"Dis, Mario nitip salam buat lo"
Airin datang dan duduk disebelah Diska.
"Apaan sih Rin, gak lah, gue gak suka Mario" Jawab Diska.
Diska dan Airin adalah sahabat baik, mereka sudah duduk satu bangku dari kelas satu.
"Napa sih lo nolak Mario, banyak banget yang suka sama dia tau" Kata Airin.
Diska enggan menjawab.
"Gue mau bayar kas"
Tiba-tiba suara seorang pria mengagetkan Diska yang sedang mencatat keuangan kelas karna Diska adalah Blbendahara kelas.
Dia adalah Eldirga Pratama Yusuf atau Yang biasa dipanggil El, cowok cool dikelas Diska yang gak bisa ramah sama orang.
"Bisa gak sih lo gak ngagetin orang"
Kata Diska kesal,
El tersenyum tipis.
"Ganteng juga si El" Gumam Diska dalam hati.
"Permisi, gue mau bayar kas bisa?" Tanya El mencoba ramah pada Diska.
"Lo bisa ramah juga ternyata" Jawab Diska.
El memberikan uang kas dan pergi begitu saja, lalu Diska mencatat nama El di buku kas.
"Gila ya tuh orang, koq bisa kayak begitu." Ucap Diska ke Airin.
"Wajar sih dia begitu Dis." Jawab Airin.
Diska menatap Airin,
"Lo tau banyak soal El ya Rin?" Tanya Diska mendalam.
"Bima kan satu grup band sama si El, si El emang irangnya begitu, ketus dan cool banget" Jawab Airin.
"Gak kebayang yang jadi pacar dia bagaimana ya?" Tanya Diska sambil tertawa kecil.
"Dia belum pernah Pacaran." Bisik Airin ke Diska.
Diska merasa terkejut.
"Sama dong kayak gue belom pernah pacaran" Ucap Diska sambil tertawa lagi.
"Nah bisa jadi lo jodoh sama si El tuh Dis" Jawab Airin tertawa.
"Idih ogahh" Jawab Diska lagi.
***
Bel jam pelajaran sekolah berbunyi, menandakan jam pelajaran telah usai, semua murid dikelas langsung berhamburan untuk pulang, Diska Masih membereskan buku-buku bawaannya kedalam tas.
"Dis, gue duluan ya, mau balik bareng Bima." Kata Airin sambil cengengesan ke Diska.
"Gue balik sendirian dong Rin?" Tanya Diska,
"Makanya punya pacar biar ada yang nemenin pulang, daahh Diskaa" Jawab Airin meledek Diska dan meninggalkannya dikelas.
Diska melihat El yang masih duduk dibangku nya dan Blbelum keluar kelas karna memang biasanya El slalu keluar belakangan.
El memakai topinya dan membawa gitarnya lalu meninggalkan kelas.
Ya El aktif dalam grup band bersama beberapa teman dikelasnya, dia bermain sebagai bassis di grup band nya, banyak cewek yang menyukainya, namun El slalu dingin terhadap cewek manapun, sikapnya yang cool juga galak membuat cewek cewek segan mendekatinya.
Diska pun bergegas meninggalkan kelas, menuju jalan raya untuk memberhentikan angkot.
Saat berjalan keluar gerbang sekolah, Diska melihat El yang jalan tak jauh didepan Diska.
"El keren juga, dengan topi dan membawa gitar dipunggungnya" Gumam Diska Dalam Hati.
Tanpa Diska sadari, dia memperhatikan El terus menerus.
"Ahh apa sih koq gue jadi perhatiin Si cowok galak itu." Gumam Diska dalam hati lagi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
El duduk dihalte pinggir jalan, berkumpul dengan teman grup band yang satu kelas juga yang tampak sedang nongkrong.
Diska berdiri dihalte untuk memberhentikan Angkot, Lalu Mario yang sedarintadi menunggu kehadiran Diska, menghampiri Diska.
"Pulang Dis?" Tanya Mario basa basi.
"Iya" Jawab Diska datar,
"Jam segini angkot pada penuh" Ucap Mario.
"Iya ya" Jawab Diska dengan senyum tipis.
Mario memang sedang PDKT dengan Diska, Tapi Diska slalu mengabaikannya.
Muncul Angkot yang kosong, Diska segera menaiki angkot itu.
"Gue duluan ya." Kata Diska sambil meninggalkan Mario dan naik kedalam angkot.
Mario hanya bisa memandangi Diska, cewek yang dia sukai pergi meninggalkannya dihalte seorang diri.
Tanpa disangka, El dan teman satu grup band nya juga masuk kedalam angkot yang Diska tumpangi.
Diska duduk dipojokan angkot, membuka tas nya dan mengambil sebuah buku novel favoritnya untuk dibaca.
"Pulang juga Dis?" Tanya Ryan teman sekelas Diska juga.
"Iya Yan" Jawab Diska singkat sambil mulai membuka bukunya.
"Pulangnya kemana Dis?" Tanya Rizki yang masih satu kelas dengan Diska juga.
"Jalan Permata" Jawab Diska lagi,
"Kalian mau kemana?" Tanya Diska balik sambil menutup bukunya.
"Latihan band" Jawab Ryan.
"Latihan dimana?" Tanya Diska lagi.
"Sesudah lalan permata, Gak jauh ada studio musik, kita sewa disana" Jawab Ryan lagi.
"Oh studio musik yang di komplek ruko itu ya?" Tanya Diska.
"Iya, lo tau?" Tanya Rizki balik.
"Tau, gue kalo cari makanan kadang kesana sama kakak gue." Jawab Diska.
"Ikut kita latihan yuk Dis?" Ajak Rizki.
"Engga ah gak ada ceweknya" Jawab Diska menolak.
"Nanti Airin datang bareng Bima" Jawab Rizki.
Diska diam seolah berfikir,
"Ayolah Dis, biar Airin gak bosen, kalo dia bosen suka Nlngajak Bima pulang dan gak tuntas latihan kita." Bujuk Ryan.
"Tapi pasti datang kan Airin?" Tanya Diska karna ragu.
"Datang, Bima udah bilang tadi mau latihan, kan dia vocalis, gak mungkin dia gak datang" Jawab Rizki lagi.
"Oke" Jawab Diska mengiyakan.
Diantara mereka bertiga, cuma El yang gak nanya Diska, pria itu sungguh cuek dengan situasi disekitarnya.
"Cool nya kebangetan si El." Gumam Diska dalam hati.
"Kiri-kiri." seru Ryan memberhentikan laju angkot,
Diska turun bersama Ryan, Rizki dan El.
Ryan jalan bersama Diska, sedangkan El jalan bersama Rizki.
Pandangan Diska tertuju pada El, jalan dibelakang El, memperhatikan El cowok galak dan cool Itu tapi kalo senyum manis banget, cukup keren dengan topinya dan gitar dipunggungnya.
Tak lama mereka sampai di studio musik,
"Ademm banget, berasa nyess masuk kesini" Kata Rizki.
"Airin belum keliatan, dateng gak nih?" Tanya Diska yang merasa risih karna tak ada temannya.
"Dateng koq dia, tenang aja" Jawab Rizki lagi.
Diska duduk bersandar pada sofa didalam studio, El menghampiri Diska dan memberikan es teh botol tanpa berbicara.
"Buat gue?" Tanya Diska bertanya pada El,
"Iyalah, mau gak?" Tanya El balik dengan nada galak.
"Bisa gak sih nada lo gal tinggi?" Tanya Diska kesal.
"Mau minum Diska?" Tanya El dengan menurunkan nada bicaranya dan senyum semanis mungkin.
Diska mengambil minuman dari tangan El,
"Makas..." Belum selesei Diska mengucapkan terimakasih tapi El langsung meninggalkannya.
"Rese ya tuh orang." Gumam Diska Dalam Hati.
"Diskaaa" Seru Airin yang baru saja datang bersama Bima.
Diska masih dengan muka kesal melihat kearah Airin.
"Koq lo bisa Disini?" tanya Bima,
"Gw dipaksa Ryan sama Rizki buat Ikut, katanya biar Airin gak bete nemenin lo latihan Band." Jawab Diska.
"El juga ngajak Lo?" Tanya Airin,
"Mana mungkin, bisa hujan badai kalo dia ngajak gue juga." Jawab Diska asal.
"Bagus deh Dis, sering-sering ikut ya, biar Airin ada temennya" Kata Bima lagi.
Bima langsung menghampiri Ryan, Rizki dan El untuk memulai latihan Band.
Tampak mereka sedang men-setting alat musik mereka masing-masing.
bima di vocal dan Gitar, Ryan di drum, Rizki di keyboard dan El di bassis.
Entah kenapa, pandangan Diska tak beralih dari El, Diska terus nemperhatikan El saat bermain bassis.
"Keren Juga si El." Gumam Diska dalam hati.
Dua jam berlalu, sewa mereka pun Hlhabis waktunya, mereka keluar dari studio musik.
"Gue balik duluan ya" Ucap Diska,
"Kemana? gak rame ah." Jawab Ryan, seolah mencegah Diska.
"Nongkrong dulu lah, disana ada tongkrongan sosis Blbakar enak" Ucap Bima.
"Bima ulang tahun, mau nraktir" sahut Airin yang sedang berpacaran dengan Bima.
"Ayolah Dis" Bujuk Ryan lagi.
Diska melirik ke arah El, dia nampak Cool sedang memperhatikan jalanan.
"Oke" Jawab Diska.
.
.
.
.
Bersambung.
Dukung Author yuk, dengan Vote, like dan coment agar tetap semangat.
Mereka berjalan menuju angkringan,
posisi El bersama Bima berada di belakang Diska dan Airin,
Diska mengobrol sambil jalan dengan Airin,
diam-diam El menyimak percakapan Diska bersama Airin.
"Jadi lo gak Mau nerima Mario Dis?" Tanya Airin.
"Engga Rin, gue gak suka Mario." Jawab Diska,
"Terus lo sukanya yang gimana?" Tanya Airin,
"Lo susah banget sih Dis pacaran" Ucap Airin lagi.
"Kalo hati gue gak mau gimana dong Rin?" Tanya Diska balik.
"Iya juga sih, tapi apa gak di coba dulu, kali lo sama Mario cocok" Bujuk Airin.
Diska tertawa,
"Buat gue, hati bukan buat coba-coba Rin, walopun masih cinta monyet, sayang aja gue kasih hati gue ke orang yang gak tepat." Jawab Diska,
"Terus, lo masih seneng aja Jomblo?" Tanya Airin mendalam,
"Santai aja Rin, hati gak akan kemana, gue pengen kasih hati gue ke orang yang tepat." Jawab Diska dengan tersenyum.
Airin merangkul Diska sambil berjalan,
"Gue bangga banget punya sahabat kaya lo Dis."
"Lo gak bilang nyokap pulang telat? Tanya Airin.
"Oh iya, untung lo ngingetin." Jawab Diska sambil mengeluarkan ponselnya dari tas nya, dan Airin melepas rangkulannya.
Diska berjalan sambil mengirim pesan untuk ibunya dan memberi kabar karna pulang terlambat.
Saat ingin menyebrang jalan, tiba tiba ada motor muncul dari tikungan dengan kecepatan yang kencang, El dengan sigap menarik tangan Diska,
Diska tampak terkejut dan menjatuhkan ponselnya, kemudian mata Diska menatap mata El, pandangan itu bertemu, ada rasa yang tidak dimengrti oleh El.
Untuk pertama kalinya El menatap Mata Diska.
"Bisa gak sih lo lihat-lihat kalo jalan." Kata El dengan nada tinggi seperti memarahi Diska karna menyebrang jalan sambil memainkan ponsel.
Diska terdiam karna kaget,
Ryan mengambil ponsel Diska yang terjatuh.
"Lo gak apa apa Dis?" Tanya Airin dengan wajah cemas,
Diska menatap wajah Airin.
El memberikan botol minum Air mineral yang sedang El genggam.
"Minum nih." Kata El masih dengan nada galaknya.
Diska menatap El dan mengambil Air Minum yang diberikan El, tangannya begitu bergemetar.
Airin mengusap bahu Diska, sementara El tampak cuek kembali.
Setelah Diska terlihat tenang dan baik-baik saja, mereka memutuskan berjalan kembali menuju angkringan,
Saat akan menyebrang jalan kembali, El meraih tangan Diska dan menggandengnya sampai di tepi Jalan, Diska terus menatap El dari belakang.
Di angkringan,
Ryan memberikan ponsel Diska "Coba cek Hp lu, masih bisa hidup gak Dis?"
Diska mencoba menyalakan ponselnya namun tak bisa menyala.
"Rusak kayanya Yan." Jawab Diska pelan dan masih dengan gemetaran seperti masih trauma.
"Pake Hp gue dulu telpon nyokap lo nya Dis." Kata Airin sambil menyodorkan ponselnya.
Diska menggelengkan kepalanya, "Gue gak hapal nomer Ibu."
"Kalo kak Dhika gimana?" Tanya Airin yang menanyakan nomer Hp kak Dhika, kakanya Diska.
Diska meraih Hp milik Airin dan menelpon Dhika,
Diska : "Halo kak, ini gue, Diska"
Kak Dhika : "iya Dis, koq lo belom balik, ibu cemas"
Diska : "Hp gue Jatoh, rusak, gak bisa nyala, ini pake Hp Airin, kakak bisa jemput gue gak di komplek ruko depan."
Kak Dhika : "Oke kirim aja alamat detailnya, 15 menit lagi gue kesana."
Diska mematikan telponnya dan mengirim alamat detailnya ke kakanya.
El beranjak dari kursi dan keluar dari tenda angkringan.
"Belom pernah El begitu sama cewek." Kata Bima sambil berbisik.
"Iya, gue juga heran, pertama nih El begini sama cewek." Sahut Rizki
"Ada rasa kali sama Diska." Celetuk Ryan dengan berbisik supaya tidak terdengar El yang sedang berada diluar tenda.
Diska terdiam, pikirannya mencoba mencerna sesuatu.
"Lu gak nyamperin El Dis? Bilang makasih gitu." Tanya Airin.
"El galak, gue takut sama dia." Jawab Diska pelan.
"Galak jadi cinta." Kata Rizki lagi masih dengan berbisik, lali mereka tertawa pelan.
"Samperin gih Dis." Kata Ryan ke Diska.
Setelah berfikir, akhirnya Diska memutuskan untuk menghampiri El.
"El.." Diska memanggilnya dengan ragu dan pelan.
El dengan sikap cueknya tidak merespon dan masih terus melihat kedepan, entah apa yang El lihat.
"Nyebelin banget nih cowok." Gumam Diska dalam hatinya.
"Makasih ya El." Ucap Diska pelan.
El masih cuek dan tidak merespon.
Diska terlihat kesal karna El tidak menghargai itikad baiknya, "Lo bisa gak sih, hargain orang yang lagi ngomong sama Lo."
El menatap wajah Diska, "Siapa Lo?" Tanya El dengan nada tidak mengenakan,
"Gue Diska, gue temen sekelas lo." Jawab Diska tegas.
El memalingkan mukanya dari Diska,
Diska menghela nafas, "Susah juga ngomong sama orang yang gak punya hati kaya lo." Ucap Diska,
"Gue gak nyuruh lo ngomong sama gue." Kata El dengan pandangan kedepan.
"Terserah lo aja El, gue cuma mau bilang makasih sama lo." Ucap Diska sambil berbalik arah,
Tak lama, Dhika datang menjemput Diska.
"Diskaa!!" Panggil Dhika dan menghampiri Diska dan El.
El melihat kearah Dhika yang masih berpakaian seragam SMA dan langsung masuk ke dalam tenda angkringan.
"Ayo pulang Dis, gue mau langsung pergi lagi." Ajak Dhika.
"Bentar gue ambil tas dulu." Jawab Diska dan masuk kedalam angkringan untuk mengambil tas nya dan berpamitan ke teman-temannya.
Diska Melirik Kearah El sekilas.
Dhika yang tidak sabar menyusul Diska ke dalam tenda angkringan,
"Udah?" Tanya Dhika lembut.
"Bentar Kak." Jawab Diska sambil memasukan ponselnya ke dalam tas nya,
"Ponsel lo kenapa?" Tanya Dhika sambil meraih ponsel dari tangan Diska,
"Jatuh Kak." Bukan Diska yang menjawab, melainkan Airin yang menjawabnya.
"Kok bisa Rin?" Tanya Dhika ke Airin.
"Iya jatoh tadi pas turun dari Angkot." Sahut Diska lalu mengedipkan satu matanya kearah Airin.
"Ya udah yuk balik, sini tas lo gue yang bawa." kata Dhika sambil menggendong tas Diska di punggungnya.
"Diska balik duluan ya Rin." Ucap Dhika dengan senyum dan menggandeng tangan Diska keluar dari tenda angkringan.
Setelah berpamitan, Diska pergi, naik ke motor Dhika dan meninggalkan teman-temannya yang masih berada di dalam angkringan.
"Itu kakaknya Diska?" Tanya Ryan ke Airin,
"Iya itu kakaknya Diska." Jawab Airin,
"Kelihatan kayak sama pacar ya, koq lo akrab? pacarnya Diska kali?" Tanya Bima penuh selidik.
"Itu kakaknya, gue akrab karna waktu kelas satu sering main dirumah Diska, sering ketemu Kak Dhika juga, si Diska mah belum pernah pacaran." Jawab Airin menjelaskan.
"Serius kakaknya? Anak SMA kelas berapa??" Tanya Rizki,
"Kelas satu SMA." jawab Airin lagi.
Diam-diam El menyimak percakapan Airin soal Diska.
"Serius belum pernah pacaran? Kan banyak yang deketin Diska di sekolah." Tanya Ryan.
"Serius gue, tiap ada yang deketin, dia menghindar terus, lo tau Mario? Itu lagi gencar-gencarnya deketin Diska." Jawab Airin.
"Mario 3A?" Tanya Rizki seolah tak percaya.
"Iyaa, Mario 3A, susah si Diska deket sama cowok, dia slalu bilang gak mau pacaran sama orang yang gak tepat, dia orangnya cuek, kalo gak suka ya gak suka, bilang terus terang." Jawab Airin.
"Dari kelas satu banyak yang deketin Diska, temen kakak nya di SMA aja banyak yang deketin Diska, tapi Diska tolak." sambung Airin Lagi.
"Tantangan banget tuh cewek begitu, wajar aja banyak yang deketin, Diska cantik, pinter juga kan dia, baik juga sama orang. Gue deketin Aja kali ya" Ucap Rizki iseng.
"Jangan!!" Kata El yang tiba-tiba masuk kedalam obrolan Airin dengan yang lainnya,
Ryan terus memperhatikan El.
"Kenapa jangan El?" Tanya Rizki curiga.
"Lo udah punya banyak cewek, masih aja mau deketin cewek lagi" Jawab El dengan nada menyindir.
Bima melihat El yang aneh itu dan mencoba menggertak El,
"Lo aja Yan deketin Diska, lo kan susah dapet yang klik terus, kali sama Diska lo klik." Kata Bima ke Ryan dengan melirik kearah El.
El tampak tidak bisa berkutik,
sementara Ryan Tertawa.
"Gue gak tepat buat Diska, pasti di tolak Diska duluan sebelum gue nembak doi." Jawab Ryan sambil melirik ke arah El dan memberikan kode ke Bima dan Rizki.
"Lo gak mau deketin Diska, El?" Tanya Rizki.
El diam tidak menjawab,
"El, jangan galak-galak napa sama si Diska." Sahut Airin.
El diam tak merespon omongan Airin.
Dalam pikiran El, terus mengingat kejadian saat menarik Diska, menatap matanya dan menggandeng tangan Diska saat menyebrang jalan.
"Kenapa gue jadi mikirin Diska ya?" Gumam El dalam hati sambil memakan sosis bakar yang berada didepannya.
Menjelang sore mereka pulang,
Saat menaiki angkot dan melewati jalan permata, El memperhatikan nama papan jalan itu.
"Disini ternyata rumah Diska." Batin El.
Eldirga Pratama Yusuf yang biasa di panggil El adalah anak broken home.
Orang tua nya bercerai dan masing-masing telah berkeluarga.
Sementara El dititipkan bersama Nenek dan Kakenya. Sudah berapa kali Ayahnya mengajaknya untuk tinggal bersama, namun El enggan ikut bersama Ayah dan Ibu tirinya itu.
sedangkan Mama kandungnya telah menikah juga dan memiliki anak lagi, dan tak pernah memperhatikan El.
El lebih senang tinggal bersama Kakek dan Neneknya.
El bersifat galak karna memang dari kecil lebih sering melihat orang tuanya bertengkar dan tak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya.
Sementara Diska Alya Sabrina atau Diska adalah anak manja yang ceria juga pintar, ayah nya adalah seorang Polisi dan ibunya seorang Ibu rumah tangga yang sangat baik dan lembut, Diska mempunyai kakak laki-laki bernama Andhika atau yang biasa dipanggil Dhika.
Diska tidak menceritakan kejadian saat hampir di serempet oleh motor kepada Ayah dan Ibunya.
Diska hanya bercerita bahwa ponselnya terjatuh.
Ayahnya membelikan Diska ponsel lagi karna menurut Ayahnya ponsel itu penting agar Diska mudah saat di hubungi.
Dikamar, Diska masih terbayang saat kejadian El menarik tangannya, tatapan mata yang tak biasa membuat hati Diska merasakan sesuatu hal yang lain.
"Koq gue jadi mikirin cowok galak itu sih?" Gumam Diska yang langsung menggeleng-gekengkan kepalanya untuk menghilangkan bayangan El dikepalanya.
Sementara dikamar El,
El juga tengah memikirkan kejadian tadi, ia juga merasa bingung mengapa bisa seperduli itu dengan Diska.
"Mungkinkah gue menyukai Diska?" Batin El, lalu tanpa El sadari, bibirnya tersenyum.
***
Keesokan harinya di sekolah,
Semua siswa tampak senang saat mengetahui guru mata pelajaran tidak masuk untuk mengajar.
"Guru banyak yang gak masuk, katanya ada rapat, jam pelajaran bebas nih, asal jangan gaduh." Kata Airin memberitahu Diska.
Diska hanya menganggukan kepalanya.
Grup band Bima cs tampak berkumpul di kelas, mereka bernyanyi, El yang memainkan gitar.
Tanpa Diska sadari, dirinya terus memperhatikan El, Saat El melihat kearah Diska, Diska menjadi gugup dan salah tingkah.
"Pulpen gue mana ya Rin?" Tanya Diska salah tingkah.
"Nah itu pulpen lu pegang, Dis." Jawab Airin.
Diska menghela nafas, mencoba menghilangkan kegugupan dan salah tingkahnya.
"Lu kenapa sih Dis? Aneh deh." Kata Airin Lagi.
"Ah gue gak tau, gue lagi gak mood, gue lagi gak bisa fokus." Jawab Diska yang jantungnya mulai berdegup kencang.
"Kurang air mineral lo, jadi kurang fokus." Ucap Airin.
"Ya kali iklan air mineral, Rin." Jawab Diska asal dan merekapun tertawa.
"Nyokap lo tau soal kejadian kemarin?" Tanya Airin membahas kejadian kemarin.
"Gak lah, gue bisa dilarang main nanti kalo Ibu sampe tau gue kemarin mau keserempet motor." Jawab Diska.
Obrolan mereka terhenti saat telinga mereka mendengar alunan lagu yang dibawakan oleh Bima cs
Diska dan Airin tampak menikmati suara musik yang sedang dimainkan Bima cs di dalam kelas.
Bahkan terkadang mereka ikut bernyanyi bersama dari bangkunya.
Tanpa mereka sadari, diam-diam El memperhatikan Diska.
Jam istirahat tiba, Airin pergi ke kantin bersama Bima, pacarnya.
Diska sedang malas keluar kelas sehingga Diska memilih diam di dalam kelas sambil membaca buku novel favoritnya.
El juga memilih tidak keluar kelas bersama Ryan dan Rizki yang sedang sibuk pendekatan dengan adik kelas satu. El lebih memilih diam didalam kelas menulis lirik lagu dibuku tulisnya dan memetik gitarnya mencari irama yang sesuai dengan lirik yang sudah ia ciptakan.
Suara petikan gitar El membuat Diska terbawa perasaan saat membaca novelnya.
Diska menatap punggung El yang jarak bangku mereka selisih dua bangku dengan beda satu baris.
Mario dari kelas lain menghampiri Diska.
"Dis, gak ke kantin?" Tanya Mario basa basi.
"Engga, gue lagi pengen di kelas aja." Jawab Diska malas.
"Boleh gue temenin?" Tanya Mario lagi.
"Gue lagi gak mood nih." Jawab Diska dengan nada cuek.
"Lo menghindar dari gue ya?" Tanya Mario menyelidik.
"Engga juga, lagian kenapa gue harus menghindar?" Tanya Diska balik.
"Gue suka sama lo, lo tau kan?" Tanya Mario lirih.
El tampak melihat kearah Mario yang berbicara pada Diska.
Diska pun melihat El yang sedang nemperhatikan Mario dan Dirinya. Entah mengapa Diska merasa tak enak sendiri pada El.
"Gue gak ada perasaan sama lo Rio!!" Jawab Diska jujur.
"Seenggaknya coba jalani dulu." Bujuk Mario seolah enggan menyerah.
"Maaf Rio, buat gue hubungan bukan untuk coba-coba, ya kalo gue gak ada rasa, gue gak bisa jalanin, walaupun sekedar Mencoba." Jawab Diska tegas,
Diska melirik kearah El dan El memalingkan wajahnya, memetik kembali senar gitarnya.
Airin datang bersama Bima.
"Kenapa Dis?" Tanya Airin lalu menatap sinis Mario.
"Gak apa apa Rin." Jawab Diska.
"Dia ganggu lo?" Tanya Bima ke Diska sambil menunjuk Mario.
"Engga Kok Bim." Jawab Diska, ia enggan masalah ini menjadi rumit dan panjang.
Tanpa kata, Mario pergi meninggalkan kelas Diska.
"Mario ngapain kesini Dis?" Tanya Airin penasaran setelah Mario benar-benar keluar dari kelasnya.
"Dia nembak gue." Jawab Diska jujur.
"Disini?" Tanya Airin heran.
"Iya." Jawab Diska singkat.
"Terus lo terima?" Tanya Bima yang ikut penasaran juga.
"Enggalah, gue gak ada perasaan sama dia." Jawab Diska.
"Tiap cowok yang nembak lo, napa slalu lo tolak Dis? Lo suka yang gimana sih?" Tanya Bima lagi.
"Gue belom kepikiran pacaran Bim, takut sakit hati." Jawab Diska sambil tertawa kecil.
El Menoleh kearah Diska, Diska melihat El yang sedang melihatnya, pandangan mereka bertemu kemudian El memalingkan wajahnya kembali dan El Bermain Gitar Lagi.
"Diska ini susah banget jatuh cintanya, Bim." Kata Airin ke Bima.
"Iya gak kaya lo, bucin sama si Bima." Ledek Diska sambil mentoyor kepala Airin.
"Si El juga susah banget jatuh cinta, sama kali takut sakit hati juga." Celetuk Bima lalu mendapat tatapan tajam dari El.
Diska melihat El dari belakang. Entah mengapa hatinya slalu bergetar hanya dengan melihatnya saja.
Rizki dan Ryan datang sebelum bel berbunyi, mereka menghampiri Bima yang sedang mengobrol bersama Diska dan Airin.
"Widih sukses nih PDKT nya." Ucap Bima.
"Belom klik ah." Jawab Ryan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"Yang klik yang gimana?" Tanya Airin.
Ryan hanya mengerdikan bahunya.
"Eh studio penuh, gak bisa latihan hari ini." Kata Rizki memberi informasi.
Pasalnya, mereka memang berencana akan latihan musik di studio langganannya hari ini, namun saat Rizki ingin menyewa lewat telpon, ia diberi tahu bahwa hari ini sudah full yang menyewanya.
"Main ke rumah Airin aja." Ajak Bima.
"Yah elo mau pacaran minta di anterin." Ledek Ryan.
"Ayolah gue pengen ke rumah Airin nih." Ajak Bima penuh rayu kepada teman-temannya.
"Dis ikut ya, biar nyokap gue gak nanya macem macem kenapa cowo semua yang dateng." Bujuk Airin ke Diska.
"Lah gue gak mau nemenin lo pacaran Rin." Jawab Diska seakan menolak.
"Ayolah Dis, please." Bujuk Bima.
"Nanti gue teraktir pizza deh di rumah Airin." Bujuk Bima ke teman-temannya lagi.
"Asik kalo begitu." Jawab Ryan lalu mengajak tos pada Rizki.
"Oke." Jawab Diska dan Rizki bersamaan.
Bima memang orang tajir di sekolahnya,
Bima sangat royal terhadap teman-temannya,
Airin adalah pacar pertama Bima dan Bima slalu memanjakan Airin.
.
.
Hai readers yang sudah mampir, jangan lupa like, koment dan votenya ya.
Terimakasih. 😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!