih mengejarnya.
Terlihat dari kejauhan tampak sebuah truk melaju dengan sangat kencang apa sebaiknya Alex menolongnya atau melihat ia tertabrak dan ini semua akan berakhir.
Namun terlintas di pikirannya tentang masa lalu bersamanya walaupun hanya sedikit namun itu sangatlah berarti baginya.
Tak banyak berfikir lantas Alex segera menghentikan langkahnya, dan berbalik berlari ke arah Mizuru yang masih fokus mengejarnya dengan mata pisau mengarah ke depan.
Segera kupeluk erat tubuhnya dan seketika itu juga pisau menembus tepat di dadaku, diikuti truk yang menabrak kita berdua.
*Bersambung"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!