NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikah

Bab. 1

🍁🍁🍁

Di Rumah Sakit Ternama

Seorang wanita cantik sedang duduk di ruang pribadinya. Dia sedang makan siang, dia memang selalu membawa bekal. Karena buatan sendiri lebih higinis dan tidak membuang-buang waktu untuk ke kantin, belum lagi mengantri. Karena waktu adalah sangat berharga baginya, bahkan dia lebih mengabaikan kesehatannya, dibandingkan mementingkan orang lain.

Wanita cantik itu adalah Dokter JASLINE ALEXANDRA usia 25 tahun. Dia Dokter bedah yang hebat dan pintar.

Drettt.....hp Jasline bergetar.

Tertera mama....

"Hallo ma...."

"Iya...sayang....apa kabar mu nak?" tanya mama.

"Kabar Jas baik ma.....

Mama dan papa gimana?" tanya balik Jasline.

"Kami juga baik-baik sayang. jawab mama.

Jas, ada hal yang ingin mama dan papa bicarakan pada mu sayang. Bisakah besok kamu pulang sayang?" ucap mama.

"Ada hal apa memangnya ma? kenapa harus pulang dan mendadak begini? katakan saja ada apa ma,,,"

"Mama tidak bisa mengatakannya lewat telpon sayang, ini sangat penting nak. Mama dan papa harap kamu bisa pulang besok."

"Ada apa sebenarnya batin Jasline."

"Iya ma, Jasline akan usahakan. Kebetulan juga 2 hari ini jadwal Jasline segang. Tapi harus minta cuti dulu."

"Baiklah sayang, kamu urus dulu semuanya.

Ya sudah sayang....mama tutup dulu ya....jaga kesehatan mu, jangan abaikan kesehatan mu sendiri. Jika kamu sakit bagaimana pasien mu sayang mereka bergantung dengan mu." Ucap mama menasehati Jasline, karena mama tau betul sifat anak gadisnya itu.

"Iya ma....besok Jas kabari."

"Jadi kepikiran dengan perkataan mama deh, ada hal penting apa rupanya. Mudahan semua baik-baik saja." Jasline bicara sendiri, sedikit kepikiran.

🍁🍁🍁

Di kota x

"Bagaimana mah, apakah Jas bisa pulang?" tanya papa Alex

"Bisa pah, besok Jas berangkat." Jawab mama Sandra.

Ya, pasangan paru baya itu adalah orang tua Jasline. Kehidupan keluarga ini hanya orang biasa, sederhana tapi keharmonisan mengalahkan lika liku kehidupan. Papa dan mama Jasline hanya mengandalkan pendapatan dari berwarung saja. Karena papa Alex mengalami kecelakaan 20 tahun lalu, model untuk berwarungpun dimodali oleh seseorang. Sedangkan biaya sekolah sampai kuliah, Jasline mendapatkan beasiswa karena dia murid berprestasi. Dan sampai saat ini dia kerja di rumah sakit ternama di kota x, dan jabatan Jasline cukup tinggi. Semua rekannya segan dan sangat menghormatinya. Jasline pun tak mengerti dengan apa yang diterimanya. Yah semua itu bantuan atau pemberian seseorang.

#Flasback#

"Hallo....," sapa papa Alex menjawab telpon.

"Iya hallo.....Alex, ini aku Vicky." Jawab Tn. Vicky Januar. Apa kabar mu Alex?"

"Oh ini Tn. Vicky? Iya Tuan kabar saya baik. Bagaimana dengan kabar Tuan sekeluarga?"

"Keluarga kami juga baik-baik saja Alex." Sahut Tn. Vicky.

"Begini Alex, minggu pekan kami akan terbang ke Indonesia. Kami datang untuk menepati perjanjian kita 20 tahun lalu. Sekarang bukankah usia anak mu genap 25 tahun? maka dari itu kami menagih kesepakatan yang kita buat." Ucap Tn. Vicky.

Deg.....

"Iya Tuan. saya ingat dengan kesepakatan kita dulu." Sahut papa Alex.

"Baiklah Alex, tunggu bertemu baru kita bahan lebih dalam. Aku tutup dulu yah...."

"Iya Tuan....," sahut papa Alex sembari memutuskan teleponnya.

🍁🍁🍁

Di bandara

Sekarang Jasline berada di area bandara, dia baru turun dari taksi dan menarik koper mininya. Tiba-tiba bola mata indahnya menangkap dua orang paru baya baru juga turun dari mobil mewah. Jasline tau jika kedua paru baya itu bukan orang biasa. Apalagi beberapa pengawal, mengawali mereka. Wanita paru baya tersebut memegang dadanya, sedangkan pria paru baya sibuk merongoh isi tas milik istrinya tapi tidak menemukan apa yang dicari. Pengawal pun ikut panik. Jasline yakin wanita paru baya itu mengalami kesakitan.

Sesegera Jasline berlari menghampiri orang tersebut.

"Maaf,,,,," ucap Jasline menerobos menghampiri wanita paru baya dan membawanya untuk duduk.

"Tenang Nyonya....tarik nafas pelan-pelan," seru Jasline.

Ny. Toriana Januar mengikuti.

"Saya akan pijit," ucap lembut Jasline sambil mulai memijat.

Jasline mulai memiijat belakang leher dan area perbatasan leher dengan pundak. Kemudian beralih kebagian tengah dada yang sejajar dengan put**g payu****, dia tekan bagian itu sebanyak 30 kali tekanan. Setelah itu beralih kebagian kaki, dipijat dan diberi tepukan antara tulang tempurung lutut dan mata kaki bagian luar. Jasline tau Nyonya tersebut mengalami sesak nafas atau asma. Ya....Ny. Ana memang mengalami penyakit asma. Ny. Ana pun kembali pulih atas pertolongan dari Jasline.

"Terimakasi banyak nak," ucap lembut Ny. Ana tersenyum. Kamu sudah menolong saya.

"Ngak perlu berterimakasi Nyonya, sudah kewajiban saya untuk menolong." sahut Jasline tersenyum manis.

"Kamu cantik sekali nak, dan hatimu juga secantik wajahmu. Apa kamu seorang Dokter?" tanya Ny. Ana lagi.

"Iya Nyonya saya seorang Dokter" sahut Jasline.

"Nama kamu siapa sayang?" sembari mengelus rambut Jasline lembut.

"Panggil aja Jas Nyonya," ucap Jasline, hatinya menghangat mendapat perlakuan seperti itu.

"Sekali lagi kami ucapkan terimakasih banyak atas pertolongan mu nak," ucap Tn. Vicky menimpali sembari melirik arloji di pergelangan tangannya.

Jasline mengangguk hormat.

"Oya,,,,kamu mau ke mana nak?" tanya Tn. Vicky.

"Saya mau ke kota x Tuan," sahut Jasline.

"Wah tujuan kita searah, apa lebih baik kamu ikut dengan kami, kami naik jet." Ucap Tn. Vicky menatap Jasline.

"Iya sayang....mau yah....," timpal Ny. Ana.

"Maaf,,,,,Tuan, Nyonya bukannya saya menolak tapi saya sudah punya tiket," ucap lembut Jasline menatap kedua paru baya itu.

"Iya tak apa-apa sayang, kami tak memaksa." Semoga kita bertemu kembali sayang. Sahut Ny. Ana sembari mengelus wajah Jasline sayang.

Jasline membalas dengan senyuman.

Mereka sama-sama melangkah masuk ke dalam bandara.

Bersambung...

🌷🌷🌷

Jangan lupa like dan comennya thorr👌

Bab. 2

🍁🍁🍁

Tiba Di Rumah

Jasline tiba, dia berdiri di depan rumah yang sederhana. Di depan rumah ada kios warung tempat orang tuanya berjualan sembako kecilan. Walaupun sederhana tapi kenangan di rumah tersebut berjuta kenangan. Jasline berencana mengerjai papa dan mamanya.

"Beli...Bibi, Paman beli...," seruan Jasline mengikuti suara anak-anak, sembari ketawa.

"Iya bentar..." Sahut Papa Alex keluar sembari mengayuh kursi rodanya.

Jasline terenyuh menatap wajah tua mulai keriput papanya, Jasline berdiri di balik tumpuan beraneka macam snack yang bergantungan. Sehingga wajahnya tak nampak oleh Papa Alex.

"Mau beli apa nak?" ucap Papa.

"Papah...,"seru Jasline menerobos tumpukan sneck dan menghambur memeluk papa.

Papa cukup kaget dengan kedatangan tiba-tiba Jasline. Merekapun melepas pelukannya.

"Kamu sudah tiba sayang...? mulai nakal yah ngerjain papa dan mama. Papa sampai tidak mengenal suara tiruan mu.

Hehehe....Jasline terkekeh.

"Papa baik-baik saja kan?" tanya Jasline

"Mama kemana pah...?"

"Papa baik-baik saja Buk dokter cantik," goda papa sembari terkekeh. Mama mu di dapur lagi berperang dengan wajan, maklum mau menyambut kedatangan dokter yang super cantik ini. Papa kembali menggoda Jasline.

"Mama memang top markotop deh pah..." Mama memang is the best, memasak makanan kesukaan si dokter cantik ini. Sahut Jasline mengajukan jempol tangannya sembari ketawa. Oke Pah...Jas masuk dulu mau ngerjain mama juga.

Jasline masuk mengendap-endap, dia menuju dapur. Perlahan dia tatap tubuh mamanya yang sedang membelakanginya, sibuk mengaduk-aduk wajan. Jasline pun melangkah dan memeluk mamanya dari belakang, dia sengaja tak bersuara.

"Siapa ini....?" seru mama, ya mama sangat kaget sampai sendok yang mama pegang terlepas saking kagetnya tiba-tiba ada yang memeluknya begini. Tiba-tiba Jasline bersuara.

"Tak mungkin papa...ayo...mama berharap papa ya..." Ucap Jasline menggoda mama sambil ketawa.

"Eehh,,,,Buk dokter sudah tiba?"

"Jawab dulu Mah...! Mama berharap Papa kan?"

"Iya....maunya begitu, tapi...." ucapan sendu Mama berhenti.

"Sabar Mah..." Jasline mengelus punggung Mama.

"Sayang apa kabar mu?" Mama melepaskan pelukannya dan membelai wajah cantik Jasline.

"Seperti yang Mama lihat," sahut Jasline sembari mencium kedua pipi Mamanya yang sudah mulai keriput.

"Mama masak apa? harumnya," Jasline menghirup aroma yang mama masak.

"Biasa makanan kesukaan Buk dokter cerewet," ujar Mama.

Memang semenjak menempuh kuliah dan sampai jadi dokter sekarang ini, Jasline cerewet dengan masalah makanan apa yang boleh dan tidak untuk dikonsumsi oleh kedua orang tuanya.

Sebenarnya dia ingin sekali membawa kedua orang tuanya tinggal bersama-sama, biar dia bisa sendiri kontrol kesehatan papa dan mamanya. Dan dari dalam lubuk hatinya, dia ingin kedua orang tuanya menikmati masa-masa tua mereka dengan berdiam di rumah saja. Tanpa capek-capek melayani pembeli, belum lagi belanja stok barang ke grosir yang cukup jauh juga. Tapi karena dia masih sewa rumah maka keinginan itu di tunda, tunggu tabungannya cukup buat beli rumah, walaupun rumah sederhana.

Makan siang telah usai, sekarang mereka duduk di ruang tv.

"Nak, adahal yang ingin Papa dan Mama katakan" papa serius menatap Jasline. Papa harap kamu tidak kecewa dengan keputusan ini. Ucap lirih Papa.

Mama mengelus punggung tangan papa memberi ketenangan.

"Ada apa Pah, Mah?" tanya penasaran Jasline menatap silih berganti orang tuanya.

Papa dan Mama pun menceritakan dari awal sampai akhir, tak ada yang terlewatkan. Hanya ada satu yang dirahasiakan.

🍁🍁🍁

#Flasback#

20 tahun lalu

Di lorong rumah sakit wanita cantik dan pria tampan saling berpelukan sembari menangis. Ya mereka adalah Tn. Vicky Januar dan Ny. Toriana Januar. Mereka menangisi putranya yang sedang sakit gagal ginjal, dan segera mendapatkan donor. Operasi donor ginjal segera di lakukan. Tapi masalahnya pendonor/donor ginjal belum di dapati karena belum ada yang cocok. Waktu yang diberikan 1 minggu, operasi donor harus dilakukan.

Seorang wanita tengah berlari-lari mengandeng tangan putrinya masuk kedalam rumah sakit mencari kamar perawatan suaminya. Ya mereka pasangan Papa Alex dan Mama Sandra. Papa Alex mengalami kecelakaan sepeda motor, sewaktu membawa penumpang. Ya pekerjaan Papa Alex seorang ojek. Bersyukurnya nyawa Papa Alex masi terselamatkan walaupun di vonis lumpuh seumur hidup. Tapi tidak untuk penumpangnya, mereka tewas ditempat. Seorang anak perempuan seumuran Jasline dan seorang wanita seumuran mama Sandra yang menjadi korban. Sedangkan yang menabrak dari arah belakang kabur tidak bertanggung jawab.

Di Taman Rumah Sakit

Seorang anak laki-laki berwajah tampan berusia 8 tahun sedang duduk di kursi roda menatap langit kebetulan lagi mendung. Wajahnya pucat dan tubuhnya terlihat kurus lemah. Dia di bantu oleh suster membawanya ke taman.

Di sisi lain tampak seorang anak perempuan berwajah cantik dan imut sedang menangis sedih karena melihat kondisi Papanya. Anak itu menangis menyandar di tiang lampu di taman.

Anak tampan itu menoleh ke arah suara menangis anak perempuan itu.

"Eehh....kenapa menangis?" seru anak tampan itu menatap si anak cantik.

"Ayo....sini, jangan berdiri disitu!" Ucapnya lagi sembari melambai tangannya.

Anak perempuan itu tersentak dalam tangisnya, segera mungkin di hapusnya air mata di kedua pipinya. Dan anak perempuan itupun melangkah menghampiri anak lelaki itu.

"Sini duduk," ucapnya sembari menepuk kursi taman di sampingnya.

Anak perempuan itupun duduk ikut perintahnya.

"Kenapa menangis?" tanya anak lelaki tampan.

Hik...hik...hik...

"Aku sedih karena Papa ku di vonis lumpuh setelah mengalami kecelakaan" sahutnya sedih sambil terisak.

"Yang sabar ya....jangan menangis lagi, lihat tuh ingus mu sudah berbalon," Kekehnya tertawa. "Sini biar aku lap, ayo keluarkan!" Ucap anak lelaki itu sembari mengelap ingus anak perempuan itu dengan tangannya langsung tanpa merasa jijik.

"Kamu ngak jijik ya....? jadi kotor tangan mu."

"Tak masalah asalkan kamu jangan menangis lagi," ujarnya sambil mengelap tangan bekas ngelap ingus ke celananya.

"Terima kasih...," ucapnya imut dan menggemaskan di mata anak lelaki tampan itu.

Bersambung...

🌷🌷🌷

Jangan lupa like dan comennya thor

Bab. 3

🍁🍁🍁

#Flaaback#

Masih Di Rumah Sakit

Dua anak tampan dan cantik itu untuk ketiga kalinya mereka bertemu masih di taman rumah sakit. Jasline membawa pensil rayon warna dan dua lembar kertas kosong. Dia mau melukis sesuatu.

"Hai....," sapa anak cantik menghampiri anak tampan itu dan duduk di samping kursi roda.

"Hai juga....," bagaimana kabar papa mu?"

"Papa masih berbaring lemah" sahutnya sedih. Kamu sendiri apakah sudah baikan? sebenarnya kamu sakit apa? tanya Jasline bertubi-tubi.

"Ya....kamu lihat sendirilah, kata orang tua ku sakit ku parah." Susah sekali mendapat donor yang cocok. Ucap anak tampan itu lirih.

"Oh yang sabar ya...semoga segera mendapatkan donor yang cocok, kamu harus kuat," ucapnya tersenyum manis.

"Hemmm....apa yang kamu bawa?" seru anak tampan itu.

"Oh ini...aku mau melukis diri kita, pemandangan pelangi dan langit,"

"Kenapa harus melukis pelangi dan langit?" tanya penasaran anak tampan.

"Ya....karena sudah 3 kali kita berjumpa di sini pelangi selalu muncul."

Anak perempuan cantik itu mulai mencoret-coret pensil si kertas putih. Butuh waktu 15 menit dia sudah menyelesaikan lukisan yang satu, anak cantik itu memberikannya kepada anak tampan supaya dapat di lihat.

"Wah kamu hebat....lukisan mu persis seperti asli, lihatlah aku sangat tampan di sini dan kamupun sangat cantik." Ujar anak tampan itu memuji.

"Oke semua sudah selesai, kamu simpan yang itu dan aku simpan yang ini," serunya.

"Oya kita belum tau nama kita masing-masing, gimana...."

"Gimana kalau kita kasi nama mu di sini Pelangi dan aku Sky?" tanya anak tampan.

"Wah...nama yang bagus." Sahut anak cantik.

Deal....ucap mereka serempak. Janji mereka menautkan kelingking. Simpan baik-baik dan bawa kemanapun akan pergi, semoga suatu saat kita dipertemukan lagi Pelangi dan Sky. Itulah janji anak tampan dan cantik itu.

Di lukisan itu tertera seorang anak lelaki tampan duduk di kursi roda dan anak perempuan cantik berdiri dihadapannya. Mereka saling menautkan jari kelingking. Di saksikan oleh pelangi dan langit, serta area taman rumah sakit. Nama Pelangi dan Sky, serta nama rumah sakit Januar di tulis di lukisan itu dan tidak lupa tanggal/bulan/tahun hari dimana dibuat lukisan ini.

"Mari Tn. Muda....sudah cukup," ucap suster sembari memutar kursi roda.

"Pelangi, aku masuk duluan ya...ingat dengan janji kita selalu simpan lukisan ini," ucap anak tampan.

"Iya Sky, semoga lekas sembuh ya...," sahut anak cantik tersenyum.

Suster menautkan alisnya mendengar panggilan nama dari anak-anak kecil ini.

Da....da....ucap mereka serempak sembari melambai tangan.

🍁🍁🍁

Di Ruang Perawatan

Seorang wanita beranak satu sedari tadi hanya mondar mandir tidak jelas, kelihatan berpikir keras. Gimana tidak, wanita itu pusing dan bingung memikirkan darimana mendapatkan uang untuk membayar biaya rumah sakit dan biaya santunan untuk nyawa dua orang. Itu bukan jumlah uang yang sedikit.

"Permisi bu, harap menghadap bagian administrasi," ujar salah satu perawat.

Wanita itupun keluar dari ruangan menuju bagian administrasi sembari mengandeng tangan putrinya.

"Selamat siang mbak,,,"

"Iya...bisa saya bantu," sahut seorang petugas administrasi.

"Coba cek perawatan atas nama Alex, berapa semua biayanya mbak?" ucap pelan wanita itu.

"Sekian, sekian....bu"

"Apa sebesar itu?" wanita itu kaget dan lemas mendengar.

"Iya bu....ibu harus membayar Setengahnya"

"Tapi saya belum punya uang sebanyak itu mbak," sahut sedih wanita itu.

"Kalau begitu dengan terpaksa perawatan suami ibu tidak bisa di teruskan, ini sudah prosedur yang berlaku." Ucap petugas itu merasa kasian.

Wanita itu diam sesaat, air matanya mulai membendung di pelupuk matanya. Wanita itu menggenggam tangan putrinya.

"Mama mengapa menangis? tanyanya.

"Aku bersumpah pada hari ini, suatu saat aku akan menjadi dokter hebat." Dengan begitu aku bisa menolong, menyembuhkan, bahkan membantu orang yang kurang berada, seperti kami ini. Inilah janji ku Pama dan Mama....Tuhanlah menjadi saksinya." Gumam anak kecil itu dalam hati.

Di balik itu ada seorang wanita mendengar semua yang di bicarakan. Wanita itu tersenyum dan punya rencana. Wanita itupun menghampiri kedua orang yang sedang duduk sedih.

"Permisi....boleh saya duduk?" ucap wanita itu.

Wanita itu menoleh kearah suara sembari mengangguk.

"Saya tau masalah yang sedang kalian hadapi, gimana jika saya menawarkan sesuatu?" ucapnya. Saya akan membiayai semua yang menjadi beban anda, tapi ada syaratnya.

"Maksudnya anda apa? saya tidak mengerti" sahutnya.

"Begini...." Wanita itu berbisik menyampaikan apa yang menjadi syarat, karena mereka tidak mau pembicaraannya di dengar oleh anak kecil.

Deg...

Wanita itu kaget mendengar penuturan yang sangat sulit. Tidak mungkin dia mengorbankan putrinya. Ini pilihan yang sangat sulit.

"Gimana...apakah anda setuju?"

Wanita itu menoleh menatap putrinya.

"Ada apa mah...?" tanya putrinya.

Wanita itu diam tidak mampu mengeluarkan suara, lidahnya keluh.

"Begini sayang....tante ini teman mama mu, tante butuh bantuan mu untuk membantu menolong anak tante yang sedang sakit parah, apa kamu mau membantu tante sayang?" ucap lembut wanita itu dengan mata berkaca-kaca.

"Apa yang bisa saya bantu tante? jika itu bisa membantu menyembuhkan anak tante saya bersedia," jawab anak kecil itu.

Deg...

Kedua wanita itu tersentak kaget.

"Begini sayang anak tante butuh donor ginjal secepatnya," ucap lirih wanita itu.

"Maksud tante mau mengambil ginjalku? ucap polosnya.

Wanita itu mengangguk.

"Saya mau membantu tante," ucap polosnya.

Deg....

"Sayang....ini bukan masalah kecil, resikonya besar bahkan mengancam kesehatan mu dikemudian hari," ucap lirih wanita itu.

"Tidak masalah Mah, aku sudah berjanji pada diri ku sendiri akan menolong atau membantu orang yang membutuhkan," ucap polosnya lagi.

"Oke jika sudah menyetujui, segera bawa cek anak cantik ini," ucap wanita itu pada suster.

"Nanti saya dan suami mendatangi ruang rawat suami anda, dan ada sedikit perjanjian yang akan di buat."

🍁🍁🍁

Kedua wanita itu sudah saling menceritakan rencana kepada para suami. Di satu sisi suami itu tersenyum dan senang telah mendapat pendonor yang cocok, sedangkan di satu sisi terlihat wajah sedih yang tak bisa terbaca raut wajahnya. Suami itu merasa bersalah dan menjadi orang tidak berguna, yang tega menukar ginjal putrinya dengan uang untuk membayar biaya perobatan dan biaya santunan.

Singkat cerita mereka membuat perjanjian. Syarat pertama\= Antara anak tidak boleh tau siapa yang jadi pendonor atau orang yang donor.

Syarat kedua\= Jika si anak perempuan menginjak usia 25 tahun mereka akan dijodohkan dan dilangsungkan pernikahan.

Inilah kesepakatan yang mereka buat 20 tahun lalu.

Bersambung....

🌷🌷🌷

Jangan lupa like dan comenya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!