NovelToon NovelToon

My Boss

Pengenalan Tokoh dan Visual

Alina Lyendra, gadis yatim piatu yang hidup seorang diri setelah keluar dari panti asuhan yang selama ini merawat dan membesarkannya.

Alina memilih keluar dari panti untuk mengurangi beban pengurus panti yang mulai kekurangan donatur.

Alina bertekad untuk bekerja dan menghasilkan uang demi membantu kelangsungan hidup anak anak panti lainnya.

Alina kuliah dan mendapat gelar sarjananya berkat ketekunan dan kecerdasan otaknya sehingga semua biaya kuliahnya di tanggung oleh pemerintah.

Usianya sudah 22 tahun dan siap untuk bekerja dan mencari nafkah untuk menghidupi dirinya sendiri.

Alina gadis yang periang dan ramah sehingga mudah berteman dengan siapa saja.

Kendra Lingga, seorang CEO muda yang lebih di kenal dengan nama Bos Ken, memiliki karier yang cemerlang dan sukses di segala aspek.

Wajahnya yang tampan nan rupawan tidak terekspos bebas di media karena Ken orang yang agak tertutup dan hemat bicara.

Di usianya yang matang, 29 tahun, Kendra sudah menjadi pria kaya raya idaman para kaum hawa namun sayang karena kesibukannya Bos Ken masih betah sendiri alias jomblo.

Waktunya habis hanya untuk bekerja dan terus bekerja padahal keluarga sudah menuntutnya untuk segera menikah, jika tidak maka keluarga akan menjodohkan Kendra dengan gadis pilihan orang tuanya tanpa penolakan.

Jangan lupa stay tune terus ya, insyaAllah update setiap hari😊

Alina

"Luar biasa Lin...! akhirnya kita bisa lulus!" seru Rara, sahabat baik sekaligus teman sekamar Alina.

"iya alhamdulillah Ra!" sahut Alina senang.

"dan yang lebih membanggakan lagi, kau lulus dengan predikat cum laude! selamat ya!" seru Rara sambil mengajak Alina melompat lompat saking senangnya.

"kita harus merayakannya!" seru Rara lagi.

"oke... terimakasih Ra!" sahut Alina.

"hem.. mau makan atau beli kue?" Rara memberikan ide pada Alina.

"makanan sepertinya terlalu berat, bagaimana kalau kita pesan kue saja dan merayakannya di kost??" Alina memberi usul.

"hitung hitung berhemat!" celetuk Alina lagi.

"oke lah.. sip!! memang kalau urusan berhemat, kau lah orangnya!" ujar Rara.

"iya.. uang bulanan ku harus digunakan seefesien mungkin Ra, kau kan tahu sendiri kalau aku dapat sokongan dari pemerintah, jadi tidak bisa sembarangan menggunakannya!" kata Alina.

"iya.. iya.. aku tahu kok!! kali ini biar aku yang traktir ya.. kemarin Papa dan Mama sudah memberi uang saku ebih padaku untuk dinikmati berdua!" ujar Rara dengan tampang polosnya.

Memang selama ini terkadang Papa dan Mama Rara memberi uang kepada Alina walau Alina sering menolaknya.

Papa dan Mama Rara tahu betul bagaimana susahnya hidup Alina yang harus bergantung pada beasiswa di tambah lagi statusnya yang yatim piatu.

"em.. tapi setelah ini aku masih harus menghadap dosen, jadi sepertinya aku tidak bisa menemani mu untuk membeli kue!" kata Rara dengan wajah sedih.

"tidak apa apa.. kau tenang saja! aku bisa ke toko kue sendiri dan kau cepat lah selesaikan urusan mu dengan dosen karena setelah ini kita tidak akan bertemu lagi dengan mereka, hihi!" sahut Alina sambil cekikikan.

"haha.. iya kau benar! ya sudah kalau begitu aku ke kampus dulu ya! kau hati hati di jalan!" pesan Rara sebelum meninggalkan Alina.

"siap Bos!" sahut Alina sambil memberi hormat pada Rara.

⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕

Malam itu Alina dan Rara merayakan kelulusan mereka dengan makan kue sampai kenyang dan bermain game.

Di sela sela itu, Alina sambil mencari cari beberapa lowongan pekerjaan karena Alina ingin langsung bekerja karena kelulusan yang menjadikannya seorang sarjana otomatis memutus uang sokongan yang selama ini di terimanya dari pemerintah setiap bulannya.

Setelah beberapa hari berlalu, akhirnya ada satu perusahaan yang menarik minat dan perhatian Alina,

"kau jadi mau melamar pekerjaan hari ini?" tanya Rara yang masih bersantai di ranjangnya.

"tentu saja!" sahut Alina yang sudah rapi dengan setelan formalnya.

"padahal Papaku sudah berniat untuk merekrut mu di perusahaannya!" seru Rara.

"iya aku tahu.. aku sangat berterimakasih sebelumnya karena kau dan kedua orang tuamu selalu peduli padaku!" kata Alina.

Alina sebenarnya bisa mendapat pekerjaan dengan mudah jika mau menerima tawaran pekerjaan dari Papa Rara namun bukan Alina namanya jika menerimanya begitu saja, Alina bukan gadis manja yang suka berpangku tangan pada orang lain.

Alina lebih memilih untuk berjuang dan mendapatkan pekerjaan dari hasil jerih payahnya sendiri, Alina tidak ingin menjadi benalu untuk keluarga Rara.

"kau ini sudah ku anggap sebagai saudara sendiri jadi jangan sungkan jika ada sesuatu yang kau butuhkan!" kata Rara yang masih betah bermalas malasan di ranjangnya.

"iya.. iya.. tapi aku ingin berusaha dulu!" jawab Alina yang sudah siap untuk berangkat.

"aku berangkat ya! dan kau sebaiknya mandi, bau asem sudah menyebar ke seluruh sudut kamar!" ejek Alina menggoda Rara.

"yee.. enak aja!" Rara melempar bantal ke arah Alina yang sudah berlari sambil terkekeh keluar dari kamar kost mereka.

"bismillah...semoga berhasil!" gumam Alina sebelum melangkah jauh dari area kost nya.

Setelah sampai di perusahaan yang di tuju, Alina agak sedikit gugup apalagi antrian calon pelamar sudah panjang seperti antrian membuat KTP.

aduh.. yang ngelamar banyak sekali padahal yang dibutuhkan cuma beberapa orang saja?? ah.. kesempatan semakin menipis!

Alina memantapkan hatinya dan menyerahkan lamarannya pada bagian HRD.

Setelah melewati beberapa tahapan akhirnya Alina lolos untuk tahapan berikutnya, Alina harus kembali lagi esok hari untuk mengikuti sesi wawancara yang langsung di pimpin oleh sang CEO.

"Nona Alina.. besok datang lah tepat waktu karena CEO kami tidak bisa mentolerir keterlambatan walau hanya sedetik!" kata sang HRD.

"siap!" sahut Alina dengan penuh keyakinan.

Alina pulang dengan hati senang, pengalaman pertamanya mencari pekerjaan begitu menyenangkan karena bisa langsung lolos ke tahap berikutnya.

Dalam perjalanan pulang itu, Alina tidak sengaja melihat seorang pria meracau sendiri di dalam mobilnya, sepertinya pria itu sedang mabuk berat.

"permisi...!" Alina mengetuk kaca mobil pria mabuk itu dengan berani tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi.

Alina memang orang yang sangat peduli bahkan pada orang lain yang tidak di kenalnya sekalipun.

"Tuan..permisi!" Alina terus saja mengetuk kaca mobil itu.

Sepertinya pria itu mendengar suara Alina dan menurunkan kaca mobilnya.

"ada apa??" teriak pria itu.

Bau alkohol yang menyengat langsung menguar bersamaan dengan teriakannya yang begitu lantang tapi meski begitu, Alina yang sudah berniat untuk menolongnya tidak mundur sedikit pun.

"Tuan.. anda sepertinya sedang mabuk berat dan anda tidak boleh berkendara sendiri dalam keadaan seperti ini!" kata Alina.

"memangnya apa urusan mu??" sahut pria itu.

"saya tidak bisa diam saja melihat seseorang dalam bahaya meski saya tidak mengenal siapa anda!" ujar Alina dengan tegas.

"lalu kau mau apa?" racaunya.

"mana ponsel anda?? saya akan menghubungi keluarga anda agar menjemput anda kemari!" ujar Alina dengan tegas.

"cari saja sendiri!" sahut pria itu.

Kesadarannya mulai menurun, dengan cepat Alina membuka pintu mobil dan mencari keberadaan ponsel pria itu.

Ponselnya tidak ada dimana mana, tidak mungkin pria yang terlihat kaya seperti ini tidak mempunyai ponsel.

Dengan ragu Alina merogoh saku sang pria,

"eh.. apa yang kau lakukan?? kenapa kau menyentuh ku??" pria itu langsung menepis tangan Alina dengan kasar.

"kau mau merampok ku ya??" racaunya lagi.

"saya hanya ingin mencari ponsel anda, sepertinya ada di saku celana!" kata Alina sambil memasukkan tangannya dengan paksa.

"lancang sekali kau!!" sentak pria itu namun Alina tidak bergeming.

Dia ingin segera mendapatkan ponsel pria itu dan menelpon keluarganya, dengan begitu masalah selesai.

Akhirnya Alina mendapatkan ponsel pria itu meski dengan banyak drama.

Alina berhasil menghubungi sopir pribadi pria itu dan tak lama kemudian tampak seorang pria yang juga berjas datang menjemputnya.

Pria itu diam diam memotret Alina dengan ponselnya, hanya untuk berjaga jaga jika ada apa dengan Tuannya esok hari.

"Nona terimakasih atas bantuan anda!" kata pria itu.

"sama sama!" sahut Alina yang sudah berniat untuk pergi namun pria berjas itu memanggilnya.

"tunggu Nona.. siapa nama anda??" tanyanya.

"apakah itu perlu??" sahut Alina acuh.

"tentu saja.. Tuan pasti akan bertanya besok!" ujarnya.

"Tuan mu itu tidak akan mengingat apapun yang terjadi sekarang! lihat saja sendiri kondisinya!" sahut Alina lalu bergegas pergi.

"ta..tapi Nona!"

Alina sudah menjauh dan tidak peduli lagi dengan mereka karena bagi Alina tugasnya sudah selesai, dia sudah bisa menjamin kalau pria mabuk itu dalam keadaan aman.

🌝🌝🌝🌝🌝🌝🌝🌝🌝🌝

Sakit

Seorang gadis tampak berjalan linglung sembari menatap kertas di tangannya, Dia adalah Alina, seorang gadis cantik yang ingin segera bekerja dan menghasilkan uang sendiri.

Yah, walaupun sejauh ini dia belum pernah mendapat pengalaman kerja apa pum selain magang sewaktu kuliah tempo hari.

"Hidupku bahkan baru dimulai, tidak mungkin hidupku akan berakhir secepat ini!! Tidak mungkin! Aku baru 22 tahun, tidak pernah merokok ataupun minum alkohol, aku juga selalu makan makanan yang sehat, aku juga rajin olahraga lalu kenapa sekarang jadi begini??" Alina menatap nanar kertas hasil check up nya.

Wajahnya tampak lesu dan shock ketika mendapati dirinya di vonis penyakit mematikan oleh dokter di sebuah rumah sakit swasta.

"Bagaimana mungkin aku menderita leukemia?" gumamnya dengan air mata yang mulai berlinang.

Karena sering merasa pusing dan lemas, Alina memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke dokter, dan hari ini dia baru saja di diagnosis menderita penyakit leukemia.

Tapi ini baru dugaan, makanya dokter menyarankannya untuk tes sumsum tulang belakang untuk menentukan apakah dia benar benar menderita leukemia atau tidak.

Alina menolak keras untuk mempercayai diagnosis tersebut.

"tidak mungkin! Tidak mungkin aku menderita leukemia!!!" Alina keluar dari ruang dokter sembari menatap hasil tesnya dan bergumam menolak mempercayai hasil check up itu, Dia benar-benar shock hingga kemudian dia pingsan.

Padahal pagi tadi, Alina memulai harinya dengan penuh semangat baru, dia terlihat antusias saat keluar dari gedung pencakar langit tempatnya melamar pekerjaan, Lingga Group, sebuah perusahaan raksasa yang bergerak dalam berbagai bidang usaha dan sangat terkenal dengan kesuksesannya.

Setelah interview nya selesai, Alina hendak ke perusahaan lain tempat dia melamar pekerjaan juga, Alina melamar di beberapa tempat sekaligus untuk berjaga jaga pada segala kemungkinan entah itu kemungkinan baik atau pun buruk.

Alina yang harus kejar waktu terpaksa menelepon grab.

gapapa lah sekali kali buang buang duit untuk naik grab, lagi kepepet juga! pikirnya.

Sang sopir grab mengatakan bahwa mobilnya adalah mobil berwarna hitam agar Alina tidak kebingungan nantinya saat menunggu.

Dan tepat saat dia keluar dari gedung, Alina melihat sebuah mobil hitam di parkir di depan, tanpa pikir panjang Alina langsung saja membuka pintu mobil itu tapi malah mendapati ada seorang pria tampan duduk di sana dengan santainya.

Si pria tampan dan sopirnya sama sama terkejut melihat Alina. 

Huft...! Jelas Alina salah mobil.

Tapi alih-alih berpikir kalau salah mobil, Alina malah berpikir kalau Pak Sopir sedang mengambil penumpang lain, Alina tidak mempermasalahkan jika dirinya harus berbagi mobil dengan penumpang lain, itu artinya penghematan ongkos.

ah.. tidak apa apa lah, setidaknya ongkosnya bisa di bagi dua dan aku bisa berhemat beberapa puluh ribu rupiah, hihi..

Pak Sopir langsung menatap dengan wajah penuh tanda tanya ke si pria tampan, tapi pria tampan itu malah diam saja menatap Alina.

Alina harus buru buru agar tidak terlambat ke tempat tujuannya dan berkata pada sang sopir untuk mengantarnya terlebih dahulu karena menurut Alina pria tampan di hadapannya itu sedang tidak di kejar waktu seperti dirinya.

"Tolong geser!" seru Alina kepada si pria tampan yang tampak rapi dengan setelan jas hitamnya.

Tapi pria tampan itu tetap diam dan terus menatap Alina selama beberapa saat hingga akhirnya dia angkat bicara,

"Kau yakin mau naik mobil ini?" suaranya khas sekali, sangat nyaman di dengar.

"ck!" Alina hanya berdecak dan memasang wajah kesal.

Alina tidak peduli dengan pertanyaan dari si pria tampan, dia mengisyaratkan agar si pria bergeser dan memberinya tempat duduk.

Si pria tampan tidak ingin berdebat dan akhirnya bergeser sesuai perintah Alina.

"Pak tolong ke Hotel Lingga ya!" seru Alina yang sudah duduk dengan nyamannya di sebelah sang pria tampan.

Sopir yang kebingungan dengan tingkah Alina langsung menatap ragu ke arah pria tampan itu.

"kenapa wajahmu malah manyun begitu pak sopir?? tenang saja.. aku tidak akan memberi penilaian buruk padamu meski kau sudah menyalahi aturan dengan membawa penumpang lain di dalam mobil ini!" kata Alina dengan santainya.

"Aku tahu kok kalau hidup itu sulit!! benar kan mas?? eh bang?? eh pak ..!" celetuk Alina sambil menoleh pada pria tampan di sebelahnya.

Si pria tampan hanya menatapnya dalam diam lalu memberikan isyarat kecil pada sopirnya melalui kaca spion.

Dan mereka akhirnya berangkat juga.

Tepat setelah mobil tancap gas, tampak seorang pria setengah berlari mengejar mobil yang Alina dan pria tampan itu tumpangi.

"hei... tunggu!! aku kan belum naik!" teriaknya sambil mengejar mobil yang sudah berjalan menjauh.

Pria yang berlari itu langsung menelepon temannya, si pria tampan di dalam mobil dan langsung protes.

"Ken.. kenapa kau meninggalkan aku?? bukan kah kita sudah sepakat untuk ke hotel Lingga bersama sama!" katanya dengan ketus.

"Maaf Dave, aku ada urusan lain, kau berangkat lah sendiri!" sahut Ken sang pria tampan.

"Eh, Ken!! kau jangan bercanda!!! Aku juga salah satu penginterview calon karyawan mu itu!! Aku bahkan sampai membatalkan pekerjaanku sendiri demi membantu mu!!!" omel Dave dengan nada kesal.

"Kau kan bisa naik taksi!" sahut Ken dengan santainya.

"apa?? naik taksi??? tega sekali kau Ken.. membuatku kepanasan di pinggir jalan hanya untuk menunggu taksi lewat!!" gerutu Dave semakin kesal pada Ken.

Tapi Ken tidak peduli protes yang Dave layangkan untuknya, Ken malah langsung mengakhiri sambungan teleponnya dengan Dave.

Alina mulai menyadari sesuatu dan memperhatikan si pria tampan yang duduk di sebelahnya itu dengan wajah keheranan.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Wajahmu sepertinya tidak asing!" celetuk Alina dengan tampang polosnya.

Ken tersenyum kecut.

apa dia sedang merayuku?? batin Ken.

"Aku juga merasa tidak asing dengan wajahmu!" balas Ken iseng.

Alina dengan pedenya langsung pamer pada Ken, dia berpikir Ken pasti pernah melihat wajahnya di majalah atau koran sebagai mahasiswa peraih predikat cumlaude.

"apa kau pernah melihat wajah ku di koran atau majalah??" ujar Alina dengan wajah berbinar.

"Maaf, aku jarang membaca koran atau majalah!" seru Ken dengan cueknya.

Alina tertawa garing.

Krik..krik.. hari ini gini ya masih baca koran atau majalah? padahal informasi sudah bisa di dapatkan dengan cepat melalui smartphone!

sungguh memalukan!! Alina benar benar malu pada Ken!

Dan tiba-tiba ponsel Alina berdering, ternyata Alina ditelepon oleh sopir grab yang asli yang di pesannya tadi, sopir itu sudah menunggunya di depan gedung Lingga Group sesuai permintaan Alina.

"Nona.. anda dimana?? kapan datang? saya sudah 15 menit menunggu anda di depan gedung!" cerocos sang sopir grab.

Alina bingung sendiri.

"Tapi aku.. aku kan sudah ada di dalam mobil mu!! kau bilang mobil hitam kan tadi?" seru Alina berusaha memelankan suaranya agar tidak mengundang perhatian si pria tampan di sebelahnya.

"mana?? ini saya masih di depan gedung dan sedang menunggu anda Nona!" sentak sopir grab dengan kesal.

"apaaaaa??" seru Alina setengah berteriak.

Alina sontak tercengang menyadari dirinya sudah salah masuk mobil dan langsung mengakhiri teleponnya dengan sopir grab yang asli secara sepihak.

Dia bukan supir grab? jadi ini bukan mobil grab yang aku pesan tadi? Alina bertanya tanya pada dirinya sendiri.

Alina menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

♐♐♐♐♐♐♐♐♐♐♐

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!