Bismillah
...XIAO SHUXIANG...
...Petualangan, Fantasi, Action, Supernova...
...©2020 Hamtaro Dasha...
...All rights reserved...
...XIAO SHUXIANG adalah Novel Xuanhuan dengan genre istimewa--Supernova. Terdapat alur yang penuh ledakan-ledakan kecil dan akan semakin membesar sepanjang cerita ini berjalan. Hanya mereka yang kuat yang dapat menemani kami mengikuti perjalanan XIAO SHUXIANG sampai akhir....
...Total Episode : 511 + 1 Catatan Penulis...
...Arc 1 : 179 Episode End!...
...Arc 2 : 57 Episode End!...
...Arc 3 : 126 Episode End!...
...Arc 4 : 139 + 10 Extra Part End!...
...Publikasi : Mangatoon/Noveltoon...
-
-
...*** S A M B U T A N ***...
Sebelum bertualang bersama kami, ada baiknya kamu mengetahui beberapa hal tentang 'Karya' ini. (⌒▽⌒)
MC pada karya kami bukanlah orang yang baik. Tolong untuk baca deskripsi cerita lebih dahulu hingga nantinya tidak ada lagi komentar, 'kok Mc sifatnya gini sih? kasar, nggak sopan, dll'. Serius. Kalian harus baca dan pahami Deskripsi Cerita.
Karena sifat MC, maka alur 'Karya' ini dibuat lambat. Slice Of Life dunia kependekaran, maka sangat disarankan untuk tidak membaca secara maraton.
Tidak ada larangan untukmu jika tak lagi berselera. Dan memang meski dapat diakses semua orang, tetapi karya ini hanya dikhususkan bagi Pembaca Yang Kuat, hanya orang-orang tertentu saja. Mereka yang tidak dalam kategori itu, pasti tidak akan sanggup membaca 'Karya' kami sampai akhir.
Terima kasih karena sudah mampir dan semoga 'Karya' kami adalah sesuatu yang kamu cari, (satu selera dengan Penulis). Sampai jumpa dan selamat menyaksikan.^^
*
*
*
*
*
Xiao Shuxiang berdiri di pinggir tebing sambil tersenyum lebar. Pakaian berwarna hitam miliknya kini basah akibat darah dari para kultivator yang dibunuhnya, kedua tangannya juga tidak kalah hitam.
Pedang yang berada di tangan kirinya kini tinggal pegangannya saja. Pedang yang merupakan salah satu dari tiga pusaka langit kini hancur dan berubah menjadi debu.
Empat tetua sekte yang nampak sepuh terluka parah, mereka berlutut di depan Xiao Shuxiang karena tidak memiliki tenaga untuk berdiri lagi. Keempat sepuh ini merupakan tetua dari empat sekte besar yang ada di Benua Timur.
Mereka terdiri dari tetua Sekte Pedang Langit, Li Fu Chen yang merupakan kultivator terkuat Aliran Putih. Tetua Sekte Tengkorak Darah, Guan Wei yang merupakan kultivator terkuat Aliran Hitam. Tetua Sekte Bulan Emas Aliran Netral, Bai Wu Chang dan tetua Sekte Lotus Es yang juga satu-satunya wanita di antara mereka, Liu Xu Ling merupakan kultivator terkuat Aliran Netral.
Keempat tetua ini saling bekerjasama untuk bisa membunuh Xiao Shuxiang, mereka sudah banyak mendengar dan menyaksikan sepak terjang pemuda itu selama ini.
Xiao Shuxiang adalah ancaman terbesar serta pembawa kekacauan di Benua Timur. Jika tidak dihentikan sekarang, ia akan membuat Benua Timur hancur dan hilang selamanya.
"Ba-bagaimana bisa dia se-sekuat ini...?!" Tatapan mata Li Fu Chen menajam ke arah Xiao Shuxiang, dia terbatuk darah. Wajahnya terlihat begitu pucat dan dirinya sendiri seperti tengah berusaha menghentikan luka dalam yang disebabkan oleh serangan Xiao Shuxiang padanya.
Guan Wei menggertakkan giginya, "Racunku seakan tidak bekerja padanya, padahal itu adalah racun yang paling mematikan di Benua ini...!"
Dia merasa frustrasi karena racun yang begitu dibanggakannya sama sekali tidak berefek pada sosok berpakaian hitam di hadapannya.
Liu Xu Ling menggunakan seluruh tenaganya untuk mengumpati Xiao Shuxiang yang saat ini masih berdiri tegak dan terlihat tenang. "I-ini tidak mungkin... Kau harusnya juga terluka parah saat ini...! Kau sudah melawan seluruh kultivator tingkat Master Foundation dan Grandmaster...!! Tapi kau malah terlihat baik-baik saja...! Bahkan tetua Zhou yang praktiknya berada di tingkat Immortal tahap akhir berhasil kau bunuh...! Sebenarnya kau ini monster atau apa?!"
Dia mulai terbatuk darah, napasnya yang sejak tadi tidak beraturan kini semakin parah. Liu Xu Ling bahkan tidak bisa lagi melihat dengan jelas. Bai Wu Chang yang meski terluka parah berusaha mengurangi rasa sakit Liu Xu Ling dengan mengalirkan Qi miliknya.
?!
Xiao Shuxiang yang sejak tadi tersenyum lebar menikmati ekspresi kemalangan keempat tetua di hadapannya perlahan berubah sikap. Dia mengerutkan keningnya ketika mendengar umpatan Liu Xu Ling, namun detik berikutnya---seringai mengerikan muncul di wajahnya.
!!
Sebuah seringai yang membuat keempat tetua sekte ini merasa tertekan dan gemetar.
"Monster...? Apa sekarang aku punya julukan baru? Haaaah... senior Liu, aku bukan monster. Kalian saja yang terlalu lemah." Xiao Shuxiang tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya pelan.
!!
Baik Liu Xu Ling dan ketiga tetua sekte lainnya merasa terkejut, hampir tersedak napasnya sendiri. Mereka mengepalkan erat kedua tangannya, tidak terima disebut lemah.
Dengan segenap kekuatan yang tersisa, keempat tetua sekte ini mulai berdiri sambil menatap tajam ke arah Xiao Shuxiang.
Secara bersamaan, mereka mengeluarkan Qi yang begitu kuat untuk menyembuhkan luka-luka mereka dengan cepat, meski tidak berefek pada luka dalam mereka.
Xiao Shuxiang mengembuskan napas pelan, "Tetua, kenapa kalian harus melakukan itu...? Menggunakan Qi dengan cara seperti ini akan merusak Dantian kalian dan lebih buruknya-- kalian bisa kehilangan nyawa,"
"XIAO'ER...!!" Bai Wu Chang berteriak lantang, tanpa peduli pada kondisinya yang sekarang mengeluarkan darah di mulut dan kedua matanya. "Jika dengan nyawa kami bisa membunuhmu, maka dengan senang hati kami akan melakukannya...!"
Bai Wu Chang dan ketiga tetua lainnya secara bersamaan membentuk sebuah segel tangan, mereka melakukannya dengan cepat bahkan Xiao Shuxiang tidak bisa mengikuti pergerakan tangan mereka.
!!
Saat segel selesai, seketika lingkaran berwarna putih transparan tiba-tiba terbentuk di bawah kaki Xiao Shuxiang.
!?
Tidak hanya itu, segel tangan itu juga terbentuk di bawah kaki keempat tetua sekte. Xiao Shuxiang tersentak, dia sekarang tahu segel yang mereka gunakan.
"Sungguh tidak bisa dipercaya, keempat tetua dari aliran yang berbeda sedang bekerja sama. Kalian menggunakan Jurus Segel Pengorbanan hanya untuk membunuhku, apa kalian gila?"
Liu Xu Ling, "Satu-satunya yang gila di sini adalah kau...! Keberadaanmu membawa dunia ini menuju kehancuran. Kau... Kau harus mati Xiao Shuxiang...!"
"......"
Ekspresi Xiao Shuxiang masih sama. Dia sebenarnya bisa dengan mudah lepas dari segel tangan keempat tetua ini. Namun kondisi fisiknya jauh lebih parah dari keempat tetua sekte, hanya saja dia bisa menutupinya dengan sangat baik.
Bertarung dengan seluruh kultivator hebat tiga aliran selama 40 hari tanpa henti tentu bukanlah perkara yang mudah baginya. Apalagi saat pertarungan antara dirinya dengan kultivator tingkat Immortal, Zhou Yuan---membuat Xiao Shuxiang harus mengerahkan seluruh tenaganya. Dan belum lagi racun mematikan dari Guan Wei semakin memperparah kondisinya.
Tidak adanya rasa pucat dan sakit yang terlihat di wajah Xiao Shuxiang saat ini adalah karena kemampuan pengontrolan Qi di dalam tubuhnya begitu hebat. Dia secara bertahap mengontrol aliran Qi di dalam tubuhnya untuk menekan secara perlahan racun Guan Wei, dan mengeluarkannya pelan-pelan bersamaan dengan darah yang keluar di punggungnya akibat tebasan dari Zhou Yuan.
Tidak ada yang tahu selain Xiao Shuxiang bahwa Zhou Yuan berhasil melukainya sebelum kultivator itu menghembuskan napas terakhirnya.
"TERIMALAH KEMATIANMU XIAO'ER...!!"
Guan Wei berteriak lantang dan seketika segel di bawah kaki Xiao Shuxiang dan keempat tetua sekte mengeluarkan cahaya terang menutupi tubuh mereka.
Cahaya itu perlahan memudar dan seketika sebuah ledakan besar tercipta.
!!
Para kultivator tingkat Master Foundation dan Grandmaster yang terluka parah menyaksikan ledakan itu dengan raut wajah sedih.
Sebelum para kultivator ini memutuskan menyerang Xiao Shuxiang, mereka sudah mempersiapkan semuanya, termasuk rencana keempat tetua yang ingin menggunakan segel pengorbanan sebagai akhir dari rencana mereka jika dalam pertempuran Xiao Shuxiang masih hidup.
"Te-tetua..."
"Senior..."
"Guru..."
Para kultivator tiga aliran yang berasal dari banyak sekte seakan tidak peduli lagi dengan luka mereka.
Para kultivator itu tertunduk sedih dan kemudian berusaha berlutut dengan pedang di depan mereka. Para kultivator dari berbagai sekte memberikan penghormatan terakhir mereka kepada keempat tetua besar Aliran Putih, Hitam, dan Netral.
Saat ledakan itu berakhir, terlihat tubuh keempat tetua yang kini menjadi mayat.
Keempat tetua ini meninggal dengan mempertahankan posisi berdiri mereka, tubuh mereka menghitam, dan terkesan seperti darah serta daging mereka terhisap habis menyisakan kulit dan tulang.
Di depan keempat mayat tetua itu, Xiao Shuxiang berlutut sambil memegang dadanya.
"Ke-keterlaluan...!! Apa sebegitu bencinya kalian padaku...?"
Dia terbatuk darah. Aliran Qi di tubuhnya kacau, Xiao Shuxiang tidak bisa mengontrolnya dengan benar. Racun Guan Wei yang masih ada di dalam tubuhnya bahkan menyebar begitu cepat ketika tidak lagi ditekan oleh Qi.
Raut wajah Xiao Shuxiang mulai pucat, dia berusaha untuk berdiri. Namun pandangan matanya mengarah ke tempat di mana empat tetua sekte yang kondisi tubuhnya begitu buruk.
"......"
Xiao Shuxiang menghela napas pelan. Di antara keempat tetua ini, kondisi Guan Wei yang paling mengerikan.
Walau meninggal dalam posisi tubuh berdiri, namun kepala Guan Wei tergeletak di kakinya.
"Menggunakan Segel Pengorbanan akan membuat roh hancur hingga tidak dapat bereinkarnasi, apa kalian sebenci itu padaku?" Xiao Shuxiang tersenyum kecut sambil melihat mayat keempat tetua sekte.
Meski suara ledakan yang dihasilkan dari segel pengorbanan besar. Namun hanya bisa mengikis sedikit tanah yang ada di bawahnya.
Xiao Shuxiang lantas melihat mayat kultivator yang berada di belakang keempat tetua, dia pun mendengus pelan. "Mereka sudah menjadi mayat, tapi kalian masih memikirkannya. Benar-benar tetua yang sangat baik."
Mayat para kultivator itu tidak terkena dampak dari ledakan yang dihasilkan oleh Jurus Segel Pengorbanan. Hal itulah yang membuat Xiao Shuxiang merasa bahwa meski telah menjadi mayat, namun keempat tetua sekte masih melindungi mereka.
!
Perlahan, darah segar keluar di sisi bibirnya. Dia mulai merasakan sakit di jantung dan juga organ dalam tubuhnya yang lain.
Xiao Shuxiang kembali tersungkur dengan posisi tubuh berlutut dan terbatuk darah beberapa kali. Dia menekan dadanya karena sakit dan berusaha sebisa mungkin untuk mengontrol Qi di dalam tubuhnya agar menekan penyebaran racun dan menyembuhkan luka dalamnya.
"Ini tidak mungkin, Dantianku retak. Aku tidak dapat mengendalikan Qi di dalam tubuhku, jika terus begini maka racunnya..."
Xiao Shuxiang menatap tajam keempat mayat tetua sekte, seketika keempat mayat itu terjatuh dan berubah menjadi debu.
Tidak disangka Segel Pengorbanan yang dilakukan keempat tetua sekte ini dapat membuat aliran Qi di tubuh Xiao Shuxiang terganggu bahkan sampai bisa membuat retakan pada Dantiannya. Kini, racun Guan Wei semakin menyebar ke seluruh tubuhnya dan masuk ke dalam jantung.
"Sial...! Apa racun yang menjadi penyebab kematianku? Aku, Xiao Shuxiang! Apakah harus mati karena racun...?! Tidak...!! Aku, kultivator terkuat yang memiliki gelar 'Bintang Penghancur' tidak terima harus mati karena racun...!!"
Xiao Shuxiang dengan seluruh tenaganya kemudian membentuk segel tangan. Bersamaan dengan segel itu, sebuah garis biru terbentuk di keningnya.
Garis itu lalu membentuk seperti kuncup bunga lotus yang secara cepat bergerak seakan mekar dan bersamaan dengan hal itu--cahaya putih menerangi seluruh tubuh Xiao Shuxiang.
!!
Cahaya itu juga menerangi abu dari mayat keempat tetua sekte termasuk mayat-mayat kultivator serta kultivator yang sekarat.
!!
Ledakan besar tercipta bersamaan dengan semakin meluasnya cahaya putih itu hingga jarak 30 kilometer dari tempat Xiao Shuxiang berada. Suara dari ledakan itu sangat dahsyat, bahkan bisa terdengar hingga jarak ratusan kilometer.
Ledakan dahsyat itu menghasilkan sebuah lubang besar berdiameter 30 kilometer, dengan kedalam lima belas meter. Para kultivator yang mati serta kultivator yang sekarat kini menjadi debu akibat terkena ledakan tersebut.
!!
Perang itu menjadi sejarah paling mengerikan, menyedihkan, dan tidak akan bisa dilupakan oleh seluruh kultivator serta masyarakat awam di Benua Timur.
Kehilangan tetua serta kultivator terkuat mereka membuat seluruh sekte di tiga aliran mengalami kerugian yang besar, bahkan beberapa sekte harus hilang dari Benua Timur.
Kini, murid-murid di setiap sekte hanya berada di tingkat Forging Qi dan Master, sementara untuk kultivator tingkat Master Foundation dan Grandmaster berada dalam kondisi kritis.
Beberapa sekte kecil dan menengah yang kehilangan hampir seluruh anggotanya memutuskan untuk bergabung dan masuk ke dalam sekte lain.
Bahkan setelah seratus tahun berlalu, perang selama 40 hari itu masih membekas di benak para kultivator dan menjadi sejarah turun-temurun bagi masyarakat di Benua Timur.
***
-
-
...Pembaruan Terakhir : 29 Juni 2020/ 12:17...
...Tertanda :...
...Author of The DashaLand Series...
...Hamtaro Dasha ✔...
...Fujoshi Level. 1 (❁´▽`❁)...
*
*
Ini adalah tulisan pertama kami dengan genre seperti ini. Jadi maaf bila masih banyak typo yang bertebaran (Jika typo-nya menganggu, kalian bisa langsung tulis di kolom komentar agar kami dapat segera memperbaikinya).
*
*
WARNING..!! ⚠
Karya ini memiliki unsur BROMANCE. Sekali lagi BROMANCE [Pertemanan yang akrab dan luar biasa], bukan Gay apalagi mengarah ke Yaoi. Jadi tolong untuk bisa membedakan ketiga kata tersebut.
Tidak perlu memaksakan diri bila tidak suka dengan cerita beralur lambat dan berunsur bromance ini. Penulis tidak pernah memaksa.
Boleh benci, tapi jangan mengganggu. 'Karya' ini dibuat sebagai Tantangan Untuk Pembaca dan hanya mereka yang Istimewa yang sanggup membaca karya ini sampai akhir.
Dan satu lagi, maaf sebelumnya. Tetapi kami tidak butuh Pembaca Yang Lemah.
Jangan salah paham, Penulis bukannya sombong. Tapi memang agak nakal. Dia bisa menyiksa MC karya ini dan juga bisa menyiksa mata dan hati kalian. Jadi benar-benar hanya Pembaca yang kuat yang dapat bertahan.
Oh iya, tingkat kultivasi ada di Episode 10 dan Revisi pun sedang berjalan. Kemungkinan besar akan berbeda dari audiobook. Terima kasih atas pengertiannya, (⌒▽⌒)
......*** Minna Suki Ni Natta ( ´ ▽ ` )ノ ***......
Xiao Shuxiang perlahan membuka mata, hal pertama yang dilihatnya adalah dinding kayu dengan sebuah pakaian berwarna abu-abu gelap yang tergantung.
Dia seketika tersentak dan dengan cepat mengambil posisi duduk bersila.
“Apa-apaan ini? aku di mana sekarang?!”
Mata Xiao Shuxiang menelusuri setiap sudut di ruangan ini yang ternyata adalah sebuah kamar. Posisinya sekarang berada di atas sebuah tempat tidur sederhana berbahan kayu dan beralaskan tikar jerami.
Xiao Shuxiang masih mengingat-ingat keadaannya sekarang. Tidak lama, matanya melebar saat seluruh ingatannya kembali.
“Aku... Aku berhasil melakukannya. Jurus ciptaanku benar-benar berhasil...!”
Xiao Shuxiang memegang keningnya sambil tersenyum lebar. Dia seakan tidak percaya dengan keadaannya sekarang.
“Ini... luar biasa. Jurus Kebangkitan Kembali adalah jurus yang kubuat karena malas bangun tidur dan tak ada kerjaan lain. Tidak kusangka jurus ini benar-benar berhasil, padahal saat di tebing itu aku hanya iseng mengeluarkannya! Ck ck ck aku jadi merinding karena kekuatanku sendiri,”
Xiao Shuxiang tertawa geli, dia memikirkan jika keempat tetua sekte dan kultivator yang mati saat perang tahu bahwa dirinya hidup kembali, mereka pasti akan mengumpat hingga seluruh gigi dan rambut mereka rontok.
“Ha ha ha ha, senior Zhou Yuan pasti akan muntah darah jika melihat ini. Ha ha ha, sayang sekali mereka semua mati sia-sia...”
Xiao Shuxiang memegang perutnya karena sakit akibat terus tertawa membayangkan wajah keempat tetua dan juga kultivator tiga aliran yang pernah melawannya.
Tiba-tiba saja, suara dari seorang gadis bersamaan dengan pintu yang terbuka membuat dirinya terkejut.
“Xiao’Er! Apa yang kau lakukan sampai-sampai tertawa keras seperti itu?! Kau hampir membuat rumah roboh dengan tawamu?! Bahkan semua keledai memekik gara-gara mendengar tawa mengerikanmu itu...! Ayo cepat bangun! Kau seperti gadis saja!”
?!
Xiao Shuxiang menatap gadis yang berumur sekitar 14 tahun di depannya. Gadis ini memakai pakaian berwarna biru muda dengan motif kupu-kupu, sebuah pedang terselip di pinggang kanannya membuktikan bahwa dia seorang kultivator dan berasal dari sebuah sekte.
“Siapa kau?” Xiao Shuxiang menatap dingin ke arah gadis tersebut hingga membuat gadis itu terbelalak dengan mulut terbuka lebar.
“Xiao Shuxiang...! Apa tawamu itu sudah membuat otakmu rusak hingga kau tidak mengenali Kakakmu sendiri, hah?! Untung saja kau itu adik kesayanganku, kalau tidak kau sudah kucincang habis!!”
Gadis itu terlihat sangat marah, ini bisa dilihat dari wajahnya yang begitu merah.
Xiao Shuxiang menutup telinganya karena tidak tahan mendengar suara gadis ini yang begitu nyaring. “Berisik sekali, sangat tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya,”
“Tapi... sejak kapan aku punya kakak?”
Gumaman pelan Xiao Shuxiang dapat didengar oleh gadis ini hingga membuatnya kembali marah. Dengan suara yang nyaring, dirinya berteriak lagi.
“XIAO SHUXIANG! Aku Mendengarmu! Jangan karena aku jarang pulang kemari hingga kau tidak menganggapku sebagai Kakakmu lagi! Sekarang Cepat Turun Dari Tempat Tidurmu Dan Pergi Makan! Ayah Dan Ibu Sudah Lama Menunggu!”
Gadis ini terus berteriak sambil menunjuk-nunjuk Xiao Shuxiang, dan saat lelah berteriak dia pun mulai berjalan dengan menghentakkan kakinya kasar, meninggalkan Sang Adik yang masih duduk di atas tempat tidurnya.
“Cerewet, siapa sih anak itu? Beraninya dia membentakku dan langsung menyebut namaku seperti itu. Aku ini seniormu tahu!” Xiao Shuxiang menggerutu.
Selama ini tidak ada seorang anak kecil pun yang berani membentaknya. Dibentak seperti ini oleh seorang anak kecil apalagi perempuan tentu membuat Xiao Shuxiang kesal.
Dirinya lalu mencoba turun dari tempat tidur. Namun saat kakinya belum menyentuh tanah, Xiao Shuxiang mendadak tersentak.
“Tunggu dulu, Ini... kenapa kaki milikku kecil dan pendek begini? Ta-tanganku? Ja-jangan bilang kalau...”
Xiao Shuxiang terkejut saat melihat ukuran kakinya yang seperti milik anak kecil, dia lalu melihat kedua tangannya yang juga berukuran sama.
Sambil meraba wajah dan tubuhnya, Xiao Shuxiang kembali tersentak.
“I-ini...! Kulit wajah seperti bokong bayi, kaki kecil dan suara yang menggemaskan. Tidak mungkin aku menyusut menjadi kurcaci, kan? Co-coba kuperiksa dulu...”
Perasaan khawatir mulai menyelimutinya. Xiao Shuxiang lalu mengambil posisi duduk bersila dan menutup matanya, memfokuskan pikiran untuk merasakan Qi di dalam tubuhnya.
Dia merasakan Qi yang mengalir di tubuhnya begitu sedikit. Dengan Qi yang sedikit itu Xiao Shuxiang memeriksa Dantian serta kualitas tulang dan organ-organ di dalam tubuhnya.
Semakin memeriksa, raut wajahnya semakin pucat dan perasaannya tidak enak.
Xiao Shuxiang akhirnya membuka mata dan hampir menangis saat tahu kondisi tubuhnya sekarang.
“I-ini... kualitas tulang biasa berumur 7 tahun, bahkan tingkat pelatihan masih di Forging Qi tingkat satu. Belum lagi bentuk Dantiannya tidak sempurna, apa-apaan dengan tubuh ini?!”
Xiao Shuxiang yang masih belum menerima kondisinya dikejutkan dengan teriakan gadis yang tadi masuk ke kamarnya.
“Xiao Shuxiang?!”
“IYAA!! Aish, si gadis cerewet itu membuat kesal saja.” secara spontan dia berteriak menjawab panggilan dari gadis yang mengaku sebagai kakaknya tersebut.
Sambil merutuk, Xiao Shuxiang turun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar menuju tempat di mana suara teriakan tadi berasal.
Kondisi rumah ini bisa dibilang cukup sederhana, terdiri dari tiga buah kamar, dapur dan sebuah ruang tamu.
Hiasan yang menempel di rumah ini juga hanya lukisan gunung sederhana.
Langkah kakinya berhenti saat Xiao Shuxiang melihat tiga orang yang sedang duduk sambil menghadap pada sebuah meja lantai yang cukup lebar.
Tiga orang itu tidak lain adalah seorang pria dewasa, wanita dewasa, dan gadis cerewet yang berani membentaknya tadi.
“Xiao’Er? Kemarilah Nak,"
Pria dewasa itu tersenyum lembut ke arahnya dan memberi tanda dengan tangan kanannya kepada Xiao Shuxiang agar ikut duduk di sampingnya.
Xiao Shuxiang masih heran dan bingung dengan keadaannya. Namun dia tidak buru-buru untuk mencari tahu apa yang terjadi sekarang.
"Sebaiknya aku membaur bersama mereka terlebih dahulu," batinnya, yang kemudian mulai melangkahkan kakinya untuk duduk di samping pria dewasa yang memanggilnya tadi.
“Kau ini kenapa lama sekali baru bangun? para keledai di belakang sudah meringkik karena lapar. Cepat makan, setelah itu kau beri makan mereka,”
Wanita yang berumur sekitar 36 tahun terlihat menuangkan air ke dalam cangkir pria di depannya.
Xiao Shuxiang terlihat mengerutkan kening saat mendengar ucapan wanita ini, dia lalu menatap gadis muda di depannya dengan tatapan tidak suka.
“Gadis kecil menyebalkan, berani sekali membohongiku. Tadi dia bilang keledai-keledai itu memekik karena mendengar suara tawaku, nyatanya mereka meringkik karena lapar. Berani juga kau bocah!”
Gadis di depan Xiao Shuxiang ternyata sadar sedang ditatap, dirinya lalu memasang ekspresi yang angkuh.
“Kenapa kau melihatku seperti itu, hah? Ingin kujitak?”
“Lu’Er? Jangan seperti itu pada adikmu," Pria yang duduk di samping Xiao Shuxiang menegur gadis itu sambil mengelus lembut kepala putranya.
“I-iya Ayah...” gadis itu yang seketika tertunduk sambil memasang wajah yang cemberut.
Xiao Shuxiang perlahan mulai mengerti keadaannya sekarang. Dia bisa mengambil kesimpulan bahwa pria yang duduk di sebelahnya adalah ayah dari gadis yang duduk di depannya dan wanita berumur 36 tahun di samping gadis itu adalah ibunya.
Gadis ini pernah mengatakan pada Xiao Shuxiang bahwa dirinya adalah Kakaknya, walau menurut Xiao Shuxiang dia selama hidupnya tidak pernah memiliki kakak.
"Ayah… Ibu… dan seorang kakak? Apa di kehidupanku yang baru ini aku menjadi bagian dari sebuah keluarga?
Ha ha ha ha, lucu sekali!! Menjadi bagian dari keluarga seperti ini mengingatkanku pada pembunuhan pertama yang kulakukan,"
Dia mengingat, di kehidupan sebelumnya dirinya juga pernah duduk dan makan seperti ini bersama seorang pria serta wanita yang dipanggilnya ayah dan ibu.
"Waktu itu aku tidak sengaja membakar rumah dan demi menyelamatkanku mereka jadi…
Haaaah, sangat disayangkan mereka mengorbankan diri untuk orang yang salah."
Xiao Shuxiang menghela napas panjang, helaan yang membuat pria di sampingnya menatapnya heran.
"Xiao'Er? Kenapa menghela napas seperti itu? Kau memikirkan apa?" tanya pria itu sambil menyentuh lembut pundaknya.
Xiao Shuxiang cukup tersentak ketika merasakan pundaknya disentuh bersamaan saat mendengar ucapan pria di sampingnya ini,
"Ah! Bu-bukan apa-apa," jawabnya sedikit gugup.
"Kau ini, cara menghela napasmu seperti orang tua saja. Ini, makanlah yang banyak, keledai-keledai itu tidak akan mati kelaparan karena menunggumu. Jadi, jangan terlalu memikirkan mereka."
Pria dewasa itu tersenyum tipis sambil mengusap kepala Xiao Shuxiang.
Pria yang berusia sekitar 38 tahun ini bernama Yang Hao, Ayah Xiao Shuxiang di kehidupan barunya.
Sementara gadis muda di depannya adalah Xiao Lu, Kakak perempuannya. Wanita yang duduk di samping Xiao Lu bernama Xiao WeiWei dan merupakan Ibu mereka.
Setidaknya hanya itulah yang Xiao Shuxiang ingat dalam kehidupan barunya ini, meski sebenarnya dia juga tidak yakin dengan ingatannya karena wajah ketiga orang ini tidak pernah dia temui sebelumnya.
*
*
Xiao Shuxiang saat ini berada di kandang yang terletak di belakang rumahnya. Terdapat lima ekor keledai di dalam kandang, mereka terlihat mematung sambil memperhatikan dirinya.
Xiao Shuxiang sendiri sedang serius mengambil rumput di dalam gerobak di sampingnya dan meletakkannya di depan kelima ekor keledai itu.
Tanpa dirinya sadari bahwa kelima ekor keledai ini menatap bingung ke arahnya.
"Berbanggalah, karena kalian memiliki kesempatan yang tidak semua hewan bisa dapatkan. Kalian termasuk hewan yang beruntung bisa makan langsung dari tanganku." Ucap Xiao Shuxiang ketika selesai menaruh semua rumput yang ada di dalam gerobak.
"Oak oak oak"
Para keledai seketika ribut, mereka sama sekali tidak menyentuh sedikit pun rumput yang diberikan Xiao Shuxiang. Malah, kelimanya menjauhi tumpukan rumput tersebut. Ini membuat Xiao Shuxiang kesal, dirinya tidak suka penolakan.
"Oak oak oak"
"Jangan bicara dan cepat makan! Jika sampai kalian tidak menghabiskan rumput yang kuberikan, akan kubuat kalian merasa bahwa disembelih itu lebih baik daripada mati di tanganku."
Xiao Shuxiang berkata dingin sambil menatap tajam ke arah kelima ekor keledai itu, membuat mereka merinding dan seketika berlari cepat kearahnya.
"Oak! Oak! Oak!"
Kelima keledai itu langsung memakan rumput yang sudah dia letakkan sebelumnya, cara mereka makan begitu lahap dan bersemangat membuat Xiao Shuxiang tersenyum sambil mengangguk pelan.
"Bagus, keledai pintar.."
Xiao Shuxiang mengusap punggung salah satu keledai, membuat keledai itu merinding ketakutan namun masih tetap berusaha memakan rumput di depannya.
Xiao Shuxiang lalu mengambil tempat berdiri agak jauh dari para keledai, dia terlihat memikirkan sesuatu.
"Jurus Kebangkitan Kembali memang hebat, tapi jurus ini ternyata memiliki kelemahan. Meski semua ingatan tentang kehidupanku sebelumnya masih ada, namun aku harus kehilangan hampir seluruh kekuatanku. Tubuhku juga ikut berubah menjadi anak kecil berusia tujuh tahun, padahal aku sudah memperkirakan akan bangkit kembali dengan tubuh dan usiaku yang seharusnya. Tidak kusangka jadi begini..." gumamnya.
Xiao Shuxiang kemudian menghela napas panjang sambil melihat rumput yang dimakan oleh kelima ekor keledainya kini hampir habis tak bersisa.
"Haaaah, sepertinya aku harus memperbaiki jurusku. Tapi aku masih tidak percaya jurus ini berhasil, apa itu artinya aku sudah bisa menciptakan jurus Tingkatan Langit? Memikirkannya membuatku merinding, Ha ha ha ha"
Xiao Shuxiang kembali tertawa, membuat kelima ekor keledai yang sedang makan terlonjat kaget dan menatapnya dengan perasaan takut.
"Xiao'Er! Kau tertawa sendiri lagi?!"
!
Tawanya berhenti kala mendengar suara yang tidak asing baginya.
"Haah...si gadis cerewet ini lagi, Siapa yang tertawa sendiri? Tidak lihat aku bersama dengan para keledai ini?" Xiao Shuxiang menatap tidak suka ke arah Xiao Lu.
"HAA? Jadi kau mengajak keledai tertawa?! Kenapa adikku jadi tidak waras begini…"
Xiao Lu menggeleng pelan mendengar ucapan adiknya, dia kemudian menghela napas dan melanjutkan ucapannya.
"Kau sepertinya terlalu lama terkena angin, sebaiknya kau masuk. Kakek ada di dalam dan dia ingin bertemu denganmu.."
Xiao Shuxiang yang meskipun tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Xiao Lu, namun dengan cepat dirinya mengangguk dan kemudian mengikuti gadis tersebut berjalan masuk ke dalam rumahnya.
"Sebaiknya aku melihat-lihat kondisi lebih dulu, setelah itu mari kita mulai kembali memporak-porandakan dunia ini.."
***
-
Catatan Penulis :
Cerita Ini Memiliki Alur Yang Lambat. Jadi, Sangat Disarankan Untuk Tidak Membaca 'Karya' Ini Secara Maraton. Pertanyaan Tentang Kenapa MC Kami ikut Marga Ibu, bukan Ayah dan Kenapa panggilannya harus Xiao'Er bukan Xiang'Er, akan terjawab secara perlahan. Arigatou Atas Pengertiannya..!^^
Jangan Lupa Untuk Membaca Karya Dari Para Penulis Lainnya yaah, Tetap Semangat Dan Bahagia Selalu Minna!! (*^▽^*)
Xiao Shuxiang belum melangkah masuk melewati pintu yang terbuka----saat seseorang langsung menarik dan memeluknya begitu erat.
"Xiao'Er! Cucu kesayangan Kakek! Kakek sangat merindukanmu!"
!?
Pria sepuh dengan janggut dan kumis tebal memeluk dan mencium wajahnya dengan begitu senang, membuat Xiao Shuxiang terkejut.
"Ap-apaan ini!? Ukh, pelukannya erat sekali! Kakek tua ini berani-beraninya mencium dan memeluk Xiao Shuxiang!!"
Yang Hao terlihat khawatir saat melihat wajah putranya berubah pucat. "Ayah, jangan peluk Xiao'Er seperti itu... dia bisa sesak napas Ayah!"
Pria sepuh ini bernama Yang Shu. Jika dilihat secara kasat mata, dia berusia 50 tahun. Namun usianya yang benar adalah delapan puluh tahun.
Peningkatan teknik praktisi dalam dunia kultivasi dapat membuat kultivator terlihat lebih muda dari usia sebenarnya, meski ada juga kultivator yang dalam praktiknya malah terlihat lebih tua dari usianya.
Yang Shu melonggarkan sedikit pelukannya pada Xiao Shuxiang karena melihat wajah cucunya yang seperti orang sekarat.
"Oh maaf, aku terlalu lama tidak bertemu cucuku yang manis ini. Kakek sangat rindu padamu...!"
Dia memeluk erat cucunya lagi, hal itu membuat Xiao Shuxiang yang awalnya bisa menarik napas kembali tercekat.
"Ka-Kakek lepaskan!" Xiao Shuxiang berusaha untuk membuka suaranya, dia benar-benar merasa kewalahan dengan tindakan Tua Bangka berkumis dan berjanggut tebal tersebut.
Yang Shu melepaskan pelukannya, tapi bukan berarti Xiao Shuxiang bebas.
Sebelum dia mengatur napas kembali, Yang Shu seketika menggendongnya dan beberapa kali menciumnya gemas. Kini dia hanya bisa pasrah menerima perlakuan Tua Bangka yang menyebalkan ini.
"Da-dari penampilannya, dia bukan kultivator biasa. Karena sekarang aku masih di Forging Qi tingkat satu, jadi aku tidak bisa membaca tingkat praktiknya. Tapi menurut pengalamanku, Tua Bangka ini sudah berada di level Master Foundation tingkat Perak."
Xiao Shuxiang meneliti tingkat praktik Yang Shu saat dirinya dipeluk dan digendong olehnya.
Yang Shu berjalan dan duduk di salah satu kursi yang ada di ruang tamu, setidaknya ada empat buah kursi dengan sebuah meja kecil di tengahnya. Dia mendudukkan Xiao Shuxiang dipangkuannya.
Xiao Shuxiang menggerutu di dalam hati, "Aku merasa dipermalukan mengingat aku adalah kultivator terhebat dengan usia yang harusnya sudah tiga puluh sembilan tahun. Jika tubuhku yang sekarang ini adalah tubuh berusia 39 tahun seperti yang seharusnya, maka seluruh kultivator akan tertawa hingga meneteskan air mata saat tahu bahwa Xiao Shuxiang Tiga Puluh Sembilan Tahun Duduk Dipangkuan Seorang Pria Sepuh Sambil Dipeluk Dan Dicium Layaknya Anak Bayi DAN ITU MENGERIKAN!!"
Wajahnya lebih pucat sekarang. Jika yang ada dalam bayangan Xiao Shuxiang terjadi, maka tidak akan ada orang yang bisa melupakannya selama seratus generasi.
Berulangkali dia menggeleng di dalam hati, tidak mau membayangkan hal memalukan seperti itu.
Untung tubuhnya sekarang berusia 7 tahun, sehingga orang lain yang melihatnya dipangku seperti ini adalah hal yang wajar.
Baik Yang Shu dan Yang Hao tidak mengetahui apa yang sedang dipikirkan Xiao Shuxiang sekarang.
Yang Hao beranggapan bahwa wajah pucat putranya disebabkan oleh pelukan erat Yang Shu. Tapi bukannya menolong, Yang Hao malah membiarkannya. Menurutnya, putra kesayangannya begitu manis dan menggemaskan.
"Apa Ayah tidak punya pekerjaan di sekte?" Yang Hao kemudian membuka pembicaraan dengan ayahnya.
Yang Shu menghela napas panjang, "Haaah... Jika terus mengurusi pekerjaan di sekte, aku tidak akan pernah bisa mengunjungi kalian, apalagi mengunjungi cucu kesayanganku!"
Kembali! Yang Shu kembali memeluk dan menggosok-gosokkan kumis dan janggut tebalnya pada pipi kanan Xiao Shuxiang.
"AAA!! Janggut dan kumis tua bangka ini menyebalkan! Berhenti Menggosoknya Diwajahku! aish!"
"Terus, terus saja peluk Xiao'Er! Karena cuma Xiao'Er cucu Kakek! Cih"
Suara seorang gadis yang tak lain adalah Xiao Lu menginterupsi kegiatan menggosok kumis dan janggut Yang Shu.
Dia memandang Xiao Lu yang saat ini sedang berdiri di bibir pintu sambil berkacak pinggang dengan pipi bergelembung berwarna merah karena marah.
Xiao Lu sendiri sejak tadi masuk bersama Xiao Shuxiang, namun kakeknya itu hanya melihat adiknya saja hingga melupakan dirinya.
"Ululuuuh, Lu'Er-ku cemburu rupanya! Kemarilah, kau adalah cucuku yang paling cantik dan juga manis!"
Xiao Lu mulai berjalan ogah-ogahan ke arah Yang Shu dan Xiao Shuxiang. Ayahnya terlihat menahan senyum saat melihat tingkah putrinya.
Xiao Shuxiang turun dari pangkuan Yang Shu saat dirinya tidak lagi dipeluk erat. Kini, giliran Xiao Lu yang dipeluk dan dipangku oleh kakek tua tersebut.
Pemandangan yang dilihatnya membuat Xiao Shuxiang menatap aneh ke arah anak perempuan tersebut. Xiao Lu nampak senang dan seakan gemas dengan janggut dan kumis Yang Shu, dia tidak merasa geli sedikit pun.
Xiao Lu sendiri melihat adiknya memandang ke arahnya. Menurutnya, adiknya pasti sangat cemburu saat ini. Dia pun menjulurkan lidah sebagai bentuk ledekan.
Xiao Shuxiang, "Iih... Kau itu sudah besar, dasar tidak tahu malu!"
"Lu'Er, ajak adikmu keluar dan bermain..."
Yang Hao menatap Xiao Lu dan juga Xiao Shuxiang secara bergantian sambil tersenyum ramah.
Xiao Lu tahu bahwa ayahnya saat ini sedang ingin berbicara berdua dengan kakeknya. Sambil turun dari pangkuan Yang Shu, dia mulai memberi hormat pada keduanya.
"Baik Ayah, Lu'Er pamit dulu yah Kakek!"
"Pergilah sayang," Yang Shu mengusap pelan rambut cucunya sambil tersenyum ramah.
Saat kedua anaknya sudah pergi, Yang Hao mulai menatap pria sepuh ini dengan tatapan curiga.
"Ayah? Apa benar ini hanya kunjungan biasa? Aku tahu benar bahwa Ayah tidak mungkin datang jika tidak ada maksud lain."
Melihat tatapan dan raut wajah putranya, membuat Yang Shu tertunduk lesu, "Kau ini... selalu saja curiga padaku. Aku ini Ayahmu. Meski bukan aku yang melahirkanmu, tapi setidaknya kau juga harus hormat padaku,"
"Ayah..."
"Ha ha ha, aku bercanda. Kedatanganku kemari memang untuk melihat keadaan kalian dan Xiao'Er, juga untuk membawa pulang Xiao Lu kembali ke sekte."
Yang Shu memiliki tubuh yang kekar dan meski terlihat menakutkan dengan kumis dan janggut hitam tebal miliknya, dia sebenarnya kakek yang penyayang.
Dia juga adalah orang yang sangat senang tertawa dan bisa akrab dengan siapa pun, terlepas dari posisinya sebagai pendiri dari sektenya.
Tidak seperti ayahnya, Yang Hao terkesan lebih ketus dan begitu disiplin. Bahkan terkadang, istrinya sering merasa bingung karena sifat suami dan mertuanya seperti minyak dan air. Jika dibandingkan dengan Yang Shu, Yang Hao lebih memiliki wibawa seorang pemimpin.
"Bukankah Lu'Er masih bisa tinggal beberapa hari di sini? Kenapa cepat sekali dijemput?"
Yang Shu, "Sebenarnya aku mendapat undangan langsung dari tetua Sekte Bunga Lotus. Tiga bulan lagi akan ada Turnamen Kultivator Muda, itulah sebabnya aku ingin mengajak Xiao Lu dan dua muridku yang lain untuk ikut serta. Ini juga bisa menambah wawasan dan pengalaman Lu'Er..."
Yang Shu juga menjelaskan bahwa tidak banyak tetua sekte kecil yang mendapat perlakuan yang sama dengannya. Tentu saja, karena tetua Sekte Bunga Lotus sendirilah yang datang langsung menemui dirinya.
"Benarkah?! Sekte Bunga Lotus adalah salah satu sekte terbesar aliran putih, Ayah mendapat undangan langsung dari tetua mereka adalah hal yang luar biasa! Ba-bagaimana bisa Ayah?!"
"Kau pasti tidak akan percaya, namun aku bukan orang yang suka berbohong. Tiga hari sebelumnya, Huan Fei yang merupakan Grand Elder dari Sekte Bunga Lotus datang berkunjung ke sekteku secara pribadi. Fei'Er memintaku agar mengikutsertakan tiga muridku untuk mengikuti turnamen kultivator muda yang akan dilaksanakan di sekte miliknya. Tentu saja aku senang." Yang Shu tersenyum, "Aku pun segera bergegas kemari untuk menjemput Lu'Er. He he he, jangan karena sekte Ayah hanya sekte kecil hingga kau berpikir Ayah ini tidak punya relasi dengan sekte lain ya, apalagi sekte besar seperti Sekte Bunga Lotus." dia mengelus-elus kumis dan janggutnya.
"Sekte milik Ayah bahkan tidak cocok disebut sebagai Sekte, tentu saja aku tidak percaya!" Yang Hao masih memberi tatapan tidak percaya kepada pria sepuh di depannya, pandangannya ini jelas melukai hati Yang Shu.
"Heii!! Anak ini, Meski sekteku hanya memiliki sepuluh murid, tapi mereka itu adalah anak-anak yang berbakat tahu!"
Meski begitu, bukannya takut----Yang Hao malah menarik napas pelan dan seakan mengumpulkan energi untuk berbicara lebih banyak.
"Bukan masalah muridnya Ayah. Tapi sekte Ayah itu... biar kuberi tahu! Tempat tetua tinggal hanya gubuk yang hampir roboh, para murid harus tidur di atas pohon. Buku yang dipelajari hanya satu buah dan itu pun tidak lengkap! Sekte Ayah bukannya sekte kecil, tapi sekte termiskin yang harusnya sudah punah! Tahu tidak?!"
"Yang Hao! Jangan bicara seperti itu pada sekteku! Selagi aku, Yang Shu masih hidup, Sekte Kupu-Kupu akan tetap ada di benua ini!!"
Jujur, Yang Hao sebenarnya geli mendengar nama sekte ayahnya. Berulangkali dia membujuk untuk mengubah nama sekte itu, tapi tetap saja Tua Bangka ini tidak mau.
"Yaah tapi setidaknya Ayah perbaiki kondisi sekte Ayah terlebih dahulu! Beri para murid tempat tinggal yang lebih baik! Aku ingat saat putriku, Lu'Er mengeluh karena harus terus tidur beralaskan rumput dan tak jarang harus tidur di atas pohon." raut wajah Yang Hao pucat ketika membayangkannya.
"Hao'Er, itu namanya menyatu dengan alam!"
"Ayah! Jangan samakan mereka denganmu. Karena itulah aku tidak suka Lu'Er masuk ke dalam sekte Ayah." meski Yang Hao kesal, namun dia sama sekali tidak marah. Dia tahu, desa tempatnya tinggal begitu jauh dari tempat di mana sekte-sekte kecil hingga besar berada.
Keinginan Yang Shu mendirikan Sekte Kupu-Kupu adalah karena ada beberapa anak di desa yang bermimpi menjadi kultivator hebat, namun mereka tidak memiliki cukup uang dan bakat untuk bisa masuk ke dalam atau pun mendaftar pada sebuah sekte. Keadaan inilah yang membuat Sekte Kupu-Kupu terbentuk.
"Yang Hao! Cucuku itu punya bakat menjadi kultivator terkuat, jangan samakan dia denganmu!"
"Karena itulah aku tidak mau Lu'Er-ku berada di sekte Ayah, dia hanya akan membuang-buang bakatnya!"
Yang Hao juga bisa dibilang berasal dari Sekte Kupu-Kupu, hanya saja dia tidak ingin mengakuinya karena nama sektenya yang begitu menggelikan.
Saat ini praktiknya hanya berada di Forging Qi tingkat dua. Yang Hao akui, dibandingkan dengan dirinya, Xiao Lu jauh lebih berbakat. Karena itulah dia tidak merasa kesal mendengar ucapan dari Yang Shu.
"Hao'Er! Jadi menurutmu sekte Ayah itu tidak berguna sama sekali?!" Yang Shu melotot ke arah putranya, namun Yang Hao hanya membuang muka sambil bergumam pelan. Sayangnya, gumaman itu terdengar jelas.
"Kenyataannya memang begitu kan..."
"Yang Hao!!" Yang Shu berteriak membuat Yang Hao terkejut, ini pertama kalinya dia mendengar suara ayahnya sekeras ini.
Sebelum Yang Shu meluapkan kemarahannya kepada Yang Hao, sebuah suara lembut nan menenangkan membuat kemarahannya menghilang seketika.
"Sudahlah, kalian berdua selalu saja bertengkar saat bertemu. Sayang, kau tidak boleh seperti itu pada Ayah."
Xiao WeiWei yang merupakan istri dari Yang Hao sekaligus menantu dari Yang Shu, membawakan kue kering dan dua cangkir teh lalu meletakkannya di atas meja. Dia kemudian duduk di salah satu kursi untuk bergabung dengan keduanya.
Yang Shu tertawa saat melihat wajah putranya yang terkesan cemberut karena baru saja ditegur oleh Xiao WeiWei.
"Lihat? Bahkan Wei'Er mendukungku, ha ha ha."
"Cih!" Yang Hao menatap kesal ayahnya.
"Ayah, tapi yang suamiku katakan juga benar. Ayah harus memperbaiki kondisi sekte terlebih dahulu, setidaknya beri mereka tempat belajar yang layak dan juga nyaman," Xiao WeiWei kembali berbicara, ucapannya hampir membuat Yang Shu tersedak teh yang sedang diminumnya.
Kini giliran suara tawa Yang Hao, dia berkata dengan sangat bangga sambil meniru gaya tertawa Yang Shu. "Lihat? Istri tercintaku mendukungku, ha ha ha."
Yang Shu meletakkan cangkir teh milikknya di meja sambil memasang raut wajah cemberut, "Huh?! Ayah juga sudah memikirkannya, karena itulah Ayah datang kemari..."
Yang Shu sedikit memperbaiki cara duduknya. Sambil mengelu-elus kumis dan janggutnya, sebuah senyum tipis mulai terlukis di wajahnya.
!
Yang Hao tersentak, "Aku tahu arti dari senyuman itu. Ayah jangan memperlihatkan senyuman ala perampokmu kepadaku."
Yang Shu menatap putranya sambil memasang wajah seperti yang biasa Xiao Lu lakukan ketika menginginkan sesuatu. "Hao'Er, anakku satu-satunya Hao'Er... Putra yang paling aku banggakan dan paling kusayangi Hao'Er... Ayah-"
"Berhenti Ayah! Aku tidak mau!" Yang Hao lebih dulu memotong ucapan ayahnya,
"Tapi Ayah bahkan belum menga-"
"Ayah! Aku tahu yang kaunginkan! Dan aku tidak mau menjual keledai-keledaiku untuk Ayah, tidak!"
Yang Shu seketika memasang wajah cemberut, "Kau ini pelit sekali pada Ayahmu sendiri..."
"Aku sudah pernah menjual dua puluh ekor keledai untuk Ayah. Keledaiku sekarang hanya tinggal lima ekor, aku tidak mau membantu Ayah lagi!"
Yang Hao mengembuskan napas pelan, "Selain keledai, aku tidak memiliki barang berharga. Selama ini, aku sudah menjual banyak untuk membiayai kebutuhan hidup keluargaku dan juga kebutuhan sekte Ayah. Tapi Ayah juga tahu, kan? Sebanyak apa pun keledai yang dijual, tidak akan mampu memberikan sumber daya untuk perkembangan praktik murid-murid di sektemu. Harga keledai di pasar saat ini tidak kurang dari lima puluh keping perak. Bahkan, jika harga keledai naik pun tetap tidak akan sanggup memberikan sumber daya untuk perkembangan mereka."
Yang Hao ingat, satu-satunya yang bisa diberikan dengan menjual keledai adalah membuatkan kesepuluh murid Yang Shu seragam yang sama agar mereka dapat diketahui oleh orang lain bahwa mereka berasal dari sebuah sekte.
Seragam itu pun hanya terbuat dari kain kasar biasa, tidak seperti seragam dari murid-murid sekte lainnya.
"Hao'Er..." Yang Shu sebenarnya tidak enak hati meminta terus kepada putranya, tapi dia tidak ada pilihan lain.
Dia memang sudah mempersiapkan rencana lain jika saja putranya tidak mau membantunya, maka Yang Shu akan meminta bantuan orang lain. Namun, rencana cadangannya itu sama sekali tidak dibutuhkan.
"Wajah memelas Ayah tidak akan mempan padaku." Yang Hao memalingkan pandangannya.
"Wei'Er..." Kali ini Yang Shu melirik ke arah Xiao WeiWei, dia yakin menantunya akan lebih terpengaruh daripada putranya.
"Ehm... Ayah, sebaiknya Ayah meminta murid-murid Ayah untuk menjalankan beberapa misi dari warga desa, ini juga baik bagi perkembangan mereka."
Xiao WeiWei sebenarnya merasa tidak enak jika Yang Shu memasang tatapan mirip kucing kecil, mengingat usia mertuanya jauh dari kata muda.
Yang Shu menghela napas pelan saat mendengar ucapan menantunya. "Ayah juga mau melakukan itu. Tapi murid-murid sekteku hanya berada di Forging Qi tingkat 1 dan yang paling kuat cuma berada di tingkat 3. Mereka tidak bisa menjalankan misi dari warga, apalagi jika misinya berburu demonic beast,"
Yang Hao meminum tehnya kemudian mulai bicara, "Kan sudah kubilang, sebaiknya sekte Ayah dibubarkan saja. Tidak ada gunanya mempertahankan sekte yang seperti itu."
"Sayang, kau jangan seperti ini pada Ayah," Xiao WeiWei menegur lembut suaminya, dia memperlihatkan wajah tidak suka pada Yang Hao.
"Hao'Er, kau ini anak yang tidak berbakti sama sekali." Yang Shu kembali memperlihatkan raut wajah cemberut layaknya anak kecil, bahkan kali ini hampir membuat Yang Hao tersedak napasnya sendiri.
Xiao WeiWei seakan tidak terpengaruh dengan tingkah Yang Shu. Meski terlihat seperti perempuan biasa, namun sebenarnya dia juga merupakan seorang kultivator. Praktiknya berada tiga tingkat di atas praktik suaminya, karena itulah dia tahu betul apa yang mereka bicarakan.
"Tapi Ayah, menurutku membubarkan sekte juga ada benarnya. Murid-murid Ayah tidak akan bisa berkembang jika terus berada dalam kondisi seperti ini, lebih baik Ayah melepaskan mereka dan biarkan mereka masuk ke dalam sekte yang lebih memiliki sumber daya bagi perkembangan mereka,"
"Wei'Er, bukannya Ayah tidak mau melakukannya, tapi kau tahu bahwa tidak mudah masuk ke sebuah sekte. Mereka harus melewati banyak tes yang sulit, belum lagi biaya pendaftaran mereka tidaklah murah. Kalian juga pasti tahu itu."
Yang Hao dan Xiao WeiWei mengangguk, jelas mereka mengerti karena mereka juga pernah merasakan hal yang sama.
"Iya Ayah. Tapi meski kami menjual semua keledai yang ada, itu tidak akan bisa membantu Ayah,"
"Aku tidak ingin kalian menjual semua keledai-keledai itu, setidaknya jual dua atau tiga ekor saja. Ini sebagai bekal perjalananku bersama Lu'Er dan dua muridku yang lain untuk pergi ke Sekte Bunga Lotus. Siapa tahu ketiga muridku menang pertandingan dan ada tetua sekte yang mau menerima mereka menjadi murid."
Xiao WeiWei cukup terkejut dengan ucapan Yang Shu. Meski terkesan mustahil namun tak ada salahnya mencoba, lagipula dibandingkan dengan dirinya dahulu, Xiao Lu jauh lebih berbakat.
Memang perkembangan praktik Xiao Lu terkesan biasa-biasa saja jika dibandingkan dengan kultivator di tempat lain yang memiliki usia sama dengannya.
Namun untuk seseorang yang mengembangkan praktik tanpa bantuan pil dan di tempat yang memiliki kepadatan Qi yang tipis, Xiao Lu adalah seorang yang hebat.
Yang Hao menghela napas panjang, dia kemudian berdiri dan berjalan menuju dapur sambil terus mengoceh.
"Haaah, Ayah benar-benar miskin! Bahkan biaya perjalanan saja harus meminta padaku, ck ck ck! Meski aku tidak meragukan bakat putriku, tapi khayalan Ayah terhadap kemenangan terlalu tinggi! Aku jadi heran, Ayah sudah menjadi kultivator selama lebih dari seratus tahun tapi tetap saja miskin! Apa Ayah tidak pernah memonopoli sebuah makam kuno atau menjalankan misi dengan bayaran besar?! Aku jadi meragukan tingkat praktik Ayah! Selalu saja berkata kultivator terhebatlah, inilah! Itulah! Tapi giliran uang, selalu datang kemari!"
Sudut atas bibir Yang Shu nampak berkedut mendengar rutukan dari putranya yang saat ini sudah tidak terlihat lagi. Berbeda dengannya, Xiao WeiWei justru tersenyum tipis sambil menggeleng pelan melihat tingkah suaminya.
"Hao'Er terlalu banyak bicara, apa akhir-akhir ini terjadi sesuatu di antara kalian?" Yang Shu melirik ke arah Xiao WeiWei.
"Tidak terjadi apa-apa Ayah, dia hanya begitu saat Ayah datang,"
"Dia mau ke mana?"
"Tentu saja menjual keledai, Ayah tunggulah di sini dan minum tehnya,"
Yang Shu menghela napas panjang sambil mengelus-elus kumis dan janggutnya. "Anak itu selalu mengomel tapi tetap melakukannya, haish..."
"Sebenarnya suamiku senang Ayah tidak menyerah dengan kondisi sekte, hanya saja dia tidak memperlihatkannya," Xiao WeiWei sedikit menggeleng pelan sambil tertawa kecil.
Ucapan Xiao WeiWei barusan membuat Yang Shu manggut-manggut. "Haah, aku tahu itu. Sifatnya yang keras kepala menurun kepada cucuku Lu'Er, gadis itu selalu tidak bisa jujur terhadap perasaannya sendiri. Kuharap Xiao'Er tidak mewarisi sifat ayahnya itu."
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!