NovelToon NovelToon

Kepincut Cinta Ketos Galak

Berasa Ketemu Singa

Hallo teman-teman...

Ini adalah karya pertama ku, semoga kalian suka ya😘

Bella cintya anatasya wijayanto, 14 tahun, lahir di kota P

Bella, si gadis cantik dan manja yg pagi ini mau tidak mau harus bangun pagi untuk melaksanakan MOS di SMA favorite nya. Tadi malam sebelum tidur, Bella sudah mempersiapkan alarm nya agar tidak kesiangan bangun di esok hari, karena sang mama sedang tidak dirumah yang berarti bahwa tidak ada yang membangunkan nya. Namun, seolah kesialan yang sedang menunggu, karena alarm yang berbunyi tak mampu membangunkan nya.

"ahhh jam berapa ini? " pekik Bella pada dirinya sendiri. Dilihatnya jam dinding kamar yg menunjukkan pukul 06.35 , itu yang membuat nya sangat kaget

"gila, ini gue tidur apa camping di alam mimpi, sampek baru bangun? Mampus, gue telat"

Bella langsung bergegas mandi. Naas selimut yg dia pakai tadi ikut tertarik oleh kakinya, dan mengakibatkan dia terjatuh dengan lutut yang berdarah.

"an**r sial mulu gue" gerutunya sambil memegangi lututnya yang berdarah.

"ini difoto, terus upload di IG keren kali ya, hehe" entah apa yang ada dipikiran nya hingga terbesit ide konyol itu, padahal waktu terus berjalan, yang artinya kata ****telat**** sudah semakin nyata.

"lah gue ngapain malah mikir buat ngefoto nih dengkul, keren kaga, telat iya" Bella langsung sadar dari lamunan nya, dan langsung lari ke kamar mandi.

Di kamar mandi, dia sadar jika tidak punya banyak waktu, alias dia harus cepat. Dengan gerakan secepat kilat, Bella segera menyudahi mandinya dan langsung menuju lemari untuk mengambil seragam SMP nya, karena ini hari pertama SMA, dan dia masih tidak punya seragam SMA

"Ehh buset, nih seragam kecil amat" Bella sedang berusaha memasang kancing seragam yang agak susah menurutnya di bagian dada

"lagian nih sekolah aneh, kata mama ini sekolah elit, tapi masak seragam baru gue belom boleh di pake. peraturan macam apa ini." Bella tiba-tiba ingat satu peraturan MOS di wa grup yang baru diingat nya.

"Astaga gue lupa harus nguncir rambut sesuai bulan lahir" Bella menepuk jidatnya karena merasa bodoh, bisa-bisa nya dia lupa dengan hal sepenting itu. Dengan tas di tangan kanan, sepatu di tangan kiri, baju keluar dari rok dan dasi yang hanya disampirkan dileher , Bella berlari melewati tangga mencari sosok yang selama ini turut andil untuk merawatnya, yaitu pembalut nya.

"Bi, tolongin Bella!!!" Bella berteriak sambil memasang sepatunya tergesa.

"Astaga non.. non Bella mau sekolah apa abis kena razia satpol PP pas lagi ngamen?" bi Asih hanya bisa tertawa kecil melihat majikan nya yang selalu punya drama terlambat sekolah.

"Bukan bi, Bella barusan dikejar anjing. Noh anjing nya di kamar" celetuk Bella sembari mengambil segelas susu ditangan bi Asih dan meminum nya.

"Non Bella ini udah telat masih aja sempet bercanda😁 Yaudah non, mau dibantu apa. Masang dasi? Aduh maaf nih non bibi bukan nya nolak, tapi non Bella kan tau bibi gk bisa masang dasi, hehe" bi Asih langsung menunjukkan cengiran khas nya, membayangkan jika dia memasangkan dasi majikan nya, yang sudah jelas pasti dia tidak bisa

"Apaan sih bi, Bella bukan minta tolong itu" Bella mengatakan dengan memajukan bibirnya tanda kesal, pasalnya pembantu nya ini selalu menyimpulkan sesuatu tanpa tau kebenaran nya.

"Lah terus apaan dong non?" bi Asih mengatakan nya sambil terkikik geli melihat ekspresi majikan nya yang seperti bebek.

"Ini loh bi, kata ketos semua peserta MOS perempuan wajib menguncir rambut nya sebanyak jumlah bulan lahir" Bella sedikit memberi penjelasan sambil memberi pembantunya sisir dan karet

"Lah non kan lahir bulan Desember. Masak mau dikuncir 12 non, kayak orang gila dong"

bi Asih langsung menutup mulutnya sadar akan keceplosan nya.

"ihh bibi, masak Bella disamain sama orang gila sih. Udah ah, ayok cepetan bi. 5 menit lagi masuk nih" Bella menunjukkan jam tangan nya kepada bi Asih yg menjukan jam 06.55

"Oke siap non, non Bella pasti jadi yang tercantik nanti walaupun dengan kunciran 12" bi Asih segera menyisir rambut halus nan wangi majikan nya.

Sembari menunggu bi Asih yang sedang asik dengan rambutnya, Bella memasang dasi dan merapikan seragam nya. Walaupun perih di lutut nya belum hilang, karena Bella memang tidak memperdulikan nya dan membiarkan luka nya begitu saja tanpa plester

"udah siap non, cantik banget.

Bagus karya bibi, pinter bibi. Kayaknya bibi mau buka salon ajadeh, hehe" bi Asih memandang takjub hasil karyanya sambil memberi cermin kepada Bella supaya dia bisa melihat juga hasil karya bi Asih.

kira-kira seperti ini lah ya, (mukanya ganti cassandra lee, dah bayangin sendiri aja, gk ada kalo foto yang pas)

"Ini beneran bi? Bibi yakin? Ini dikuncir 12 kan? kok Bella nggk kayak orang gila?" Bella melihat pantulan dirinya di cermin, seolah tak percaya, pasalnya Bella sudah membayangkan dia pasti seperti orang gila nanti, dengan kuncir 12 biji, kaos kaki satu kuning dan satu merah, kalung dari bawang putih, tas dari karung goni. Namun, bayangan jeleknya seolah sirna dengan hasil karya bi Asih yang membuat dia PD dengan kuncir 12 nya. Bagaimana tidak, Bella justru terlihat menggemaskan saat ini.

"Ini mah bibi yakin banget non. Nanti kalo ditanya kenapa kuncir nya beda dengan yang lain, non suruh ketos nya ngitung berapa jumlah kunciran non Bella. Tenang, ini tetap sesuai peraturan kok non. Kuncir nya sesuai jumlah bulan lahir, bibi cuma memperindah saja. Oh iya non, alat-alat MOS nya (kaos kaki merah kuning, kalung bawang putih, dan tas karung goni) sudah ada di dalem ya non. Non Bella kan gk mungkin make itu dari rumah, hehe" bi Asih langsung menyerahkan paper bag yang berisi perlengkapan MOS Bella

"ahh, tengciyyuuu bibiku yang baik hati" Bella langsung memeluk bi Asih. Bella merasa bersyukur, meskipun orang tua nya kadang keluar kota, tapi dia tidak pernah merasa sendiri dengan adanya bi Asih yang sangat menyayangi nya.

"Iya non sama-sama" bi Asih senang bisa membuat majikan nya tersenyum.

Bella teringat sesuatu dan melepas pelukan nya. "Astaga bi, telur yang Bella pesen ada kan?"

"Ada non, buat apa sih?" bi Asih bingung

"Itu perlengkapan MOS Bella bi. Udah ah ambilin bi, udah jam 7 kurang 3 menit nih"

Bella tersadar sambil melihat jam tangan nya. Bi Asih langsung mengambil telur di kulkas dan menyerahkan pada Bella.

"Bella berangkat dulu ya bi, Assalamualaikum" Bella berterik sambil lari menuju mobilnya

"An**r udah jam 7 , mau secepat apapun pasti telat nih" gumamnya sambil menaruh telur yg tadi dipegang nya di mangkok kecil agar tidak pecah. Karena peraturan nya, telur itu tidak boleh pecah sampai MOS berakhir.

Bella melakukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

*******

*disekolah*

Dan benar saja, Bella sampai di sekolah barunya pada pukul 07.25 yang berarti dia telat.

tok tok tok

Bella menoleh kearah kaca mobil yang sedang diketuk, lalu membuka nya. Dengan memberanikan diri Bella langsung bertanya pada orang tersebut, yang Bella yakini orang itu adalah anggota OSIS dilihat dari almamater yang digunakan.

"Maaf terlambat kak. Tadi jalan macet" Bella mencoba mencari alasan tanpa berani menatap sosok lelaki di hadapan nya, karena Bella cukup ngeri melihat tatapan tajam pria tersebut yang seperti seekor singa yang siap menerkamnya

"parkirin mobil lo disana, dan temui gue di lapangan, 2 menit" pria tersebut langsung berkata dengan tegas tanpa menghilang tatapan membunuhnya.

"i-iya kak" Bella meneguk saliva nya susah payah dan langsung melakukan mobilnya ke parkiran. "Gila, gue bener-bener sial sekarang. Lutut sakit, bangun kesiangan, telat ke sekolah baru, ketemu panitia yang sasis. Entah apa lagi nanti" Bella meyakinkan hatinya dulu sebelum turun dari mobil

Semua peserta dan panitia Mos yang ada di lapangan, menoleh kearah nya. Bagaimana tidak? Bella terlambat hampir 30 menit. Dengan kacamata hitam yg betengger di hidung mancung nya, tangan kanan memegang paper bag, tangan kiri memegang tas. Bella berjalan seolah ada efek slow motion. Hingga suara bariton menghentikan langkahnya.

"Hey, anak baru" ternyata suara pria tadi yang sudah menyuruh Bella memarkirkan mobilnya. sontak Bella menoleh. Pria tadi menarik tangan Bella menuju depan lapangan, yang membuat semua mata tertuju padanya.

"Masih baru tapi udah berani melanggar" pria itu berkata dengan lantang agar semua orang tau. Dan benar, semua peserta MOS sedang menetap padanya, Bella menunduk dengan menahan rasa takut dan malu nya

"Kamu tau salah kamu apa?" lanjutnya lagi. Membuat Bella semakin takut dan menunduk.

"Hey apa kamu budek?" kata-katanya sangat kasar. Bahkan orang tuanya saja tidak pernah membentaknya apalagi mengatakan kata kasar. Membuat Bella mengangkat wajahnya seolah tak terima dengan perkataan kasar tadi.

"iya, saya tau kak. Salah saya, saya terlambat." Bella mencoba untuk tenang dan menahan diri agar tidak terlalu takut.

"Hanya itu ?" Bella menyerngitkan dahinya tanda tak tau apa maksudnya.

"Baik, saya perjelas. Kesalahan mu banyak. Datang terlambat, mengendarai mobil ke sekolah dan saya yakin kamu tidak punya SIM, tidak memakai satu pun atribut MOS, tidak mematuhi aturan bahwa siswi harus menguncir rambutnya sesuai bulan lahir, baju kekecilan, memakai aksesoris kacamata, dan tidak sopan." Dia mengatakan dengan sangat lantang tanpa meninggalkan tatapan membunuhnya, sesekali matanya memandangi gadis cantik di samping nya dan berpikiran, gadis ini lebih cocok pergi ke mall, dari pada sekolah.

"Mamp*s gue. Salah gue banyak amat. Ini lagi kacamata, kok bisa gue lupa kenapa gak gue tinggal di mobil aja. Fix, abis ini gue pasti langsung diterkam sama nih singa" batin Bella

"Kamu bisa ngomong kan? Jawab dong. Saya ngomong panjang kali lebar dan kamu hanya diam? Ga usah bertingkah seolah kamu gadis polos, yang sekali dibentak langsung menunduk, penampilan kamu sama sekali gak nunjukin kalo kamu polos. Jadi stop drama, dan jawab semua pertanyaan saya.*

"Eh buset tuh mulut level berapa sih, pedes amat" Ingin sekali rasanya mencakar sosok pria di samping nya ini. Bella memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya dan menjawab.

"Sebelumnya maaf kak." Bella berhenti sejenak lalu mengambil nafas dalam untuk menenangkan hati nya

"Saya tadi bangun kesiangan kak, gk ada yang bangunin. Saya bawa mobil karena mamah papa saya sedang keluar kota dan tidak ada yang mengantar saya, dan ya saya tidak punya SIM. Atribut MOS saya ada di paper bag. Saya sudah menguncir rambut saya sesuai bulan lahir saya, ini (sambil menunjukkan rambutnya) . Dan soal kacamata, tadi saya benar-benar lupa harusnya saya meninggalkan nya di mobil." Bella mengatakan nya dengan ragu karena semua mata sedang tertuju padanya. Dan itu membuat nya harus memikirkan tiap perkataan agar tak salah bicara.

"wooww hebat kamu ya. Masih baru tapi sudah berani melanggar aturan" pria itu mengatakan nya dengan lantang sambil bertepuk tangan. jujur, Bella sangat takut sekarang.

"Lihat teman-teman kamu, mereka tidak terlambat, mereka berbaris dengan rapi dan memenuhi semua aturan MOS. Lihat kamu?" dia berkata sambil mengelilungi Bella. Lalu dia melihat kearah rambut Bella, seperti sedang mencari kutu, eh menghitung jumlah kunciran😂

"Kamu lahir bulan berapa?" tanya nya.

"12 kak." Bella menjawab dengan gugupnya.

"Ini sih benar, jumlahnya ada 12. Tapi bukan kunciran seperti ini yang saya maksud. Lihat teman-teman mu. Siapa yang membantu mu membuat kunciran ini?" dia bertanya dengan melirik arah rambut Bella

"Bi Asih. Ehm maksud saya, pembantu saya" Bella merutuki perbuatan pembantunya yang mengatakan kunciran ini sesuai dengan aturan, nyatanya sekarang dia malah kena marah

"Dasar manja, begini saja minta bantuan bibi" cebiknya

"Hellowww ya kalik gue nguncir rambut gue sendiri? Mana bisa? Mata gue kan di depan. Uhh bego bgt sih, pengen gue cakar tuh muka. Seenak jidat ngatain gue manja segala." Batin Bella yang tanpa sadar Bella malah melotot ke lawan bicara nya itu.

"Kenapa kamu melotot? Tidak terima?" suara sentakan itu membuat Bella tersadar dari lamunan nya dan menggeleng kepala pelan.

"Udah lang, gak usah terlalu keras , dua cewek" tiba-tiba ada yang menepuk bahu pria itu. Menyadarkan nya bahwa dia mungkin sedikit terlalu keras.

huffftttt. Pria itu tampak mengambil nafas dalam-dalam.

"lo ikut gue." dengan tatapan yang siap menerkam nya, dia meninggalkan Bella. 3 kata yang mampu membuat seorang Bella sangat gugup dan takut tapi Bella tetap mengikuti arah pria itu.

"Mamahh tolong Bella takut. Dia mau bawa Bella kemana? Fix, abis ini pasti gue langsung kena hukuman nih. Ya nasib.. gini amat dah. Ini manusia apa singa sih, garang amat. Berasa mau diterkam singa gue" Bella terus membatin sambil berjalan mengikuti langkah kaki pria di depan nya.

"Jalan nya agak cepet, jangan lelet bisa nggak" pria iu menoleh melihat Bella yang tertinggal agak jauh.

Nah loh.. mau dibawa Kemana tuh Bella.

penasaran? pantengin terus novel perdana ku yah😘 Aku bakal up tiap hari kok.

karena ini novel pertama ku, aku sangat butuh saran dan kritik kalian, makasih..

Drama Dasi

Bella memasuki ruangan yang cukup luas dan rapi. Ada sofa yg terlihat empuk disana, membuat Bella ingin merebahkan tubuhnya, Bella terus melihat-lihat, sejenak dia bisa melupakan sosok pria dingin yang sedari tadi memperhatikan nya.

"Ekheemmm" Deheman pria itu sukses membuat Bella terkejut dan sadar dari lamunan nya.

"Eh maaf kak" Bella menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kamu belom tau kan siapa saya. Seperi nya kita memang harus kenalan dulu biar kamu bisa menentukan sikap kamu terhadap saya" dia mengatakan nya sembari berjalan ke arah sofa untuk duduk disana dan membiarkan Bella tetap berdiri.

"Ya elah ni orang enak banget duduk tanpa memperdulikan gue yang berdiri. Terus juga tadi dia bilang apa? Ya jelas gue gak tau namanya, orang tadi dia gk pake kenalan dulu malah langsung marah." Bella membatin sambil melihat arah pria tadi.

"Kenalin, saya Elang saputra. ketos disini" ucapnya dengan nada menyombongkan diri.

"Mampus gue, ternyata dia ketos nya. Aduh Bella lo beg* banget sih." Bella merutuki kebodohan nya.

"I Iya kak" Bella menjawab dengan gagap nya

"Kenapa? Takut? Mana wajah songong mu tadi" seringai licik menghiasi wajah dingin Elang.

"Oke kita bahas satu per satu. Karena kesalahan kamu cukup banyak dan me re pot kan." tambah Elang dengan penuh penekanan di kata terakhirnya.

Bella hanya menunduk pasrah akan nasibnya

"Kirain masa SMA tuh indah kayak kata orang-orang. Ini bukan nya indah malah apes, huffffttt" Bella menarik nafas dalam-dalam untuk segala kemungkinan terburuknya.

"Kenapa baju lo kayak kurang bahan? Baju ketat banget persis lemper, 2 kancing dibiarkan terbuka, rok pendek banget jauh di atas lutut, dasi acak-acak an, pake kacamata hitam. Kamu niat sekolah apa mau jadi cabe-cabean?" hinaan seorang ketos ini sangat menohok. Seolah tak memikirkan perasaan lawan bicaranya.

"Maaf kak, saya juga gak tau kenapa baju seragam SMP saya tiba-tiba kecil gini. Sebenarnya juga saya mau nya pake seragam SMA aja kak. Tapi kan peraturan nya siswa siswi baru tidak boleh pakai seragam baru, sampai akhir MOS. Dan untuk dasi, saya gak bisa pake dasi kak. Mama saya yang biasanya bantu saya makein,sedang keluar kota. Pembantu saya pun gak bisa pakein saya dasi." Bella memilih untuk jujur saja, karena dia tidak cukup pandai dalam berbohong, apalagi dengan tatapan tajam Elang yang sedang mencerca dengan berbagai pertanyaan.

"Oh jadi kamu mau nyalahin saya juga dengan peraturan yang saya buat soal kapan boleh mengenakan seragam, begitu?" Bella seolah sadar jika dia salah bicara, refleks langsung menutup mulutnya.

"Bu-bukan gitu kak" jelas Bella bingung ingin menjelaskan apa.

"Kamu ini hobby sekali menyalahkan orang lain ya. Kamu menyalahkan saya karena peraturan yang ada, kamu menyalahkan ibu kamu karena tidak dirumah, dan kamu menyalahkan pembantu mu karena tidak nisa membantu mu memasang dasi. Dasar manja!! Selalu saja bergantung pada orang lain. Ingat kamu sudah SMA bukan TK, pakai dasi saja harusnya sudah bisa." ucapan Elang memang tidak sekeras saat di lapangan, tapi ucapan nya mampu membuat Bella keringat dingin. Takut, gugup, ingin menangis, kesal, marah, semua rasa seolah bersatu dalam tubuh Bella.

"An**r nih orang, gk tau apa tadi gue perjuangan banget buat sampe sekolah, sampe dengkul luka gue gk peduli, eh nyampe sini malah dihina-hina."

"Sekarang pakai semua atribut MOS kamu!" Bella langsung mengeluarkan nya dari paper bag , lalu memakainya.

"Telur nya mana? jangan bilang selain manja, kamu juga pikun, jadi tidak bawa" Bella yang mulai kesal langsung mengambil dan menunjukan telurnya.

"Nih orang menyepelekan gue mulu dari tadi, asli sebel gue. Kalo bukan ketos gue gibeng lo." Bella hanya mampu menahan kesalnya dan mengumpat dalam hati.

"Yaudah ayok kelapangan. Nantik luka lo diobatin disana, dan pas jam istirahat lo harus minta ajarin make dasi yang bener, ke siapa aja. Untuk hukuman, gue gak ngehukum untuk lari muter lapangan, karena itu gak berfaedah. Gue minta, nanti pulang sekolah lo kesini dan nyapu ruangan ini sekalian ditata." Tadinya Bella sempat mengira dia tidak dihukum, ternyata hukuman nya lumayan berat.

"Perasaan tadi dia ngomong nya aku kamu. Sekarang lo gue. Aneh emang. Eh tapi apa dia nyuruh gue nyapu? gila, gue pegang sapu aja gak pernah." Bella.mendengus kesal membahagiakan betapa lelahnya menyapu ruangan yang sangat luas ini.

"Kenapa? Oh iya gue lupa anak manja kayak lo mana pernah pegang sapu ya" lagi-lagi Elang meremehkan nya, walaupun memang benar, hehe

Bella langsung membela dirinya seolah tak terima jika Elang terus mengatainya manja

"Siapa bilang? Gue mah pinter banget kalo disuruh nyapu"

"Oh iya? Kita liat aja nanti" Elang menantang Bella dengan senyuman miring nya, dan hanya diangguki dengan ragu oleh Bella.

"Yaudah ayok ke lapangan" Elang menarik paksa tangan Bella. Sontak ini membuat heboh siswa-siswi yang melihatnya.

"Elang gandeng cewek woy"

"Sumpah demi apa itu Elang?"

"Cewek Elang cakep jirr"

"Gue juga mau digandeng bang.."

"Alah, paling ceweknya yang kegatelan duluan"

"Romantis bangt sih, ahh baper"

Begitulah celotehan mereka yg masih bisa di dengar oleh Elang dan Bella.

"romantis apaan? Gue ditarik gini sama manusia gak ada akhlak ini."

*********

Sesampainya di lapangan, Elang memanggil Bima selaku wakil ketua OSIS.

"Bim, lo obatin luka nya dulu. Gak usah ngasih hukuman karena gue udah ngasih hukuman buat dia, gue ke anak-anak dulu ya" Elang langsung menuju ke gerombolan OSIS yang sedang memimpin jalan nya MIS.

Bima sedari tadi hanya diam dan memandang Bella saja. Wajah cantik ala bule, body yang sempurna dan bisa dikatakan tidak cocok jika anak SMA memiliki body seindah ini. Bella yang merasa sedikit risih dengan tingkah Bima, mencoba untuk membuyarkan lamunan Bima.

"Kak bisa tunjukin UKS nya dimana? Gue pengen ngobatin luka gue biar bisa gabung sama mereka." Bella menunjuk sekelompok siswi yang sedang duduk bersila dilapangan sambil mendengarkan materi yang disampaikan oleh kakak OSIS.

Bima yang tersadar dari lamunan nya pun merasa agak kikuk dan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Eh iya, ayok gue anter."

Bella kembali diperbincangkan saat berjalan dengan Bima menuju UKS.

"Gila tuh cewek, baru aja jalan sama Elang"

"Jijik gue liatnya"

"Murahan banget sih"

"Cocok sama penampilan nya yang persis ja***g"

Begitulah kira-kira celotehan mereka, yang membuat telinga Bella panas. Ingin sekali rasanya Bella marah, tapi dia menahan nya. Bella sadar jika dia murid baru dan tidak akan baik jika diawal dia sudah membuat keributan.

Bima yg sadar dengan perubahan ekspresi Bella pun paham, jika gadis cantik disamping nya ini pasti sedang tidak nyaman.

"Woy kalian liat apa? Masuk kelas masing-masing" Bima agak berteriak dan langsung menatap tajam setiap siswa yang ada. Hal ini sukses membuat mereka masuk kelas.

Sesampainya di UKS, Bella terkejut saat tau ruang UKS bersebelahan dengan ruang OSIS.

"Kurang ajar si Elang, dia niat banget ngerjain gue. kalo tau ruang UKS di samping nya ruang OSIS mah gue gak perlu ke lapangan. Dia mah enak tujuan nya emang ke lapangan. Nah gue?? Berasa di prank gue. mana kaki gue sakit banget lagi dan ini disuruh bolak-balik sini lapangan. Ban**e emang si Elang"

"Kok malah bengong? ayok!!" Bima menarik tangan Bella dan membuat nya tersadar dari lamunan nya.

"lo tunggu sini, biar gue yang obatin" Bella hanya mengangguk saja karena dia benar-benar tidak tau cara mengobati luka. Bella terus mengamati setiap gerakan Bima.

"Thanks kak. sorry ngerepotin" Bella memberi senyuman semanis mungkin. Hal ini sukses membuat Bima terpesona

"Iya, sama-sama. Oh iya kenalin gue Bima, sahabat nya Elang" Bima mengulurkan tangan nya. Dan Bella tersenyum manis sambil membalas uluran tangan Bima

"Bella cintya anatasia wijayanto. Panggil aja Bella kak"

"Panjang amat tuh nama bel" Bima tertawa sedikit mendengar nama Bella yang menurutnya panjang itu.

"Yaudah balik lapangan yuk" ajak Bima

"Eh iya kak"

Mereka berjalan menuju lapangan. Dengan Bella yang masih memikirkannkedua sahabat yang berbeda sifat ini.

"Sumpah Bima baik dan ramah banget, friendly lah pokonya. Beda banget sama Elang yang dingin, cuek, sok cook , sok ganteng. Mereka sahabat tapi kok gak satu frekuensi ya" Membayangkan Elang membuat Bella bergidik ngeri

*******

"Masuk barisan gih, gue mau balik ke temen gue" perkataan Bima membuat Bella tersadar jika dia tidak tau regunya yang mana.

"Hehe kak maaf nih gue gak tau regu gue yang mana" Bella mengatakan dgn cengiran khas nya. jujur, dia malu untuk terus meminta tolong pada Bima.

"Oh iya gue lupa, lo tadi kan telat otomatis gak tau regunya." Bima menepuk jidatnya pelan "Yaudah yuk ikut gue biar gue cariin"

Bella hanya mengekori Bima yang mendekat kearah panitia MOS. Ada Elang juga disana yang menatap nya dengan tajam. Bella kembali gugup membuat nya seolah sulit bernafas. Bella takut jika Elang kembali mengata-ngatai nya lagi.

Bima paham dengan situasi yang ada. Dia berbalik menatap Bella, sayang nya Bella tidak tau akan itu dan membuat Bella merasakan sakit di jidat nya saat menabrak dada bidang Bima.

Sembari memegang jidatnya Bella meminta maaf, padahal ini bukan hanya salahnya dia sendiri.

"Emm, maaf kak, gk sengaja." Bella gugup mengatakan nya apalagi semua orang sedang memandang nya.

"Santai aja kali Bel, kan gue juga yang salah, balik badan gak bilang-bilang" Beruntung yang ditabrak adalah Bima, jika Elang yang ditabrak sudah dipastikan Bella akan menerima cacian lagi.

Bima agak menunduk kan kepalanya, untuk mensejajarkan tinggi badan nya dengan Bella. Bima hendak membisikkan sesuatu

"Elo gak usah gugup gitu, rileks aja, Elang udah jinak kok." Bella yang mendengarnya berusaha agar tawanya tidak pecah saat mendengar kata terakhir.

"Temen nya aja ngaku kok kalo dia bisa jinak, otomatis bisa buas juga. Gak heran sih, kan dia singa"

"Gue cari nama lo ya Bel" Bima berusaha mencari namanya di buku regu siswa. Dan itu agak sulit. Cukup lama, Bella dan Bima mencari tapi tidak ketemu. Agak susah memang, mencari satu nama diantara ribuan nama.

"Sini gue bantu. Nama lo siapa dek?" perempuan berambut panjang yang sedari tadi asik berbincang dengan Elang menghampiri dan membantu mereka.

"Bella sintya anastasya wijayanto kak " Bella mengucapkan sambil terus mencari namanya.

"Eh buset, panjang amat." pekiknya "Gue bantu cari ya"

10 menit mereka mencari akhirnya Bima menemukan nya.

"Bel, lo regu lavender, kesana gih" Bima menunjukkan buku siswa yang berisikan nama Bella.

Bella pamit undur diri, tak lupa dia mengucapkan Terimakasih. Baru satu langkah dia menuju regunya, tiba-tiba langkahnya terhenti dengan suara yang sedang menyindirnya. Suara yang sudah familiar di telinganya

"Lain kali belajar mandiri dong, masak apa-apa serba dibantu" Elang sengaja menyindir Bella. Namun Bella bertingkah seakan tidak mendengarnya. Dia melanjutkan langkahnya. Bima yang terus memandangi kepergian Bella pun ternyata ketahuan oleh yuli teman OSIS yang tadi ikut membantunya mencari nama Bella.

"Udah gila lo, senyum-senyum sendiri sambil liatin Bella. Oh gue tau, napsu lo ya" Yuli langsung dihadiahi sebuah jitakan oleh Bima.

"Sembarangan lo. Enak aja ngatain gue gila dan napsu. Tapi tuh anak cantik yak, muka nya ada bule nya. Body nya juga uhuy." Bima cengengesan mendengar perkataan nya sendiri. Yuli yang mendengar pun merasakan sakit di hatinya, pasalnya dia memang menyukai Bima, lelaki tampan nan humoris itu.

"jaga adek kelas woy, ntar lagi mereka masuk kelas masing-masing, kalian jangan pacaran aja dong." omel Elang yang sukses membuat mereka terkejut.

"Asem lo lang. Tapi gak papa deh gue jaga regu lavender ya" Bima langsung ngibrit dengan senyum yang merekah. Berbeda dengan Yuli, yang langsung murung mendengar Bima yang begitu antusias menjaga regu Bella.

*******

Bella yang baru gabung, langsung diajak kenalan oleh 2 orang.

"Kenalin, gue Ajeng. Gue pindahan dari Jogja, otomatis gue gak punya temen di sini."

"Gua Sinta, temen barunya Ajeng" Gadis disamping Ajeng ikut memperkenalkan diri

"Gue Bella, semoga kita bisa jadi temen ya" Ucap Bella senang, sejenak dia melupakan hukuman nya nanti.

Mereka bertiga mengobrol santai. Tiba-tiba suara mic berbunyi. Mau tidak mau mereka berhenti ngobrol. Ternyata pengumuman bahwa mereka harus masuk kelas untuk menaruh tas dan diperbolehkan istirahat.

*******

Jalan ke kantin sangat ramai, iyalah yang sepi jalan menuju kuburan, hehe. Banyak kakak kelas yang terus menggoda Bella dan ini membuat nya tidak enak hati pada dua teman barunya. Bella sadari memang jika dianta kedua temannya ini Bella lah yang paling cantik.

"Iya sih gue cantik tapi lo lo pada jaga perasaan teman gue dong, godain mereka juga kek, hehe." Batinan macam apa ini.

Mereka sampai dan duduk di kantin yang kosong, suasana kantin saat itu lumayan rame.

"Kalian mau pesen apa?"Ajeng berinisiatif memesan makanan nya.

"Samain aja gimana, baso sama es teh semua? " Bella memberi ide supaya Ajeng tidak repot jika menunya harus beda. Dan mereka setuju.

ting..

Hp Bella berbunyi tanda ada WA. Bella langsung membuka hp nya. Ternyata pesan dari mama. Bella senang karena yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul. Tak lama, senyuman manis di bibir Bella pun pudar. Dia mengerucutkan bibirnya saat tau mama nya tidak jadi pulang nanti sore dan akan pulang lusa.

Ajeng yang baru datang mendadak heran melihat wajah Bella

"Napa lo bel, manyun gitu , udah ngalahin bebek aja" seketika Ajeng dan Sinta tertawa

"Mama gak jadi pulang nanti sore, huaaaaa " Bella menangis di pelukan Ajeng, dia cukup malu jika ada orang yang melihatnya menangis, apalagi ini tempat umum.

"Eh, eh, sorry bel gue gak tau" Ajeng berusaha menenangkan Bella yang masih menangis di pelukan nya. Sinta yang tadinya duduk di depan Bella pun pindah ke samping Bella, untuk menutupi Bella yang sedang menangis.

Kepergian mamanya selama 1 minggu berhasil membuat Bella rindu, dan ini malah di tambah 2 hari lagi. Bella sangat butuh sosok mama yang selalu membangunkan nya di pagi hari, menemani sarapan, memasang dasi... Mengingat dasi, Bella jadi ingat sesuatu.

"Astaga gue disuruh belajar pake dasi sama ketos galak" pekik Bella yang tiba-tiba bangkit dari pelukan Ajeng. Suara nyaring Bella membuat kedua teman nya kaget, dan tertawa. Bella bingung melihat kedua teman nya tertawa

"Jadi lo gak bisa pake dasi bel?" Sinta mengatakan nya sambil tertawa, dan Bella langsung menutup mulut Sinta saat semua orang memandang ke arah nya.

"Ngomong nya jangan keras-kees bege, gue malu" Bella malu-malu kucing mangatakan nya. Sontak kedua teman nya lanjut tertawa lebih keras. Tawa mereka terhenti saat pesanan baso mereka sampai.

"Udah yuk makan dulu. Abis ini gue ajarin lo pake dasi yang rapi bel" Ajeng mengatakan nya dengan menahan tawa melihat dasi Bella yang tidak aturan bentuknya.

"Sumpah bel, tadi tuh gue kira ini style lo, biar kayak bad girl gitu, kan cocok tuh sama baju kecil, rok pendek, dan kacamata lo." Sinta tidak bisa menahan tawanya sambil melihat penampilan Bella yang terlihat keren itu, tubuh sempurna Bella nampak jelas disana.

Namun, ini malah menjadi bahan olokan si ketos galak itu. Disaat semua orang menatap tubuh Bella dengan sempurna, Elang malah mengatainya lemper.

"Gak tau nya bukan style sin, tapi gk bisa pake dasi" tawa mereka semakin pecah saat Ajeng mengatakan itu

"Ihh udah ah. kalian kompak banget ngeledekin gue sih, kan gue sedih" Bella mendramatisir keadaan

"Iya nggak deh, sini gue bantu" Sinta langsung mengajari Bella memasang dasi dan Ajeng hanya melihatnya.

"Duh, gue pusing. Gak ada cara yang lebih gampang apa" Bella nampak frustasi karena selama 10 menit diajari Sinta, tapi dia belom juga paham.

"Bella, dimana-mana pake dasi itu ya begini, udah coba lagi ya" Ajeng mencoba untuk memberi semangat.

Sinta yang sedang menatap ke arah lain tiba-tiba nyeletuk

"Ah gue ada ide, tuh ada Angga" Sinta menunjuk kearah Angga dengan senyuman nya. Ajeng dan Bella menatap Angga bingung. Angga adalah ketua kelas yang baru mereka pilih.

"Ada apa an Sin?" Angga yang merupakan teman SMP Sinta tentu saja mereka saling kenal.

"Ga, lo kan dari dulu terkenal baik, pinter, rajin mena-" Ucapan Sinta terpotong dengan jawaban Angga.

"To the point aja deh sin, gue tau lo pasti mau minta tolong kan" Angga memutar bola matanya malas. Dia hafal sifat Sinta yang selalu memuji nya saat ada mau nya saja.

"Hehe ketebak dehh" Sinta nyengir "Gue mau minta tolong Ga, tolong ajarin temen gue pake dasi ya" Sinta menjelaskan dengan berbisik agar tidak terdengar yang lain sambil menunjuk ke arah Bella.

"Jadi si cantik ini gk bisa pake dasi?" Angga sedikit berteriak lalu tertawa dengan keras, membuat seisi kantin tau yang sebenarnya.

Sontak Bella langsung menyumpal mulut Angga dengan baso.

"Gue apresiasi usaha lo untuk belajar. Gue harap sedikit demi sedikit sifat lo yang selalu bergantung dengan orang lain bisa hilang" Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedari tadi sedang mengamati gadis tersebut, dia Elang

"Lo gk usah modus ya Ga. Gue minta ajarin pasang dasi, bukan minta peluk" Bella sebenarnya merasa kurang enak dengan posisinya. Bagaimana tidak, Angga berdiri tepat di belakang Bella dengan alasan Angga tidak bisa mengajari jika tidak begini.

"Iya iya bawel. Udah lo perhatiin aja dasi nya, jangan perhatiin gue, ntar baper lagi" Angga mencoba untuk menetralkan jantung nya dengan guyonan recehnya.

10 menit mereka belajar mengenakan dasi. Bukan mereka sih, lebih tepatnya hanya Bella. akhirnya Bella bisa memasang dasi sendiri. Dia senang untuk itu.

kelanjutan nya gimana hayo? Ada yg mau nebak??

jangan lupa untuk memberi dukungan kalian terhadap karya ku😘 kutunggu like dan vote kalian😘

Tutorial Menyapu

Mereka berempat memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu istirahat nya di kelas. Bella yang merasa senang terus saja berjalan sambil melihat arah dasi yang sudah dibuatnya dengan rapi. Tanpa sengaja Bella menabrak tubuh lelaki tegap yang juga sedang berjalan ke arahnya.

brukkkk...

Lucunya adalah, Bella yang menabrak dan Bella yang jatuh.

"Awww gila sakit woy. Kalo jalan tuh mata jangan sambil merem dong!!" Gerutunya sambil memegangi pantat nya yang sakit. sambil dibantu berdiri oleh Sinta dan Ajeng.

*Lucu ya. Lo yang salah, lo yang marah. Ternyata selain manja, lo juga ceroboh" Orang yang ditabrak Bella ternyata adalah Elang saputra, sosok ketos yang menurutnya galak.

"ini sih namanya gue cari mati. Pake ngatain orang, tanpa liat siapa orang nya" Dengan susah payah Bella menelan ludahnya dengan kasar.

"Eh, maaf gak sengaja kak. Kakak gakpapa kan ?" Bella berusaha meminta maaf sambil melihat-lihat tubuh Elang dan memastikan bahwa Elang baik-baik saja.

"Tadi elo yang nabrak gue, elo juga yang jatuh, dan elo juga yang ngatain gue" Tatapan Elang menjadi sangat dingin. "Oh iya, satu lagi gue juga apes banget ketemu lo. Rugi mulu gue" Elang mengatakan dengan pedasnya lalu meninggalkan mereka ber4.

"Ihh sumpah ya, kalo bukan ketos disini udah gue bejek-bejek dari tadi, kesel gue mulutnya pedes banget mirip cabe" Bella terlihat sangat kesal sekarang.

"Sok berani, barusan ada orangnya adem ayem aja lo" celoteh Angga tanpa menoleh kearah Bella dan hanya fokus melihat punggung Elang yang mulai menjauh.

Sinta yang mengetahui akan ada perdebatan setelah ini, langsung angkat bicara dan menarik tangan Bella dan Ajeng.

"Udah ah, yuk balik kelas"

*******

Kelas sudah cukup ramai padahal masih ada waktu istirahat. Bella nampak duduk dengan gusar, pikiran nya masih tertuju pada ketua OSIS yang menurutnya kejam. Apalagi nanti pulang sekolah, dia harus menemui Elang dan menjalani hukuman nya. Membayangkan saja, sudah membuat Bella ngeri.

Bella berusaha mencari tutorial menyapu yang benar di yout**. Lucu memang, tapi Bella tetap macarinya agar nanti tidak kena hinaan dari mulut pedas sang ketos.

"Hey cantik, kenalin gue Diki" Suara yang sukses membuat Bella gugup dan segera membalikkan hp nya

"Eh iya, gue Bella" Bella menjawab dengan kegetnya sambil membalas uluran tangan Diki.

"Dan gue Irfan" Orang disamping Diki pun turut memperkenalkan diri.

"apa sih yang lo sembunyiin bel?" Entah ada angin apa kemudian Angga yang dari tadi hanya diam sekarang mendadak kepo, dengan segera Angga langsung mengambil hp Bella dan melihatnya. Tawa Angga seketika pecah membuat Ajeng, Sinta, Diki, dan Irfan menatap nya dengan bingung dan minta penjelasan ada apa sebenarnya.

"Gila, si Bella lagi nyari tutorial nyapu di yout***, hahahaha" Bella langsung menutup mulut Angga rapat agar tak terdengar anak yang lain

"Ini serius bel??" Ajeng bertanya disela tawanya.

"ketauan kan. Tapi gapapa deh mending diketawain mereka daripada di hina tuh ketos galak." Bella memijit pelipis nya ditengah tawa ke 5 teman nya.

"Udah deh, kalian mau ketawa sampe kapan sih. Gue lagi cari cara biar cara gue nyapu itu gak kaku, gue gak mau di remehin lagi sama tuh ketos galak. Bukan gak bisa nyapu, sorry gue bisa ya" Bella berusaha agar teman nya tak terus mentertawakan nya

"Iya iya deh percaya yang bisa nyapu" Ledekan Sinta berhasil membuat mereka tertawa lagi.

"Aduh , udah ah. Sakit perut gue ketawa mulu. Tadi soal dasi sekarang sapu" Angga berusaha untuk menghentikan tawanya sambil memegang perut nya.

"Tenang bel, gue bakal ajarin lo cara nyapu biar gak keliatan kaku di depan kak ketos"

Ajeng langsung berdiri untuk mengambil sapu. Belom sempat dia melangkah, sudah masuk 2 orang pembina OSIS, Bima dan Yuli, membuat semua siswa duduk ditempatnya.

Seperti ini lah posisi mereka.

"Kamu yang tadi ketawanya paling keras, ada apa? Menang lotre kamu, kayak seneng banget" Bima menunjuk ke arah Diki, karena memang tadi suara tawa Diki sangat keras.

"Ini kak, si Bella pengen liat tutorial nya-" Belum sempat Diki melanjutkan perkataan nya Bella langsung berdiri dan menutup mulut Diki rapat-rapat.

"Nya, nya apa?" Yuli penasaran dengan lanjutan perkataan Diki.

"Nya.. nyi. Ah nyanyi kak. Kita tadi abis liat tutorial nyanyi yang bener." Bella berhasil menemukan jawaban dan Melepaskan tangan nya dari mulut Diki.

"Gila, lo mau bunuh gue bel. Gak cuma mulut lo juga nutupin hidung gue bege" akhirnya Diki bisa bernafas dengan lega. Bella langsung menuju mejanya kembali dengan acuh. Sedangkan ke 4 teman nya masih cekikikan melihat aksi Diki dan Bella barusan.

"Oke, lanjut ya, besok saya harap tidak ada yang terlambat dan mematuhi semua aturan MOS. Untuk kunciran rambut, Bella, besok sudah tidak ada kunciran seperti itu, dan perbaiki cara pakaian kamu" Yuli berbicara dengan lantang nya

"Eh buset,, perasaan tadi nih orang baik banget sama gue. Kok sekarang mendadak galak kayak si ketos itu ya"

pukul 12.15 semua murid baru diperkenankan pulang. Kecuali Bella yang sudah di tunggu oleh Bima untuk melakukan hukuman nya.

"Ayuk bel, langsung aja" Bima langsung menuju ruang OSIS dengan diikuti Bella di belakang nya.

Sesampai nya diruang OSIS, semua mata tertuju pada mereka. Tidak lebih tepatnya pada Bella. Anggota OSIS rata-rata laku-laki. Mereka terpana dengan kecantikan Bella.

"Widih.. dateng juga lo. Gue kira gak bakal dateng karena gak bisa pegang sapu, upps" Elang menutup mulutnya. perkataan nya barusan membuat semua anggota OSIS mentertawakan Bella. Jujur, Bella sangat kesal sekarang. Ingin sekali rasanya mencakar mulut julid Elang.

"Ekhem sorry ya kak, gue gak se pengecut itu. Dan 1 lagi, kalo cuma nyapu mah urusan kecil" Bella menjentikkan jarinya dan lebih masuk ke dalam tidak lagi diambang pintu.

Elang merasa tertantang karenanya . Dia langsung memberi sapu kepada Bella.

"Kalo lo emang bisa nih bersihin ni ruangan sekarang"

Bella tidak menjawabnya dan langsung mengambil alih sapu. Sebelum hukuman nya dimulai, Bella meyakinkan hatinya dulu

"Semangat bel, lo pasti bisa. Ini demi harga diri lo sendiri"

Bella terus menyapu dan sesekali sambil merapikan ruangan tersebut. Elang terus menatapnya dengan tatapan sinis nya.Satu per satu anggota OSIS mulai pulang dan situasi sekarang agak sepi. Tinggal beberapa siswa saja disana.

"Yul, gue sama anak- mau sholat dulu, lo bisa kan jagain dia" Elang menunjuk Bella dengan dagu nya, dan Yuli hanya mengangguk tanda mengiyakan.

"Tuh orang nyebelin banget sih, gak bisa apa nunjuk gue nya pake tangan, gak usah pake dagu, sok ganteng banget" Bella terus mengumpat sambil menatap benci ke arah kepergian Elang.

"Bella, lo udah lama kenal sama Bima?" pertanyaan yang sedari tadi selalu ditahan oleh Yuli, dan sekarang saat yang pas untuk menanyakan nya.

"Nggak kak baru tadi" Bella tau arah pembicaraan Yuli. Terlihat dari sorot matanya, Yuli tidak bisa menutup kecembyruan nya melihat Bima dan Bella.

"Oh iya dah." Tersirat rasa lega di gati Yuli "Gue mau ambil tas dulu di kelas, lo berani kan sendirian? Kalo nyapu nya ydah beres, lo duduk di ditu dulu aja" Yuli kembali lembut seperti tadi pagi saat di lapangan.

"Berani dong kak" Bella sempat terkejut dengan pertanyaan Yuli yang meragukan keberanian nya.

"Ya elah,, gue yakin ini pasti kerjaan nya si ketos galak, dia pasti udah ngeracunin pikiran semua anggota OSIS. Yakin gue" Bella meletak kan sapu karena pekerjaan nya telah selesai. Dia memilih untuk duduk di sofa depan kipas. Lelah sekali rasanya, menyapu ruangan yang cukup luas dan dilakukan seorang diri.

"jadi mirip babu gue" Bella melihat tangan nya yang memerah akibat terlalu lama memegang sapu dan keringat yang sudah membanjiri tubuhnya. Perlahan dia tertidur di pegangan sofa dengan tangan sebagai tumpuan.

"Assalamualaikum" Bima mengucap salam dengan sedikit berteriak ala bocah SD. Ternyata anggota OSIS yang tadinya berangkat untuk sholat sekarang sudah pulang.

"stttttt" Elang memberi isyarat agar teman-teman OSIS nya tidak berisik saat melihat Bella yg tertidur karena rasa lelahnya.

"Bangunin gih lang, gak kuat liatnya gue, takut khilaf, hehe" cengir Bima sambil melirik arah punggung Bella yang sudah basah dengan keringat, dan menampakkan tali bh nya dengan jelas. Warna hitam dapat dilihat dengan jelas sekarang.

"Hey bel, bangun. Gue nyuruh lo buat ngebersihin ni ruangan, bukan buat tidur" Elang berusaha membangunkan Bella dengan menepuk pipi nya pelan. Anak rambut yang menutup bagian wajahnya, membuat Bella tampak lebih cantik dan menggemaskan.

"Ya Allah ni anak kebo banget. Bangun napa sih, untung cantik lo" Bima juga mencoba membangunkan Bella. Namun gadis cantik ini tak kunjung bangun. Jangankan bangun, bergeming saja tidak, seolah tidak ada orang yang berusaha untuk mengganggu tidurnya.

Elang langsung mendapat ide yang cukup brilian untuk membangunkan Bella.

"Minggir bim, gue punya cara bangunin dia"

Elang langsung memencet hidung mancung Bella, membuat sang empunya sulit bernafas.

Dan berhasil, Bella langsung bangun saat dirasa kesulitan bernafas.

"Kak, lo mau bunuh gue ya" Bella sontak terkejut saat melihat tangan Elang di hidungnya

"Eh bambang, lagian lo tidur kayak orang mati aja. gak bangun-bangun. Ini cara ampuh buat bangunin lo" Elang dengan sengaja memencet hidung Bella lagi sebelum tangan nya melepas kan hidung Bella. Entah mengapa, ada rasa gemas tersendiri melihat Bella yang bangun tidur dengan anak rambut yang sedikit menutup wajah cantik nya.

"Ish apaan sih lo. sakit tauk" Bella mengelus hidungnya yang sudah memerah.

"Lo yang tadi pagi sempat bikin masalah kan ya?" tanya seorang anggota OSIS pada Bella. Dia memang baru saja masuk, jadi baru tau keberadaan Bella.

"Gue gk bikin masalah kak. Telat doang" Bella membela diri tanpa sadar ada sepasang mata yang menatap tajam padanya.

"Telat doang lo bilang? Masih belum sadar ? Bahkan semua orang tau apa aja salah lo" Bella menatap takut ke arah Elang.

"Duh bel, tadi nih singa udah jinak, kenapa lo jadiin dia buas lagi sih." Bella merutuki kebodohan nya sendiri.

"Eh nggak kak, barusan cuma bercanda kok, hehe" Bella tersenyum kikuk saat mengatakan nya.

"Ga usah sok manis deh lo. Jaim pula di depan temen gue. Inget image lo udah rusak." Semua orang di ruang OSIS mendadak diam melihat garang nya Elang keluar.

"Lo udah belajar pake dasi kan tadi di kantin? Sekarang lo tunjukin, gue mau liat" Elang mulai menurunkan nada bicara nya tapi tetap saja ketakutan masih menyelimuti Bella.

Bella baru mengangkat tangan nya untuk melepas dasi nya sendiri namun dicegah oleh Elang.

"Mau ngapain lo"

"Ngelepas dasi"

"Siapa bilang dasi lo sendiri yang jadi percobaan, noh ada Yuli" lalu Elang memanggil Yuli yang baru akan masuk.

Elang sengaja menyuruh Yuli untuk menjadi bahan percobaan dasi Bella bukan tanpa sebab. Dia tau, saat Bella mencoba memasang dasi nya sendiri nanti, semua mata lelaki pasti akan menikmati nya nanti. Karena bagaimanapun, mereka lelaki normal yang bisa khilaf kapan saja, apalagi jika melihat tubuh indah Bella.

"Udah selesai kak, gue boleh pulang kan?" tanya Bella sembari menunjukkan hasil dasi yg Yuli pakai.

"Ehmm, lumayan lah. Oke lo boleh pulang, ingat lo besok gak boleh melanggar lagi, jangan telat, dan jangan pakai mobil" Elang memberi wejangan seperti ibu pada anaknya.

"Ya kalik gue gak pake mobil kak. Terus gue pake apa? Ngesot? Kan gak mungkin" Bella mencoba membujuk Elang dengan wajah memelas nya.

"Eh anak manja yang selalu bergantung dengan fasilitas orang tua, masih banyak cara kalik. Lo bisa naik angkot, bus, bajaj, atau apa kek" jawaban Elang membuat Bella menggelengkan kepala nya pelan. Membayangkan nya saja sudah membuat Bella mual, apalagi mencobanya. Naik angkutan umum yang sudah pasti ada banyak penumpang lain di dalam nya, dari berbagai kalangan, dan berdesakan.

"Gue bakal buktiin ke lo, kalo gue bukan anak manja, permisi" Bella menunjuk dada Elang lalu pergi meninggalkan nya.

"Gila, seorang ketos bisa ditunjuk-tunjuk sama gadis"

"Calon rival nih"

"Jangan terlalu benci lang, nanti jadi cinta loh"

"Gue suka gayanya"

"Udah cantik, body goals, pemberani lagi. Paket komplit banget"

Begitulah celotehan teman-teman Elang. Elang hanya menanggapinya dengan memutar bola mata jengah.

"Apa kata mereka? Gue suka sama Bella? Gadis manja yang tidak punya etika itu? hii Amit-amit. Tapi tuh cewe emang beneran cantik sih. Ih apaan sih, kenapa gue mikirin dia, nggak nggak" Tanpa sadar Elang menggelengkan kepala nya agar bayangan Bella hilang.

Bima melihat dan menyadari itu "Napa lo? Udah sadar kalo Bella emang cantik? Atau lo udah jatuh cinta sama dia?" Bima terus saja menggodanya.

*******

Bella yang baru sampai, merasakan lelah di sekujur tubuh nya. Sebelum mandi, dia mengambil hp nya dulu untuk menelfon supir pribadinya yang sedang cuti untuk menemani istrinya yang sedang melahirkan.

*hallo mang Ucok*

..........

*jadi bisa kan mang*

..........

*hehe, anu mang, Bella gak boleh bawa mobil ke sekolah katanya karena Bella masih dibawah umur dan gak punya SIM*

..........

*Oke mang, makasih ya. Assalamualaikum*

Bella menutup telefon nya dan menuju kearah kamar Mandi dengan rasa lega.

"Untung aja mang Ucok nanti sore pulang. Gak bisa bayangin gue kalo gak ada mang Ucok, otomatis gue naik angkutan umum, hiiii..... "

Hari pertama sekolah Bella, dilalui dengan cukup menjenkelkan. Akankah hari kedua nya bernasib sama? Pantengin terus novel ku untuk tau kelanjutan nya ya

***jgn lupa untuk meninggalkan jejak ya. ayo dukung karya ku dengan vote , like, dan memberi masukan/saran di kolom komentar. Terimakasih..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!