NovelToon NovelToon

Jangan Salahkan Cinta

Eps 1. Lamaran

Hingga petang tiba Angga belum beranjak dari kursi kerja ataupun meninggalkan perusahaannya, Angga masih membuka tutup laporan proyek dan laporan bulanan karyawanya. Terlihat dari kaca karyawan satu persatu mulai meninggalkan ruang kerja mereka, ada yang terlihat sangat lelah ada juga yang bersendau gurau melupakan rasa lelah.

"maaf tuan saya belum berhasil untuk membujuk mereka," ucap Reza pelan.

"sudahlah, besok kita tetap kesana," ucap Angga selagi berjalan keluar ruangan hendak mengangkat telfon.

"sayang, kamu jadi ajak aku makan nanti malam ?," tanya seorang gadis manis.

"iya Sayang, ketemu disana aja ya, aku nggak jemput," jawab Angga pelan.

"oke sayang I love you," terdengar suara wanita yang manis diujung telfon.

Wanita itu tak lain adalah kekasih Angga, sudah 2 tahun saling kenal dan menjalin hubungan. Nama gadis kekasih Angga itu Sintya, dia gadis yang manis dan juga cantik serta memiliki karir yang bagus. Sintya cukup tinggi degan badan yang kurus tapi berisi. Sangat serasi dengan Angga yang tinggi, putih dan tampan serta pengusaha muda yang sukses.

Mobil yang dikendarai Angga pun melesat diantara macetnya jalan raya sore itu. Seperti biasa sore hari jalan pasti macet karena banyak orang pulang kerja.

"Tuan," ucap Reza.

"iya rez, ada apa ?," jawab Angga.

"Mengenai tempat dan hadiah yang Tuan inginkan sudah siap," jelas Reza.

"lanjutkan sesuai rencana," ucap Angga dengan pandangan yang tetap menatap ponsel.

Mobil mulai memasuki kawasan perumahan elit. Terlihat gerbang yang megah dan mobil pun memasuki halaman rumah diiringi salam dari para penjaga kemanan rumah tersebut. Angga mulai berjalan memasuki rumah bersama Reza dibelakangnya, terlihat juga beberapa pelayan membawakan tas dan alas kaki untuk Angga.

Angga masih duduk melepas penat di sofa ruang tengah ditemani Reza dan secangkir kopi. Karena nanti malam ada pesta kejutan untuk kekasih Angga jadi ia harus menemani Tuan nya hingga selesai.

"Tuan air hangat untuk mandi sudah siap" ucap Pak Tono menghampiri Angga setelah menyiapkan air hangat dikamar Angga.

"makasih pak,oiya Rez mandi dulu juga sana!," suruh Angga.

Angga mulai menapaki tangga menuju kamarnya di lantai atas, Pak Tono dan Reza juga meninggalkan ruangan. Reza biasa memakai kamar tamu dibawah jika ia tak pulang. Reza juga bersiap untuk pergi mengantarkan Angga.

"nyaman sekalih berendam air hangat, rasa capek ku hilang semua," gumam Angga

cukup lama Angga berendam, sampai jam menunjukkan pukul 18.30 ia baru meninggalkan kamar mandi.

Saat berjalan menuju ruang ganti Angga melewati cermin dan melihat otot tubuhnya yang mulai menghilang. Pertanda Angga harus rajin olah raga, ya memang akhir-akhir ini Angga terlalu sibuk kerja sampai lupa olah raga.

Kemeja berwarna biru soft, dibalut setelan jas berwarna navy membuat Angga terlihat sangat keren dan tampan. Tak lupa jam tangan dengan merek yang terkenal mahal itu juga di pakainya. Angga menyemprotkan parfum ke segala arah tubuhnya, Angga tidak mau kalau sampai ada bau tak sedap berasal dari tubuhnya.

tokk tok tokk

"permisi apakah Tuan sudah siap ?," seru Reza di balik pintu.

"masuk!," teriak Angga.

"Tuan mobil sudah siap," ucap Reza masuk kedalam kamar Angga.

"ayo kita berangkat aku tidak mau terlambat!" ucap Angga sambil berjalan meninggalkan kamar dan menuju lantai bawah bersama Reza.

"Tuan ini pesanan anda," Reza memberikan satu kotak kecil kepada Angga.

Angga dengan sigap mengambil dan memasukan kedalam sakunya.

Sesampai di mobil dan duduk dijok belakang Angga membuka kotak yang diberikan oleh Reza, melihat isi kotak itu raut muka Angga terlihat bahagia. Reza sudah menyalakan mobil dan membawa Angga menuju kesalah satu restoran ternama dikota ini.

"kerja bagus Rez, Sintya pasti suka ini," ucap Angga.

"terima kasih Tuan, nona pasti suka saya yakin itu," ucap Reza.

"tapi aku sedikit deg-deg nih, nggak pernah aku kayak gini tuh ke cewek," ucap Angga.

"Tuan tenang saja, saya yakin Nona akan sangat senang," ucap Reza menenangkan Angga.

"alay nggak sih Rez ?," tanya Angga lagi.

"tidak Tuan, ini namanya romantis,,hehe" ucap Reza sedikit tertawa dengan pertanyaan bosnya.

"ngledek aku kamu Rez," ucap Angga sok-sokan marah.

"tidak Tuan, mana berani saya menertawakan Tuan," jelas Reza masih menahan tawa.

Malam ini rupanya hari ulang tahun Sintya, Angga sudah menyiapkan kejutan yang bagus.

Mobil sudah sampai ditempat parkir restoran, terlihat Angga keluar dari mobil diiringi Reza dibelakangnya. Terlihat Angga memakai jas rapi dan rambut yang rapi serta aroma parfum tercium walau Angga sudah berjalan meninggalkan tempar parkir. Angga memang cukup terkenal sebagai seorang pengusaha tersohor dan kaya raya. ketampanannya membuat banyak wanita ingin mendekati. Namun sayangnya Angga sudah memiliki kekasih, membuat para wanita hanya bisa memandanginya dan menunggu celah bila ada kesempatan.

Malam itu Angga menyewa satu lantai restoran untuk memberi kejutan pada Sintya, restoran ini memiliki beberapa lantai. Lantai tempat Angga disulap menjadi tempat yang sangat romantis dengan banyak lilin-lilin kecil. Angga bersiap-siap karena kabar dari Reza pacarnya sudah sampai dan bersiap untuk naik.

"Happy Birthday," ucap Angga sambil berdiri.

Betapa terkejutnya Sintya yang baru memasuki lantai tersebut melihat Angga berdiri sambil membawa bunga.

Sintya berjalan pelan mendekati Angga, Sintya sangat bahagia karena Angga yang dia kenal adalah sosok yang cuek dan tidak romantis namun perhatian.

"sayang ini semua kamu yang siapkan?," tanya Sintya sambil meraih bunga ditangan Angga merasa tak percaya bahwa ini kenyataan.

"iya, ini semua kejutan untuk kamu syang," ucap Angga meyakinkan Sintya.

"makasih sayang," ucap sintya dengan mata berkaca-kaca.

Mereka berjalan menuju meja ditengah, meja yang dipenuhi hiasan-hiasan dari bunga segar dan lilin-lilin kecil membuat suasana semakin romantis. Reza berdiri diujung lantai untuk memastikan semua berjalan dengan lancar.

Para pelayan mulai memberikan minuman dan makanan pembuka. Tiba-tiba Angga mengulurkan tangan memberikan satu kotak kepada Sintya.

"Apa ini sayang ?," tanya Sintya

"maukah kamu menikah dengan ku," ucap Angga membuka kotak kecil itu.

Dengan hati berdebar Sintya melihat apa yang dilakukan Angga kekasihnya, ntah dia masih binggung dan syok dengan apa yang Angga ucapkan.

"sayang," ucap Angga memecah lamunan Sintya.

"makasih sayang, aku mau menikah dengan mu," jawab Sintya

Rupanya malam itu Angga tidak hanya memberi kekasihnya kejutan ulang tahun Angga juga melamar Sintya. Kotak kecil yang sedari tadi Angga pegang berisikan cincin dengan berlian yang sangat besar dan indah.

Angga sengaja menyiapkan semua kejutan ini sudah jauh-jauh hari sebelumnya. Tak disangka seorang Angga yang cuek dan tak romantis bisa menjadi romantis untuk malam ini.

.

.

.

~Terima kasih yang sudah mampir 🙏😊 ~

Jangan lupa like, komen, terus tekan favorit biar nggak ketinggalan up episodenya 😘❤️

Eps 2. Transaksi

"Praaakkkkk"

Tampak Reza dan beberapa petugas keamanan sedang menghentikan seorang lelaki yang menghancurkan kaca resto. Seketika seluruh keamanan berkumpul semua mencoba menangkap lelaki itu.

"dasar wanita jal*ng," seru lelaki itu.

"diam dan pergi dari sini! usir lelaki ini dari sini," seru Reza.

"HEI WANITA S*AL AKU TIDAK AKAN TINGGAL DIAM ! WAAH WAAA LEPASKAN AKU!," teriakan lelaki sembari diseret keluar oleh anak buah Reza dan petugas keamanan.

"sayang aku tidak kenal lelaki itu dan aku mau menikah dengan mu," ucap lembut Sintya.

"tunggu sayang, kamu kenal pria tadi ?," tanya Angga

"mana mungkin aku kenal pria kurang ajar seperti itu sayang," ucap Sintya

"baiklah, jadi kamu mau menjadi istriku sayang ?," tanya Angga sembari memakaikan cincin ke jari manis Sintya.

"aku mau menjadi istri kamu sayang," jawab Sintya lembut dan tanpa sadar meneteskan air mata. Anggapun langsung menyeka air mata Sintya dan mengecup kening Sintya.

"terima kasih sayang," ucap Angga.

"iya sayang, I Love You sayang," ucap Sintya.

"I Love You Too sayang, ayok kita makan," ucap Angga

"iya sayang" jawab Sintya.

Makan malam berlalu dengan lancar meski ada hal yang tidak terduga. Angga mengantar Sintya pulang kerumahnya dan segera kembali pulang kerumahnya.

"selidiki siapa pria diresto tadi!," suruh Angga

"siap Tuan akan saya selidiki," jawab Reza.

"aku akan masuk segeralah pulang," ucap Angga.

"baik Tuan," jawab Reza.

Terlihat Angga berjalan memasuki rumah bersama beberapa pelayan dan Reza segera kembali.

Pagi yang cerah serta suara kicauan burung membuat suasana pagi terasa hangat dan segar. Angga tentu sudah rapi memakai setelan jas untuk berangkat ke kantor.

"pagi Tuan, " sapa pak Tono

"pak tolong rumah belakang difungsikan lagi karena saya mau menambah art dalam waktu dekat," ucap Angga.

"Baik Tuan, rumah belakang akan saya bereskan," ucap Pak Tono.

"oiya jangan lupa laporkan jika ada hal yang aneh di rumah," suruh Angga.

"baik Tuan," jawab Pak Tono.

Setelah selesai sarapan Angga bergegas berangkat keperusahaan. Mobil mewah itu tampak meningalkan rumah dan menuju salah satu gedung perkantoran dipusat kota. Hari ini Angga ada rapat penting dengan rekan bisnisnya, namun....

brakk brakkk semua yang ada diatas meja kerjanya berantakan

"kurang ajar beraninya dia mempermainkan kita," ucap Angga marah.

"maaf Tuan saya gagal, silahkan hukum saya," ucap Reza

" tidak ini bukan salah mu, kita balas perbuatan mereka," ucap Angga penuh kemarah an

~Malam sebelum Rapat~

Setelah Angga memasuki rumah rupanya Reza tidak langsung pulang, ia melajukan kendaraanya ke sebuah hotel. Ya benar sekalih ia sedang berusaha semaksimal mungkin.

"selamat malam pak," sapa Reza.

"rupanya kamu belum menyerah semalam ini mengajak ku bertemu Reza, hahaha," Ucap lelaki tua yang bernama Pak Rio ternyata ia adalah salah satu pengusana yang bisnisnya cukup bagus.

"silahkan dilihat pak," ucap Reza.

"kamu kira saya akan tergoda dengan uang satu koper mu itu ? hahahah," jawab Pak Rio menertawakan Reza.

"jika bapak dalam rapat besok bisa menyerahkannya pada Tuan Angga koper itu akan berkali-kali lipa," jelas Reza dengab nadi dingin.

"sudah malam silahkan pulang," usir Pak Rio.

"Tuan bisa mempertimbangkan tawaran Tuan Angga sampai rapat besok," ucap Reza.

"kita lihat besok Reza, hahaha," jawab pak Rio lalu pergi meninggalkan Reza.

"kurang ajar, bisa mampus aku sampai ini gagal," gumam Reza sambil pergi membawa kembali uang satu kopernya.

~ Rapat ~

"baiklah semua rekan-rekan keputusan Pak Rio kali ini ia akan menjual 60% sahamnya kepada pak Aditya, dengan syarat dan penawaran paling mengiurkan yaitu 10jtdolar," seru notulen

Pak Rio berencana mundur dari bidang ini karena perusahaannya mengalami krisis, tp kenapa para pengusaha mengincar perusahaan yang sedang krisis ? karna para pengusaha lain tau betul krisis apa yang sedang ia alami dan seberapa banyak peluang pasarnya, terutama bagi Angga yang kompetitornya.

Bisa dibayangkan bila perusahaan yang awalnya lawan bisa dikuasai itu akan membuatnya semakin kaya raya. Tapi perusahaan itu malah jatuh ke tangan Adit.

"Baiklah Reza kita akan buat perusahaan itu jatuh, !" ucap Angga.

"baik Tuan saja akan pikirkan," ucap Reza

Kilau sinar matahari menyinari ruangan Angga itu menandakan hari sudah sore.

"Rez sudah kamu urus pria di resto kemarin?," tanya Angga.

"sudah Tuan, pria itu salah satu pemilik Hotel X yang bangkrut beberapa tahun lalu," jelas Reza

"tunggu, hotel X yang mewah disudut kota itu ?," tanya Angga.

"Benar Tuan, pria itu bernama Bryan dia tersandung kasus penipuan sehingga seluruh hartanya hangus," jelas Reza.

"cukup menarik, tp apa hubungannya dengan Sintya ?," tanya Angga.

"maaf Tuan saya belum tau. saya masih mencari tau Tuan," jelas Reza.

"hmmm," gumam Angga.

Angga dan Reza meninggalkan kantor dan menuju rumah, sesampai dipagar rumah dari jauh terlihat sosok wanita.

"sayang" panggil Sintya sambil melambaikan tangan. Angga keluar dari mobil dan menyambutnya.

"Sayang aku bawain sop buntut kesukaan kamu," ucap Sintya.

"makasih, bukannya kamu sore tadi harusnya pergi ke Paris untuk pemotretan ?," tanya Angga.

"iya syang, tapi ditunda sama pihak sana," ucap Sintya sembari mengajak Angga masuk kedalam rumah.

"tidak biasa job mu di cancel dan km tidak marah ?," tanya Angga binggung.

"sayang aku capek kalo marah-marah terus tau," jawab Sintya dengan nada manja.

"tunggu aku diruang makan aku mau mandi bentar dan ganti baju," ucap Angga. Angga berjalan menaiki tangga dan Sintya menuju ke ruang makan menyiapkan sop buntut yang di bawanya.

"kenapa sikap sintya jadi manis, bukannya dia paling marah kalo tiba-tiba job di batalkan. ntahlah" ucap Angga dalam hati sembari ganti baju selesai mandi lalu berjalan keruang makan.

"Sayang kamu sudah tentukan kapan kita akan menikah ?," tanya Sintya.

"hmmm aku punya rencana pertengahan tahun depan, gimana menurut kamu ?," tanya Angga.

"gak terlalu lama tu yang ," ucap Sintya.

"cukup, aku juga sudah mulai menambah art dan siapin semua kebutuhan kamu nanti saat tinggal disini," Angga sambil mencubit pipi Sintya.

"kita tinggal disini sayang setelah menikah ?," tanya Sintya seakan-akan tak percaya.

"iya kenapa sayang ?," tanya Angga binggung.

"Rumah ini bukannya terlalu tua buat pasangan muda kayak kita sayang," ucap Sintya.

"aku rasa cukup bagus dan besar apa lagi yang kamu butuhkan sayang ?," tanya Angga.

"Aku mau kita beli rumah lagi sayang," ucap Sintya.

"aku mau kita tetap disini sayang, kalau kamu mau rumah bukannya kamu sudah punya?," jelas Angga.

"Sayang kita sudah pernah bahas ini saat pacaran kenapa masih dibahas lagi ?," ucap Angga.

"katanya kamu cinta sama aku masa kamu beliin aku rumah baru buat kita gak mau sayang !," bentak Sintya.

"bukannya gitu sayang, rumah ini lebih dari cukup buat kita berdua bahkan anak-anak kita nanti," jelas Angga.

"pokoknya aku mau rumah baru setelah kita menikah, titik!," Sintya berjalan pergi.

"sayang tunggu," ucap Angga. Angga beranjak mengejar Sintya yang berjalan pergi.

"baiklah aku berikan kamu rumah atas namamu," ucap Angga.

"serius sayang?," ucap Sintya lalu memeluk Angga.

Angga rela memberikan apapun yang Sintya minta karna ia sangat mencintainya. Sejak ia mengenal Sintya dua tahun lalu disebuah pameran ia memang mulai tertarik. selain cantik ia sangat cerdas dalam bidang fashion dan modeling.

Tapi ntah kenapa sejak kejadian ia melamar diresto dan muncul pria tidak dikenal cukup menggangu pikirannya.

"Selamat Pagi Tuan silahkan sarapanya," Pak Tono.

"makasih pak Tono," Angga.

"Tuan kemarin saya menemukan ini terjatuh dari tas nona Sintya saat menyiapkan makan malam," ucap Pak Tono menyodorkan kertas.

"hmmm transaksi ?," ucap Angga.

.

.

.

.

.

~Terima kasih yang sudah mampir 🙏😊 ~

Jangan lupa like, komen, terus tekan favorit biar nggak ketinggalan up episodenya 😘❤️

Eps 3. Bunuh Diri

Tengah malam yang sepi Angga duduk bersandar di tempat tidur sembari memainkan ponsel miliknya membalas chat Sintya si pacar kesayanganya itu.

"sial, kenapa pikiran ku terusik oleh pria tidak jelas itu !," teriak Angga sambil terus berpikir.

"Sintya dulu bilang tidak punya orang tua dan kehidupan mereka berada ditepi kota tapi beberapa tahun ini saat aku sudah mengenalnya dia cukup kaya, lalu pria kemarin datang mengolok-olok seakan punya dendam, hmmm seperti ada yang disembunyikan dariku," Angga mulai menghubungkan apa yang ia ketahui dan apa yang terjadi.

Malam semakin larut suara sunyi semakin mencekam dan semua orang sudah tertidur lelap.

"Tuan," tok tok tok suara pak Tono mengetuk pintu Angga.

"Tuan sarapan sudah siap," Seru Pak Tono Lagi.

" duh kenapa gak disaut yaa gak biasanya Tuan jam segini belum siap, mau masuk tapi aku takut," ucap lirih pak Tono didepan pintu.

"tau lah masuk aja," ucap pak Tono sembari memegang gagang pintu dan membukanya.

"Tuan Sarapan dan mobil sudah siap," Ucap pak Tono. Pak Tono melihat kamar tak tampak sosok Angga disana, pikiran Pak Tono mulai bermacam-macam takut terjadi apa-apa. Pak Tono berjalan menuju kamar ganti dan ahhh ternyata Tuanya sedang mandi.

" Ada apa pak ? aku bangun kesiangan tolong bilangin Reza suruh siapin kalo aku sarapan dikantor aja pak," Ucap Angga sembari keluar kamar mandi.

" Maaf Tuan saya lancang tadi khawatir karna saya ketok-ketok tidak ada sautan," jelas Pak Tono.

"Sudah tak apa, aku siap-siap dulu jangan lupa bilang ke Reza yang tadi saya suruh," ucap Angga.

" Siap Tuan," ucap Pak Tono.

Jam sudah menunjukan pukul 09.00, mobil pun melesat menuju ke kantor, karena jam macet sudah lewat jadi kekantor sedikit lebih cepat. Angga keluar dari mobil dan memasuki lobi depan kantor menuju ke lift untuk keruangannya. Ruangan Angga berada di lantai paling atas yaitu lantai 15.

"Tuan silahkan sarapannya," ucap Reza.

"kamu sudah sarapan Rez ?," tanya Angga.

"Sudah Tuan, oiya Tuan setelah saya selidiki Bryan itu ditipu oleh istrinya, ternyata Bryan sudah pernah menikah namun belum go publik Tuan," jelas Reza.

"aneh sekalih, terus?," ucap Angga.

"karena istrinya berasal dari keluarga biasa di pinggir kota keluarga Bryan malu Tuan, sehingga orang tuanya tidak merestui," jelas Reza.

"lalu kamu tau siapa istrinya ?,"tanya Angga.

"nama istrinya Widya Tuan," ucap Reza.

"lalu apa hubunganya sama Sintya sihh?," tanya Angga semakin binggung.

"maaf Tuan saya belum tau, seperti yang Tuan ketahui mantan pacar Nona cuman 1 bernama Antony itu pun bukan di kota ini," jelas Reza.

" sudah lah kamu selidiki dulu, mana berkas yang harus aku lihat?,"tanya Angga menyingkirkan piring bekas sarapannya.

Reza berjalan ke meja kerjanya yang berada di ruang sebelah bosnya itu, dan kembali membawa setumpuk map dan menaruhnya di meja bosnya. Anggapun sibuk melihat dokumen-dokumen serta laporan perusahaan.

"Sayang, makan siang yuk," ucap Sintya.

"Kamu kesini gak bilang-bilang sayang ," ucap Angga.

"kejutann dongg," jawab Sintya.

"kamu mau makan dimana sayang," ucap Angga sambil membelai rambut panjang dan wangi milik Sintya.

"gimana kalo kita makan steak di resto itu sayang?" ucap Sintya.

"aku tlfon Reza dulu ya," ucap Angga.

"Rez tolong siapkan mobil aku mau makan siang diluar," ucap Angga.

Angga jarang sekalih makan siang diluar karna siang hari ia lebih suka makan salad buah ataupun sayuran yang sudah disiapkan. kecuali ada rapat bersama klient ataupun rekan bisnisnya.

Terlihat dari dalam mobil para penjual es pedagang kaki lima rame sekalih karena siang ini cuaca sangat panas. Mobil pun melaju ke arah resto steak yang Sintya inginkan tadi bersama Angga dan tak lupa Reza selalu ada dimana pun Angga berada. Makan siang bersama kekasih sangat membuat Angga senang, hingga ia memiliki semangat lagi untuk bekerja.

"Sayang kita nikah tgl 2202022 gimana," pinta Sintya

"bukannya itu bulan depan sayang?," tanya Angga.

"iya lebih cepat lebih baik syang," ucap Sintya.

"tapi itu terlalu cepat sayang, belum lamaran juga kita," jelas Angga.

"mana perlu yang seperti itu sayang, aku sudah tidak punya orang tua dan hidup sendiri," jelas Sintya.

"aku pikirkan itu nanti syang," ucap Angga sambil mengecup dahi kekasihnya.

"makasih syang, kita itu sama-sam sudah tidak punya orang tua aku gak mau kalo sendirian terus," rengek Sintya.

" Iya iya sayang, lalu kamu mau mas kawin apa ?," tanya Angga.

"aku mau cincin berlian, dan rumah baru untuk kita,itu sudah cukup sayang aku itu cinta banget sama kamu," ucap Sintya sambil terus memeluk angga.

"gampang soal itu sayang, aku juga cinta sama kamu," jawab Angga.

Angga selesai makan siang langsung kembali keperusahaan. Mobil sudah memasuki depan lobi, Angga keluar dan memasuki kantor, Sintya pun juga pergi meninggalkan kantor.

"Permisi Pak Reza," ucap salah satu resepsionis.

"iya ada apa ?," tanya Reza. Angga terus berjalan keruangannya meninggalkan Reza.

"Ada orang yang mau bertemu Pak," sambil menunjuk seseorang diruang tunggu.

"siapa si, kenapa gak bikin janji dulu aku lagi sibuk," ucap Reza.

"orangnya ngotot mau ketemu pak," jelas mbak resepsionis.

"oke lah aku temui," ucap Reza.

Reza berjalan meninggalkan resepsionis dan menuju ke ruang tunggu. Setiba dipintu ia kaget melihat sosok yang ternyata ia ketahui itu siapa.

"maaf soal kemarin," ucap pria itu.

"mau apa kamu ?," tanya Reza.

"aku cuma mau ingatkan untuk jauhi wanita ini !," menunjuk foto wanita di hpnya.

"apa urusanya denganmu ?," tanya Reza kesal.

"dia wanita jahat aku sudah 2th lebih mencarinya!," jelas pria itu.

Ternyata lelaki yang menemui Reza adalah Bryan yang beberapa hari lalu menggacau direstoran. Dan Bryan juga menunjukan foto wanita yang Reza kenal itu bernama Sintya.

"apa yang aku bisa percaya dari ucapan mu?," ucap Reza.

"aku mau Angga bekerja sama dengan saya," minta Bryan.

"untuk apa ? Bos saya sangat mencintai gadis itu," bentak Reza.

"Aku sudah ingatkan baik-baik, dan aku akan berusaha untuk membuka kedok wanita itu. jadi jangan salahkan saya kalo setelah ini saya akan bermain kasar!," ucap Bryan menepuk pundak Reza dan meninggalkannya.

"hahh sudah gila karena bangkrut rupanya," ucap Reza.

Reza berjalan menuju ke ruangan bosnya dan menceritakan apa yang barusan terjadi, Angga pun meminta untuk menyelidiki lebih dalam apa yang terjadi.

beberapa hari kemudian....

"pemirsa telah terjadi kasus bunuh diri di salah satu apartemen, diketahui seorang pria bernama Bryan berusia kurang lebih 30th dengan luka dileher, saat ini polisi sedang mengevakuasi dan akan melakukan autopsi"

.

.

.

.

.

.

~Terima kasih yang sudah mampir 🙏😊 ~

Jangan lupa like, komen, terus tekan favorit biar nggak ketinggalan up episodenya 😘❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!