pria tampan bertubuh atletis berenang dengan lihainya siapa lagi kalo bukan Dave seorang CEO tampan yang mempunyai baby girl
Walupun sekarang menunjukan pukul delapan malam tetapi ia enggan untuk naik ke permukaan hingga seorang wanita berumur delapan belas tahun berjalan mendekatinya dengan mimik wajah yang kesal
"Vi kenapa bangun sayang?..." tanya Dave setelah violet duduk di kursi tepi kolam "Daddy kenapa gak bangunin Vi?..." tanya nya dengan wajah kesal sembari melipat kedua tangannya
"Ada apa? kamu lapar?..." Dave naik ke permukaan air ia berjalan mendekati violet duduk di sebelah violet yang tengah marah kepadanya
"Vi mau bucara sama Daddy..." ekspresi violet berubah ia menunduk memainkan jari-jari mungilnya ia ragu untuk berbicara karena Violet orang yang tidak bisa menyembunyikan ekspresi Dave pun mengerti ia mengelus puncak kepala violet
"Baiklah Daddy ganti pakaian dulu..." Dave berdiri meninggalkan violet
violet duduk di sofa ruang tamu sembari meminum susu coklat yang baru saja maidnya buat ia menunggu Dave memakai baju dan Dave pun datang menuruni tangga ia bisa melihat violet yang sedang meminum susu coklat lalu duduk di samping Violet
"Kamu ingin bicarakan apa Vi?..." violet menyimpan susu coklatnya kembali memainkan jari jarinya Dave tau bahwa violet tengah bingung
"Eum... sekarang Vi mau ke ulang tahun Cici..." ucapnya tanpa melihat Dave
"Daddy kasih izin ayo bersiap Daddy yang akan antar kamu..." Violet menatap Dave ia bingung apakah harus melanjutkan ucapannya atau tidak
"hm? ada yang masih belum kamu katakan Vi?..." tanya Dave melihat wajah Violet yang semakin gelisah
"Tapi acaranya di club malam..." bisik violet yang hampir tak terdengar oleh Dave
"Gak!! Daddy gak kasih izin kamu buat ke tempat seperti itu!!" violet memasang wajah memelas ia memegang tangan Dave ia takut melihat Dave marah tapi ia juga harus datang karna Cici adalah teman baiknya atau bisa dibilang teman satu-satunya
"Tapi dad--"
"Nggak Vi! Daddy gakan ngijinin kamu!..." ucap Dave dengan begitu kesal Dave hendak berdiri tapi violet mendahului nya
"Daddy jahat!!" teriak violet dan berlari menuju kamar tidurnya ia membanting pintu kamar dengan keras Dave masih terdiam ia terlalu khawatir untuk membiarkan violet berkeliaran malam hari apalagi di klub malam dan bagaiman kalo terjadi sesuatu pada violet?
"Vi benci Daddy hikss... vi mau pergi hikss..." violet berjalan menuju lemari pakaiannya ia mengambil dres berwarna merah muda setelah kenakan ia mengikat kuncir rambut hitamnya
TING
mengambil handphonenya yang tergelatak di atas laci terdapat satu pesan yang belum Violet lihat
Cici : Vi kamu datangkan ?
Violet : aku lagi siap siap ci :"
Cici : stop panggil Cici nama gue Sabina 🙄
Violet : iya iya hehe 😂
violet memasukan ponselnya kedalam tas kecilnya ia juga membawa paper bag yang berisi hadiah untuk Cici
violet membuka perlahan pintu kamarnya ia mengeluarkan kepalanya melihat apakah di luar ada Dave
"Hm? Daddy?.." violet berjalan perlahan ia berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sedikitpun
Saat sudah berhasil keluar rumahnya violet berjalan mendekati pagar hingga suara batuk Dave yang berada di lantai dua mengagetkan violet
"Ekhem!!"
Violet terkejut ia harus bagaimana sekarang ia berbalik mendongakkan wajahnya menatap Dave yang tengah memperhatikannya
violet bodoh jika di rumahnya terdapat banyak bodyguard pantas jika para bodyguard tidak menghalanginya ternyata Dave sengaja membiarkan violet pergi
"Kamu mau kemana sayang?..." tanya Dave dengan begitu lembut membuat Violet semakin takut dan hanya bisa menundukan wajahnya
"I-itu... mau... Vi mau... ke ulang tahun Ci--"
"Masuk!!"
"Nggak mau Daddy! Vi mau ke Cici Vi kangen cici..." violet menundukkan wajahnya ia mengepalkan tangannya terus menangis hingga tidak menyadari Dave yang sudah berada di hadapannya tengah mengusap pipi chubby milik violet
"Daddy anterin ya?..." violet terkejut ia memeluk Dave dengan sangat erat dan mereka pun masuk ke dalam mobil hitam baru milik Dave
"Ingat! jangan terlalu Dekat dengan pria lain, jangan pulang terlalu malam jam sepuluh Daddy jemput jangan nakal disana..." violet kesal dengan Dave yang terus berbicara di dalam mobil, saat sudah sampai Dave mengecup kening violet "Ingat semua itu Vi" violet menggangguk "iya Daddy Vi masuk dulu Dahh.. " Dave menatap punggung violet yang semakin menjauh
Entah mengapa saat violet memasuki club ia merasa tidak tenang mungkin karena untuk pertama kalinya ia mengantar violet ke tempat seperti ini violet melihat sekitarnya ia tidak menemukan Cici dan saat itu juga seseorang menepuk pundak nya
"Hei cantik mau kemana?..." Tanya seorang pria tampan dengan pakaian kasualnya
"Vi mau ke Cici..." ucap violet dengan menundukkan wajahnya
"Cici? siapa itu..." violet lupa jika Cici hanya panggilan darinya saja
"Maksudnya Sabina..." ujar violet dengan wajah yang malu
"Oh.. ikut aku dia ada di ruang atas..." violet menggelengkan kepalanya ia tak mau ikut dengan pria asing apalagi baru ia kenal tadi bahkan violet belum mengetahui namanya
"Eh kenapa? Bukannya Vi mau ke Cici?..." Violet mengigit bibir bawahnya ia bingung harus ikut atau tidak
"Vi gak boleh ikut orang asing.." ujar violet dengan takut tanpa disangka pria itu mencubit gemas pipi violet membuat Violet tak berkedip kaget oleh sentuhan pria tersebut
"Gemez banget si kamu Vi lucu aku suka yauda kenalin aku agra.." ucap Agra sembari menyodorkan tangannya karena tidak ada respon dari violet akhirnya Agra menarik tangan violet membawanya menemui Sabina terlihat violet yang terkejut tetapi ia pasrah hingga mereka tiba di suatu tempat dimana tempat itu sangat ramai dan juga terlihat Sabina yang sedang mengobrol dengan teman nya
"Tuh Cici kamu..." tunjuk Agra dan Violet mengangguk
"Emm?... Agra?..." Agra melirik orang yang memanggilnya entah mengapa detak jantungnya berdegup sangat kencang ia melirik violet yang sedang menatapnya dengan mata hitamnya yang indah
"Iya Vi ada apa?..." Violet melirik tangannya yang tengah di genggam Agra violet mengisyaratkan Agra untuk melihat tangannya seketika Agra langsung melepaskan genggamannya violet hanya tertawa kecil melihat Agra yang salah tingkah
"Kamu lucu agra, Vi ke Cici dulu yah dadah..." violet pergi meninggalkan Agra yang masih mematung dengan perkataannya
"Cici! Selamat ulang tahun..." teriak violet saat di depan Sabina yang langsung dihadiahi pelukan hangat
"Kirain gak bakal datang.." violet mengerucutkan bibirnya
"Ih Cici mah gitu Vi hampir nyasar tau!" Sabina tersenyum melihat tingkah violet ia menyuruh violet duduk
"Gimana kamu bisa kesini?..." Tanya Sabina dengan menaikan kedua halisnya
"Tadi Vi di anter sama... emm.. sama siapa ya Vi lupa namanya..." Violet menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Oke Vi kamu bawa apa...?" Tanya Sabina mengalihkan pembicaraan
"Ini Vi bawa sesuatu buat Cici..." Sabina mengambil paper bag yang violet sodorkan
"Makasih vi..." violet tersenyum dan mengangguk senang lalu ia melirik minuman di hadapannya
"Cici apa bole Vi minum? soalnya Vi haus...." Sabina melirik minuman yang violet tunjuk ternyata wine
"Kami gakan bisa minum yang seperti itu, bagaimana kalo jus saja...?" violet mengangguk mengiyakan dan Sabina pergi memesan jus jeruk meninggalkan violet sendiri
"Sendiri aja nih?.." violet langsung berbalik saat seseorang membisikan sesuatu di telinganya ia terkejut ternyata itu Agra
"Ih apaan sih ngagetin aja!" Agra duduk di samping violet menatap lekat wajah manis violet
"Apaan senyum senyum sendiri!..." ucap violet dengan wajah kesalnya merasa risih dengan pria di sampingnya
"Nggak apa deh aku di sebut gila asalkan orang yang bilangnya kamu..." violet mengerutkan keningnya tak lama Sabina datang dan duduk di sebelah violet
"Hei Agra kirain kamu gak akan dateng..." ucap sabina senang dan menaruh jus jeruk di hadapan violet yang langsung si sambar oleh violet
"Si Joy maksa buat main kesini..." ujarnya dengan nada malas
"Kalo gitu kita seneng-seneng sampe pagi..." ujar Sabina dengan girang
"Sorry gue mau main sama anak anak...." tolak Agra yang membuat Sabina kecewa membuat violet yang melihat Sabina kecewa karena penolakan Agra merasa kesal
"Yauda kalo dia gak mau Vi bisa nemenin Cici minum..." ucap Violet setelah menghabiskan jusnya
"Nggak Vi kamu gak akan bisa minum..." ujar sabina lembut dan terlihat violet yang mengerucutkan bibirnya kesal
"Kenapa Vi gak boleh minum itu?.. Vi juga mau coba..."
"Yudah aku mau temenin kamu minum..." ujar Agra yang masih gemas melihat tingkah violet membuat Sabina yang mendengar itu merasa berbunga bunga karena lelaki yang selama ini ia suka yang selalu menolak ajakannya akhirnya mau untuk minum bersamanya
"Yauda Vi juga ikutan ya..." ucap Violet dengan senyumnya
¶∆¶
Dua jam sudah violet berada di club itu Dave yang sedang duduk di sofa ruang tamu mengambil kunci mobil dan berniat menjemput violet dan Dave mulai menelpon violet tetapi selalu tak ada jawaban rasa cemas dan marah bercampur saat violet tak menjawab telponnya Dave memberhentikan mobilnya saat ia sudah sampai di club malam ia turun dan langsung masuk hanya suara musik yang ia dengar saat Dave tengah melihat sekeliling mencoba mencari violet seorang wanita yang berpakaian tidak senonoh menghampiri Dave
"Halo tuan anda sangat tampan maukah Anda ikut saya kita bersenang senang?..." Dave tidak merespon ia masih diam tetapi saat wanita itu hendak mencium bibir Dave wanita itu tersungkur karena dorongan keras yang ia terima dari Dave
"B*tch!!" Umpat Dave berlalu meninggalkan wanita Tersebut yang meringis kesakitan
Dave mencoba menaiki tangga ia masih mencari keberadaan violet hingga akhirnya ia melihat violet yang tengah tertidur Dave menghampiri violet dan saat hendak mengangkat violet sebuah tangan menahannya
"Maaf tuan anda siapa ini teman saya..." ucap Sabina yang baru datang dengan dua botol minuman di tangannya
"Aku Daddynya!!" sabina membelalakkan matanya ia tidak tau kalau violet mempunyai Daddy semuda ini
"Mulai sekarang saya tidak akan mengizinkan violet bertemu dengan kamu!!" ujar Dave dan langsung membawa violet ke luar ruangan dan meninggalkan Sabina yang terdiam
Sabina tentu kaget melihat Dave yang begitu dingin padanya bahkan tatapannya begitu tajam sangat menakutkan
tidak lama setelah kepergian violet dan Dave yang membuat Sabina diam di tempat Agra datang sembari melihat sekitarnya
"Ehh dimana violet?..." Tanya Agra heran tidak melihat violet yang seharusnya tengah tidur di atas sofa
"Dia udah pulang kita lanjutin aja aku bawa dua Vodka...." ucap Sabina gembira lalu duduk dan menuangkan Vodka ke dua gelas
"Ahh.. kenapa pulang sih..." bisik Agra yang hampir tak terdengar oleh Sabina
"Ha? kamu ngomong apa?...."
"Nggak kayaknya anak-anak nungguin... aku ke mereka dulu bye..." Agra meninggalkan Sabina sendiri dan pergi mencari violet tetapi nihil ia tidak menemukannya akhirnya Agra menghampiri teman temannya yang sedang meminum Amer
Dave menidurkan violet dengan hati hati agar ia tak terbangun Dave menyelimuti violet dan membelai kepala violet dan tak lupa mengecup kening violet lalu pergi menuju kamarnya ia akan memarahi violet besok dan memberinya hukuman
Sang Surya sudah menampakkan dirinya cahayanya menyinari wajah seorang remaja yang cantik dan menggemaskan violet membuka matanya perlahan berusaha menerima cahaya yang masuk ke dalam kornea matanya violet bangkit dari tempat tidurnya ia berjalan menuju kamar mandinya karena sekarang hari weekend ia tak ada niatan untuk pergi kemanapun ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi
saat di depan pintu kamar mandi violet teringat bahwa semalam ia sedang bersama Sabina tetapi kenapa sekarang ia ada di kamarnya.
"Kyaaaa!!" violet berteriak dengan histeris Dave yang sedang berjalan menuju garasi berniat pergi ke kantor untuk rapat pentingnya tiba tiba berlari ke lantai dua saat mendengar suara teriakan violet yang begitu kencang
Brakkk!!
"Ada apa Vi?!" Dave berjalan mendekati violet yang menatapnya dengan tatapan marah
"Daddy kenapa Vi disini harusnya kan Vi lagi sama cici!..." Dave tersenyum melihat tingkah violet yang menghentakan kakinya ke lantai dan bibir yang cemberut membuat pipinya menggembung
"Apakah semalam Vi nggak inget apa-apa?..." Tanya Dave dan dibalas gelengan kepala oleh violet membuat Dave semakin gemas pada violet ia mengusap puncak kepala violet niatan untuknya memarahi violet hilang karena tingkah violet yang menggemaskan
"Yaudah daddy minta maaf..." violet semakin mengerutkan keningnya terlihat wajah violet yang semakin kesal
"Daddy meminta maaf semudah itu? Vi gak maafin..." ujar violet dengan tangan dilipat dan memalingkan wajahnya Dave semakin terkekeh melihat violet
"Terus Daddy harus gimana Supaya vi-nya Daddy mau maafin Daddy?..." Violet melirik Dave yang tengah tersenyum manis violet meneliti penampilan Dave hari ini
'daddy mau ke kantor?tapi kan ini hari minggu' batin violet dan ia menggeleng cepat
"Daddy mau pergi kan? nah Vi mau main keluar Vi mau ketemu Cici yah?..." Senyum Dave pudar setelah mendengar ucapan violet ia menatap datar Violet
"Nggak! Daddy gak ijinin kamu buat ketemu sama dia lagi!!" Ucap Dave dengan nada kesalnya violet mulai takut jika Dave sudah berkata dengan nada tinggi violet menundukkan kepalanya mengepalkan tangannya berusaha untuk tidak menangis
"Daddy gakan pergi kemana-mana begitu juga kamu!..." Dave berbalik meninggalkan violet yang mematung dan mulai mengeluarkan suara isakan kecil air mata violet mulai berjatuhan Dave berjalan ke kamarnya mengambil hpnya lalu mencari kontak tangan kanannya dan menelponnya
"Batalkan rapatnya!!" ucap Dave datar lalu memutuskan sepihak panggilannya
Sementara itu violet yang tengah terduduk di tepi ranjang sedang menatap kosong ke arah depan hingga akhirnya ia berfikir untuk mengabari sabina
violet mencari handphonenya di atas laci dan di dalam laci tetapi ia tak kunjung menemukan handphonenya dan violet pun memberanikan diri untuk mengampiri Dave
Tok tok tok....
Dave berjalan mendekati pintu dan terlihat violet yang sedang berdiri menatap takut padanya Dave melipat kedua tangannya menatap wajah violet dengan mata tajamnya
"Emm... Daddy Vi mau tanya itu.. Daddy liat handphone Vi?..." Dave menaikan sebelah halisnya "Vi mau hubungin siapa?" Tanya Dave lembut
"Vi mau....itu..Vi ..emm"
"Cici?" Violet diam lalu ia mengangguk melirik Dave yang mengeluarkan wajah marahnya
"Kamu jangan main lagi dengan orang yang namanya Cici itu Daddy larang kamu!!" Teriak Dave yang membuat violet mengepalkan tangannya menahan tangisnya matanya sudah memanas
"Sekarang kamu pergi ke kamar kamu Daddy hukum kamu hari ini gak boleh ke luar kamar!.." Dave memejamkan matanya menahan emosi
"Nggak!!" Violet berteriak dan berbalik berlari melewati kamarnya menuruni tangga violet hampir dekat dengan pintu utama tetapi tangan Dave menahan tangan violet hingga violet meringis kesakitan karena cengkraman Dave
"Kamu mau kemana vi?!!" Teriak Dave dengan penuh emosi dan violet hanya menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk melepas cengkraman tangan Dave ia hanya ingin keluar dari rumah ini
"Daddy udah sebisa mungkin berkata lembut sama kamu tapi kenapa kamu membangkang seperti ini violet?!!" Dave menarik violet tanpa menghiraukan violet yang meringis kesakitan Dave menyeret violet ke dalam kamarnya melewati kamar violet lalu ia mendorong violet hingga ia terduduk di ranjang Dave yang bernuansa hitam abu-abu
"Hikss... Daddy jangan gini hikss... Vi takut hiksss.." Dave mendekat mensejajarkan wajahnya menatap wajah violet yang ketakutan
"Kenapa? takut? lalu kenapa kamu gak nurut Vi?!..." Dave membelai rambut violet memainkannya dengan lembut
"Vi cuman mau ketemu--"
"Cici?! Apakah kamu tuli violet?! Daddy larang kamu!! Atau kamu mau Daddy hukum?!.." Violet menggeleng cepat menatap takut Dave yang menyeringai violet semakin takut tangan Dave mengunci pergerakan violet dengan kedua tangan di samping tubuh violet
"Tapi sikap kamu yang membuat Daddy harus menghukum kamu Vi..." Dave memajukan wajahnya mencium bibir violet membuat Violet terkejut ia refleks mendorong Dave
Plak!
Dave terdiam ia mengepalkan tangannya dan menatap tajam violet yang ketakutan setengah mati Dave mendorong violet hingga ia terbaring lalu mencium kembali bibir manis violet ciuman itu menjadi ******* lambat laun menjadi semakin kasar violet mencoba untuk mendorong Dave tetapi tenaganya kalah telak Dave tak memberhentikan lumatannya walaupun violet memukul dadanya tanda ia kehabisan napas
"Fuahhh...Daddy hikss... Jangan seperti ini hikss..." Ucap violet setelah ******* mereka lepas Dave menyeringai membuat violet semakin ketakutan
"Jangan membantah Daddy jika kamu gak mau Daddy hukum sayang..." Dave mengusap pipi violet yang sudah basah lalu bangkit berdiri menatap violet yang merubah posisinya menjadi duduk dan dengan isakan-isakan kecil
"Sekali lagi Daddy camkan sama kamu jangan pernah membantah ucapan Daddy atau Daddy beri kamu hukuman lebih dari yang tadi!" Ucap Dave dengan penuh penekanan dan dibalas anggukan oleh violet
"Vi mau ke kamar Vi..." ujar violet dengan nada lemah tanpa menatap Dave yang tengah menatapnya
"Baiklah Vi masuk kamar jangan berani kabur lagi oke?..." violet berdiri dan mengangguk sebelum meninggalkan kamar violet mendapatkan kecupan hangat di keningnya setelah itu ia masuk ke dalam kamarnya dan berbaring di ranjangnya ia masih tak percaya bagaimana daddynya sendiri bisa melakukan hal yang tak pernah violet pikirkan sekali pun di sisi lain Dave mengacak rambutnya mencoba menahan emosi yang sudah bergemuruh
"aku gak tau bisa tahan berapa lama lagi!.." ujar Dave lalu duduk di tepi ranjangnya ia masih marah karena violet yang tidak mengangkat teleponnya semalam dan ia juga marah kepada violet yang mendatangi club malam walaupun ia juga mengijinkannya bagaimana ia bisa seceroboh itu memperbolehkan violet pergi ke tempat seperti itu hanya karena tangisannya Dave menjadi lemah dan menuruti keinginan violet mulai sekarang Dave akan lebih tegas kepada violet karena bagaimana pun violet hanya milik Dave seorang
Dave masih terduduk di tepi ranjangnya pikirannya masih tertuju pada violet yang semakin hari semakin membangkang Dave tidak ingin violet meninggalkannya apalagi baru saja violet mencoba untuk kabur darinya Dave harus membuat violet terus berada disisinya karena prinsip Dave sekali ia mencintai Takan ia lepas orang yang ia cintai meskipun sang empu yang meminta
Dave berdiri lalu berjalan menuju kamar violet mengetuk pintu kamarnya beberapa kali tetapi tidak ada sahutan dari dalam kamar Dave membuka perlahan pintu kamar violet yang tak dikunci terlihat violet yang sedang tertidur pulas dengan mata yang sembab Dave berjalan mendekat lalu duduk di tepi ranjang mengusap pelan rambut violet merasa ada yang mengganggu tidurnya violet perlahan membuka matanya
"Daddy?.." ujar violet dengan takut Dave tersenyum dan terlihat senyum itu begitu tulus bagaimana pun Dave merasa bersalah telah memarahi violet
"Daddy tau kamu bosen sekarang kamu siap-siap kita jalan-jalan...." violet tersenyum ia mengubah posisinya menjadi duduk dan mengangguk senang yang membuat Dave semakin gemas kepada violet
"Daddy tunggu di bawah..." Dave mengelus puncak kepala violet lalu pergi meninggalkan violet yang langsung pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap Dave menunggu violet di ruang tamu ia duduk di sofa sembari melamun pikirannya menjadi kosong tetapi setelah beberapa saat seseorang menepuk pundak Dave hingga ia terkejut
"Dorr! Daddy mikirin apa hayoo mikirin Vi ya?..." ujar violet dengan senyum yang diiringi tawa kecilnya Dave berdiri memegang kedua pundak violet menatap lekat violet yang sangat cantik hanya dengan dengan balutan bedak bayi dan bibir yang berwarna merah muda
"kamu cantik Vi..." ucap Dave penuh perasaan tapi violet malah tertawa "ada yang lucu? daddy jujur loh..." Dave menatap heran violet yang masih tersenyum sebelum menjawab violet menarik nafas terlebi dahulu
"Vi emang cantik Daddy kemana aja!.." sekarang Dave tau kenapa violet tertawa lalu mencubit gemas pipi violet hingga sang empu kesal dan menghentakan kakinya ke lantai
"Daddy!! sakit tau..." ujar violet sembari mempoutkan bibirnya "ayo berangkat..." Dave menggandeng tangan violet membawanya menuju salah satu mobilnya yaitu Lamborghini kuning violet menurut lalu duduk di samping Dave
"kita mau ke mana Daddy?..." tanya violet di sela sela perjalanan mereka "Vi maunya kemana?..." violet menyenderkan tubuhnya mencoba berfikir kemana ia akan jalan-jalan
"Vi mau makan nasi goreng pinggir jalan yang ada di depan situ..." Dave menggeleng tanda ia tak setuju "itulah kenapa Daddy larang kamu buat main sama Cici kamu itu sekarang kamu jadi makan makanan gak bergizi" violet mempoutkan bibirnya membuat wajah sedih
"Daddy tanya Vi mau kemana tapi waktu Vi jawab Daddy gak setuju yaudah daddy jangan tanya Vi lagi!" Dave terkekeh ia menepikan mobilnya mengusap puncak kepala violet
"makan yang lain aja yah?..." violet menggeleng ia ingin nasi goreng tetapi Dave tak ingin violet memakan makanan jalanan seperti itu
"Vi janji bakal nurutin kemauan Daddy asalkan Vi makan nasi goreng itu..." Dave mulai tergiur dengan penawaran violet ini kesempatan bagus untuk menjadikan violet seutuhnya milik Dave
"oke kita makan disana..." violet bersorak memeluk Dave secara tiba-tiba Dave tersenyum lalu melajukan mobilnya setelah beberapa meter akhirnya mobil Dave berhenti Dave turun dan langsung memandang remeh tempat jualan nasi goreng itu terlihat sederhana bahkan sangat sederhana tetapi mengapa ramai pengunjung
"Daddy ayok..." ujar violet sembari menarik tangan Dave dan berjalan menuju meja kosong lalu mereka duduk berhadapan
"Vi pindah aja ya disini gak higienis..." Violet menggeleng lucu lalu mengangkat tangan memanggil tukang nasi goreng
"saya mau pesan nasi goreng spesial dua porsi..." lalu dibalas anggukan oleh tukang nasi goreng itu violet terlihat senang padahal baru beberapa waktu ia menangis karena ulah Dave
"Vi?.." panggil Dave sembari meraih tangan violet yang di atas meja violet menoleh dengan senyum yang tak pudar "ya Daddy ada apa?" Dave menarik nafasnya dalam-dalam
"Daddy minta ma--"
"sstt Daddy Vi juga salah..." Dave tersenyum manis violet bisa tau apa yang akan ia ucapkan setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanan mereka tiba
"silahkan..." violet mengambil sendok lalu ia langsung menyantap nasi gorengnya dengan lahap berbeda dengan Dave yang masih menatap jijik makanan di depannya
"pelan pelan Vi kalo kamu mau lagi abisin aja punya Daddy..." violet tak menjawab ia masih dengan kegiatannya menyantap nasi gorengnya
'apakah seenak itu?' batin Dave lalu mulai mengambil sendok dan mengambil sesendok nasi gorengnya ia juga merasa bahwa nasi goreng ini baunya sangat lezat perlahan Dave memasukan ke dalam mulutnya lalu mengunyahnya
'tak buruk' batin Dave kembali bersuara akhirnya mereka menghabiskan siang mereka dengan memakan nasi goreng di pinggir jalan walaupun ada banyak orang-orang yang heran seorang Dave yang membawa mobil mewah mau makan di tempat seperti ini
setelah mereka selesai makan Dave menggandeng tangan violet membawanya menuju mobilnya lalu menjalankannya pergi meninggalkan penjual nasi goreng
"enak banget Vi mau lagi tapi Vi udah kenyang..." begitu pun yang Dave rasakan tapi ia hanya diam dan fokus pada jalanan
"kamu mau ke mana lagi?..." tanya Dave dan dibalas gelengan oleh violet "Vi gak tau..." Dave terpikirkan suatu tempat dimana ia akan membawa sang pujaan hati ke suatu tempat dimana ia akan menyukainya
"yauda Vi ikut Daddy aja..." violet mengangguk lalu Dave mengambil handphonenya di dalam sakunya lalu mengetik pesan dan ia kirim entah kepada siapa violet tak melihat terlalu jelas lalu Dave menyimpan kembali ke dalam sakunya violet menatap jalanan mengurangi rasa bosan yang sudah melandanya
"Daddy pinjem handphone Daddy Vi bosen" Dave mengambil handphonenya lalu memberikannya kepada violet
"Daddy kenapa wallpaper hpnya Daddy foto Vi?..." Dave mencubit pipi violet gemas "karena Daddy sayang Vi..." violet mengangguk paham "Vi juga sayang Daddy..." Dave terkekeh violet tidak tau rasa sayang yang ia rasakan pada Dave berbeda dengan rasa sayang Dave Padanya
setelah hampir dua jam violet menonton film Naruto Uzumaki di handphone Dave ia pun mulai jenuh akhirnya violet membuka suara
"Daddy sekarang harinya Vi periksa ke dokter..." Dave hampir lupa setiap tiga Minggu sekali Vi akan Dave bawa kepada temannya sang psikologis untuk ia hilangkan ingatan masa lalunya termasuk orang tuanya violet hanya boleh mengingat bahwa ia hanya memiliki Dave
"nanti pulang dari sana kita periksa kamu..." violet mengangguk lalu menoleh kembali kepada Dave "Daddy sebenernya Vi sakit apa kalo Vi tanya Daddy suka jawab 'Vi sakit parah jadi harus periksa setiap tiga Minggu sekali' gitu..." Dave melirik violet yang mempoutkan bibirnya lalu Dave berbelok dan memarkirkan mobilnya
"gak mau turun nih..." Dave meninggalkan violet yang masih terduduk lalu violet membuka pintu mobilnya dan ia terkejut ternyata Dave membawanya ke pantai dimana cuman ada Dave dan violet disana
pantai sangat sepi dimana Dave sudah mengatur bahwa hari ini pantai ini hanya akan menjadi milik mereka berdua kerja tangan kanan Dave sangat bagus baru beberapa jam mengirim pesan untuk mengosongkan pantai dan dengan hebatnya pantai langsung sepi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!