" Ist, bibi yang bener dong beresin kamarnya.
Manda tuh paling gak suka kalau barang-barang gak pas di posisinya " seru wanita cantik yang sedari tadi sibuk menginteruksikan para pelayannya membereskan kamar karena hari ini sahabatnya akan datang.
Moetia Tamara, gadis cantik berusia 25 tahun yang sudah bekerja sebagai seorang fashion designer di sebuah perusahaan yang cukup besar di kota ini.
Sementara sahabatnya yang akan datang adalah....
Muthia Amanda yang biasa disapa Manda, gadis yang sama cantiknya dengan moetia umurnya 25 tahun bahkan tanggal lahir mereka juga sama.
Soraya ( mamanya Moetia ) dibuat geleng kepala melihat kelakuan moetia.
" Sayang, kalau dari tadi kamu gak ngerecokin bibi kamar ini sudah beres dari 2 jam yang lalu " ucap Soraya dari depan pintu
" Bi Yati sudah lelah non, itu meja rias sudah di pindahin 5 kali lho non! " ucap bi yati yang sudah berderai dengan peluh.
" Ya udah deh, mama aja yang lanjutin ngaturnya. moetia mau ke kantor dulu ! " jawab moetia sambil berlalu
Membuat bi yati dan bi Irah terkulai lemas di lantai.
Soraya terkejut melihat kondisi dua pelayannya yang sudah berusia hampir setengah abad itu.
Soraya kemudian menyuruh mereka untuk beristirahat dan melanjutkan pekerjaannya nanti saja.
Sementara itu di perjalanan menuju ke kantornya moetia masih tidak fokus karena memikirkan apalagi yang kurang dari penyambutan nya untuk sahabatnya itu...
" Apalagi ya..." Moetia masih berfikir
dan tiba-tiba brakkk...
" Astaga... apa itu?" Moetia merasa menabrak sesuatu.
Moetia melepas sabuk pengaman lalu keluar dari mobilnya, dia berlari ke depan dan terkejut karena melihat seorang pria memakai jaket merah maroon yang sudah jatuh dari sebuah motor
Moetia membantu pria itu berdiri
" Maaf maaf... apa kamu terluka "
pria itu berusaha bangkit lalu membuka helm yang dia pakai,
Moetia melihatnya tanpa berkedip
' *Oh tuhan... dia tampan sekali ' batin Moetia*
pria itu melihat Moetia dengan tatapan kesal
" Gimana sih bawa mobilnya, SIM nya dapet nembak ya... " seru Bagas pria yang tadi tertabrak oleh mobil Moetia
Bagas melambai lambaikan tangan ke depan wajah Moetia karena dia masih saja bengong
" Heh... dasar cewek aneh " Bagas pun jengah lalu meninggalkan Moetia
Ketika Bagas berusaha mengendarai motornya lagi beberapa orang menghampiri mereka, tidak ingin memperpanjang urusan dan karena sedang terburu-buru Bagas memutuskan untuk pergi saja.
" Mbak, gak papa ? " seorang wanita paruh baya menggoyangkan bahu Moetia membuatnya tersadar dari lamunannya
Moetia tersenyum kikuk
" Eh iya Bu, gak papa kok makasih ya "
Moetia lalu masuk kembali ke mobilnya lalu meninggalkan tempat itu.
Beberapa menit kemudian Moetia sampai di kantornya, dia buru-buru ke ruangannya karena sudah hampir terlambat untuk meeting.
" Ti, darimana aja sih... tuh bos besar dah uring-uringan aja dari tadi " sapa Gina teman satu tim Moetia
" Maaf gin, tadi ada kecelakaan kecil di jalan " jawab Moetia sambil mempersiapkan proposal nya
" Hah, kecelakaan terus kamu gak papa ? " Gina memperhatikan Moetia dari ujung rambut hingga ujung kaki
" Ha ha ha gak papa Gina... yuk ke ruang meeting sekarang " Moetia terkekeh lalu menggandeng tangan Gina menuju ruang meeting
Dan di ruang meeting, pak Hansen bos besar Moetia sudah menunggu mereka, ketika Gina dan Moetia masuk ke ruangan itu sudah banyak orang di dalam beberapa karyawan dan beberapa klien pak Hansen
Moetia segera menyerahkan copy an proposal kepada seluruh peserta meeting di ruangan itu sementara Gina yang mempresentasikannya.
Satu jam kemudian Gina selesai dengan presentasi nya
" Terimakasih... dan kami berharap dapat menjalin kerja sama dengan Wiguna grup " tutur Gina
pak Hansen terkesan lalu mendekati pimpinan Wiguna grup
" Pak Bagas bagaimana apakah proposal kami bisa anda terima " tanya pak Hansen sembari mengulurkan tangannya
" Tentu " Bagas menyambut uluran tangan pak Hansen
dan semua staf pak Hansen mendekat ke arah mereka untuk bersalaman dengan Bagas.
ketika giliran Moetia, dia sampai tercengang
" Kamu .. " gumam Moetia
Bagas menghela nafas nya
" Ck ... kenapa kamu lagi sih " Bagas mengacuhkan Moetia lalu keluar dari ruangan
Moetia sangat kecewa
' Huh.... kayaknya dia marah deh, tapi untung aja dia profesional, jadi gak bawa-bawa masalah pribadi ke kerjaan ' batin Moetia lega
Moetia masih sibuk merapikan berkas di ruang meeting, Gina menyenggol bahunya
" Eh ti, direktur Wiguna grup itu ganteng banget ya, katanya do'i masih single lho..." ucap Gina dengan nada agak genit
Moetia hanya memutar bola matanya
" Inget gin, bulan depan kamu dah mau merrid lho "
Gina tergelak
" Ya ampun, lihat cowok ganteng aku sampai lupa kalau bulan depan mau nikah ha ha ha "
Moetia hanya menggeleng kan kepalanya berkali-kali melihat tingkah Gina.
Mereka berdua akhirnya meninggalkan ruangan itu dan akan pergi makan siang di kantin perusahaan.
Dan di kantin saat Moetia akan mengambil sebotol minuman ringan seseorang juga tengah menyentuh botol minum itu bebarengan dengan Moetia
" Kamu lagi... " tegur Bagas
Moetia menarik tangan nya
" Maaf, silahkan... " ucap Moetia dengan sopan
Bagas mengambil minuman itu lalu berlalu pergi.
Sementara Moetia masih bengong melihat kepergian Bagas, Gina menyenggol bahunya
" Eh.... kenapa kamu? bengong aja, ayo buruan ambil minum nya terus kita makan " seru Gina
" Iya " jawab Moetia mengambil sebotol minuman ringan lalu mengikuti Gina duduk dan makan siang.
Setelah makan siang Moetia meminta ijin pada pak Hansen untuk keluar sebentar karena Moetia harus membeli kue kesukaan Manda
Di toko kue langganan nya, Moetia bertanya pada penjaga toko
" Mbak fruit cake ukuran sedang udah habis ya ? " tanya Moetia
" Masih mbak tinggal satu, tapi sepertinya tuan itu sudah mengambilnya " jawab penjaga toko menunjuk ke arah seorang pria yang sedang mengambil fruit cake yang tinggal satu itu
" Hah, dia lagi... satu, dua, tiga... " Moetia menghitung hari tangannya
" Tiga kali lho aku ketemu dia hari ini " gumam Moetia
" Ya sudah mbak, makasih ya " ucap Moetia yang hendak beranjak keluar dari toko kue
Akan tetapi sebelum dia keluar, seseorang memanggilnya
" Hey... kamu Moetia kan ! " seru Bagas
Moetia menoleh lalu tersenyum
" Hai pak Bagas, kebetulan sekali " ucap Moetia sambil melambaikan tangan ke arah Bagas
Bagas menyerahkan kue itu ke kasir lalu menghampiri Moetia
" Sedang apa? tidak jadi membeli kue? " tanya Bagas
" Kue yang ku inginkan, sudah anda beli kata penjaga toko itu yang terakhir " jawab Moetia
" Kenapa selalu begini ya, tapi jangan panggil anda atau pak ya, terdengar aku sangat tua " Bagas terkekeh
' Hah, dia tertawa.... padaku? apa aku bermimpi ? sebelumnya sikapnya sungguh sangat dingin seperti batu es ' batin Moetia yang heran melihat Bagas sangat berbeda dari yang tadi ditemuinya di kantor
" Tidak apa, kamu pasti membeli kue itu karena sangat menyukainya " ucap Moetia dengan sopan
Bagas menggeleng
" Tidak juga, aku membelinya untuk seseorang yang sangat menyukai kue itu " kata Bagas santai
Moetia menghela nafasnya
" Beruntung sekali orang itu " ucap Moetia
Bagas tersenyum
" Kamu terlihat sangat kecewa, bagaimana jika ku berikan untukmu saja " tawar Bagas karena melihat Moetia sepertinya sangat kecewa
Moetia menggeleng dan melambaikan tangan di depan dada beberapa kali
" Tidak usah, jangan.... aku akan memberi hadiah lain saja pada sahabatku, karena kamu lebih dulu yang mengambilnya... kue itu milikmu. " terang Moetia
Bagas mengangguk paham
" Baiklah kalo begitu, kamu kemari bawa mobil ? " tanya Bagas
" Iya " jawab Moetia
" Sayang sekali, padahal aku ingin mengantarmu " ucap Bagas
Moetia terkekeh
" Kenapa tertawa, aku serius... kita bertemu empat kali hari ini, aku rasa ini bukan hanya kebetulan mungkin kita memang berjodoh " terang Bagas santai
' Berjodoh? orang ini...dia juga menghitungnya, benarkah empat kali, entahlah... ? ' batin Moetia setengah tak percaya bahwa Bagas bisa berkata seperti itu
" Jadi Moetia, mau berteman dengan ku ? " tanya Bagas lalu mengulurkan tangannya pada Moetia
Moetia tersenyum lalu menyambut uluran tangan Bagas
" Tentu.." jawabnya
Moetia memutuskan untuk mencari hadiah lain untuk Manda, tetapi tiba-tiba Manda menghubungi nya
" Hallo " sapa Moetia
" Hallo cantik, ini aku Manda. Aku minta maaf ya Ti, aku tidak bisa langsung ke rumah mu, ayah ku meminta ku untuk pergi ke suatu tempat dulu " jelas Manda
Meski agak kecewa Moetia pun meng iya kan
" Oke, apa kamu pergi sendiri ? perlukah aku menemani mu ? " tanya Moetia
" Ada yang akan menjemput ku, baiklah sampai jumpa nanti sore Moetia " ujar Manda
" Bye " sahut Moetia lalu menutup panggilan telepon nya
Moetia lalu membeli sebuah jam tangan sebagai hadiah untuk Manda.
Setelah itu Moetia pulang ke rumah nya.
Sementara itu di Bandara, Bagas dan ibu nya sedang menunggu kedatangan seseorang.
" Aku masih punya banyak pekerjaan Bu, tidak bisakah ibu menjemput wanita itu sendiri ? " keluh Bagas pada Belinda ibu nya.
" Yang kamu sebut wanita itu adalah calon menantu ibu, bagaimana sih kamu ini ? " balas Belinda
Bagas hanya bisa berdecak kesal
" Bagaimana bisa jadi menantu ibu, Roni saja masih SMA " sahut Bagas
Belinda menepuk lengan Bagas
" Jangan bercanda terus ya, dia akan jadi istri mu nanti " jawab ibu nya
" Tidak mau, aku dan wanita itu sudah berteman lama, dan aku tidak punya perasaan apapun pada nya " protes Bagas
" Jangan bilang begitu, kalian kan sudah tidak bertemu sangat lama, sekarang wanita itu sudah semakin cantik dan menarik " terang Belinda
Bagas mengibaskan tangan nya ke udara
" Terserah ibu saja, tapi aku tidak akan menikah dengan wanita yang tidak aku cintai " tegas Bagas
Tak lama kemudian datang lah seorang wanita muda yang cantik dan anggun menghampiri Bagas dan Belinda
" Selamat siang Tante " sapa Manda
Belinda menoleh lalu merentangkan kedua tangannya memeluk Manda
" Hai sayang, bagaimana perjalanan mu? lihat lah kau tambah cantik Manda " puji Belinda
Manda tersenyum senang melihat Bagas, tapi Bagas hanya menampilkan ekspresi wajah yang biasa saja
" Hai Bagas, apa kabar ? " tanya Manda lalu mengulurkan tangannya
" Baik " jawab Bagas cuek tapi menjabat tangan Manda sekilas
Belinda merangkul Manda
" Ayo kita ke rumah sayang, Bagas sudah membelikan fruitscake kesukaan mu " katanya
" Benarkah ? terimakasih kamu masih ingat dengan kue favorit ku " ucap Manda yang wajah nya sudah memerah
Tidak ada jawaban dari Bagas, tapi Belinda mengalihkan perhatian Manda
" Lalu bagaimana kabar ayah dan ibu mu ? " tanya Belinda
" Ayah dan ibu baik Tante, mereka menitipkan salam dan beberapa hadiah untuk Tante, Om, Bagas dan Roni " jawab nya
Mereka bertiga pulang ke rumah Bagas, dan berbincang bersama di ruang keluarga.
" Manda menginap saja disini " pinta Belinda
Belum Manda menjawab, Bagas menyela
" Gak baik Bu, anak gadis nginep sembarangan di rumah orang. Lagian kan ada banyak hotel di sini " ketus Bagas
Manda tersenyum kecut mendengar jawaban Bagas
" Iya Tante, Manda udah ada tempat untuk tinggal sementara kok disini, di rumah sahabat Manda " jawab nya
" Oh gitu, padahal Tante pengen banget lho Manda tinggal disini nemenin Tante " kata Belinda
Sementara itu di rumah Moetia
Dari tadi Moetia dan mama nya sedang sibuk membuat makan malam bersama.
" Jadi Manda masih ada urusan ? tapi ngapain ya ? bukan nya dia gak punya kerabat lain disini ? " tanya Soraya
Moetia mengangkat bahunya sekilas
" Gak tahu ma, dia bilang orang tuanya yang suruh, tapi dia tetep nginep disini kok ma " ucap Moetia dengan wajah sangat bahagia
" Duh yang sahabat nya mau dateng, seneng banget " goda Soraya
Moetia tersenyum senang pada mama nya. Moetia dan Manda sudah berteman sangat lama, tapi karena mereka tinggal di kota berbeda hanya saat liburan saja mereka saling berkunjung.
Kedua orang tua mereka juga sudah cukup saling mengenal jadi mereka bisa saling percaya dan saling menjaga.
Setelah selesai memasak, Manda kembali menghubungi Moetia
" Hallo Ti, maaf lagi ya. Temen nya ibu minta aku masak bareng dan makan malam di rumah nya " ucap Manda terburu-buru
" Gitu ya " sahut Moetia
" Iya, tapi nanti kalau sudah selesai urusan disini, aku akan segera ke rumah mu, bye Moetia " ucap Manda lalu memutus panggilan teleponnya
Moetia sedikit kecewa, dia mengambil kunci mobilnya dan berpamitan pada mama nya.
" Ma, Moetia keluar bentar ya, mau cari angin " ucap nya pada Soraya
Soraya hanya menggeleng kan kepalanya berkali-kali
" Awas masuk angin sayang " goda nya
Moetia hanya tersenyum mendengar apa yang mama nya katakan.
Kurang dari setengah jam, Moetia sudah tiba di sebuah pantai yang terlihat cukup ramai.
Moetia melangkah kan kaki nya menyusuri ombak di tepi pantai, dia melepas alas kaki nya dan menenteng nya.
Sesekali dia menendang ombak yang datang padanya.
Tanpa dia sadari seseorang sedang memperhatikannya dari kejauhan.
Perlahan orang itu mendekat dan menepuk punggung Moetia dari belakang.
" Hai " seru nya sambil menepuk punggung Moetia
Moetia terkejut lalu refleks mendorong orang itu hingga jatuh ke air.
Dan ketika Moetia melihat siapa orang itu, dia buru-buru meminta maaf dan membantunya untuk bangun.
" Pak Bagas, maaf kan saya pak, sungguh saya tidak sengaja, saya kaget tadi " jelas Moetia gelagapan
Bagas malah terkekeh sambil beranjak bangun
" Tak perlu sepanik itu Moetia " tegas Bagas
Moetia terlihat sangat menyesal melihat baju dan celana yang Bagas kenakan jadi basah semua.
" Pakaian mu basah semua pak Bagas, saya sungguh tidak enak " ucap nya tulus
Bagas malah duduk diatas pasir dan menarik tangan Moetia hingga Moetia juga terduduk di sebelah nya.
Moetia merasa risih karena celana yang dia pakai jadi basah.
Bagas memperhatikan gerak-gerik Moetia dan tersenyum
" Sekarang jadi impas kan, pakaian mu juga basah " seru nya
Moetia malah tersenyum
" Kamu benar " sahut nya
" Apa yang kamu lakukan disini ? " tanya Bagas
Moetia terdiam sejenak dan melihat ke arah laut
" Hanya berjalan-jalan " jawab nya
" Lagi suntuk ya, karena pekerjaan ? " tanya Bagas lagi
Moetia menggeleng
" Tidak, memang hanya ingin jalan-jalan. Kalau pak Bagas sendiri kenapa bisa berada disini ? " tanya Moetia balik
" Menghindari seseorang " jawab Bagas singkat
Moetia memandangi Bagas dengan seksama
' Apa itu artinya dia sedang ingin sendiri, apa aku harus pergi dari sini ? " tanya Moetia dalam hati
Moetia hendak bangun dan berdiri tapi Bagas menarik nya lagi hingga dia terjatuh diatas tubuh Bagas.
Pandangan mereka bertemu, tangan Bagas menggenggam tangan Moetia. Untuk sesaat Bagas terhanyut dalam tatapan sendu Moetia.
Moetia lebih dulu merasa tidak enak
" Maaf pak Bagas " ucap nya sambil bangun lalu berdiri
Bagas beranjak dan kembali duduk
" Jangan panggil aku pak Bagas, bisa kan Moetia " pinta Bagas
Moetia tersenyum sekenanya
" Baiklah, Bagas " ucap nya
" Aku harus pulang, selamat tinggal Bagas " ucap Moetia lalu beranjak pergi
Bagas segera berdiri dan merentangkan satu tangannya di hadapan Moetia untuk menahan kepergian Moetia.
" Ada apa ? apa aku melakukan kesalahan ? " tanya Moetia terkejut
Bagas mengangguk, Moetia menelan saliva nya dengan susah payah karena takut menyinggung Bagas.
" Kamu salah mengatakan nya ! " seru Bagas
' Aku mengatakan apa ? ' tanya Moetia dalam hati
" Harus nya jangan mengucapkan selamat tinggal, tapi sampai jumpa " seru Bagas
Moetia menghela nafasnya lega
" Aku kira apa ? " sahut nya
" Sampai jumpa Bagas " lanjut nya lalu bergegas meninggalkan Bagas
Sementara itu dirumah Bagas, Manda dan keluarga Bagas sedang makan malam bersama
" Masakan hari ini Manda lho yang buat, Yah " ucap Belinda pada Chairul ayah Bagas.
" Enak " sahut Chairul singkat
' Semua ini kulakukan untuk Bagas, tapi dia malah tidak ada disini ' batin Manda kecewa
Sudah jam sembilan malam dan Manda belum datang ke rumah Moetia.
Moetia yang merasa agak lelah hari ini memutuskan untuk pergi tidur saja.
Sementara di rumah Bagas, Manda terlihat sangat sedih karena sudah malam Bagas belum juga kembali.
" Maaf Tante, sudah malam. Manda permisi dulu Tante " ucap Manda lalu bergegas memesan taksi online
Belinda jadi tidak enak hati, karena seharusnya Bagas menemani Manda selama di kota ini.
" Tante minta maaf ya Manda, si Bagas kayak nya lagi sibuk banget sama kerjaan nya, maklumlah Manda ada proyek baru kayak nya dia " terang Belinda panjang lebar
Manda hanya tersenyum lalu berpamitan dari sana.
Satu jam kemudian Manda sampai di rumah Moetia.
Orang tua Moetia menyambut kedatangan Manda dengan ramah.
" Apa kabar Tante, om " sapa Manda sambil tersenyum
" Wah, model kita ini makin cantik aja " sahut Aries papa Moetia
" Selamat datang sayang, Moetia ada di kamar nya, hari ini dia lagi banyak kerjaan, mungkin sekarang dia sudah tidur. Lebih baik sekarang kamu istirahat dulu di kamar kamu " terang Soraya
Manda mengangguk paham
" Iya Tante, Manda ke kamar dulu ya. Malam om Tante " ucap nya sambil lalu
Manda pun memasuki kamar yang sudah di siapkan oleh Moetia dan keluarganya.
Manda meletakkan tas nya di sofa, dan merebahkan dirinya di kasur
" Seperti biasanya sangat rapi dan sesuai seleraku, tapi apa yang aku katakan pada Moetia besok ya, gak mungkin aku bilang ke dia kalau sebenarnya aku kesini menemui Bagas kan ! " gumam Manda
Manda kembali duduk dan memeriksa ponsel nya
" Apa Bagas masih tidak menyukai ku, dia bahkan sama sekali tidak mengirimkan pesan, kalau aku ceritakan ini pada Moetia, apa yang akan dia pikirkan. Seorang Manda, model terkenal di acuhkan oleh seorang pria ? tidak... Moetia tidak boleh tahu dulu sebelum aku bisa mendapatkan hati Bagas " serunya dalam hati
Manda kemudian meletakkan kembali ponselnya ke atas meja, lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, setelah itu dia tidur.
Jam sebelas malam Bagas baru kembali ke rumah nya.
Belinda masih menunggunya di ruang tamu, dan ketika Bagas masuk ke dalam rumah
" Dari mana saja kamu ? " tegur Belinda
Bagas duduk di sofa di depan Belinda
" Aku bukan Roni atau anak kecil yang harus ibu tunggu hingga malam jika belum pulang " sahut Bagas santai
Belinda melipat tangan nya di depan dada
" Ada apa dengan mu Bagas, bukan kah kamu harusnya menemani Manda hari ini " protes Belinda
Bagas berdiri dan merangkul Belinda
" Jangan memaksa ku Bu, aku tidak mencintai nya " pinta Bagas
Belinda menghela nafasnya
" Baiklah setidaknya beri dia kesempatan dulu, jika satu Minggu ini dia tidak bisa menarik perhatian mu, ibu janji tidak akan lagi memaksa mu " tegas Belinda
" Baiklah " jawab Bagas singkat lalu meninggalkan Belinda
' Huh, dasar anak ini. Sebenarnya apa yang kurang dari Manda ? ' tanya Belinda dalam hati
Di dalam kamar nya, Bagas meletakkan ponsel dan jam tangan nya di atas meja.
Lalu bergegas mandi, saat berada dalam guyuran shower, Bagas teringat kejadian saat Moetia terjatuh di atas nya di pantai tadi.
Bagas tersenyum sendiri
' Apa yang aku pikirkan ' batin nya lalu lekas menyudahi kegiatan mandi nya.
Setelah berganti baju, Bagas merebahkan dirinya di tempat tidur.
Dia mengambil ponselnya, dia mencari nomor Moetia
" Ya Tuhan, apa yang aku pikirkan sebenarnya? bahkan aku tidak punya nomor nya. Aku pasti sudah tidak waras " gumam Bagas
Dia meletakkan kembali ponselnya diatas meja lalu tidur.
Keesokan harinya
Moetia bergegas masuk ke kamar Manda lalu menarik selimutnya dan berteriak membangunkannya
" Manda bangun " teriak Moetia
Moetia menguap lalu menyandarkan kepalanya di sandaran tempat tidur.
" Jam berapa ini, kenapa pagi-pagi begini kamu sudah bangun Moetia ? " tanya Manda lemas
Moetia tersenyum
" Ayo katakan, sebenarnya apa tujuan mu kemari ? " tanya nya penasaran
Manda terkejut
' Apa dia sudah tahu ? ' batin Manda
" Apa maksud mu ? " elak Manda berpura-pura
Moetia duduk di sebelah Manda
" Aku baca sebuah artikel gosip kalau sebenarnya kamu kesini menemui calon suami mu, katakan Manda siapa lelaki beruntung itu ? " tanya Moetia sangat antusias
Manda menggeleng kan kepalanya berkali-kali
" Percaya akun gosip, kamu kan sudah tahu pada siapa hati ku berlabuh, aku ini tipe wanita setia " terang Manda
Moetia terkekeh
" Pria yang kamu suka sejak kuliah itu, yang sekarang kamu tidak tahu dia tinggal dimana ? " tanya Moetia
' Sebenarnya sekarang aku sudah tahu dia tinggal dimana, karena itu juga aku ke kota ini. Tapi aku tidak akan mengatakan nya padamu, sebelum dia jadi pacar ku ' batin Manda
Melihat Manda malah bengong dan tidak menjawab pertanyaan nya, Moetia menggoyangkan bahu Manda
" Hei, kamu kenapa malah melamun ? " tanya Moetia
Manda menggeleng
" Gak kok, kamu sih belum pernah jatuh cinta. Kalau kamu sudah jatuh cinta sama seseorang nanti, maka kamu juga pasti seperti aku. Tak bisa pindah ke lain hati " ucap Manda penuh makna
Moetia kembali tertawa
" Ha ha ha... gitu ya, tapi kan kamu tahu selama sekolah sampai kuliah aku gak boleh pacaran, aku bahkan tidak punya teman pria " ucap Moetia
" Itu kan dulu, sekarang kan sudah boleh. Buruan cari pacar ! " seru Manda
" yang ngomong aja belum punya pacar " ejek Moetia balik
Manda tersenyum
" Gimana ya Ti, meskipun banyak yang mau jadi pacar aku, tapi aku kan selektif tuh, sejauh ini gak ada yang kualitasnya diatas my Prince " tegas Manda
" Emang si Prince itu orang nya gimana sih ? " tanya Moetia penasaran
" Kalau aku kasih tahu, kamu jangan jatuh cinta sama dia ya " tegas Manda
" Ih, kenal juga enggak. Lagian dia dimana aku dimana ? " sahut Moetia
' Dulu dia emang di kota aku, sekarang dia di kota mu ' batin Manda
Manda memeluk bantal dan membayangkan bagaimana dia akan mendeskripsikan Bagas
" My Prince itu tampan, dia tidak manis tapi sangat tampan, bedain ya Ti " seru Manda
" Iya iya terus ! " jawab Moetia
" Dia itu kayak punya sesuatu yang bisa bikin aku tuh gak bisa berpaling waktu memandang nya " terang Manda
Moetia mulai terdiam, karena sekilas wajah Bagas muncul di benak nya
' Kok seperti dia ya ' batin Moetia
" Waktu dia bicara, walaupun itu di tempat yang ramai, tapi rasanya tuh kayak cuma suara dia yang bisa aku dengar, dan aku gak peduli dengan suara lain " ucap Manda sambil tersenyum
" Waktu dia diam, dunia seperti ikut diam. Pokoknya dia itu.... " Manda memutus kalimatnya karena melihat Moetia melamun
" Hayo " Manda mengagetkan Moetia
" Kamu gak lagi ngebayangin my Prince kan ? " tanya Manda menyelidik
Moetia tersenyum
" Aku sih lagi berusaha merealisasikan deskripsi kamu ya, tapi aku bingung deh... Emang nya ada pria sesempurna itu ? " tanya Moetia
" Ada dong, my Prince nya aku " ucap Manda dengan ekspresi lucu membuat mereka berdua tertawa bersama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!