NovelToon NovelToon

SANG QUEEN ANGEL.

1. Balas Dendam.

Di saat aku memutuskan bersama kekasihku, aku berharap hidupku dapat normal seperti yang aku inginkan. Aku ingin jauh dari bayang bayang papaku, yang seorang ketua mafia kejam serta pembunuh bayaran.

Aku sejak kecil memang sudah di didik dengan keras dan kejam, agar bisa pengganti posisi papa di dalam organisasi mafianya. Namun, aku merasa sudah tidak nyaman lagi dengan segala kehidupan kejam yang aku lakukan. Menjadi seorang pembunuh bayaran atas perintah dan paksaan dari papa, sangat menyiksa batinku, aku ingin lari dari semua itu.

Aku sadar, hanya papa yang aku miliki di dunia ini. Mamaku sudah meninggal dunia, pada saat aku di lahirkan. Terkadang pada saat papa bersikap keras kepadaku? Aku merasa, jika papa sangat membenci diriku karena mama meninggal saat melahirkan aku. Aku mencoba untuk bertanya pada papa, apakah dia membenci diriku? Papa akan selalu menjawab, semua itu sudah takdir dari hidup kita, jadi kita harus menerima semuanya.

Jawaban papa yang selalu seperti itu membuatku bingung, terkadang papa bersikap seolah dia sangat menyayangi ku, dan terkadang papa seolah membenci ku. Jika setiap aku menentang papa dalam organisasi mafianya, untuk membunuh atas perintah orang lain, dan aku tidak mau mengikuti perintah darinya, aku akan mendapatkan hukuman karena sudah berani menentang perintah papa.

Walaupun aku putri dari seorang ketua mafia yang terkenal kejam, aku tidak pernah sekali pun membunuh orang yang tidak bersalah. Aku akan membunuh mereka yang memang jahat dan pantas untuk mati.

Aku memilih menjadi seorang dokter untuk menolong dan menyelamatkan banyak orang yang membutuhkan pertolonganku, juga untuk menutupi siapa jati diriku yang sebenarnya? Untuk dapat hidup dengan normal seperti orang lain pada umumnya.

Aku adalah salah satu dokter muda spesialis bedah umum, di sebuah rumah sakit besar di kota B. Aku berhasil menyembunyikan identitas asliku yang sebenarnya adalah seorang putri ketua mafia kejam, dan tidak ada seorang pun tahu akan jati diriku ini. Aku juga ahli dalam meracik obat herbal maupun kimia, serta juga ahli dalam meracik racun dan penawarnya. Aku suka membuat sebuah eksperimen dan sesuatu yang baru.

Papa selalu mengatakan, jika aku adalah putrinya yang sangat jenius dan itu aku dapatkan dari gen mamaku yang juga jenius. Papa sebenarnya menolak keinginanku yang ingin menjadi seorang dokter, karena yang dia mau aku menjadi seperti dirinya.

Dengan terus berusaha membujuk dan merayu papa, akhirnya papa setuju dan mengizinkan ku menjadi seorang dokter. Tentunya dengan sebuah syarat darinya, aku harus mau membuat racun serta penawar untuk papa jual di pasar gelap, sekaligus untuk di gunakannya saat beroperasi. Awalnya aku menolak keinginannya, tetapi karena keinginanku yang besar ingin menolong banyak orang, akupun setuju membuatkan racun dan penawar itu untuk papa jual dan gunakan.

Entah Sampai kapan aku bisa menyembunyikan jati diriku yang sebenarnya ini? Aku pun tidak tahu, aku hanya ingin hidup normal seperti teman-teman ku lainnya.

Seiring berjalannya waktu, aku bertemu dengan seorang pria tampan yang juga berprofesi dokter sama sepertiku. Aku mengenalnya dan kami menjalin hubungan asmara selama 3 tahun.

Kekasihku bernama dokter Rio Jayadi. Dia pria tampan, tinggi, berkulit bersih dan kekar. Pria idaman setiap wanita. Aku beruntung menjadi kekasihnya, dan aku sangat mencintainya. Aku berani menentang papa dan meninggalkan papa untuk hidup bersama Rio, kami telah merencanakan untuk menikah dan menyatukan cinta kami.

Namun karena sebuah balas dendam atas kematian papanya, yang telah di bunuh oleh papaku. Rio tega meracuniku seminggu sebelum kami menikah.

"Mengapa kau lakukan ini padaku Rio?" Tanyaku padanya sembari memegang dada dan tenggorokan ku yang terasa sesak dan sakit.

Rio tertawa puas melihat penderitaan ku, dia melihatku sinis dan tajam.

"Kau bertanya padaku? seharusnya kau tanyakan itu kepada papa tersayangmu, mengapa dia membunuh papaku? Kesalahan apa yang sudah papaku lakukan sehingga papamu membunuh papaku?" Jelas dan tanyanya balik kepadaku.

"Apa maksudmu?" Tanyaku sembari terus menahan rasa sakit dan nafasku yang sudah terasa sesak.

"Papamu membunuh papaku, aku tahu semuanya Rani...kau adalah putri dari tuan Zidan Mikela, seorang ketua mafia dan pembunuh bayaran yang sudah membunuh papaku 10 tahun yang lalu." Jawabnya dengan tatapan benci, aku terkejut karena Rio mengetahui jati diri yang berusaha aku sembunyikan selama ini.

"Darimana kau tahu itu semua, Rio?" Tanyaku terkejut dan terbata-bata karena rasa sakit yang semakin menyiksa, aku jatuh bersimpuh pada lantai ruang tamu apartemen mewahku.

Rio yang duduk di atas sofa hanya melihatku tajam dan benci kepadaku, aku mulai tersiksa karena racun yang di berikan oleh Rio.

"Aku terus menyelidiki semua tentang tuan Zidan termasuk dirimu, dan aku sangat beruntung bisa bertemu denganmu dengan mudah tanpa harus susah susah mencarimu. Aku dengan mudah mendapatkan kepercayaan darimu dengan menjadikanmu kekasihku, agar memudahkan aku untuk membalaskan dendam pada papamu melalui dirimu." Ucapnya dengan tatapan mata tajam, dingin dan bencinya melihatku tersiksa.

"Berarti, selama ini kau tidak pernah mencintaiku, Rio…?" Tanyaku sedih akan sikap Rio.

Rio tertawa mendengar perkataan ku, dan menggelengkan kuat kepalanya.

"Tidak pernah sekalipun aku mencintaimu, aku sangat membencimu. Selama 3 tahun, aku harus berpura-pura mencintaimu dan itu membuat aku sangat muak padamu." Jawabnya sinis dan benci melihatku.

Aku menangis mendengar jawaban Rio yang membuat hatiku hancur. Aku yang sangat tulus mencintainya dan berharap bisa hidup normal bersama dengannya, hancur begitu saja karena dendam Rio kepada papaku.

Semua perasaan cintaku kepada Rio hanya di manfaatkan saja, dan Rio dengan terang-terangan mengkhianati cintaku yang tulus padanya. Rio juga tega meracuniku dengan racun yang aku buat sendiri, dan bodohnya aku belum membuat penawar racunnya. Rio sengaja memakai racun yang tidak meninggalkan jejak sama sekali, kematian akibat racun itu akan terlihat murni.

Rio meracuniku dengan racun buatanku sendiri, agar kematianku nanti tidak meninggalkan jejak apapun. Kematianku akan murni karena kehabisan nafas atau sesak pada pernafasan.

"Kau tega Rio. Aku harap dengan kematianku ini, kau puas akan dendam yang sudah terbalaskan." Ucapku dengan susah payah karena mulutku sudah tidak merasakan apapun.

"Aku akan puas jika melihatmu dan papamu mati." Balasnya.

Aku yang sudah mulai tidak bisa merasakan apapun dan pandanganku mulai kabur, hanya bisa bergumam dalam hati. 'Ya Tuhan aku rela mati untuk menggantikan apa yang sudah di perbuat oleh papa dan menebus semua dosaku yang telah banyak membunuh orang. Aku berharap, aku bisa lahir kembali menjadi seorang gadis dan putri orang biasa, karena aku hanya ingin hidup normal. Mama aku rindu padamu...papa maafkan aku meninggalkan mu...selamat tinggal papa, semoga papa bisa menjaga diri dan selalu bahagia.'

Aku berdoa di dalam hati dan hanya gelap yang kulihat saat ini. Aku meninggalkan dunia dengan membawa cinta yang sudah hancur, sakit hati di khianati dan di manfaatkan oleh orang yang tulus sangat aku cintai. Aku hanya bisa berharap, jika semua doa terakhirku dapat terwujud dan semoga Tuhan mengabulkan semuanya.

...----------------...

Hanya sesaat aku melihat gelap di sekelilingku dan aku dapat merasakan tubuhku kembali. Bagaikan sedang bermimpi, aku perlahan membuka mata dan mengerjap-ngerjapkan mataku, untuk menyesuaikannya dengan cahaya yang menerpa wajahku.

Aku melihat ke sekelilingku, hanya ruang kosong dengan sedikit cahaya masuk melalui celah lubang angin jendela. Semua badanku terasa sakit, aku merasakan tubuhku terbaring lemah di atas lantai yang hanya di alasi oleh kain tipis. Lantai yang dingin dapat ku rasakan jelas pada kulitku yang terasa perih.

Perlahan aku bangun dengan tenaga yang tersisa. Aku duduk dan berusaha melihat di sekeliling ruangan, benar-benar kosong dan tidak ada apapun seperti sebuah penjara. Aku berusaha mengingat apa yang terjadi? Terakhir yang ku ingat, kejadian pada saat aku meninggal karena telah di racuni oleh Rio. Ingatanku mengatakan jika aku sudah meninggal, lalu kenapa saat ini aku masih hidup? Apa sebenarnya yang terjadi padaku?

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung ke episode selanjutnya…

...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....

Jangan lupa vote dan like nya.

2. Kotak Kecil.

Sekujur tubuhku terasa sakit bagaikan telah di siksa orang sekampung. Kulitku terasa perih dan yang dapat kulihat saat ini, pakaian berwarna putih yang ku gunakan telah berubah warna menjadi dekil dan kumal penuh akan bercak darah.

Aku melihat baju yang ku gunakan sekarang, tidak sama seperti yang aku gunakan saat terakhir kalinya aku di apartemen. Tetapi aku tidak terlalu pusing akan hal itu, aku berpikir pasti ada yang sudah menggantikan bajuku saat aku pingsan. Itulah yang ada dalam pikiranku.

Aku melihat ke sekeliling ruangan itu, hanya ruangan yang kosong, pengab, gelap dan hanya sedikit cahaya dari lubang angin kecil. Benar-benar kosong dan hanya ada kain tipis yang ku gunakan saat ini untuk alasku berbaring.

"Dimana aku?" Tanyaku pelan seraya menahan sakit yang ku rasakan.

"Aku masih hidup, ini semua pasti ulah Rio lagi." Ucapku pelan dan curiga ini semua perbuatan Rio.

Rio berusaha membunuhku dan meracuniku untuk membalaskan dendamnya padaku. Aku melihat ke arah pintu yang tertutup, aku berusaha bangkit untuk melangkah perlahan mendekati pintu tersebut. Aku ingin tahu, apa yang ingin Rio lakukan padaku saat ini dengan cara mengurungku di ruangan ini?

"Rio....Rio...lepaskan aku....!!!" Teriakku lemah, ku ketuk pintu yang tertutup itu dengan sekuat tenaga yang tersisa padaku, karena aku masih merasa sangat lemas.

"Rio....Rio....buka pintunya...." Teriakku lirih, kaki ku tidak kuat menopang tubuhku lagi, dan akhirnya akupun jatuh luruh ke atas lantai.

"Rio...ku mohon lepaskan aku Rio...." Ucapku lirih sembari menangis sedih, mengingat semua kata-kata Rio padaku.

Selama tiga tahun Rio tidak pernah sekalipun mencintaiku, dia hanya memanfaatkan diriku untuk balas dendam. Cintaku yang tulus untuknya, hanyalah angin yang berlalu begitu saja bagi Rio.

Aku terus mengetuk pintu itu dan terus memanggil pelan namanya, aku berharap dia membuka pintu dan berbicara padaku.

Entah sudah berapa lama aku di ruangan ini? aku pun tidak tahu. Tubuhku sangat lemas karena perutku merasa lapar sekali.

"aahhh… perutku lapar sekali… apa akhirnya aku akan mati karena kelaparan, dan bukan mati karena keracunan…?" Ucapku lemah dan akhirnya tidak sadarkan diri kembali.

...----------------...

"Maharani… Maharani…!!" Suara panggilan seseorang pada namaku.

Aku mendengar dengan jelas suara tersebut, tetapi hanya gelap yang aku lihat. Di mana lagi aku ini?

"Maharani…Maharani…" Kembali suara panggilan seseorang pada namaku.

"Siapa itu…?" Tanyaku pada orang yang memanggil namaku.

"Ini aku, Maharani…" Jawabnya yang tak kunjung kulihat, karena hanya gelap yang dapat aku lihat.

"Siapa? Dimana kamu?" Tanyaku lagi terus berusaha mencari di dalam kegelapan itu.

Kakiku terus melangkah maju, dan entah mengapa aku berjalan tanpa hambatan sama sekali.

"Aku di sini Maharani…" Jawabnya.

"Dimana kamu? Aku tidak bisa melihat apapun di sini gelap." Balasku lagi.

"Teruslah melangkah maju, Maharani. Rasakanlah kehadiranku." Ucapnya.

"Bagaimana aku bisa merasakan kehadiranmu bila gelap begini?" Tanyaku heran dan berusaha untuk terus melangkah maju.

"Ulurkan tanganmu dan pejamkan matamu, rasakanlah aku ada di depanmu dengan hatimu." Ucapnya.

Dengan polosnya aku mengikuti apa yang dia katakan? Aku memejamkan mataku dan mengulurkan tanganku ke depan. Aku bergumam dalam hati dan berusaha merasakan kehadiran seseorang di depanku.

Perlahan tangan yang ku ulurkan merasakan sesuatu yang dingin menyentuh tanganku, seperti sebuah tangan menggenggam tanganku dengan lembut dan terasa dingin.

"Bukalah matamu, Maharani…!" Perintah seseorang yang memanggilku tadi.

Aku perlahan membuka mata, aku melihat di depanku sudah terang dan ada seorang gadis cantik dengan senyum manisnya. Mata biru indahnya melihat ke arahku, aku terkejut karena aku sangat mengenal gadis yang ada di hadapanku ini.

"Kamu…Aku…" Ucapku terkejut dan terbata-bata karena melihat gadis yang ada di depanku. Gadis yang sedang menggenggam tanganku sangat mirip denganku, hanya berbeda dengan warna matanya saja. Dia berdiri di balik cermin yang sangat bening bagaikan air.

Aku melihatnya intens, apakah itu aku di balik cermin? Aku melihat gadis di dalam pantulan cermin itu tersenyum padaku, sedangkan aku tidak tersenyum sama sekali. Mimik wajahku terkejut sekali lagi, karena heran melihat pantulan di dalam cermin. Perhatianku fokus pada bajunya yang putih bersih, sedangkan saat aku melihat kembali kepada diriku sendiri, baju yang aku kenakan malah sebaliknya. Masih pada pakaian yang sama seperti saat aku bangun tadi, baju tidur berwarna putih tetapi sudah kotor dan kumal karena banyaknya bercak darah.

Aku melihat kembali pada pantulan diriku yang ada di dalam cermin, masih gadis yang mirip denganku memakai baju berwarna putih bersih sangat berlawanan dengan bajuku saat ini. Aku terus melihat pantulan diriku di dalam cermin, kembali lagi melihat diriku yang berdiri di luar cermin secara bergantian. Hingga akupun tersadar, jika saat ini aku masih saling menggenggam tangan bersama sang gadis yang ada di dalam pantulan cermin.

Aku terkejut melihat pantulan itu mengeluarkan tangannya dan menggenggam tanganku, seketika langkahku mundur karena takut dan segera melepaskan genggaman tangan kami.

"Jangan takut Maharani…" Ucapnya. Sangat jelas kulihat bibirnya bergerak.

"Siapa kamu…?" Tanyaku yang tidak lepas melihat ke arah cermin dan saat aku bertanya padanya bibirnya tidak bergerak.

"Aku adalah dirimu, tapi aku sudah meninggal bersamaan dengan dirimu saat meninggal karena di racun oleh kekasihmu. Kekasih yang telah mengkhianatimu, di duniamu." Jelasnya dan aku terkejut dia mengetahui jika aku sudah di racuni oleh Rio.

"Jadi aku juga sudah meninggal?" Tanyaku pada gadis yang ada di dalam cermin.

"Tidak… kamu masih hidup, tapi berada di dalam tubuhku dan aku yang meninggal menggantikan jiwamu di dalam tubuhmu."Jelasnya masih tersenyum.

"Apa maksudmu…? Aku tidak mengerti…? Kalau aku masih hidup dan kamu sudah meninggal, bagaimana kita bisa seperti sekarang ini? Dan tempat apa ini?" Ucapku tambah bingung serta heran melihat di sekeliling ku hanya ruang hampa yang kosong.

"Nanti kamu akan tahu sendiri kenapa aku meninggal? Aku ingin kamu menggantikan diriku di dalam tubuhku, agar kamu bisa hidup kembali seperti yang selama ini kamu inginkan." Jelasnya tersenyum padaku.

"Apa maksudmu?" Tanyaku semakin tidak mengerti.

"Iya, kita sama sama telah di khianati dan di bunuh oleh orang yang kita cintai. Hanya saja bedanya, aku hanyalah gadis lemah yang tidak bisa apapun? Sedangkan kamu adalah gadis yang kuat dan sangat jenius, aku sangat yakin kamu pasti bisa bertahan hidup di duniaku."

"Duniamu…? Apa dunia kita berbeda?"

"Nanti kamu akan tahu, aku harap kamu bisa menemukan harapan hidup yang baru. Seperti yang kamu inginkan."

"Baiklah…Terima kasih sudah memberikan aku kesempatan kedua untuk hidup kembali." Balasku sembari tersenyum.

"Temukanlah takdir hidup dan jati dirimu yang sebenarnya di dunia baru mu ini."

"Apa kita tidak akan bertemu lagi?" Tanyaku sedih melihat diriku yang lain akan pergi, sedangkan aku masih hidup menggantikan dirinya.

"Jika nanti ada kesempatan, kita pasti akan bisa bertemu kembali, dan aku ingin memberikan ini untukmu." Ucapnya menyerahkan sebuah kotak perhiasan kepadaku.

Kotak kecil itu sangat indah dan terlihat sangat misterius, aku menerimanya dan menggenggamnya dengan erat.

"Bukalah kotak itu jika kau sudah kembali, kotak itu bisa membantumu di dunia barumu. Ketika kamu kembali nanti, sedikit ingatanku akan ada padamu, berjuanglah selalu dalam perjalanan hidupmu yang baru, terima kasih kamu mau kembali dan menjadi lebih kuat dariku." Ucapnya tersenyum.

Belum sempat aku mengucapkan terima kasih, bayangannya menghilang dari dalam cermin yang ada di hadapanku.

Seketika gelap kembali yang aku lihat di sekelilingku, dan kembali aku tidak sadarkan diri. Aku seperti tertidur nyenyak dan lelap dalam waktu yang lama.

Beberapa saat kemudian, aku terbangun dari tidur panjang yang ku rasakan, entah sudah berapa lama aku tertidur, akupun tidak tahu?

Aku duduk kembali di atas kain tipis untuk sedikit mengurangi rasa dingin lantai yang kurasakan. Aku mulai mengingat mimpi yang ku alami beberapa saat yang lalu, akupun mencari sesuatu yang aku tidak tahu itu akan nyata ataukah hanya mimpi saja?

Mataku melihat kotak kecil yang ku lihat dan ku terima dari alam mimpi ada di atas pangkuanku. Aku meraihnya dan tersenyum senang, karena apa yang ku mimpikan menjadi nyata? Kotak kecil ini benar-benar nyata ada di tanganku.

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung ke episode selanjutnya…

...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....

Jangan lupa vote dan like nya.

3. Tempat Apa Ini ?

Episode sebelumnya…

Beberapa saat kemudian, aku terbangun dari tidur panjang yang ku rasakan, entah sudah berapa lama aku tertidur, akupun tidak tahu?

Aku duduk kembali di atas kain tipis untuk sedikit mengurangi rasa dingin lantai yang kurasakan. Aku mulai mengingat mimpi yang ku alami beberapa saat yang lalu, akupun mencari sesuatu yang aku tidak tahu itu akan nyata ataukah hanya mimpi saja?

Mataku melihat kotak kecil yang ku lihat dan ku terima dari alam mimpi ada di atas pangkuanku. Aku meraihnya dan tersenyum senang, karena apa yang ku mimpikan menjadi nyata? Kotak kecil ini benar-benar nyata ada di tanganku.

...----------------...

Perlahan aku buka kota kecil yang ku dapatkan dari alam mimpi, di dalam kotak terlihat ada sebuah cincin dan kalung emas putih polos. Di kalung itu ada sebuah liontin bermata putih, terlihat sederhana dan tidak ada keistimewaan sama sekali.

Aku meraih cincinnya, lalu memperhatikan dengan seksama. Samar aku melihat ada ukiran sebuah nama di dalam cincin tersebut, tapi tidak begitu terlihat jelas karena ruangan yang sedikit mendapatkan penerangan cahaya.

Aku mencoba untuk memakainya di jari manis tangan kananku, sangat pas dengan ukuran jari manisku, seperti di buat khusus dengan menggunakan ukuran jariku. Ku angkat ke atas tanganku untuk melihat bagaimana penampilan jariku saat mengenakan cincin tersebut? Aku tersenyum melihatnya, terlihat sederhana tetapi tetap terlihat cantik dan mata cincinnya berkilau jika terkena cahaya.

Aku meraih kalung yang memiliki liontin di dalamnya. Dengan segera aku coba mengenakannya, kali ini aku tidak bisa melihatnya langsung karena tidak ada cermin. Aku hanya bisa melihat liontin putihnya yang terlihat sederhana tetapi terlihat tetap cantik.

Aku melihat kembali kotak yang ada di atas pangkuanku, aku lihat ada tulisan di dalam sana dengan menggunakan bahasa Inggris yang memiliki tulisan.

'Melihatlah isi di dalam dengan hati dan pikiran. Melihatlah isi di luar dengan mata. Satukan semua dalam kebaikkan. Rasakan duniamu ada dan nyata.' Ini tulisan yang ada di dalam kotak dengan bahasa inggris.

( Bahasa inggrisnya langsung di artikan oleh author ya.)

"Apa maksudnya? Seperti teka teki? Apa aku harus memusatkan pikiran dan hatiku dengan cara memejamkan mataku karena isi di luar tidak dapat kulihat dengan mata. Aku harus membayangkan dunia ku ada dan nyata, seperti di dalam mimpi. Apa ini ya artinya?" gumamku pelan.

"Aaaaahh....Aku coba saja." Gumamku lagi sembari memejamkan mata dan membayangkan dunia di luar sana.

Cukup lama aku memejamkan mataku seraya pikiranku membayangkan dunia di luar yang aku inginkan nyata. Beberapa menit kemudian, karena tidak ada sesuatu yang terjadi, akupun membuka mataku dan benar saja tidak ada perubahan apapun padaku? Tempat itu masih tetap sama seperti yang semula aku tempati.

Aku menarik dan menghembuskan nafasku yang kecewa. Aku berpikir, mungkin saja ada keajaiban yang akan terjadi padaku, tetapi nyatanya tidak ada apapun yang terjadi.

"Apa ini? Tidak ada apapun yang terjadi?" Gumamku kecewa dengan melihat kotak kecil tersebut.

Aku membaca sekali lagi tulisan yang ada di dalam kotak itu. Aku membacanya berulang kali, sembari memainkan cincin dan liontin yang aku kenakan. Kembali aku melihat cincin, liontin dan tulisan yang ada di dalam kotak itu secara bergantian. Terbesit dalam pikiranku, apa mungkin tulisan yang ada di kotak berkaitan erat dengan cincin dan liontinnya?

Akupun ingin mencoba sekali lagi, apa yang aku lakukan tadi? Dengan memegang cincin dan liontin yang ku pakai secara bersamaan, kemudian memusatkan pikiran dan hatiku.

Beberapa saat kemudian, aku merasakan ada cahaya yang sangat terang di depanku. Perlahan aku mencoba membuka mataku, dan betapa terkejutnya aku melihat taman bunga yang indah di depan mataku. Ada air terjun dan sungai yang juga indah serta jernih di sekelilingnya, ada hutan hijau yang sejuk untuk di pandang mata.

"Tempat apa ini? Di mana aku berada?" Ucapku bertanya pada diri sendiri sembari bangun dari dudukku.

Aku berjalan mendekati sungai dengan airnya yang begitu jernih dan bening, perlahan aku menanpung air dengan kedua telapak tanganku untuk meminumnya, karena aku sangat haus sekali. Entah sudah berapa lama aku tidak minum air, tenggorokakku terasa kering sekali.

Air sungai yang aku minum terasa segar dan manis saat melewati tenggorokakku. Aku meminum airnya sebanyak mungkin sampai hausku hilang dan merasa puas. Setelah itu, aku membasuh wajahku yang terasa kering dan kaku, air sungainya terasa segar dan sejuk menyentuh kulit wajahku.

"Aaaaaahh....segar sekali." Ucapku setelah selesai membasuh wajahku.

Aku diam sejenak karena melihat bayangan wajahku di dalam air, aku menggelengkan dan memejamkan mata karena ada yang salah dengan pantulan wajah yang aku lihat di dalam air sungai. Aku buka kembali mataku dan bayangan yang aku lihat tadi masih tetap sama. Pantulan wajah mirip dengan ku tetapi warna matanya yang berbeda. Warna mata di dalam air sungai berwarna biru jernih sama dengan warna mata seorang wanita yang mirip denganku, yang aku lihat di dalam cermin di alam mimpiku.

Aku mengerutkan keningku melihat pantulan tersebut, aku berpikir apakah aku masih bermimpi? Aku mencoba untuk bertanya pada pantulan di dalam air itu.

"Siapa kamu?" Tanyaku tetapi pantulan tersebut mengikuti gerakkan mulutku.

"Apa aku bermimpi lagi?" Tanyaku lagi, dan lagi lagi pantulan itu mengikuti gerakkan mulutku untuk bertanya.

"Ini bukan mimpi, ini nyata karena pantulan ini adalah aku. Tapi warna mata di bayangan ini berbeda dengan warna mataku yang asli." Ucapku yang masih melihat pantulan diriku yang ada di dalam air sungai.

"Siapa kau?" Tanya seseorang yang ada di belakangku, aku yang sangat terkejut membuat tubuhku tercebur ke dalam sungai, badanku basah kuyup.

Aku sangat kesal dengan seseorang yang tiba-tiba membuat ku terkejut, dengan cepat aku melihat ke arahnya. Aku terkejut dengan membulatkan mataku dengan sempurna, melihat seorang wanita cantik bak dewi khayangan dengan kecantikan yang sempurna. Matanya berwarna hijau bening, hidung mancung kecil, mulutnya yang kecil berwarna pink cerah berbentuk hati, warna rambutnya yang putih berkilau dan panjang tergerai hingga menutupi semua punggungnya.

Aku berpikir apa aku sedang bermimpi, ataukah aku yang sudah mati dan berada di surga yang indah saat ini? Dan wanita cantik ini adalah dewi penjaga surga? Aku yang masih berada di dalam air dan wanita cantik itu masih saling memandang.

"Siapa kau? Mengapa kau bisa berada di sini?" Tanyanya yang membuat aku sadar dari keterkejutanku.

"Aku Maharani Mikela." Jawabku singkat sembari bangun dari dalam air dan berjalan ke tepi sungai.

"Bagaimana kau bisa ada di sini?" Tanyanya lagi masih dengan wajahnya yang datar.

"Aku datang ke sini begitu saja." Jawabku dengan apa adanya, dan aku juga tidak bisa menjawab dengan jawaban yang lain. Sebab aku juga tidak tahu mengapa aku bisa ada di sini?

Wanita itu melihatku dan beralih pada liontin yang aku pakai, lalu pandangan matanya berpindah lagi ke arah cincin di jari manisku.

"Dari mana kau mendapatkan liontin dan cincin itu?" Tanyanya yang masih melihat ku datar.

"Aku mendapatkan liontin dan cincin ini dari seorang wanita di dalam cermin yang mirip denganku di alam mimpi." Jawabku apa adanya dan itu yang sebenarnya aku alami.

"Apa wanita itu menyebutkan namanya?"

"Tidak." Gelengku.

"Apa wanita itu mengatakan sesuatu?"

Aku diam dan berpikir sejenak, lalu menjawab.

"Dia hanya mengatakan bahwa aku adalah dirinya yang sudah sama-sama meninggal di waktu yang bersamaan. Aku bisa menggantikannya untuk hidup pada tubuhnya, dia juga memberikan aku kotak kecil yang berisi kalung liontin dan cincin ini. Dia juga memintaku menemukan takdir hidupku kembali di dalam duniaku yang baru ini. Seperti yang aku harapkan dan inginkan selama ini." Jelasku apa yang aku ingat pada saat berbicara dengan wanita di dalam cermin.

"apa kau tahu tulisan yang ada di dalam kotak itu?" Tanyanya lagi.

"Melihatlah isi di dalam dengan hati dan pikiran. Melihatlah isi di luar dengan mata. Satukan semua dalam kebaikkan. Rasakan duniamu ada dan nyata." Jawabku masih menatapnya.

(Bayangkan tulisannya dalam bahasa Inggris yang sudah author terjemahkan.)

"Kau bisa membaca dan mengerti arti tulisannya?" Tanyanya dan aku hanya menganggukkan kepala untuk menjawab.

"Kau tahu bahasa dan bentuk tulisan itu?" Tanyanya lagi.

"Iya tentu saja, kalau tidak bagaimana aku bisa membacanya." Jawabku yang mulai lelah akan pertanyaannya yang menurutku konyol.

"Akhirnya anda datang tuanku…" Katanya tiba-tiba mendekatiku dengan gerakkan cepat dan menggenggam kedua telapak tanganku.

Aku masih terkejut dengan apa yang di lakukannya secara cepat? Dia juga tersenyum manis ke arahku, perubahan mimik wajahnya secepat kita membalikkan telapak tangan.

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung ke episode selanjutnya…

...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....

Jangan lupa vote dan like nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!