NovelToon NovelToon

Cinta Pertama

Episode 1

Kriingg..kringg..kringg..

Bunyi alarm pagi menusuk telinga gadis cantik berkulit putih dengan pipinya yang bulat, bola mata hitam, indah rambut hitam acak-acakan tampak seperti Singa jantan yang terbangun dari alam mimpi. Gadis manis bertubuh mungil itu duduk terbangun dari tidurnya. Dia mematikan alarm pada ponselnya dan melihat dengan mata yang sayup-sayup khas orang bangun tidur.

"Aaaaarrghh... Gawat, gua telat!" gadis itu panik dan melompat sambil mengacak rambutnya, frustrasi. Lalu dia lari terbirit-birit menuju kamar mandi. Namun, sialnya di dalam kamar mandi dia terpeleset karena lantai yang licin.

(buuggh..)

"Aaaww.. Sakit, sakit, sakit pantatku, sial benar sih." Dia menggerutu sambil mengusap-usap pantatnya yang bertambah tepos 1cm karena mencium lantai dan saat dia hendak bangun tiba-tiba.

(jedugg..)

"Aduhhh, pintu sialan!" dia mengelus kepalanya yang terhantam pintu kamar mandi. Dia merasa sangat sial pagi ini setelah selesai drama di kamar mandi. Dia merias wajahnya dengan make up natural. Dia mengikat rambut hitam panjangnya memakai kaos polos oblong kedodoran warna putih dan celana jeans hitam, dipadukan dengan sepatu covers warna putih kesukaannya dan tas punggung warna hitam.

Lalu dia bercermin dan berkata "Perfectoo..! Selamat pagi Ayra Syifania, lo memang keren, hehee." Ayra berkacak pinggang sambil menunjukkan gigi kelincinya.

"Alamaakk, udah telat bodoh! Masih sempat-sempatnya menyombongkan diri, aiishh.. ." Ayra berlari keluar kamar dan berteriak.

"Maaa! adek pergi dulu sama teman-teman. Bye... Assalamualaikum." Dia berlari sembari mencomot mendoan ditangannya.

Ya, dia adalah AYRA SYIFANIA, gadis manis dengan sifat manja, konyol, tomboi dan sedikit bar-bar. Umur 17 tahun, tinggi badan 150 cm.

Lalu wanita paru bayah keluar dari dalam kamar mandi.

"Dasar si bontot, suka nyelong aja kalau pergi sampai lupa salim dulu." Ucap wanita itu sambil memijit pelipisnya pelan. Dia adalah mamanya Ayra, Ria Ayu Syifania.

Lalu, seorang lelaki tampan turun dari tangga.

"Selamat pagi mama." Sapa lelaki itu kepada sang mama. Dia adalah Agra Shaka Pradipta, kakak kedua Ayra. Seorang lelaki tampan berkulit putih dengan hidung mancung, tinggi 180cm, umur 23 tahun. Dia adalah calon dokter muda spesialis kanker. Sifatnya cuek dan dingin. Namun, penurut dan sayang pada keluarga terutama pada adik perempuan satu-satunya.

"Selamat pagi sayang, ayo sini sarapan. Mama udah buatkan makanan kesukaan kamu." Ajak mama Ria

"Iya, ma. Bang Andra sama papa belum pulang, ma?" tanya Agra

"Katanya minggu depan.” jawab mama Ria

Baru saja mereka selesai berbicara, terdengar suara bariton dari arah pintu utama.

"Assalamualaikum.. Helo eperibadeeehh..! Mama, adek-adek ku, abang gantengmu pulang. Mana nih sambutannya?" lelaki itu berteriak sambil berjalan menuju ruang makan. Dia adalah Andra Shaka Pradipta, anak pertama dari pasangan Rolan Pradipta dan Ria Syifania, kakak pertama dari Agra dan Ayra.

Dia juga merupakan lelaki tampan berkulit putih, hidung mancun, tinggi 182 cm, umur 27 tahun. Dia adalah CEO Pradipta grub. Dia memiliku sifat yang tegas, baik, perhatian dan sedikit konyol seperti Ayra. Dia juga sayang keluarga terutama pada Agra dan Ayra. Namun, dia lebih posesif kepada Ayra karena Ayra perempuan.

"Bang Andra berisik banget dah. Kok udah pulang sih? katanya lusa? papa mana kok nggak bareng?" cecar Agra

"Hey hey hey jagoan. Kalau tanya satu-satu dong. Papa minggu depan baliknya. Ini abang balik duluan karena urusan abang udah selesai." Ja Jawab Andra

"Si Bogel Kesayanganku mana ni? kok nggak kelihatan?" Andra celingak-celinguk mencari keberadaan Ayra.

"Adek udah pergi. Enggak tahu ke mana," jawab Agra cuek

"Ohh, kamu kok enggak pergi juga? Ini kan hari Minggu. oh iya, jomblo sih ya, mau pergi juga sama siapa, hha. " ejek Andra

"Sialan. Kaya abang nggak jomblo aja.

Jomblo teriak jomblo. Aku mah masih muda pantes lah jomblo. Lha situ, udah tua belum laku juga. haha. Malu dong sama Omen." Sindir Agra sambil tertawa puas

Omen adalah nama kucing Ayra.

"Waah Wahh... Dasar adek luknuutt. Sini kamu!" seru Andra.

Akhirnya mereka pun asyik jitak menjitak

"Udahh dong. Jangan berantem, kalian kaya anak kacil banget sih. abang juga udah berumur tapi kelakuan kaya anak kecil. Makanya gak dapat-dapat jodoh. kamu juga Agra, nggak boleh gitu ma abang kamu. Cepat minta maaf, salaman terus pelukan!" perintah mama Ria sembari geleng-geleng kepala dan memijat pelipisnya pusing.

"Ya Allah... Begini amat punya anak 3 biji bikin puyeng. Mana papa enggak pulang-pulang. Ihh.... " batin mama Ria

Lalu Andra dan Agra pun bersalaman dan saling berpelukan. Mereka melanjutkan sarapan dengan hening karena takut mama Ria mengamuk lagi.

📽To be continue🎞

Episode 2

Tak.. Tak.. Tak..!

Ayra berlari dengan buru-buru melewati gang sempit.

"Sial! Apes banget sih. Udah bangun kesiangan, jatuh di kamar mandi, ditambah motor mogok di jalan lagi. Hadeuh... kan jadinya cari jalan pintas gini. Sial banget hari ini. " Ayra menggerutu sepanjang jalan sambil berlari dan mengusap pantatnya yang masih terasa sakit.

Saat Ayra sudah sampai di ujung gang, dia melihat segerombolan preman berbadan tinggi besar sedang menghajar seorang lelaki.

Lelaki itu tersungkur di tanah karena menahan setiap tendangan-tendangan dari segerombolan preman yang berjumlah 7 orang tersebut . Ayra pun berhenti dan bersembunyi dibalik gerobak sampah yang ada di pinggir jalan.

"Aduhh.. gimana cara menolongnya, ya? Kasihan banget kalau enggak ditolongin. Bisa mati dia. Tapi... kalau gue lawan mereka sendirian, mana bisa. Badan mereka gede-gede semua. Bisa ikutan babak belur nanti.'' Ayra bergumam sambil menggigit jempolnya.

Tiba-tiba terlintas dipikirkannya untuk menyalahkan nada dering ambulance di ponselnya.

Wiu..wiu..wiu..!

"polisi.. polisi.. Polisi..! " Ayra berteriak.

Segera preman-preman itu lari terbirit-birit dan berucap pada lelaki itu,

"Awas lo, ya. Urusan kita belum selesai, dan jangan coba-coba untuk mendekati Niken. Sial, ayo guys cabut!!" mereka lari dan meninggalkan lelaki itu sendiri.

"Cihhh. ternyata gara-gara cewek, sampai segitunya. " batin Ayra.

Ayra keluar dari persembunyiannya dan menghampiri lelaki malang tersebut.

"Hay, lo nggak apa-apa?" tanya Ayra sembari membantu lelaki itu berdiri.

"Gue nggak apa-apa." jawab pemuda itu.

"Terima kasih lo udah nolongin gue." ucap pemuda itu sembari berusaha menegakkan badannya.

"Sama-sama." jawab Ayra.

Wajah pemuda itu masih terlihat tampan, walau tampak lebam parah dan berdarah diujung bibir dan pelipisnya.

"Sebaiknya lo ke Rumah Sakit sekarang. tapi maaf, gue masih ada urusan penting jadi nggak bisa nganterin." ucap Ayra.

"Iya, nggak apa-apa. Terima kasih." ucap pemuda itu.

"Santai aja." ucap Ayra sambil tersenyum manis.

"Eemmm... Nama lo, siapa?" tanya pemudah tampan itu.

"Nama gue Ayra. Udah ya. Gue cabut dulu." Ayra beranjak pergi.

Setelah berlari beberapa langkah, tiba-tiba Ayra berhenti dan menoleh ke arah lelaki itu.

"Bye. Jangan lupa ke Rumah sakit!" Ayra berteriak sembari melambaikan tangan kanannya dan berlari meninggalkan pemudah itu dengan senyum pepsodent andalannya.

"Cantik." batin pemuda itu sambil tersenyum manis.

Ditempat lain

"Hahh..haah..hahh.. Capek . Akhirnya sampai juga." Ayra tampak kelelahan.

"Lo dari mana aja sih, Ra? kita udah tungguin lo 1 jam lebih tahu enggak, sih?" ucap Jovita kesal.

Dia adalah salah satu sahabat Ayra. Seorang gadis cantik, baik, berkulit putih, langsing, rambut pirang lurus, bola mata coklat, sifatnya yang konyol dan sedikit bar-bar, tinggi 165 cm, bak Artis Korea.

"Dasar karet!" ucap Darren kesal.

"Gue kira lo tenggelam di Got." sindir Dave.

"Sialan." ucap Ayra sambil mengatur nafas.

"Got mana yang mau nampung bocah model beginan?!" ucap Keanu.

Dave, Darren, dan Keanu adalah sahabat dekat Ayra dan Jovita. Mereka bersahabat sejak SD. Ke mana pun selalu berlima. Mereka sahabat yang tak terpisahkan.

Bahkan, orang-orang di sekitar mereka menyebutnya Geng Power Rangers.

Karena personilnya terdiri dari 3 laki-laki tampan dan 2 perempuan cantik. Namun, mereka tidak pernah menamai persahabatan mereka dengan nama-nama seperti geng pada umumnya.

Bagi mereka, sebuah nama tidaklah penting. Yang paling penting adalah kebersamaan dan saling menyayangi.

Dave, Darren dan Keanu memiliki paras yang mirip. Wajah yang tampan, kulit putih, hidung mancung, populer, mereka sama-sama anak orang kaya dan pintar, Memiliki hobby serta sifat yang sama. Mereka sama-sama cuek dan dingin pada orang luar, tetapi sangat hangat dan perhatian pada keluarga dan para sahabatnya.

Dave memiliki tinggi badan 180 cm, sedang Darren dan Keanu memiliki tinggi badan 178 cm.

📽To be continue🎞

Episode 3

"Air.. Air... mana air?" Ayra gelagapan mencari air minum.

(Stroott.. Srtoott..!)

"Ahh, lega." Ayra meminum jus jambu milik Keanu.

"Oy, Bangsul!! Itu jus gue! Main serot aja, mana diabisin lagi, " ucap Keanu kesal.

" Heleeh. Tinggal pesen lagi aja, sih. Repot amat. " ucap Ayra.

"Udah habis ogeb. Itu tinggal satu dan gue belum minum. Udah lo abisin aja." Keanu menjitak kepala Ayra.

"Aww..! Sorry, sorry.. Gue kan haus." Ayra meringis dan mengelus-elus kepalanya yang terasa sakit.

"Pokoknya gue nggak mau tau. Lo harus ganti jambu gue! Kalau nggak, gue nggak mau ngajarin lo matematika!" ancam Keanu.

"Maafkan hamba Yang Mulia." Ayra menangkupkan kedua tangannya di depan wajahnya.

"Gini aja deh, gimana kalau pulang dari sini kita metik jambu di belakang rumah tetangga gue? Hhe. " rayu Ayra sembari tersenyum licik.

"Emm, Oke deal!" Keanu dan Ayra bersalaman dan tersenyum licik.

"Dasar seglekk lo berdua! " ucap Dave.

"Lo juga, Ra. Cewek kok ngajakin nyolong jambu tetangga." lanjut Dave.

Sedangkan Darren dan Jojo sibuk mengerjakan tugas dan menyimak percakapan tiga sahabatnya itu sambil menggeleng-geleng kepalanya.

"Heleehh, lo semua juga mau kan?" ucap Ayra, dan mereka semua tertawa.

"Eh, ngomong-ngomong, kenapa lo lari-lari tadi? Motor lo ke mana?" tanya Keanu.

"Gue lagi apes hari ini." jawab Ayra.

"Kenapa?" tanya Jojo penasaran.

Belum sempat Ayra menjawab pertanyaan Jojo, datanglah seorang lelaki culun dengan kaca mata yang bertengger di wajahnya. Dia adalah Riko, teman satu sekolah Ayra and the geng. Dia sangat teropsesi pada Jojo. Dia membawa seikat bunya mawar merah dan coklat ditangannya. Dia mendekati Jojo seraya memberikan bunga dan coklat kepadanya.

"Hay Jojo, ini buat lo," lelaki itu memberikan bunga dan coklat kepada Jojo.

"Ngapain si lo kesini? Gue kan udah sering bilang, jangan ngikutin gue. Gue tuh nggak suka sama lo. Jadi stop ganggu hidup gue." ucap Jojo kesal. Dia membuang coklat dan bunga tersebut ke tong sampah.

"Pergi lo dari sini! ganggu aja." usir Dave.

Akhirnya Riko pun pergi dengan hati penuh dendam.

"Lihat aja nanti. Lo bakalan jadi milik gue, Jovita." batin Riko.

"Sadis amat lo, kasihan tahu tu bocah." ucap Darren.

"Biar aja, kalau nggak digituin dia nggak bakalan kapok. Gue udah capek digangguin dia mulu." ucap Jojo kesal.

"Tapi hati-hati loh, biasanya cowok yang tersakiti bakalan jadi monster." ucap Keanu.

"Mana ada orang jadi monster ogeb. kebanyakan baca komik sih lo." ucap Ayra sambil meminum jus milik Darren.

"Idiiihh, nggak percaya. Dari komik yang gue baca dan film-film yang pernah gue tonton tu gitu, jadi Psycopath. Ngeri kan?!" jelas Keanu.

"Ini nih efek terlalu baper sama film, halu." ucap Dave sambil menonyor kepala Keanu dari belakang.

"Serahh kalian dah. Yang penting gue udah ngingetin." ucap Keanu.

Saat ini mereka sedang berada di Cafe, tempat favorite mereka untuk sekedar nongkrong maupun mengerjakan tugas sekolah, karena Cafe tersebut milik keluarga Darren.

SKIP

Ayra sampai di rumah dengan rambut dan baju yang sedikit basah, karena di luar sedang hujan.

"Assalamualaikum eperibadeehh, mama, bang Agra.. Adek pulang!!" Ayra berteriak sambil berjalan masuk ke rumah. Ayra berhenti sejenak, melihat sosok lelaki tampan sedang duduk manis menonton tv sambil makan mie instan, bersama mama dan kakak keduanya.

"Kakak pertama...!" Ayra berteriak senang dan berlari menghamburkan diri memeluk kakak pertamanya itu. Sontak mereka bertiga pun kaget.

"Eh busett.. Kakak pertama? Kamu kira abang Sun Go Kong, hem?" ucap Andra seraya memeluk dan mencubit pipi Ayra, gemas.

"Hehehe, bukan Sun Go Kong. Abang kan Iron Man nya Ayra." ucap Ayra manja.

"Sa ae upil Kuda ." ucap Andra.

"Idihh, abang mah. Cantik-cantik gini dibilang upil Kuda" Ayra kesal.

"Emang kamu kaya Upil dek. Dari dulu segitu mulu, nggak tinggi-tinggi. Padahal mama nggak pendek-pendek amat loh. Ikut siapa sih kamu?" ejek Agra.

"Mama.. Bang Andra sama bang Agra udah nggak sayang adek lagi." Ayra menunjukan wajah memelas.

"Udahlah sayang, kamu itu nggak kaya upil kok, tapi kaya kutil, imut-imut gitu, " mama menambahi.

"Tuhh kan,.. Mama kok jadi ikut ikutan mereka, sih. " (hiks) Ayra hampir menangis.

Mereka bertiga tertawa puas sedangkan Ayra merasa terzalimi oleh keluarganya sendiri.

(Hiks.. Hiks.. Hiks..)

"Hahaha, udah ya jangan nangis. Walaupun kamu kaya kutil, abang Andra sama bang Agra tetep sayang kok sama adek abang yang cantik dan imut ini. Sini peluk!" Andra memeluk Ayra, Agra pun juga ikut memeluknya, meraka bertiga berpelukan seperti Teletubis dan tertawa bersama.

Pagi hari di kediaman keluarga Pradipta.

Mereka berempat sarapan bersama di meja makan dengan senda gurau.

"Bang, adek nebeng abang ya? motor Adek masih di Bengkel," ucap Ayra sambil memasukkan roti ke mulutnya.

"Oke, kebetulan abang hari ini ada kelas pagi." sahut Agra.

"Bang Andra nggak ke kantor?" tanya Agra pada Andra.

"Abang cuti dongg, mau nemenin mama." jawab Andra seraya tersenyum pada mamanya.

"Ya udah, kita berangkat dulu. Assalamualaikum." Agra dan Ayra mencium punggung tangan mama dan abangnya.

Mereka berdua berangkat menaiki Motor Sport milik Agra. Ayra memeluk Agra, layaknya sepasang kekasih. Setiap orang yang melihat tidak akan menyangka, jika mereka bersaudara, karena perbedaan fisik dan wajah mereka yang tidak mirip, walaupun sama-sama tampan dan cantik.

Akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah Ayra.

Ayra turun dari motor dan melepas helmnya, lalu memberikannya pada Agra. Tak lupa dia mencium punggung tangan kakaknya itu.

Agra pun berlalu pergi, saat Ayra hendak membalikan badan, tiba-tiba (bruuukk..! )

Ayra menabrak seorang lelaki tampan.

"Eh sorry, sorry. Gue nggak sengaja." ucap Ayra.

"Iya, nggak apa-apa." pemuda itu melihat ke arah Ayra.

(Degg..)

"Ayra?” batin pemuda itu kaget.

"Ya udah, gue masuk dulu. Bye, " ucap Ayra seraya pergi meninggalkan pemuda tampan itu.

"Apa dia nggak ngenalin gue?" batin pemuda itu.

"Ternyata kita ketemu lagi Ayra." gumam pemuda itu, dia tersenyum tipis dan berjalan masuk ke ruangan Kepala Sekolah.

📽To be continue🎞

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!