ALMAHYRA TSALSANIA (20 TH)
Seorang gadis manis berusia 20 tahun. Dia adalah mahasiswi semester 4 di Fakultas Ekonomi, jurusan program studi Administrasi Perkantoran di kota Surabaya. Cita-citanya menjadi pendamping hidup Daniel selamanya.
DANIEL VIERI NATHANIEL (32 TH)
Seorang direktur perusahaan raksasa yang sedang berjuang untuk menyembuhkan hatinya yang terluka. Akankah Alma menjadi jawabannya?
AKBAR ABDILLAH (20 TH)
Adik kembar Alma. Sifatnya tengil dan usil, tapi sangat sayang dengan kakak-kakaknya.
Alma & Akbar ketika masih SMA 😊
ZOEY (5 TH), ZICO (33 TH) & NISHA (28 TH)
Dear readers sayang 🥰🥰
Author kenalin untuk visual tokoh novel Daniel & Alma ya. Untuk visual Daniel, Zoey, Zico dan Nisha tentu kalian sudah tidak asing lagi. Di sini ada visual baru, yaitu Alma & Akbar. Mereka berdua adalah adik Nisha. Bagi yang kurang puas dengan visual Alma & Akbar, gak apa-apa. Kalian bebas berfantasi & berimajinasi.
Untuk update novel Daniel & Alma akan Author update hari Rabu (19/02/2020). Doakan semoga pihak mangatoon mereview novel ini dengan cepat ya 🥰
Cukup sekian pengenalan kali ini, sampai berjumpa di episode2 selanjutnya ya...
Terimakasih 🥰🤗
^ErKa^
(Flashback) Alma POV
Pada umur 15 tahun, Alma mulai mengenal cinta. Kehadiran pria itu bagaikan pangeran berkuda putih yang menyelamatkannya dalam kemiskinan. Pria itu datang di saat yang tepat.
Alma tinggal di rumah berdindingkan bambu berukuran kecil. Dia tinggal bersama ibu dan saudara kembarnya. Kakak perempuannya yang bernama Nisha pergi merantau, mengais rezeki demi menghidupi mereka bertiga. Ayahnya sudah meninggal ketika dia masih kecil, sementara ibunya sering sekali sakit-sakitan. Dengan mengandalkan uang kiriman dari kakaknya, mereka mencoba bertahan hidup.
Sering kali Alma maupun Akbar membantu ibu dalam menyelesaikan pekerjaan. Tanpa sepengetahuan Nisha, ibu sering kali menerima pekerjaan sampingan dari para tetangga-tetangga yang kasihan terhadap mereka. Biasanya ibu mencuci ataupun menyetrika baju. Terkadang juga membersihkan rumah.
Beberapa bulan ini Nisha selalu mengirimi mereka uang berlebih. Mereka bahagia, sekaligus juga khawatir. Mereka berharap Nisha selalu diberi kesehatan dan keselamatan dalam mengais rezeki. Mereka tidak bisa menghubungi Nisha langsung, karena mereka tidak memiliki ponsel. Setiap kali kakaknya transfer, mereka akan meminjam ponsel tetangga untuk menanyakan kabar kakaknya.
Sudah tiga bulan berlalu, namun kakaknya belum ada kabar. Meskipun uang transfer masih terus mengalir, tapi kabar tak kunjung datang. Keluarga mulai harap-harap cemas. Setiap hari ibunya yang bernama bu Rusmi selalu menangis. Mempertanyakan kabar putri sulungnya. Mereka bertiga tidak bisa apa-apa. Nomor Nisha tidak bisa di hubungi. Mau menyusul ke Jakarta pun, mereka tidak tahu pasti dimana kakaknya itu bekerja. Sebenarnya Niisha sedang berada dimana??
Di tengah-tengah kebingungan itu, seorang pangeran tampan datang ke rumah mereka. Kehadirannya menyilaukan mata. Alma jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Perkenalkan, nama Saya Daniel. Saya temannya Tanisha." Pangeran tampan bernama Daniel memperkenalkan diri. Mata Alma tak bisa berkedip. Dia begitu terpukau dengan apa yang di lihatnya. Selama lima belas tahun dia hidup, baru kali ini dia melihat pria yang menurutnya paling tampan.
"Ta-tanisha?!! Kamu temannya Nisha Nak? Dimana anak Ibu Nak??" Ibu langsung menggenggam tangan Daniel. Matanya tampak bersinar-sinar, menatap dengan penuh harap.
"Tenang Bu. Nisha sangat aman. Dia tinggal di Surabaya. Tujuanku kemari adalah untuk membawa ibu sekeluarga bertemu dengan Nisha..."
"Be-benarkah Ibu bisa bertemu dengan dia?! Kamu tidak bohong Nak?"
"Benar Bu. Untuk apa Saya berbohong?" Daniel diam sejenak, dan melanjutkan. "Nisha tinggal sendiri di Surabaya Bu, Saya ingin Ibu dan keluarga tinggal bersamanya..."
"Ya Nak, Ibu mau. Ibu mau ketemu dengan putri Ibu. Sudah tiga bulan dia tidak ada kabar Nak. Ibu sangat khawatir."
"Ya Bu, Saya mewakili Nisha datang untuk meminta maaf. Selama tiga bulan ini Nisha mengalami masa-masa berat, oleh karena itu dia tidak bisa menghubungi Ibu. Maafkan dia ya Bu."
"Ya Nak, tidak apa-apa. Asalkan Ibu bisa bertemu dengannya, Ibu akan memaafkan semua kesalahannya. Kapan Kita berangkat?"
"Saya berencana untuk memboyong Ibu sekeluarga. Kita akan menetap di Surabaya secara permanen. Tentunya banyak berkas yang harus Kita selesaikan. Misalnya berkas kepindahan anak manis ini." Daniel menatap Alma sembari mengedipkan mata dengan lucu. Alma menutup wajahnya. Dia malu karena Daniel memergokinya sedang melihatnya.
"Oh, Alma dan Akbar? Mereka baru saja lulus SMP Nak. Ibu ingin menyekolahkan mereka tapi belum ada biaya. Jadi untuk sementara waktu mereka masih menganggur dulu,"
"Waktu yang sangat tepat Bu. Saya akan menyekolahkan mereka di Surabaya. Kita bisa pindah secepat mungkin."
"Beneran Nak? Kalau begitu, Kita akan siap-siap dulu,"
"Tapi Bu, Ibu harus berjanji satu hal." Daniel menahan bu Rusmi.
"Janji apa Nak? Ibu akan melakukan apapun asal bisa bertemu dengan anak Ibu."
"Ibu di larang memberitahu siapapun mengenai kepindahan ini. Ini hanya akan menjadi rahasia Kita."
"Iya Nak, Ibu akan melakukannya. Ibu siap-siap dulu."
Dan semuanya berjalan dengan sangat cepat. Mereka pergi meninggalkan rumah di desa di waktu hari sudah mulai gelap. Mereka pergi tanpa diketahui oleh tetangga sekitar. Kepergian mereka bagai hilang ditelan bumi, tak berjejak.
Di sepanjang perjalanan Alma menatap wajah tampan di depannya. Dia tidak fokus dengan percakapan ibunya. Yang dia lihat hanya sosok itu. Laki-laki itu bertubuh tinggi dan berbadan kekar. Wajahnya sangat kebarat-baratan. Bila dilihat sekilas, orang-orang pasti akan mengira bahwa laki-laki itu bule. Tapi bila sudah mengobrol dengannya, orang-orang akan tahu bahwa wajah bule ini dilahirkan di Indonesia. Tutur katanya sopan dan sangat menghormati lawan bicaranya.
"Lihat apa?! Jangan ganjen. Kamu masih kecil, dia sudah tua." Akbar menyikut tulung rusuk Alma dengan sedikit keras. Membuat Alma mengaduh kesakitan.
"Apa-apaan sih Bar?!" Alma menjambak rambut Akbar. Mereka memang sering berkelahi, namun tetap saling menyayangi dan melindungi satu sama lain.
"Hei, lihat itu jenggotnya. Pria itu lebih cocok jadi paman Kita. Tutup matamu, jangan dilihat lagi." Akbar menutup mata Alma dengan kedua tangannya. Alma berusaha menyingkirkannya.
"Bukan urusanmu. Mau dia tua, mau muda yang jelas dia lebih tampan dari dirimu! Dasar cebol." Alma mencubiti lengan Akbar.
"Apa-apaan kalian ini. Tiap hari kok kerjaannya bertengkar terus?"
"Alma ganjen Bu. Dari tadi dia liatin om itu terus." Akbar mengadu.
"Ya wajar kalo dilihat toh Le, kan omnya ganteng. Iyo kan Nduk?"
"Hehe, enggeh Bu." Alma mesem-mesem nggak jelas. Daniel tersenyum lebar. Dia menyentuh kepala Alma dan Akbar secara bersamaan.
"Sekolah yang rajin ya."
"Iya Om."
"Iya Kak," Alma dan Akbar menjawab bersamaan. Keduanya saling berpandangan dengan tatapan bermusuhan. Daniel tertawa melihatnya.
"Iya, terserah kalian mau panggil dengan sebutan apa. Mulai saat ini, Aku akan menjaga kalian semua."
"Iya Kak, terima kasih Kak," (Jawaban Alma)
"Terserahlah." (Jawaban Akbar)
Mereka menempuh perjalanan selama kurang lebih empat jam. Menjelang tengah malam, mereka tiba di tujuan. Ibu tampak sangat antusias.
Mereka memasuki perumahan minimalis yang tertata dengan apik. Diam-diam Daniel membuka pintu. Sepertinya laki-laki itu ingin membuat kejutan terhadap kakaknya.
"Satu, dua, tiga, surpriseeee!!" Mereka berempat masuk secara bersamaan. Di ruang tamu Alma melihat kakaknya sedang duduk di depan TV. Kak Nisha tampak kaget melihat mereka semua. Dia berdiri dan menghampiri mereka.
Tiba-tiba mata Alma menangkap sesuatu yang sangat janggal. Kakaknya tampak gendutan, terlebih di bagian perutnya. Alma memperhatikan perut Nisha dengan seksama. Dugaannya tidak salah lagi. Kakaknya sedang HAMIL!!
Sejak kapan? Dengan siapa? Kapan menikah? Pertanyaan itu berputar-putar terus di kepala Alma. Tiba-tiba Alma menoleh pada pria tampan di sebelahnya. Apakah kakaknya sudah MENIKAH dengan bule pribumi ini?!! Apakah kakaknya HAMIL anak bule ini?!! Kapan? Dimana? Kenapa?!
Pertanyaan-pertanyaan itu terngiang-ngiang di kepala Alma. Tubuhnya menjadi lemas dan tak bertenaga. Cinta pertamanya yang baru saja bersemi, harus kandas di hari yang sama. Dia sudah jatuh cinta pada KAKAK IPARNYA sendiri!!
***
Happy Reading 🥰🤗
(Flashback) Alma POV
Alma memeluk Nisha ala kadarnya. Dia senang bertemu dengan kakaknya. Tapi tidak sesenang itu. Dia harus menelan kenyataan pahit bahwa dia sudah jatuh cinta pada kakak iparnya sendiri.
Ibu tampak sangat heboh. Beliau terkejut setengah mati melihat putri sulungnya berbadan dua. Nisha membawa Ibu ke kamar, menjelaskan ini-itu. Terdengar suara tangisan di dalam kamar. Sepertinya Ibu sangat sedih mendengar penjelasan kakaknya.
Selagi Nisha dan Ibu berbincang-bincang di kamar, Daniel membawa mereka mencari makan sekaligus angin segar. Alma terdiam seribu bahasa. Dia begitu kecewa. Rupanya Akbar juga sangat terganggu. Tanpa berbasa-basi, Akbar langsung menanyakan inti permasalahan.
"Jadi, Om suami kakakku?"
"Uhuk." Daniel tersedak mendapat pertanyaan seperti itu.
"Be-belum. Tapi akan."
"Masih akan?! Kenapa kakakku hamil seperti itu tapi Om belum menikahinya?!" Akbar menjadi emosi.
"Biarkan Kakakmu yang menjelaskannya. Habiskan makananmu." Daniel memberi perintah dengan nada yang dalam. Alma masih terdiam membisu. Dia sudah tidak memiliki nafsu makan lagi.
Setelah hampir satu jam berada di luar rumah, Daniel kembali membawa mereka pulang. Yang Alma tangkap, Daniel belum menikahi kakaknya tapi masih “akan”. Itu artinya bayi di dalam perut kakaknya adalah anak dari laki-laki itu.
Alma menghela napas berat. Dia memutuskan untuk mengambil tindakan bodo amat dan pergi tidur. Berharap esok hari perasaan yang ada di dalam hatinya akan segera hilang dengan sendirinya.
***
Pagi berikutnya dan pagi-pagi lainnya perasaan Alma tidak kunjung hilang. Di rumah itu mereka tinggal berempat. Pria itu tidak tinggal bersama mereka. Tetapi hampir setiap hari Daniel mengunjungi mereka. Selalu membawakan hadiah untuk mereka. Memperlakukan kakaknya dengan penuh kasih dan cinta. Sangat terlihat bahwa Daniel sangat mencintai Nisha.
Alma sangat tidak mengerti sikap Nisha. Ketika ada pria yang begitu baik dan mencintainya, mengapa Nisha bersikap biasa-biasa saja? Apa Nisha tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap Daniel? Sebenarnya seperti apa hubungan mereka?
Alma selalu memperhatikan perkembangan hubungan kakaknya. Setelah merasa ada sesuatu yang aneh, dia menjadi begitu penasaran. Pada akhirnya Alma menanyakan hal itu pada ibunya. Saat itu Alma tahu, bahwa bayi yang dikandung Nisha bukan anak Daniel. Tapi anak laki-laki lain. Lalu mengapa Daniel sangat berniat untuk menikahi Nisha? Sebegitu besarkah rasa cinta Daniel untuk kakaknya?
Memikirkan hal itu membuat Alma sedih. Tidak ada kesempatan baginya. Hati Daniel sepenuhnya milik Nisha. Dia hanya menjadi orang luar dari hubungan mereka.
Alma berusaha melupakan rasa cintanya pada Daniel. Dia tergoda untuk menerima cinta beberapa teman yang menyatakan cinta terhadapnya. Hal itu dilakukannya untuk melupakan perasaannya pada Daniel. Tapi wacana tinggallah wacana. Dia menolak mereka semua. Perasaannya tetap tidak tergoyahkan. Hatinya dipenuhi dengan Daniel seorang, sama seperti hati Daniel yang dipenuhi dengan Nisha.
Alma memutuskan untuk mencintai Daniel secara diam-diam. Meskipun dia tahu cinta itu tidak akan berakhir dengan indah, tapi dia tetap akan memelihara perasaannya.
Daniel selalu menemani mereka. Mendaftarkannya di SMA yang bagus. Menemani Ibu mereka. Menemani kakaknya melewati masa-masa kehamilan. Kehamilan Nisha sangat rewel. Hampir setiap hari kakaknya itu selalu muntah. Namun Daniel dengan sabar selalu menemaninya. Membawanya ke dokter kandungan. Membelikan makanan apa saja yang diinginkan kakaknya. Melakukan apapun yang di minta oleh kakaknya. Tanpa dissadari, pria itu sudah menjadi bagian dari keluarga mereka.
Alma sering mendengar Ibu selalu mendesak Nisha untuk tidak menggantung perasaan Daniel dan memberinya keputusan. Dari yang dia tangkap, kakaknya tidak mencintai Daniel. Dia tidak bisa menerima Daniel sebagai suaminya. Mungkin yang di cintai Nisha adalah ayah dari bayinya? Tapi ayah bayi sudah meninggalkan mereka, mengapa Nisha masih mencintainya? Entahlah, dia tidak begitu mengerti dengan hubungan orang dewasa.
Yang Alma sesalkan hanyalah, Nisha benar-benar menyia-nyiakan pria yang sangat baik hanya untuk menunggu pria yang sudah meninggalkannya. Alma merasa sangat kasian pada Daniel. Andaikan dia berada di posisi Kak Nisha, dia pasti akan menerima Daniel dengan senang hati dan penuh rasa syukur. Dimana lagi menemukan pria tampan, tinggi, kaya dan baik hati selain Daniel? Benar-benar paket yang komplit.
Ketika Nisha akan melahirkan, Daniel menjadi orang yang paling stress dan gila. Bagaikan seorang suami yang tengah menunggu kelahiran bayinya, dia menemani Nisha dari awal. Dari pembukaan pertama sampai terakhir. Dia rela menjadi pelampiasan Nisha. Kakak menjambak, mencubit bahkan menendang Daniel ketika sakit di perutnya datang. Tapi Daniel tetap setia menemaninya. Alma menjadi sangat sedih melihatnya. Betapa besar pengorbanan pria ini? Apa yang dilihatnya dari Nisha hingga memiliki cinta sebesar itu? Memang Nisha cantik, tapi pria seperti Daniel pasti bisa mendapatkan yang lebih cantik. Nisha pendidikannya rendah, miskin, dan juga sedang mengandung anak dari pria lain. Apa yang membuat Nisha begitu spesial? Mengapa pria seperti Daniel bisa mencintainya begitu dalam?
Alma sangat iri dengan nasib baik kakaknya. Dia juga ingin mendapatkan pria seperti Daniel. Yang mencintainya dengan sepenuh hati dan tubuhnya. Sikap Daniel yang begitu sempurna, membuat perasaan Alma menjadi semakin besar. Cinta pada pandangan pertama, cinta monyet yang dialami remaja berusia 15 tahun lambat laun berubah menjadi cinta yang dalam. Hati, pikiran dan tubuh Alma sepenuhnya milik Daniel. Dia tidak bisa menerima pria lain selain Daniel di kehidupannya.
Tapi Alma sadar diri. Yang di cintai Daniel hanya Nisha. Maka yang bisa dilakukan Alma hanya memperhatikan Daniel diam-diam. Mencintainya dalam diam. Berusaha membantu Daniel sebisanya. Meskipun sangat menyakitkan melihat pria yang dicintainya mencintai wanita lain, namun Alma masih bisa menahannya. Cintanya tidak goyah.
Nisha melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat lucu. Daniel sangat mencintai bayi itu, seperti dia mencintai bayinya sendiri. Alma berpikir, mungkin setelah Nisha melahirkan mereka akan melangsungkan pernikahan. Tapi pernikahan yang di tunggu tidak kunjung datang.
Nisha fokus pada bayi dan pendidikan. Setelah keponakannya berumur beberapa bulan, Nisha memutuskan untuk kuliah. Selama kakak kuliah, mereka secara bergantian menjaga Zoey. Terkadang Ibu, Akbar, Daniel atau pun dirinya. Momen yang paling di tunggu-tunggunya adalah ketika dia menjaga Zoey bersama Daniel. Alma merasa seperti pengantin baru yang tengah menjaga anak mereka. Bagi sebagian orang, perbedaan umur 12 tahun sangatlah jauh. Mereka pasti berpikir bahwa remaja berusia 15 tahun tidak pantas mencintai laki-laki berumur 27 tahun? Tapi itu tidak berlaku untuk Alma. Cintanya pada Daniel tidak bisa diukur dengan umur. Dia akan mencintai Daniel berapa pun usia laki-laki itu.
Hari berubah menjadi bulan. Bulan pun berubah menjadi tahun. Cintanya masih tetap sama, malah semakin besar. Tidak terasa beberapa tahun pun sudah berlalu. Dia sudah lulus SMA dan sedang menempuh pendidikan di universitas terkenal di kota Surabaya.
Remaja berusia 15 tahun sudah tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat manis. Alma menatap wajahnya di cermin. Dia tersenyum dengan sangat manis. Dia berharap, suatu saat nanti Daniel akan melihatnya sebagai seorang wanita, bukan hanya sekedar adik dari Tanisha Alifya. Semoga saja.
***
Happy Reading 🥰🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!