NovelToon NovelToon

Sang Asisten Ceo

Naraya Barata Putra

Seorang wanita dengan perut buncitnya terlihat kesakitan di ruang tamu,dia adalah Gayatri, air ketubannya terlihat sudah merembes dibalik dasternya,Ana sang pembantu yang menemani dirinya terlihat sangat panik, kemudian dia segera menelpon taksi yang juga temannya sendiri.

mereka bergegas melarikan Gayatri ke rumah sakit yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

Ana segera menghubungi sang majikan siapa lagi kalo Arya.

Arya berlari menuju ruang bersalin,dia sedang berada di kantornya ketika sang pembantu mengabari bahwa istrinya akan segera melahirkan,padahal waktu nya masih jauh dari perkiraan dokter.

Arya bekerja sebagai karyawan di sebuah bank swasta, istrinya Gayatri wanita berdarah india ini sudah hampir 4 tahun menikah dengannya namun ditahun ke 3 mereka baru di karuniai seorang momongan.

Gayatri yang juga bekerja di pabrik sebagai karyawan administrasi memutuskan untuk berhenti kerja,karena dia rasanya harus berhati-hati dengan kehamilannya sekarang.

Gayatri memang gadis keturunan India,namun seluruh keluarganya ada di Indonesia, jangankan ke India sekedar bahasanya saja dia tidak bisa.

Ayah dan ibu Gayatri tinggal jauh dari mereka, Gayatri tinggal di Jakarta beserta suaminya sedangkan ayah,ibu dan kakaknya tinggal di Sumatra.

Keluarga Arya sendiri sudah tidak ada, ayahnya meninggal dunia sedangkan ibunya menikah lagi dengan seorang bule dan membawa ibunya tinggal di Inggris.

Arya masih celingukan mencari keberadaan sang istri.

"Pak...pak...sini!"

panggil Ana, pembantu yang selalu menemani Gayatri.

"Gimana an ibu?"

"Ada di dalam pak!"

Ana mengiring Arya masuk ke ruangan tersebut, dengan sigap Arya menemani sang istri yang terlihat sangat kesakitan.

"Sayang....ada aku...disini...yang kuat ya!"

Arya memberi semangat sang istri.

"Bagaimana istri saya dok?"

tanya Arya ketika melihat sang dokter datang mendekat.

"Kami periksa dulu pak"

"Iya dok..silahkan!"

dokter dengan cepat memeriksa Gayatri,dan sudah di pastikan pembukaan 8.

"Sebentar lagi pak,masih pembukaan 8 belum sempurna"

kata dokter menjelaskan.

"Terimakasih dok"

Setelah melewati 30 menitan, akhirnya pembukaan sempurna dan dokter memberikan aba-aba pada Gayatri untuk mengejan.

Sampai beberapa kali akhirnya bayi lelaki itu pun keluar dengan berat badan 3.3 kg dan panjang 54 cm.

Dokter akhirnya meminta Arya untuk ikut suster membawa bayinya,karena Gayatri harus segera ditangani, keadaannya sekarang sedang tak baik-baik saja.

Setelah beberapa saat di tangani dokter,arya di minta untuk masuk ke dalam.

Arya mendapatkan penjelasan dari dokter,dia sangat shock dengan apa yang disampaikan dokter padanya.

Dia bener-bener tak menyangka semuanya akan terjadi pada istrinya.

Arya masuk dan duduk dikursi yang ada disamping istrinya.

Gayatri yang melihat sang suami duduk dengan lesu sudah mengira bahwa dokter sudah menyampaikan sesuatu pada suaminya tersebut.

Gayatri tersenyum,senyum yang manis dengan 2 lesung pipi di kanan dan kirinya.

dia mengambil tangan suaminya dan mencium nya beberapa kali.

"Dia anak lelaki kita!"

kata Gayatri, Arya mengangguk.

"Dia akan jadi kebanggaan kamu mas!"

kembali lagi Arya menganguk, sungguh Arya ingin terlihat menjadi lelaki tegar hari ini, membayangkan istrinya akan pergi selamanya rasanya sungguh tak sanggup,namun sekarang ada seorang bayi mungil yang harus dia jaga.

"Dia akan menjadi lelaki tangguh dan sukse mas!"

"Dia Naraya Barata Putra...dia anakmu mas!"

"Jadikan dia anak yang hebat mas,anak yang tegar dal segala hal,agar aku bisa melihat dia dengan bangga dari atas sana!"

ucap Gayatri sambil terus berlinang air mata.

Arya menganguk, sungguh airmatanya udah menganak diujung matanya,namun dia menahannya sebisa mungkin.dia harus terlihat tegar di depan sang istri.

Arya naik ke ranjang rumah sakit yang sempit itu, berbaring di samping sang istri, memberikan lengannya untuk bantalan kepala Gayatri seperti biasanya.

Pelan-pelan dia menepuk punggung sang istri seperti menina bobok kan istri cantiknya tersebut.

Gayatri dengan tenang memeluk sang suami juga, beberapa menit kemudian, Arya tak lagi merasa hembusan nafas panas istrinya,tubuh Gayatri terasa lemas di dalam dekapannya.

Gayatri, gadis yang membuat seorang Arya bisa dipanggil dengan sebutan penuh kebanggaan bagi kaum pria..'ayah' walaupun harus mengorbankan nyawanya sendiri,ya..kala itu dokter menyarankan untuk mengakhiri kehamilan nya, kehamilan Gayatri membahayakan dirinya sendiri karena suatu sebab.namun kegembiraan Arya yang telah lama tidak di karuniai anak membuat Gayatri mengurungkan niatnya untuk memberitahu suaminya perihal kehamilan nya saat itu.

Kini wanita yang baru saja memberikan Arya seorang putra, pergi dengan tenang di dekapan suaminya.Ketika merasakan tubuh Gayatri yang sudah lemas Arya menangis sejadi-jadinya.memyesali segalanyapun rasanya sungguh percuma.

"Aku akan menjaganya untuk kamu!! selamat tinggal sayang..... hiks...hiks... selamat tinggal sayang...tunggu aku disana....kita akan bersama lagi suatu hari nanti!?"

Arya menciumi istrinya untuk yang terakhir kalinya.

Di sini,di rumah Arya sekarang telah berkumpul seluruh anggota keluarga dan rekan kerja serta tetangga untuk datang melayat.terlihat Arya nampak tegar,demi anaknya Arya mencoba tegar dan ikhlas menerima semuanya.

Kekasih hatinya, belahan jiwanya gini sedang terbaring di dalam peti mati, benar-benar meninggalkan sebuah luka yang dukup dalam dihati Arya.

Setelah acara pemakaman selesai, semuanya kembali ke rumah Arya dan Gayatri, keluarga nya rencananya akan menginap untuk beberapa hari di rumah tersebut.

Bayi mungil itu masih berada di rumah sakit, rencananya besok baru bisa dibawa pulang.

keesokan harinya.

"Ar, bagaimana kalo anakmu biar ibu saja yang merawat?"

tawar ibunya Gayatri sang mertua.

"Iya Ar, kamu biar tidak kerepotan nantinya!"

kata Safitri sang kakak ipar.

"Gak usah bu mbak...Atri mempercayakan anak itu sama aku bu..mbak...aku akan merawat anakku sendiri, maaf bu!"

ucap Arya.

"Saya akan memperkerjakan beberapa baby sitter di rumah,lagian di rumah juga ada Ana dan suaminya bu yang ikut bantuin Arya bu!"

lanjut Arya, Arya sebenarnya tak enak menolak keinginan baik dari mertua tersebut,namun begitu Arya tak ingin meninggalkan anaknya dengan siapa saja,dia ingin merawatnya sendiri.

Hari berganti hari, seluruh keluarganya Gayatri sudah kembali lagi ke Sumatra.kini Arya merawat sendirian anaknya tentunya dibantu oleh seorang baby sitter.

Bi Ana yang masih setia bekerja disana juga ikut membantu kerja si baby sitter.

Sedangkan suaminya juga bekerja di rumah tersebut.

Arya duduk di tepi ranjangnya,menatap foto seorang wanita di dinding kamarnya, dialah

Gayatri istri cantiknya yang telah pergi selamanya.

"Selamat jalan Gayatri sayang...."

ucap Arya lirih, kemudian melihat sang anak yang terlihat terlelap di pangkuan nya,dia pandangi bayi mungil itu yang terlihat lebih dominan ke wajah istrinya.

"Selamat datang Naraya Barata Putra!!"

ucap Arya kemudian,sambil mencium pipi tembem bayi dalam dekapannya itu.dan berjanji akan mendidik anaknya menjadi anak yang kuat dan tegar!.

bersambung...

@ Perkenalan dulu

@ Semoga suka

@ Jangan lupa dukung aku

@ Kasih semangat buat aku ya....jangan lupa komen..like...dan tetap lanjut di episode berikutnya.

Single parent

Hari- hari di lalui Arya dan anaknya hanya berdua saja,Arya sengaja mempekerjakan baby sitter untuk anaknya sampai jam enam sore, selebihnya dia sendiri yang akan meng-handle anaknya sendiri.

Bi Ana hanya membantu mengerjakan pekerjaan rumah.

Arya sesekali menelpon mertuanya hanya sekedar memberi kabar tentang perkembangan anaknya yaitu Naraya.

Tahun berganti tahun, Naraya tumbuh menjadi anak yang kuat dan tidak manja, sebagai seorang lelaki Arya memang tak bisa mendidik Ray, panggilan akrab Naraya selayaknya seorang ibu.

Naraya kerap kali mendapat ejekan dari teman-teman disekolahnya hanya karena dia tidak punya ibu lagi.

Bocah tampan itu bahkan pernah berkelahi karena terus menerus dihina temannya.

Saat itu Ray,remaja berumur 13 tahun itu baru saja di jemput sang papa karena mendapat laporan baru saja berkelahi dengan teman sekelasnya.

"Minumlah!"

Arya menyodorkan air mineral dalam gelas pada anak semata wayangnya.

Ray hanya menuruti apa kata sang papa.

"Apa masih sakit?"

tanya Arya,dia melihat pelipis anaknya sedikit berdarah.

Arya memang sosok yang tenang dalam segala hal.

Mengontrol emosi adalah salah satu keahliannya.

Ray,remaja itu mengeleng sambil menatap mata ayahnya.

"Apa salahnya single parent?"

"Tidak ada"

"Apa kamu malu?"

"Tidak!"

"Apa kamu sakit hati?"

"Mereka menghina papa!"

jawab Ray tegas.

"Kontrol emosi kamu sebisa mungkin Ray,karena emosimu bisa jadi bumerang bagimu!"

"Kau sudah memberi mereka pelajaran kan?...jadi cukup berhentilah!"

ucap Arya seraya menepuk bahu anaknya.

Begitulah Ray di didik,hidup dalam kehinaan sudah menjadi hal biasa bagi dirinya, tinggal di kelilingi orang-orang munafik yang hanya baik saja di depan kita,hal itupun di anggap biasa saja dalam begitulah nasehat Arya,jangan semua hal di masukkan ke hati,di pikirkan saja jangan!.

Saling menindas dengan berbagai cara pun sudah sangat biasa dalam kehidupan ini.

'Hiduplah menjadi yang terkuat dan terbaik di mulai dari dirimu sendiri Ray'

begitulah nasehat sang papa kala itu.

Ray tumbuh menjadi sosok yang dingin di sekolah,dia banyak menghindari masalah dan teman-teman yang tak begitu penting baginya.

Hanya satu teman saja yang benar-benar tak mau lepas dari Ray.

Kemanapun Ray pergi dia akan setia menemani Ray, walaupun terkadang dia menjadi sosok tak terlihat di mata Ray.

Kini Ray menjadi remaja berusia 17 tahun, dia bersekolah di sekolah elite dan terfavorit karena prestasi nya, otaknya tak bisa diremehkan.

Sekolah yang sejatinya hanya untuk orang-orang ternama dan orang-orang kaya itu dapat di taklukkan oleh seorang Naraya.

Gini status single parent yang di sandang sang papa tak menjadi momok menyebalkan lagi bagi dirinya, Ray bahkan sekarang menjadi sosok yang sangat dingin pada siapa saja yang mendekati dirinya.

Selalu ada jeda untuk setiap teman yang ingin menjadi sahabatnya.

Di dalam otak Ray hanya bagaimana dia belajar dan membanggakan papa nya yang selama ini selalu ada untuk dirinya.

Johan, salah satu teman Ray dari masa SMP yang sekarang bisa jadi sahabat Ray.

Yang kedua Cristian, kedekatannya dengan Johan membuat dia sekarang menjadi sahabat Ray juga.

Mereka adalah 3 cowok yang paling di cari di sekolah. Johan lebih banyak bicara daripada Ray namun setali tiga uang dengan Ray, Johan juga tak begitu suka bersangkutan dengan cewek.

Johan yang ceria akan langsung memasang wajah datarnya ketika ada seorang gadis yang mencoba merayunya.

Sedangkan Cristian, yang biasa mereka panggil Tian , adalah tipe cowok supel dan ceplas-ceplos. Kadangkala ceplas-ceplos nya gak tau tempat, namun Ray dan Johan selalu cuek dan tak mempermasalahkan semuanya.

"Ev....pesen apa loe!!"

tanya Johan, begitu lah Johan memanggil Ray, Everest!....julukan yang di berikan Johan sejak semasa SMP karena Johan beranggapan mendekati Ray untuk dijadikan teman itu sangat susah dia bahkan bersikap sangat dingin, sedingin gunung Everest dan Johan biasa memanggilnya Ev, sebelum nya Tian juga gak tau siapa yang dipanggilnya Ev oleh Johan, namun lama-kelamaan dia tau juga julukan yang di berikan Johan pada Ray.

"Samain aja!"

jawabnya singkat.

"Loe Tian?"

"Gue bakso aja deh, sekalian es jeruk!"

Mereka berada di kantin sekolah sekarang , Johan memesan makanan sesuai dengan yang diinginkan olehnya. Beberapa saat kemudian makanan datang.

"Ev keterima di universitas mana loe?"

Ray mengangkat bahunya tanda belum tau dia akan melanjutkan kemana sedangkan Tian yang asyik makan bakso ikut bersuara.

"Gue ikutan kalian aja deh!!....mau kemana aja kuliah asal kita ber tiga!"

ucap Tian sambil mengunyah sisa bakso yang ada di sendoknya.

"Ok...gak masalah kok! gue juga ngikut aja!"

Mereka akhirnya makan tanpa banyak bicara.

Banyak sekali mata-mata lapar para wanita pengagum yang memandangi mereka, namun begitu tak ada satu orang pun dari para gadis itu yang berani mendekati mereka.

Mendengar bahwa Ray, Lelaki yang sangat sulit untuk di dekati , Camilla gadis cantik si anak pejabat ternama itu penasaran.

Dengan kecantikannya Camilla sangat yakin bahwa Ray akan klepek-klepek di hadapannya. Sebenarnya Camilla sudah sejak duduk di kelas dua SMA ingin menaklukan seorang Ray, namun di urungkan karena kala itu dia sedang ber pacaran dengan Frans teman satu sekolahnya juga.

Sekarang di bantu Erina dan Angel sahabatnya, Camilla akan berusaha mendapatkan cinta Ray.

"Beneran loe bakalan berhasil pacaran ma si Ray?"

tanya Angel.

"Yakin loe? dingin gitu!! di dekatnya aja berasa berdiam diri di gunung Everest, bener si Johan kasih julukan!!"

Erina kini ikut bicara.

"Udah deh!!... bukan Camilla dong namanya kalo gak bisa dapetin Ray!!"

"Gimana kalo jam tangan cantik dan mahal punya loe itu jadi milik gue kalo gue berhasil pacaran sama dia?"

tantang Camilla pada Erina.

"Dan camera mahal gue bakalan jadi milik loe kalo loe bisa mutusin dia setelah loe bikin dia jatuh cinta sama loe!!"

kali ini Angel ikut dalam taruhan itu.

"Deal!??"

kata mereka serempak. akhirnya mereka menyusun berbagai rencana untuk melancarkan aksi mereka.

Di kediaman keluarga Arya.

"Gue nginep sini!!"

kata Johan sambil mendudukkan diri nya di sofa.

"Terserah loe!!"

Ray juga ikutan duduk di sofa ruang tamu, beberapa saat kemudian bi Ana datang dengan es jeruk milik Johan dan jeruk hangat untuk Ray.

"Papa belum pulang Ev?"

tanya Johan.

"Bentar lagi!"

"Enak ya Ray, punya papa single parent...nyaman!!"

celetuk Johan, sudah bisa di pastikan kalo Johan memanggil Ray bukan dengan panggilan Ev maka dia sedang galau. Mode serius Johan bakalan muncul.

Ray mengerutkan keningnya sambil memandang Johan dengan sangat lekat, mencoba mencari kebenaran dari raut wajah Johan.

Merasa dipandangi oleh Ray, Johan juga akhirnya memandang Ray dan berkata...

"Serius Ray!! enak jadi anak papa Arya.. enak jadi anak seorang single parent!!

karena loe gak harus dengerin orang tua loe bertengkar dan bertengkar setiap saat!!"

ucap Johan sambil menerawang memandang langit-langit ruang tamu milik Ray.

bersambung...

Pdkt ala Camilla

Johan adalah anak orang kaya, tak seperti Ray yang hanya anak seorang karyawan bank swasta, Orang tua Johan tergolong orang yang kaya,karena itulah dulu yang membuat Ray tidak mau didekati Johan, Ray selalu menghindari anak orang kaya saat sekolah dulu, namun kerena dia bersekolah di tempat yang terbaik dan terfavorit, rata-rata teman sekolahnya adalah dari kalangan anak orang kaya. Ray pernah gak sengaja memergoki Johan sedang menguping orang tuanya bertengkar dan Johan menangis sambil duduk mengingkuk memeluk lututnya,saat itu Ray ingin mengembalikan buku yang dititipkan guru pada Ray untuk diberikan pada Johan karena rumah mereka searah.

Mulai saat itulah jika Johan mencoba mendekati Ray untuk menjalin persahabatan, Ray menerima Johan, Johan saat itu memang terlihat mengejar-ngejar Ray untuk dijadikan sahabat,karena hanya Ray yang dipandang Johan mau berteman dengannya tanpa memandang siapa Johan dan seberapa kaya orang tuanya.

akhirnya persahabatan mereka terjalin sampai sekarangpun.

Sedangkan Cristian ada setelah mereka masuk bangku SMA.

Cristian bisa menjadi sahabat Ray pun bukan karena Ray terlebih dahulu, namun karena Johan yang akhirnya Ray juga bisa menerima Cristian.

Johan terlalu betah jika tinggal di rumah Ray, apalagi jika papa Arya sudah pulang kerja, Johan akan berlagak bagai anak ayam yang terus-menerus mengikuti induknya.

Johan sangat sayang pada anak dan ayah tersebut, walaupun mereka sama-sama seperti es namun bisa di pastikan Johan bahwa papa Arya masih bisa dikatagorikan es batu saja bukan gunung es seperti si Everest julukan yang di berikan Johan pada Ray.

Dilain waktu...

Beberapa hari ini Camilla dan kedua temannya sudah berencana dengan matang mendekati Ray, dengan iming-iming arloji super mahal dari erina dan camera limited edition dari Angel membuat Camilla berpikir keras mendapatkan Ray.

Akhirnya Camilla dapat ide brilian tentang cara mendekati Ray terlebih dahulu, setelah dekat Camilla baru melancarkan aksinya kembali untuk mendapatkan hati Ray dan tentunya hadiah-hadiah dari teman-temannya.

"Hos...hos...hos....!!"

nafas Camilla naik turun ketika dia dikejar anjing milik warna kompleks tersebut di pagi hari.

"Kamu gak papa nak?"

tanya seorang lelaki paruh baya yang duduk di sampingnya dari tadi ditaman kompleks tersebut.

"Eh... Milla dikejar anjing om!!"

"Ini minum dulu...."

"Terimakasih om...!"

"Sepertinya rumah kamu bukan disini? om gak pernah liat kamu!"

"Iya om aku sedang lari pagi, tapi kayaknya kejauhan deh om"

kata Camilla sambil nyengir.

"Mampir ke rumah om ayo...ini om lagi beli sarapan pagi...trus mampir dudulk dulu tadi"

"Beneran boleh om?"

"Iya...siapa nama kamu?"

"Camilla om.. panggil Mila aja!"

"Om Arya..."

"Ya udah ayo...."

Mereka berjalan beriringan menuju rumah Arya, Camilla dengan semangat pagi ini karena rencana awalnya berhasil.

Poin pertama dalam rencananya adalah dekati orang rumahnya.

Sesampainya di depan rumah Arya, Camilla tak menyangka kalo Ray bukannlah anak orang kaya secara Ray terlihat seperti orang kaya dan lagi dia sekolah di sekolah khusus anak-anak orang kaya dan terpandang.

"Hah??!! ini rumah dia??" batin Camilla.

"Ayo nak masuk!"

ajak Papa Arya hingga membangunkan Camilla dari lamunannya.

"I-iya om!"

Camilla berceloteh ke sana kemari, memang Camilla pada dasarnya adalah anak yang cerewet, dia anak tunggal dari seorang pejabat ternama di Jakarta.

Sifat manjanya muncul karena dia adalah anak kesayangan sang papa, sekali ucap saja papanya akan langsung mengabulkan semua permintaan Camilla.

Pada akhirnya Camilla sering datang ke rumah om Arya.Di rumah Arya akhirnya Camilla ketemu dengan Ray, dengan sifat ceria Camilla akhirnya Ray menjadi terbiasa dan jujur Camilla adalah gadis pertama yang bisa membuat Ray tersenyum dengan gombalan dan candaannya.

Kedekatan Ray dan Camilla sudah sampai satu sekolah siapa lagi biang keroknya kalo bukan Erina dan Angel temannya,tentu saja atas perintah Camilla.

Namun Johan yang begitu peka merasa ada yang salah dengan sikap baik Camilla, walaupun tak begitu kenal namun selama sekolah bersama di sana Camilla tergolong gadis yang manja dan tidak suka berteman dengan rakyat miskin, apalagi sampai bertamu ke rumah Ray yang bisa dikatakan jauh dari kata megah.

Entah siapa yang memulai mengatakan cinta, Ray akhirnya pacaran dengan Camilla.

Sejak pacaran tersebut Camilla jarang bahkan hampir tidak pernah lagi ke rumah Ray, sang papa kadang mempertanyakan keberadaan Camilla.

Ray sendiri juga heran, namun rasa penasaran dan curiganya tertutup cintanya pada Camilla.

Hingga tragedi malam perpisahan sekolah itu terjadi, kejadian yang tak akan pernah Ray lupakan seumur hidupnya.

Ya saat ini mereka memang tengah menghadapi kelulusan sekolah.

Dia aula sekolah sudah berkumpul cukup banyak anak-anak,acara resmi sudah berakhir dan sekarang tinggal acara pesta santai.

"Ev.... Camilla mana??"

"Ini gue juga lagi nyari!"

"Eh Ev tuh cewek loe lagi di atas panggung!!"

cek..cek..cek...suara mic di tes.

"Malam semua malam ini aku bakalan nyumbangi lagu buat cowok aku....!"

Huuuu

Huuiii

Huuuu

Suara heboh anak-anak lain menyambut nyanyian Camilla, ya Camilla memang mempunyai suara yang cukup merdu.

Setelah bernyanyi Camilla memangil Ray untuk naik ke atas panggung, namun Ray menolaknya.

Setelah berbagai bujukan akhirnya Ray naik ke panggung.

"Ray....mulai sekarang kita putus!!"

ucap Camilla lantang, semua yang ada di aula itu terdiam.

Johan masih memperhatikan apa rencana dari Camilla.

Ray hanya diam sambil mengerutkan keningnya.

"Ya Ray kita putus! aku sudah punya pengganti kamu!"

"Sayang.....sini Marco!"

Marco adalah anak pemilik yayasan sekolah mereka, bisa dikatakan Marco juga adalah anak yang paling berkuasa di sekolah.

Ray diam saja, tak bisa di pungkiri hatinya hancur saat ini ,wanita pertama yang bisa mengetarkan hatinya ternyata memilih lelaki lain. Johan sudah mengepalkan tangannya sedangkan Tian yang tau betul apa yang akan terjadi jika Camilla mempermainkan Ray, Johan akan menjadi singa ganas!

Tian benar-benar sudah pasang kuda-kuda seandainya Johan bertindak. Karena dari awal pacaran mereka Johan yang paling tidak setuju, namun melihat Ray senang Johan mengikuti alurnya saja.

"Kau tau kenapa Ray??" tanya Camilla.

"Karena anak orang miskin seperti kamu!! tidak pantas bersanding dengan seorang Camilla!!!

ucap Camilla lantang. Semua orang diam, melihat ekspresi Ray yang tetap diam Camilla akhirnya menyelesaikan kata-katanya.

"Yaahhh kalah taruhan deh gue!!"

celetuk Angel.

semua orang memandang ke arah Angel, suasana aula yang terlihat dingin mencekam seakan Ray berubah menjadi gunung es dan menebar aura dingin.

Ray diam... memandang wajah Camilla.

'Sabar Ray kendalikan emosimu!'

kata-kata yang sering papanya ucapkan begitu tertanam di benak Ray.

"See...... Erina dan Angel sayang.... siapa yang bilang tak bisa menyentuh Ray?? kenyataannya sekarang adalah.. Camilla yang tak mau disentuh anak miskin seperti Ray!!!"

ucap Camilla sekali lagi dengan lantang.

Braaakkkk...

suara lembaran kursi terdengar dari bawa panggung

"Bangsaaat!!!!!!!!!"

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!