NovelToon NovelToon

Salah Tapi Baik

Prolog

Di kamar hotel mewah itu, sepasang insan yang sedang dimabuk kasih melakukan yang tidak seharusnya dilakukan sebelum acara yang sakral dilakukan.

Bunyi ponsel Anita membuat mereka menghentikan aksi mereka.

"Kenapa kau tidak menjawab telepon itu?" tanya Tristan.

"Tidak penting" jawabnya singkat.

"Kenapa? Apakah dia pacar barumu?" Tristan menjauhi Anita.

"Tidak.. aku hanya mencintaimu, aku sangat mencintaimu"

Tanpa sengaja, Tristan menyentuh layar ponsel milik Anita, saat mereka melanjutkan aksi bejat itu.

"Hei.. kau.. siapa kau?" suara laki-laki dari arah ponsel itu.

"Kau siapa?" Tristan bertanya balik.

Di saat bersamaan, Anita ingin merebut ponselnya dari tangan Tristan.

"Aku? Aku adalah suami perempuan yang sedang berada di belakang itu"

Tristan seakan tidak mengerti apa yang laki-laki itu katakan.

Kemudian Tristan memberikan ponsel itu secara kasar ke Anita.

Tristan dengan cepat memakai bajunya, dan hendak keluar dari kamar itu.

"Tristan.. jangan tinggalkan aku! Aku mencintaimu" rengek Anita.

"Tidak.. Kau membuatku kecewa. Kau bilang padaku kalau kau masih lajang. Tetapi kenyataannya..." Tristan memukul pintu kamar itu.

"Maafkan aku, maafkan. Aku memang sudah menikah, tapi aku tidak mencintai dia. Aku hanya mencintaimu" Anita menangis.

Tapi, Tristan bukanlah lelaki yang mudah terpengaruh oleh Anita.

Ia keluar dari kamar itu dan menuju basemen hotel bintang 5 itu.

"Sialan!! Beraninya dia membohongiku selama ini!!" Tristan memukul stir mobilnya.

Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Dan sampai di rumah ia mengambil jaketnya di jok sampingnya.

"Luluuuuuu" teriaknya saat ia terjatuh di depan meja makan.

Lulu mengintip dari balik pintu.

"Maaf, mas"

"Sudah aku bilaaang.. kalau ngepel itu diperes bener-bener kain lap nyaaa.. Sudah berapa kali aku harus begini" Tristan mengejar Lulu yang kabur dari hadapannya.

"Aku tidak tau kalau mas akan pulang secepat ini, biasanya juga mas akan pulang malam hari, salah mas kenapa pulang sekarang" Lulu berlarian ke semua arah rumah itu. Ia sangat takut kalau Tristan akan menghukumnya.

"Kena kau" Tristan menangkap tangan Lulu.

"Lepaskan tangan Lulu" ucap Maria, maminya Tristan, sambil memukul tangan anak bungsunya itu.

"Dasar anak berandal tidak tau malu, kau beraninya sama perempuan yang tidak berdaya. Salah apa mami membesarkanmu" Maria panjang lebar, dan Tristan menutup telinganya.

"Dasar anak tidak tau diri, orang tua sedang berbicara kau malah menutup telingamu" Maria memukul Tristan.

Lulu tertawa melihat Maria yang memukul Tristan.

"Cukup mam.. Datang-datang sudah bawel dan memukulku saja. Ini semua salah Lulu" Tristan memeluk maminya.

"Kau ini, bukannya menjaga adikmu, malah membuat dia takut padamu. Kemarilah Lu" ajak Maria.

"Tidak apa-apa, tante. Semua salah Lulu" ucap Lulu.

"Tuh kan, aku benar. Aku tidak salah, semua salah dia" tunjuk Tristan.

"Kau ini" Maria memukul tangan Tristan.

"Dari mana kau? Kenapa tidak pulang semalam?" tanya Maria.

"Urusan anak muda, mami tidak perlu tau" Tristan bangun dari duduknya kemudian mencomot bakwan jagung yang ada di atas meja.

"Mas mau makan? Lulu siapkan ya" Lulu sudah tau, kelakuan Tristan kalau dirumah hanya untuk tidur dan makan. Selebihnya dia lakukan di luar rumah.

"Seperti tuan muda saja, semua disiapkan oleh Lulu" Maria menggelengkan kepalanya.

"Lu, duduk di sini" ajak Maria.

"Bagaimana kuliahmu? Kalau kau cepat selesai, bantulah Nata di perusahaannya. Tidak usah bekerja di tempat lain. Atau kau ingin kerja di lapangan seperti kutu busuk itu" Maria menunjuk Tristan yang sibuk dengan lauk yang ada di piringnya.

Lulu tersenyum.

"Lulu kan memang kuliah bagian arsitektur, Tante. Jadi Lulu ingin bekerja dibidang Lulu aja. Boleh kan?" Lulu menggenggam tangan Maria. Sejak ia diangkat sebagai keluarga Raharja, ia selalu mendapatkan kasih sayang dari Maria.

Keluarga Lulu tidak seberuntung keluarga Raharjo. Ayahnya sudah tiada saat Lulu menginjak kelas 5 SD. Sehingga ibunya harus pontang panting bekerja demi sekolah Lulu. Beruntung ibunya bertemu dengan Maria, sahabatnya dari kampung halamannya. Lulu mendapat pendidikan dan tempat tinggal yang layak. Lulu juga gadis yang pintar, sehingga ia selalu mendapat peringkat saat ia sekolah. Ia tidak mau mengecewakan orang-orang yang menyayanginya.

**Hi, aku kembali dengan judul baru. Cerita kali ini masih tentang percintaan. Semoga kalian masih menyukai karyaku ya..

Pernikahan Rahasia

Pagi itu, Lulu berangkat ke kantornya dengan terburu-buru. Ia melewati Tristan yang sedang menyantap roti panggang buatan Lulu. Tapi seperti biasa, Tristan hanya melirik ke arah Lulu tanpa ada kalimat yang keluar dari mulutnya.

Meja kerja Lulu sudah penuh dengan kertas dan alat tulis. Karena perusahaan itu mengalami pailit, maka perusahaan itu akan merger dengan perusahan LRC.

"Perhatian semua. Kumpul.. kumpul semua" teriak Jhon, kepala di divisi perancangan.

Semua yang berada di divisi itu langsung berkumpul di depan Jhon.

Walau Jhon sedikit gemulai, tapi bila sedang bekerja, dia akan sedikit kejam dengan teamnya.

"Kalian" tunjuknya.

"Sudah berkumpul semua? Aku tidak mau melihat ada yang tidak kumpul saat direktur baru kita tiba di kantor ini. Luluuuuu, Amandaaaaa.. Pasti 2 orang ini yang selalu telat kalau disuruh kumpul!"

Lulu dan Amanda berlarian menuju suara Jhon yang sedikit cempreng.

Saat Jhon berteriak, tiba-tiba seorang lelaki tampak berwibawa masuk ke dalam kantor itu.

Lulu masih memegang dadanya, karena merasa lelah setelah ia berlarian dari kamar kecil.

Mereka semua terdiam. Entah melihat lelaki tampan yang baru saja sampai di ruangan itu, atau memang karena sikap lelaki yang menunjukkan raut muka serius, sehingga mereka menjadi patung. Amanda menepuk tangan Lulu.

"Siapa yang disana?" bisik Amanda ketakutan.

Lulu melihat ke arah lelaki itu, kemudian ia memundurkan langkahnya, berdiri di balik tubuh Amanda yang lebih pendek darinya.

"Aduuuhh... matilah aku, apa dia tidak cukup menyiksaku di rumah, kenapa harus 1 kantor dengannya" gerutu Lulu yang hanya bisa di dengar oleh Amanda, sahabat yang ia dapatkan sejak awal bekerja di perusahaan itu.

"Perkenalkan, ini adalah bos kita yang baru. Namanya Tristan Raharja. Beliau mempunyai pengalaman.."

"Sudah silahkan kembali bekerja. Ingat, saya tidak suka mencampur adukkan masalah pribadi dan masalah kerja. Kemudian saya tidak suka melihat ada yang tidak rapi di kantor ini" Tristan menghentikan kalimat yang keluar dari mulut Jhon, dan berlalu dari tempat itu

"Kau kasih makan apa suamimu sampai ia begitu galaknya?" ucap Amanda.

"Sttt" Lulu menutup mulut Amanda

"Sudah, biarkan saja. Kita lanjutkan saja bekerja. Aku tidak mau mencari masalah dengannya. Lagian soal pernikahan ini, jangan sampai ada yang tau selain kau.. Atau kalau tidak, aku tidak akan berteman denganmu lagi." Lulu kemudian memakai kacamatanya dan mulai bekerja dengan pensil dan mistarnya.

Saat itu, Tristan hanya bisa melirik pekerjaan karyawannya dari balik kaca ruang kerjanya.

Jam istirahat tiba, mereka meninggalkan ruangan.

"Lu, ayo ikut kami" ajak Miki.

Miki adalah satu-satunya lelaki yang ada di geng Lulu. Di kantor Lulu mempunyai 3 sahabat yang selalu ada di saat ia terpuruk. Amanda, Miki, dan Caca.

Tetapi, Amanda yang paling dekat dengan Lulu. Ia tau semua cerita dibalik pernikahan Lulu dan Tristan.

--_--------_-_-------------------_----_--___

Siang itu pesta kecil sudah dipersiapkan.

Maria beserta Nata juga istri Nata sudah duduk di barisan depan. Ana, ibunya Lulu pun sudah duduk mendampingi Putri semata wayangnya.

Pesta itu dihadiri oleh keluarga dan orang terdekat saja. Tristan tidak mau pesta yang terlalu mewah.

Toh pernikahan ini juga untuk menyelamatkan nyawanya. Sean, suami Anita mengancam Tristan, ia meminta Tristan menjauhi Anita. Walaupun Tristan sudah menjauhi Anita, tetapi wanita itu seakan tidak punya malu, semakin Tristan menjauh, semakin gila Anita untuk mendekati Tristan.

Tristan bukan takut dengan ancaman Sean. Ia sangat risih dengan Anita. Walau dulu ia sangat mencintai wanita itu, tetapi, kebohongan fatal itu membuat Tristan membenci Anita

"Kemana adikmu?" tanya Maria kepada Nata

"Tadi bilangnya mau ke kamar kecil, mam. Tapi ini bukan ukuran waktu hanya ke kamar kecil." Nata juga sebenarnya gelisah dengan kelakuan adiknya itu.

Di dalam kamar mandi hotel itu, Tristan memandang kaca besar yang ada di depannya.

"Dosa apa aku harus menikah dengan wanita itu. huh" ucapnya kesal.

"Tristan.. apakah kau baik-baik saja? Cepatlah, acaranya akan dimulai. Mami sudah menunggumu" Nata mengetuk pintu kamar mandi itu.

"Yayaya.. aku selesai. Cerewet sekali kau ini, mas" Tristan membenahi pakaiannya.

"Duluan sana. Aku harus siap-siap" usir Tristan.

Nata meninggalkan adiknya dan kembali ke tempat yang akan menjadi saksi Tristan mengambil sumpah untuk menikahi Lulu.

Penghulu sudah gelisah. Tapi batang hidung Tristan belum juga nampak.

Lulu gelisah. Ia menatap ibunya sambil tersenyum tipis.

"Dimana calon pengantin prianya?" tanya penghulu itu.

Maria mulai gusar. Ia melirik ke arah Nata. Tapi, Nata tidak bisa berkata apa-apa.

Tristan berjalan lambat menuju tempat duduk yang sudah disiapkan untuknya.

"Dasar anak bandel. Kemana saja?" maki Maria pada anaknya.

Tristan hanya diam.

Kemudian ia mengikuti ucapan penghulu itu.

Dan akhir dari keheningan itu hilang saat semua menyatakan sah atas pernikahan Tristan dan Lulu.

Saat itu, Lulu sangat bahagia.

Sejak masa SMP, dia memang menyukai Tristan. Tapi ia tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Tristan. Semua ia ungkapkan ke dalam buku hariannya

Tragedi berkas

"Lu... " Panggil Miki lagi sambil memainkan tangannya di depan wajah Lulu.

"Oh.. eh.. apa?" Lulu gelagapan

"Ayo ikut, kita makan" tanpa aba-aba, Miki menarik tangan Lulu, dan saat yang bersamaan, tanpa sengaja, Miki tabrakan dengan seorang yang ternyata itu adalah Tristan.

"Sorry, aku tidak melihat" Miki menundukkan kepalanya.

Tristan tanpa berkomentar dan dengan muka datarnya ia berlalu dari sana.

"Huft" semua menarik nafas panjang.

"Monster yang menakutkan" ucap Lulu.

"Sudahlah, kita sudah menghabiskan waktu di sini."

mereka berjalan keluar area kantor itu menuju sebuah restoran siap saji.

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang melihat tidak suka ke arah mereka. Tertawa, dan bercanda bersama membuat Tristan kesal.

"Lihat saja nanti di rumah, lu. Menyebalkan"

ucap Tristan dalam hati sambil mengepalkan tangannya.

Apakah Tristan mencintai Lulu?

Tidak, dia marah kepada Lulu bukan karena cinta, tapi dia marah karena Lulu bisa bersikap lucu dan menggemaskan di luar, sedangkan di rumah, ia hanya anak kecil yang menyebalkan.

Dan ingat satu hal. Dia seorang istri dari lelaki bernama Tristan.

Itu yang membuat Tristan jengkel.

Jam istirahat selesai, dan saat ini, Tristan sedang buru-buru untuk menghadiri meeting penting dengan client. Tapi karena keteledoran sekretarisnya, mereka meninggalkan 1 berkas di kantor.

"Bagaimana bos?" tanya Azmi

"Waktu kita untuk bolak balik ke sini tidak mungkin cukup. Sebentar lagi giliran presentasi kita"

Tristan hanya tersenyum.

Ia bisa mengatur emosinya.

"Permisi sebentar" ucapnya pamit keluar diikuti Azmi.

"Lu, kamu dimana?" tanya Tristan dari ponselnya.

"Ya dimana seharusnya aku?" jawab Lulu enteng.

"Kau ini, terlalu. Awas saja sampai rumah, kau menjawab seenaknya pertanyaan suamimu." ancam Tristan.

"Waduh. Maksudnya apa ini? Apa yang kamu inginkan?" tanya Lulu berbicara sambil berbisik. Ia tidak mau menimbulkan kecurigaan dengan teman-teman kantornya.

"Di atas meja ruanganku, ada berkas yang tertinggal. Ada di map berwarna biru. Cepat bawa kesini, aku membutuhkannya segera. SEGERA! Aku akan mengirimkan alamatnya." ucap Tristan kemudian menutup panggilan itu.

Lulu yang gelagapan, langsung berdiri dan menuju ruang Tristan, mencari file yang dimaksud. Waktunya tinggal 30 menit.

Lulu membolak-balik seluruh berkas yang ada di meja itu, petunjuknya hanya map biru. Tapi tidak ada map biru di atas itu. Sekitar 10 menit, akhirnya ia menemukan map itu terjatuh di lantai. Ia memeriksa isinya, dan segera keluar dari ruangan itu, kemudian mengambil tas.

Karena tinggal 15 menit lagi, ia segera memanggil ojek di depan kantornya. Nahas memang Lulu saat itu. Sudah buru-buru, di tengah jalan keujanan, dan motor yang ditumpanginya jatuh karena tanpa sengaja tertabrak pengendara lainnya

Pakaian Lulu basah, lengan dan kakinya luka. Tapi ia merasa aman, berkas tadi ia masukkan ke map plastik dan ia bungkus dengan plastik lagi.

"Maaf mbak.. Saya tidak sengaja, apakah mbak mau saya antar ke rumah sakit?" tanya pengendara yang tidak sengaja menabrak ojek yang ia tumpangi.

"Saya tidak sempat. Urus saja bapak ojek ini"

Lulu sudah melihat kantor yang dituju. Walau hujan, ia berhasil sampai di kantor itu.

Di depan meja resepsionis, Lulu meminta diantarkan ke ruangan meeting Tristan.

"Maaf mbak, sekitar 5 menit yang lalu, pak Tristan beserta sekretarisnya sudah meninggalkan gedung ini" resepsionis itu tersenyum ramah kepada Lulu.

Lulu menelpon Tristan.

"Kami dimana? Aku sudah membawakan berkas yang kamu minta" ucap Lulu pelan, sambil meringis kesakitan

Lukanya baru terasa nyeri.

"Sudahlah, lupakan saja, kau terlambat. Aku tidak membutuhkannya lagi. Cepat kembali ke kantor" Tristan lagi-lagi menutup panggilan itu.

"Kurang ajaaaarrr... Keseeeeelllll.. aargh" kemudian Lulu kembali meringis kesakitan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!