NovelToon NovelToon

Pengorbanan Cinta Diana

Prolog

(photo by Pinterest)

Diana Putri Wijaya

Seorang gadis cantik dan lugu. Di usianya kini menginjak 18 tahun. Diana di paksa menikahi kekasih kakak tirinya sendiri sebagai alasan untuk menjaga nama baik keluarga. Dengan berat hati, mau tidak mau Diana harus menerima pernikahan ini.

Ayahnya memiliki dua istri, dimana Diana adalah anak dari istri yang kedua. Ibu Diana sudah meninggal semenjak Ia kecil, terpaksa Diana harus di besarkan oleh ibu tirinya. Ini cukup menyulitkan untuk diana menjalani hidupnya di bawah naungan seorang ibu tiri.

Semenjak kecil, Ia selalu kekurangan kasih sayang dari orang tua. Yang mana ayahnya selalu sibuk bekerja dan ibu kandungnya memang sudah meninggal.

Diana di bersarkan di lingkungan yang tidak terlalu menyenangkan, selain harus hidup di bawah naungan ibu tirinya, Diana juga tidak pernah menerima hal yang layak. Entah itu baju, mainan atau yang lainya, Diana selalu di nomor duakan. Ia bahkan jarang membeli pakaian baru atau maianan baru, jika ingin sesuatu Diana harus menunggu sampai kakaknya bosan memainkan mainanya atau sudah bosan dengan pakaiannya.

Semua barang atau mainan yang Ia punya, tidak lain itu adalah mainan bekas Nameera.

(Photo by Pinterest)

Dia adalah Nameera Putri Wijaya, yang merupakan kakak tiri Diana. Usia nya terpaut 3 tahun di atas Diana. Namun, sejak kecil Nameera sudah di diagnosis penyakit Thalasemia. Yaitu, suatu kelainan bawaan pada darah yang mengharuskan Nameera untuk melakukam transfusi darah rutin setiap tiga bulan sekali.

Sedari kecil, Nameera mempunyai kehidupan yang berbanding terbalik dengan Diana. Dimana Ia selalu di manja dan tak pernah kekurangan apapun di dalam hidupnya.

Di dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai golongan darah yang sama dengan Nameera, kecuali Diana. Itulah alasan ibu tiri Diana mau menerima kehadirannya. Walaupun begitu, Diana tidak pernah mendapatkan hal yang sepantasnya di dalam keluarganya terutama dari ibu tiri dan kakaknya.

Diana harus rela berbagi darahnya dengan Nameera. Tidak hanya sementara, mungkin untuk selamanya. Sebab mustahil untuk penyakit Nameera dapat di sembuhkan.

(Photo by Pinterest)

Leon Alexi Pradipta 28 tahun. Seorang pengusaha sukses tampan dan kaya raya.

Nameera adalah kekasih Alex, entah apa alasan Alex sampai bisa menaruh hatinya kepada Nameera. Mereka sudah menjalin hubungan selama dua tahun.

Alex seorang pria tampan namun berhati dingin, masalah wanita tidak terlalu Ia permasalahkan. Alex akan bersama wanita jika menurutnya wanita itu layak dan pengertian akan dirinya. Dan Nameera, wanita itu yang berhasil bertahan lama menjalin hubungan bersama Alex. Membuat semua wanita yang pernah berada di sisi Alex selalu sirik kepadanya.

“Kau ingat? Apa yang membuatmu bertahan lama menjalin hubungan bersamaku di banding dengan wanitaku yang lain? ”

____________________________________________

Hari ini Nameera dan Alex akan melangsungkan pernikahan, yang mana ini akan menjadi hari yang sakral bagi mereka bedua. Keluarga dekat, teman dan tamu petinggi lainya sudah hadir. Tinggal menunggu pengantin pria dan wanita berjalan di altar.

Tiba tiba terdengar suara kegaduhan dari dalam kamar rias pengantin. Nameera pingsan tepat di hari pernikahanya. Seluruh keluarga panik dan segera membawa Nameera ke rumah sakit.

Nameera langsung di bawa masuk ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) untuk segera mendapatkan penanganan medis. Seluruh keluarga menunggu di luar ruangan dengan sangat cemas. Tidak lama dokter ke luar ruangan dan memberi kabar agar Nameera segera melakukan tindakan transfusi darah, dengan berat hati dokter mengatakan bahwa golongan darah Nameera termasuk ke dalam golongan darah yang langka. Dan rumah sakit sedang kehabisan stok untuk golongan darah tersebut.

Diana yang tertunduk lemas seakan tahu apa yang harus Ia lakukan.

"Dok, Golongan darah kami sama, ambil saja darahku. " Ujar Diana.

"Baiklah, dan tolong keluarga pasien segera melakukan pendaftaran terlebih dahulu. "

Dokter dan Diana segera masuk ke dalam ruangan untuk melakukan transfusi darah pada Nameera. Sedangkan ayah dan ibu mereka pergi untuk melakukan pendaftaran adminitrasi rumah sakit. Tinggalah Alex,Tuan dan Nyonya pradipta yang menunggu di luar ruangan.

Dokter keluar setelah selesai melakukan penanganan medis pada Nameera, lalu Alex bergegas menanyakan bagaimana keadaan calon istrinya itu.

"Bagaimana keadaan Nameera, Dok? " Tanyanya Alex kepada dokter tersebut.

"Pasien sudah siuman dan pihak keluarga sudah bisa menemuinya. " Sahut Dokter.

Alex masuk ke dalam ruangan untuk menemui Nameera, Di dalam ruangan Ia melihat keadaan Diana yang masih terduduk lemas selepas mendonorkan darahnya untuk Nameera. Diana yang sedang duduk di sebelahnya hanya memperhatikanya dengan seksama.

Diana memandangnya, Ia merasa bahwa Nameera adalah wanita yang paling beruntung dalam hidupnya. Orang tuanya lengkap serta kasih sayangnya, sedangkan Diana? Hanya ayahnya saja yang menyayanginya, itupun ayahnya selalu sibuk bekerja. Selain itu, Nameera juga memiliki lelaki yang sangat mencintainya di sampingnya. Lelaki yang bisa menerima bagaimana pun keadaannya, lelaki yang bisa terbilang sempurna. Selain tampan dan juga kaya, Diana memperhatikan jika Alex juga sangat memperhatikan Nameera. Buktinya, hari ini ketika Ia sedang sakit, Alex senantiasa mendampinginya selalu.

Diana tersenyum tipis, Ia mengalihkan pandanganya dari Alex dan Nameera. Mendadak air matanya bergulir jatuh, entah apa yang membuatnya bersedih.

Di luar ruangan, Tuan dan Nyonya Pradipta sedang berbincang mengenai keadaan calon menantunya.

"Dok, ada apa dengan calon menantu saya? Kenapa mendadak dia bisa pingsan?" tanya Nyonya Pradipta dengan wajah cemasnya

"Ibu tenang saja, tidak ada hal serius yang terjadi pada menantu Ibu. Ia hanya kelelahan dan mendadak penyakitnya kambuh, hingga perlu segera melakukan transfusi darah. " Jawab dokter menjelaskan, Nyonya Pradipta sontak terkejut setelah mendengarnya. Pasalnya, Ia tidak tahu menahu jika calon menantunya itu mempunyai suatu penyakit.

"Penyakit? Penyakit apa maksud anda, Dok?" tanya Nyonya Pradipta kembali dengan nada bergetar, wajahnya terlihat semakin cemas.

"Nona Nameera memiliki penyakit kelainan darah bawaan, Pak. Biasa di sebut Thalasemia, yang mengharuskanya untuk melakukan transfusi darah rutin dan mungkin karena kelelahan membuat penyakitnya menjadi kambuh. " Ucap dokter itu menjelaskan dengan detail.

Sontak Nyonya Pradipta terkejut mendengarnya, Ia menatap khawatir ke arah suaminya. Bagaimana bisa keluarga Wijaya menipu mereka seperti ini. Pada dasarnya, penyakit yang di derita Nameera akan menyebabkannya untuk sulit mengandung. Jika bisa pun, harus di bawah penanganan medis. Namun, resikonya sangat besar bisa membahayakan nyawa ibu atau calon bayinya nanti.

Dengan amarahnya Tuan Pradipta segera menyusul Alex ke dalam ruangan Nameera. Ia terlihat sangat marah, dengan langkahnya yang tergesa dan nafasnya yang memburu. Amarahnya memuncak, dari belakang Nyonya Pradipta mengikutinya dengan cemas.

Di sana terlihat Alex yang sedang duduk dengan menggenggam erat tangan Nameera dan menunggunya sadar, di sampingnya ada Diana yang sedang masih terduduk lemas menatap heran kedatanganya.

"Alex, kamu tidak bisa menikahi Nameera!"

Bersambung....

Permohonan dan penolakan

"Alex kamu tidak bisa menikah dengan Nameera! " Ucapan Tuan Pradipta yang sontak membuat Alex dan Diana terkejut mendengarnya.

Tuan Wijaya dan istrinya yang baru saja kembali setelah selesai melakukan pendaftaran rumah sakit, merasa sangat terkejut setelah mendengar kegaduhan dari ruangan Nameera di rawat. Ia berjalan dengan sedikit berlari di ikuti istrinya dari belakang, yang tak kalah cemas dengan dirinya.

Sesampainya di sana, Tuan dan Nyonya Wijaya pun bertanya apa yang sedang terjadi. Suasana tampak begitu tegang, seluruh orang yang berada di ruangan itu menatap cemas kehadiran mereka.

Sesaat keadaanya tampak hening setelah kehadiranya, Ia melihat wajah Tuan Pradipta yang tampak kesal dan marah. Ia pun lekas menghampirinya dan bertanya.

"Ada masalah apa sebenarnya, Pak? Saya mendengar Bapak berteriak tadi, " tanya Tuan Wijaya dengan heran bercampur cemas.

"Bapak Wijaya! Beraninya anda mempermainkan dan menipu keluarga kami. Dengan menikahkan putri anda yang tidak sempurna itu kepada anak saya Alex. Dengar! Alex tidak akan pernah menikahi Nameera! " tegasnya dengan sedikit berteriak, menampakan wajah kecewa dan kekesalanya. Tuan Wijaya terlihat sangat bingung, Ia belum mengerti dengan perkataan yang calon besanya itu katakan.

"Tapi kenapa, Pak? Bukankah hari ini adalah hari pernikahan mereka? Kita akan segera nikahkan mereka secepatnya setelah Nameera sadar. " Sahutnya yang tampak bingung bercampur cemas setelah mendengar keputusan tiba-tiba dari calon besannya itu.

"Alex adalah putra kami satu satunya. Bagaimana dia bisa menikah dengan wanita yang tidak bisa memberikan penerus untuknya! Bagaimana dengan kelangsungan keluarga Pradipta kedepanya jika Alex tidak mempunyai keturunan! " teriaknya dengan penuh amarah dan nafasnya yang masih memburu.

“Pah tenanglah, ini rumah sakit. Jangan buat kegaduhan di sini. Malu, Pah. ” Ucap Nyonya Pradipta menenangkan suaminya.

“Sudahlah, Mah. Papah merasa terhina atas semua perbuatan yang telah mereka lakukan. Beruntung pernikahan itu belum terjadi, jika tidak kita akan menanggung malu seumur hidup, karena memiliki menantu yang sakit-sakitan seumur hidupnya dan tidak bisa memberikan penerus! Saya mengira, bahwa keluarga dari kalangan menengah ke bawah masih mempunyai hati nurani dan harga diri. Tapi sungguh perilakunya sangat rendah dan tidak tahu malu! ” Tuan Pradipta berbicara dengan sangat lantang dengan jari telunjuk yang terus Ia arahkan kepada Tuan Wijaya. Semua orang terdiam memaku melihat adegan di depan mereka dan merasa tidak percaya.

Bak di sambar petir, jantungnya seakan berhenti berdetak. Harga dirinya telah terinjak sampai hancur di kaki calon besanya sendiri. Tuan Wijaya merasa sangat terkejut sekaligus sakit hati mendengar perkataan kasar dan menghina dari calon besanya itu. Semua yang berada di dalam ruangan pun ikut terkejut termasuk Diana. Diana menatap wajah sang ayah, Ia merasa tidak tega melihat keadaan ayahnya saat ini. Terlihat wajah ayahnya yang tertunduk lemah menahan malu, dan mungkin air mata sudah mengambang di antara kelopak matanya.

Ayaah...

Diana beranjak dari ranjangnya dan melangkah mendekati sang ayah, Ia memeluknya erat. Air matanya terus menetes tanpa Ia kehendaki, ayahnya yang Ia sayang dan selalu Ia hormati. Tapi hari ini, detik ini Ia di hina dan di caci maki oleh seseorang di hadapan putrinya sendiri. Diana tidak bisa menahan tangisannya lagi, Ia terus terisak. Hatinya sungguh sakit terasa seperti tercabik cabik oleh sebilah pisau, Ia menangis dan terus menangis dalam pelukan sang ayah.

Ternyata Tuan Pradipta sudah mengetahui kebenaranya, bahwa Nameera memang memiliki suatu penyakit. Sesungguhnya, Tuan Wijaya sama sekali tidak bermaksud menutupi hal tersebut.

Sebelumnya, Alex dan Nameera memintanya menutupi semua itu dari kedua orang tuanya. Ia merasa sangat bersalah sudah menyetujui hal tersebut yang kini malah berujung penghinaan pada dirinya sendiri. Ia tidak bisa berkata apa apa selain menundukan wajahnya menahan malu.

“Apa keputusanmu itu adil? Kau tidak berhak menuntut atas kehidupanku! ” Alex tampak kesal, tanpa persetujuan darinya, ayahnya seenaknya mengubah keputusan yang sudah Ia buat.

"Pah, tenanglah. Coba papah pikir jika pernikahan ini di batalkan bagaimana dengan reputasi keluarga kita, Pah? Bagaimana dengan pemikiran orang mengenai keluarga kita. Bisa bisa reputasi dan nama baik kita hancur. " ucap Nyonya Pradipta yang mencoba menenangkan suaminya yang sedang marah besar, Ia sedikit tercengang setelah mendengar perkataan dari istrinya. Istrinya berkata benar, keluarganya adalah keluarga terpandang. Jika pernikahan putranya sampai gagal, entah harus di taruh dimana lagi harga diri yang sudah di junjung tinggi olehnya.

Suasana menjadi terasa hening. Tuan Pradipta mencoba memikirkan jalan keluar terbaik dari masalah ini tanpa harus membatalkan pernikahan putranya.Terpampang jelas raut wajah cemas dari semua orang yang berada di dalam ruangan tempat Nameera di rawat. Termasuk Nyonya Wijaya yang terus meneteskan air matanya, berharap agar Tuan Pradipta menarik semua perkataanya. Ia cemas meratapi nasib buruk yang menimpa putri kesayanganya.Sedangkan Nameera, Ia masih tenang dalam tidurnya.

Tuan Pradipta berpikir dengan keras. Ia tidak mau anaknya menikah dengan Nameera, tapi di sisi lain nama baik dan reputasinya begitu penting. Kemudian pandanganya di alihkan kepada gadis cantik di hadapanya, yang sedang menangis sembari memeluk erat ayahnya.

"Baiklah, pernikahan ini akan tetap di langsungkan. Tetapi Alex tidak akan menikah dengan Nameera, melainkan dengan Diana. " Dengan tegas dan jelas Tuan Pradipta mengucapkan keputusanya.

Diana yang mendengarnya pun sontak terkejut,mulutnya di tutup menggunakan tangan kananya matanya terbuka lebar seperti mau keluar dari rongga matanya. bagaimana bisa Ia menikah dengan calon suami kakaknya sendiri.

"Tidak! Keputusan yang sangat tidak masuk akal! " batin Diana.

"Tidak! Tidak mungkin! Bagaimana mungkin anda menghancurkan kehidupan putriku begitu saja! Mereka akan menikah hari ini dan anda dengan mudahnya mengganti pengantin wanitanya, dan itu adalah adiknya sendiri! Bagaimana ini putri ku akan gila jika mengetahui ini. " teriak Nyonya Wijaya di iringi dengan tangisan histerisnya.

Alex menatap Diana dalam diamnya, Ia tahu bahwa Diana adalah adik dari Nameera. Alex berpikir, apakah Diana akan layak menjadi istrinya. Diana hanya seorang gadis kecil, terlihat sangat lemah. Apakah Diana akan siap menjalani status sebagai istri dari seorang Alex Pradipta.

"Ini untuk kebaikan mu, cepat kembali ke hotel untuk melanjutkan pernikahanya,aku akan menunggumu. Turutilah keputusanku jika kau masih mau menjadi pewaris dari keluarga Pradipta!" jawab Tuan Pradipta dengan tegas kepada Alex.

Alex yang mendengarnya pun hanya bisa terdiam tidak bisa berbuat apapun dengan ancaman yang di lontarkan oleh ayahnya sendiri.

"Setujuilah Tuan Wijaya, atau aku akan membawa masalah ini ke rana hukum! Atas dasar penipuan!" Tuan dan Nyonya Pradipta berlalu pergi meninggalkan ruangan Nameera.

Bagaikan sebuah tamparan besar untuk keluarga Wijaya, bagaimana mereka busa menikahkan putri keduanya dengan calon suami kakaknya sendiri.

Bersambung...

Permohonan dan penolakan #2

Diana menatap wajah ayahnya dengan serius, akankah ayahnya tega mengorbankan hidup Diana begitu saja. Ayahnya yang tak kuasa mendengar keputusan dari Tuan Pradipta hanya bisa tertunduk lemah, Diana terus menatapnya, Diana sungguh tidak tega melihat ayahnya seperti itu. Kemudian, Ia menuntun sang ayah untuk duduk terlebih dahulu di atas sofa yang berada di dalam ruang rawat Nameera.

Diana mencoba menenangkan sang ayah,agar terus tetap tenang menghadapi situasi saat ini. Mengingat ayahnya yang sudah berumur, Diana tidak ingin terjadi hal yang tidak-tidak kepada sang ayah. Diana mengusap kasar air mata yang membasahi pipinya, Ia tidak boleh terlihat lemah.

“Ayah, aku ambilkan segelas air minum untukmu. Agar kau merasa sedikit tenang, ” Ucap Diana, ayahnya hanya mengangguk pelan.

Diana mendekati ranjang Nameera, di sampingnya ada sebuah meja yang terdapat air minum, Diana hendak mengambil air minum itu untuk Ia berikan kepada sang ayah. Diana melihat ibu tirinya yang masih menangis dengan histeris, Ia memeluk erat putrinya yang masih terkulai lemas di atas kasur.

Tiba-tiba ibu tirinya itu memandang tajam Diana, kemudian menghampirinya. Menarik tanganya dengan kuat, kemudian menghempaskan gelas yang ada dalam genggaman Diana begitu saja. PRANK!!! Suaranya terdengar begitu nyaring, membuat Alex dan Tuan Wijaya terkejut dan langsung melihat ke arahnya.

PLAK!!!!

Sebuah tamparan keras yang mendarat di pipi Diana yang di layangkan oleh ibu tirinya, Ia menatap wajah Diana dengan tatapan marah sekaligus jijik. Diana yang meringis kesakitan hanya bisa menitikan air matanya, salah apa dirinya hingga di perlakukan seperti ini. Bukan keinginanya sendiri untuk ikut terlibat ke dalam masalah ini. Kenapa Ia yang harus menanggungnya, salah siapa ini? Diana bahkan tidak pernah ikut campur mengenai hubungan Alex dan Nameera. Tapi kenapa, Ia yang harus di korbankan. Ini tidak adil untuknya sangat tidak adil.

Tuan Wijaya yang masih dalam suasana hati gundah semakin tercengang melihat istrinya memperlakukan putrinya seperti itu. Sesaat setelah melihat perlakuan tidak adil istrinya kepada putri keduanya, Ia pun langsung beranjak dan mendekati Diana yang tampak sedang memegangi pipinya yang terlihat merah karena tamparan tersebut. Sedangkan, Alex sama sekali tidak peduli mengenai masalah keluarga mereka walaupun itu semua menyangkut dirinya Ia sama sekali tidak menghiraukanya. Pikirannya hanya tertuju pada masalah yang sedang Ia hadapi saat ini dan menangani wanita yang sedang terkulai lemas di hadapanya ketika Ia terbangun nanti.

"Dasar anak pembawa sial! Kau berniat merebut calon suami kakakmu sendiri! Tidak tahu malu! Kau sama seperti ibumu! perebut suami orang! Pergi saja kau ke neraka bersama dengan ibumu yang hina!" umpatnya melampiaskan semua amarah dan kekesalanya kepada Diana.

"Tidak, tolong jangan menghina ibuku. " Ucap Diana sambil terus menitikan air matanya, menatap sendu sang ibu tiri yang terus menghina dirinya dengan kata-kata kasar. Yang semakin membuat Diana bersedih adalah, kenapa ibu tirinya itu tega menyangkut pautkan ibunya yang sudah meninggal. Ibunya yang sudah pergi dengan tenang.

"Jangan menghina ibumu kau bilang? Tanpa di hina sekali pun ibumu tetap orang yang hina! Dulu ibunya menghancurkan keluarga ku, dan sekarang anaknya ingin merebut kebahagiaan putriku! Kau terlalu berharap berlebihan! Cepat pergi dari hadapanku! " teriaknya dengan penuh amarah.

“Cukup! Jangan buat keributan lagi di sini. Apa kau tidak malu berteriak seperti itu? Suaramu akan terdengar oleh orang lain! Cukup! Jangan menambah masalah untukku lagi! Sudah cukup rumit semuanya, kau jangan menambah rumit semua itu! ” jelas Tuan Wijaya, menunjuk kecewa ke arah sang istri.

Sedangkan, Diana pergi berlari meninggalkan ruangan itu dengan terus menangis. Ia berlari melewati lorong-lorong rumah sakit yang tampak sepi, hanya terdapat beberapa perawat yang terlihat berlalu lalang. Diana sampai pada sebuah tempat sepi, entah dimana Ia tidak terlalu memperhatikanya. Saat ini Ia hanya ingin sendiri, menangis tanpa satu pun orang mengetahuinya.

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku yang harus di salahkan atas semua ini? Bahkan aku tidak pernah membayangkan apalagi berkeinginan untuk merebut kekasih kakak. Ibu lihatlah, anakmu ini begitu lemah. Begitu tidak berguna. Akankah kehidupanku berbeda jika saja ibu masih berada di sini bersamaku. Bu apakah sehina itu menjadi putri dari istri kedua? Akankah kehidupanku berbeda jika aku bukan putri dari istri kedua? Bagaimana dengan ayah bu? apakah ayah juga salah sama seperti ku? Aku sungguh tidak tega melihat keadaanya, bagaimana bu? Aku harus bagaimana?

Suara langkah kaki terdengar samar, kemudian suaranya terdengar semakin mendekat ke arah Diana, Diana pun langsung menghapus air mata yang membasahi pipinya dengan cepat.

"Ayah tahu kamu tidak akan setuju, tapi apakah kamu mau melihat keluarga kita hancur? dan ayah masuk ke dalam penjara karena masalah ini? " ucapnya lirih, Diana tidak berani menatap wajah ayahnya.

"Untuk sekali ini saja ayah mohon padamu Diana,tolong setujulah menikah dengan Alex." Sambungnya sembari menatap Diana dengan sendu,

"Tidak ayah, Diana tidak mau. Tolong jangan paksa Diana. Diana tidak mau merebut calon suami kakak, Diana bukan orang jahat ayah. " Ucapnya dengan terus menangis dan memohon sambil memegang lengan ayahnya erat.

Ayahnya terdiam kaku melihat putri nya menangis memohon agar Ia tidak menyetujui pernikahaan ini, Ia tidak berdaya sama sekali dengan keadaan saat ini. Ini memang tidak adil untuk Diana ataupun Nameera, tidak terasa air mata nya menetes begitu saja. Sebagai seorang ayahnya yang tidak berguna, Ia bahkan tidak bisa melindungi kedua putrinya.

"Maafkan ayah yang tidak berguna, tidak bisa melindungi putrinya dengan baik. Ayah bahkan merasa malu pada ibumu, Maafkan Ayah Putriku. Ayah akan menanggung semuanya, maafkan ayah yang selalu membebankanmu selama ini. Sudah cukup kau berkorban untuk hidup Nameera, tidak usah kau berkorban juga untuk Ayah. " Hatinya seperti teriris dengan pisau perih pedih itu semua yang dirasakanya saat ini,keduanya adalah putrinya Ia tidak bisa melihat kehidupan kedua putrinya itu hancur.

Satu kesalahan saja akan berdampak sangat fatal. Seharusnya Ia tidak pernah menutupi semua ini dari Tuan Pradipta, Ia terlalu mencintai putrinya sehingga apapun akan Ia lakukan untuk kebahagiaanya. Tapi siapa yang akan menduga semua itu berujung dengan penyesalan yang sangat mendalam.

Diana tampak terdiam, Ia juga bingung dengan keadaan saat ini. Ia tentu tidak ingin melihat ayahnya hancur, Diana sangat menghormati dan menyayangi ayahnya. Diana sungguh bingung, hatinya terasa sangat sakit nafasnya juga terasa sesak. Ia tidak mau menjadi penghancur kebahagian kakaknya. Apa jadinya nanti jika hal itu sampai terjadi, ibu dan kakak tirinya sudah menbencinya. Hal itu juga akan membuat mereka semakin membencinya.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!