Bismillah...
Kenalan dulu yuk sama beberapa tokoh yang akan ada di novel Uncle Mafia, SUAMIKU!😙
🍒 Marco Smith Robert, Umur 30 tahun. Mungkin Tampan dan kuat adalah dua hal yang akan kalian simpulkan jika melihat nya.
Namun sayang, sikap kejam dan otoriter membuatnya di takuti bahkan disegani. Di hidupnya, tak ada kata Maaf!
Hidup di dunia hitam adalah pilihan nya, meski Papanya sering mendesak untuk ia menjadi CEO Garuda Grup perusahaan yang bergerak di bidang makanan ringan. Baginya, itu adalah pekerjaan yang sangat memuakkan dengan senyum palsu yang terus di umbar.
🍒 Pitter Alexander, 27 Tahun. Tak jauh berbeda, ia juga sama dengan bos gilanya. Kesetiaan nya tak perlu di ragukan lagi. Sangat setia.
🍒 Alfiana Nana, 15 Tahun. Hidupnya penuh kesederhanaan, bahkan perjuangan. Bekerja keras paruh baya untuk menghidupi dirinya demi melanjutkan sekolah. Baik dan penyabar.
Manusia hidup untuk saling tolong menolong bukan? Hingga suatu hari ia menolong seseorang, bukan kebaikan yang ia dapat dari sang kuasa, namun tuduhan dari manusia kejam hingga dirinya terjerat dalam belenggu rantai tak kasat mata dari bos mafia itu.
Penyiksaan adalah hal biasa yang harus Nana terima.
🍒 Jessica, model cantik yang sangat di kagumi oleh para kaum Adam. Namun seribu sayang hatinya tertaut pada sosok Wilson yang hanya memanfaatkan nya saja.
Dan dirinya juga mendapat julukan wanita penghangat ranjang untuk Tuan Marco!
🍒 Louis, ketua Mafia "Rajawali" usianya masih sangat muda yakni 25 tahun. Baginya, Marco adalah Rival bisnis yang harus di hancurkan.
Hingga di hadapan kan pada kenyataan pahit, bahwa Marco adalah kakak kandung nya.
Namun rasa itu kian menggebu untuk membunuh sang kakak.
🍒 Wilson, lelaki tak tau diri. sangat licik, baginya tak ada yang berharga di dunia ini. Termasuk Jessica, gadis yang ia jerumus kan dalam lingkar hiruk priuk dunia Mafia.
...Happy Reading...
...🍒🍒🍒🍒🍒...
"Hahahahaha...." Tawa Marco menggema memenuhi ruangan club malam hari ini.
Bangga terhadap dirinya sendiri yang bisa meraup keuntungan milyaran rupiah akibat perdagangan narkoba yang ia lakukan.
Marco Smith Robert, usianya 30 tahun. Namun kekejaman nya bagai iblis berwujud manusia, sangat kejam dengan penuh kelicikan.
Apapun cara akan di tempuh demi meraih kemenangan, tak ada yang boleh gagal dalam menjalan kan misinya.
Jika gagal? Kematian adalah hal baik untuk membayar lunas atas otak dungu yang di miliknya.
"Pitter! Panggilkan Jesicca untukku!" Pintanya acuh dengan senyum licik tersunging.
Jesicca, Wanita malam penghangat ranjang yang khusus di peruntukan bagi Marco. Jika kalian bertanya dia hanya seorang pelayan club? atau penari? atau Dj club? Jawaban nya adalah No! Itu salah besar.
Nyatanya Jesicca adalah seorang model terkenal dengan tatanan tubuh yang proporsional, kulit putih tubuh langsing dada besar. Kaum adam hanya bisa menelan ludah nya dengan kasar.
Tak ada yang boleh menyentuh wanita malam milik sang bos Mafia.
Cinta? Kata itu terlalu bodoh. Marco tak percaya dengan cinta, ia hanya pria yang menginginkan wanita satu malam tanpa mau repot dengan segala tingkah menjengkelkan.
"Baik tuan!" Ujar Pitter Sopan.
Sosok Pittter yang begitu setia dan sudah mengabdi dalam hidup Marco selama 10 tahun lebih, pria ini sama kejamnya dengan Marco. Apapun yang mempersulit dirinya dalam menjalankan misi maka, bunuh adalah jalan tempuh tercepat untuk menyelesaikan.
"Apa anda sudah siap tuan!" Tanya Jesicca, tangannya sangat nakal menarik dan mempermainkan dasi di tubuh Marco. terlepas hingga teronggok di bawah tak berguna.
Tuan? Meski Jesicca adalah seorang model dia tetap budak bagi Marco tak ada hal yang berharga dalam dirinya.
Tapi berbeda dengan Jesicca, ia mencintai Marco dan menginginkan Marco menjadi miliknya seutuhnya.
Dunia model tak seindah yang kalian bayangkan, banyak para pesaing yang mencoba menjatuhkan dirinya. Disini fungsi menjadi wanita malam itu, tak ada siapapun yang berani bermain licik dengan Jesicca.
"Tunjukkan permainan terbaik mu Baby!" Jawab Marco dengan senyum licik.
"Selamat menikmati tuan!" Ujarnya.
Dan terjadilah,
"Kau selalu hebat dan aku bangga akan stamina mu Tuan!" Ucap Jesicca bangga, nyatanya bukan Marco yang di puaskan tapi Jesicca lah yang beruntung bisa menikmati permainan ini.
Pakaian ia kenakan! "Pitter akan mengirim uang nya di rekening mu esok hari!" Ujarnya sebelum melangkah pergi.
"Aku menunggu hari selanjutnya tuan!" Ucap Jessica sebelum kesadaran nya hilang karena permainan gila Marco yang menguras seluruh tubuhnya.
...******...
"Hoam!!!" Gadis kecil ini membuka matanya perlahan, jam masih menunjukkan pukul 4 dini hari pagi. Baru saja lulus dari sekolah menengah pertama, ia harus berjuang keras dengan kehidupan yang memaksa nya untuk dewasa.
anak yatim piatu yang tinggal di Panti Asuhan Cahaya Kasih. Gadis ini harus berjualan untuk mengumpulkan uang demi menyambung biaya sekolah nya.
Beasiswa? Sudah ia raih namun tetap saja seragam dan beberapa buku harus di belinya. Tak ada uang beasiswa untuk mensubsidi hal itu bukan?
"Sudah bangun nana?" Tanya Bi Siti,
Bibi Siti, pemilik panti asuhan yang merangkap menjadi pengurus. Wanita tua dengan umur yang sudah menginjak setengah abad. Namun ia masih tetap cekatan dalam mengurus semua keperluan yang dibutuhkan anak panti.
"hehehehe, iya Bi! Nana kan harus rajin gak boleh males-malesan." Ujarnya tersenyum.
Biaya? Hah! Belum sanggup Bi Siti menyekolahkan Nana sekedar sampai sekolah menengah akhir, masanya tengah sulit. Untuk makan dan kehidupan anak panti Bi Siti sangat bersyukur saat semuanya tak kekurangan.
Fajar menyingsing, Tas kecil plastik dan bakul nampan kayu ia bawa berkeliling kompleks depan di sebelah Panti itu berdiri.
"Kue, Kue!"
"Kue manis!"
"Masih anget-anget! Kue! Kue!" Ujarnya dengan suara yang cempreng menjajakan dagangnya berkeliling.
"Nana! Sini!" Panggil Ibu Lila, pelanggan setia Nana, kue nagasari dan kue putu menjadi andalan beliau saat membeli dagangan Nana.
"Emang Bi Lila tak bosan dengan kue ini!" Celetuk Nana jujur kala tangannya dengan cekatan memasukkan beberapa potong kue dalam kantung plastik seperti pesanan Bi Lila.
"Hehehehe, Kenapa? Nana tak suka jika Bibi Lila membelinya?"
"Bukan begitu, Nana sangat senang bi! Tapi apa bibi tak mau mencoba kue yang lain? Kue cucur misalnya!" Ujar Nana memasukkan 2 kue cucur sebagai bonus kedalam kantong Plastik.
"Ini uang nya Nana!" Ucap Bi Siti menyerahkan uang guna membayar,
Namun belum sempat Nana mengambil pengembalian Bi Lila selalu berucap "Ambil saja kembalian nya!" dengan tersenyum.
"Makasih Bi!" Ucap Nana bersyukur.
...💰💰💰💰...
Happy Reading guys.
Alkisah di mulai, semoga Author bisa memberikan yang terbaik ya❤ Amin
Beginilah orang berjualan, semua tak seperti yang di harapkan membawa pulang banyak uang dengan dagangan habis terjual.
Baiklah, meski jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, kue yang di bawa Nana masih tersisa separuh, lumayan banyak.
Karena jika ia memperhitungkan uang yang didapat ini hanya bisa menutup modal dan berjualan esok! Oke! Anggaplah Nana sekarang sedang berkeliling untuk berolahraga tak mendapatkan keuntungan secara finansial tapi mendapatkan keuntungan sehat secara fisik.
"Ini bu! Pak! Dimakan! Maaf Nana cuman punya ini!" Ujarnya tersenyum manis, membagikan setiap kue yang ia bawa kepada para pengemis, pengamen yang ada di pinggir jalan.
"Terimakasih Nona, anda sangat baik sekali! semoga Tuhan memberikan kebahagiaan yang tak ternilai untuk anda!" Begitu ungkapan, sangat tulus dari seseorang yang benar-benar membutuhkan dan tau cara arti menghargai.
Meski hidupnya sangat susah dan sengsara, tapi Bi Siti selalu mengajarkan kepada semua anak panti untuk bersedekah dan saling membantu.
"Bahwa sebagian rezeki yang kita terima, ada hak kaum fakir miskin di dalam rezeki itu!"
"Bagaimana sayang jualan nya?" Tanya Bi Siti saat melihat Nana baru pulang.
"Hah, sepi Bi, hanya terjual separuh! Yang separuh lagi sudah Nana bagikan ke pengemis dan pengamen pinggir jalan."
"Ya sudah tak apa! Namanya juga orang berjualan bukan?"
"Ah iya bi! Oh ya Nana udah sisain juga beberapa kue untuk adik-adik panti ini!" Ujar Nana.
"Simpan itu! kau mandilah dahulu!"
"Ah ya bi! Nana masuk dulu ya! Mau bersih-bersih udah gerah nih!" Ujarnya pamit masuk.
Gadis baik, sangat pekerja keras dan gak menyusahkan orang lain. Semoga kedepannya kelak kau akan di beri limpahan kebahagiaan Nana! Ujar Bi Siti menatap punggung Nana yang kian masuk dan menghilang.
...***********...
Derap langkah kakinya begitu tegas dalam berpijak pada bumi, Gagah dan sangat tampan.
Jam baru saja menunjukkan pukul 12 malam, ini adalah jam tercepat dia sampai di istana megah miliknya.
"Marco!" Panggil Robert, yang tak lain adalah Papanya, laki-laki paruh baya yang berpengaruh besar dalam membantuk karakter pada diri Marco hingga menyebabkan nya sekejam ini.
Tak ada kata sapaan, hanya menghentikan derap langkah kakinya.
"Pitter, kau boleh pulang! Tinggalkan aku sendiri!" Ujar Marco.
"Baik tuan! Saya permisi!" Ujar Pitter membungkukkan tubuhnya pergi.
"Ke ruang kerjaku Pa!"
"Sudah puas bermain dengan jalang mu?" Celetuk Papa Robert kala sudah mendudukkan dirinya berhadapan dengan sang putra. Percayalah, sebaiknya kamu menyimpan sesuatu pasti semua akan terbongkar.
Meski Marco adalah sosok yang begitu kejam, ingatlah. ada yang lebih dulu bergelut dalam dunia hitam yang tak lain Papanya. Sangat susah menyembunyikan apapun, Toh biarlah si tua bangka ini tau semuanya.
Aku pun masih bisa membiayai hidupku dan bergelimang dengan harta bukan? Pikirnya begitu.
"Kau sudah sukses dalam dunia hitam milikmu, Papa tak pernah sekali pun melarang mu untuk tak menyentuh bisnis haram itu! Tapi kau ingat! Lambat laun Garuda Grup harus kau pimpin!"
"Aku tak tertarik!"
"Dan keadaan memaksamu untuk menjalankan bisnis Papa!"
"Tak mau! Aku sudah kaya tanpa bantuan mu!"
"Jangan membantahku!"
"Jangan menyuruhku!" Ucap Marco berlalu pergi.
Sayang apa kau lihat putramu? Aku gagal mendidiknya tanpa mu! Maafkan aku.... Ujar Papa Robert menyendu.
Sudah beberapa kali Papanya selalu datang meminta untuk menggantikan posisinya beralasan faktor usia!
mengertilah, keturunan mu ini tak suka dan bahkan menolak menjadi CEO perusahaan makanan seperti Garuda,
Datang dengan pakaian rapi berjas, mengumbar senyum palsu kepada para investor!
Itu menjijikkan!
Lebih baik Marco meracik semua bahan untuk Narkoba, dan beberapa pil ekstasi terbaru, keuntungan nya lebih menjanjikan daripada harus meracik bumbu. No!!!
Melempar kasar baju yang di kenakan, guyuran shower dalam kamar mandi menghangatkan tubuhnya. Dia tampan! Tapi ada beberapa luka jahitan yang dia peroleh di dada dan bagian perutnya.
Lebih baik tidur, dan lupakan semua ucapan Papa nya. Selesai. Jangan memperpanjang masalah itu.
...**********...
Fajar menyingsing, meski baru beberapa jam tertidur itu sangat cukup untuk Marco, baiklah kita bekerja untuk meracik ramuan yang membuatnya menjadi kaya.
Sangat mengasyikkan meracik bahan memabukkan itu.
"Selamat Pagi tuan!"
"Hem... " Jangan mengharapkan seorang Marco akan membalas sapaan mu! Hem saja kau sudah cukup beruntung untuk itu.
"Tuan! Ada Nona Jessica di bawah!" Ujar Pitter menyampaikan informasi.
"Suruh ke ruang kerjaku!" Ucap Marco berlalu pergi.
"Ada apa!" Tanya Marco menatap gadis penghangat ranjangnya, kini keduanya tengah berdua di ruang kerja Marco.
"Ah! Panas Sekali!" Ucap Jessica, melepaskan blazer selutut yang membalut tubuhnya, Tas mahal dihempas dengan cantik hingga terjatuh seperti barang tak berguna meski harganya mencapai puluhan juta.
"Tuan!"Panggil nya dengan melangkah mendekat ke arah Marco, mendudukkan dirinya di atas meja kerja milik Marco.
Sial! Penampilan Jessica sulit untuk di hindari dan mengatakan tidak? Ayolah Marco adalah pria normal. Baiknya kita segera mulai lagi olahraga pagi ini.
"Aku menginginkan anda pagi ini tuan!" Jujurnya dengan melepas beberapa kancing piyama tidur yang dikenakan oleh Marco.
Dan yang seharusnya terjadi, maka terjadilah. Pagi yang hangat itu berbeda dari biasanya. Sangat nikmat dengan beberapa peluh yang membanjiri tubuh keduanya.
"Ganti baju! Setelah membaik segera pulang!" Ujar Marco memberikan paper bag berisi gaun pada Jessica.
Raut kecewa menyelimuti Jessica, Entahlah akhir-akhir ini gadis itu menginginkan seorang anak, keturunan murni dari Marco.
Tapi pria itu selalu menumpahkan aset pribadinya di luar, bukan di dalam.
Kakinya. melangkah keluar, Hah! Sarapan pagi yang sangat mengasyikan.
Uang bisa menyelesaikan segalanya bukan? Tak perlu menikah apalagi berkomitmen dengan wanita! Hah! Pria di luar sana terlalu gila dengan menjadi budak seorang wanita.
Kenapa pria di luar sana tak seperti dirinya saja! Puas bermain dengan wanita kapan pun tanpa repot untuk mengurusi kebutuhan nya. Biarkan uang yang menyelesaikan tugas itu!
🎶
Happy Reading.
Maaf jika ada salah kata dalam penulisan.
Semoga kalian menikmati alur yang ada.
Jangan lupa like nya ya! Komentar juga di perlukan agar kedepannya bisa lebih baik lagi❤❤❤❤
"Sangat baik dan memuaskan!" Ujarnya tersenyum bangga ke arah Marco atas barang yang ia pesan pada sang bos mafia.
Jodi, 40 tahun. Laki-laki ini merupakan bandar narkoba besar di negaranya Malaysia! Rumah mewah dan beberapa aset. Sifatnya cukup cerdik seperti Marco, kejam tak perlu di ragukan lagi.
Membuat dirinya bertahta tinggi menjadi orang terkaya.
Tentu dengan balutan bisnis Perhotelan, meskipun lumayan! Percayalah apa yang di larang dan di haramkan adalah jalur alternatif membuat kita kaya secepatnya.
Bedanya pria ini sudah memiliki keluarga, seorang istri cantik yang usianya jauh lebih muda? Sekejam nya Jodi ia akan tetap patuh pada sang istri.
"Ini bayaran yang pantas untuk mu kawan!" Menyerahkan segepok uang tunai.
Kawan? memang keduanya telah menjadi rekan bisnis yang saling menguntungkan bukan? Tak salah lah jika menganggap teman.
"Saya tunggu kerjasama selanjutnya!" Ujarnya menjabat tangan.
Sangat menguntungkan bukan? Hanya berdagang beberapa butir obat terlarang membawanya bagai barang tak berguna tapi pulang membawa segepok uang bahkan saku tempat menyimpan barang sangat tak muat untuk menampung.
Masih sore! Ujarnya melihat jam tangan mewah di pergelangan tangan miliknya.
"Ke toko bunga!"
"Baik tuan!"
Jika sudah dalam mode toko bunga, hanya satu yang ada di benak Pitter sang asisten. Bahwa tuan nya tengah merindukan pada sosok wanita yang paling berharga di hidupnya.
Derap langkah kaki, melangkah tersenyum menemui perempuan pujaan hatinya.
Hanya dia yang Marco cintai, bahkan hingga menutup mata, selamanya. Buket bunga mawar merah tergenggam indah.
"Bagaimana kabar mu? Kau tampak nyenyak dan nyaman di sana!" Ujarnya tersenyum menaruh buket bunga pada sebuah batu nisan.
Ya! Makam, tempat ini menjadi saksi bisu akan lemahnya seorang Marco Smith Robert.
"Bunda! Ku bawakan bunga kesukaan mu!" Ucapnya memandang lekat, mengelus dengan penuh kasih nisan milik wanita yang menjaganya.
Bukankah, cinta pertama pada seorang laki-laki terletak pada Bunda nya? Sosok ibu yang senantiasa ada dan melindungi semuanya.
Perempuan hebat, perempuan tangguh.
Hanya itu yang mampu dirinya berikan, sebuket bunga dan berbicara pada sang Bunda!
Doa? Hahahahaha... Marco tak tau apa artinya berdoa pada sang pencipta.
Kapan terakhir ia berdoa? Hahahaha apa itu doa? Tuhan saja begitu jahat mengambil wanita yang di cintai nya. lantas? Apa gunanya doa di panjatkan? Sudahlah! Takdir begitu jahat! Bagi Marco.
...***********...
Melangkah pelan berjalan dengan anggun, menjejakkan kaki jenjang putih miliknya.
Banyak laki-laki yang mengeluhkan beberapa foto miliknya yang sangat cantik.
Beberapa media cetak majalah selalu ada foto dirinya.
Jessica, model satu ini namanya tengah melambung tinggi di dunia hiburan tanah air.
"Saya mau beli ini! itu! Antar ke rumah saja!" Ujarnya dengan congak memilih beberapa model gaun dan tas mewah, menyerahkan kartu limit nya pada pegawai.
Hidupnya sangat indah, mewah dan bahagia. pasti wanita di luar sana mengidamkan seperti diri ya bukan?
Membeli barang tanpa melihat harga, hanya butuh jarimu untuk menunjuk.
"Nona, kita harus pergi sekarang ada jadwal pemotretan di kota ini!" Ujar sang Asisten memberitahu, Cici namanya, usianya masih muda yakni 23 tahun gadis perantauan yang berjuang dengan susah payah mengubah nasibnya.
Meski hanya menjadi asisten Jessica, namun gaji yang di tawarkan sungguh menggugah selera, sangat cukup untuk menghidupi keluarga nya di kampung.
Mobil mewah adalah hal biasa baginya, Naik pesawat? Bukan level untuk Jessica. Model satu ini bahkan sudah memiliki satu jet pribadi yang siap sedia mengantarkan dirinya mengelilingi dunia.
Bagaimana? Sudah cukup membuat wanita lain iri bukan?
...***********...
"Cici...!!!" Langkah mungil itu begitu bahagia melihat seseorang yang di anggap kakak.
Ah kakak, rasanya Nana tak sendiri dalam dunia ini. Masih ada beberapa orang yang menyayanginya.
"Nana!" Lirihnya berkaca-kaca, Kala gadis ini tengah menjajakan beberapa kue bungkus miliknya tak sengaja menemukan seseorang yang di anggap kakak.
Sudahlah, bisa kan? Cici sedikit berbincang beberapa patah kata, toh Jessica sang majikan tengah berpose ria tersenyum lembut penuh kepalsuan di depan kamera.
"Udah dulu ya! Aku ke sana!" Ujarnya pamit pada Nana,
"Semangat Ya ci!" Kata itu menjadi kalimat mengakhiri sebelum kakinya melangkah pergi.
"Alhamdulillah!" Ujar Nana mengucap syukur, meski hari sudah siang tapi semua kue yang ia jual belikan sudah habis terjual! ini artinya hari ini Nana mendapatkan beberapa uang untuk menabung membiayai masuk sekolah menengah akhir.
...***********...
Peluh keringat membanjiri dahinya, meski ini sudah malam. Ayolah manusia pada umumnya akan menggunakan waktunya di kala fajar menyingsing untuk berolahraga, dan saat di ganti sang rembulan ia akan beristirahat, menikmati setiap rasa syukur atas apa yang di berikan Tuhan padaku di hari ini!
Bos mafia ini justru menantang duel semua penjaga yang ada di rumah mewahnya untuk beradu tinju, bukan satu lawan satu tapi 3 lawan satu itu yang di inginkan Marco.
2 jam
3 jam
Lebih dari 50 Penjaga sudah menyerah dan angkat tangan, bahkan tatapan nya memelas pada Pitter untuk membantunya keluar dari sini.
Hanya ia orang yang bisa membuat sedikit pemikiran gila Marco terhenti.
"Taun! Maaf ini sudah jam makan malam!" Kilahnya.
"Aku tak lapar! Aku mau mengurus dan menjajal semua anak buah ku!"
Terima saja, mungkin ini adalah hal tersial bagi kalian semuanya bukan? Marco dengan gila dan membabi buta terus mengasah kemampuan handal yang dimilikinya membuatnya ia menang dan menjadi Winner!
Apakah sudah cukup puas?!
Jawaban nya belum puas, sebelum mengakhiri pertandingan yang membuat semua orang pusing, Marco sudah berucap. "Esok akan ada pelatihan seperti ini, aku akan menguji kemampuan kalian, siapa yang kalah dia harus keluar!" Final Marco sebelum kakinya melangkah pergi meninggalkan ruangan olahraga miliknya.
...***********...
"Alhamdulillah!" Ujar Nana bersyukur pada dirinya sendiri, akhirnya semua biaya untuk melanjutkan studi sudah terkumpul dengan sempurna, baiklah.
Kakinya melangkah menyusuri rumah makan sederhana di dekat panti, bukan untuk makan atau membeli sebungkus nasi putih? melamar pekerjaan meski hanya sebagai buruh cuci piring atau pelayan.
Yang menjadi sasaran Nana, adalah cafe , angkringan modern atau warung yang buka di malam hari, sebab saat pagi hingga siang ia harus bersekolah.
...**********...
Fajar menyingsing, seperti anak sekolah pada umumnya ia memakai serangkaian baju dengan pernak pernik ospek, salah satunya kaos kaki berbeda warna.
kucir rambut dan beberapa karet gelang yang tersemat sesuai dengan bulan lahir.
Menjengkelkan!
Apa gunanya si acara ospek seperti ini? untuk mengenalkan lingkungan sekolah? Tapi ku rasa semua pakaian itu tak menunjang perkenalan bukan? Toh memakai pakaian biasa kita masih bisa beraktivitas.
Hah... Akal-akalan kakak senior namanya.
Sangat melelahkan mengikuti serangkaian kegiatan, di tambah malam harinya Nana harus bekerja sebagai buruh cuci piring.
Cafe sederhana di dekat panti asuhan.
Pak Jeki, pria tua yang sudah berumur 50 tahun memiliki istri 3 hah... Suka menikah dan genit adalah hal yang ada dalam dirinya.
Toh dirinya juga mampu menghidupi para istrinya bukan?
Nana bukan nya tak tau, bahwa Pak Jeki menaruh hati padanya, tapi? Mau bagaimana? Ia sangat membutuhkan pekerjaaan itu! Toh masih ada Mas Adi, sosok pria berumur 22 tahun yang bekerja sebagai pelayan di sana.
"Sudah selesai Na?" Tanya Mas Adi.
"Sudah mas!" Ujarnya tersenyum manis,
"Ya sudah ayo! Pulang!"
"Eh.. Gak usah mas, takut ngerepotin!"
"Gak papa, kamu kan udah aku anggap adik sendiri! Ayo udah malam!" Ujar Mas Adi memperingati.
Jam memang sudah menunjukkan pukul 10 malam, keduanya sudah selesai dengan pekerjaan di cafe.
Membelah malamnya jalanan dengan sepeda motor matic milik Mas Adi.
"Laper gak Na?" Tanyanya
"Eh... Laper sih Mas! Tapi pulang aja!"
"Beli bakso yuk di sana katanya enak!"
"Ah gak Mas, Uang ku gak cukup!" Ujarnya jujur, perempuan satu ini memang sangat menghemat pengeluaran nya bukan? Mau bagaimana lagi! Pengeluaran nya tengah besar mempersiapkan beberapa buku dan peralatan yang harus di beli.
"Udah Mas yang traktir!"
"Eh Mas tapi, Gak usah deh! Nana pulang aja takut ngerepotin!"
"Gak ngerepotin! Udah ayo! Rezeki ini namanya jangan menolak!"
"Ah Mas Adi bisa aja!"
Semangkuk bakso dengan kuah panas yang mengepul, beberapa sendok sambel yang di aduk dalam mangkok menjadi satu, itu sangat menggugah selera bukan!
Bener ini mah! Kalau rezeki gak boleh di tolak! seger gini! Ujarnya bermonolog dalam hati menatap mangkuk bakso yang menggugah selera.
Kamu baik Na? Lucunya! Kekehan kecil hampir tak terlihat dari sudut bibir Mas Adi, sangat polos. Makan dengan beberapa sudut bibir yang masih ada mie kecilnya.
...*********...
Mafia Rajawali, kelompok Mafia yang sangat memusingkan untuk perkembangan bisnis gelap Marco. bisnis yang bisa di bilang setara untuk kedudukan Marco dalam dunia gelap.
Louis, usianya masih terbilang sangat muda yakni baru memasuki 25 tahun, pria asia yang sesekali membuat darahnya mendidih! Sangat licik dan membahayakan.
"Bagaimana!" Tanya Marco.
"Tak ada yang bisa tau bagaimana rupa tuan Louis, orang IT kita tak mampu untuk menembus pertahanan mafia Rajawali miliknya!" Ujar Pitter Menjelaskan.
Brengs*k!!!! Umpatnya kasar!
Sudah sejak 3 bulan ini, Mafia Rajawali menjadi incaran komplotan Mafia yang berada di bawah kekuasaan Marco.
Hanya Nama Louis, usia dan berasal dari Asia! Hanya itu!! Selebihnya tak ada yang tau bagaimana rupa pria satu itu.
"Tuan! Apa saya boleh masuk!" Ujar Jessica yang datang bertamu tak di duga.
"Saya permisi tuan!" Ujar Pitter berlalu pergi, seolah ia tahu jika ada Jessica maka sang bos tidak akan mau di ganggu oleh siapapun bukan?
"Aku merindukan mu!" Ah menjijikan sekali.
"Aku tidak berniat untuk bermain dengan mu!" Jujurnya.
"Tuan tapi aku!" Ujarnya masih berusaha untuk memulai permainan ini.
"Keluar!" Ujarnya dengan nada dingin mematikan.
"Marco! Aku mencintaimu!" Ucap Jessica dengan berani menyatakan cinta.
"Cinta hanya membuat mu lemah dan menipu mu!"
"Tapi aku bisa menjadi sosok istri yang bisa kau andalkan dan tidak menyusahkan mu!"
"Aku tak percaya, kodrat wanita memang selalu menyusahkan laki-laki."
"Oke! Setidaknya biarkan aku mengandung benih mu!"
"Mustahil!!!! Kita hanya teman hangat di atas ranjang! Jangan berharap lebih!"
"Aku tak menuntut kau menikahi ku! Hanya mengandung anak mu!"
"Pergi!!!" Ujarnya menyentak dengan nada keras.
Kaki di hentak dengan kasar keluar dari mansion mewah milik Marco, sialan!!! di saat pria yang lain mendambakan dirinya, kenapa bos mafia ini mengacuhkan dan tak peduli dengan nya.
Sekedar memberikan dia janin dalam perut tak usah menikah tak apa, setidaknya ia bisa mendapatkan keturunan dari sang bos dan memanfaatkan anak itu untuk menjadi senjata ampuh agar bos mafia mau mencintai dirinya kelak.
Nyonya Marco? Siapa wanita yang tak mau menjadi istrinya.
Kemewahan dan hidup layak akan terjamin.
Selain itu, beberapa hari yang lalu Jessica mendengar bahwa Marco adalah pewaris perusahaan Garuda Grup yang sangat sukses dan merajai bisnis di tanah air.
Sangat cocok dan serasi, Jika Marco mau menerima Jessica menjadi wanita nya! Bukan hanya sebagai teman menguntungkan di atas ranjang.
🍒
Happy Reading❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!