NovelToon NovelToon

Oh, My Bee

SETELAH SATU TAHUN

Nick sedang bersantai di atas hammock yanag tergantung di belakang gubuk tempat tinggalnya. Pria itu memandang awan yang berarak di langit siang menjelang sore.

Sudah satu tahun, Nick menyepi di pulau ini dan berteman dengan sepi. Sepanjang hari, Nick hanya menghabiskan waktu di sekitar gubuk tempat ia tinggal. Melakukan hal apapun yang sekiranya mampu membuat Nick melupakan bayang-bayang Bee dari dalam otaknya.

Astaga!

Ini sudah setahun!

Dan Nick masih saja memikirkan Bee yang kini sudah menjadi istri dari pria lain.

Sampai kapan Nick akan menjadi seorang pria brengsek yang mencintai istri pria lain?

Dasar perasaan konyol.

Baru saja Nick memejamkan matanya untuk menikmati angin pantai yang sepoi-sepoi, saat suara deru mesin pesawat Cessa terdengar dari langit di atasnya.

Aneh sekali!

Siapa yang menerbangkan pesawat di atas pulau pribadi Nick?

Tidak ada landasan pesawat di pulau ini.

Apa itu seorang mata-mata?

Atau sebuah pesawat yang sedang tersesat?

Nick berusaha memejamkan kembali matanya, saat deru mesin pesawat itu terdengar semakin dekat. Pesawat terlihat berputar-putar di atas langit sebelum akhirnya pesawat mendarat dengan serampangan di sepanjang garis pantai. Dan pesawat baru berhenti setelah menabrak sisi bukit.

Dasar pilot bodoh!

Apa dia sedang mencoba untuk bunuh diri?

Nick melepas sunglasses-nya dan berjalan ke arah pesawat yang kini ringsek di bagian depan. Sepertinya itu adalah sebuah pesawat pribadi.

Haruskah Nick mendekati pesawat naas itu?

Tapi bagaimana jika benda itu meledak dengan tiba-tiba?

Nick menghentikan langkahnya dan merasa ragu untuk melihat lebih dekat burung besi tersebut.

Tapi bagaimana jika ada korban selamat dari pesawat tersebut?

Nick akan sangat berdosa jika membiarkan sang korban menunggu pertolongan terlalu lama.

Lagipula, hanya ada Nick di pulau ini.

Tidak mungkin mereka menunggu tim SAR yang entah kapan akan datang.

Setelah menarik nafas berulangkali, Nick akhirnya melangkah dengan mantap menuju ke pesawat yang sudah ringsek bagian depannya tersebut.

"Tolong!!"

Samar-samar Nick mendengar teriakan minta tolong dari dalam pesawat. Nick mempercepat langkahnya dan mencari sumber suara.

"Halo!" Nick mengetuk jendela pesawat, yang Nick yakini ada orang di dalamnya.

"Bisa kau buka pintunya?" Nick memberi kode pada si penumpang agar membuka pintu pesawat tersebut.

Sepertinya si korban yang berjenis kelamin perempuan tersebut kakinya terjepit dan tidak bisa bergerak.

Pintu akhirnya berhasil dibuka dari dalam.

"Tolong," lirih wanita berbaju putih itu sebelum terkulai dan jatuh pingsan.

Apa?

Kenapa wanita ini harus pingsan?

"Nona!" Panggil Nick pada wanita tersebut. Namun tak ada jawaban.

Nick berusaha melepaskan kaki wanita itu perlahan.

Pilot yang duduk di sebelahnya, nasibnya lebih mengenaskan. Nick memeriksa sebentar denyut nadi pilot malang tersebut.

Tidak ada tanda-tanda kehidupan!

Nick sudah berhasil mengeluarkan nona berbaju putih itu dari dalam pesawat. Segera Nick membawanya menjauh dari pesawat naas tersebut. Dengan langkah tertatih-tatih karena berjalan di atas pasir, Nick membopong wanita itu menuju ke gubugnya.

Nick mempercepat langkahnya karena mendadak, perut Nick terasa mual, dan kepalanya mulai berputar-putar.

Oh tidak!

Alergi sialan ini.

Jangan muncul saat kondisi begini!

Wanita ini akan mati jika Nick tak kunjung memberinya pertolongan.

Tapi tak bisa dipungkiri kalau Nick memang tidak bisa berdekatan dengan wanita. Dan wanita ini bukan Bellinda.

Keringat dingin mulai bercucuran memenuhi wajah Nick. Pintu gubugnya sudah terlihat.

Ayo Nick!

Kamu bisa!

Nick baru membuka pintu gubugnya saat terdengar ledakan dari pesawat yang jatuh tadi.

Dobel Sialan!

Untunglah Nick sudah menyelamatkan wanita malang ini tepat waktu.

Nick membaringkan tubuh wanita itu ke atas ranjangnya dengan hati-hati sebelum akhirnya pria itu melesat masuk ke kamar mandi dan menumpahkan semua isi perutnya.

Sial!

.

.

.

Udah selesai yang baca Mas Theo?

Baik, lanjut ke Nick Kyler yang ternyata masih alergi sama cewek.

Episodenya mungkin pendek saja. Alur maju tapi mungkin nanti di tengah-tengah ada beberapa flashback.

Terima kasih yang masih setia mengikuti karya aku

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.

(MASIH) ALERGI

Sudah hampir dua puluh menit dan Nick hanya berdiri mematung di ambang pintu seraya mengamati wanita berbaju putih tersebut.

Wanita itu mulai menggeliat, lalu meringis kesakitan. Sepertinya luka di kaki wanita itu cukup serius.

Sesaat Nick merutuki dirinya yang tak bisa berbuat apa-apa sekarang. Nick ingin memeriksa luka di kaki wanita itu, namun lagi-lagi rasa takut membuncah di dalam diri Nick Kyler.

Dasar bodoh!

Tidak berguna!

"Aku dimana?" Erangan dari wanita itu membuyarkan lamunan Nick.

Nick baru sadar kalau wanita itu tengah menatap ke arahnya.

"Apa aku masih hidup?" Tanya wanita itu lagi.

Tentu saja kau masih hidup, Nona!

Kau pikir aku malaikat pencabut nyawa?

Nick menggerutu dalam hati.

"Ya, kau masih hidup," jawab Nick sedikit ketus.

Wanita itu merengut, lalu berusaha untuk bangun dan duduk sebelum akhirnya memekik karena kesakitan. Wajahnya langsung terlihat pucat.

"Aku rasa kakimu patah, Nona," pendapat Nick yang masih bergeming di tempatnya.

"Bisakah kau kemari dan membantuku bangun?" Wanita itu menatap tajam ke arah Nick.

"Maaf aku tidak bisa!" Tolak Nick cepat.

Ck!

Wanita itu berdecak kesal.

"Apa aku harus menyeret diriku sendiri sekarang?" Keluh wanita itu frustasi.

"Kau mau kemana memangnya? Kenapa tidak duduk diam saja disitu," saran Nick yang hanya mengendikkan bahu tanpa bergeming sedikitpun dari tempatnya berdiri.

"Aku mau ke kamar kecil. Apa aku juga harus buang air disini?" Sergah wanita itu galak.

"Jangan!"

"Bantu aku kalau begitu," pinta wanita itu sekali lagi. Kali ini dengan raut memohon dan memelas.

Nick menghela nafas dalam-dalam sebelum akhirnya berjalan ke arah tempat tidur dan dengan sangat terpaksa membopong tubuh yang tidak bisa dikatakan mungil tersebut.

Meskipun Nick punya tubuh kekar tinggi besar, namun Nick lumayan kewalahan saat harus menggendong wanita asing ini masuk ke kamar mandi miliknya.

"Kau bisa sendiri, kan?" Tanya Nick memastikan.

"Ya. Silahkan tutup pintunya karena aku juga butuh privasi," jawab wanita asing itu sedikit ketus.

"Aku juga tidak tertarik untuk mengintipmu," gumam Nick yang ikut-ikutan kesal. Nick menutup pintu kamar mandi dengan sedikit kasar.

Pria itu segera keluar dari kamar dan memeriksa pesawat malang yang mungkin sudah habis terbakar karena ledakan tadi.

Nick baru membuka pintu depan, saat ada serpihan puing pesawat yang sepertinya terlontar hingga berada tepat di depan pintu masuk gubug Nick.

Bagus sekali!

Benar-benar pesawat pembawa masalah!

Inilah alasan Nick tidak membangun landasan pesawat di pulau ini dan lebih suka ke sini naik kapal. Meskipun itu artinya Nick harus menghabiskan waktu berhari-hari di tengah laut, namun jika yang ditumpanginya adalah sebuah kapal mewah, tentu itu bukan satu masalah.

"Tuan!" Suara wanita asing tadi kembali terdengar dari dalam kamar mandi.

Baiklah!

Apalagi sekarang?

"Apa?" Sahut Nick ketus yang kini sudah berada tak jauh dari pintu kamar mandi.

Wanita tadi hanya melongokkan kepalanya keluar tanpa menunjukkan badannya. Jadi terlihat seperti hantu kepala yang terjepit pintu kamar mandi.

"Aku boleh minta tolong?" Wanita yang Nick tak tahu namanya tersebut sedikit meringis, menunjukkan gigi putihnya yang tersusun rapi.

Nick mengerutkan kedua alisnya mencoba menebak-nebak kalimat minta tolong selanjutnya yang akan dilontarkan wanita asing itu.

"Pinjam satu bajumu, karena bajuku basah," lanjut wanita itu.

"Aku hanya punya kaus dan tidak punya baju wanita," ucap Nick yang kini bersedekap dan menatap pada wanita asing yang hanya kelihatan kepalanya tersebut.

"Pinjamkan satu kausmu kalau begitu. Akan langsung kukembalikan setelah aku mengambil koperku yang ada di pesawat," sergah wanita itu panjang lebar.

Nick mengambil satu kaus dari dalam lemari dan segera mengangsurkannya pada wanita tersebut.

"Terima kasih, Tuan," ucap wanita itu tulus.

"Nick. Namaku Nick!" Sahut Nick memperkenalkan namanya sendiri.

"Terima kasih, Tuan Nick," ulang wanita itu yang berterima kasih sekali lagi.

"Panggil Nick saja! Tidak usah memakai tuan. Aku bukan tuanmu!" Sergah Nick sedikit ketus.

"Terima kasih, Nick!" Ulang wanita itu sekali lagi.

"Sama-sama," jawab Nick malas.

Nick sudah berlalu dan keluar dari kamarnya. Pria itu masuk ke dapur untuk merebus air dan membuat kopi. Langit di luar sudah menunjukkan semburat oranye, pertanda malam akan tiba sebentar lagi.

"Nick!" Panggilan dari wanita asing itu terdengar lagi dari dalam kamar mandi.

Ya ampun!

Baru saja Nick akan meneguk kopinya.

"Apa lagi?" Sahut Nick ketus.

"Aku sudah selesai ganti baju. Bisa kau membantuku keluar dari tempat sempit ini?" Pinta wanita itu memasang wajah memelas.

"Merangkak saja ke ranjang sana!" Ujar Nick masih mempertahankan nada ketusnyaa. Telunjuk pria itu mengarah ke ranjangnya yang mungkin tak akan bisa ia tempati malam ini.

Semua gara-gara wanita asing yang Nick tidak tahu namanya ini. Kenapa wanita ini tak menyebutkan namanya sedari tadi?

"Kenapa kau tega sekali?" Wanita itu memasang wajah cemberut. Dan Nick masih bergeming di tempatnya.

"Baiklah! Dasar pria aneh!" Gerutu wanita itu lagi yang sepertinya merasa kesal dengan sikap kaku Nick.

Wanita itu akhirnya menyeret kakinya yang terlihat bengkak dan berpegangan di tembok. Beberapa kali terdengar rintih kesakitan yang keluar dari mulutnya. Kaus milik Nick yang dikenakan oleh wanita tersebut terlihat kebesaran dan menutupi hingga setengah pahanya.

Baru setengah jalan wanita itu berjalan terseok-seok dan ia sudah menghentikan langkahnya. Mungkin kelelahan.

"Apa kau tidak punya kotak P3K?" Tanya wanita itu menoleh ke arah Nick.

"Ada. Kau mau mengobati lukamu sendiri?" Nick membuka almari kecil di dekatnya dan mengeluarkan box putih yang cukup besar. Nick menyodorkan box tersebut pada wanita asing itu.

"Aku tidak akan bisa berjalan jika masih harus membawa box besar itu. Tidak bisakah kau meletakkannya di atas kasur dan sedikit membantuku?" Ketus wanita itu bersungut-sungut.

Nick segera berjalan ke arah kasur dan meletakkan box putih itu di atasnya.

"Dan, Nick!" Panggil wanita itu yang kini sudah hampir sampai di kasur.

"Aku lapar. Apa kau punya makanan?" Tanya wanita asing itu sedikit ragu.

"Akan kubawakan sebentar lagi," jawab Nick dingin yang sudah akan berlalu keluar dari kamar.

"Bianca!"

"Apa?" Nick berbalik dan mengerutkan dahinya pertanda tak mengerti.

"Namaku Bianca. Aku belum memperkenalkan diri sedari tadi. Kau bisa memanggilku Bi," tutur wanita bernama Bianca tersebut.

"Bi?"

"B dan i jadi Bi," tukas Bianca lagi merasa aneh dengan perubahan raut wajah Nick.

"B dobel e juga dibaca Bee," timpal Nick dengan pendapatnya sendiri.

Kenapa nama wanita ini harus Bee juga?

"Aku manusia dan bukan lebah. Jadi panggil saja Bi, huruf b dan i," Bianca terlihat tidak senang.

"Aku lebih suka Bee huruf b dan dobel e," sanggah Nick yang tetap kekeh pada pendiriannya.

"Baiklah terserah kau saja! Mana makananku!" Sergah Bianca yang enggan berdebat.

"Aku bukan pembantumu. Tak bisakah kau minta makan dengan nada yang sopan tanpa memerintah?" Protes Nick yang merasa tak terima dengan sikap ketus Bianca.

Bianca menarik nafas dalam-dalam.

"Aku lapar, tuan Nick yang tampan. Bisakah kau mengambilkan aku makanan agar aku tidak pingsan?" Ucap Bianca dengan nada yang terkesan lebay.

Nick hanya tersenyum simpul dan akhirnya berlalu keluar dari kamar untuk selanjutnya menuju ke dapur, menyiapkan makanan untuk Bianca.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.

WANITA ANEH

Setelah terseok-seok berjalan menuju ke tempat tidur Nick, Bianca akhirnya bisa menarik nafas panjang dan mengistirahatkan kakinya yang berdenyut sakit.

Pelan-pelan, Bianca mengangkat kakinya yang kini bengkak dan membiru ke atas ranjang.

Ya ampun!

Sakit sekali!

Bianca meringis berulang kali menahan rasa sakit yang luar biasa tersebut. Susah payah wanita itu meraih kotak P3K yang tadi diletakkan oleh Nick. Dan sekarang Bianca bingung harus mengobati kakinya memakai apa?

Oh, ayolah!

Bianca seorang desainer dan bukan dokter. Bianca mana tahu tata cara mengobati luka bengkak dan memar seperti yang ia alami sekarang.

Dasar bodoh!

Bianca menggerutu sebal.

Belum lagi saat mengingat sikap Nick yang seolah tak peduli kepadanya. Rasa sebal di hati Bianca menjadi berkali-kali lipat.

Tapi Bianca memang bukan siapa-siapanya Nick jadi wajar jika pria itu tak peduli kepadanya. Masih bagus Nick mau menampung Bianca di gubuk mewahnya ini.

Tapi Bianca masih penasaran, kenapa ada gubug mewah di tengah pulau terpencil? Apa yang dilakukan Nick sendirian di pulau ini?

Tersesat?

Lari dari sesuatu?

Bersembunyi?

Haaaaa?!

Jangan-jangan Nick seorang buronan interpol yang sedang bersembunyi di pulau ini?

"Bee!" Teguran dari Nick membuyarkan lamunan Bianca.

"Apa?" Bianca melongo ke arah Nick.

"Makananmu," ucap Nick seraya menyodorkan sepiring nasi dengan sayuran rebus dan sepotong ikan goreng.

"Terimakasih," ucap Bianca yang kembali meringis menahan sakit di kakinya yang terasa berdenyut-denyut.

"Jadi kakimu patah atau hanya terkilir?" Tanya Nick yang kini berdiri bersedekap di samping tempat tidur, sedikit jauh. Pria itu menunjuk kaki Bianca dengan dagunya.

"Aku tidak tahu! Aku desainer dan bukan dokter!" Sahut Bianca ketus sebelum menyuapkan nasi dalam satu suapan besar.

Sama sekali tidak elegant.

Mengaku desainer tapi kelakuan bak preman.

Nick hanya berdecak tak percaya.

"Aku sedang lapar, dan aku rasa aku tak perlu menjaga etika makan di depan pria aneh sepertimu," tukas Bianca lagi yang seolah paham dengan arti dari decakan Nick barusan.

Nick hanya mengendikkan bahu dan hendak keluar dari dalam kamar.

"Nick!" Panggil Bianca yang langsung membuat Nick berbalik dan tak jadi keluar.

"Apa lagi?"

"Tidak bisakah kau sedikit peka dan memeriksa kakiku? Aku akan terkena infeksi jika luka di kakiku tak kunjung diobati!" Cerocos Bianca yang lebih terdengar sebagai ungkapan keputusasaan.

"Tidak bisa!" Jawab Nick tegas dan lantang.

"Aku tidak bisa menyentuhmu, jadi obati sendiri lukamu. Aku sudah membawakanmu kotak P3K," imbuh Nick lagi tanpa raut bersalah sedikitpun di wajahnya.

"Aku tidak tahu bagaimana caranya mengobati luka sialan ini!" Bianca menggeram frustasi.

Wanita itu menggigit ikan gorengnya dengan sangat kuat seolah sedang meluapkan emosi di dadanya. Ikan terlepas dari genggaman Bianca dan jatuh di lantai.

"Ya ampun, Bee!" Geram Nick menahan emosinya.

"Tidak bisakah kau makan dengan elegant? Kau itu seorang wanita dan bukan preman!" Gerutu Nick yang kini mulai membersihkan sisa makanan Bianca yang cukup berantakan.

Nick sudah keluar dari kamar membawa piring kotor dan Bianca kembali harus menggerutu dalam hati melihat semua sikap kaku Nick.

Tak berselang lama, Nick masuk kembali ke dalam kamar membawa semangkuk air dan sebuah handuk kecil.

"Bersihkan dulu kakimu itu dengan air ini, lalu aku akan memandumu bagaimana cara mengobatinya," tutur Nick seraya meletakkan mangkuk berisi air di meja kecil di samping tempat tidur.

"Tidak bisakah kau yang melakukannya? Aku akan sangat berterima kasih jika kau mau menolongku sekarang," wajah Bianca sudah berubah memelas.

"Sudah kubilang aku tidak bisa! Tolong pahami kondisiku!" Sergah Nick emosi.

Bianca melongo karena tidak paham dengan maksud dari kata 'tidak bisa' yang dilontarkan oleh Nick.

"Apa kau punya penyakit kulit yang membuatmu tidak bisa menyentuh orang lain?" Tanya Bianca menebak-nebak.

"Anggap saja begitu," sahut Nick malas.

"Apa itu artinya aku juga akan tertular penyakitmu karena sekarang aku berbaring di atas tempat tidurmu?" Bianca terlihat khawatir.

Nick menggeram kesal.

"Penyakitku tidak semengerikan itu, Bee! Jadi berhentilah bersikap lebay begitu!"

"Tadi kau sendiri yang bilang kalau kau punya penyakit yang harus kupahami. Membingungkan sekali," gumam Bianca tak mengerti.

Nick mengambil bangku kecil untuk duduk dan pria itu mengambil posisi sedikit jauh dari tempat tidur.

"Jadi, aku harus bagaimana?" Bianca sudah meraih handuk kecil yang tadi dibawakan oleh Nick.

"Bersihkan lukamu dengan air dan handuk itu!" Ujar Nick memberikan komando.

Bianca segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Nick. Wanita itu hanya diam, sambil sesekali meringis menahan perih dan nyeri di kakinya.

"Rasa sakitnya bagaimana?" Tanya Nick yang masih menebak-nebak kondisi kaki Bianca.

"Sakit sekali. Perih dan nyeri. Pokoknya sakit," jawab Bellinda tak tahu harus menjelaskan bagaimana rasa sakit yang kini ia rasakan. Bianca bukan wanita yang pandai merangkai kalimat deskriptif.

"Iya sakitnya bagaimana? Apa kau merasa ada yang patah? Atau hanya sekedar sakit?" Tanya Nick lebih menyelidik.

Ck!

"Aku tidak tahu rasanya kaki patah seperti apa karena kakiku belum pernah patah. Yang jelas sekarang kakiku sakit sekali seperti habis terjepit besi," jawab Bianca bersungut-sungut.

"Kakimu memang habis terjepit besi tadi," tukas Nick memasang raut wajah datar.

"Jadi harus aku apakan sekarang kaki sialan ini agar tidak terasa sakit?" Sergah Bianca emosi.

"Lepaskan saja kakimu kalau begitu. Pasti tidak akan terasa sakit lagi," Nick sedikit berkelakar.

"Kau menyuruhku melakukan amputasi? Apa kau mau membuatku menjadi wanita yang cacat?" Sergah Bianca yang kembali bersungut-sungut.

Nick bangkit dari duduknya setelah menarik nafas panjang berulang kali.

Pria itu meletakkan handuk di atas kaki Bianca, sebelum menyentuh dan memeriksanya.

"Auuuuuw!" Bianca menjerit kesakitan saat Nick menekan satu bagian kakinya yang ada di dekat pergelangan.

"Hanya memar, sedikit lecet dan terkilir," gumam Nick yang kini meraih cairan betadine dan bungkusan kapas.

"Obati yang lecet itu memakai cairan ini! Aku akan mengambil es batu," titah Nick sebelum berlalu keluar dari kamar.

Bianca hanya cemberut dan segera meraih satu kapas, meneteskan cairan betadine, lalu mulai mengobati luka di kakinya dengan hati-hati.

Nick sudah kembali membawa kantung es batu di tangannya.

"Ini!" Nick menyodorkan kantung es batu pada Bianca.

Bianca menerimanya masih dengan wajah yang masam merengut.

"Cukup di taruh di atas yang bengkak atau bagaimana?" Bianca masih tak paham.

"Letakkan di bagian yang sakit agar tidak semakin bengkak!" Jawab Nick memberi arahan.

"Aku mengantuk dan aku akan tidur sekarang. Dan aku paling tidak suka jika ada yang mengganggu atau berisik saat aku tidur!" Nick menunjuk ke arah Bianca.

"Jadi jangan berisik malam ini!" Pesan Nick memperingatkan.

Pria itu sudah berbalik dan hendak keluar. Saat tiba-tiba Bianca ingat pada sang pilot pesawat yang pagi ini mengantarnya.

"Nick!" Panggil Bianca lantang.

Nick hanya berbalik dan mengerutkan alisnya tanpa berucap sepatah katapun.

"Apa kau tahu dimana pilot pesawat yang bersamaku siang tadi?" Tanya Bianca sedikit ragu.

"Sudah meninggal," jawab Nick datar.

"Apa?!" Pekik Bianca menampilkan raut wajah tak percaya.

"Lebay sekali. Apa dia pacarmu?" Tebak Nick sedikit heran.

Bianca menggeleng cepat.

"Aku bahkan tidak mengenalnya sebelum menyewa pesawatnya," cengir Bianca yang baru sadar kalau reaksinya barusan memang terlalu lebay.

"Bagaimana dengan barang-barangku? Kau berhasil menyelamatkannya?" Cecar Bianca lagi sedikit berharap.

"Sudah hangus terbakar," jawab Nick seraya mengendikkan bahunya.

"Bagaimana bisa?" Sergah Bianca seolah tidak terima.

"Pesawat yang kau sewa itu meledak dan terbakar, sesaat setelah aku mengeluarkanmu dari dalam sana! Jadi cukup berterimakasih saja dan tidak perlu mengeluh!" Balas Nick tak kalah ketus.

Bianca kembali memanyunkan bibirnya.

"Aku tidak punya baju dan barang apapun sekarang. Bagaimana aku akan hidup?" Bianca menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan dan mulai menangis sesenggukan.

Nick hanya memutar bola matanya dan memilih untuk segera meninggalkan wanita lebay tersebut.

Dasar wanita aneh!

.

.

.

Lha kamu sendiri aneh nggak, Nick?

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!