NovelToon NovelToon

Izinkan Aku Membencimu

Part-1 Pertemuan Cinta

Setiap yang pergi bisa saja Tuhan ambil, dan setiap yang tak pernah datang bisa saja Allah datangkan dan dekatkan, semua terserah pada rencanaNya yang sempurna dan pasti indah.

Zemira Nuruddin seorang gadis yang selalu optimis dalam hal kehidupannya sekalipun hal tersulit untuk dirinya namun, dia tetaplah tenang dan sabar mesti kondisi menyudutkannya sekalipun.

Kisahnya berawal dari majelis sepupunya, Zemira mempunyai sepupu yang bernama Zahra anak dari adik Abinya.

"Mba Zemira temenin Zahra hadir ke acara rutinan dikampung rambutan yuk" ajak Zahra pada Zemira yang sedang tiduran dikamar miliknya.

Zahra lebih mudah dari pada Zemira itu mengapa memanggil dengan sebutan mba.

"Jauh banget sih Ra mesti hadir kesana apa?" jawab Zemira.

"Iya mba soalnya Zahra kan majelisannya disana bapak engga kasih izin kalau pergi sama yang lain tapi kalau sama mba boleh" jelas Zahra.

"Yaudah aku siap-siap dulu" ucap Zemira bangkit dari tidurnya.

"Jangan lama-lama mba" teriak Zahra.

Zemira masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya menggunakan baju gamis warna hitam dan pashmina warna biru dongker lalu keluar dari kamar mandi.

Zemira bekerja disalah satu rumah makan didekat kota tempat tinggalnya dan sudah hampir satu tahun kurang lebih berkerja disana. Kebetulan saat ini dia masuk pagi sehingga bisa menemani sepupunya pergi hadir disalah satu majelis.

Zemira dan Zahra berpamitan dengan Abi lalu pergi menaiki motor yang disetir oleh Zahra, beberapa perjalanan sampailah keduanya diparkiran sebuah masjid yang cantik dan juga indah.

"Masyaallah cantik banget Ra masjidnya" ucap Zemira turun dari motor sambil terkagum-kagum melihat bangunanya yang indah.

"Cantikkan mba? engga nyesel deh mba aku ajak kesini" jawab Zahra.

"Iya deh makasih" ucap Zemira tersenyum.

Keduanya masuk kedalam masjid, lantunan sholawat merdu terdengar ditelinga seolah hati ikut meresapi makna yang ingin sang vokalis sampaikan pada semua jama'ah yang hadir, seiring sholawat terus dinyanyikan disitulah pupuk-pupuk rindu itu tertaman subur memenuhi setiap relung-relung jiwa yang mendengarkan, saat itulah yang dirasakan Zemira.

Zemira adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara, anak permpuan kedua setelah kakaknya karena dikeluarganya hanya dirinya dan kakak kelima yang perempuan dan yang lainnya laki-laki bahkan adiknya juga laki-laki.

Abinya menikah lagi setelah Bundanya meninggal saat usia Zemira sekitar sembilan tahun, semua kakaknya sudah menikah dan yang tersisa tinggal dalam satu rumah hanyalah abang nomer enam dan adik laki-lakinya.

Zemira adalah wanita yang berhidung mancung, alis tebal, bulu mata tebal, lentik, dan juga panjang karena Ibunda dari uminya masih keturunan arab sedikit, neneknya bernama Fathimah binti Adam.

Hanya anak keenam dan adiknya yang sangat mirip sekali dengan Zemira bak duren dibelah dua mukanya sama-sama mirip.

Setelah acara selesai Zahra ngobrol dengan teman-teman sesama majlisnya, apalah daya Zemira. Hanya memainkan ponselnya saja dengan sangat bosan, karena tidak terlalu mengenal banyak orang disana.

"Zahra ada pulsa engga?" tanya seorang laki-laki satu majelis dengan dirinya.

"Engga ada kang, emang kenapa?" jawab Zahra.

"Mau nelfon Aisyah suruh beliin bakso ikan hapeku sama dia" jelas laki-laki itu.

"Mba Zemira ada pulsa engga?" tanya Zahra kepada Zemira yang duduk disebelahnya.

"Hah? ada, ada ko" jawab Zemira sedikit terkejut karena melamun.

"Mana kang nomernya" ucap Zahra.

ponsel Zemira dipengang oleh laki-laki itu dan dia mulai menelfon kenomer telfonnya sendiri entah dia ngomong apa Zemira engga dengerin karena engga mau dibilang nguping.

"Ini makasih" ucap laki-laki itu menyodorkan ponsel milik Zemira kehadapannya.

"Oh iya sama-sama" jawab Zemira tersenyum tipis.

"Udah yuh pulang" ajak Zemira pada sepupunya setelah menerima hape miliknya.

"Yaudah deh hayo, kasian mba besok kerja" jawab Zahra.

Zemira dan Zahra pulang mengendarai motor milik Zahra. Kali ini Zemira yang menyetir karena Zahra terlanjur mengantuk, takutnya nanti menabrak karena perjalanan sedikit jauh dari tempat tinggalnya.

Part-2 Perkenalan Cinta

Keesokan harinya saat Zemira pergi untuk bekerja tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi, namun Zemira tidak tahu kalau ponselnya berbunyi karena mode silent.

Setelah sampai ditempat kerjannya Zemira membuka ponselnya karena tas yang dibawanya dimasukan kedalam loker sedangkan handphonenya dia bawa. Ternyata ada satu panggilan tak terjawab dari nomer asing, Zemira penasaran karena takut penting akhirnya dia menelfon balik ke nomer itu. Tidak lama diangkat oleh seseorang.

Zemira "Halo assalamu'alaikum?"

? " wa'alaikumussalam"

Zemira " maaf ini siapa?"

? "Ini aku Faisal"

Zemira "Faisal siapa ya?"

? "Faisal temennya Zahra"

Zemira "Oh temennya Zahra, ada apa ya kang

nelfon?"

Faisal "Bukannya mba yang telfon saya tadi ya, tak kira tuh penting makannya saya telfon balik"

Zemira "Hah? saya telfon kang Faisal? kapan kang perasaan tadi engga nelfon ya"

Faisal "Masa sih coba liat panggilan keluarnya"

Zemira "Oh gitu ya kang, yaudah nanti aku liat

panggilan keluarnya. Barang kali iya

mungkin kepencet maaf ya kang, aku

sekarang lagi mau kerja. Assalamu'alaikum"

Faisal "Oh yaudah, wa'alaikumussalam"

tut.. tut..

panggilan berakhir, Zemira segera melihat riwayat panggilan masuknya dan ternyata benar. Tadi dia yang menelfon duluan, tidak sengaja mungkin terpencet.

"Aku kira dia emang dasar modus mau deketin aku, ternyata emang salah faham" ucap lirih Zemira.

Kring..

pesan masuk dihandphone Zemira, dan ternyata pesan dari nomer Faisal

+628*******7💌

Assalamu'alaikum, mba Zemira punya Wathsap?

"Aduh apa lagi sih, mana aku engga ada pulsa lagi" ucap Zemira mengelu.

Zemira segera mengsave nomer milik Faisal lalu membalas pesannya melalui wathasap dikarenakan Zemira tidak memiliki pulsa.

Mba Zemira💬

Wa'alaikumussalam, ini nomer wathsap aku kang. Maaf engga bales smsnya, aku engga ada pulsa adanya kuota

Kang Faisal💬

Oh iya save nomer saya ya mba

Mba Zemira💬

Iya kang

Zemira mengakhiri chattingannya dengan Faisal laki-laki yang memang sebelumnya belum pernah ia mengenalnya, bahkan baru bertemu kemaren malem itu juga karena diajak Zahra kalau tidak mungkin dirinya tidak akan ada ditahap ini.

Setelah pulang kerja Faisal mengirim pesan pada Zemira seolah dirinya ingin lebih mengenal lagi Zemira.

Kang Faisal💬

Assalamu'alaikum

Mba Zemira💬

Wa'alaikumussalam

Kang Faisal💬

Lagi ngapain? maaf ganggu ya mba

Mba Zemira💬

Baru pulang kerja, iya engga papa kang.

Kang Faisal💬

Kerja dimana mba?

Mba Zemira💬

Kerja direstoran kang

Chatingan keduannya berlanjut hingga akrab tanpa disadarinya, Zemira memang sosok perempuan yang welcome. Walaupun sebenarnya terkadang dia juga sosok wanita yang tertutup dan susah dideketin. Namun kali ini seperti air yang mengalir begitu saja, dekat dan akrab begitu saja bahkan tanpa basa-basi sebelumnya.

Perasaan Zemira ada yang aneh karena memang sebelumnya belum pernah sedekat ini dengan laki-laki mana pun, Faisal memberanikan untuk main ke rumah Zemira karena sebelumnya Faisal sudah mengajak Zemira keluar untuk bertemu namun Zemira menolak karena sebelumnya tidak pernah pergi dengan laki-laki yang bukan mahromnya ditambah abinya tidak mengizinkan.

Abi masuk kedalam kamar Zemira yang tengah duduk didepan meja yang biasa dia gunakan untuk menulis.

"Abi, ada apa?" tanya Zemira melihat kehadiran abinya.

"Sedang apa nak? besok libur kerja rencana mau ngapain sayang?" tanya balik abi soal rencana besok.

"Abi" panggil lembut Zemira.

"Besok ada teman Zemira ingin main kerumah, katanya mau kenalan sama abi" lanjut Zemira ragu.

"Siapa?" tanya singkat abi.

"teman majelisnya Zahra" jawab Zemira mulai takut akan ditolak oleh abinya.

"Laki-laki atau perempuan?" tanya abi the do point.

"Laki-laki abi" jawab Zemira jujur.

"Ada hubungan apa kamu sama dia nak?" tanya abi mulai mendetail.

"Tidak ada hubungan selain berteman bi" jawab Zemira.

"Tidak ada pertemanan antara laki-laki dan perempuan kalau tidak ada apa-apa, kalau dia ingin serius sama kamu. Dia mesti bilang sama abi, suruh dia besok kesini" ucap abi langsung melangkah keluar dari kamar Zemira.

"Bagaimana ini?" tanya Zemira pada dirinya sendiri.

Zemira hanya tinggal bersama abi dan kedua saudara laki-lakinya yang bernama Hasan kakaknya dan Abdulallah adiknya, bundanya telah lama meninggal saat usiannya sembilan tahun.

Part-3 Kedatangan Faisal

Keesokan harinya tepatnya sore setelah selesai sholat ashar, Zemira mengirim pesan pada Faisal.

Zemira💬

Jadi kerumah engga kang?

Faisal💬

Iya sebentar ini lagi nganter guru kebengkel beresin mobil

Zemira💬

Oh gitu yaudah

Abi masuk kedalam kamar milik Zemira, mengejutkan Zemira yang sedang membaca pesan dari Faisal.

"Abi bikin Zemira kaget aja, ada apa bi?" tanya Zemira.

"Mana laki-laki itu katanya mau main" jawab Abi penasaran.

"Oh itu, dia lagi nganterin gurunya dulu, katanya beliau mau datang nanti sama gurunya bi" ucap Zemira.

"Dia mau apa datang kerumah?" tanya Abi.

"Main bi silahturrahmi gitu" jawab Zemira.

"Mau ngelamar kamu atau gimana?" tanya Abi antara tegas dan ketus.

"Zemira engga tau bi, bisa nanti aja engga nanyanya langsung ke orangnya" jawab Zemira.

"Justru abi tanya sama kamu nak, biar nanti abi tidak salah pembicaraan" ucap Abi.

"Zemira engga yakin bi, tapi udahlah dicoba aja dulu" jawab Zemira ragu.

"Baiklah segera keluar bantu abi menyiapkan hidangan" pinta abi.

"Iya bi sebentar lagi Zemira keluar" jawab Zemira mengangguk.

Abi bangkit dari duduknya mengelus rambut Zemira yang terbalut hijab lalu melangkah keluar dari kamarnya, hati Zemira dipenuhi tanda tanya soal laki-laki itu, apa tujuan sebenarnya. Karena selama ini Zemira sangat tertutup dengan semua laki-laki bahkan dia sosok orang yang masa bodo, bahkan tidak pernah dekat dengan laki-laki mana pun apalagi sampai ke jenjang pacaran sama sekali itu belum pernah dalam hidup Zemira.

Tidak lama kemudian seseorang berhenti didepan rumah Zemira, dia adalah Faisal laki-laki yang ditunggu.

Zemira meminta bantuan pada Zahra untuk membawakan kopi untuk Faisal dan gurunya yang baru saja sampai, bahkan abi sudah menyambut kedatangannya. Zemira tidak keluar hanya menunggu didapur, jantungnya berdetak begitu cepat entah perasaan apa yang kini ia rasakan.

Inikah cinta? perasaan yang sebelumnya tak pernah terasa, membuat hati berfikir akankah dia juga mencintainya.

Zemira menepis semua fikiran itu fokus pada maksud yang sebenarnya Faisal datang kerumahnya, Zemira sama sekali tidak menemui Faisal.

Bahkan Faisal tidak berbicara apa-apa yang mengobrol dengan abi Zemira adalah guru dari Faisal, setelah beberapa menit mereka berpamitan untuk pulang. Abah dan Zahra yang menghantar keduanya keluar dari pintu rumah. Zemira tetap berada didapur meskipun hatinya berdebar tak menentu.

Abah menghampiri Zemira yang sedang duduk dikursi meja makan sambil mengelus lembut kepalanya tersenyum pada Zemira.

"Abi kenapa?" Zemira bingung karena senyuman abi yang ingin menyampaikan sesuatu.

"Siapa laki-laki itu nak? sejauh mana kedekatan kalian" tanya Abi.

"Abi dia hanya temannya Zahra, dan Zemira hanya dekat sebatas chattingan engga lebih" jawab Zemira jujur.

"Putriku Abi tidak melarang kamu akan menikahi laki-laki manapun sekalipun, abi hanya sedikit tidak cocok dengan laki-laki itu. bahkan dia hanya terdiam tidak ada kalimat mengajak kamu serius, abi hanya tidak mau kamu nanti kecewa nak" pendapat Abi.

"Abi, apakah salah kalau Zemira dekat dengannya tanpa hubungan?" tanya Zemira.

"Tentu tidak hanya sekedar dekat, tapi pertemanan antara laki-laki dan perempuan tidak akan hanya sekedar teman. Tentu pasti ada dari salah satunya akan memakai hati. Zemira faham maksud abi nak" jawab Abi.

"Zemira faham bi, tapi kalau Zemira ingin membuka hati untuknya apakah boleh bi" tanya lagi Zemira.

"Tidak boleh sayang, sebelum dia tidak ada keniatan untuk serius. Jangan mencintainya yang belum berani memberikan halal untukmu" jawab Abi.

"Bagaimana kalau nanti Zemira jatuh cinta dengan laki-laki, apakah boleh Zemira mendekatinya" tanya lagi Zemira untuk kesekian kalinya.

"Mencintai itu adalah anugrah sayang, namun ianya adalah ujian seperti apa kamu menghadapinya. Langkah apa yang akan nanti kamu ambil untuk mendapatkan cinta yang baik dan Allah ridho. pergilah mandi kita masak bersama" jawab Abi tersenyum lalu bangkit dari duduknya.

"Mungkinkah aku akan membuka hati untuk laki-laki itu?" tanya Zemira lirih kemudian menyusul abi bangkit dari duduknya.

Zemira pergi membantu abinya memasak untuk makan malam, sambil menunggu kakak dan adiknya pulang dari mengajar disalah satu pondok pesantren.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!