...HAPPY READING!!!...
...•...
...•...
...•...
Di sebuah perumahan yang bernama Golden Regency yang berada di kota Jakarta, terdapat salah satu rumah mewah dan megah milik keluarga Ganendra. Lebih tepatnya kediaman Gio Leonard Ganendra dan juga istrinya Vania Laura Ganendra.
Keluarga Ganendra terkenal dengan perusahaannya yang besar dan memiliki beberapa cabang di kota-kota yang ada di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. Di tambah lagi Vania istri Gio juga memegang perusahaan orang tuanya. Jadi kedua suami istri itu sama-sama memimpin perusahaan yang sangat besar. Bisa di bayangkan seberapa suksesnya mereka?
Mereka berdua memiliki anak perempuan yang merupakan anak semata wayang mereka. Kecantikan Vania menurun pada anaknya yang bernama Helena Giovani Ganendra. Helena tidak pernah kekurangan apapun karena Gio dan Vania selalu memberikan apa yang Helena butuhkan kecuali keharmonisan dan kasih sayang dari orang tuanya.
Ya, Helena tidak pernah merasakan kehangatan dari keluarganya. Helena selalu merasa bahwa dia tidak memiliki orang tua karena Gio dan Vania terlalu fokus pada pekerjaan mereka masing-masing. Hal itu membuat Helena tumbuh menjadi anak yang mandiri dan terkesan pendiam.
Sewaktu kecil, Helena selalu dititipkan pada sahabat Vania yaitu Puspa Utami Arkananta dan suaminya Ivan Pratama Arkananta. Untungnya dulu Helena tidak pernah protes karena Puspa memiliki anak yang seumuran dengan Helena yang bernama Gianita Novia Arkananta dan juga kakak Gia yang bernama Gavino Alvaro Arkananta. Karena sering bersama keluarga Arkananta, Helena jadi menganggap Ivan dan Puspa seperti orang tuanya sendiri.
Namun, semakin Helena bertambah dewasa, Helena semakin mengerti dan merasa bahwa kedua orang tuanya tidak peduli pada Helena hingga harus menitipkannya pada orang lain. Helena selalu merasa bahwa Ivan dan Puspa lebih peduli padanya di bandingkan Gio dan Vania yang jarang sekali memperhatikan dirinya.
Dulu waktu Helena masih duduk di bangku SMP, dirinya dipaksa ikut kedua orang tuanya pindah ke Bandung untuk sementara karena harus mengurus bisnisnya disana. Mau tidak mau Helena menuruti kemauan orang tuanya tanpa banyak protes.
Helena dan orang tuanya tinggal di Bandung selama 3 tahun, setelah itu orang tuanya memutuskan untuk kembali ke Jakarta karena urusan bisnis mereka sudah selesai. Saat itu Helena hendak naik ke kelas 2 SMA, dia sangat kesal pada orang tuanya, dia merasa bahwa orang tuanya tidak pernah mempedulikan dirinya.
Gio dan Vania tidak pernah tau betapa sulitnya bagi Helena untuk beradaptasi di lingkungan yang baru. Helena termasuk orang yang tidak banyak bicara jika berhadapan dengan orang baru, jadi sulit baginya untuk mendapat teman baru di sekolah barunya nanti.
Namun, lagi-lagi Helena hanya bisa menuruti kemauan orang tuanya. Helena hanya tidak mau berdebat karena Helena sangat tidak menyukai perdebatan Jadi Helena memilih untuk tetap diam dan menurut.
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...SEE YOU!!!...
Maaf kalo ada typo🙏
Jangan lupa vote, comment and share♥️
Visualisasi :
...Gio Leonard Ganendra...
...Vania Laura Ganendra...
...Helena Giovani Ganendra...
...HAPPY READING!!!...
...•...
...•...
...•...
Terlihat sebuah mobil mewah yang baru saja memasuki halaman rumah yang begitu mewah dan megah yang ternyata adalah rumah Gio dan Vania. Di depan pintu masuk, ada banyak maid dan bodyguard yang berjajar untuk menyambut kedatangan majikannya.
Dari dalam mobil tersebut, keluarlah seorang gadis cantik dari pintu belakang yang diketahui adalah Helena, diikuti Vania yang keluar dari pintu samping kemudi. Para maid dan bodyguard itu pun langsung membungkuk kepada mereka.
"Selamat datang kembali Nyonya dan Nona El" ucap salah satu maid yang di duga adalah kepala maid, lalu Vania tersenyum ke arah para maid
"Akhirnya kita sampe Sayang" ucap Vania sambil mengelus rambut Helena, namun Helena terlihat sangat kesal dan dia langsung berjalan ke dalam rumah dengan wajah juteknya
"Lena kenapa Ma?" tanya Gio yang baru saja keluar dari pintu kemudi
"Mungkin Lena masih marah Pa" jawab Vania dengan wajah yang terlihat sedih
"Nanti juga biasa lagi Ma. Yuk kita masuk" ucap Gio seraya merangkul pundak Vania
Sementara para bodyguard tanpa di suruh langsung mengeluarkan koper mereka dari bagasi mobil lalu mereka membawanya masuk ke dalam rumah.
Pasalnya, mereka baru saja kembali ke rumah mereka itu. Mereka baru kembali dari Bandung setelah menyelesaikan urusan pekerjaan mereka. Itulah penyebab Helena kesal pada kedua orang tuanya sampai mengabaikan ucapan Vania tadi.
Bagaimana dia tidak kesal? Dia harus berpindah sekolah lagi padahal 1 semester setengah lagi dia akan naik kelas, dan dia juga sangat malas untuk beradaptasi di sekolah barunya nanti.
Saat ini, Helena sedang berdiam diri di kamarnya hingga terdengar suara ketukan pintu kamarnya. Helena pun segera membukanya dan di balik pintu terlihat Vania dengan membawa koper milik Helena.
"Ini koper kamu Sayang" ucap Vania lembut
Tanpa berkata apa-apa, Helena mengambil kopernya dan langsung menutup kembali pintu kamarnya. Vania hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah. Vania memang sudah terbiasa dengan sikap Helena yang seperti itu. Vania juga sadar Helena bersikap seperti itu juga karena dirinya dan juga Gio.
...***...
Dari siang hingga malam ini, Helena menghabiskan waktunya dengan tidur. Dan sekarang dia juga masih berada di alam mimpi padahal jam sudah menunjukan pukul 7 malam.
Namun terlihat pintu kamar Helena perlahan terbuka hingga menampakkan Vania yang mulai memasuki kamar Helena. Vania duduk di tepi kasur karena dia berniat untuk membangunkan Helena.
"Lena Sayang bangun yuk, kita makan malam dulu" ucap Vania seraya menepuk lembut pipi Helena
"Lena ngantuk Ma" ucap Helena yang masih memejamkan matanya
"Tapi Sayang kamu harus makan dulu, tadi siang kan kamu gak makan. Ayo Sayang bangun nanti langsung tidur lagi kalo udah makan" Vania mencoba membujuk Helena hingga akhirnya Helena pun bangun lalu mereka berjalan beriringan menuju meja makan
Di meja makan sudah ada Gio yang sedang menunggu mereka di temani para maid yang berdiri tak jauh dari meja makan. Helena yang melihat ada banyak maid disana hanya memutar bola matanya dengan malas. Setelah Helena dan Vania duduk, mereka memulai makan malamnya.
"Ma, Pa, bisa gak sih gak usah ada maid di rumah ini?" ucap Helena dengan nada ketus sambil menatap kedua orangtuanya
Vania dan Gio saling menatap satu sama lain, Vania merasa tidak enak pada para maid saat Helena berkata seperti itu.
"Sayang, emangnya kenapa?" tanya Vania lembut sambil beralih menatap Helena
"Lena risih kalo banyak maid di rumah ini, lagian yang Lena butuhin cuma Bi Ina, bukan yang lain" ucap Helena dengan wajah kesalnya
"Lena, kita bicarain ini nanti ya, sekarang kita makan dulu" Gio mencoba menenangkan putrinya itu dan Helena hanya memutar bola matanya malas
Lalu mereka pun melanjutkan makan malamnya dengan suasana yang hening, hanya ada dentingan sendok dan piring yang terdengar.
"El besok kamu mulai sekolah, awas loh bangunnya jangan telat, masa hari pertama telat" ucap Vania sambil menatap Helena yang berada di hadapannya
"Iya Ma, tapi Papa sama Mama anterin Lena kan?" ucap Helena sambil menatap kedua orang tuanya secara bergantian
"Iya karna besok hari pertama kamu di sekolah baru, jadi kita bakal anterin kamu ke sekolah" ucap Vania seraya menunjukan senyumannya pada Helena
"Tapi kamu harus bangun pagi soalnya besok Papa ada meeting pagi" ucap Gio yang tetap fokus dengan makanannya
"Hari pertama kita pindah udah meeting aja" celetuk Helena sambil mendengus kesal mendengar ucapan Papanya
"Sayang kok kamu ngomong kayak gitu?" tegur Vania dengan suara lembut
"Emang kenyataannya gitu Ma. Bisa gak sih sehari aja kalian gak ngurusin pekerjaan kalian. Lena juga butuh perhatian dari kalian. Tau gini mending Lena tinggal sama Nenek aja, gak perlu ikut kalian kesini"
Sudah cukup, Helena merasa sudah tidak kuat dengan kedua orang tuanya. Helena lelah jika harus memendam ini semua lebih lama lagi. Setelah berkata, Helena berdiri lalu berjalan ke arah pintu depan dengan membawa kunci mobilnya.
"Lena kamu mau kemana? Ini udah malem Sayang" teriak Vania namun tidak di dengar oleh Helena
"Pa itu Lena pergi, kenapa Papa diem aja" omel Vania pada Gio
"Udah Mama tenang aja, paling Lena pergi sebentar" ucap Gio yang sudah hafal dengan sikap Helena, jika Helena marah dia akan pergi sebentar dari rumah untuk menenangkan diri.
Vania hanya menghembuskan nafasnya, Vania sangat memaklumi jika Helena seperti itu karena memang mereka yang salah, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing sehingga tidak terlalu memperhatikan Helena.
Sementara itu, Helena sedang mengendarai mobilnya entah kemana. Helena lebih tenang jika dia berada di luar rumah. Helena memutuskan untuk pergi ke minimarket untuk membeli cemilan. Dia merasa lapar, karena tadi dia hanya makan sedikit.
Sampai di minimarket, dia sudah memilih cemilan yang diinginkannya, lalu dia berjalan ke arah minuman. Saat dia sudah mengambil minuman di lemari es, dia berbalik.
"Astaga!" ucap Helena yang terkejut karena tiba-tiba ada seorang pemuda di belakangnya
Saking terkejutnya, Helena menjatuhkan botol minuman yang baru saja dia ambil. Helena mengambil minumannya lalu menatap tajam ke arah pemuda tersebut sambil berjalan menuju kasir meninggalkan pemuda itu.
Pemuda itu hanya menatap Helena dengan heran, dia merasa tidak melakukan kesalahan tapi kenapa Helena menatapnya seperti itu.
Helena sudah berada di depan kasir untuk membayar belanjaannya. Namun saat kasir sedang menghitung total belanjaannya, Helena sibuk mencari sesuatu di saku celananya. Helena mulai panik karena dia tidak menemukan dompetnya. Dia lupa membawa dompet karena tadi dia langsung pergi begitu saja.
"Totalnya jadi 70 ribu" ucap sang kasir yang membuat Helena semakin panik
"Euh...maaf mbak-"
"Ini mbak satuin sama punya saya" ucap seseorang yang berdiri di samping Helena seraya menyerahkan belanjaanya pada kasir
Helena melihat ke samping dan ternyata orang itu adalah pemuda yang membuatnya terkejut tadi. Helena terus menatap pemuda itu hingga suara kasir menyadarkannya.
"Totalnya jadi 100 ribu" ucap kasir lalu pemuda itu membayarnya
"Ambil" titah pemuda itu pada Helena seraya menunjuk keresek belanjaan tadi
Lalu pemuda itu berjalan keluar dari minimarket, dan Helena segera membawa belanjaan itu lalu berlari menyusul pemuda itu. Helena melihat pemuda itu duduk di kursi yang ada di depan minimarket. Helena pun ikut duduk disana lalu menyimpan keresek belanjaan di atas meja.
"Maksudnya apaan?" tanya Helena sambil menatap tajam pemuda di hadapannya itu
"Gue tau lo gak punya uang" ucap pemuda tersebut sambil mengambil minuman miliknya yang ada di dalam keresek tadi
"Gue bukan gak punya uang, tapi dompet gue ketinggalan" sanggah Helena yang tak terima
"Ke minimarket tapi gak bawa dompet" ledek pemuda itu tanpa menatap ke arah Helena
"Udah gue bilang dompet gue ketinggalan. Sini mana nomer rekening lo, nanti gue ganti kalo udah sampe rumah" ucap Helena yang mulai kesal pada pemuda itu
"Gue ikhlas, kali-kali sedekah buat orang gak mampu" ucap pemuda itu
"Lo bilang gue gak mampu? Yaudah gue transfer sekarang nih, cepetan sebutin nomer rekening lo" ucap Helena sambil mencari keberadaan ponselnya namun dia ingat jika dia juga tidak membawa ponsel
'Aduh pake gak bawa hp lagi' -batin Helena
"Kalo gak mampu jangan sok-sok an" ucap pemuda itu sembari beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan Helena
Melihat itu, Helena tak tinggal diam. Dia berlari mengejar pemuda itu yang sudah menaiki motor sport berwarna merah.
"Heh cepet tulis nomer rekening lo, gue gak mau punya hutang sama siapa pun" ucap Helena sambil memegang lengan pemuda itu
Namun pemuda itu tidak mempedulikan ucapan Helena dan malah memeriksa motornya. Helena yang melihat itu, mengikuti arah pandang pemuda itu dan dia dapat melihat jika ban motor pemuda itu bocor. Senyuman kemenangan pun di tunjukan Helena karena sebuah ide terlintas di otaknya.
"Ban motor lo bocor, biar gue anterin lo itung-itung buat ganti uang lo" ucap Helena yang masih memegang lengan pemuda itu
Pemuda itu mulai sadar jika lengannya di pegang oleh Helena. Lalu pemuda itu menatap lengannya dan Helena secara bergantian. Helena yang sadar pun langsung melepas pegangannya.
"Sorry sorry" ucap Helena
"Lo mau kan gue anterin" lanjut Helena
Pemuda itu tampak berpikir sebentar, lalu tanpa izin dari Helena, pemuda itu mengambil kunci mobil yang di pegang Helena dan pemuda itu turun dari motornya lalu berjalan menuju mobil Helena. Bagaimana pemuda itu tau mobil Helena? Karena hanya ada mobil Helena yang ada di parkiran.
Helena menganga tak percaya dan tanpa berpikir panjang, Helena segera mengambil keresek belanjaan tadi lalu berlari menuju mobilnya.
"Gak sopan lo main ngambil kunci mobil gue" ucap Helena setelah masuk ke dalam mobil
Bukannya menjawab, pemuda itu langsung menginjak pedal gas sehingga mobil pun melaju. Di dalam mobil hanya ada keheningan, pemuda itu hanya fokus menatap jalanan dan Helena fokus memakan cemilannya.
"Rumah lo dimana?" tanya pemuda itu tiba-tiba, membuat Helena yang sedang makan langsung menatap ke arah pemuda itu
"Ngapain lo nanyain rumah gue?" tanya Helena sambil mengerutkan dahinya
"Gue anterin lo pulang" ucap pemuda itu dengan wajah datarnya sambil terus menatap ke depan
"Lah ini kan mobil gue, kenapa lo mau nganterin gue? Niat awalnya kan gue yang nganterin lo" ucap Helena yang semakin bingung
"Cepetan" ucap pemuda itu tanpa menatap ke arah Helena sedikit pun
"Trus kalo lo anterin gue, lo pulang gimana?" tanya Helena yang semakin tidak mengerti dengan maksud pemuda itu
"Gak usah banyak nanya, sebutin aja alamat lo" ucap pemuda itu dengan nada agak tinggi membuat Helena mendelik ke arahnya
"Ck iya iya, rumah gue ada di perumahan Golden Regency" ucap Helena dengan malas lalu memilih melanjutkan makannya
Sementara itu, pemudai tersebut mengeluarkan ponselnya dan terlihat menelepon seseorang.
"Jemput gue di perumahan Golden Regency" ucap pemuda itu di sambungan telepon
Setelah beberapa saat, dia mematikan kembali ponselnya lalu kembali fokus menyetir.
Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai di rumah Helena. Helena dan pemuda itu sama-sama turun dari mobil. Setelah turun, pemuda itu melempar kunci mobil pada Helena dan dengan sigap, Helena menangkap kunci mobilnya.
Setelah itu pemuda tersebut berjalan menuju gerbang tanpa berkata sepatah kata pun pada Helena. Melihat pemuda itu hendak pergi, Helena segera berlari menghampiri pemuda itu lalu mencekal lengannya membuat pemuda itu berbalik dan menatap Helena.
"Lo pulang gimana?" tanya Helena yang masih menahan lengan pemuda itu
"Di jemput" ucap pemuda itu dengan wajah datarnya
Belum sempat Helena berkata, terdengar suara klakson mobil dari arah gerbang. Helena dan pemuda itu menatap ke arah gerbang yang sedang di buka dan menampakan sebuah mobil sport berwarna merah.
"Lepasin" ucap pemuda itu yang menyadarkan Helena
Helena yang sadar pun melepaskan pegangannya. Setelah itu, pemuda itu pun berjalan ke arah mobil tadi tanpa berkata apa-apa pada Helena. Setelah pemuda itu masuk ke dalam mobil, mobil itu melaju meninggalkan rumah Helena.
"Ganteng tapi kayak papan, datar" gerutu Helena seraya berjalan ke arah mobil untuk mengambil cemilannya.
Saat sedang mengambil cemilan, manik mata Helena tidak sengaja melihat sebuah dompet yang berada di kursi kemudi. Helena segera mengambil dompet itu lalu menutup pintu mobilnya. Karena penasaran, Helena membuka dompet itu untuk mencaritahu siapa pemiliknya. Terlihat sebuah KTP saat Helena membuka dompet itu.
"Rivaldi Putra Adijaya" gumam Helena saat melihat nama yang tertera di KTP itu
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...SEE YOU!!!...
Maaf kalo ada typo🙏
Jangan lupa vote, comment and share❤
...Rivaldi Putra Adijaya...
...HAPPY READING!!!...
...•...
...•...
...•...
06.00 AM
Vania masuk ke dalam kamar Helena dan dia melihat Helena yang masih tertidur pulas. Vania membuka tirai jendela kamar Helena, mengakibatkan cahaya matahari menembus masuk melewati celah jendela hingga mengenai wajah Helena. Namun Helena sama sekali tidak terusik dengan cahaya yang mengenai wajahnya. Vania akhirnya mencoba membangunkan Helena.
"Lena bangun, hari ini kan kamu masuk sekolah Sayang, nanti telat loh" ucap Vania lembut seraya menepuk-nepuk pipi Helena namun tak ada respon dari Helena
"Ayo Sayang bangun yuk, kamu gak mau kan telat di hari pertama sekolah" Vania tetap berusaha membangunkan Helena
"Hmm iya Ma" akhirnya Helena membuka matanya
"Cepetan sana mandi, terus nanti kebawah buat sarapan, Mama tunggu di bawah" Vania beranjak lalu berjalan keluar dari kamar Helena
20 menit kemudian...
Gio dan Vania sudah menunggu Helena di meja makan namun Helena tak kunjung turun juga. Mereka mulai heran kenapa Helena belum juga turun.
"Ma, Lena udah bangun?" tanya Gio pada Vania
"Udah kok Pa tadi udah bangun, yaudah biar Mama susulin lagi ke atas" ucap Vania seraya berdiri dan berjalan menaiki tangga menuju kamar Helena
Setelah sampai di depan kamar Helena, Vania mengetuk pintu kamar Helena takut-takut jika Helena sedang bersiap.
"Lena udah beres belum? Papa udah nunggu tuh" ucap Vania di balik pintu namun tak ada jawaban sama sekali dan itu membuat Vania semakin bingung dan penasaran. Vania pun memutuskan untuk membuka pintu kamar Helena.
Ceklek..
"YA AMPUN HELENA GIOVANI GANENDRA!!!" Vania berteriak setelah melihat Helena yang masih setia di atas tempat tidurnya
Mendengar ada yang berteriak, otomatis membuat Helena terkejut hingga terbangun dari tidurnya.
"Ah iya Ma ada apa?" tanyanya polos dengan wajah yang terkejut
"ADA APA ADA APA, KAMU TADI MAMA SURUH MANDI KOK MALAH TIDUR LAGI, CEPET SEKARANG PERGI MANDI! KALO DALAM 15 MENIT BELUM SIAP, MAMA SAMA PAPA BAKAL BERANGKAT DULUAN" omel Vania masih dengan nada tinggi
Setelah mengomeli Helena, Vania keluar dari kamar Helena meninggalkan Helena yang menatap ke arah pintu kamarnya dengan wajah yang masih terkejut karena teriakan Mamanya.
"Aduh Helena kok lu bego sih pake tidur lagi" gerutu Helena lalu beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi
Setelah Helena siap dengan seragam sekolahnya, dia langsung berlari menuruni tangga lalu menuju ke arah meja makan. Namun dia melihat di meja makan sudah tidak ada siapa-siapa, Helena berjalan ke arah dapur dan melihat Bi Ina sang pembantu yang dulu bekerja di rumah Helena. Helena terkejut saat melihat Bi Ina ada di rumah ini.
"Bi Ina! Bibi kok ada disini?" tanya Helena sambil memeluk Bi Ina dari belakang
"Astaga Non bikin Bibi kaget aja" ucap Bi Ina dengan wajah terkejutnya, Bi Ina melepas pelukan Helena lalu berbalik menghadap Helena
"Bibi kok bisa disini?" tanya Helena lagi sambil tersenyum senang karena selama ini dia merindukan Bi Ina
"Semalem Tuan telpon Bibi dan nyuruh Bibi buat kerja di rumah ini lagi, Tuan juga sudah memecat para maid yang bekerja disini, Bibi jadi gak enak sama mereka Non" jelas Bi Ina yang merasa ikut sedih ketika mendengar para maid yang di pecat
"Udah Bibi gak usah gak enakan gitu, Lena seneng tau kalo Bibi kerja disini lagi. Oh iya Lena baru sadar kalo maid-maid itu gak ada, perasaan semalem masih ada deh" ucap Helena yang merasa heran
"Non mau berangkat sekolah?" tanya Bi Ina
"Iya, Mama sama Papa mana Bi?" tanya Helena yang tidak melihat kedua orangtuanya
"Tuan sama Nyonya udah berangkat Non" jawab Bi Ina
"APA BI?!" Helena terkejut mendengar jawaban Bi Ina, itu artinya dia harus berangkat naik bis karena Helena tidak pernah memakai mobil pribadi ke sekolah
Sebenarnya dia bisa saja memesan ojek online namun dia memiliki trauma dengan ojek online karena dia pernah hampir di culik oleh seorang ojek online waktu dia masih kecil.
"Yaudah Bi, Lena berangkat dulu ya" ucap Helena lalu berlari keluar
Halte bis berada di depan perumahan Helena, dan jarak rumah Helena kedepan lumayan jauh jika tidak menggunakan kendaraan. Helena pun memilih berlari menuju halte mengingat dia tidak punya banyak waktu. Setelah berlari cukup jauh akhirnya Helena sampai di halte bis.
"Akhirnya sampe juga huh, cape banget dah" Helena duduk di halte dengan keadaan masih terengah-engah sehabis berlari
Tak lama kemudian bis datang dan Helena langsung menaiki bis tersebut. Untungnya Helena tau arah jalan menuju sekolah barunya itu.
Setelah menempuh perjalanan 15 menit, akhirnya Helena sampai di halte dekat sekolahnya. Dan beruntungnya lagi, gerbang sekolahnya belum di tutup karena masih ada waktu 5 menit lagi. Helena pun berjalan melewati gebang.
Titt..Titt..
Tiba-tiba muncul motor sport berwarna merah yang hendak memasuki gerbang dan motor itu hampir menabrak Helena hingga membuat Helena terkejut.
"Woy hati-hati dong kalo bawa motor"
Helena mengomeli siswa itu sambil menatap tajam siswa tersebut, namun siswa tersebut malah lanjut melajukan motornya memasuki area sekolah tanpa menghiraukan ucapan Helena. Helena hanya menatap tak percaya melihat siswa tersebut berlalu begitu saja.
"Bukannya minta maaf malah lanjut jalan gitu aja, dasar cowok gila" gerutu Helena
"Baru pertama masuk sekolah udah ada yang bikin gue badmood, mana masih pagi lagi" gerutu Helena lagi
'Tapi kok motor tadi kayak gak asing ya, apa cuma perasaan gue doang' -batin Helena
Setelah puas mengeluarkan sumpah serapahnya, dia langsung melanjutkan langkahnya memasuki sekolah. Ketika Helena sedang kebingungan mencari ruang Kepala Sekolah, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pelan pundak Helena dari belakang, Helena pun memutar badannya dan terlihat seorang siswa di belakangnya.
"Kamu siswa baru ya?" siswa tersebut bertanya sambil menunjukan senyumannya pada Helena
'Astaga nih cowok ganteng banget' -batin Helena
Merasa tak ada jawaban dari Helena, siswa tersebut menepuk pundak Helena lagi dan itu membuat Helena mengerjap.
"Ah iya kenapa?" ucap Helena setelah tersadar dari lamunannya
"Kamu siswa baru?" tanya siswa tersebut sekali lagi
"Oh iya aku siswa baru" ucap Helena malu-malu karena sepertinya dia terpesona oleh ketampanan siswa tersebut
"Kelas mana?" tanya siswa tersebut
"Aku belum tau, soalnya aku belum ke ruang kepala sekolah" ucap Helena dan siswa itu tersenyum lagi
'Pliss dong jangan senyum' -batin Helena
Helena merasa jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya karena melihat senyuman yang sangat manis dari siswa itu.
"Yaudah aku anter yuk" ajak siswa tersebut dan langsung mendapat anggukkan dari Helena
'Untung aja ada cowok baik yang mau nganterin gue, mana ganteng pula' -batin Helena
Mereka pun berjalan beriringan menuju ruang Kepala Sekolah hingga akhirnya mereka sampai di depan ruang Kepala Sekolah.
"Nah ini ruang kepala sekolah. Kamu tinggal masuk aja, aku mau ke kelas dulu soalnya bentar lagi bel" ucap siswa tersebut
"Makasih ya" ucap Helena sambil tersenyum lalu siswa tersebut pergi meninggalkan Helena
Setelah berbicara dengan Kepala Sekolah, Helena dikenalkan dengan seorang guru yang bernama Bu Intan. Bu Intan adalah Wali Kelas di kelas Helena jadi sekarang Helena sedang berjalan menuju kelasnya bersama Bu Intan.
Mereka berjalan menyusuri koridor lalu menaiki tangga karena kelas Helena berada di lantai 2 hingga akhirnya mereka sampai di kelas yang bertuliskan 11 IPA 2. Mereka pun masuk ke dalam kelas tersebut.
"Selamat pagi semuanya" sapa Bu Intan setelah memasuki kelas
"Selamat pagi Bu" sapa semua siswa/siswi yang berada di dalam kelas
"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru" ucap Bu Intan dan semua penghuni kelas diam dalam sekejap
"Silahkan perkenalkan diri kamu" sambungnya, Helena pun mengangguk
"Hai semuanya nama gue Helena, kalian bisa panggil gue Lena" ucap Helena dengan wajah datarnya. Jujur, dia paling benci berbicara di depan banyak orang seperti ini. Apalagi semua pasang mata sedang menatap ke arahnya.
"Hai Lena" sapa sebagian siswa/siswi
Sementara sebagian lagi hanya menatap Helena dengan tatapan biasa, namun Helena hanya fokus menatap siswi yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kalo begitu silahkan kamu duduk di kursi yang masih kosong" Bu Intan mempersilahkan Helena duduk dan Helena hanya mengangguk
Helena berjalan menuju kursi yang masih kosong, lebih tepatnya kursi itu ada di samping siswi yang tadi memberi tatapan tajam pada Helena. Helena pun duduk di kursi tersebut dan dia juga tak kalah menatap siswi tersebut dengan tatapan tajamnya.
"Baiklah anak-anak, karena sekarang semua guru akan rapat, jadi Ibu harap kalian jangan bikin gaduh dan jangan ada yang keluar kelas ya, Ibu keluar dulu" ucap Bu Intan lalu dia meninggalkan kelas
Setelah Bu Intan keluar, keadaan kelas mulai berisik kembali.
"LENA!"
"GIA!"
Helena dan siswi tersebut sama-sama berteriak hingga membuat semua penghuni kelas menatap heran ke arah Helena dan siswi tersebut. Helena dan siswi tersebut hanya tersenyum kikuk sambil menatap ke sekelilingnya. Setelah suasana kembali seperti semula, Helena dan siswi tersebut kembali saling menatap satu sama lain.
"Ya ampun El, apa kabar? Gimana kabar Mama Papa lo? Gue kangen banget sama mereka, sama lo juga. Lo kok bisa ada disini sih? Kok lo gak ngasih tau gue kalo lo bakal kesini?" cerocos siswi tersebut dan langsung mendapat pukulan dari Helena
"Heh Gia! Lo tuh gak berubah ya dari dulu bawel mulu, kalo nanya tuh satu-satu, pusing gue jawabnya" omel Helena setelah memukul lengan siswi yang bernama Gia itu
"Hehe maaf, kan gue kaget banget pas liat lo tadi, lo hutang penjelasan ya sama gue" ucap Gia sambil cengengesan
Jadi, siswi yang sedari tadi menatap tajam pada Helena adalah Gianita Novia Arkananta. Gia adalah sahabat Helena dari mereka masih TK hingga SMP. Helena tidak menyangka jika sekarang dia satu kelas lagi dengan Gia. Jadi, dia tidak perlu repot-repot untuk mencari teman baru.
"Oh iya El, kenalin nih sahabat gue" ucap Gia seraya menunjuk siswi yang duduk tepat di belakang mereka
"Hai, gue Anatasya panggil aja Ana. Salam kenal Lena" sahabat Gia memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya
"Salam kenal juga Ana" ucap Helena sambil menerima uluran tangan Ana
Setelah perkenalan tadi, mereka bertiga melanjutkan obrolannya mulai dari penjelasan Helena pindah lagi ke Jakarta hingga Gia yang bercerita jika dia sudah memiliki pacar sejak pertama masuk SMA. Namun saat mereka sedang asik mengobrol, mereka di kejutkan oleh teriakan seorang siswa yang memanggil Gia.
"GIAA! GUE PINJEM BUKU LO DONG" teriak siswa itu sambil menghampiri mereka
"Apaan sih lu kebiasaan dah teriak-teriak mulu, gue gak budek ya" omel Gia sambil menatap siswa tersebut
Helena dan Ana ikut menatap ke arah siswa tersebut dan siswa tersebut terkejut saat melihat Helena begitu juga dengan Helena.
"Eh kamu yang tadi kan?" tanya siswa tersebut saat melihat wajah Helena yang tak asing baginya
"Iya" sahut Helena sambil tersenyum
Ternyata siswa tersebut adalah siswa yang tadi mengantar Helena ke ruang Kepala Sekolah. Yang lebih mengejutkannya lagi, ternyata Helena satu kelas dengan siswa tersebut.
"Dih so manis banget omongan lu Key" ucap Gia sambil memutar bola matanya malas
"Suka-suka gue dong, kok lu yang sewot" ucap siswa yang di panggil Key itu
"Kamu di kelas ini? Kapan datangnya? Kok aku gak tau" tanya siswa tersebut dan langsung mendapat tampolan dari Gia dan siswa tersebut hanya meringis kesakitan. Sementara Helena dan Ana hanya terkekeh melihat pertengkaran kecil mereka.
"Ya iyalah lo gak bakal tau, orang lo dari tadi ngebo mulu di pojokan" ucap Gia setelah menampol siswa tersebut
"Udah Key mending lo ngebo lagi gih dari pada kena amuk si Gia lagi" ucap Ana sambil berusaha menahan tawanya
Siswa tersebut hanya berdecak kesal lalu terpaksa pergi dari hadapan mereka. Setelah siswa tersebut pergi, mereka bertiga melanjutkan kembali obrolannya namun lagi-lagi obrolan mereka terganggu karena Gia dan Ana harus pergi untuk rapat OSIS.
Fyi, Gia dan Ana adalah anggota OSIS di sekolah ini. Lebih tepatnya Gia adalah wakil Ketua OSIS, sementara Ana hanya anggota biasa.
Gia dan Ana pun terpaksa meninggalkan Helena sendiri di kelas. Apalagi Gia sudah hafal betul Helena bagaimana, jadi dia khawatir dengan Helena yang sulit berbaur.
Helena yang merasa bosan memutuskan untuk bermain game di ponselnya. Dia lebih memilih menyibukkan dirinya dengan apapun daripada harus berbaur dengan orang baru. Ketika dia sedang asik bermain game, dia merasakan panggilan alam. Helena memutuskan keluar dari kelas dan berjalan menuju toilet.
Helena menuruni tangga mencoba mencari toilet tapi dia tidak tau harus kemana lagi. Helena lupa tidak bertanya pada teman sekelasnya terlebih dahulu. Ketika Helena sedang kebingungan, Helena melihat ada siswa yang memakai hoodie sedang berjalan di depannya. Helena memutuskan untuk menghampiri siswa tersebut.
"Eh toilet dimana ya?" Helena bertanya sambil berjalan di belakang siswa tersebut namun siswa tersebut malah terus berjalan seolah tidak mendengar ucapan Helena
"Heh tunggu!" Helena mengejar siswa tersebut kemudian dia menghadangnya dan ternyata siswa tersebut sedang memakai headset. Helena tidak tahu jika siswa tersebut sedang memakai headset karena siswa itu menutupi kepalanya dengan kupluk hoodie-nya
Dan yang lebih membuat Helena terkejut adalah, ternyata siswa tersebut adalah pemuda yang semalam Helena temui di minimarket. Helena hafal betul dengan wajah pemuda ini. Helena juga tidak menyangka jika pemuda ini bersekolah disini juga.
"Lo" ucap Helena sambil menunjuk siswa tersebut
Siswa tersebut hanya menatap Helena dengan tatapan datarnya. Melihat itu, Helena melepas headset yang sedang di pakai oleh siswa tersebut dengan seenaknya. Dan itu membuat siswa tersebut menatap Helena dengan tatapan tajamnya.
"Toilet dimana?" tanya Helena dengan nada jutek, namun bukannya menjawab, siswa itu malah melanjutkan jalannya yang tadi terhalang oleh Helena.
"Ih dasar aneh" gerutu Helena yang menatap kepergian siswa tersebut
Helena pun hanya bisa pasrah dan berniat mencari toilet sendiri. Saat Helena hendak melangkahkan kakinya, ponselnya bergetar. Helena mengambil ponsel yang ada di saku roknya lalu dia menyalakan ponselnya sambil melanjutkan langkahnya.
Brukh..
"Aww sakit anjir" Helena meringis kesakitan karena ada seseorang yang menabraknya hingga dia terjatuh ke lantai.
Helena pun berdiri lalu menepuk-nepuk roknya yang sedikit kotor. Setelah itu dia menatap ke arah orang yang menabraknya dan ternyata itu siswa tadi. Helena merasa semakin kesal pada siswa tersebut hingga menatap siswa itu dengan sinis.
"Lo tu-"
Belum selesai Helena mengomel, siswa tersebut menarik tangan Helena untuk mengikutinya. Helena mencoba melepaskan cengkraman siswa tersebut namun percuma karena tenaganya tak sebanding dengan siswa tersebut.
"Lepasin gue, sakit tau" Helena terus mencoba melepaskan tangannya dari genggaman siswa tersebut sambil terus mengomel
Namun siswa tersebut tak menghiraukan omelan Helena sama sekali dan terus berjalan. Tiba-tiba siswa tersebut berhenti mendadak dan membuat Helena yang berada di belakangnya menabrak punggung siswa tersebut.
"Aww sakit" Helena mengelus-elus dahinya menggunakan tangan kanannya yang menganggur
Setelah itu, siswa tersebut melepaskan tangan Helena lalu dia pergi meninggalkan Helena begitu saja. Helena hanya menatap tak percaya pada siswa tersebut. Dia sama sekali tidak mengerti dengan siswa itu.
"Bener-bener cowok aneh" gerutu Helena yang masih menatap kepergian siswa tersebut
Namun saat Helena berbalik ke depan, dia di buat heran lagi karena sekarang dia berada di depan toilet. Helena kembali menatap siswa tersebut dan menatap toilet secara bergantian.
'Jadi dia nganterin gue ke toilet? Tapi kok dia gak ngomong apa-apa sih, malah langsung pergi gitu aja. Ganteng tapi gak ada akhlak' -batin Helena
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...SEE YOU!!!...
Maaf kalo ada typo🙏
Jangan lupa vote, comment and share❤
...Gianita Novia Arkananta...
...Anatasya Magenta...
...Keynando Radja Pradipta...
...Gavino Alvaro Arkananta...
...Daffa Wirayuda Pratama...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!