NovelToon NovelToon

Dendam Sang Mantan

ARTYCA MONA RAHARDJO

Mona adalah seorang wanita cantik dengan karir yang cemerlang, berlatar belakang sangat baik dengan orang tua yang begitu kaya,bagaimana tidak ayahnya adalah seorang pebisnis furniture yang besar. Namun kesombongan tidak pernah ada dalam benaknya sekalipun dia adalah pewaris bisnis ayahnya kelak. Baginya selama harta itu bukan hasil keringatnya sendiri ia menganggap dirinya hanyalah manusia biasa yang menumpang hidup oleh orang tuanya.

Maka tak jarang orang begitu menyukai sikap Mona yang ramah serta suka membantu sesama, sehari-hari setelah ia lulus dari Universitas ternama ia harus disibukkan oleh berbagai pekerjaan yang membuatnya merasa ingin menjadi manusia yang memiliki keluarga sederhana. Hingga suatu saat ia merasa sesak dengan lingkup kehidupan yang serba mewah serta orang tua yang selalu menuntut dirinya sempurna.

"Ayah bisakah engkau memberiku sedikit saja waktu untuk menjernihkan otak"

ucap Mona kepada tuan Hardjo

"Mona,sudah tidak ada waktu untuk bersantai saat ini klien kita menunggu hasil kerja kita selama ini"

ucap ayahnya dengan nada tinggi

Lagi-lagi Mona hanya dapat menuruti kata-kata ayahnya ia sering pergi keluar kota untuk menemui beberapa klien mendampingi sang ayah.

Ya memang tanggung jawabnya sebagai anak pertama sangatlah sulit,ia harus terlihat kuat karena dirinyalah yang menjadi contoh untuk adik perempuan satu-satunya yang ia miliki.

Siang itu Mona terbang ke Surabaya untuk bertemu dengan rekan bisnis ayahnya,ia yang setiap harinya hanya mengurusi pekerjaan sampai-sampai harus menghabiskan weekend untuk sebuah pekerjaan saja.

Setelah menemui rekan bisnis ayahnya ia kembali terbang ke Semarang bersama asisten ayahnya yang tak lain Agus,masa muda Mona ia habiskan hanya untuk bisnis karena memang itulah tuntutan yang tidak bisa ia tawar lagi.

"Nona setelah tiba di Semarang akan ada beberapa klien yang akan meminta negoisasi dengan kita saya harap anda dapat memenangkan hati mereka"

ucap Agus

"Bukankah memang itu pekerjaanku pak Agus?? bahkan dihari Minggu tidak pernah ada dalam benakku"

balas Mona

"Semua itu nantinya untuk anda nona, perusahaan ini hasil kerja keras anda ini akan menjadi milik anda nantinya"

"Kalau boleh saya memilih,saya ingin sekali terlahir di keluarga yang sederhana saja. Dimana aku bisa menjalani kehidupan normal bukan gila kerja yang seperti ayah mau"

"Saya mengerti posisi anda nona,maka saya mencoba menguatkan anda supaya tidak merasa terbebani oleh semua ini"

Tanpa terasa mereka berdua telah sampai di Makasar,Mona yang hanya sempat beristirahat diperjalanan merasa berat dengan hidup ini.

Setelah semua meeting selesai Mona meminta kepada pak Agus untuk memberinya waktu sehari tinggal di kota itu,meski pak Agus agak sulit memberikan izinnya karena ia tahu tuan Hardjo pasti akan marah karena itu akhirnya pak Agus memberikan waktu untuk Mona sekedar istirahat dan jalan-jalan.

Pak Agus memutuskan untuk memesan hotel untuk Mona dan dirinya,sembari memikirkan alasan untuk ijin kepada Tuan Hardjo.

"Nona sembari anda berjalan-jalan saya harap anda bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin,saya akan pergi beristirahat dan menemui anda ketika makan malam nanti"

"Terima kasih pak Agus saya akan kembali sebelum makan malam"

Mona bergegas melajukan mobilnya ia merasa bebas karena mengendarai sendiri tanpa ada pak Agus,ia pergi ke sebuah mall berbelanja pakaian dan memanjakan diri disebuah spa.

Setelah semuanya selesai ia mampir makan siang disebuah warung makan sederhana ditepi jalan, keinginannya yang sedari dulu belum pernah terwujudkan yaitu merasakan sensasi makan di tepi jalan.

Terlihat seorang ibu setengah tua duduk didalam tenda sederhana itu ia menyambut kedatangan Mona dengan senyum.

"Monggo mbak ngersakne nopo?"

ucap ibu itu

Mona yang pernah belajar bahasa Jawa oleh teman sekampusnya merasa sedikit paham perkataan ibu tersebut

"Maaf Bu saya ingin makan"

jawab Mona lembut

"Oh nggeh mbak ajeng ngersakne lauk nopo?"

Mona meminta ibu tersebut menyiapkan sepiring penuh nasi panas dengan berbagai sayur dan lauk pauk kemudian memakannya dengan sangat lahap.

Ibu tersebut tersenyum senang melihat Mona makan dengan lahapnya sampai ia hampir tersedak karena terkaget dengan suara klakson bus yang begitu kencang.

"Hati-hati nduk jangan buru-buru"

ucap ibu itu

Mona yang merasa hidungnya seperti terbakar karena makanan pedas membuatnya tersedak,melihat air didalam gelas Mona telah kosong ibu itu dengan sigap mengisinya lagi.

Saat Mona sedang asyik makan tiba-tiba datang seorang pria memandanginya yang masih meneruskan makannya. Ia menghampiri ibu penjual nasi tersebut seraya berbisik

"Bu dimana ibu menemukan gadis kelaparan itu"

celetuk laki-laki yang ternyata anak penjual nasi tersebut.

Sang ibu hanya tertawa sambil mencubit pinggang anaknya,setelah Mona selesai makan dengan beberapa piring kotor dihadapannya dan tangan yang penuh dengan kotoran sisa makanan membuatnya terpana karena ia dapat menghabiskan itu semua.

Tersadar bahwa sedari tadi beberapa pembeli lainnya dan ibu penjual nasi tersebut memandanginya,Mona merasa heran kenapa dengan mereka ia bertanya kepada ibu penjual nasi tersebut.

"Apakah ada yang aneh dengan saya??"

tanya Mona kepada ibu tersebut

"Tidak nona hanya saja orang disini kaget karena ada cewek yang makan begitu banyaknya"

celetuk anak laki-laki itu

Mendengar penuturan laki-laki tersebut Mona merasa malu tetapi pendiriannya teguh karena ia merasa membeli dan tidak mencuri untuk apa malu.

"Memangnya kenapa kalau cewek makan banyak? memang hanya laki-laki saja yang boleh?"

ucap Mona dengan nada agak tinggi

Melihat anaknya dan Mona beradu argumen ibu penjual nasi tersebut segera menengahinya,

"Sampun mboten wonten salahe mbak tiang maem katah mergi luwe"

ucap ibu tersebut lembut

Laki-laki tersebut hanya diam dan memunguti piring bekas Mona makan

"Bu bolehkan saya membungkus nasi dengan sayur itu,tunjuk Mona diatas gundukan sayur urap"

"Boleh mbak,ajeng ngersakne pinten ?"

"Satu saja Bu sama tahu tempe gorengnya sekalian"

Ibu tersebut membungkus kan nasi panas dan urap lengkap dengan tahu tempe yang baru saja ia angkat dari penggorengan

"Berapa Bu semuanya?"

"Empat enam mbak"

jawab itu tersebut

"Empat enam bu??"

teriak Mona saking kagetnya

"iya mbak !!"

"Tapi saya makan banyak lho Bu,saya pakai ikan telur dan beberapa makanan kecil lainnya"

ujar Mona yang merasa harga itu tak sebanding dengan semua yang baru saja ia makan

Mona yang merasa harga itu tidak sebanding dengan kenikmatan yang ia dapatkan bermaksud membayarnya lebih.

"Mbak ngapunten ini uangnya banyak sekali"

ucap ibu itu sedikit bingung

"Iya Bu,sisanya buat ibu ya"

"Jangan mbak ini saya kembalikan saja"

"Bu anggap saja ini titipan dari Allah buat ibu ya"

Ibu itu berkaca-kaca sembari menjabat tangan Mona ia berkali-kali mengucapkan terima kasih pada wanita muda nan cantik tersebut.

"Kalau boleh tahu ibu sudah berapa lama jualan disini,melihat kondisi warung ibu yang hampir rubuh dimakan waktu"

tutur Mona

Kondisi warung tersebut memang hampir rubuh apalagi ketika kendaraan besar melintas dan angin kencang menerpa tenda tua itu.

"Kalau boleh tahu nama ibu siapa?"

tanya Mona lagi

"Saya ibu Siti mbak,biasa dipanggil mbok Siti"

tutur ibu itu

"Ibu tinggal disini juga?"

"Iya ibu tinggal dibelakang kantor itu"

ucap ibu Siti sambil menunjuk sebuah gedung koperasi di ujung jalan sana

"Kalau begitu lain kali saya akan mampir lagi Bu,ibu sehat-sehat ya"

Mendengar penuturannya ibu Siti merasa senang karena ia mendapatkan pelanggan seorang gadis cantik nan baik.

ARTYCA MONA RAHADRJO

Hai Mona

Setelah selesai makan Mona kembali ke hotel tempat ia menginap,tepat pukul 15.00 ia sampai di kamarnya dan segera membersihkan diri.

Setelah semuanya selesai ia segera pergi turun ke lobi untuk menemui Pak Agus untuk makan malam

"Sudah lama pak menunggu saya?"

ucap Mona mengangetkan pak Agus yang sedari tadi sudah menunggunya

"Tidak non,baru saja saya sampai"

"Kalau begitu kita segera makan setelah ini saya akan istirahat,rasanya capek sekali setelah berkeliling kota seharian"

"Baik non"

Pak Agus dan Mona pergi menuju restoran yang ada di lantai tiga hotel tersebut.

Usai makan malam Mona kembali ke kamarnya dan berganti pakaian,ternyata dia tidak benar-benar istirahat. Ia hanya mencari alasan kepada pak Agus agar dapat keluar kamar sementara pak Agus mengira Mona telah tertidur.

Mona memesan sebuah taksi agar tidak membuat pak Agus curiga,ia menyambangi kediaman Bu Siti si penjual nasi di pinggir jalan.

Setelah sampai di ujung gang tempat Bu Siti tinggal Mona melihat laki-laki yang tak asing dan ternyata dia adalah laki-laki yang mengejeknya makan tadi siang.

Laki-laki itu sedang memungut botol bekas dan beberapa kardus ditempat sampah ujung gang itu,Mona menghampirinya dan bertanya tentang apa yang sedang dilakukan oleh laki-laki tersebut.

Ternyata selain membantu Bu Siti di warung ia juga menyempatkan diri mengumpulkan barang-barang bekas untuk menghasilkan uang tambahan.

Mendengar penuturan laki-laki tersebut Mona merasa semakin iba terhadap keluarga Bu siti.ia meminta laki-laki tersebut mengantarkannya menemui Bu Siti yang tak lain adalah ibu laki-laki itu.

sesampai dirumahnya Bu Siti kaget melihat Mona datang bersama anaknya

"Ada apa mbak kemari?"

tanya bu Siti lembut

"Siang tadi bukankah saya sudah bilang kalau ingin ke rumah ibu"

tutur Mona

"Oalah iya mbak,saya kira bercanda lagi pula mana ada wanita cantik mau singgah ke gubug reyot saya ini"

Melihat kondisi rumah Bu Siti yang cukup kecil dan hanya terbuat dari papan bekas beratapkan seng bekas membuat hati Mona miris.

Ia tinggal di rumah yang begitu besar dengan semua fasilitas yang lengkap sedangkan dibawahnya masih ada banyak orang yang begitu membutuhkan.

Mona bertanya kepada anak Bu Siti yang sedari tadi memandanginya heran

"Oh ya kalau boleh tahu siapa namamu? sedari tadi kita ngobrol tapi tidak saling kenal"

ucap Mona

"Maaf saya kira anda tidak ingin mengenal saya,nama saya Arief"

ucap laki-laki itu

"Saya Mona"

mengulurkan tangannya

"Oh ya apa tujuanmu kemari Mona?"

tanya Arief

"Saya hanya ingin menawarkan tempat tinggal yang layak dan beberapa pekerjaan untukmu"

ucap Mona

"Jangan mbak siang tadi anda sudah cukup membantu ibu,jangan sampai keluarga ibu merepotkan lagi"

ucap Bu Siti

"Tidak bu,saya hanya menawarkan jika memang ibu dan Arief setuju jika memang tidak saya tidak akan memaksa"

"Memangnya mbak ada kerjaan apa untuk anak saya? lagi pula anak saya cuma tamatan SMA itupun bukan sekolah yang bagus"

ucap Bu Siti sedih

"Kalau boleh tahu berapa saudara Arief Bu?"

"Arief adalah anak saya satu-satunya mbak,setelah almarhum bapak Arief meninggal hanya dia satu-satunya keluarga saya"

"Saya turut berduka Bu,tetapi niat saya kesini baik,jika ibu dan Arief berkenan silahkan"

"Memangnya kau ingin menawarkan pekerjaan apa kepadaku"

ucap Arief memotong

"Jika memang berminat aku ingin membuka bisnis restoran dengan ibu Siti yang memasak dan kamu yang mengurus restoran tersebut"

"Nak itu terlalu banyak biayanya"

lirih Bu Siti

"Bu masalah biaya dan tempat sudah saya siapkan,tinggal ibu dan Arief bersedia menjalankannya atau tidak. Menurut saya masakan ibu enak sekali bahkan saya belum pernah menemui masakan Jawa dengan harga sangat merakyat"

"Lalu sistem keuntungannya?"

celetuk Arief

"Keuntungan 50% buat kamu dan 50% buat aku. Bagaiman?"

"Baiklah"

"Kalau begitu besok kamu temui saya di hotel Orchid jam 10.00 pagi,dan ibu Siti besok akan ada orang yang menjemput anda untuk mengantarkan ke tempat tinggal baru"

"Terima kasih banyak nak Mona semoga Allah membalas kebaikan nak Mona"

"Sama-sama Bu,kalau begitu saya permisi karena ini sudah malam"

Arief menawarkan diri untuk mengantarkan Mona,namun ia menolaknya lantaran tidak ingin Arief mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Akhirnya Arief memaksa untuk mengantarkan Mona hanya sampai depan gang hingga Mona mendapatkan kendaraan.

Diperjalanan Arief sempat menanyakan asal usul Mona dan alasan kenapa ia mau membantu Arief dan keluarganya. Mona hanya bercerita bahwa dirinya sudah lama sekali ingin membuka usaha restoran bernuansa makanan Jawa modern,hanya saja ia belum menemukan ahli masak yang tepat. Sampai akhirnya ia menemukan warung Bu Siti,tentu saja itu diluar pengetahuan keluarga Mona sendiri. Apalagi jika sampai ayahnya tahu bahwa diam-diam dia berniat meninggalkan bisnis keluarga demi bisnisnya sendiri.

Setelah Mona pergi Arief dan ibunya segera membereskan barang-barang dan bersiap-siap untuk berpindah rumah besok.

Sedangkan Mona memutar otak memikirkan bagaimana dirinya dapat mengulur waktu untuk tinggal lebih lama di kota itu.

Keesokan harinya Mona menelfon ayahnya ia meminta agar ayahnya mengizinkan dia untuk tinggal lebih lama di kota tersebut dengan alasan ingin mensurvei tempat baru dan beberapa relasi baru.

Mendengar semangat kerja putri kesayangannya Tuan Rahardjo mengizinkan Mona untuk tinggal sedikit lebih lama di kota itu sementara meminta Pak Agus segera kembali.

Mendengar hal itu Mona begitu bahagia dan merasa sangat bebas,akhirnya dia bisa hidup tanpa pengawasan untuk sementara waktu.

Setelah mandi Mona segera menemui pak Agus yang sudah siap check out di loby dan bermaksud memberitahu keputusan ayahnya.

"Kenapa nona belum berkemas?"

ucap pak Agus heran

"Sepertinya pak Agus harus kembali ke Jakarta sendiri"

"Lalu nona?"

"Aku berencana tinggal disini lebih lama karena ingin mencari mitra dan beberapa relasi baru untuk membangun perusahaan baru kita di kota ini"

"Kalau begitu saya akan tinggal disini juga untuk menemani anda nona"

Mona menggeleng dan memegang pundak pak agus

"Pak Agus,sebaiknya pak Agus pulang ke Jakarta karena tanpa ada Mona disana ayah pasti kebingungan dan pak Agus bisa menjadi pengganti saya mengatur pengiriman barang sementara saya mencari relasi disini"

ucap Mona mencoba meyakinkan

Akhirnya dengan perjuangan Mona pak Agus mau kembali ke Jakarta,pak Agus meminta Mona untuk setiap saat memberi kabar keluarganya di Jakarta dan segera kembali pulang.

Setelah pak Agus sukses ia alihkan perhatiannya menuju Jakarta Mona segera menemui Arief yang sudah menunggunya dari tadi di depan hotel.

"Hay sorry membuatmu lama menunggu"

sapa Mona

"Tidak masalah,jadi kamu tinggal di hotel ini?"

"Oh tidak aku hanya menginap beberapa hari karena belum menemukan tempat tinggal yang cocok"

"Oh,kalau begitu sekarang apa yang akan kita lakukan"

"Oke,pertama kita pantau dulu tempat yang dapat kita sewa untuk memulai usahanya"

Arief dan Mona bergegas pergi menggunakan mobil Mona yang ditinggalkan pak Agus untuk kegiatan sehari-harinya disini.

Seperti inilah penampilan Arief pertama kali bertemu dengan Mona

I Love You

Mona dan Arief seharian melakukan surve pemasaran dan lokasi,dan untungnya tempat yang Mona pilih cocok untuk mendirikan usaha kulinernya. Terletak di pusat kota dengan beberapa akses kampus besar serta kantor-kantor pemerintahan,Mona fikir itu cukup strategis untuk usaha kulinernya itu.

Sudah hampir setengah hari mereka menghabiskan waktu bersama,seusai makan siang mereka berencana menjemput Bu Siti dan membenahi barang-barangnya menuju rumah baru.

Kecepatan dan ketepatan berfikir Mona tidak diragukan lagi,sebelum ia menemui keluarga Bu Siti ia sudah berinvestasi dengan perusahaan hunian di kota itu. Maka bukan hal sulit untuk Mona menemukan rumah yang cukup ramah di kantongnya,sisa tabungannya bisa ia gunakan untuk menyewa restoran dan modal usaha tersebut.

Akhirnya Mona dan Arief selesai membantu Bu Siti pindah ke rumah barunya,meski tidak terlalu besar setidaknya itu layak untuk dihuni orang tua tersebut. Setelah semua selesai Mona bermaksud pamit untuk kembali ke hotel namun Bu Siti memintanya untuk menginap malam ini.

Malam itu Mona dan Arief sibuk membahas mengenai restoran yang akan mereka buka hingga tak tersadar waktu sudah menunjukkan pukul 01.00. Mereka berdua terlelap diruang tamu.

Keesokan harinya mereka bertiga pergi menuju restoran dan menyiapkan semuanya hingga sempurna mulai dari mendekor ruang makan hingga dapur dan toilet.

Semua tertata rapi seperti bayangan Mona ia tidak menyangka mimpinya untuk membuka usaha kuliner hampir terwujudkan.

Selang satu Minggu Mona berada di kota itu akhirnya besok adalah hari launching pembukaan restorannya,perjuangan Arief dan Mona hampir menuju keberhasilan merek memberi nama restoran itu "STREET FOOD JAVA" dan besok adalah hari dimana restoran itu akan di buka.

Rasa lelah mereka terbayarkan dengan keberhasilan yang ia capai,bagaimana tidak hari pertama pembukaan mendapatkan respon yang luar biasa,mulai dari masyarakat sekitar hingga pengunjung.

Mona mengusung nuansa restoran dengan masakan Jawa modern tetapi dengan mematok harga rakyat, restorannya menjadi langganan para pekerja kantoran,anak sekolah,hingga ibu rumah tangga yang tidak begitu pandai memasak. Mereka memilih untuk membeli lauk pauk yang sudah siap saji adalah kunci utama bagi mereka yang tidak sempat memasak seperti pekerja kantoran.

Sungguh cara berfikir yang luas dari seorang Mona,selain itu ia dapat membantu para pengangguran di kota tersebut dan mempekerjakan mereka dengan baik.

Semakin lama pengunjung semakin ramai Bu Siti yang menjadi sorotan utama di restoran tersebut menjadi sangat senang,Mona yang membantu kasir karena terlalu kwalahan saking membludaknya di jam makan siang.

Bahkan Mona hampir lupa untuk sekedar memberi ayahnya sebuah kabar,hingga membuat tuan Hardjo menghubunginya terlebih dahulu.

Disaat itu ponsel Mona ada didalam tasnya dan tidak mengetahui bahwa sang ayah sedang menelfon hingga setelah restonya tutup ia baru menyadari bahwa terdapat lima belas panggilan tidak terjawab dari sang ayah.

Merasa panik karena itu akan membuat ayahnya curiga ia segera menelpon balik sang ayah dan beralasan bahwa tadi ia sedang ada rapat dan kunjungan ke relasi.

Dengan kepolosan sang anak akhirnya tuan Hardjo percaya,selain mengolah restorannya Mona juga membagi waktu untuk mencari relasi bagi ayahnya.

Arief yang setia menemaninya setiap hari kemanapun Mona pergi akhirnya mengetahui bahwa Mona bukanlah gadis biasa,namun Arief mencoba untuk tidak membahasnya bersama Mona karena itu akan membuat hubungan mereka buruk.

Selang beberapa bulan disana Mona akhirnya tinggal bersama keluarga Bu Siti, dengan kondisi yang mengharuskan Mona bolak balik Jakarta Semarang membuat Arief memberanikan diri bertanya apa sebenarnya pekerjaan Mona.

Tetapi dengan baiknya Mona menjawab bahwa dirinya adalah tour gate wisatawan yang mengharuskan dirinya untuk keluar kota setiap saat. Alasan Mona sejauh ini dapat Arief terima hingga akhirnya hubungan mereka bukan lagi sebatas patner bisnis.

Arief yang melihat sisi baik Mona seorang yang pekerja kerasa dan peduli sesama membuatnya jatuh hati,hal itu juga dirasakan oleh Mona tetapi ia menahannya karena tidak ingin membuat Arief merasa tidak nyaman.

Malam itu hujan sangat kencang di luar,Mona yang begitu takut akan kegelapan serta Guntur membuat Arief tidak ingin meninggalkannya,ia meminta Arief menjaganya selagi ia tertidur.

Diam-diam Arief mengungkapkan perasaannya ketika Mona sudah tertidur lelap,padahal saat itu Mona masih tersadar hanya saja ia pura-pura memejamkan mata agar tidak merasa grogi ditatap oleh Arief seperti itu.

Arief meletakkan tangan Mona di dadanya dan berkata tentang perasaannya,ternyata ia jatuh hati kepada gadis berambut coklat itu sejak ia datang menyambangi warung ibunya.

Merasa hujan tidak juga reda membuatnya tidak tega meninggalkan Mona sendirian dan kondisi Arief yang juga sudah mengantuk akhirnya memutuskan untuk tidur ditepi ranjang Mona.

Keesokan harinya Mona sudah lebih dulu bangun ia bersama Bu Siti menyiapkan sarapan di dapur sedangkan Arief keluar dari kamar Mona membuat Bu Siti memandangi mereka berdua.

"Arief apa yang kamu lakukan dikamar non Mona?"

tanya bu Siti panik

Mona dan Arief saling bertatapan mereka takut jika Bu Siti memikirkan yang bukan-bukan soal mereka berdua.

"Semalam itu Bu saya takut karena hujan dan suara Guntur maka saya meminta Arief untuk menemani saya"

tutur Mona

"Iya Bu kami tidak melakukan apa-apa aku dan Mona hanya mengobrol hingga dia terlelap dan aku tertidur di samping tempat tidurnya"

ucap Arief meyakinkan

Bu Siti hanya tersenyum melihat tingkah Mona dan Arief seperti tertangkap basah mencuri sesuatu.

"Iya ibu percaya kalian,tapi sebaiknya Arief jaga kesopanan mu tidak pantas seorang laki-laki berada dikamar perempuan yang bukan muhrimnya"

tutur Bu Siti

Setelah mereka sarapan Arief segera mengantarkan bu Siti ke restoran sementara Mona menyiapkan barang-barangnya untuk dibawa pulang.

Hari ini Mona akan kembali ke Jakarta karena sejak kemarin ayahnya selalu memintanya pulang karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.

Jam telah menunjukkan pukul 11.00 satu jam lagi pesawat yang Mona tumpangi akan berangkat,saat Mona bersiap untuk berangkat tiba-tiba Arief masuk ke dalam rumah dan menghampirinya.

"Kapan kamu kembali??"

ucap Arief yang penasaran

Mona sedikit terkejut karena baru kali ini Arief menanyakan hal seperti itu kepadanya ketika akan pergi.

"Rif,aku juga punya keluarga dan tidak ada salahnya jika aku pulang untuk menemui mereka"

tutur Mona

"Lalu apakah aku bukan bagian dari keluarga mu?"

"Rif sebenarnya ada apa? kenapa kamu bertanya hal seperti itu? Kamu dan bu Siti sudah ku anggap seperti ibu dan kakakku sendiri"

"Aku tidak ingin menjadi sosok kakak bagimu Mon,aku ingin lebih"

Mendengar ucapan Arief Mona semakin terkejut

"Apa maksud kamu Rif?"

belum sempat Arief menjawab ia langsung menarik Mona lebih dekat dengannya dan mencium bibir mungil Mona.

Sontak Mona begitu terkaget namun ia tidak dapat lepas dari Arief, tangannya yang kekar membuatnya sulit untuk melarikan diri. Mereka berciuman cukup lama hingga akhirnya Arief melepaskan Mona dan berkata "I love You"

Arief menjelaskan bahwa dirinya ingin Mona menjadi kekasihnya,sudah sangat lama ia menaruh rasa dan mencoba memberanikan diri untuk mengatakan itu semua.

Mona yang juga memiliki perasaan sama seperti Arief menyetujui bahwa hubungan mereka dapat lebih dari sekedar ini.

Arief mengantarkan Mona ke bandara setiap detik saat itu sangatlah berharga bagi mereka berdua,Arief selalu memperhatikan Mona dan memintanya untuk lekas kembali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!