Cast
Dr. Nadine Raline Rasyidin, S.TP, M,Sc
"Sekarang jelaskan pengajuan judul Skripsi saudara!"
Keringat dingin si mahasiswa, bukan karena takut atau tak menguasai Skripsi ditangannya, tapi karena kemarin dia melakukan "Bom Bunuh Diri" dengan sengaja nembak si Dosen Cantik di pekarangan rumah, modusnya alasan bimbingan skripsi.
"Gimana Saya mau jawab Bu?, pertanyaan Saya kemaren belum Ibu jawab?"
Eeeeehhh !! Malah ngeles ni bocah. Nadine menurunkan kacamatanya ke batang hidung yang mancung. Tiba-tiba tangan cantik itu berhenti mengetik pada Laptop.
"Kamu fikir Saya tidak tahu?, Skripsi ini bukan bikinan Kamu!"
Mampus gue !, darimana Bohay tahu kalo gue pake Joki
"Gimana mau terima Kamu? Kalau bikin pendahuluan aja pake Joki, jangan-jangan Kamu nembak, hati kamu di Jokiin. PALSU ! Nggak ASLI !" Jleb banget
"Ampun Bu Cantik, jangan samain dong hati Saya sama Skripsi. Mending diuji sama Ibu langsung, saya janji cuma ada satu wali nikah, dua saksi, mahar sama penghulu" Gombalan buaya darat tanah sengketa.
"Ooooo.... boleh..."
"Beneran Bu? Ibu mau buka hati buat Saya?" Brian mahasiswa terkenal, kaya dan ganteng di kampus. Tapi narsisnya spek dewa. Jago bikin cewek megap-megap kayak ikan kehabisan air. Tiap Fakultas ada pacarnya, bahkan di tiap prodi. Masalahnya, banyak yang mau jadi gebetan Brian.
"Boleh..." Seringai licik muncul dari wajah cantik dosen
"Asalkan pembimbing dua Kamu Bu Narti, gimana?" Bu Narti dosen perawan tua ganjen dan killer, banyak mahasiswa tidak selesai skripsi justru berakhir jadi DO.
"Bujubuneng !, Naudzubillah Buk.. Ibu tahu sendiri gimana Buk Narti?!. sama aja kayak keluar dari sarang macan masuk ke lubang buaya Bu" melas Brian
“Jadi kamu fikir saya macan !” emosi Nadine terpancing
Ajegile !. salah ngomong gue kaan..
“Iya bu, Maa Can Maanis Cantik...” Sa ae ni kadal comberan.
“Nggak mempan rayuan Kamu, diskusi kita hari ini sampai disini, Saya ada kuliah !” sembari melihat jam tangan Nadine bersiap.
“Kalau Saya mau konsultasi kelanjutan pendahuluan saya, apa boleh saya Whatsapp ke Ibu?" Modus Brian.
“Itu pilihan Saudara, tapi siap-siap.. ke Bu Narti dulu sebagai pembimbing kedua, setelah ACC Bu Narti dapet, kamu boleh ngadep Saya lagi” “
Alamat dah tu, bukan pilihan namanya. keluar dari sarang macan masuk lubang buaya. Apeesss 😭😭😭😭😭
.
.
.
Braga Diar Corp
Dominasi warna putih membuat ruang rapat terlihat lebih luas, dipadukan dekorasi jam dinding unik, serta tanaman monstera. Aksen salah satu dinding yang atraktif. Dominan warna pastel dengan kesan modern minimalis. Ruangan ini dikhususkan agar penghuninya nyaman. Tapi situasi tidak sesuai dengan harapan dibuatnya ruangan ini, bukan karena tidak cozy, hal ini dikarenakan terlihat wajah-wajah serius dalam ruangan rapat tersebut.
Braga Constractor salah satu perusahaan yang bergerak di bidang mega konstruksi, meliputi arsitektural, sipil, mekanikal, tata lingkungan, industrial hingga kontruksi bangunan laut. Braga Construction hanyalah salah satu anak perusahaan dari Braga Diar Corp. Anak cabang Braga Diar Corp meliputi Braga Construction, Braga Inti Hayati yang memiliki hampir 20 persen luas lahan perkebunan di negara ini, Braga automobil, Braga Foundation Group yang mengelola beasiswa dan salah satu Universitas terbaik. Braga Import Export Industries. FA serta Braga Hospital. Masih banyak lagi anak usaha kecil lainnya yang di naungi oleh Braga Diar Corp.
Pendiri Braga Diar Corp adalah Hans Braga Diar yang merupakan keturunan German dan Indonesia. Ayah Hans merupakan Engineering dan pengusaha, sedangkan ibunya merupakan ilmuan Industri Pertanian yang telah memiliki hak paten dunia. Hans Braga Diar memiliki dua pewaris kembar yaitu Daniel Braga Diar dan Daniella Braga Diar.
Daniel memiliki putera tunggal yaitu Darrel Braga Diar sedangkan Daniella memiliki anak kembar perempuan yang diberi nama Sarah Nabila Latief dan Syafira Nafisah Latief. Suami Daniella merupakan seorang dokter forensik keturunan pakistan, salah satu guru besar di Universitas sekaligus Pemilik saham terbesar di Universitas Braga.
Daniel Braga Diar merupakan orang tua tunggal dari Darrel Braga Diar, sang istri telah lama meninggal karena kecelakaan pada saat Darrel berumur tujuh tahun. Pada saat itu hatinya sangat terpukul atas kepergian istri tercinta. Hingga detik ini masih setia untuk melajang dan mengelola Braga Corp sebelum Darrel siap menerima tampuk kepemimpinan.
Tampak kiri dan kanan meja oval panjang tersebut penuh dengan pimpinan direksi. Wajah-wajah tegang tersebut menunggu CEO, salah satu saham anak perusahaan mengalami penurunan. Hal tersebut biasa dalam ISHG. Beberapa investor profesional memanipulasi pasar saham.Tampak seorang pria gagah memasuki ruangan, meskipun tidak muda lagi.
“Tuan silahkan” Asisten muda Nobel Marshal memulai rapat
“Seperti yang kita ketahui, perusahaan X anak cabang Braga Inti Hayati mengalami penurunan saham. Adakah yang ingin menjelaskannya kepada Saya?”
“Izin bicara Pak.. Sengketa lahan bermasalah karena beberapa warga tak ingin menjual tanah mereka untuk pengembangan lahan perusahaan, padahal kita telah memberi kompensasi ganti rugi melebihi harga pasaran Pak.” Seorang Dirut mengutarakan perihal lapangan.
“Anda Yakin? Sebelum kita turun ke lapangan, kita belum dapat memastikan letak permasalahan sesungguhnya, jangan menunggu di belakang layar. Selama ini kita tidak pernah gagal masalah lahan, itu tugas anda untuk menuntaskannya bukan?” Tegas Daniel.
“Ba.. Baik Pak” Wajah Dirut itu lesu. Bukan karena tidak becus bekerja, tapi dia merasa ada sesuatu yang janggal dari pimpinannya.
.
.
.
Departemen Forensik dan Medikolegal Braga Hospital
Prof. Dr. dr. Ali Latief, SpF(K)., LLM, DFM.
Papan nama terpajang dimeja kerja jati dengan elegan. Beberapa buku besar diatas meja, hasil diagnosa pasien dan sebuah PC Komputer yang menyala.
“Bagaimana hasil forensik pasien X321?” tanya Prof. Ali
“Menurut visum et repertum pada tanggal 16 Juni 2023, pukul 15.00 WIB, tanda pertama paling penting adalah tidak ditemukannya luka-luka di tubuh korban, sementara tanda-tanda kekerasan kita masih belum disimpulkan karena kondisi korban membusuk selama lima belas hari di air Prof.”
“Jadi diagnosa akhir pasien menurut saudara bagaimana?” Tanya Profesor kembali pada internshipnya.
“Fakta berikut adalah tulang leher pertama dari bagian tulang atas hingga ruas-ruas tulang tidak patah, ataupun dipatahkan. Adapun organ dalam korban meliputi jantung, paru-paru, limpa dan ginjal sudah tidak ada. Pemeriksaan hati korban, saat dipegang pembungkus hati langsung mencair karena proses pembusukan. Begitu juga rongga perut, usus-usus telah lunak. Pemeriksaan juga telah dilakukan pada jaringan lunak yang telah membusuk dan sebagian telah hancur, namun belum dapat disimpulkan bagian perut tercabik sesuatu. Baju kaos luar korban memang telah sobek-sobek tetapi kaos dalamnya tidak sobek Prof.. tapi….” Internship tersebut ragu dengan penalarannya.
“Lanjutkan !” Perintah Prof. Ali.
“Adanya pendarahan kecil di otak dok, tapi saya masih belum yakin. Hal itu bisa saja terjadi ketika korban terbentur saat jatuh ke dalam air tapi bisa juga disebabkan karena…. Karena racun” senyum tipis terpancar dari wajah Prof. Ali.
“Jadi Prof… apa tindakan yang sebaiknya kita ambil terhadap korban?”
“Apabila kamu bisa menuntaskan kasus ini, maka silahkan melaksanakan ujian selanjutnya dan Saya akan merekomendasikanmu pada Departemen Forensik di Rumah Sakit ini”
“Saya akan berusaha sebaik mungkin Prof., terima kasih Prof.” Tampak mata internship tersebut berbinar.
.
.
.
Kediaman Nadine
Nadine mengendarai mobil kembali ke kediamannya. Alih-alih membeli apartemen mewah, Nadine membeli rumah sederhana dengan tanah yang cukup luas. Modal kurang dari lima ratus juta, biaya pembangunan rumah impian Nadine terealisasikan. Sebuah carport, lima kamar dengan tiga kamar dilantai dasar dan dua kamar di lantai dua, dengan taman depan, samping dan belakang yang nyaman. Masih jauh dari kata mewah, tapi bagi Nadine kenyamanan lebih diutamakan.
Nadine tinggal bersama Ibu dan adik laki-laki yang berstatus internship pada spesialis forensik bernama Nazeef Reshad Rasyidin. Ayahnya meninggal saat Nadine di bangku kuliah. Semenjak itu pula Nadine menjadi tulang punggung untuk ibu dan adiknya yang masik sekolah, bekerja keras adalah hal biasa baginya, tapi Tuhan mengelilingi Nadine dengan orang-orang baik, bukan seperti kisah novel dan sinetron yang diwarnai orang jahat dan curang pun hujatan netizen seperti sinetron ikan terbang
Masih banyak orang baik di bumi ini, maka Nadine pun jadi suka menolong sesama. Nadine bukan dosen killer yang suka menyiksa mahasiswa dengan egonya.
“Masak apa ma?” Nadine berjalan menuju dapur.
“Tempoyak kesukaan Kakak” Nadine suka masakan daerah mamanya. Ikan yang dimasak dengan rasa pedas, manis, gurih dan asam dari fermentasi durian.
“Mantap ni ma, Mama masak banyak kan? Besok Kakak bawa bekal ke kampus” Pinta Nadine
“Nggak usah Ma!, Kak Nadine mirip orang cacingan, makan banyak tapi nggak gemuk-gemuk !” Ejek Nazeef
“Kan malah bagus langsing ma? Mau baju apapun cantik, elegan. Wwleekkk !” Nadine melotot pada adiknya
“Diiih..! pedenya bilang cantik, cowok manapun tahu kelakuan Kakak pasti ogah sama Kakak, cantik sih cantik tapi suka kentut. Hahahaa...” balas Nazeef
“Nazeeeeeeeeeeeeeeeeeef !!!!!!!”
🍒🍒🍒
FYI,
¹Tempoyak (makanan khas Provinsi Jambi, Sumatera) Makanan yang menggunakan fermentasi asam durian dicampur cabe, kunyit dan ikan sungai dengan rasa pedas, asam, manis dan gurih
Love U sekebon ❤❤❤❤❤
"Malam Ibu cantik.." Notif pesan masuk. Tangan cantik itu menggeser kursor dan membuka kode akses.
Dasar anak ingusan !
Gawai itu diletakkan di atas nakas samping tempat tidur. Jengah hanya untuk meladeni kejahilan mahasiswa. Mahasiswa Nadine sejenis Brian bukan hanya satu. Ada yang modus antar tugas, alasan konsul, bimbingan akademik hingga curhat masalah pribadi.
(Nada Dering) At My Worst milik Pink Sweat menggema di ponsel Nadine... NADA UCUK begitu nama yang tertera di ponsel.
"Din, lo dimana?" terdengar suara dari seberang
"Din.. din.. Lo kata gue Udin!" jawab Nadine
"Yaelaah, gitu aja marah.. dimana?" tanya Nada
"Dirumah"
"Siap-siap, bentar lagi dijemput !" ajak Nada
"Mau kemana Mak? Udah malem, mau bobo syantik" Tolak Nadine.
"Up to You .. GePe-eL, bye !" Panggilan diputus sepihak
Nadine berdecak "Ttccck ! Belum jawab juga, udah dimatiin. Nenek Lampir Sialan !" Geram Nadine
Sepuluh menit kemudian, Klakson mobil terdengar di luar rumah.
"Wiro Sableeeeeeeeeeeng, keluar Lo !" teriak seseorang.
Beneran dah balik tu anak ?, kirain ngibul.
Nadine keluar kamar, berlari menuruni tangga menuju pintu depan rumah.
"Mak ! Malu didenger tetangga. Berasa tinggal di hutan gue?" Nada malah senyum sendiri, kesenengan udah gangguin yang punya rumah.
"Lo nggak mau peluk gue Ro?" Panggilan singkat WiRo Sableng.
"Nada Ucuk.... Gue kangen Mak" Nadine memeluk gadis yang lebih dari lima belas tahun menjadi sahabatnya.
"Uluh... uluh.. Anak Gue kangen ma Emak, sini peluk ketek Gue !" Nada merentangkan tangan menyambut Nadine.
"Ogah Bau !"
"Yaelah... Biasa juga nangis meluk, ingus pun keluar ! Baju gue korbannya. Ni ketek jadi saksi hidup atas curhatan lo. Gebetan pertama hingga ke sekian.
"Et dah Mak.. Kagak lo jabarin juga aib gue ! Ucuk Mak gue tersayaaang" Nadine peluk melepas rindu.
Mereka menuju ke kamar Nadine. Memutar ruang tengah menuju lantai dua. Pintu kamar dibuka, Nada merebahkan diri di kasur Nadine.
"Maak !" Teriak Nadine
"Ngagetin gua aja" pelotot Nada
"Lo kan baru pulang !" ucap Nadine
"Ya.. Kenapa kalo gue baru pulang?"
"Lo udah mandi belom? Baju udah ganti belom? Sudah SWAB belom? Hasilnya apa?" Lah si Oneng baru nyadar.
"POSITIF !"
"Keluar sono ! ntar nularin lagi !"
"Lo tadi udah meluk gue"
"Gue baru sehat, lo bawa biang kerumah" Ayakan gentong panik.
"Berisik ! Gue POSITIF KESEL ama lo. Enak aja nuduh sembarangan !"
Mereka berdua tertawa, Nadine menyayangi Nada layaknya saudara. Saat Nada sekolah ke luar negeri, komunikasi mereka tak putus. Orang tua Nada merupakan pasangan dokter. Dokter bedah syaraf dan Obgyn. Nada terlahir dari keluarga dokter sejak lahir, berbeda dengan Nadine. Tapi keluarga Nada sangat perhatian pada Nadine.
.
.
.
Braga Seafood Restaurant
"Karena gue anak berbakti, cantik, bohay dan tidak sombong. Hari ini gue traktir !" Seru nadine
"Sombong amat ! Berapa gaji di Universitas Braga?" Nada menggoda Nadine
"Sekedar service perut Mak gue tersayang, pesen semau lo !" Alisnya terangkat dengan senyum jumawa.
"Baek-baek ma gue... Gue sumpahin hidup lo seneng, cepet kawin sama pemilik ni resto karena kita langganan mereka" Selip doa Nada
"Ya pelan aja ngomongnya Mak, malu diliatin orang..." Bisik Nadine.
"Kagak papa ! Justru banyak yang denger, banyak yang bilang Aamiin. Doa gue Makbul, Sumpah Mak nggak kemana !" Bacot Nada
Ternyata ada yang memperhatikan kehadiran mereka di resto tersebut. Pria tampan dengan setelan jas serba branded. Sorot mata yang tajam - Darrel Braga, pemilik Restaurant.
Kebisingan Nadine dan Nada memecah konsentrasi Darrel. Selain berisik, mereka juga menyumpahi dirinya secara tak langsung jadi suami Nadine. Darrel menatap lekat pada wajah Nadine.
Tidak terlalu buruk !
Darrel intens menatap Nadine, sesekali curi pandang sembari menyesap minuman. Tak lama, seorang perempuan cantik mendekat ke arah Darrel. Lenggokan tubuhnya mendapatkan tatapan nakal dari semua laki-laki di resto tersebut. Semakin dekat dan mendekat..
"Hi... Darrel.. " Sapa wanita itu.
Darrel tak bergeming menyesap kopi dan pandangannya masih berisi Nadine. Dia abaikan tamunya. Asisten sekaligus Bodyguard Darrel sedang bebas tugas hari ini.
"Hi.. " Darrel menjawab dengan malas.
"Kamu kemana aja? susah banget dihubungi " Tanya wanita itu.
"Apa kita dalam sebuah hubungan?" Sarkas Darrel
"Kamu masih ingat kan malam indah kita beberapa bulan yang lalu?" Darrel memutar mata malas. Salah satu wanita one night stand ?. Entahlah.. Darrel tidak mengingatnya.
Senyum manis Nadine masih terlihat, Darrel tak perduli pada tamunya. Gerak gerik bibir Nadine membangkitkan sesuatu didiri pria tampan itu.
"Aku tahu Kamu masih sendiri Darrel, petualang cinta, sang cassanova.. " Goda wanita itu
" Siapa bilang ?" Darrel Jengah.
"Benar bukan ?" Wanita itu menarik simpati Darrel menggunakan bahasa tubuhnya.
Ciiih.. Murah !
"Aku akan menikah" Tiba-tiba muncul ide. Darrel berdiri merapikan jas dan berjalan menuju kursi Nadine serta Nada berada. Nadine memperhatikan sosok datang, semakin dekat dan...
"Hi sayang.. Udah ngobrolnya?" Nadine terkejut, matanya mengerjap. Otaknya mencerna. Kepalanya menoleh kiri dan kanan. Memastikan siapa yang diajak bicara pria asing di depannya.
"Kamu cari siapa? Aku ngomong sama Kamu sayang" Imbuh Darrel.
"Daebak !" Nada membulatkan mata, menutup mulut takjub. Matanya berbinar menatap pandangan Darrel terhadap Nadine. Akhirnya anak gue sold out.
Darrel duduk di sebelah Nadine tanpa dipersilahkan. Menggenggam dan mencium tangan Nadine. "Maaf.. Apa urusan kalian sudah selesai? Bolehkan Saya pinjem teman Anda ?" Nada menggangguk cepat. Kepala Nadine bertanduk, menatap sinis Nada.
"Ayo sayang pulang, jaga kesehatan. Aku nggak mau Kamu kecapean di pelaminan nanti" Darrel berbohong. Nada menganga tak percaya menatap Nadine menuntut penjelasan.
Tapi tunggu...
Ciiih.. Kemaren Gue comblangin dia bilang "INDAHNYA JADI JOMBLO MOST WANTED". APA? Nikah? Bener-bener ni anak kadal ! Umpat Nada.
"Jangan Gi.. hmmmpp" Belum sempat Nadine menjawab, Darrel membungkam mulut Nadine dengan ciuman. Tengkuk Nadine ditahan dan dipeluk kuat. Nadine terjebak dan coba berontak.
"Kamu gila ! Brengsek !" Umpat Nadine.
Nada - Si Mak lucknut cuma diam menyaksikan pemandangan di depan. Menyisakan seribu tanya pada sahabatnya. Nafas Darrel terengah-engah melepaskan bibir Nadine. Nadine bersiap menampar pria asing mesum. Tangan Darrel cepat menangkapnya.
"Jangan gini sayang.. Aku tahu Kamu masih marah.. ayo kita selesaikan diluar" Darrel mengedipkan sebelah mata nakalnya dan tersenyum kepada Nada.
Pesona Darrel tak main-main, lalu ia menarik tangan Nadine dan mengajak ke arah luar restoran. Nadine berontak, tapi genggaman Darrel sangat kuat.
"Mohon maaf atas ketidaknyamanan nya, istri saya hanya merajuk. Hanya masalah rumah tangga biasa"
Ucap Darrel pada pengunjung resto.
Nadine menggeleng "Saya bukan istri kamu, jangan sembarangan. Kamu bisa saya tuntut !"
Dengan tenang Darrel menjawab "Maafin aku sayang, kamu cuma salah faham. Aku punya hadiah buat kamu didepan" Darrel menarik tangan Nadine hingga ke depan resto, diikuti Nada.
"Mak, tolongin gue napa?" Nadine memohon, Nada berdecih. Dia merasa dibohongin Nadine.
Ciih ! Mengaku jomblo padahal sold out, teman sialan !
Mimpi apa gue semalem Ya Allah... Nelangsa 😭😭 Batin Nadine.
"Jangan gini sayang.. Aku tahu kamu masih marah.. ayo kita selesaikan diluar" Darrel mengedipkan mata nakal pada Nadine lalu tersenyum kepada Nada. Nadine terkejut bukan main. Banyak pasang mata yang menyaksikan.
Murahan sekali wanita itu !
Apa itu kekasihnya?
Benarkah itu suaminya ? Waah lumayan tampan.
Pasangan yang membuat iri.
Nadine membayangkan pemikiran orang yang melihatnya. Ia bergidik, khayalan otak nakal ada di kepalanya. Darrel menarik tangan Nadine mengajaknya ke arah luar, tangannya digenggam Darrel.
Ya Allah....... My first kiss !
"Lepasin !" Nadine menarik genggaman Darrel dan menghempaskannya. Gadis itu membenahi dress, mengikat rambut seperti ekor kuda, memasang kuda-kuda, siap menghajar lawan di depannya.
Tatapannya nanar penuh amarah. Emosi Nadine sudah tak terbendung, kilatan pertarungan sudah tampak dari mata.
Nadine melayangkan tinju ke wajah tampan Darrel. Darrel sigap menghindar, dengan cepat Darrel menangkap tangan Nadine dan memutar tubuh Nadine hingga kini posisi Nadine membelakanginya. Tangan Darrel dan Nadine saling menindih, seperti berpelukan. Darrel mengunci pergerakan Nadine. Darrel berbisik di telinga Nadine.
"Anda membuat saya bergairah Nona Nadine, saya suka wanita yang tidak pasrah dengan saya. Lebih menantang ! Kamu tipe idaman saya." Nadine bergidik ngeri pada pria asing dibelakangnya.
"Dasar mesum ! Anda tahu bukan, ini termasuk pelecehan? Saya bisa menuntut dan melaporkan Anda atas apa yang telah anda lakukan terhadap saya" Darrel tersenyum simpul mendengar ucapan Nadine.
"Silahkan melapor, hak Anda. Nona Nadine Raline Rasyidin. Dua puluh sembilan tahun, lahir dua puluh tujuh Februari. Dua bersaudara, ooooohhh satu lagi. Anda tahu ? Adik anda melamar ke Braga Hospital sebagai dosen internship atas rekomendasi siapa?" Darrel menjabarkan segala yang ia tahu lima belas menit lalu dari asistennya. Nadine membulatkan matanya. Mencoba melepaskan diri dari dekapan Darrel.
"Coba saja melepaskan diri, semakin kamu bergerak. Semakin kamu akan membangkitkan sesuatu" ancam Darrel
"Anda siapa? Penguntit? Stalker? mafia? Lepasin !" Bentak Nadine.
Dari sini Nada tau temannya dijebak. "Lepasin temen gue !" Darrel melepas Nadine
"Maaf.. Saya memang lancang. Saya punya alasan" Jelas Darrel.
"Tidak ada alasan, anda sudah berani melecehkan teman saya. Banyak saksi termasuk saya" Ancam Nada.
"Saya tertarik dengan teman kamu Nada" Nada dan Nadine berpandangan. Siapa pria asing didepan mereka.
"Kami tidak mengenal anda Tuan, jangan ganggu kami" Tegas Nada
"Tapi saya mengenal kalian" Imbuh Darrel.
"Dasar gila !" Nadine geram.
"Ada yang mau lo jelasin ke gue?" potong Nada ke Nadine
Darrel mengulurkan tangannya pada Nadine. Nadine membuang mukanya "Darrel Braga." Ramah Darrel
Nada menutup mulutnya. "Jeongmal sseugi? Maksud saya, beneran Braga? Saya Nada" Nada agak tergagap, lalu menjabat tangan Darrel sembari menunjuk resto di hadapan mereka. Darrel menggangguk.
Nada lupa pria asing ini baru saja melecehkan temannya. "Ucapan Gue sebagai mak solehot makbul Ro, nggak nyangka gue" Nada mentoyor kepala Nadine. Nadine kesal dengan Nada yang celamitan.
"Dia itu Stalker, kali ini Saya laporkan kamu !" Ancam Nadine pada Darrel.
Darrel tak peduli Nadine mengoceh "Sekali lagi, senang berkenalan dengan Nada. Ini kartu nama Saya, bila butuh bantuan silahkan hubungi" Darrel menunjuk kartu nama yang telah berpindah ke tangan Nada.
"Beneran ? Entar diusir satpam lagi, dikira minta sumbangan" Nada cengengesan.
"Saya terkoneksi ke semua jaringan dikantor, staf Saya akan menjamu tamu dengan baik" balas Darrel.
"Urusan kita belum selesai !" tunjuk Nadine ke wajah Darrel sambil menarik Nada menuju mobil.
"Maafin anak gue ya, ntar gue kasih tutorial memperlakukan calon pacar dengan baik dan benar" teriak Nada saat ditarik Nadine.
Darrel tersenyum. Baru kali ini ada wanita yang akan menghajar tepat di wajahnya. Biasanya wanita lain dengan sukarela melempar diri bahkan tubuh mereka pada Darrel. MACAN satu kata yang menggambarkan Nadine. Manis dan cantik, dan memang Macan yang sesungguhnya. Darrel melajukan mobilnya dan menghilang dari jalanan.
"Lo hutang penjelasan ke gue Ro !"
"Nggak ada yang harus dijelasin, Kan urusan hati gue lo orang pertama yang tahu. Lo mak gue, harusnya lo tau gue luar dalam" Nada mencari pembenaran di mata Nadine.
"Dia mencurigakan, dia tahu garis besar hidup gue. Gue nggak bakal tinggal diam. Putar kanan Mak !" Perintah Nadine
"Ngapain ?"
"Kantor Polisi" Nada menatap ke arah Nadine yang tidak main-main dengan ucapannya
"Mau ngapain? Mau laporin tu cowok? Lo dosen tapi kudet ya ? Mainin tu otak encer, jangan pake nimba ilmu mulu. Ketemu mahasiswa dan materi kuliah doang" ejek Nada
"Lo Mak gue apa Mak nya dia sih?, temen habis di lecehin juga. Kalau lo nggak mau nganterin, gue bakal lapor sendiri besok !" ancam Nadine
Nada menepikan mobil di pinggir jalan, memasang rem tangan, mengunci otomatis pintu mobil agar Nadine tidak lari keluar.
"Lo nggak pernah denger tentang Braga Corp? Otak lo sengklek nih, Nggak inget kerja dimana? Nadine marudin si Wiro Sableng yang cantik.. Ni gue Ruqiah dulu, mana tau setan ogeb di otak lo minggat. Braga itu perusahaan elit di negara ini. Keturunan Braga otomatis Crazy Rich di negara kita. Searching deh di mbah gugel. Sekelas perusahaan bisa mampus bangkrut dia gilas. Saran gue, mending lu anggap tadi anugerah Ro !, Ciuman gratis dari seorang Darrel Braga. Sumpah mana ganteng banget" Ceramah Nada
"Itu ciuman pertama, Gue nggak ikhlas !"
"Ya udah kita balik ke Braga Resto, kita reka adegan. Gue ikhlas dunia akhirat gantiin lo di cium Darrel" Nadine menoyor kepala Nada.
"Jangan percaya sama satu kartu nama. Bisa aja dia ngaku-ngaku. Mana ada horang kaya makan sendiri tanpa pengawalan dan pelayanan maksimal. Apalagi dia Crazy Rich, emang lo pernah liat capture Darrel Braga?" elak Nadine
"Ni liat !" Nada membuka layar handphone nya dan menunjukkan hasil pencarian Darrel Braga di instagram.
"Gila, nggak mungkin, artikelnya pasti salah. Cari informasi lain di jejaring sosial Mak!"
"Naah.. ! Bener kan gue bilang !" Ringam Nada
.
.
.
Mansion
"Siapkan laporan yang Saya minta" Perintah Darrel
Darrel mematikan gawainya, sebuah seringai muncul. Fikiran lucknut itu terbayang kembali, manis bibir Nadine masih bisa dirasakan. Ingin mengulang kembali. Menaklukan macan betina.
"It's show time baby"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!