NovelToon NovelToon

Cinta Karena Perjodohan

Bab 1

Reva gadis cantik berumur 18 tahun, ia hidup bersama kedua orang tuanya di desa terpencil. Orang tuanya berkerja sebagai petani, Reva setiap hari membantu kedua orang tuanya di sawah miliknya. Walaupun Reva hidup di desa, ia lulusan SMA.

" Bu, Reva boleh nggak ke kota? tanya Reva.

" Nggak usah nak, di kota sangat kejam, lebih baik hidup di desa tentram, nyaman dan damai ucap bu Titi.

" Tapi Bu, Reva ingin ke kota untuk

merubah nasib kita bu, rengek Reva.

" Nak, Ibu nggak mau kamu kenapa- kenapa, ibu sama bapak sayang sama kamu, kamu anak satu-satunya kita ucap bu Titi lembut.

Reva hidupnya selalu bahagia, ia di kelilingi orang yang sayang sama dia.

Bapak dan Ibunya begitu menyanyanginya.

Siang berganti malam, seperti biasa Reva melanjutkan aktifitasnya setelah sholat magrib dan isya. Reva masuk ke kamar dan membaca buku- buku yang ia pinjam di perpustakaan desa. Reva sebenarnya ingin melanjutkan kuliah di kota. Sebenarnya bapak dan ibunya mampu menguliahkan Reva. Meraka nggak mau berpisah dengan reva anak satu-satunya yang menjadi panutan di keluarga kecilnya.

Reva membaca buku hingga larut malam, Ia bercita- cita ingin menjadi dokter. Reva berfikir karena dokter di kampungnya hanya seseorang saja.

Malam mulai hening, mata reva sudah tak sanggup lagi untuk membaca buku, Ia pun tertidur pulas sambil memegang buku kedokteran.

Kukuruyuk... betok.. betok..

" Hoaaaaammm,,, Reva membuka matanya pelan.

" Ah ternyata sudah pagi ajah, guman Reva sambil melirik jam yang sudah menunjukan pukul 04.30.

Reva beranjak dari tempat tidurnya, Ia segera mandi dan melaksanakam kewajibanya sholat subuh. Setelah semuanya selesai, Reva membantu ibunya menyiapkan sarapan pagi.

Kedua orang tua Reva siap-siap untuk ke sawah.

" Reva ibu sama bapak pergi ke sawah dulu, pamit ibu Titi.

" Iyah bu, ibu sama bapa hati- hati ucap Reva.

Mereka sudah meninggalkan rumah, saatnya Reva beraksi membereskan seisi rumah.

" Tok...tok..tok.. pemisi.

" Iyah sebentar jawab Reva.

" Maaf mba, Saya dari kantor pos mau mengirim surat, apa benar ini rumahnya bapak Antonio Bianco ucap Pak Pos.

" Oh iya benar pak, ini saya anaknya ucap Reva sambil mengambil surat dari Pak Pos.

Pak Pos sudah memberikan surat tersebut ke Reva dan segera meninggalkan rumah.

" Dari siapa yah? guman Reva sambil melihat luaran surat tersebut.

" Bapak Andrea Bianco, namanya mirip sama bapak, tapi ko Reva nggak tau yah Dia siapa guman reva.

Reva segera menaruh surat tersebut dimeja dekat televisi. Reva masih terus berfikir dalam hatinya siapa Andrea Bianco.

Ia melihat jam dinding teryata sudah jam 10 siang, segera memasak masakan kesukaan bapa dan ibu.

" Sayur asem, ikan goreng, sambal sama lalapan guman Reva sambil tersenyum.

Memasak memang keahlian Reva juga, ia pandai sekali memasak. Selesai memasak Reva langsung menyiapkan masakannya untuk di bawa ke Sawah.

" On The Way Sawah, guman Reva sambil mengunci rumahnya.

Reva jalan kaki menyusuri perdesaan yang sangat asri, suara lantunan pohon bambu, suara angin yang gemuruh sepoi-sepoi menambah keasrian desa panjutan. Desa yang ditempati Reva sekeluarga.

Sampai di Sawah, Reva menata semua makanan di Gubug.

" Pak, Bu makan dulu panggil Reva.

Pak Antonio dan bu Titi segera menghampiri anaknya.

" Wah, bu ini makanan kesukaan bapa sama ibu, anak kita memang paling top kalau memasak guman pak Antonio.

Mereka makan begitu lahab, sampai habis tak tersisa.

********

Terimakasih sudah membaca 😊

Semoga kalian suka 😍😍

Bab 2

Selesai makan, Reva membereskan makanan dan membantu kedua orang tuanya di sawah.

" Reva, teriak Seseorang.

" Reva itu di panggil sama Dimas, ucap Ibu sambil tersenyum.

Reva mendekati Dimas yang sedang duduk di gubug.

" Liat pak, anak kita sudah dewasa sebentar lagi kita bakalan punya cucu ucap bu Titi.

" Ah Ibu, anak kita masih kecil bu, jawab Antonio.

" Mas Dimas, ada apa mas? ucap Reva malu-malu.

" Nanti malam kepasar malam yuk Rev ajak Dimas.

Dimas itu kaka kelas Reva, Ia melanjutkan pendidikannya di Kota Jakarta.

Dimas sosok laki-laki terkeren di sekolahnya dulu, dan banyak wanita yang jatuh hati padanya termasuk Reva.

" Mas Dimas pulang kapan mas? tanya Reva.

" Semalam Va, tadi aku baru dari rumahmu tapi sepi, makanya saya ke sawah. ucap Dimas.

" Iyah mas, ya sudah Reva mau bantuin bapak sama ibu dulu yah mas, nanti malam mas Dimas jemput Reva di rumah yah. ucap Reva lembut.

" Oke, nanti malam mas jemput jam 7 malam yah Va. ucap Dimas

Kemudian Dimas meninggalkan Reva, Ia kembali membantu bapak dan ibu di sawah.

Siang berganti sore, Matahari mulai tenggelam. Mereka kemudian bersiap untuk pulang kerumah.

Diperjalanan pulang,Reva melihat anak- anak desa masih bermain di lapangan. Sampai dirumah, Reva dan kedua orang tuanya langsung membersihkan badan.

Reva lanjut masak untuk makan malam.

" Bu, nanti malam Reva di ajak mas Dimas ke pasar malam, boleh nggak bu, ijin Reva.

" Boleh nak, tapi pulangnya jangan sampai larut malam yah jawab bu Titi.

" Okeh bu, ucap Reva sambil tersenyum.

Selesai masak, Reva menyiapkan makanan untuk mereka berdua. Mereka makan di meja makan, suasana rumah Reva memang sangat harmonis.

Jam sudah menunjukan pukul 7 malam, setelah sholat isya, Reva langsung berdandan. Reva tetap kelihatan cantik walaupun tanpa make up, hanya dengan cream wajah dan liptin saja sudah keliahatan cantik.

" Tok...tok... terdengar suara ketukan pintu.

" Ah pasti itu mas Dimas, guman Reva langsung membukaan pintunya.

" Silahkan masuk mas, ucap Reva mempersilahkan masuk.

Dimas merupakan keluarga terpandang, orang tua Dimas orang terkaya di desa panjitan. Sebenarnya Reva agak minder sama Dimas.

" Ayo mas, kita jalan, ucap Reva sambil membawa tas kecil.

Reva benar- benar orang kampung, ponsel saja dia nggak punya.

" Mas apa kamu nggak malu jalan sama aku, soalnya kan kamu anak kuliahan dan juga anak orang terpandang di kampung ini ucap Reva sambil tersenyum tipis.

" Va, mas tuh sayang sama kamu, mas tuh cinta sama kamu, mau kan kamu menikah sama mamas, mas janji akan bahagian kamu ucap Dimas.

" Iyah mas, Reva mau ko mas ucap Reva malu- malu.

Mereka sampai di pasar malam, keadaan pasar malam begitu ramai, apalagi ini malam minggu.

" Kamu mau naik apa Va? tanya Dimas.

" Mas kita naik bianglala ajah, ucap Reva sambil berjalan mengandeng Dimas.

Saat naik bianglala, Dimas terus menatap Reva.

" Mas, jangan liatin aku terus, ucap Reva tersipu malu.

" Kamu cantik Va, cantik sekali goda Dimas.

Mereka bercanda ria di Pasar Malam, serasa Dunia milik mereka berdua. Mereka menghabiskan waktu bersama.

Malam mulai larut, Dimas mengantar Reva pulang kerumah. Sampai dirumah Reva, d

Dimas berpamitan kepada kedua orang tua Reva.

Reva segera masuk kekamar, Reva tiduran sambil melihat atap rumahnya, membanyangkan betapa bahagianya hari ini. Akhirnya Dimas menyatakan prasaanyaa pada Reva.

" Bahagia sekali aku hari ini, semoga besok lebih bahagia, selamat malam mas Dimas, semoga engkau mimpi indah guman Reva sambil memejamkan matanya.

Reva akhirnya tertidur pulas.

*********

Selamat membaca, semoga kalian bahagia selalu, di tunggu kelanjutannya yah gaes 😘😘😘

Bab 3

Keesokan harinya

Seperti biasa, Reva menjalankan rutinitasnya. Reva dan kedua orang tuanya duduk di teras belakang rumah sambil melihat keindahan pagi hari.

Kalau hari Minggu memang mereka tidak ada yang ke sawah, paling bapak Antonio yang ke sawah melihat keadaan tanamanya.

" Pak kemarin ada orang pos kirim surat pak, suratnya Reva taruh di sebelah tv ucap Reva.

" Kamu belum baca kan nak? tanya Antonio, jantungnya berdetak begitu kencang.

" Belum ko pak, oya pak nama pengirimnya ko sama kaya nama bapak, tanya balik Reva curiga.

" Ah mungkin, kebetulan saja nak. ucap pak Antonio mengelak.

Reva hanya menganggukan kepalanya sambil berfikir.

" Tapi liat muka bapak ko agak panik yah, guman Reva dalam hati.

Ia kembali kamarnya untuk membaca buku seperti biasa.

" Tok,,,,tok... tok.. permisi.

Ibu titi segera membukaan pintu.

" Assalamualaikum, ucap Dimas.

" Waalaikumsalam, jawab bu Titi.

Dimas langsung mencium tangan bu Titi.

" Bu, maaf Reva nya ada bu? tanya Dimas.

" Ada nak Dimas, sebentar ibu panggilkan nak Reva. ucap bu Titi sambil mempersilahkan masuk.

Dimas menunggu di ruang tamu, bu Titi masuk ke dalam memanggilkan Reva.

" Reva, ada nak dimas panggil bu Titi.

" Iyah bu, sebentar balas Reva.

Reva langsung ke ruang tamu, Ia melihat Dimas sedang menunggu.

" Reva, besok pagi saya berangkat ke Kota, kamu baik-baik yah disini pamit Dimas.

" Iyah mas, pasti Reva bakalan kangen sama mas ucap Reva sambil tersenyum malu.

" Mas juga bakalan kangen sama kamu balas Dimas.

Pak Antonio ijin pergi ke sawah, Dimas pun ijin pulang.

Reva kembali masuk ke kamar, ia sebenarnya nggak mau jauh dari Dimas.

" Mas Dimas setia nggak yah, secara di kota pasti banyak wanita cantik guman Reva cemberut.

" Aku minta uang sama bapak boleh nggak yah buat beli hp ucap Reva dalam hati.

Reva pusing memikirkan, dia harus bagaimana. Reva takut dimas bakalan berpaling dari dirinya.

" Aduh ingin pipis, ucap Reva sambil berlari keluar kamar.

Selesai dari toilet, Reva melihat pintu kamar ibu dan bapak terbuka.

" Bu...panggil Reva.

" Ibu kemana yah? guman Reva.

Reva kemudian menutup pintu kamar, ia melihat surat yang kemarin sudah terbuka.

Reva mendekati surat tersebut, Ia mengambil dan mulai membaca.

" Andrea Bianco, jalan Nusa Indah no 5 Pondok Gede, Jakarta Pusat" ucap Reva dalam hati.

" Ah jangan di buka, takut bapak marah, lebih baik tutup ajah pintunya guman Reva sambil meninggalkan kamar bapa dan ibu.

Hari mulai sore, Reva adalah anak yang baik dan penurut kepada orang tua.

Mereka biasa berkumpul untuk makan malam. Selesai makan malam Reva membersihkan piring kotor untuk di cuci.

" Bapak, Reva boleh minta sesuatu nggak pak? ucap Reva pelan.

" Kamu mau minta apa sih sayang, anak bapak yang cantik, pintar ucap Antonio.

" Reva minta di beliin hp pak ucap Reva.

" Ya sudah besok kita beli hp di kota Pajitan, kita berangkat pagi dari sini yah nak ucap Antonio.

" Terimakasih pak, ucap Reva sambil memeluk bapaknya.

Setelah berbicara dengan bapaknya, Reva masuk ke kamar seperti biasa belajar sambil membaca buku Fakultas Kedokteran.

" Mas Dimas, aku mau beli hp biar bisa menghubungi kamu, guman Reva sambil membayangkan Dimas.

" Semoga kedua orang tua mu, menyetujui hubungan kita mas, guman Reva dalam hati.

Reva membayangkan hidup bahagia dengan mas Dimas di kemudian hari. Reva tersenyum di mabuk cinta, sampai Dia melamun di malam hari.

" Sadar Va, ayo belajar, biar bisa jadi dokter guman Reva sambil tertawa kecil.

Selesai membaca, Reva kemudian tertidur pulas, ia sudah nggak sabar menanti hari esuk.

*********

Terimakasih, ikutin terus kelanjutannya 😊😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!