NovelToon NovelToon

Ansell The Rental Girl

BAB 1. PROLOG

BAB 1. PROLOG

Pengenalan Karakter Tokoh.

ANSELL METIN

Gadis muda yang cantik jelita dan bertubuh seksi. Bekerja sebagai pelayan cafe, karena usaha keluarganya mengalami kebangkrutan. Semenjak kedua orang tuanya meninggal akibat serangan jantung tiba-tiba . Ansell menjadi tulang punggung keluarganya. Ansell hidup bersama nenek Esme, kakak laki-lakinya Demir, dan adik perempuannya Eilaria.

Pada dasarnya keluarga Metin yang kaya, menjadikan Demir selalu hidup mewah. Namun setelah terjadi kebangkrutan, Demir menjadi penjudi dan mempunyai hutang yang teramat banyak pada Tuan Kiral. Tuan Kiral adalah bos besar mafia di Club malam HOT.

Demi bisa terbebas dari hutang Tuan Kiral, Demir menyewakan Ansell untuk dijadikan istri sewaan Tuan Kiral.

Sesuai dengan namanya, Ansell gadis pekerja keras yang mampu mengerjakan segala sesuatu dengan sempurna dan selalu berkorban. Meskipun sikapnya sedikit arogan.

Namun takdir berkata lain. Ibarat kata seperti dua dunia yang berbeda, tapi dipertemukan oleh waktu. Ansell harus mematuhi aturan yang dibuat oleh seorang Nyonya besar yang menyewanya. Demi membebaskan adiknya dan kakak laki-lakinya dari Tuan Kiral. Tanpa diketahui siapa calon tuannya Ansell.

ALTAN YAKUZ

CEO muda yang sangat terkenal di bidang perusahaan sepatu. Pria yang gagah dan berkarismatik, yang sangat diidolakan kaum hawa. Para pebisnis berlomba-lomba mendekatkan anak gadisnya untuk dijadikan istri Altan dan menjadi bagian dari keluarga Yakuz Axton.

Altan termasuk pria yang terkenal pendiam, serius, pekerja keras, tapi juga selalu mementingkan diri sendiri dan keras kepala.

Berdasarkan gosip yang beredar luas di dunia entertainment. Sosok Altan sedang diburu oleh seluruh pengambil berita di setiap stasiun TV.  Karena isu terheboh bahwa Presdir Altan Yakuz akan segera menikah dengan pujaan hatinya. Namun sampai saat ini belum diketahui siapa wanita beruntung yang akan menjadi Nyonya besar keluarga Yakuz Axton.

Pemberitaan itu sengaja dibuat oleh Bibi tirinya. Bibi tirinya yang gila akan harta kekayaan tidak mau tercoret dari salah satu pewaris kekayaan Yakuz Axton, membuat segala upaya untuk dapat mencarikan jodoh Altan.

Meskipun sudah empat kali Bibi tirinya mencoba mempertemukan Altan dengan gadis-gadis bayarannya. Namun semuanya gagal, tak ada satu gadis pun yang Altan temui.

Tapi sepertinya keajaiban berkata lain.

...****************...

"Selamat pagi, Mr. Presdir,"

Hampir seluruh karyawan menyapa kedatangan sang Presdir. Dengan sikap tenang dan berkarismatik Altan hanya membalas senyum samar kepada karyawan yang menyapanya sepanjang jalan.

Setibanya di ruang kerjanya, Altan duduk dan mulai membuka laptop di atas meja kerjanya. Untuk memulai aktifitas.

Seorang sekretaris datang dengan begitu centil. Mengenakan Mini dress di atas lutut, tanpa lengan dengan corak garis asimetris berwarna-warni cerah. Dipadan heels tinggi sepuluh sentimeter berwarna merah menyala. Tubuh kurus tinggi putih seperti model, mulai berjalan mendekat dengan gaya seksi dan menggoda. Kemudian, duduk di kursi berhadapan dengan Altan dengan kaki menyilang. Memperlihatkan pahanya yang mulus. Sekretaris yang bernama Jennyfer itu mulai membacakan jadwal hari ini untuk Mr Presdir.

"Presdir, hari ini kita akan menemui client dari Paris," Jenny memandang genit Presdir.

"Menurut mereka konsep kerja kita tertata rapi," berlaga membetulkan bagian atas dressnya, sambil tersenyum menggoda.

"Dan Anda akan menerima panggilan konferensi pers dengan pihak Mr. Bruck dan para rekannya."

Dengan sedikit menggoda Jenny mulai merayu presdir, "Anda tampan sekali hari ini Mr."

Altan hanya tersenyum datar membalas ucapan Jenny, "Hormati pekerjaan Anda, Mrs. Jennyfer."

"Baik Presdir, saya permisi" Jenny berjalan keluar ruangan presdir dengan gaya yang dibuat seseksi mungkin , berharap sang presdir tergoda.

...----------------...

Di ruang televisi Nyonya Ivy dan Tuan Osgur duduk bersebelahan di sofa panjang. Mereka sedang berbincang membahas Altan dan Tuan Yakuz Axton.

"Ini sudah satu bulan kita berusaha mempertemukan Altan dengan gadis-gadis yang kita bayar."

"Tapi...tak ada satu gadis pun yang Altan temui."

"Kau tahu kan sifat keras kepala Altan, sama persis dengan ayahnya."

Tutur Nyonya Ivy dengan sedikit geram, merasa akan sangat sulit mendapatkan gadis yang bisa memikat Altan.

Tuan Osgur juga tampak sedang berpikir keras sambil memijat keningnya berkali-kali. Gadis manalagi yang akan dipilihnya untuk menjadi gadis bayaran agar Altan terpikat.

" Bagaimana kalau hari ini Tuan Yakuz datang dan menagih janji kita?"

Ucapan Nyonya Ivy semakin membuat Tuan Osgur panik dan sedikit tertekan. Mereka tidak mau kalau harus menjadi gelandangan.

Suara ketukan pintu membuat keduanya saling berpandangan. Menebak kalau yang berkunjung pagi ini adalah Tuan Yakuz. Keduanya sangat gugup.

Tak lama Nur pelayan rumah Nyonya Ivy, membukakan pintu. Dan muncullah sosok sang Tuan besar Yakuz Axton.

Nur memberitahukan kedatangan Tuan Yakuz. Nyonya Ivy dan Tuan Osgur semakin panik mendengar kedatangan Tuan Yakuz. Mereka bergegas ke depan menyambut Tuan Yakuz.  Sambil berpura-pura tersenyum ramah kepada Tuan Yakuz, Nyonya Ivy mempersilahkan Tuan Yakuz masuk.

Di meja makan, Nur mempersiapkan sarapan pagi untuk majikannya dan Tuan besar Yakuz.

Sambil menyantap sarapan, Tuan Yakuz langsung berbicara pada pokok permasalahan alasannya datang. Yang tak lain adalah memberikan perintah peringatan kepada Ivy dan Osgur, karena sampai saat ini belum ada tanda keberhasilan.

"Saya beri waktu enam bulan. Kalau sampai dalam waktu enam bulan Altan belum juga menikah, sudah kupastikan kalian akan saya coret dari ahli waris keluarga Axton!"

DUARRR!

Bagai sambaran petir peringatan keras sang Kakak Tiri membuat Nyonya Ivy dan Tuan Osgur gelanggapan. Menelan ludahnya berkali-kali. Mereka harus memutar otak secepat kilat, agar bisa mempertemukan Altan dengan seorang gadis hari ini juga. Sifat gila akan harta kekayaan membuat Nyonya Ivy dan Tuan Osgur menghalalkan berbagai cara.

...----------------...

Pukul sepuluh Nyonya Ivy dan Tuan Osgur bertekad untuk menemui Altan di Perusahaan Axton. Dengan gaya elegan Nyonya Ivy dan Tuan Osgur masuk ke ruang kerja Presdir Axton.

Tak sengaja Nyonya Ivy dan Tuan Osgur bertemu dengan Jenny. Sekretaris Altan.

"Hallo Nyonya Ivy, Tuan Osgur. Senang bertemu kembali."

Dengan gaya sok centil dan manja Nona Jenny menyapa .

"Nona Jenny kau cantik sekali."

"Bagaimana tugas yang kuberikan?"

Nyonya Ivy berbicara dengan gaya elegan dan lembut, mencoba mencerminkan sikap kalangan atas keluarga  Axton.

"Terima Kasih Nyonya, maaf keponakan Anda masih belum bisa terpikat oleh saya."

"Tapi saya akan terus berusaha."

"Anda akan menemui Mr Altan Nyonya? Silahkan beliau sedang tidak begitu sibuk pagi ini."

Ucap Jenny seraya membimbing Nyonya Ivy dan Tuan Osgur keruangan Altan. Mata genit Osgur mulai melancarkan aksinya, berkali-kali mengerlingkan matanya ke arah Jenny ketika berbicara dan menatapnya.

Melihat Altan yang sedikit tidak sibuk, Nyonya Ivy langsung menghamburkan pelukan hangat penuh arti.

"Hallo Altan sayang. Nanti saat makan siang temui anak teman Bibi ya, di Cafe Our Taste."

"Dia cantik pintar menawan dan seksi, tadi pagi Ayah kamu sudah memberikan mandat buat Bibi."

" Jangan sampai kamu tidak menemuinya! Di meja nomor tujuh."

"Namanya Janne, ingat ya JANNE!"

Altan hanya menyeringai tipis atas penuturan dari bibinya.

Altan sudah menduga, pasti kedatangan bibinya hanya untuk mencarikan jodoh buatnya. 

"Dasar wanita gila harta"

Altan sudah tau selama ini bibinya membayar banyak wanita hanya untuk bisa Altan temui. Altan sengaja membayar mata-mata untuk terus memantau sang bibi.

Untuk mengelabui bibinya Altan mengiyakan tawaran bibinya. Tapi entah kenapa siang nanti Altan ingin menemui gadis bayaran sang bibi.

.

.

.

Awal mula akan muncul. selamat membaca😊

BAB 2. AWAL MULA

BAB 2. Awal Mula

Cafe Our Taste

Seorang gadis bertubuh seksi sedang duduk dengan anggun di kursi nomor tujuh. Mengenakan Mini dress selutut warna hitam menyala yang begitu ketat. Menonjolkan sisi tubuh bagian atasnya. Kaki jenjang putih mulus dengan heels sepuluh sentimeter berwarna hitam senada dengan Mini dress yang dikenakannya. Rambut curly sampai punggungnya yang berwarna cokelat nude. Wajah bentuk oval bermata bulat dan kulit muka yang begitu bening. Sungguh gadis yang sempurna.

Tuan Altan berjalan mendekat ke meja nomor tujuh. Dengan langkah gagah yang berkarismatik menjadikan hampir semua pengunjung cafe berdecak kagum.

"Halo Tuan Altan Yakuz, saya Janne."

Gadis itu mengulurkan tangannya menyambut kedatangan Altan yang begitu menjadi pusat perhatian. Altan membalas uluran tangan Nona Janne sambil tersenyum ramah.

"Senang bertemu dengan Anda Nona Janne." Tersenyum tipis, "Sudah menunggu lama?"

"Belum Tuan Altan, saya juga baru sampai." tutur Janne dengan nada sedikit menggoda.

Altan tersenyum mendengar tuturan basa-basi dari Janne.

"Ternyata wanita ini sama saja, tak jauh berbeda dari bibiku. Gila harta dan ketenaran.

 Altan langsung berbicara pada intinya, "Apa tujuan Anda Nona Janne?"

"Saya hanya ingin mengenal lebih dekat dengan Anda Tuan Altan Yakuz. Banyak isu yang beredar bahwa Anda akan segera menikah. Namun belum jelas siapa calon Anda Tuan, jadi Nyonya Ivy mengenalkan Anda kepada saya."

Nona Janne tanpa basa basi lagi berucap, setelah melihat dengan langsung bagaimana karisma dari seorang Presdir Altan Yakuz. Sungguh sempurna, benar saja banyak kalangan papan atas yang berlomba mendekatkan anak gadisnya untuk menikah dengan pewaris tunggal keluarga Yakuz Axton.

Di sisi lain dari arah depan cafe muncul seorang gadis cantik jelita. Mengenakan kemeja biru laut, celana jeans ketat dan sepatu tali warna putih. Di bagian pinggangnya melingkar jaket. Gadis yang bisa dilihat sederhana, namun mempunyai tubuh seksi yang tertutup. Bentuk muka bulat, mata bening, hidung mancung, bibir ranum seksi. Berlari cepat dan tergesah-gesah, takut terlambat masuk sift siangnya.

"Ansell!"

"Kamu baru datang! Sudah jam berapa ini!"

Seru seorang bertubuh tinggi tegap dengan jas warna navy sambil berkaca pinggang menghadang Ansell. Pria ini tak lain adalah pemilik Cafe Our Taste Manager Ansell. Ansell langsung menghentikan larinya.

"Iya Mr. Harry, maaf saya terlambat. Tadi sedikit ada masalah di rumah."

"Saya akan langsung berganti pakaian."

Jawab Ansell yang langsung buru-buru masuk ke dalam cafe hendak menuju ruang khusus pelayan cafe.

Dari arah dalam cafe tak sengaja Altan melihat gadis yang baru masuk ke dalam cafe dengan terburu-buru. Akal cerdiknya bekerja sempurna, untuk menggagalkan rencana Bibi Ivy.

Altan langsung berdiri setelah melihat gadis itu mulai mendekat. Tanpa berpikir panjang Altan melangkahkan kakinya mendekat ke Ansell. Lalu kedua tangannya menangkup muka Ansell mencium paksa bibir Ansell. Ansell yang kaget dengan serangan ciuman tiba-tiba dari laki-laki yang tak dikenalnya langsung mendorong keras tubuh lelaki itu, namun Altan malah menarik pinggul Ansell sehingga keduanya semakin rapat. Kemarahan Ansell memuncak, dengan keras menggerakan seluruh energi untuk mendorong tubuh Altan dan melayangkan tamparan keras ke pipi Altan.

PLAK!

Hampir semua pengunjung melongo dibuat tercengang dengan ulah arogan Ansell. Begitu pula Nona Janne yang langsung berdiri tercengang melihat ada gadis yang dengan kurang ajar menampar seorang Altan Yakuz.

Dari arah depan sang Manajer pemilik cafe yang melihat aksi Ansell, langsung masuk dan menarik tangan Ansell paksa. Sambil membungkukan badan memohon maaf atas kekurang ajaran karyawannya.

"Maaf Tuan Altan, atas sikap kurang ajar karyawan kami."

"Hey, kenapa Mr meminta maaf. Tuan ini sangat tidak sopan." ucap keras Ansell dengan raut wajah penuh kemarahan.

"Baby..aku ini kekasihmu. Apa kau malu membongkar jati dirimu di depan umum?"

Tutur Altan dengan begitu gampangnya. Membuat seluruh pengunjung cafe yang teramat ramai menjadi sunyi suara. Begitu juga Manajer Harry dan para pelayan lainnya .Hanya kilatan-kilatan cahaya kamera yang sedari tadi mengambil gambar Presdir Altan Yakuz yang mencium seorang gadis dan mengatakan kalau gadis itu kekasihnya.

Berita itu langsung tersebar luas di dunia maya, dengan banyak opini . Bahwa gadis itulah calon Nyonya besar keluarga Yakuz Axton. Ada juga yang menulis opini bahwa gadis itu gadis simpanan. Dan masih banyak lagi opini-opini publik yang bertebaran.

 

...----------------...

        Ruang Khusus Pelayan Cafe

"Ansell, kenapa kamu tidak bilang kalau kamu kekasih Tuan Altan Yakuz"

Ucap Sefa kepada Ansell yang sedang mengenakan celemek khusus pelayan dengan raut penuh kegelisahan. Sefa adalah teman dekat Ansell di tempatnya bekerja selama ini.

Dari arah depan ruangan masuk Manager Harry yang membuat Sefa dan Ansell langsung menatap ke arah sang Manager.

Sang manager menatap gerah ke Ansell.

"Ansell, kau sungguh keterlaluan! Beraninya menampar Tuan Altan Yakuz."

"Saya hanya reflek Mr, pria itu tadi langsung mencium saya. Sedangkan saya tidak mengenalnya." Dengan penuh emosi Ansell menjawab lantang ucapan Manager Harry.

"Kamu bilang kamu tidak mengenalnya. Cih! Perempuan macam apa kamu ini. Sudah jelas-jelas Tuan Altan Yakuz mengatakan kalau kamu kekasihnya."  Dengan mendecih geram Mr Harry berbicara sambil memukul pintu lemari loker Ansell.

"Bukankah kalau sepasang kekasih itu sudah terbiasa berciuman."

Amarah yang sudah meninggi membuat Ansell yang tadinya sudah mengenakan celemek di tubuhnya. Secara paksa menarik kembali celemek tersebut, lalu melemparkan celemek itu ke lemari lokernya.

"Tapi Tuan Altan Yakuz mencium paksa saya di hadapan para pengunjung Mr, itu sungguh keterlaluan."

Ansell menatap gerah kepada Mr Harry, dan berlalu begitu saja meninggalkan Mr Harry.

"Dasar gadis arogan. Kalau bukan karena kamu kekasih Tuan Altan Yakuz, sudah ku pastikan kamu dipecat hari ini juga!"

"Kalau kamu mau keluar hari ini, keluarlah dengan sesuka hatimu. Saya akan sangat senang."

Tutur sang Mr Harry begitu keras dan memukul berkali-kali lemari loker khusus para karyawan. Sefa hanya bisa melongo kaget  melihat Ansell dengan arogannya membantah Manager Harry.

Ansell berjalan menuju cafe kecil milik sahabatnya. Sepanjang jalan Ansell berbicara sendiri  meluapkan rasa kesalnya . Menendang udara berkali-kali.

"Beraninya kau mencuri ciuman pertamaku dengan paksaan! Brengsek, Brengsek!"

"Aaaaa….. ingin ku putar waktu, akan ku tendang berkali-kali. Kupukuli sampai kau babak belur!"

"Dasar pria mesum!"

"Awas saja! Kalau sampai aku bertemu denganmu lagi, kupatahkan mahkota kejantananmu! Sialan!"

...----------------...

Di sudut ruangan cafe kalangan atas Nyonya Ivy menggebrak meja dengan keras. Mendengar informasi dari mata-matanya.

"Gagal lagi!"

"Dasar kamu tidak becus!"

Orang suruhan Nyonya Ivy tertunduk pasrah. Namun sesaat kemudian menegakan kepala.

"Maaf Nyonya, kegagalan tadi disebabkan Tuan Altan mencium seorang gadis lain di cafe."

Mata Nyonya Ivy membulat, begitu terkejut akan fakta baru yang diucapkan suruhannya. Bagaimana mungkin Altan berani mencium seorang gadis di depan umum.

"Kau ikuti terus gadis itu. Cari tahu semua informasi tentangnya."

"Siap Nyonya!"ucap tegas orang suruhan Nyonya Ivy.

...----------------...

Cafe Karim

"Ansell kau tidak bekerja." ucap Karim saat melihat Ansell datang di siang hari ke cafe kecil miliknya.

"Tidak."

"Tolong aku, carikan aku pekerjaan. Aku dipecat dari Cafe Our Taste." Ucap Ansell sembari duduk di kursi depan cafe.

"Kau kenapa?" Karim mendekat dan duduk di samping Ansell, "Ada masalah?"

"Carikan saja, tadi aku bertengkar dengan Manager."

Karim menggelengkan kepala mendengar penuturan Ansell. "Gadis ini tak henti-hentinya membuat onar."

Ansell beranjak dari duduknya, dan berjalan pergi meninggalkan Karim.

"Kau mau kemana!" Teriak Karim.

"Pulang!" Jawab Ansell sambil terus berjalan.

...----------------...

Seorang nenek tua berambut putih yang tertutup oleh mahromah. Banyak sekali guratan halus dan kasar di seluruh tubuhnya yang menandakan usia yang sudah menua. Terlihat sedang menangis sendiri di kursi lusuh ruang tamu. Matanya bermanik biru pucat yang berair sedikit, karena berkali-kaki diusapnya dengan telapak tangan.

.

.

.

Awal kisah akan muncul 😊

Selamat membaca.

BAB 3. AWAL KISAH

BAB 3. Awal Kisah.

"Kenapa?" Ucapnya sambil mendekat dan duduk di samping Nenek Esme.

"Ansell...Demir membawa Eilaria pergi."

Tutur nenek Esme sambil terus menangis mengusap kedua matanya yang sudah berkerut karena menua.

"Dibawa kemana Eilaria?"

"Nenek tidak tahu." Terus mengusap kedua matanya dengan menahan isakan.

...****************...

Ansell berlari menyusuri setiap jalan sekitar rumahnya, sampai jalan umum. Ansell terus mencari keberadaan Demir dan Eilaria, hingga senja menjelang.

Ansell berjalan pelan ketika melihat segerombolan orang sedang memukuli pemuda.

Ada dua orang yang sedang memegangi tangan pemuda, dan satu orang yang memukuli pemuda tersebut. Di sisi kirinya ada dua orang juga yang menjagal gadis kecil, sedangkan yang terlihat seperti Boss dari kawanan itu terlihat sedang menelpon seseorang.

Ansell berjalan pelan mendekat ke arah gerombolan orang itu.

Sampai ketika sudah dekat, Ansell langsung berlari setelah mengetahui bahwa pria yang sedang dikeroyok adalah Demir.

"HENTIKAN!"

Ansell langsung melompat naik ke atas punggung bos pengeroyok yang bertubuh gempal. Ansell menggigit keras bahu sang Boss yang sedang bertelepon.

"Aaaa.... ****! Gadis liar. Turun kau dari punggungku." terus menggerakkan tubuhnya agar Ansell dapat terlepas.

Namun Ansell terus saja menggigit bahu Boss dan dengan kedua lengan tangannya menjerat leher Boss bertubuh gempal.

"Aaaaaa.... sakit. Cepat turunkan gadis liar ini!" Perintah sang Boss kepada anak buahnya.

Anak buah yang tadi sedang memukuli Demir bergegas menarik Ansell agar turun dari tubuh sang Boss.

"Hei, Mau apa kalian. Kenapa memukuli Demir."

Teriak Ansell sambil terus meronta berusaha melepaskan diri dari cengkraman anak buah Boss gempal.

"Lepaskan adikku." Teriak Demir ketika melihat Ansell sedang meronta menendang udara dan berteriak.

"Oh...ternyata ini Nona Ansell."

"Beruntung sekali saya bisa langsung menemui Anda, Nona manis."

Sang  Boss berjalan mendekati Ansell. Mencengkram pipi mulus Ansell dengan satu tangan bertelapak besar.

"Nona...Demir itu berhutang banyak pada Boss Besar Tuan Kiral. Jika Nona ingin Demir dan adik Nona selamat, datanglah ke club besok malam."

"Berapa hutang Demir." Ucap Ansell dengan kata yang sedikit tak jelas.

"350.000 Lira."

Sambil melepas cengkraman di pipi mulus Ansell, lalu berbalik menuju mobil. Keempat anak buahnya menarik paksa Demir dan Eilaria masuk mobil.

Sementara Ansell masih dicengkram oleh satu anak buah.

"Kakak dan adik Nona sementara kami sandra, sampai Nona datang," Sahutnya lagi lalu masuk ke mobil bagian depan.

"Ansell."

"Kakak,"

Teriak Demir dan Eilaria ketika sudah berada di dalam mobil.

Ansell dilepaskan oleh anak buah yang tadi mencengkram kedua tangannya. Kemudian sang anak buah berjalan masuk ke mobil.

"Sial kau Demir. Kenapa membawa Eilaria ke masalah seperti ini."

Ansell mengepalkan kedua tangannya geram.

Waktu sudah menunjukan malam. Sinar terang lampu-lampu kota berkedip indah. Kota yang selalu ramai dengan orang yang berjalan lalu lalang. Menikmati jajanan yang tersaji di gerobak penjual. Aroma aneka makanan terhirup kuat. Angin malam yang membawa aroma lezat membuat para pejalan menghampiri setiap gerobak yang tertata rapi. Sungguh pemandangan malam suatu kota yang indah.

Orang yang berlalu lalang pun terlihat saling acuh. Mungkin karena mereka tidak saling kenal dan tidak mau tahu urusan pengguna jalan yang lain.

...----------------...

Di sudut ruang baca Altan sedang bercakap dengan ayahnya . Dengan ditemani aroma teh hangat campur madu dan satu cangkir coffe karamel.

"Altan.. sudah waktunya kamu menikah,"

"Mau menunggu berapa lama lagi?"

"Apa sampai ayahmu ini telah tiada baru kamu mau menikah."

Ucap Tuan Yakuz dengan sambil membaca buku dan meminum teh bercampur madu yang hangat.

"Untuk saat ini biarkan saya masih menjadi seekor burung yang bisa terbang bebas."

"Saya ingin menikmati waktu dengan bekerja keras."

"Setelah itu baru berpikir ke arah lain."

Jawab Altan sambil bersandar di sandaran kursi yang  ia duduki lalu menatap langit-langit dengan pikiran yang tertuju pada gadis yang tadi siang Altan cium paksa.

"Ayah hanya menginginkan penerus keluarga Yakuz Axton," imbuhnya lagi tanpa basa basi. Bagi Yakuz Axton, melihat putra tunggalnya sudah menikah dan mempunyai anak adalah kebahagiaan yang sempurna.

...----------------...

Di bangku pinggir jalan Ansell duduk seorang diri. Melihat hamparan lautan pinggir kota, cahaya dari kapal-kapal pesiar sewaan ataupun kapal pribadi dari pemiliknya menambah banyak warna yang terpancar dari air laut. Gelombang kecil akibat terpaan angin  menjadikan suara hiruk pikuk percikan air yang menabrak kapal kecil di pinggiran.

Ansell termenung memikirkan cara agar Demir dan Eilaria bisa terbebas. 

"Apakah dengan membayar seluruh hutang bisa membebaskan Demir dan Eilaria. Tapi, uang dari mana?"

Ansell dibuat bingung dengan argumennya sendiri.

"Mencari uang 350.000 lira dalam waktu sehari? Mustahil! Sangat konyol,itu tidak mampu dilakukan. Kenapa Demir menanggungkan beban hutang begitu sangat banyak!"

Ansell memejamkan kedua matanya sambil bersender di senderan bangku yang didudukinya. Tangannya melipat di atas dada. Udara angin laut malam sampai menusuk masuk hingga terasa menyentuh kulitnya .

...----------------...

Sinar lampu malam telah menghilang. Kehidupan baru menyambut pagi yang cerah. Namun berbeda dengan suasana hati Ansell. Pagi ini Ansell pergi ke Cafe Karim, berhubung dirinya sudah tak bekerja di Cafe Our Taste akibat tragedi kemarin.

"Ada apa kau kesini pagi-pagi?"

Karim berucap sambil terus membersihkan meja cafe, cafe yang baru saja dibuka.

"Aku butuh bantuanmu." mendekat ke meja yang sedang dibersihkan Karim.

Karim beralih menatap Ansell, menggeser kursi untuk didudukinya. "Apa?"

"Aku butuh uang 350.000 lira untuk menebus Eilaria dan Demir." Menarik kursi di sebelah kursi yang diduduki Karim, dan mendudukan dirinya.

"Apa kau gila, kau tau sendiri kan cafe ku ini cafe kecil, omset cafe ku juga masih kecil." Tangannya sambil terus membersihkan meja di hadapannya.

Ansell menjatuhkan kepalanya di atas meja yang sedang dibersihkan Karim. Pikirannya sungguh rumit. Terdengar suara ponselnya bergetar, Ansell mengangkat kembali kepalanya. Beralih mengambil ponsel dari dalam saku celana. Berpikir kalau pesan masuk itu dari bos Kiral.

Beberapa saat kemudian...

Ansell duduk di bangku yang semalam ia duduki. Sambil menunggu seseorang yang mengirim pesan singkat tadi kepadanya.

Dari arah samping Ansell, datang wanita bertubuh sedikit gempal. Mengenakan Mini dress warna krem polos, dengan heels sepuluh sentimeter warna senada dengan Mini dressnya. Membawa tas kecil bling-bling. Mendudukan diri di samping Ansell dengan begitu anggun dan berkelas.

"Aku bisa membantu Anda Nona manis. Asalkan kamu mau bekerja sama denganku."

Ansell menatap ragu. "Kerjasama?"

"Ya... kamu cukup menjalankan seluruh aturan yang kubuat."

"Maksud Nyonya?" Ucap Ansell ragu.

"Aku menyewa jasamu Nona manis, sebagai imbalannya...."

Sang Nyonya menuliskan nominal yang besar di sebuah cek, lalu memberikannya kepada Ansell.

"Terimalah, dan bekerjasama dengan ku. Hidupmu akan membaik. Jangan sia-siakan kesempatan."

Nyonya tersebut menyodorkan kartu nama miliknya,  sebuah kunci rumah dan kertas alamat rumah. Lalu berjalan meninggalkan Ansell yang masih sedikit berpikir.

"Apakah aku harus menerima tawaran ini dan membebaskan Demir serta Eilaria. Tapi pasti harga diriku akan jatuh di hadapannya, dan siapa Tuan ku?. ah... sudahlah asalkan Demir dan Eilaria bisa terbebas apapun akan ku lakukan."

.

.

.

.

Takdir yang akan membawa Ansell ke kehidupan baru yang membuatnya terjerat. Ikuti terus perjalanan Ansell.

selamat membaca.😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!