Note : Sebelum baca novel ini, sebaiknya baca bab tingkatan kultivasi dan pembagian dunia terlebih dahulu. Ada setelah bab XIV.
.......
.......
.......
Bulan bersinar suram dengan langit nya yang merah bagaikan berdarah. Memantulkan cahaya oranye yang menodai putihnya awan bergulung. Terkesan seram dan membuat bulu kuduk merinding. Sementara di bawah pemandangan langit, keadaannya jauh lebih mengerikan.
Orang-orang berbaju zirah terkapar dengan senjata tajam yang menembus bagian tubuh mereka tanpa belas kasihan. Darah membanjiri sekitarnya yang menciptakan bau amis yang menyengat. Tempat itu sudah seperti lautan maut manusia.
Tapi masih ada suara dentingan pedang yang sepertinya tengah bertarung dengan sengit. Tampak seorang wanita bertopeng putih penuh kilau perak. Mengenakan Zirah putih dan rambut yang di kuncir kuda, tengah bertarung dengan seorang pria yang serba hitam. Pria itu sama memakai topeng yang menutupi hampir seluruh wajahnya. Topeng yang berwarna hitam pekat menandakan kegelapan yang ada dalam jiwanya.
Kedua orang itu tampak bertarung untuk memperebutkan kemenangan. Aura spiritual berwarna putih bercampur hitam kerap kali memancar saat mereka mengadu serangan. Menjadikan itu pertarungan tanpa henti mungkin sampai salah satu dari mereka tewas.
"Sudah seratus tahun kita bertarung!" Seru wanita itu, tapi terdengar halus dan lembut. Terdengar seperti seorang gadis berumur ribuan tahun. "Apakah kau tidak mau mengahirinya sekarang?" Tambahnya sambil terus fokus bertarung menyingkirkan tebasan pedang yang hendak melukai tubuhnya.
Pria yang berada di hadapannya mendengus kasar. "Jangan harap! Kau yang memulai dan aku tidak mau ini berakhir!"
'Keras kepala!' Pikir Wanita itu.
Kemudian dia sedikit menjauh dari si pria, mengeluarkan sayapnya yang putih dan di penuhi oleh aura spiritual suci yang kental di punggungnya. Pria itu pun melakukan hal sama, hanya saja sayapnya berwarna hitam dengan aura iblis yang kuat dan menakutkan.
Belum si pria siap, wanita bersayap putih itu langsung mendaratkan serangan gelombang spiritual mendadak yang melesat secepat cahaya kilat menyambar. Pria bersayap hitam itu tak mampu menghindarinya, hingga mau tak mau dia menerima serangan itu dan tersungkur ke tanah hingga beberapa meter kebelakang.
Sementara wanita bersayap putih itu menyunggingkan senyuman tipis, kemudian dia melesat terbang berbalik arah dengan tempat pria bersayap hitam itu. Dia pergi menjauh.
Si pria terbelalak melihat tingkah licik wanita itu, dia pun menegakkan badannya dengan susah payah, wajahnya tampak kesal. "Bai Suyue! Jangan kira kau bisa kabur!!" Serunya sambil terbang menggunakan sayap hitamnya, mengejar wanita bersayap putih yang bernama Bai Suyue itu.
Bai Suyue menoleh ke belakang. "Wu Yun, aku harus mengakhiri perang ini secara paksa!" Gumamnya masih terus dengan keadaan terbang. "Atau.. dunia ini akan hancur." Tak jarang dia menghindar dari serangan yang di lancarkan dari belakang.
"Bahkan jika bertemu di kehidupan selanjutnya, aku akan tetap membencimu!" Gumamnya lagi. Namun kali ini terdengar begitu serius, ada kilatan kebencian di mata jernihnya.
Tangan Bai Suyue membentuk silang di depan dadanya, kemudian di hempaskan hingga dia terbang lebih cepat. Kepakan sayapnya semakin mengencang. Bahkan sisa hempasannya itu berefek pada pria bersayap hitam yang bernama Wu Yun itu, dia sedikit terdorong kebelakang karenanya.
"Sial! Bahkan setelah bertarung selama seratus tahun, kekuatan peri so' suci itu masih kuat!" Setelah mengatakan hal itu dengan jengkel, Wu Yun kembali mengejar musuhnya yang berwarna putih itu. Sayangnya dia tertinggal begitu jauh walaupun masih terlihat kilatan putih dari Bai Suyue.
Mereka berdua begitu cepat melesat di atas lautan mayat-mayat yang bersimbangan darah. Hasil dari pertarungan antara ras peri putih dan ras peri hitam berlangsung selama seratus tahun. Selama itu di Medan tempur, menyisakan Bai Suyue dari ras peri putih dan Wu Yun dari ras peri hitam yang penuh dengan aura iblis. Mereka berdua harus melawan mati-matian demi kemenangan masing-masing.
.......
.......
.......
Suara rintihan memilukan terdengar dari dalam kamar, orang-orang berlari hilir mudik dengan wajah cemasnya. Beberapa pria dari yang berjenggot putih sampai muda berbaris dengan wajah khawatirnya. Menunggu seseorang di dalam kamar itu melahirkan dengan lancar.
"Nyonya Qin sebenarnya memiliki penyakit apa hingga sulit melahirkan?" Tanya pria yang berjanggut putih dan lebih tua dari yang lainnya itu. Dia adalah Yi Wutong, leluhur klan rubah ekor sembilan dan satu-satunya yang paling tua. Dia juga adalah leluhur yang bijak dan paling dihormati. Hanya saja, keberadaannya sangat jarang untuk di temui. Baru kali ini dia keluar untuk melihat generasi muda yang akan lahir.
Klan Rubah ekor sembilan tidak punya raja, tapi mereka punya pemimpin yang bijak dan tak pernah bertingkah merugikan masyarakat. Klan yang memimpin seluruh rubah ekor sembilan adalah keluarga Yi, keluarga yang memiliki pengaruh besar di alam langit atas maupun bawah.
Di alam langit, ada tiga klan yang paling di hormati. Yaitu klan Rubah ekor sembilan, klan Phoenix dan klan Naga. Mereka sama hal nya dengan orang-orang di istana langit yang hidup selama puluhan ribu tahun. Oleh manusia fana, kerap kali mereka di sebut sebagai makhluk abadi.
Para makhluk dari ketiga klan itu bisa melakukan kontrak dengan seseorang untuk di jadikan tuan mereka. Contohnya pada Dewa atau Dewi tertinggi dan pada manusia-manusia fana tertentu yang juga terpilih. Tidak sembarang orang dapat di jadikan tuan orang mereka.
Tapi bagi keluarga pemimpin atau raja dari klan itu sendiri, kontrak itu sangat di larang keras. Mengingat mereka adalah keluarga terhormat, tidak pantas untuk di perbudak.
Hari ini dari keluarga Yi klan rubah ekor sembilan, nyonya kedua mereka akan melahirkan generasi baru, walaupun agak sulit untuk dilahirkan. Yi Wang adalah ayah dari bayi yang hendak lahir itu, memiliki tiga istri sah dan empat selir. Wajahnya tampak cemas melihat sang istri belum saja berhenti berteriak.
Yi Wang sendiri adalah cucu dari Yi Wutong yang baru saja mewarisi kepemilikan kekuasaan klan rubah, setelah ayahnya menyerah dan pergi bertapa. Dia baru memiliki dua anak dari istri sah pertamanya, nyonya Feng Chao dari klan Phoenix.
Anak nyonya Feng yang pertama adalah laki-laki bernama Yi Huanfu yang sudah berumur sepuluh ribu tahun. Sedangkan yang kedua adalah Yi Xuemei, yang berumur lima ribu tahun. Dari perawakannya menurut alam fana, Yi Huanfu masih berumur sepuluh tahun, dan Yi Xuemei berumur lima tahun.
Ketiganya datang menemani hari melahirkan nyonya Qin Ruyi dari klan ular putih yang tidak terlalu terkenal popularitasnya. Karena itu, kerap kali nyonya Qin selalu mendapat rundungan dari Feng Chao.
.......
.......
.......
Di sisi lain tepatnya di alam peri, Bai Suyue kini sudah sampai di atas danau yang berada tak jauh dari bawah jurang. Air danau itu berwarna biru indah yang memanjakan mata. Kabut putih sedikit menyelimuti sungai putih itu hingga aura mistis begitu terasa pekat. Kala itu Bai Suyue, tepat berdiri di atasnya.
Wu Yun yang mengejar Bai Suyue tiba-tiba berhenti saat melihat gadis itu. Walaupun terhalang topeng, tapi jelas ekspresi wajahnya menunjukkan rasa kebingungan.
"Untuk apa kau berdiri di danau penghancur jiwa? Apakah kau ingin bunuh diri?" Wu Yun mendengus. "Sekeras itu kah kau ingin mengakhiri pertarungan ini?"
Bai Suyue hanya tersenyum miring, dia tahu apa yang akan di lakukan selanjutnya. Ya, dia sedang berada di atas danau penghancur jiwa. Walaupun kelihatannya memanjakan mata, tapi danau ini sangat berbahaya bagi makhluk hidup.
Siapapun yang melompat ke sana, jiwa mereka akan tercerai berai, roh nya akan menjadi debu dengan sia-sia. Mungkin bagi makhluk abadi seperti Bai Suyue dan Wu Yun masih bisa ditemukan kembali jiwanya. Tapi jika manusia fana yang melompat kesana, bahkan dengan alat dan kekuatan apapun tidak akan ada yang bisa selamat.
Beruntung makhluk abadi bisa di bangkitkan lagi suatu saat dengan kristal jiwa mereka, walaupun susah dan penuh rintangan, juga hanya orang-orang tertentu yang bisa melakukan penggabungan kembali jiwa itu.
Jika beruntung, sebagian jiwa makhluk abadi akan terlahir kembali menjadi pribadi yang berbeda, tapi dengan tubuh yang sempurna. Jika kurang beruntung, jiwa makhluk abadi akan terlahir kembali dengan tubuh yang cacat atau tidak sempurna. Dan yang terakhir yang tidak beruntung, jiwa mereka hanya akan seperti kepingan kaca yang pecah di dasar danau penghancur jiwa itu.
Selain itu, danau penghancur jiwa memiliki daya tarik yang bahkan tidak bisa di lawan oleh kekuatan apapun. Jika tak sengaja jatuh kesana, siapapun hanya bisa pasrah. Untung saja danau itu hanya berada di alam peri yang tersembunyi dari semua alam.
Sekarang Bai Suyue berada di atasnya, membuat Wu Yun berfikir kalau wanita itu akan bunuh diri atau akan melemparkannya masuk. Tapi jika di pikir-pikir, bukankah akan lebih mudah bagi Wu Yun jika bertarung di atas danau dan melemparkan Bai Suyue ke bawah?
Senyuman Wu Yun mengembang, dia telah memutuskan sesuatu yang licik. Wu Yun maju mendekatinya dengan serangan pertama di lancarkan sekali, tapi Bai Suyue berhasil menghindarinya. Kini wanita itu berada di belakang Wu Yun yang masih lengah. Dia menggunakan teknik teleportasi!
Bai Suyue mematikan auranya, mengangkat pedang itu dengan tinggi. Tapi dia menghidupkannya kembali saat pedang itu hendak meluncur ke arah sayap hitam Wu Yun. Belum tepat mengenai, tiba-tiba cahaya besar meledak menutupi mereka berdua. Ketika cahaya itu memudar, sosok Bai Suyue dan Wu Yun menghilang dari pandangan.
Mereka menghilang secara misterius!
.......
.......
.......
Suara rintihan Qin Ruyi semakin mengeras, menyebarkan aura kekhawatiran untuk semua orang. Wanita itu belum saja lolos melahirkan, sebenarnya apa yang terjadi?
Sedangkan Feng Chao yang berada di barisan para istri itu hanya tersenyum sedikit meremehkan. 'Setidaknya jika selamat, lahirkanlah anak perempuan.' Pikirnya sambil mengusap puncak kepala kedua anaknya yang masih belia itu.
Suara teriakan Qin Ruyi berhenti, di gantikan dengan tangisan bayi yang membuat siapa saja bernafas lega. Seorang pelayan keluar dari dalam pintu, memberi hormat pada semuanya. "Selamat tuan, nyonya Qin melahirkan bayi perempuan."
Tidak ada penyesalan di wajah Yi Wutong, paman-paman dan kakek dari bayi itu. Terutama untuk Yi Wang yang terlihat bahagia. Tak apa jika perempuan. Toh dia sudah punya Yi Huanfu, jika perempuan juga mungkin bisa menjadi Dewi tertinggi dan membanggakan klan rubah ekor sembilan.
Secara pribadi Yi Wang memasuki ruangan, untuk melihat istrinya yang kini sedang menimang gadis kecil itu. Qin Ruyi menoleh ke arah Yi Wang dengan senyuman. "Suamiku, lihatlah putri kecil kita. Tapi.. dia memiliki tanda lahir aneh di keningnya."
Kening Yi Wang mengkerut, kemudian mendekat ke arah putri kecilnya, melihat apa yang berada di dahinya. Ternyata itu tanda melengkung berwarna putih, sekilas seperti bulu ekor Phoenix. Tiba-tiba kedua mata Yi Wang tampak berbinar. Qin Ruyi yang melihatnya hanya mengerutkan kening. Ia tak mengerti, tapi melihat dari wajah suaminya.. itu pasti sebuah kabar yang baik.
"Aku pernah melihat tanda ini di perbukuan. Yi'er.. putri kita telah mendapatkan keberuntungan. Walaupun nantinya ada hal-hal yang dia perbuat begitu menjengkelkan, juga jalan apapun yang dia pilih.. dia tetap akan menjadi seseorang yang kuat." Jelasnya antusias.
"Benarkah?" Qin Ruyi juga turut terkejut. Apakah benar putrinya akan sehebat itu suatu hari nanti? Ini akan sangat menguntungkan baginya dan klan ular putih.
"Ya! dan aku akan menamai anak ini.. Yi Changyin."
.......
.......
.......
Hai Readers!
Ini adalah novel kedua author yang pastinya full fantasi. kalau novel pertama kan setengah-setengah ya fantasinya, tapi yang ini full hehehe
Maapken author kalo awalan rada membosankan, konfliknya berada di tengah-tengah, gak tengah amat sih wkwk, agak pinggiran. Karena sebelum konflik harus ada awal mula yakan:v
Author disini mau menegaskan juga. Novel ini bukan bergenre fantasi action. Tapi fantasi romantis. Jadi wajar aja kalau kebanyakan konflik romance dibandingkan pertarungan-pertarungan. Dan MC cewek belum sekuat yang kalian bayangkan (belum ya belum).
Dan di novel ini, pemeran utama perempuan dan laki-laki sangat kuat dan di segani, tapi sayangnya mereka tidak tahu hal itu, bahkan seluruh dunia pun tidak tahu.
Buat yang suka, usahakan untuk tinggalkan like dan komen, juga dukungan berupa rate dan vote.
Apapun jalan cerita di setiap babnya, jangan lupa KOMEN FOSITIF DI SETIAP BAB ya, awokawok:v Karena itu mood booster bagi author pemula dan recehan ini:) Boleh juga memberi saran jika ada kesalahan atau kekurangan.
Jangan lupa Favoritkan😗
Thanks for reading ❤️
Semoga suka and betah😉❤️
(Note : Segala sesuatu hanya karangan semata. Tidak ada maksud menyindir atau menghasut pihak-pihak tertentu)
^The Fox Goddess Love Struggle : Perjuangan Cinta Sang Dewi Rubah^
Seseorang pria dengan pakaian putih bersinar bak seorang dewa berbalik. Memamerkan ketampanannya yang membuat gadis manapun langsung jatuh hati bahkan mimisan. Wajahnya bersinar membuat aura keagungannya terasa menyejukkan pikiran, di tambah pria itu perlahan tersenyum pada gadis di hadapannya.
"Kau adalah jodohku.. takkan terpisahkan." Ucap pria itu begitu lembut terdengar.
Sedikit menggelitik bagi si gadis hingga membuat pipinya merah merona. Dia tidak tahu harus berkata-kata lagi, seperti di bungkam dengan beberapa kata mengejutkan itu 'Kau adalah jodohku, takkan terpisahkan.'
Walaupun tidak ada jawaban, pria itu tetap memasang senyuman indahnya. Tak lama dia pun menghilang di ruang yang hampa menyisakan titik-titik putih bersinar yang di hasilkan olehnya.
Gadis yang memimpikan pria itu langsung terbangun dengan ekspresi wajah yang heran. Tidak tahu mengapa pria itu selalu datang di mimpinya. Apakah si tampan itu adalah jodohnya yang datang memberi pesan lewat mimpi? Gadis itu langsung menepis pikirannya, dia tidak mau berfikir yang tidak-tidak untuk saat ini.
Wajahnya masih terlihat ngantuk dengan jidatnya yang sedikit berkerut. Membuat tanda putih melengkung di keningnya itu sedikit berantakan. Wajahnya yang tirus dan putih sepertinya masih tidak butuh untuk diperlihatkan ke luar.
"Apakah kau memimpikan pria itu lagi?" Tanya seorang pria yang mengejutkan dirinya yang sedang mengantuk-ngantuk. Pria itu tengah duduk di atas meja tak jauh dengan tempat tidurnya.
Pria itu memakai Zhaoshan berwarna biru tua berbordir mawar dengan sulaman benang yang senada, hingga terlihat begitu elegan. Lalu pakaian silang dalamnya yang berwarna putih terang, yang membuatnya begitu mencolok. Wajahnya tampak datar bagaikan sang pencipta tidak sedikit memberikan satu pun ekspresi kepadanya. Rambutnya tergerai panjang halus dan wangi mawar menyelimuti lelaki itu.
"Shen Lan, Bisakah kau tidak memggangguku?" Protes gadis itu dengan wajah yang masih terlihat mengantuk. Yang ada di pikirannya kali ini hanyalah ingin tidur kembali.
"Yi Changyin, apakah kau ingin di hukum lagi oleh nyonya Feng?" Balas pria itu menakut-nakuti.
"Haiya!!" Yi Changyin berseru dengan malas. "Bukankah nama Shen Lan itu hanya cocok untuk anak perempuan?" Yi Changyin tertawa garing. "Ternyata Shen Lan yang ku kenal begitu feminim."
"Siapa bilang aku ini feminim?" Tanya Shen Lan tanpa ada ekspresi di wajahnya. Tidak marah, tersinggung ataupun senang. Pasalnya, Shen Lan itu berarti biru tua. Dan dia adalah sebuah tumbuhan roh yang di rawat baik oleh Yi Changyin. Bahkan Yi Changyin yang memberikan nama itu, mengapa sekarang dia malah mengejeknya?! Ah! Mungkin dia masih bermimpi.
"Aku sudah berumur enam belas ribu tahun, aku tidak mau lagi terus menerus di gunakan oleh dia untuk melampiaskan kekesalan." Tiba-tiba nada pembicaraan Yi Changyin berubah menjadi serius. "Aku berjanji akan melawannya sekarang."
"Dengan tingkat kultivasi mu yang hanya mencapai emas level tujuh?" Shen Lan mencemooh. "Nyonya Feng sudah mencapai Dewi tingkat emas level satu, kau yakin akan melawannya? Walaupun dibantu dengan ibumu yang hanya Dewi tingkat perak level satu, itu tidak akan membantu." Jawab Shen Lan. Namun jelas-jelas dia yang membuat semangat Yi Changyin menjadi menurun.
Lama termenung, akhirnya Yi Changyin memberikan jawaban yang tepat. "Aku masih berumur enam belas ribu tahun, wajar saja baru mencapai tingkat emas." Katanya dengan yakin.
"Apakah kau lupa nona muda Yi Xuemei saat berusia enam belas ribu tahun berapa tingkat kultivasinya? Ingat! Dia sudah mencapai kristal level satu, dan sekarang saat berusia dua puluh ribu tahun, dia sudah mencapai kristal level enam, sebentar lagi dia akan mencapai Dewi tahap awal." Jelas-jelas Shen Lan sedang membuat Yi Changyin agar tidak malas untuk berkultivasi lagi. Pasalnya, setelah gadis itu mencapai emas level tujuh, dia menjadi bermalas-malasan.
Tingkat kultivasi sangatlah banyak. Di mulai dari Perunggu, perak, emas, kristal, Dewa/Dewi tahap awal, Dewa/Dewi tingkat perunggu, Dewa/Dewi tingkat perak, Dewa/Dewi tingkat emas, Dewa/Dewi tingkat kristal dan terakhir adalah Dewa/Dewi tertinggi. Semua tingkatan memiliki tujuh level, terkecuali Dewa/Dewi tertinggi yang sudah menjadi tingkatan puncak. Khusus untuk makhluk fana, setelah mencapai level tujuh kristal, akan memasuki tahapan bintang terlebih dahulu sebelum naik ke Dewa/Dewi.
Jarang para makhluk abadi yang bisa mencapai tingkat Dewa/Dewi tertinggi, apalagi manusia fana. Atau mereka harus berkultivasi selama beratus ribu tahun tanpa henti. bahkan yang paling lambat bisa mencapai satu juta tahun. Tiap naik satu tingkat, kesulitannya pun akan di tambah satu tingkat. Tapi setiap naik tingkat, kekuatan mereka akan di tambah kurang lebih sebanyak lima kali lipat.
Cara terlambat untuk berkultivasi adalah bertapa dengan tenang sesuai elemen masing-masing tanpa gangguan. Jika ingin sedikit cepat, gunakannya tumbuhan spiritual atau bisa bertarung menggunakan tenaga dalam. Jika ingin lumayan cepat, bertapa di tempat yang berlawanan dengan elemen masing-masing. Misal untuk Yi Changyin yang memiliki elemen es dan air, maka akan lebih cocok jika dia berkultivasi di atas api spiritual dengan menyerap intinya.
Ya, selain itu bisa juga menggunakan tanaman spiritual atau inti roh hewan roh atau ilahi.
Sekarang Yi Changyin sangat bermalas-malasan untuk berkultivasi, alhasil dia akan lebih sulit untuk mencapai tingkat selanjutnya. Tentu saja Shen Lan tidak mau temannya menjadi seperti pribadi yang malas. Walaupun dia hanya tumbuhan yang tidak memiliki hati dan perasaan, Shen Lan harus berutang Budi seumur hidup pada Yi Changyin.
"Baiklah.. sekarang kita pergi ke tempat api spiritual."
Shen Lan mengangkat pandangannya seketika, tapi ekspresi wajahnya tidak begitu terkejut. Bukankah Yi Changyin begitu cepat untuk menanggapinya? Tapi bagus, dia tidak perlu berceramah empat ribu kata lagi.
.......
.......
.......
Sebuah tempat gelap dengan penerangan yang minim. Gua itu hanya di terangi oleh batuan lava yang menyala dan terlihat begitu panas. Mungkin siapapun yang menyentuhnya akan langsung terbakar lalu menggosong. Di tengah-tengah tempat aneh itu, terdapat singgasana berwarna hitam yang di penuhi dengan aura iblis.
Beberapa orang berjubah hitam duduk dengan hormat di depan singgasana kosong itu. Sepertinya.. seseorang akan segera datang kesana.
Semua orang di ruangan itu memiliki aura iblis yang kuat. Tidak salah lagi kalau mereka adalah orang-orang terkuat dari alam iblis yang sedang menunggu rajanya.
"Setelah bertapa selama enam belas ribu tahun, aku baru mendengar ras peri telah musnah. Benarkah itu?" Suara itu menggema di dalam ruangan, diiringi dengan kepulan asap hitam bercampur merah muncul di atas bantalan singgasana. Hingga kepulan itu berubah menjadi sosok yang memiliki aura iblis lebih kuat dari yang lainnya.
Jubahnya di penuhi dengan kabut-kabut hitam kemerahan. Wajahnya tertutup topeng hitam yang begitu menyeramkan. Ada tanduk runcing tumbuh di jidatnya. Tidak salah lagi kalau dia adalah sang raja iblis, musuh terbesar dari alam langit.
"Salam hormat kepada raja iblis yang agung." Semua orang bersujud memberi hormat.
Kemudian salah satu dari mereka mengangkat kepalanya, untuk menjawab pertanyaan sang raja iblis. "Jawab yang mulia, ras peri putih dan hitam benar-benar musnah. Ketika penyelidikan, kami menemukan topeng milik kedua pemimpin di kedua kubu itu di jurang danau penghancur jiwa. Tidak pungkiri lagi kalau mereka masuk ke dalam danau itu setelah cahaya aneh yang meledak di sela-sela tubuh mereka." Jelas pria itu dengan suara serak. Jelas kalau dia sudah lanjut usia.
"Dimana pedang sakti mereka berdua?" Tanya sang raja iblis. Dari suaranya, tak bisa dipungkiri kalau pria itu memiliki wajah yang masih muda dan juga tampan.
"Raja, alam langit yang mengambilnya dan di segel di suatu tempat." Jawab pria tua itu lagi.
Raja iblis mendengus. "Alam langit itu sungguh serakah!" Makinya. "Terus selidiki apa yang sebenarnya terjadi. Siapa yang menciptakan ledakan itu dan dimana kedua pedangnya di sembunyikan. Juga temukan jiwa mereka berdua yang mungkin sudah bereinkarnasi."
"Baik, raja agung." Suara para iblis itu menggema seraya menjawab perintah sang raja mereka yang begitu misterius.
Sejauh ini, belum ada yang tahu wajah dari si raja, mereka hanya bisa mendengar suaranya yang seperti orang tampan. Seperti rumor kebanyakan di mana-mana.
.......
.......
.......
"Ayah apakah kau tahu?" Seorang pria berbicara di depan berbagai makanan yang terhampar di atas meja itu. Beberapa orang langsung mengalihkan pandangan kepadanya. Semua orang bisa mengenalnya kalau dia adalah Yi Huanfu, tuan muda pertama keluarga Yi.
"Kejadian tentang ras peri yang punah enam belas ribu tahun lalu baru ramai di bicarakan di alam fana." Kemudian dia terkekeh pelan. "Mereka ketinggalan."
Yi Changyin hanya melirik sekilas, dia masih fokus dengan makanannya sendiri. Siang itu adalah waktu makan bersama inti keluarga Yi. Hanya terdapat Yi Wang, Feng Chao, Qin Ruyi dan ketiga anaknya.
Yi Wang hanya terkekeh mendengar ucapan putra pertamanya. Terkadang mereka terlihat begitu harmonis. Tapi berbeda suasana jika Yi Xuemei mulai merundung Yi Changyin.
"Ayah, mengapa aku tidak pernah mendengar hal ini?" Tanya Yi Changyin yang akhirnya membuka suara setelah menelan makanannya.
"Karena kau begitu bodoh untuk mempelajari sejarah." Sahut Yi Xuemei mencaci adiknya.
"Aku tidak berbicara padamu." Ujar Yi Changyin dengan ketus yang membuat Feng Chao dan Xuemei melotot. Shen Lan yang berada di cincin ruang Yi Changyin hanya bergumam tanpa ekspresi, "Ternyata ucapannya lagi tadi itu benar."
Dari enam belas ribu tahun kebelakang, Yi Changyin tidak pernah melawan Yi Xuemei ataupun Feng Chao. Tapi kali ini? Yi Changyin jelas-jelas menjawabnya dengan nada yang ketus pula.
"Beraninya kau?!"
"Kau ini seorang kakak, sangat tidak pantas memaki adiknya." Potong Yi Changyin dengan berani. Dia tidak peduli jika Feng Chao akan mengancamnya dengan hukuman cambuk atau apapun itu, karena dia akan segera pergi untuk berkultivasi.
"Siapa bilang aku ini kakakmu?!" Balas Xuemei tidak terima. Yi Wang yang melihatnya hal itu hanya tertunduk murung. Tidak ada lagi yang harus dia lakukan. Pengaruh Feng Chao yang dari klan Phoenix sangat menekannya.
"Baiklah, jika kau bukan kakakku maka jangan pernah mencampuri urusanku lagi."
"Kau?!"
"Yin'er.." Cegah Qin Ruyi berusaha membatasi emosi putrinya.
"Changyin, kau tidak pantas bersikap seperti ini, dari mana kau belajar? Apakah dari ibumu?" Saat itu Feng Chao mulai angkat suara sambil mengeluarkan auranya, berusaha membuat Yi Changyin tertekan.
Tapi Shen Lan telah melindungi Yi Changyin, hingga gadis tak merasakan apapun dari pengaruh Feng Chao. Ekspresinya begitu datar di lihat, membuat Feng Chao semakin di selimuti emosi. Manamungkin aura Phoenix yang begitu kuat tidak bisa mempengaruhi gadis yang hanya berada di tingkatan emas level tujuh?!
"Sudahlah kau tidak perlu mencampuri urusanku lagi!" Sergahnya sambil berdiri.
"Kau?!" Sejujurnya Feng Chao pun merasa terkejut dengan sikap Yi Changyin saat ini. Apakah dia sedang cari mati?
"Ayah, ibu. Hari ini aku pamit untuk pergi berkultivasi sampai menjadi Dewi tahap awal." Ucapnya sambil membungkuk seraya memberi salam penghormatan.
Tapi, dia malah mendapat tawaan dari Xuemei. "Menjadi Dewi? Kau sedang bermimpi? Orang bodoh sepertimu?" Ejeknya di sela-sela tertawa.
"Kau lihat saja nanti! Ingat, jangan pernah meremehkan ku lagi setelah kembali!" Ujarnya dengan serius sambil pergi meninggalkan ruangan.
"Yin'er!" Saat itu Qin Ruyi berusaha menghentikannya. Tapi sepertinya Yi Changyin tidak bisa di hentikan lagi.
"Sudahlah adik, biarkan dia pergi seratus ribu sampai sejuta tahun lagi." Ujar Feng Chao dengan senyuman mengejeknya. Begitu pula dengan Yi Xuemei. Tapi tidak dengan Yi Huanfu, dia benar-benar tidak pernah berminat untuk merundung adik bungsunya itu.
"Aku tidak tahu apakah dia bisa melewati makhluk yang berjaga di sana." Tambah Feng Chao dengan yakin kalau Yi Changyin akan kembali dengan tangisan cengengnya.
Mau tak mau Qin Ruyi harus duduk kembali, dia hanya bisa bersedih dari hari ke hari. Kesombongan orang dari klan Phoenix membuatnya terus tersudut setiap hari. Tapi jika putrinya hendak pergi berkultivasi, dia tidak bisa menghentikannya. Bagaimanapun dia sangat menunggu-nunggu kalau putrinya menjadi seorang Dewi yang kuat bahkan melebihi Feng Chao.
.......
.......
.......
Yi Changyin dan Shen Lan pergi dari kediaman keluarga Yi mereka, melakukan perjalanan menuju gua tempat api spiritual itu berada. Perjalanan mereka tidak begitu jauh, jika menaiki kereta kuda akan sampai setelah satu hari perjalanan.
Tapi, kereta kuda hanya mampu berhenti di depan jembatan kabut yang terkenal dengan jurangnya yang dalam tak terhingga. Bahkan kabarnya banyak makhluk mengerikan yang sering kali muncul untuk menghadang siapa saja yang melewati tempatnya.
Tapi kali ini Yi Changyin datang dengan perlindungan. Seribu tahu yang lalu, bunga itu menjadi lebih kuat hingga dapat melindunginya dengan baik. Jangankan untuk melawan kekuatan Feng Chao, melewati jembatan kabut itu pun mereka melewatimya dengan aman.
Sampailah dia di mulut gua tempat api spiritual berada. Aura yang penuh dengan kekuatan itu sudah terasa bahkan beberapa meter di tempatnya. Yi Changyin tersenyum puas ketika merasakannya, dia tidak pernah merasakan sesuatu yang sekuat ini. Akan bagus jika di gunakan untuk terobosan beruntun.
"Kau masuklah ke dalam, baluti dulu tubuhmu dengan aura spiritual dari elemen air, lalu gunakan api itu dengan baik. Aku akan membuat formasi di mulut gua yang bertahan selama seratus tahun" Ujar Shen Lan seraya memberikan bantuan.
Yi Changyin mengangguk mantap. Kemudian aura spiritual mengalir di tangannya, pola rumit ia gunakan hingga seluruh tubuhnya di baluti dengan aura spiritual yang ada unsur elemen airnya. Dengan serius, Yi Changyin mulai memasuki gua yang semakin mendekat, panas semakin menyengat terasa.
Saat itu pula, Shen Lan mulai menggambar formasi di udara kosong. Membuat goresan emas yang dipenuhi dengan aura suci itu. Formasi Lukisan Hanzi di dorong ke mulut gua, sedikit meledak dan menciptakan angin besar. Tidak akan ada seorangpun yang bisa memasukinya dengan mudah.
"Akhirnya dia berkultivasi juga.." Gumam Shen Lan masih dengan wajah tanpa ekspresinya.
Kemudian Shen Lan menutup matanya, membentuk pola rumit di tangannya. Tak lama dia berubah menjadi partikel cahaya yang bergerak menuju mulut gua, kemudian berubah menjadi mawar biru tua yang indah. Kali ini dia hendak bertapa untuk menambah kekuatannya.
Sudah satu hari Yi Changyin bersila lotus di tengah-tengah api spiritual. Kerutan di dahinya menunjukkan keseriusan dalam menambah kekuatan. Panas yang menyengat dia tahan untuk tidak menjalar sampai membuatnya tidak fokus.
Aura-aura dari inti spiritual api terus mengalir ke dalam tubuhnya dengan deras. Hingga cahaya muncul di sela-sela tubuhnya, tak lama menjadi ledakan yang tak begitu keras. Dia sudah berhasil mencapai tingkatan kristal level satu!
Masih dengan mata terpejam, Yi Changyin menyunggingkan senyuman tipis. Dia merasa puas dengan kecapaian yang luar biasa. Biasanya untuk mencapai level satu kristal harus sampai satu sampai dua bulan bertapa.
Ah! Sepertinya dia harus pergi ke menara penyucian yang berada di alam langit. Mungkin hanya dalam kurun waktu seribu tahun dia sudah bisa mencapai Dewi tertinggi.
Tapi mungkin jika dia mengikuti ujian dengan level kesulitan tertinggi, tidak perlu seratus bahkan lima puluh tahun untuk mencapai tingkat Dewi tertinggi. Sepertinya dia harus mencoba lain kali.
Dalam jarak yang dekat sama jauh, dari dalam gua itu selalu terdengar ledakan yang menandakan terobosan. Shen Lan yang sepertinya sudah berhenti bermeditasi sedang berjongkok di pinggiran jurang roh itu.
BOMMM!!
Ledakan kembali terdengar. "Sepertinya, nona memiliki kekuatan tersembunyi yang bisa lebih mudah untuk melakukan terobosan. Sekarang dia sudah berada di tingkatan kristal level tujuh. Sedangkan sepuluh tahun lagi tepat seratus tahun dia berada di dalam, dan formasi akan terbuka dengan sendirinya." Shen Lan terus bergumam. "Akankah dia dapat menjadi Dewi dalam kurun waktu seratus tahun?"
Mencapai terobosan, bagi makhluk abadi sangatlah sulit. Berbeda jauh dengan manusia yang mungkin hanya membutuhkan beberapa tahun. Tapi walaupun tingkatkan makhluk abadi berada di bawah manusia, jika bertarung maka makhluk abadi lah yang akan menang.
Tapi jika manusia ingin menjadi Dewi, mereka harus mengikuti ujian menara penyucian di alam langit. Semakin tinggi level yang mereka pilih, semakin cepat pula melakukan terobosan. Tapi, di level satu saja tidak mudah untuk makhluk abadi untuk selamat, apalagi manusia fana.
Sepuluh tahun berlalu, kekuatan formasi milik Shen Lan semakin melemah. Jika melewati tengah malam, mungkin akan segera berakhir. Dia terus mengawasi di tengah-tengah musim dingin yang menyejukkan badannya di dekat api spiritual yang abadi itu. Shen Lan hanya sekuntum bunga, tapi dia adalah makhluk abadi. Tidak akan pernah layu sampai dia bosan untuk hidup.
Di dalam, aura Yi Changyin semakin kuat. Inti api spiritual semakin deras masuk ke dalam dantiannya. perlahan cahaya kuat muncul di sela-sela pori-pori tubuhnya. Pendiriannya menjadi goyah, dia sangat tidak tahan untuk mencapai terobosan besar kali ini.
Cahaya itu semakin lama semakin terang, membuat nafas Yi Changyin berderu sekencang kuda berlari. Cahaya itu semakin terang hingga menimbulkan ledakan yang besar.
BOMM!
Bahkan tanah di luar gua bergetar hingga membuat salju runtuh menutupi mulut gua. Shen Lan yang awalnya tidak berekspresi kini dia terbelalak.
"Nona.. berhasil menjadi Dewi?" Setelah mengatakan hal itu, dia menghela nafas dan ekspresinya kembali berubah datar.
Sementara di dalam, mata Yi Changyin sudah terbuka sambil mengamati penampilannya yang bersinar di tengah bara api yang menyala. Jantungnya berdetak kencang kentara ia berhasil melakukan suatu terobosan! Dan dia berhasil menjadi seorang Dewi tahap awal level satu!
"Aku berhasil.. aku berhasil!!" Seru nya dengan senang.
Yi Changyin segera melompat keluar, menyingkirkan es yang menghalangi jalannya. Pemandangan pertamanya di sambut oleh Shen Lan yang berwajah datar bak kolam air yang tak tersentuh itu.
Senyuman Yi Changyin menghilang. "Ku kira setelah seratus tahun kau akan bisa mempunyai ekspresi."
"Aku tidak mempunyai hati, tapi aku bisa terkejut dengan pencapaianmu." Ucap Shen Lan yang membuat Yi Changyin kembali mengangkat sudut bibirnya.
"Baiklah! Jangan lama-lama di sini." Kemudian senyumannya berubah menjadi mengerikan. "Aku harus membalas budi mereka berdua selama enam ribu belas tahun!"
...----------------...
Setelah membaca tinggalkan jejak dengan cara like dan komen. Jangan lupa beri dukungan dengan cara beri hadiah dan vote di laman karya🤗
Yi Changyin kembali ke wilayah klan rubah ekor sembilan bersama Shen Lan. Setelah keberhasilannya di gua api spiritual, Yi Changyin menjadi sangat percaya diri untuk melawan Feng Chao dan Yi Xuemei. Dengan modal tingkat kultivasinya yang sudah menjadi Dewi, itu pasti akan berhasil walaupun hanya bisa menekan Yi Xuemei. Setidaknya, Yi Changyin sudah berusaha selama seratus tahun.
Namun setelah mencapai gerbang keluarganya, Yi Changyin berkata santai pada si bunga roh itu. "Shen Lan.. kau tahu apa keinginanku?"
"Tidak tahu." Jawab Shen Lan datar. Walaupun menjengkelkan, tapi Yi Changyin tetap sabar karena telah terbiasa.
"Aku ingin mencari seseorang yang di dalam mimpi itu. Jika dia seorang dewa tertinggi atau manusia, aku ingin menjalin kontrak dengannya." Ujar Yi Changyin dengan yakin. Bahkan senyuman percaya diri terpampang jelas tanpa beban di wajahnya.
Shen Lan menghentikan langkahnya. "Ini.."
Yi Changyin menatap Shen Lan dengan heran. Tapi tak terasa mereka sudah hampir sampai di paviliun yang Yi Changyin tempati. "Apa?"
"Kau berasal dari keluarga terhormat, itu sangat tabu untuk di lakukan atau.. kau akan mendapat ujian langit." Ujar Shen Lan menasihati. Walaupun sebenarnya kata-kata itu harus dengan ekspresi yang marah, tapi Shen Lan tidak berekspresi sama sekali.
"Shen Lan, aku ingin hidup bebas. Aku juga tidak mau menikah dengan orang asing. Lalu.."
"Selamat nona.."
"Selamat nona.."
Dua orang pelayan yang lewat itu entah angin di mana memberi selamat pada Yi Changyin. Apakah karena terobosannya selama seratus tahun? Tidak mungkin, Yi Changyin sudah menekan auranya. Siapapun tidak akan bisa melihat seberapa tingkat kultivasinya. Ada yang mencurigakan!
Yi Changyin menyondongkan badannya ke arah Shen Lan. "Apakah kau tahu apa yang terjadi di sini?" Tanyanya dengan bingung.
Shen Lan mengangkat kedua sisi pundaknya. "Tidak tahu."
Yi Changyin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, semakin lama hatinya semakin merasakan firasat buruk. Tapi, lebih baik dia kembali ke kamarnya dulu, mengistirahatkan badan dan makan yang banyak. Sudah memutuskan, dari pada memusingkan prasangka, lebih baik pergi ke kamarnya.
Tapi saat hendak memasuki gerbang, Yi Changyin melihat sosok Qin Ruyi yang berjalan ke arahnya juga. Awalnya Qin Ruyi tidak menyadari keberadaan Yi Changyin, tapi karena sudah dekat dia menyadarinya. Qin Ruyi tak bisa menahan senyumannya lagi.
"Yin'er!" Serunya.
"Ibu!!" Seru Yi Changyin sambil berlari dan memeluk ibunya dengan erat.
"Kau pergi sangat lama, ibu sangat merindukanmu." Terdapat getaran di setiap katanya. Kentara dia benar-benar bersedih selama seratus tahun kebelakang. Yi Changyin selalu bersama ibunya setiap saat, bahkan ketika berkultivasi.
Sekarang Yi Changyin sudah dewasa, Qin Ruyi harus bisa melepasnya kealam luar yang luas. Mengingat keinginannya untuk melihat sang anak tumbuh menjadi Dewi tertinggi. Memikirkan hal itu Qin Ruyi sedikit merasa sesak hingga dia pun semakin mempererat pelukan hangatnya. Sepertinya dia benar-benar tidak rela jika di tinggal pergi putri semata wayangnya.
"Ibu.. setelah ini harus pergi lagi." Ujar Yi Changyin walaupun terasa berat untuk mengatakannya. Dia tidak mau melihat ibunya bersedih hanya karena keinginannya untuk berkelana. Tapi tidak dengan memberi tahu tujuannya untuk menemui seseorang yang ada dalam mimpi.
Yi Changyin sedikit tak yakin, tapi hatinya sudah bertekad bulat. Dia harus menemukan pria itu! Yi Changyin sudah benar-benar menganggap pria itu nyata dan hidup di muka bumi ini.
Qin Ruyi melepas pelukannya, menatap Yi Changyin dalam. "Yin'er, walaupun hati ibu tidak rela, tapi ibu tidak akan melarangmu untuk pergi berkelana. Hanya saja.." Qin Ruyi tidak melanjutkan ucapannya, dia menunduk dengan sedih. Mungkin ucapannya kali ini akan sedikit menghancurkan kegigihan putrinya yang bahkan baru tertanam pada kepribadiannya.
"Hanya saja?" Tanya Yi Changyin penasaran.
"Ayahmu.." Qin Ruyi berkata sangat pelan, kentara benar kalau ini mungkin akan menghancurkan kegigihan putrinya. "Sedang bersama raja dan pangeran dari klan Naga. Mereka.. ingin menjodohkanmu dengannya."
Ekspresi Yi Changyin tidak terkejut, hanya saja dia berfikir sesuatu tentang pria itu. 'Mungkinkah pangeran dari klan Naga itu sama dengan pria yang di alam mimpi? Kalau sama.. bukankah aku tidak perlu bekerja keras mencarinya.' Yi Changyin tersenyum samar. 'Aku harus melihat wajahnya dulu, jika tidak sama.. apa susahnya untuk kabur?' Ingin Yi Changyin melebarkan senyumnya. Tapi takut diduga kalau dia senang dengan perjodohan ini. Susah tak susah, dia harus menahan hal itu.
"Sebaiknya kau pergi ke aula utama terlebih dahulu." Ujar Qin Ruyi menyadarkan Yi Changyin dari lamunannya. "Suka tidak suka.. aku ingin kau yang memutuskan." Qin Ruyi tersenyum. "Ibu akan selalu mendukung keputusanmu."
Mendengar hal itu membuat hati Yi Changyin menghangat. Betapa beruntungnya ia mendapatkan ibu yang baik dan perhatian seperti Qin Ruyi. Wanita itu begitu istimewa di hatinya, hingga Yi Changyin berharap agar bisa bersama sang ibu untuk selamanya. Tapi itu hanya mimpi belaka.
Hidup tak selalu harus seperti itu. Walaupun kita menginginkan yang seperti sekarang terus-menerus hingga selamanya, takdir tidak akan pernah memihak. Jika takdir ingin berbalik, maka kehidupan seseorang akan berbalik menjadi sedih ataupun senang. Tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi Yi Changyin berharap yang terbaik untuk ibunya.
"Baik.."
Qin Ruyi tersenyum, kemudian membawa putrinya menuju aula utama keluarga Yi. Tapi tak di sangka mereka berdua menangkap dua orang yang tengah berbisik-bisik di tempat yang sepi dan sempit. Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu yang penting dan rahasia. Hal itu membuat Yi Changyin penasaran dan mendekat untuk menguping. Mau tak mau Qin Ruyi mengikuti putrinya, dia pun segera mematikan auranya untuk meminimalisir kewaspadaan seseorang di hadapannya.
Tampak seorang pria muda dan pria tua sedang berbincang dengan serius. Di lihat dari auranya, tingkat kultivasi pria muda sudah mencapai dewa tertinggi. Sedangkan yang lebih tua baru mencapai dewa tingkat kristal level tiga. Sepertinya pria yang lebih tua adalah pengikutnya. Tapi mereka berdua sama-sama kuat, Yi Changyin dan ibunya harus berwaspada jika sewaktu-waktu mereka menyadari keberadaan dirinya dan ibunya.
"Yang muda itu.. adalah pangeran yang akan di jodohkan denganmu." Ujar Qin Ruyi dengan suara yang pelan, bahkan hampir berbisik.
Yi Changyin menoleh ke arah ibunya dengan terkejut, kemudian dia meneliti wajah pria muda itu. Tidak! Ini jauh berbeda. Sepertinya Yi Changyin akan benar-benar kabur bersama Shen Lan kali ini. Mimpi nya untuk tidak perlu bekerja keras hancur lebur seketika.
Walaupun pangeran dari klan Naga itu tampan, tapi menurut Yi Changyin pria dalam mimpinya lah yang paling tampan. Sepertinya Yi Changyin sudah jatuh hati pada pria dalam mimpinya itu. Dia harus cepat-cepat menemukannya ada atau tidak! Bahkan di neraka sekalipun.
"Aku tidak menyukainya, aku akan kabur." Bisik Yi Changyin yang membuat ibunya terbelalak.
"Yang mulia, apakah kau sungguh ingin menikahi gadis rubah itu?" Tanya si pria tua itu. Sepertinya mereka baru tiba di tempat itu.
Saat itu pula Yi Changyin dan ibunya segera menajamkan Indra pendengarannya. Siapa tahu ini adalah informasi penting yang dapat berguna di masa depan.
"Aku hanya mendengar kalau nona itu memiliki kemampuan yang dapat menyembuhkan segala penyakit. Jadi aku akan menggunakannya untuk menyembuhkan calon istriku yang sebenarnya. Kita gunakan saja dia sampai mati, lalu palsukan penyebab kematiannya dan beri kabar klan Rubah ekor sembilan."
Mendengar hal itu Yi Changyin tampak syok. Rasa bingung dan marah bercampur aduk di hatinya. Dia bingung karena pria itu mengatakan kalau dia punya kemampuan untuk menyembuhkan segala penyakit. Tapi kenapa tidak ada yang memberitahunya?! Malah orang luar yang secara tidak langsung mengatakan hal itu. Ada yang tidak beres!
Lalu tentang skandal pria busuk berkedok tampan yang hanya akan memanfaatkannya, Yi Changyin menjadi geram. Bisa-bisanya ada pria seperti itu di dunia ini! Siapa yang tidak marah jika hanya dimanfaatkan lalu di buang saat tidak berguna?
Qin Ruyi yang mendengar hal ini turut sedih dan marah. Dia sedih karena di dunia ini ada saja orang yang ingin mencelakai putrinya. Hal itu tentu saja membuatnya sekaligus menjadi marah.
Aura Qi muncul di tubuh Yi Changyin, dia akan membuka auranya! Dengan cepat Qin Ruyi membawa pergi putrinya dengan berteleportasi. Dia tidak ingin keberadaannya di ungkap oleh pria biadab itu.
Mereka berdua kini sudah berada di kamar Yi Changyin, gadis itu masih di selubungi dengan emosi yang membara. Tapi sadar dia sudah berada di mana, tatapannya menjadi lembut kembali. Tapi tetap saja rasa kesal dan benci terus membekas di hatinya. Tapi ketenangannya membuat Qin Ruyi bernafas dengan lega. Tadinya dia mengira Yi Changyin akan mengamuk ke depan ayahnya. Untung saja itu hanya angan-angan belaka.
"Ibu.. aku tidak ingin berurusan dengannya lagi." Ujar Yi Changyin, getaran kebencian dapat terasa oleh ibunya.
"Tapi.."
"Ibu tenang saja." Yi Changyin memegangi kedua tangan Qin Ruyi. "Changyin mohon, ibu rahasiakan kepergianku kali ini. Para pelayan itu mungkin akan memberi tahu ayah mengenai kedatanganku, tapi tolong ibu tutup mulut untuk hal ini.
Qin Ruyi tersenyum. "Yin'er, ibu sudah bilang jalan apapun yang kau pilih ibu akan selalu mendukungmu."
"Aku sangat menyayangimu, ibu." Ujar Yi Changyin sambil memeluk ibunya hangat. "Maafkan aku yang harus meninggalkanmu lagi entah sampai kapan." Tak terasa air mata turun dari matanya, dia benar-benar merasa rapuh.
Begitupun dengan Qin Ruyi yang mulai menangis tersedu-sedu. Dia tak rela, tapi harus merelakannya. Ini demi kebaikan Yi Changyin sendiri. Tinggal di klan rubah, hanya akan membuat gadis itu tersiksa. "Jaga dirimu baik-baik, Yin'er." Lirih Qin Ruyi.
"Ibu kau tenang saja, aku memiliki Shen Lan. Juga.. tingkat kultivasiku yang sudah mencapai Dewi tahap awal."
Qin Ruyi langsung melepaskan pelukannya, dia menatap Yi Changyin dengan takjub. "Sungguh?" Dia sangat terkejut hanya dengan kurun waktu seratus tahun, Yi Changyin sudah melewati terobosan yang begitu banyak.
Yi Changyin mengangguk, membuat Qin Ruyi tak tahan lagi untuk menampilkan ekspresi bangganya. "Lambat laun.. aku akan memberitahu ayahmu." Ucapnya.
"Ya, setelah lewat dari tiga bulan, ibu baru boleh memberi tau ayah. Aku yakin dia tidak akan marah padamu." Kemudian Yu Changyin merogoh sesuatu di dalam lengan Hanfunya yang panjang. "Ibu, aku punya ini untukmu."
Sebuah lonceng emas dengan tali merah menggantung di tangan Yu Changyin. Lonceng itu di penuhi dengan aura mistis yang pekat. Entah di mana Yi Changyin mendapatkan benda semacam ini.
"Ini adalah lonceng pemanggil suara, Shen Lan yang memberikannya padaku." Ujar Yi Changyin. "Gunakan ini untuk berbincang denganku sesekali, aku juga punya satu." Tambahnya sambil menunjukkan satu buah lonceng yang sama di tangannya.
"Ya.. ibu akan menggunakannya dengan baik."
"Ibu hanya perlu memanggil namaku. Aku akan menjawab jika saat waktu senggang." Tambah Yi Changyin menjelaskan.
Qin Ruyi mengangguk. "Baik.. baik.." Wanita itu kembali memeluk putrinya. "Jaga dirimu baik-baik."
"Selamat tinggal ibu."
Tiga kata itu begitu menyakitkan bagi keduanya. Namun mereka harus mengikhlaskan segala yang telah di tentukan oleh takdir. Ini adalah takdirnya untuk Yi Changyin pergi mengenal dunia luas. Qin Ruyi hanya bisa menyetujuinya walaupun dengan hari yang berat.
Yi Changyin mulai melepaskan pelukan ibunya, pergi ke luar untuk memulai perjalanan. Segala sesuatu sudah ada di dalam cincin ruang yang dia punya sejak dahulu. Mungkin saat dalam perjalannya, Yi Changyin harus sedikit bekerja keras.
Shen Lan mulai muncul di udara kosong. Sebelum pergi, dia memberi hormat pada Qin Ruyi. Kemudian dia menyusul Yi Changyin yang sudah berjalan lebih dulu. Saat itu Yi Changyin menghentikan langkahnya, berbalik menatap sang ibu untuk terakhir kalinya.
Wanita itu tampak menangis tersedu-sedu melihat kepergian putrinya. Yi Changyin hanya bisa memberikan senyuman terakhir dengan air matanya yang juga turun. Kemudian Yi Changyin mulai menyilangkan kedua tangannya di dada, menghempaskan angin dan membawanya terbang.
Shen Lan melakukan hal yang sama. Qin Ruyi masih memperhatikan mereka dengan tangisan yang memilukan. Hingga Yi Changyin dan Shen Lan menghilang di udara kosong, badan Qin Ruyi menjadi ambruk ke lantai. Seakan tulang-tulang nya pun tak mampu untuk menahan kesedihan.
"Yin'er.."
.......
.......
.......
Di aula utama keluarga Yi, tampak dua orang pria memasuki ruangan besar tersebut. Kedua orang dari klan Naga itu tampak di hormati oleh paman-paman keluarga Yi untuk menyambut. Mereka adalah pangeran dari klan Naga, Long Chu dan penasihat kerajaan.
Kedatangan mereka di sambut dengan baik, karena memiliki maksud yang baik. Melamar sang nona muda bungsu, Yi Changyin. Yi Xuemei tentu saja sangat iri melihatnya. Bahkan saat pertama kali Long Chu datang, gadis itu mengira dia akan melamarnya. Tapi kenyataan berbanding terbalik dengan yang dia inginkan.
Pangeran yang bernama Long Chu sudah datang untuk kedua kalinya, dengan tujuan melihat sang tunangan. Tapi lagi-lagi di kabarkan kalau Yi Changyin belum pulang berkultivasi. Agak membuatnya jengkel, tapi sebagai pangeran yang berwibawa dia harus menahannya.
Tapi kali ini Yi Wang menyarankan agar Long Chu melihat luksinnya saja dan hal itu di setujui olehnya. Dan kali ini mereka sedang menunggu sang nyonya Qin untuk mengambil lukisan putrinya itu.
"Mengapa lama sekali!" Gerutu Feng Chao dengan suara yang pelan. Dia masih harus mempertahankan temperamen nya di depan sang pangeran.
Tak lama, Qin Ruyi datang dari luar. Seorang pelayan mengiringinya dari belakang. Tampak pelayan itu membawa gulungan kertas kanvas yang semua orang tahu kalau wajah Yi Changyin terlukis di sana.
"Langsung saja berikan pada pangeran." Ujar Yi Wang.
"Baik."
Qin Ruyi segera memerintahkan pelayan itu untuk memberikan gulungan kanvas pada pangeran Long Chu. Sedangkan ia bergegas menuju tempat duduknya sebagai seorang nyonya kedua.
Long Chu menerima gulungan itu dan segera membukanya. Tampak lukisan seorang gadis dengan pakaian putihnya yang tampak elegan. Wajahnya begitu cantik dan putih karena goresan tinta yang begitu handal. Dia tak pernah menyangka kalau Yi Changyin adalah seorang gadis cantik. 'Ternyata.. dia lebih cantik dari He Qing.'
...___________________________________________...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!