Aku benci harus menikah dengan dia. tetanggaku yang kaku, tidak peka dan terlihat sombong. Gunadarma adalah manusia super dingin yang kaku dan hanya bisa menatap sinis seolah dia adalah sosok yang sempurna.
Jika bukan karena jebakan betmen yang telah disiapkan keluargaku, aku yakin pernikahan ini tidak akan terjadi. Semua ini karena pesta ulang tahun salah satu sahabatku yang membuatku mabuk hingga membuatku mencium Guna si berengesek itu.
Sialnya salah satu temanku memvideokannya dan memasukannya kedalam media sosial miliknya. Sejak dulu Mama memang memintaku untuk segera menikah dan sialnya karena video itu, keluargaku meminta pertanggung jawaban dari Guna.
Drama rumah tanggaku akhirnya dimulai...
***
Hari ini seperti biasa Ayunda akan berangkat kerja. Ayunda telah terlihat rapi dengan pakaian kerjanya. Ayunda terlahir dari tiga bersaudara. Ia memiliki seorang kakak laki-laki yang berumur 29 tahun yang masih jomblo dan bekerja menjadi salah satu perwira polisi yang ditugaskan di Semarang. Ayunda juga memiliki adik perempuan yang cantik bernama Adinda yang hanya berbeda tiga tahun darinya.
Ayunda duduk dikursinya dan melihat meja makan telah tersedia sarapan untuk para penghuni rumah.
"Wah makan enak nih... " ucap Ayunda.
Seorang wanita paru baya menempuk bahu putrinya itu dengan kesal "Kapan Mama bisa cicipin sarapan masakkan kamu?" tanya Ratna kepada Ayunda.
"Nanti Ma, kalau Mbak Ayu nggak tidur lagi setelah sholat subuh!" ejek Adinda membuat Ayunda menatap sinis Adinda.
"Kompor lo," desis Ayunda.
"Mbak, Mama mau nanya sama kamu!" ucap Ratna.
"Tanya apa Ma?" tanya Ayunda sambil mengunyah nasi gorengnya.
"Si Adek mau nikah kamu nggak apa-apa dilangkah?" tanya Ratna.
"Nggak apa-apa Ma, toh jodoh Ayu masih dalam perjalanan," ucap Ayu.
"Tapi Nak, Mama takut loh... kamu lama dapat jodohnya kalau ngelangkah gitu" jelas Ratna khawatir.
"Yaudah kalau gitu Dinda nikahnya saat Kak Alfa nikah dan aku nikah sesuai urutan!" ucap Ayu.
"Nggak mau, masa aku nungguin Kak Alfa sama Mbak Ayu yang jodohnya entah kapan!" kesal Adinda.
Calon suami Adinda merupakan seorang Dokter. Adinda dan Rifki telah lama berpacaran. Rifki yang telah bertugas di Malang sejak dulu, ia memang telah lama ingin mengajak Adinda menikah. Apalagi sekarang Rifki akan pindah bekerja ke kota ini dan ia juga kembali mengajak Adinda untuk segera menikah dengannya.
"Kalau Kakakmu Alfa belum nikah nggak masalah, tapi kalau cewek sama cewek gini saudaraan nggak baik dilangkahin!" jelas Ratna.
Sejak tadi Bagas hanya mendengarkan pembicaraan istri dan anak-anaknya. Sebenarnya ia juga ingin Ayunda segera menikah karena umur Ayunda saat ini sudah 28 tahun.
"Gimana kalau kamu Papa nikahkan dengan Guna saja!" ucap Bagas mengingat anak sahabatnya yang juga tetangganya itu belum menikah.
"Ogah masa Ayu nikah sama bos Ayu dan juga tetangga gitu, Yah..." ucap Ayunda tidak setuju dengan ide sang ayah.
"Nak Guna kan baru selesai S3 di Amerika dan itu sangat membanggakan. Apalagi dia itu bos kamu di kantor jadi bisa hemat kamu nggak bayar ojek kalau pergi barenag ke kantor, " jelas Bagas.
"Ogah, kayak nggak ada laki-laki lain aja!" kesal Ayunda.
Papa malu-maluin, iya kalau dia suka sama aku, dianya aja nggak akrab sama gue.
Batin Ayunda.
"Dasar sok cantik lo Mbak, belum tentu juga kak Guna mau jadiin lo istri mengingat sikap lo yang barbar, " ejek Adinda membuat kesal Ayunda.
"Fix kan lo nggak bisa nikah kalau gue belum nikah weekk... " ucap Ayunda menjulurkan lidahnya dan ia segera melangkahkan kakinya dengan cepat sambil membawa tas dan berkas ditangannya.
Ayunda keluar dari rumahnya dan ia melihat tetangganya sedang berbelanja sayuran. Ayunda membuka pintu pagar rumahnya. "Ayu, bareng Guna aja sekalian ke kantor!" ucap seorang wanita paru baya yang masih sangat terlihat cantik yang bernama Elin.
"Makasi Mi nggak usah, ini bentar lagi ojeknya datang!" teriak Ayunda.
Gila gue bareng sama Gunadrama apa kata dunia...
Gue bisa habis sama fans-fansnya Guna...
Ayunda memasuki kantor dengan ceria. seperti biasa dia selalu bersikap ramah kepada orang yang melihat kearahnya. Ia masuk kedalam lift dan segera menekan tombol 5 lantai dimana tempat divisinya berada.
Ayunda segera duduk di kubikelnya. Perusahaan tempat ia bekerja adalah perusahaan produk makanan. Divisi Ayunda bergerak di bidang pemasaran. Gunadarma Fernan Candrama adalah Ceo di perusahaan ini. Ia adalah tetangga Ayunda yang rumahnya tepat berada didepan rumah Ayunda. Rumah Guna yang paling besar dan megah di komplek perumahan mereka.
Keluarga Candrama sangat terkenal di dunia bisnis karena hampir semua produk makanan yang dibuat perusahaan menjadi produk yang terkenal sampai dijual di luar negeri. Seperti produk kecap manis, prouduk mie instan dengan berbagai cita rasa makanan Indonesia, bumbu-bumbu masakan dan masih banyak produk makanan yang lainya. Semenjak Gunadarma Fernan Candrama memegang posisi menjadi Ceo, perusahan ini menjadi berkembang dengan juga menjual berbagai produk-produk baru seperti detergent dan juga produk kecantikan.
Ayunda awalnya tidak mengetahui jika tentangganya itu adalah pemilik perusahaan tempat ia bekerja, karena Ayah Guna merupakan seorang Dokter dan Ibunya hanya Ibu rumah tangga, sampai empat bulan yang lalu saat pergantian CEO, Ayunda sangat terkejut melihat Guna berada di depan podium menjadi CEO perusahaannya.
"Yunda, lo udah baca file produk baru yang segera mau diluncurkan?" tanya Ratih. Di kantor tidak ada yang memanggil Ayunda dengan panggilan Ayu karena Ayunda lebih suka teman-temannya memanggilnya Yunda. Menurutnya nama Yunda terlihat lebih lucu dan imut.
"Udah sih, tapi gue belum ada saran buat tim iklan. Kita mesti memasarkan keunggulan produk ini biar bisa meledak di pasaran!" jelas Ayunda.
Seorang laki-laki membawa berkas ditangganya dan memperlihatkan wajah kusutnya membuat Yunda dan beberapa teman-teman satu divisinya penasaran. "Lo kenapa?" tanya Ayunda.
"Gila ya Pak Ceo, kali ini bukan direktur yang turun saat rapat nanti, tapi Pak Guna sendiri yang mau lihat hasil kerja kita!" ucap Beni.
"Gawat bro, kalian tahukan Pak Guna mau semuanya terlihat perfect, " ucap Heri segera bediri dan ikut pusing mendengar ucapan Beni.
"Tapi kan Pak Guna cakep, gue pasti nggak akan bosan deh lihat wajahnya yang kece banget gitu, " ucap Ratih.
"Cakep dari hongkong manusia dingin tidak berperasaan seperi dia itu lebih beku dari es. kalau dia senyum berarti itu patut dipertanyaakan. Orang dia anak M... " ucapan Ayunda ingin mengatakan Guna Anak manja terhenti saat Ratih dengan isyarat matanya meminta Ayunda untuk melihat ke belakangnya
"Saya tunggu kalian diruang rapat sekarang juga!" ucap Guna membuat mereka semua memucat termasik direktur pelaksana dan manager mereka yang berada tepat di belakang Gunadarma. Ketiganya melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang rapat.
"Lo nggak bakalan tertolong lagi Yunda, kali ini lo pasti dipecat!" ucap Beni prihatin.
"Yang sabar ya Yun, Gue bakalan bantu lo cari lowongan kerja!" ucap Ratih.
"Sudah ayo!" ajak Heri.
Ayunda melangkahkan kakinya dengan lunglai dan ikut masuk kedalam ruang rapat. Wajah Guna terlihat begitu dingin. Ia mendengarkan laporan hasil pengembangan pemasaran produk dan juga perencanaan pengembangan produk baru.
Gunadarma begitu sangat mengenal sosok Ayunda Fresya. Sosok perempuan cantik yang merupakan tetangganya sejak kecil. Sosok Ayunda yang setia menemani sang Mami setiap hari ketika ia dan adiknya sibuk. Bagi Maminya, Ayunda adalah anak perempuan yang ia inginkan menjadi menantunya.
Guna dan adik laki-lakinya berkuliah diluar negeri. Sang Adik Gemal Fardan Candrama berkeinginan menjadi seorang dokter seperti Papi mereka dan memutuskan mengambil jurusan ke dokteran di Jerman. Sedangkan Guna merupakan pewaris kerjaan bisnis sang Kakek dan ia pun mengambil kuliah manajamen bisnis di Amerika hingga jenjang S3 di umur 32 tahun.
Ibunya yang kesepian selalu ditemani tetangganya yang sangat ramah itu. Bahkan Ayunda sangat sering menginap dirumahnya ketika Papi mereka sedang berada diluar kota ketika bertugas. Guna memang tidak banyak bicara dan ia terlalu fokus dengan belajar hingga ia pun tidak terlalu suka bergaul dengan sosok perempuan yang menurutnya berisik. Tapi Guna bukan seorang homo penyuka sesama jenis yang telah menjadi hal biasa diluar sana. Ia masih berpegang teguh pada agama dan baginya pacaran hanya akan membuatnya menjadi tidak fokus dan menambah dosa.
"Apa yang kalian semua biacarakan adalah data mentah yang belum bisa dikatakan solusi terbaik untuk pemasaran produk ini. apa yang kalian kerjakan selama satu minggu ini? bergosip?" tanya Guna menatap mereka semua dengan dingin.
"Perusahaan membayar kalian untuk bekerja dan saya harap dalam waktu tiga hari saya ingin laporan yang lebih terperinci lagi! Pak Anwar dan Pak Ajat saya rasa anda berdua bisa mendisplinkan bawahan anda jika mereka tidak bisa bekerja dengan baik!" ucap Guna membuat semua orang yang berada didalam ruangan ini merasa terintimidasi.
"Baik Pak, " ucap Pak Ajat dan juga Pak Anwar.
"Kamu... " panggil Guna menatap Ayunda yang masih menundukkan kepalanya.
"Kamu... " panggil Guna lagi membuat Heri menyenggol lengan Ayunda hingga Ayunda mengangkat wajahnya. Ia menatap Guna dengan terkejut.
"Iya Pak, " ucap Ayunda menelan ludahnya.
"Ikut saya keruangan saya sekarang juga!" ucap Guna.
"Iya Pak, " ucap Ayunda dengan wajah pasrah tapi tak rela.
tbc....
Jangan lupa vote dan komentarnya ya!!! biar aku semangat dan lanjut terus tiap hari oke, makasi semuanya.
selamat membaca!!!
Ayunda melangkahkan kakinya menuju lift. Ia segera masuk kedalam lift dan menekan lantai dimana ruang CEO berada. Ting lift terbuka dan Ayunda segera keluar dari lift menuju ruang CEO. Ia melewati beberapa ruangan yang dan beberapa kubikel. Beberapa pasang mata melihat kedatangan Ayunda. Ayunda merupakan salah satu perempuan cantik di kantor ini, tentu saja saat ini wajah cantiknya membuat beberapa pasang mata laki-laki tersenyum melihat kecantikan Ayunda.
Ayunda mendekati sekretaris CEO yang ternyata seorang laki-laki. Membuat Ayunda menahan tawanya jika mengingat ucapan Maminya Guna, mengenai sikap anaknya yang terlihat anti perempuan. Ingin sekali Ayunda menggoda Guna agar bisa melihat raut wajah kesal milik Guna. Bukan Ayunda namanya jika ia takut dipecat saat ini juga. Sebenarnya Ayunda takut kepada Guna, tapi lagi-lagi karena Maminya Guna menceritakan semua kebiasaan Guna membuat Ayunda sangat mengenal siapa Guna.
Jika gue nggak kenal nyokap lo, mungkin saat ini gue bakal nangis karena takut gue dipecat
Batin Ayunda
"Ada Pak Guna?" tanya Ayunda.
"Kamu Ayunda ya dari divisi pemasaran?" tanya sekretaris Guna.
"Iya, " ucap Ayunda.
Ayunda sempat kagum melihat ketampanan sekretaris Guna, tapi mengingat Guna yang diberkuliah diluar negeri, Ayunda menganggap jika mungkin sekretaris Guna adalah pacar Guna. Memikirkan fakta jika Guna adalah homo membuat Ayunda bergidik ngeri.
Mungkin benar kalau dia homo...
"Silahkan masuk Mbak!" ucap Sekretaris itu.
"Panggil Yunda aja, " pinta Ayunda menunjukkan senyum manisnya membuat laki-laki tersenyum malu.
Busyet dia terpesona sama gue... berarti dia normal. Apa dia terpaksa jadi homo karena Si Guna ini atau dia ini suka wanita dan suka pria? gila gue jadi merinding disko kalau kayak gini.
"Gue kedalam ya!" ucap Yunda melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan Guna.
"Pagi menjelang siang Pak, " ucap Ayunda membuat mata dingin itu mengangkat wajahnya dan melihat kearah Ayunda.
"Masuk!" perintah Guna.
Ayunda melangkahkan kakinya masuk dan duduk di sofa, membuat Guna segera berdiri dan mendekati Ayunda. Ia duduk dihadapan Ayunda sambil memperhatikan wajah Ayunda yang tadi terlihat takut tapi sekarang terlihat berani padanya.
"Bapak kenapa memanggil saya?" tanya Ayunda karena sejak tadi Guna hanya menatapnya.
"Saya hanya penasaran kenapa Mami saya selalu saja membicarakan kamu, " ucap Guna.
"Ooo...aku kira Bapak mau bicarain masalah kantor" ucap Ayunda.
"Kamu apakan Mami saya sampai dia minta saya menikahi kamu?" tanya Guna membuat Ayunda membuka mulutnya.
"Mana saya tahu Pak. Mungkin bisa jadi karena saya memang menarik dan cantik makanya Mami Bapak pengen saya jadi menantunya!" ucap Ayunda.
"Harusnya kamu punya pacar atau kamu harus segera menikah agar saya tidak terganggu dengan permintaan itu!" ucap Guna menatap Ayunda dengan tajam.
"Loh... kenapa saya yang harus menikah? kenapa nggak Bapak saja yang menikah. makanya Pak jangan suka sama pisang, jadi gini nih... bingung gimana cari perempuan yang bisa diajak kerja sama untuk menutupi kesukaan Bapak pada pisang!" ejek Ayunda kesal.
"Pisang?" tanya Guna bingung.
"Iya pisang, Bapak suka laki-laki kan makanya belum menikah" ucap Ayunda terseyum penuh kemenangan.
"Gila kamu ya, jadi kalau begitu kamu juga belum menikah karena kamu suka perempuan?" ucap Guna marah dengan ucapan Ayunda
"Siapa juga yang suka perempuan. Gue masih normal asal lo tahu, " kesal Ayunda hilang sudah ucapan formal pada Guna yang terlihat sangat menyebalkan bagi Ayunda. "Apa Bapak mau bukti kalau saya normal?" tanya Ayunda sengaja ingin membuat kesal Guna.
"Tidak perlu, kamu harus cari pacar mulai dari sekarang!" perintah Guna.
"Ogah, gimana kalau gue bilang sama nyokap lo kalau gue mau jadi menantunya?" tantang Ayunda.
"Dasar gila..." teriak Guna membuat Ayunda emosi.
Ayunda berdiri dan dengan berani mendekati Guna. tiba-tiba ia memeluk Guna membuat jantung keduanya berdetak kencang. Ayunda menghembuskan napasnya ditelinga Guna membuat Guna merasakan sesuatu yang harusnya tidak bangkit saat ini. Cup...Ayunda mencium pipi Guna membuat wajah Ayunda memerah karena malu dengan tingkahnya sendiri. Ayunda melepaskan pelukannya dan menatap Guna dengan tatapan kesal dan malu.
"Gue masih normal masih suka cowok, tapi jodoh gue aja yang belum ketemu kalau lo jelas jeruk makan jeruk. Mana ada cowok tampan digila perempuan sampai sekarang masih jomblo, " ucap Ayunda. "Gue rasa kalau cuman ini yang mau bapak Ceo yang terhormat sampaikan, gue permisi!" ucap Ayunda segera melangkahkan kakinya dengan cepat dengan wajah yang memerah karena malu.
Mati gue bodoh banget sih... kenapa gue cium pipi dia? pake acara peluk lagi... Arghhh....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!