Bab Sinopsis
Assalamu'alaikum wr.wb...
Hay... Hay... readers semuanya 😊😊 apa kabarnya? semoga kabar kalian semua saat ini, di mana pun kalian semua sedang berada, selalu dalam lindungan sang maha pencipta dan sehat wal'afiat semuanya.. (Aamiin).
Happy reading ya gaess.... 😇😇
------------------""""""""""""-----------------
****
Anjani Cahya Kamila atau biasa dipanggil Jani atau (anjani), dia adalah seorang gadis desa yang sangat ramah, periang dan juga penurut kepada kedua orang tuanya. selain itu, anjani juga memiliki paras yang lumayan cantik. kulit putih bersih, hidung mancung, beserta mata lentiknya yang menambah anggun perangainya.
Sayangnya anjani cantik, terlahir dari keluarga yang dibilang serba kekurangan, kalau di lihat dari segi ekonomi keluarganya.
Bapaknya Pak Canung Carestyoso, atau biasa disapa pak (anung) oleh kerabat dan para tetangga desanya. ia hanya bekerja sebagai buruh pemetik teh, di tempat juragan Karto. sedangkan ibunya Haniah atau biasa di sapa bu (hani), ia hanya seorang ibu rumah tangga biasa, yang sehari-harinya hanya dihabiskan untuk mengurus rumah tangga saja.
Walaupun keadaan keluarganya terlihat susah dan serba kekurangan, anjani tidak pernah mengeluh atau pun merasa bersedih hati. anjani ternyata mempunyai sebuah cita-cita yang sangat mulia, yaitu ingin membahagiakan kedua orangtuanya beserta adiknya sujana.
"Aku harus lebih bersemangat lagi dan terus berusaha, agar semua impian dan cita-cita ku selama ini segera terwujud."batin anjani sambil ia menerawang ke hamparan luas perkebunan teh di sore hari yang sangat indah.
Soalnya hampir setiap sore hari, anjani selalu saja datang ke perkebunan teh. ia datang ke sana, hanya untuk sekedar melihat ke indahan hamparan luas perkebunan teh dan keindahan dari sang surya, yang perlahan-lahan mulai menenggelamkan cahaya terangnya.
Impian indah anjani suatu hari nanti ialah, jikalau ia sudah sukses dan berhasil nantinya. anjani berencana akan membuatkan sebuah rumah yang indah dan layak, untuk tempat tinggal semua anggota keluarganya.
Anjani juga berencana ingin membelikan sepasang kerbau, untuk membangun usaha ternak yang akan di kelola sendiri oleh bapak-nya suatu hari nanti. karena bapak-nya itu pernah bercerita kepadanya, kalau bapak_nya itu ingin sekali memelihara kerbau.
Kebetulan saat anjani duduk sendiri di sebuah bangku panjang, tepatnya di depan hamparan luas perkebunan teh. pak anung yang sehabis pulang dari pabrik, langsung menemaninya duduk bersama. untuk menikmati indahnya matahari yang mulai tenggelam di ufuk barat.
"Pak..! kalau seandainya bapak punya uang banyak, bapak pengen punya usaha apa nantinya?"tanya anjani antusias sembari memandang lekat wajah lelah bapaknya.
"Hmm, bapak pengen membeli kerbau Jan. soalnya bapak pengen coba usaha ternak, siapa tahu aja berhasil."jawab pak anung bersemangat sambil ia menopang dagunya dengan jari telunjuk dan jempolnya lalu tersenyum merekah.
"Do'akan Jani ya pak, biar jani bisa jadi orang yang sukses dan banyak uangnya. kalau Jani sudah berhasil suatu hari nanti, Jani akan wujudin semua keinginan bapak itu. menjadi seorang peternak kerbau. Oweh, hehehe."balas anjani sambil terkekeh dan menirukan suara dan gaya kerbau sedang menyeruduk.
"Aamiin...!! selalu itu mah, Jan. bapak selalu mendoakan yang terbaik buat anak-anak bapak, termasuk kamu Jan. hayolah kita pulang, sudah hampir maghrib tuh."ujar bapaknya sambil menunjuk ke arah mentari senja yang sebentar lagi mulai menenggelamkan cahaya terangnya.
Akhirnya mereka berdua pun pulang bersama, sesekali juga mereka mengobrol seru dan asyik di sepanjang perjalanan pulang.
Selain ingin membelikan bapak-nya kerbau, anjani juga ingin sekali mewujudkan keinginan ibunya. yaitu, membangun sebuah warung makanan cepat saji. karena ibunya itu pintar sekali memasak, bahkan masakan ibunya itu terkenal super enak dan super duper lezat.
Serta anjani ingin meyekolah_kan jana, adik semata wayangnya itu sampai ketingkat yang jauh lebih tinggi. selain itu, ia juga ingin sekali mengajak adik laki-lakinya itu jalan-jalan ke tempat wisata. karena kan selama ini, jana tidak pernah pergi atau jalan kemana-mana. selain pergi ke sekolah, ke kebun teh, atau jalan-jalan disekitaran jalanan desa saja.
"Jan, kalau suatu hari nanti kakak sudah dapat kerjaan dan sukses. kamu harus sekolah yang tinggi ya, biar kamu jadi orang yang pintar dan sukses juga. nanti kaka juga akan ajak kamu jalan jalan ke tempat wisata matahari."papar anjani saat jana berada di dalam kamarnya.
Kebetulan malam itu jana sedang di dalam kamar anjani, karena ia hendak meminta tolong kepada kakanya. agar kakanya itu, mau membantu dirinya untuk mengerjakan tugas sekolahnya. karena tugas sekolahnya itu sangat susah sekali dan jana gak bisa mengerjakannya sendirian, makanya ia datang ke kamar kakaknya untuk meminta bantuan.
"Wah, tempat wisata matahari..!! mau ka, mau. jana pengen banget kesana ka. soalnya kan semua temen-temen jana juga banyak yang sudah pergi kesana, cuma jana aja yang belom."sahut Jana kegirangan lalu lesu.
"Makanya, kamu harus sering do'ain kaka biar kaka cepet jadi orang sukses. sudahlah, hayo kaka bantuin kerjain tugas mu, nanti kamu keburu ngantuk lagi. "kata anjani sembari mengusap lembut kepala jana lalu membantu adiknya mengerjakan tugas sekolahnya.
Tempat wisata matahari itu sejenis tempat pemandian seperti kolam berenang gitu. selain menyajikan keseruan tentang wisata air, disana juga terdapat permainan alam yang tak kalah seru-seru dan menguji adrenalin. sebenarnya tempat wisata itu gak begitu jauh sih dari desa anjani tinggal, hanya melewati sekitar dua desa saja untuk sampai atau menuju kesana.
Tapi dikarenakan keluarga anjani keadaannya susah, jadi mereka sama sekali belum pernah kesana. walaupun dekat jaraknya, itu semua kan harus butuh biaya kalau buat liburan.
****
Anjani yang bermaksud ingin mengubah nasib keluarganya. dengan pergi bekerja merantau ke kota besar, untuk mengadu nasib dan mencari peruntungan di sana. ternyata ia malah mengalami kejadian yang sangat tragis yang menimpa dirinya, sesampainya ia tiba di kota besar untuk menemui calon majikannya.
Semua harapan dan impian anjani selama ini, yang ia bayangkan akan berhasil disana. semuanya kandas dan karam begitu saja. itu semua terjadi, karena kejadian naas pada malam dimana anjani sampai di kota besar. sekelompok pemuda tidak bertanggung jawab, berhasil merampas kehormatan dan mengubur cita-cita serta semua impiannya selama ini.
Akhirnya semua harapannya sirna, impian dan cita-cita nya selama ini pun hancur berantakan. disaat kehormatan-nya direnggut paksa oleh sekelompok pemuda bejad itu. di kala malam saat anjani tiba di kota besar, anjani yang masih berusaha terus melawan beberapa pemuda-pemuda itu, malah bernasib naas dan mati ditangan salah satu pemuda itu.
Mirisnya, tubuh anjani yang sudah tidak bernyawa lagi. malah mereka buang dan menguburkannya di bawah sebuah pohon besar, tepat di dekat hutan kota yang sepi.
Karena anjani meninggal dengan secara tidak wajar, bahkan di kuburkan secara tidak layak. serta ia masih mempunyai beban tanggungan impian untuk membahagiakan keluarganya. akhirnya anjani pun kembali lagi, tapi dengan mewujud sebagai sosok arwah penasaran yang penuh dengan dendam. ia mulai menuntut balas dendamnya, kepada semua pemuda yang sudah tega menghancurkan hidupnya.
Disisi lain arwah anjani suka muncul dengan memakai gaun putih, ia menjadi arwah yang baik jikalau ia bertemu dengan orang orang yang kesasar atau sedang dalam bahaya.
karena semasa saat ia masih hidup di dunia, saat ia kesasar dan dalam bahaya, tak ada satu orang pun yang bisa membantunya sama sekali. makanya setelah anjani menjadi sosok arwah penasaran, anjani banyak membantu orang yang sedang membutuhkan pertolongan.
Lain halnya arwah anjani di sosok satu lagi, dia selalu memunculkan diri kepada laki-laki jahat yang suka menggoda melecehkan, merampok atau mengganggu para perempuan. niscaya mereka semua akan mengalami nasib yang sangat buruk, jikalau mereka bertemu anjani. saat memakai baju merah dengan mengenakan bandana bunga mawar terikat di kepalanya.
Misteri kematian anjani akhirnya terbongkar. saat arwah anjani bertemu dengan seorang anak perempuan, yang ternyata anak majikan yang bakalan ia bekerja di sana. kalau saja dia tidak mati karena dilecehkan, sekelompok pemuda tak bertanggung jawab malam itu.
Selain anak majikannya itu, kematian anjani juga di bongkar oleh pria nyentrik tetangga kampung_Nya, yang sudah lama sekali mengagumi, mencintai dan menyukai anjani.
Siapakah anak majikannya itu..? dan siapakah pemuda itu...? Penasaran gak sih..?? Yok...! ikuti terus kisahnya... 😊😊
****
Bersambung......
Jangan lupa bantu dukungan nya, dengan cara vote Like, and komentar serunya. jangan lupa juga novel ku masukin di List favorit kalian ya.
Mohon maaf, apabila saya ada kekurangannya saat menulis atau tulisan ada kata yang salah. tolong dimaklum ya, karena author masih dalam tahap belajar... terimakasih....🙏🙏🙏
Salam Penasaran Selalu.... 😇😇😇
Bab 1
Happy reading gaess....😇😇😇
CEKIDOT...!!!
****
"Gimana ini pak, ibu takut sekali! kalau besok kita tidak bisa membayar semua hutang-hutang kita kepada juragan karto. anak perempuan kita satu satunya bakalan karto peristri."ucap lirih bu hani di sertai Isak tangis yang memilukan.
"Hiks... Hiks...!! ibu gak mau kalau itu sampai terjadi Pak! masa iya jodoh anjani, si karto tua bangka itu." imbuhnya di sela tangisannya.
"Bapak juga gak sudi buk! kalau anak kita itu akan di peristri oleh laki-laki tua bangka seperti karto. tapi ya mau gimana lagi, bapak juga bingung harus mencari uang kemana lagi?"kata bapak ku sembari merangkul ibu ke dalam pelukannya agar ibu merasa sedikit tenang.
Tanpa di sengaja, anjani malah mendengar percakapan kedua orang tuanya itu. yang sedang membicarakan dan mengkhawatirkan masa depannya. karena hutang bapaknya itu kepada juragan karto yang harus segera dibayarkan. kalau tidak, anjani akan menjadi korban kerakusan karto si juragan dzolim.
****
Awalnya anjani terbangun, karena kantung kemihnya terasa penuh sesak sekali, ingin rasanya segera di keluarkan. dengan langkah yang terburu-buru, anjani berjalan menuju sumur yang berada tepat dibelakang rumahnya.
Setelah selesai menuntaskan hajatnya di sumur belakang rumahnya (BAK), anjani pun bergegas untuk kembali ke kamarnya lagi. sebenarnya, saat itu rasa kantuknya masih terasa berat menghinggapinya. tapi karena ia sudah sangat kebelet sekali, akhirnya anjani terpaksa melawan kantuk beratnya itu.
Tapi saat anjani mau kembali ke kamarnya lagi, langkahnya mendadak langsung terhenti. ketika dia melewati depan kamar kedua orangtuanya, kala itu anjani sedikit mendengar suara ibunya yang sedang menangis sesenggukan.
Huu... Huu.... Hiks... Hiks....
Sebenarnya, saat itu anjani ingin segera masuk dan menerobos ke dalam kamar orangtuanya. karena ia merasa tak tega mendengar rintihan tangisan pilu dari ibunya. selain itu anjani juga ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana, sehingga membuat ibunya itu menangis pilu di tengah malam begini.
Tapi saat itu anjani mengurungkan niatnya, karena sedikit mendengar percakapan ibu dan bapaknya, yang sedang membicarakan sesuatu hal yang sepertinya sangat penting sekali.
Anjani pun mulai sedikit menguping pembicaraan kedua orangtuanya, dengan cara menempelkan daun telinganya di daun pintu.
DEGGGG.... Bagaikan disambar petir di siang hari bolong. dada anjani langsung terasa sesak, hatinya sakit, kakinya pun ikut gemetaran. saat dia mendengar percakapan kedua orangtuanya, yang katanya anjani bakalan di nikahi oleh juragan Karto. sosok laki-laki tua, bertubuh pendek dan berkepala botak, bahkan dia mempunyai perut yang sangat buncit, persis seperti kaya orang hamil sembilan bulan saja.
Tubuhnya pun terasa lemas dan langkahnya mulai gontai, saat anjani mencoba berjalan untuk kembali lagi ke dalam kamarnya.
"Aku gak mau kalau harus jadi istri juragan kodok itu!! jadi aku harus segera mencari cara, agar bapak ku itu bisa segera membayar semua hutang-hutangnya."batin anjani sambil menerawang ke langit langit kamarnya.
Tak terasa bulir bening pun meleleh di sudut netranya, semalaman anjani tidak bisa tidur dengan nyenyak. karena selalu memikirkan percakapan orangtuanya itu, yang tak sengaja di dengar nya saat ia berjalan menuju sumur.
****
Pagi ini sang mentari kayanya lagi enggan untuk memunculkan sinarnya, Kilauannya yang terang itu malah digantikan dengan rintik-rintik air yang membasahi nuansa pagi. begitupun hati dan perasaan anjani saat ini, setelah mendengar percakapan orang tuanya semalam, seolah gairah hidupnya sudah mulai berkurang.
Anjani yang sedang dilanda kebingungan, karena selalu memikirkan nasibnya sekarang. pagi itu ia pergi untuk mencoba menenangkan diri dan berusaha menghibur dirinya sendiri, dengan berjalan di bawah rintik-nya air hujan. kemudian perlahan anjani mulai menyusuri hamparan luas perkebunan teh yang terlihat indah dan menyejukkan hati.
Sambil anjani juga memikirkan bagimana caranya, agar dia dan juga bapaknya itu segera terbebas dari semua hutang-hutangnya kepada juragan karto. jadi anjani tak harus menikah dengan juragan kodok itu, juragan yang suka dzolim juga terhadap semua para pekerjanya.
"Jan.. Janii..!! "panggil suara cempreng seorang perempuan yang sangat ia kenal dari arah belakang anjani yang sedang duduk.
Anjani yang memang sebenarnya tadi sedang melamun, langsung tersentak dan hampir saja tersungkur ke tanah. karena secara tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya, sembari menepuk pundaknya dengan kencang dari arah belakang. saat anjani mencoba melihat siapa si empunya tangan yang menepuk-nya barusan. ternyata wujud orang itu adalah Mirah, sahabat karibnya sewaktu jaman sekolah SD dulu.
Sudah lama sekali anjani tidak bertemu dengan Mirah, terakhir bertemu denganya setelah acara kelulusan SD 6 tahun yang lalu. waktu itu mirah dijemput dan di paksa oleh bapaknya yang mata duitan itu, mirah di suruh bekerja ke kota besar sebagai pembantu rumah tangga (PRT).
Maklumlah orang-orang di kampung mekarsari, kehidupan ekonominya begitu sangatlah sulit.
jadi kadang-kadang banyak orang tua yang tega menyuruh anaknya, ikut mucikari pembantu bekerja di kota besar. bahkan ada juga yang tega malah menikahkan anaknya, dengan laki-laki berumur yang penting banyak uangnya.
"Mirah...!!" pekik anjani langsung memeluk erat tubuh sahabat lamanya itu.
"Jani..!! aku kangen... banget sama kamu, sudah lama sekali ya kita tidak bertemu."ucap mirah sambil membalas pelukan anjani.
"Iya, sudah 6 tahun mir kita baru ketemu lagi. kamu jahat tau, udah ninggalin aku. jadi aku kan gak punya teman bocor lagi, waktu kamu tinggalin pergi."kata anjani tersenyum, sambil meneteskan bulir bening di sudut netranya, serta menggenggam erat kedua tangan mirah.
"Cup... Cup... ah.!! temen ku yang satu ini, selalu aja cengeng. dari jaman dulu sampe sekarang pun masih aja gak pernah berubah, tetep cengeng."tegas mirah seraya merangkul anjani kembali dan mengusap lembut kepalanya.
"Aku merasa kehilangan banget tau mir, saat kamu di jemput paksa bapak mu. sewaktu acara perpisahan sekolah kita dulu"katanya lirih di dalam pelukan mirah.
"Sudahlah tak usah dibahas lagi, itu semua sudah berlalu. yang penting itu sekarang kita kan sudah bertemu lagi."ucap mirah masih mengusap lembut rambut panjang anjani.
Anjani dan mirah, akhirnya mereka pun duduk berdua dibawah sebuah pohon trembesi yang tumbuh rimbun di pinggir perkebunan teh. selain itu, mereka berdua juga melepaskan kerinduan yang telah lama sekali terpendam. karena sudah enam tahun lamanya mereka berdua tidak bertemu. akhirnya mereka berdua juga saling bercerita bergantian, tentang perjalanan kehidupan mereka masing-masing.
Ternyata mirah bisa pulang kembali ke desa mekarsari ini, dikarenakan ia mau menikah. Kalau saja dia gak menikah dan mendapatkan jodoh orang yang berduit (kaya), mungkin pak kosim bapaknya si mirah itu. masih tetap akan memperkejakan mirah sebagai pembantu di kota besar, serta mirah tak boleh pulang ke kampungnya sebelum bapaknya itu hidup enak.
Sebenarnya anjani kasian sekali sama keadaan mirah, karena selalu ditekan dan diperas tenaganya oleh bapaknya. tapi sebagai anak yang berbakti, mirah tak pernah melawan atau menolak perlakuan tega bapaknya itu. ia selalu berusaha tetap tersenyum bahagia di depan semua orang, padahal di lubuk hatinya yang paling dalam tersirat goresan kesedihan.
Mirah adalah sahabat sekaligus saudara baik bagi anjani, karena cuma dialah sahabat yang selalu ada dan mengerti akan keadaannya. kalau bukan karena dulu mirah dipaksa bekerja dikota, mungkin anjani tidak merasa kesepian ditinggalkan teman yang seperti saudara itu.
***
Bersambung.....
Jangan lupa bantu dukungannya ya, dengan cara Like, vote serta bubuhkan komentar positifnya. biar author makin semangat lagi nulis kelanjutan ceritanya...😊😊
Mohon maaf juga, kalau ada kesalahan kata dalam menulis atau ceritanya kurang asik dan tidak enak dibaca..🙏🙏 karena author masih dalam tahap belajar.
Salam penasaran selalu dari Anjani....🌹🌹🌹
Bab 2
Selamat Membaca....😊😊😊
------------------""""""""""""----------------
"Jan..! kamu kenapa sih, dari tadi aku perhatiin ngelamun terus. cerita dong sama aku Jan, ada apa? kita kan sahabat, jadi jangan ada yang kamu sembunyiin dari aku."tanya mirah antusias seraya merangkul anjani dengan erat.
"Aku lagi bingung sekali, Mir! soalnya aku mau dinikahi oleh juragan karto, kalau hari ini bapak-ku tidak segera membayar dan melunasi semua hutang-hutangnya."Jawabnya sambil meneteskan bulir bening dimata nya.
"Apa, karto si juragan kodok itu Jan..!!" mirah terkejut sambil bangkit dari duduknya.
Begitulah anjani dan mirah memanggil juragan karto, dengan sebutan juragan kodok. karena bentuk fisiknya itu loh, udah tua, pendek, botak lagi, perutnya juga buncit seperti perut kodok.
"Iya mir."sahut anjani dengan lemas.
"Emang bapak mu itu punya hutang berapa banyak sih? sampai bayarnya harus ditukar dengan dirimu, Jan." tanya mirah dengan kesal sambil ia mondar-mandir.
"Yang aku dengar semalam sih, saat aku tak sengaja menguping pembicaraan mereka. bapak katanya berhutang 2 juta sama juragan Karto mir."Jawab nya sambil tertunduk sedih.
"HAH...!! banyak sekali Jan. emang bapak mu pinjam uang sebanyak itu untuk apa?"mirah terkejut dan antusias menanyai anjani kembali.
"Kata bapak sih, waktu itu untuk membiayai perawatan jana di rumah sakit." ucap anjani sambil mencoba mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu saat jana ditabrak seseorang.
"Soalnya waktu itu, saat jana mau pulang sekolah. kebetulan juga saat itu jana sedang berjalan sendirian. tiba-tiba saja dari arah belakang jana sedang berjalan, sebuah motor malah menabrak jana seolah di sengaja.
"Setelah menabrak jana, orang itu langsung kabur meninggalkan jana yang saat itu tergeletak bersimbah darah. bapak ku yang mulai kebingungan, karena gak dapat juga uang untuk biaya rumah sakit. dengan terpaksa bapak meminjam ke juragan Karto dan harus dikembalikan dari waktu yang dia tentukan."
Papar anjani panjang lebar, menceritakan semua kronologis kejadian itu ke mirah. sambil ia menampakan raut wajah kesedihannya, dengan cara memilin-milin ujung bajunya.
Setelah panjang lebar anjani menjelaskan dan menceritakan semua permasalahan nya itu kepada temannya. akhirnya mirah bermaksud ingin membantu anjani, agar dia dan juga bapak-nya bisa segera terbebas dari jeratan hutang-piutang si juragan kodok itu.
Tak pernah anjani sangka sebelumnya, mirah sahabat karibnya itu malah memberikan anjani uang senilai satu juta rupiah. mirah melakukan itu semua, agar anjani bisa segera membayar separuh dari hutang-hutang bapaknya.
Niatnya agar si juragan kodok karto, tidak jadi menikahi anjani nantinya. lalu mirah juga mengusulkan, agar anjani nanti berkata pada si juragan karto. kalau sisa dari hutang-hutang bapaknya, anjani akan membayar segera tapi dengan cara mencicilnya.
Awalnya anjani menolak uang pemberian dari mirah itu, karena dia merasa gak enak hati saja. apalagi kalau sampai bapaknya mirah yang mata duitan itu tau, pasti pak kosim bakalan ngamuk besar kepada keluarga anjani. karena di fikir sudah memanfaatkan kebaikan mirah.
Tapi karena mirah terus saja memaksa, agar anjani mau menerima uang pemberian nya itu. akhirnya dengan berat hati anjani pun menerimanya juga. tapi dengan satu syarat, kalau uang yang mirah kasih itu anjani anggap sebagai sebuah pinjaman. dan suatu saat nanti, anjani akan berusaha untuk mengembalikan Jikalau ia sudah ada rezeki dan sudah bekerja.
Selain itu, mirah juga menawarkan anjani sebuah pekerjaan di kota. yaitu sebagai asisten rumah tangga alias pembantu (PRT). pekerjaan yang mirah kasih itu, ternyata di tempat mantan bos nya dulu saat ia masih bekerja disana.
Mirah juga bercerita kepada anjani, kalau mantan bos nya itu orangnya sangat baik dan juga pengertian. di tambah gaji yang bos nya berikan juga lumayan gede, makanya mirah betah sekali bekerja disana. bahkan sampai bertahun-tahun lamanya, kurang lebih sekitar 6 tahunan lah mirah bekerja di sana.
****
Saat anjani kembali ke rumah, ternyata dirumahnya sudah ramai sekali orang. di dalam rumahnya, ternyata sudah ada juragan Karto beserta dua orang anak buahnya.
Saat itu anjani juga melihat Ibu dan bapaknya, yang sedang menghiba di hadapan juragan karto. sambil mereka berdua bertekuk lutut dilantai tanah rumahnya, serta mengatupkan kedua tangan mereka di depan wajah mereka. memohon keringanan kepada juragan karto, agar dia mau memberikannya waktu lagi.
"Tolong juragan karto, berikan kami waktu beberapa hari lagi."mohon bapak dan ibu anjani sambil bersimpuh dihadapan juragan karto.
Anjani yang tak sanggup melihat pemandangan seperti itu, langsung berlari menghampiri kedua orang tuanya itu. anjani pun langsung membangunkan keduanya dari simpuhnya di hadapan juragan karto.
"Bapak..!! ibu..!! Ngapain kalian kaya begini sih, Jani gak suka ya, kalau kalian terlalu merendah seperti ini."ucapnya tegas sambil membangun kan mereka berdua yang sedang bersimpuh.
"Halo cantik, my honey, sweety ku. dari mana aja sih? abang karto yang tampan dan baik hati ini, sudah lama sekali loh nungguin kedatangan kamu disini."Ucap centil juragan karto sambil mencolek dagu panjang nan lancip anjani.
"Diam kau karto.!! Jangan kurang ajar ya! atau jari mu itu akan ku patahkan, karena sudah berani menyentuh diriku. "ancam anjani dengan ketus, sambil menepiskan tangan karto yang besar dan juga terasa kasar.
"Ow.. Ow.. Ow.. !! Ternyata galak juga ya calon istriku ini.!! Ha..ha..ha.."sahut karto diiringi tawanya yang menggelegar sambil menarik dan memegangi tangan lembut anjani.
"Lepasin! Lepasin, tangan aku juragan karto. Aw..!! sakiiiittttt...!!"pekik anjani karena karto makin mencengkeram erat pergelangan tangan milik anjani yang kecil.
"Lepaskan anak ku karto..!! Jangan kau sakiti dan ganggu dia! aku akan segera membayar semua hutangku, tapi tolong jangan ganggu anak ku."mohon bapak mencoba melepaskan aku tapi langsung di halau oleh anak buahnya.
"Ok !! aku gak akan menyakiti dan menganggu anak mu yang cantik ini, tapi bayar sekarang juga hutang mu itu. cepeten..!! atau aku akan membawa anak mu sekarang juga."bentak karto sambil mengadahkan telapak tanganya.
"Kasih aku sedikit waktu lagi, Karto..!! Nanti, kalau aku sudah dapat uangnya pasti ku bayar kan segera."timpal bapak.
"Nanti nya kapan, anung..!! "meja diruang tamu anjani digebrak juragan karto.
"Nunggu lebaran monyet, Hah..!! pokonya kalau lusa kau gak bisa juga membayar semua hutang-hutang mu kepadaku, anakmu anjani harus segera menikah denganku."gertak karto seraya melepaskan cengkraman tangannya dari tangan anjani, kemudian karto pun langsung melangkah pergi keluar dari rumah anjani.
"Tunggu juragan Karto." panggil anjani, lalu karto menghentikan langkahnya.
"Ada apa sayang, masih kangen ya sama abang." sahut karto saat berbalik.
"Terima ini, aku ada uang 1 juta rupiah. aku bayar separuh dulu dari semua hutang-hutang bapak-ku. sisanya aku akan membayarnya segera."anjani menyodorkan sepuluh lembar uang bergambar Dwi tunggal plokamator Soekarno-hatta kepada karto.
"Lusa aku akan pergi ke kota dan bekerja disana. setelah aku mendapatkan gaji pertamaku, aku akan segera membayar sisanya." imbuhnya dengan lantang.
"Haha...Ok..Ok..!! Aku terima uangmu ini cantik. Lagian, ngapain sih kamu harus kerja jauh-jauh segala, ke kota besar lagi. mendingan juga kamu disini saja jadi istriku, tugasnya gak berat dan gak capek ko. hanya melayaniku saja setiap hari, hidupmu bakalan enak dan terjamin lagi. aku juga akan memperlakukan mu bak seorang permaisuri raja. "Ujar karto sambil menyunggingkan senyuman liarnya.
"Maaf juragan karto.!! tapi aku sama sekali gak berminat tuh, untuk menjadi istrimu."balas anjani dengan tatapan datarnya.
"Kau terlalu sombong dan keras kepala anjani, persis sekali seperti ibumu waktu dulu. tapi aku malah menyukai itu, bahkan aku semakin tertarik saja. Buaahahahaha...."ucap Karto sembari terbahak-bahak diiringi anak buahnya.
"Mantap Juragan...!!"timpal salah satu anak buah karto sambil mengacungkan jempol besarnya ke depan wajah karto.
Setelah menerima uang dari anjani tadi, karto beserta kedua anak buahnya pun berlalu pergi dan meninggalkan rumah kediaman anjani.
*****
Bersambung......
Bantu dukungan nya ya gaess.... dengan cara vote, like and komentar serunya...
Terimakasih....😊😊
Salam penasaran selalu.....🌹🌹🌹
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!