Cast
Dr. Nadine Raline Rasyidin, S.TP, M,Sc
"Sekarang jelaskan mengenai pengajuan judul Skripsi saudara !"
Keringat dingin si mahasiswa, bukan karena takut atau tak menguasai Skripsi ditangannya, tapi karena kemarin dia sudah melakukan "Bom Bunuh Diri" dengan sengaja nembak si Dosen Cantik di pekarangan rumah dengan alasan bimbingan skripsi.
"Gimana saya mau jawab pertanyaan Bu, pertanyaan saya kemaren aja belum Ibu jawab?"
Eeeeehhh !! Brani ngeles ni bocah. Nadine menurunkan kacamatanya ke batang hidung yang mancung. Tiba-tiba tangan cantik itu berhenti mengetik pada Laptop.
"Kamu fikir Saya tidak tahu Skripsi ini bukan bikinan Kamu!"
Mampus gue !!!, darimana Si Bohay tahu kalo gue pake Joki
"Gimana Saya mau terima Kamu ? Kalau bikin pendahuluan aja pake jasa Joki, jangan-jangan Kamu nembak saya, hati kamu di Jokiin, PALSU ! Nggak ASLI !!" Jleb banget
"Ampun Bu Cantik, jangan disamain dong hati Saya sama Skripsi, nanti hati saya jumpalitan diuji pembimbing sama penguji. Mending diuji sama Ibu langsung, saya janji cuma ada satu wali nikah, dua saksi, mahar sama penghulu" Gombalan buaya darat tanah sengketa
"Ooooo.... boleh..."
"Beneran Bu ? Ibu mau buka hati sama pesona Saya" Brian mahasiswa terkenal, kaya dan ganteng di kampus ini. Tapi narsis nya spek dewa. Jago bikin cewek megap-megap kayak ikan kehabisan air. Tiap Fakultas ada pacar nya, bahkan di tiap prodi. Masalahnya cewek-cewek masih mau jadi gebetan Brian.
"Boleh..." Seringai licik tampak dari wajah cantik sang dosen
"...... Asalkan pembimbing dua Kamu diganti sama Bu Narti, gimana?" Bu Narti dosen perawan tua yang ganjen dan Killer, banyak mahasiswa bukannya selesai skripsi justru berakhir jadi DO
"Bujubuneng !, Naudzubillah Buk.. Ibu kan tahu sendiri gimana Buk Narti, sama aja kayak saya keluar dari sarang macan masuk ke lubang buaya Bu" melas Brian
“Jadi kamu fikir saya macan !” emosi Nadine mulai terpancing
Ajegile !!. salah ngomong gue kaan..
“Iya bu, Maa Caaan Manis Cantik...” Sa ae ni kadal comberan
“Nggak mempan rayuan kamu, diskusi kita hari ini sampai disini, Saya ada kuliah !” sembari melihat jam tangannya Nadine bersiap-siap.
“Kalau saya mau konsultasi kelanjutan pendahuluan saya, boleh kan saya Whatsapp ke Ibu..” Modus Brian.
“Itu pilihan Saudara, tapi siap-siap aja.. kamu ke Bu Narti dulu sebagai pembimbing kedua, setelah ACC Bu Narti dapet, kamu boleh ngadep Saya lagi” “
Alamat dah tu, itu sih bukan pilihan, gue bukan cuma keluar dari sarang macan masuk lubang buaya, tapi masuk sarang macan. Apeesss 😭😭😭😭😭
Braga Diar Corp
Dominasi warna putih yang cerah membuat ruang rapat ini terlihat lebih luas, dipadukan dengan dekorasi jam dinding unik, serta tanaman monstera. Aksen di salah satu dinding yang atraktif, dominan berwarna pastel dibuat dengan kesan modern minimalis. Intinya ruangan ini dikhususkan membuat nyaman penghuni di dalamnya. Tapi situasi tidak sesuai dengan harapan dibuatnya ruangan ini, bukan karena tidak cozy, hal ini dikarenakan terlihat wajah-wajah serius dalam ruangan rapat tersebut.
Braga Constractor, adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang mega konstruksi, meliputi arsitektural, sipil, mekanikal, tata lingkungan, industrial hingga kontruksi bangunan laut. Braga Construction hanyalah salah satu anak perusahaan dari Braga Diar Corp. Anak cabang Braga Diar Corp meliputi Braga Construction, Braga Inti Hayati yang memiliki hampir 20 persen luas lahan perkebunan di negara ini, Braga automobil, Braga Foundation Group yang mengelola beasiswa dan salah satu Universitas terbaik. Braga Import Export Industries. FA serta Braga Hospital. Masih banyak lagi anak usaha kecil lainnya yang di naungi oleh Braga Diar Corp.
Pendiri Braga Diar Corp adalah Hans Braga Diar yang merupakan keturunan German dan Indonesia. Ayah Hans merupakan Engineering dan pengusaha, sedangkan ibunya merupakan ilmuan Industri Pertanian yang telah memiliki hak paten dunia. Hans Braga Diar memiliki dua pewaris kembar yaitu Daniel Braga Diar dan Daniella Braga Diar.
Daniel memiliki putera tunggal yaitu Darrel Braga Diar sedangkan Daniella memiliki anak kembar perempuan yang diberi nama Sarah Nabila Latief dan Syafira Nafisah Latief. Suami Daniella merupakan seorang dokter autopsi keturunan pakistan. Dia salah satu guru besar di Universitas sekaligus Pemilik saham terbesar di Universitas Braga.
Daniel Braga Diar merupakan orang tua tunggal dari Darrel Braga Diar, sang istri telah lama meninggalkannya dikarenakan kecelakaan pada saat Braga berumur tujuh tahun. Pada saat itu hatinya sangat terpukul atas kepergian istri tercintanya. Hingga detik ini ia masih setia untuk melajang dan mengelola Braga Corp sebelum Darrel siap menerima tampuk kepemimpinan.
Tampak kiri dan kanan meja oval panjang tersebut penuh dengan para pimpinan direksi. Wajah-wajah tegang tersebut menunggu CEO, salah satu saham anak perusahaan mengalami penurunan. Hal tersebut biasa dalam ISHG. Beberapa investor profesional memanipulasi pasar saham.Tampak seorang pria dengan gagah memasuki ruangan tersebut, meskipun tidak muda lagi.
“Tuan silahkan” Asisten muda Nobel Marshal memulai lembar rapat
“Seperti yang kita ketahui perusahaan X anak cabang Braga Inti Hayati sedang mengalami penurunan saham. Adakah yang ingin menjelaskannya kepada Saya?”
“Izin bicara Pak.. Sengketa lahan bermasalah karena beberapa warga tidak ingin menjual tanah mereka untuk pengembangan lahan perusahaan, padahal kita telah memberikan kompensasi ganti rugi melebihi harga pasaran Pak.” Salah seorang Dirut mengutarakan perihal lapangan.
“Anda Yakin? Silahkan Anda turun ke lapangan untuk mengetahui letak permasalahan sesungguhnya, jangan sekedar di belakang layar. Selama ini kita tidak pernah gagal dalam masalah lahan, itu tugas anda untuk menuntaskannya bukan?” Tegas Daniel
“Ba.. Baik Pak” Wajah Dirut itu lesu. Bukan karena tidak becus bekerja, tapi dia merasa ada sesuatu yang janggal dari pimpinan.
Departemen Forensik dan Medikolegal Braga Hospital
Prof. Dr. dr. Ali Latief, SpF(K)., LLM, DFM.
Papan nama terpajang diatas meja kerja jati dengan elegan. Dengan rapi tersusun buku besar diatas meja, beberapa hasil diagnosa pasien dan sebuah PC Komputer yang masih menyala.
“Bagaimana hasil forensik pasien X321?” Sang Profesor memulai percakapan.
“Menurut visum et repertum pada tanggal 16 Juni 2023, pukul 15.00 WIB, tanda pertama paling penting adalah tidak ditemukannya luka-luka di tubuh korban, sementara tanda-tanda kekerasan kita masih belum disimpulkan karena kondisi korban telah membusuk selama lima belas hari di air Prof.”
“Jadi diagnosa akhir pasien menurut saudara bagaimana?” Tanya sang Profesor kembali pada internshipnya.
“Fakta berikut adalah tulang leher pertama dari bagian tulang atas hingga ruas-ruas tulang tidak patah, ataupun dipatahkan. Adapun organ dalam korban yakni jantung, paru-paru, limpa dan ginjal sudah tidak ada. Pemeriksaan hati korban, ketika dipegang pembungkus hati langsung mencair karena proses pembusukan. Begitu juga rongga perut, usus-usus telah lunak. Pemeriksaan juga telah dilakukan pada jaringan lunak yang telah membusuk dan sebagian telah hancur, namun belum dapat disimpulkan bagian perut tercabik sesuatu. Baju kaos luar korban memang telah sobek-sobek tetapi kaos dalamnya tidak sobek Prof.. tapi….” Internship tersebut ragu dengan penalarannya.
“Lanjutkan !” Perintah Profesor
“Adanya pendarahan kecil di otak dok, tapi saya masih belum yakin. Hal itu bisa saja terjadi ketika korban terbentur saat jatuh ke dalam air tapi bisa juga disebabkan karena…. Karena racun” senyum tipis terpancar dari wajah Prof. Ali.
“ Jadi Prof… apa tindakan yang sebaiknya kita ambil terhadap korban?”
“Apabila kamu bisa menuntaskan kasus ini, maka silahkan melaksanakan ujian selanjutnya dan Saya akan merekomendasikanmu pada Departemen Forensik di Rumah Sakit ini”
“Saya akan berusaha sebaik mungkin Prof., terima kasih Prof.” Tampak mata internship tersebut berbinar.
Kediaman Nadine
Nadine mulai mengendarai mobil kembali ke kediamannya. Alih-alih membeli sebuah apartemen mewah, Nadine membeli rumah sederhana dengan tanah yang cukup luas. Modal kurang dari lima ratus juta, biaya pembangunan rumah impian Nadine terealisasikan. Sebuah carport, lima kamar dengan tiga kamar dilantai dasar dan dua kamar di lantai dua, dengan taman depan, samping dan belakang yang nyaman. Masih jauh dari kata mewah, tapi bagi Nadine kenyamanan lebih diutamakan.
Nadine tinggal bersama Ibu dan adik laki-laki yang berstatus internship pada spesialis forensik bernama Nazeef Reshad Rasyidin. Ayahnya meninggal semenjak Nadine di bangku kuliah. Semenjak itu pula Nadine menjadi tulang punggung untuk ibu dan adiknya yang masik sekolah, bekerja keras adalah hal biasa baginya, tapi Tuhan selalu mengelilingi Nadine dengan orang orang baik, bukan seperti kisah novel dan sinetron yang selalu diwarnai dengan orang jahat dan berbuat curang, ataupun hujatan netizen seperti sinetron ikan terbang, Nadine tahu masih banyak orang baik di bumi ini, maka kemanapun dan dimanapun, Nadine jadi suka menolong sesama. Nadine juga bukan dosen killer yang suka menyiksa mahasiswa dengan egonya, Nadine tipikal orang yang fair dengan keadaan.
“Masak apa ma?” Nadine berjalan menuju dapur
“Ni tempoyak kesukaan kamu” Ya, Nadine suka masakan daerah mamanya, perpaduan rasa pedas manis, gurih dan asam dari fermentasi durian dicampur dengan ikan.
“Mantap ni ma, Mama masak banyak kan? Besok aku mau bawa bekal ke kampus” Pinta Nadine
“Nggak usah ma !, Kak Nadine kayak orang cacingan, makan banyak tapi nggak gemuk-gemuk !” Ejek Nazeef
“Bagus dong nggak gemuk ya kan ma? Mau pake baju apapun cantik, langsing. Wwleekkk !” Nadine melotot pada adiknya
“Idiiih..! pedenya bilang cantik, cowok manapun kalau tahu kelakuan kakak pasti ogah mau sama kakak, cantik sih cantik tapi suka kentut. Hahahaa...” balas Nazeef
“Nazeeeeeeeeeeeeeeeeeef !!!!!!!”
_______________________________________________
Tempoyak (makanan khas Provinsi Jambi/ Sumatera) Makanan fermentasi asam durian dan dicampur bumbu dan ikan sungai, rasanya pedas, asam manis dan gurih
Dear
...Para pembaca tercinta, author masih pemula masih terus belajar dan akan selalu belajar demi kalian semua. Mohon vote dan dukungan teman-teman semua. ...
Love U sekebon ❤❤❤❤❤
"Malam Ibu cantik.." Notif pesan masuk. Tangan cantik itu menggeser kursor dan membuka kode akses.
Dasar anak ingusan ! ngapain malem-malem Chat gue?
Gawai itu diletakkan di atas nakas disamping tempat tidur. Terlalu jengah hanya untuk meladeni kejahilan-kejahilan mahasiswanya. Mahasiswa Nadine sejenis Brian bukan hanya Brian saja. Ada yang modus antar tugas, alasan konsul, bimbingan akademik hingga curhat masalah pribadi.
(Nada Dering) At My Worst miliknya Pink Sweat menggema di ponsel Nadine... NADA UCUK begitu nama yang tertera di ponsel.
"Din, lu dimana?" terdengar suara dari seberang
"Din.. din.. Lu kata gue Udin marudin !!" jawab Nadine
"Yaelah.. gitu aja marah.. lu dimana?" tanya Nada
"Dirumah.. Oneng.."
"Siap-siap, bentar lagi gue jemput lo !" ajak Nada
"Mau kemana Mak? Udah malem, gue mau bobo syantik, ganggu aja lu nenek lampir, masih ada tenaga buat jalan? Lu pake tenaga Kuda?" Tolak Nadine, ia terlalu malas untuk keluar rumah.
"Up to You .. Nggak pake lama, bye !" Panggilan diputus sepihak
"Gue belum jawab juga, udah dimatiin aja. Dasar nenek lampir !" Geram Nadine
Sepuluh menit kemudian, Klakson mobil terdengar di luar rumah Nadine.
"Wiro sableeeeeeeeeeeng, keluar lo !" teriak seseorang di luar
Beneran dah balik tu anak ?, gue kira dikerjain doang
Nadine keluar kamar, berlari menuruni tangga menuju pintu depan rumahnya.
"Dasar nenek lampir lu ! Malu didenger tetangga. Lu kata tinggal di hutan?" Orang yang dimarahi malah senyum sendiri, kesenengan udah gangguin yang punya rumah
"Lu nggak mau peluk gue ro?" Panggilan singkat WIRO SABLENG gelar kerajaan mereka.
"Nada Ucuk.... Gue kangen Mak" Nadine memeluk gadis yang lebih dari lima belas tahun ini menjadi sahabatnya.
"Uluh... uluh.. Anak gue kangen ma Emak, sini peluk ketek gue dulu !" Nada merentangkan tangannya menyambut Nadine
"Ogah Bau !"
"Yaelah... Biasa juga nangis meluk gue, mana pake ingus keluar juga ! Baju gue jadi korban. Ni ketek juga jadi saksi hidup atas curhatan lu dari gebetan pertama hingga ke sekian.
"Et dah Mak lampir.. Kagak lu jabarin juga dong aib gue ! Ucuk Mak gue tersayaaang" Nadine peluk melepas rindu.
Mereka menuju ke kamar Nadine. Memutar ruang tengah menuju lantai dua rumah. Pintu kamar dibuka, Nada merebahkan diri di kasur Nadine.
"Maak !!!" Teriak Nadine
"Ngagetin gua aja" pelotot Nada
"Lu kan baru pulang !" ucap Nadine
"Yaa.. Kenapa kalo gue baru pulang?"
"Lu udah mandi belom? Baju lu udah ganti belom? Lu udah SWAB belom? Hasilnya apa?" Lah si Oneng baru nyadar.
"POSITIF !"
"Keluar sono ! nularin gue lagi !"
"La tadi lu udah meluk gue"
"Jadi gue harus ngapain ini ?, minum jus jambu, remdesivir apa dexamethasone ?. Tapi seminggu ini gue makan yang bergizi, minum vitamin dan..." Ayakan gentong panik.
"Berisik Lu ! Gue POSITIF KESEL ama lu, temen nggak ada akhlak ! Udah nggak boleh baring, sekarang dituduh corona" Nada mengeluarkan selembar surat pernyataan bahwa dirinya Negatif pada SWAB terakhir. Nadine membacanya.
"Sungkem lu ama gue ! Anak durhaka emang, nuduh sembarangan !"
Mereka berdua tertawa, Nadine menyayangi Nada layaknya saudara. Bahkan saat Nada sekolah ke luar negeri, komunikasi mereka tak putus. Orang tua Nada merupakan pasangan dokter. Dokter bedah syaraf dan Obgyn. Nada terlahir dari keluarga dokter sejak lahir, berbeda dengan Nadine. Tapi keluarga Nada sangat perhatian pada Nadine.
Braga Seafood Restaurant
"Karena gue anak berbakti, cantik, bohay dan tidak sombong. Hari ini gue traktir mau lu !" Seru nadine
"Wuiih... Kece Lu ! Berapa gaji lu di Universitas Braga?" Nada menggoda Nadine
"Sekedar untuk service perut Mak gue tersayang ini, lu pesen semau lu !" Alisnya terangkat dengan senyum manis jumawa.
"Baek-baek lu ma gue... Gue sumpahin hidup lu seneng dunia akhirat, cepet kawin sama pemilik ni resto karena lu langganan mereka" Selip doa Nada
"Ya kagak kenceng-kenceng juga ngomongnya, malu ini diliati orang..." Bisik Nadine.
"Kagak papa ! Justru makin rame yang denger, makin banyak yang bilang Aamiin. Doa gue Makbul, Sumpah Mak nggak kemana !" Bacot Nada
Ternyata ada yang terus memperhatikan kehadiran mereka di resto tersebut. Pria tampan dengan setelan jas serba branded di tubuhnya. Sorot mata yang tajam. Darrel Braga, pemilik Restaurant tersebut.
Kebisingan Nadine dan Nada memecah konsentrasinya, selain berisik mereka juga menyumpahi dirinya secara tidak langsung untuk jadi suami Nadine. Darrel menatap lekat-lekat pada wajah Nadine.
Tidak terlalu buruk !
Darrel masih menatap Nadine, sesekali mencuri pandang sembari menyesap minum yang hampir habis. Tak lama, seorang perempuan cantik mendekat ke arah Darrel. Lenggokan tubuhnya mendapatkan tatapan nakal dari setiap laki-laki yang ada di resto tersebut. Semakin dekat dan mendekat..
"Hi... Darrel.. " Sapa wanita itu.
Darrel tak bergeming menyesap kopi dan masih mencuri pandang ke arah Nadine. Dia mengabaikan tamunya. Asisten sekaligus Bodyguard Darrel sedang bebas tugas hari ini.
"Hi.. " Darrel menjawab dengan malas.
"Kamu kemana aja sih, susah banget dihubungi ?" Tanya wanita itu.
"Apa kita dalam sebuah hubungan?" Sarkas Darrel
"Kamu masih ingat kan malam indah kita beberapa bulan yang lalu?" Darrel memutar mata malas. Salah satu wanita one night stand ?. Entahlah.. Darrel tidak mengingatnya.
Senyum manis Nadine masih terlihat, Darrel bahkan tidak menghiraukan tamunya. Gerak gerik bibir Nadine membangkitkan sesuatu didiri pria tampan itu.
"Aku tahu kamu masih sendiri Darrel Braga, kamu petualang cinta, sang cassanova.. " Goda wanita itu
" Siapa bilang ?" Darrel Jengah.
"Benar apa yang aku katakan bukan ?" Wanita itu terus menarik simpati Darrel menggunakan bahasa tubuhnya
Ciiih.. Murah !
"Aku akan menikah" Tiba-tiba ide itu muncul. Darrel berdiri merapikan jas nya, dia berjalan menuju kursi Nadine dan Nada berada. Nadine memperhatikan sosok datang, semakin dekat dan...
"Hi sayang.. Udah ngobrolnya?" Nadine terkejut, matanya mengerjap. Otaknya mencerna. Kepalanya menoleh kiri dan kanan. Memastikan siapa yang tengah diajak bicara pria asing di depannya.
"Kamu cari siapa? Aku ngomong sama kamu sayang"
"Daebak !" Nada membulatkan mata, menutup mulutnya. Matanya berbinar menatap pandangan Darrel terhadap Nadine. Akhirnya anak gue sold out. Darrel duduk di sebelah Nadine tanpa dipersilahkan. Menggenggam dan mencium tangan Nadine.
"Maaf.. Apa urusan kalian sudah selesai? Bolehkan saya pinjem teman Anda ?" Nada menggangguk cepat. Tatapan tajam kepala bertanduk, itu gambaran Nadine saat ini.
"Ayo sayang kita pulang, kamu harus jaga kesehatan. Aku nggak mau kamu letih pas di pelaminan nanti" Darrel berbohong. Nada menganga tak percaya menatap Nadine menuntut penjelasan.
Ciiih.. Kemaren gue kenalin ke temen gue dia bilang INDAHNYA JADI JOMBLO MOST WANTED. Apa? Nikah? Bener-bener ni anak kadal !
"Jangan Gi.. hmmmpp" Belum sempat Nadine menjawab, Darrel membungkam mulut Nadine dengan ciuman. Tengkuk Nadine ditahan dan dipeluk Darrel kuat. Nadine terjebak dan berontak.
"Kamu gila ! Dasar Brengsek !" Umpat Nadine, Nada si Mak lucknut cuma diam menyaksikan pemandangan di depannya. Menyisakan seribu tanya pada sahabatnya. Nafas terengah-engah Darrel melepaskan bibirnya. Tangan Nadine bersiap menampar pria asing disampingnya. Tangan Darrel dengan cepat menangkapnya.
"Jangan gini sayang.. aku tahu kamu masih marah.. ayo kita selesaikan diluar" Darrel mengedipkan mata nakalnya kepada Nadine dan tersenyum kepada Nada. Darrel menarik tangan Nadine dan mengajaknya ke arah luar. Nadine berontak, genggaman Darrel sangat kuat.
"Mohon maaf atas ketidaknyamanan nya, istri saya sedang merajuk. Hanya masalah rumah tangga biasa"
Nadine menggeleng "Saya bukan istri kamu, jangan sembarangan. Kamu bisa saya tuntut !"
Dengan tenang Darrel menjawab "Maafin aku sayang, kamu cuma salah faham. Aku punya hadiah buat kamu didepan"
Darrel menarik tangan Nadine hingga ke depan resto, diikuti Nada.
"Mak, tolongin gua napa?" Nada berdecih. Bingung siapa yang benar.
Mimpi apa gue semalem Ya Allah... Nelangsa 😭😭
"Jangan gini sayang.. aku tahu kamu masih marah.. ayo kita selesaikan diluar" Darrel mengedipkan mata nakalnya kepada Nadine kemudian tersenyum kepada Nada. Nadine masih terkejut bukan main. Banyak pasang mata yang menyaksikan.
murahan sekali wanita itu !
apa itu kekasihnya?
benarkah itu suaminya ? wah lumayan tampan.
Pasangan yang membuat iri.
Nadine membayangkan pemikiran orang-orang yang melihatnya. Nadine bergidik, khayalan otak-otak nakal yang ada di kepalanya. Darrel menarik tangan Nadine dan mengajaknya ke arah luar, tangannya digenggam Darrel.
Ya Allah....... My first kiss !
"Lepasin !" Nadine menarik genggaman Darrel dan menghempaskannya. Gadis itu membenahi dress nya. Mengikat rambut seperti ekor kuda, memasang kuda-kuda untuk siap menghajar lawan di depannya. Tatapannya nanar penuh amarah. Emosi Nadine sudah tak terbendung, kilatan pertarungan sudah tampak dari matanya.
Nadine melayangkan tinju ke wajah tampan Darrel. Darrel sigap menghindar, dengan cepat Darrel menangkap tangan Nadine dan memutar tubuh Nadine hingga kini posisi Nadine membelakanginya. Tangan Darrel dan Nadine saling menindih, seperti orang yang dipeluk. Darrel mengunci pergerakan Nadine. Darrel berbisik di telinga Nadine.
"Anda membuat saya semakin bergairah nona Nadine, saya suka wanita yang tidak pasrah dengan saya. Lebih menantang ! Kamu tipe idaman saya." Nadine bergidik ngeri pada pria asing dibelakangnya.
"Dasar mesum ! Anda tahu bukan, ini termasuk pelecehan? Saya bisa menuntut dan melaporkan Anda atas apa yang telah anda lakukan terhadap saya" Darrel tersenyum simpul mendengar ucapan Nadine.
"Silahkan Anda melapor, hak Anda. Nona Nadine Raline Rasyidin. Dua puluh sembilan tahun, lahir dua puluh tujuh Februari. Dua bersaudara, ooooohhh satu lagi. Anda tahu ? Adik anda melamar ke Braga Hospital sebagai dosen internship atas rekomendasi siapa?" Darrel menjabarkan segala yang ia tahu lima belas menit lalu dari asistennya. Nadine membulatkan matanya. Mencoba melepaskan diri dari dekapan Darrel.
"Coba saja melepaskan diri, semakin kamu bergerak. Semakin kamu akan membangkitkan sesuatu manis" ancam Darrel
"Anda siapa? Penguntit? stalker? mafia? ataaaau.. lepasin !" Bentak Nadine
Dari sini Nada tau temannya terjebak. "Lepasin temen gue !" Darrel melepas Nadine
"Maaf.. Saya memang lancang. Saya punya alasan"
"Tidak ada alasan, anda sudah berani melecehkan teman saya. Banyak saksinya termasuk saya"
"Saya tertarik dengan teman kamu Nada" Nada dan Nadine berpandangan. Siapa pria asing didepan mereka.
"Kami tidak mengenal anda tuan, jangan ganggu kami" Tegas Nada
"Tapi saya mengenal kalian" kalimat lugas dan tenang dari bibir Darrel
"Dasar gila !" Nadine geram
"Ada yang mau lu jelasin ke gue?" potong Nada ke Nadine
Darrel mengulurkan tangannya pada Nadine. Nadine membuang mukanya "Darrel Braga." Ramah Darrel
Nada menutup mulutnya. "Jeongmal sseugi?..ehmmm maksud gue beneran Braga? gue Nada" menjabat tangan Darrel sembari menunjuk resto di hadapan mereka. Darrel menggangguk.
Nada lupa pria asing ini baru saja melecehkan temannya.
"Sumpah gue sebagai mak solehah makbul Ro, nggak nyangka gue" Nada mentoyor kepala Nadine. Nadine kesal dengan perilaku Nada mulai angkat bicara
"Dia itu Stalker, kali ini anda benar-benar akan saya laporkan !" ancam Nadine pada Darrel
"Sekali lagi, senang berkenalan dengan Nada. Ini kartu nama saya, bila butuh bantuan hubungi saya" Darrel menunjuk kartu nama yang telah berpindah ke tangan Nada.
"Ini beneran ? ntar gue di usir satpam nya lagi.. dikira minta sumbangan.." kekeh Nada
"Saya terkoneksi ke semua jaringan dikantor, staf saya akan menjamu tamu saya dengan baik" balas Darrel.
"Urusan kita belum selesai !" tunjuk Nadine ke wajah Darrel sambil menarik Nada menuju mobil.
"Maafin anak gue ya, ntar gue kasih tutorial memperlakukan calon pacar dengan baik dan benar" teriak Nada saat ditarik Nadine.
Darrel tersenyum. Baru kali ini ada wanita yang akan menghajar tepat di wajahnya. Biasanya wanita lain dengan sukarela melempar diri bahkan tubuh mereka pada Darrel. MACAN satu kata yang menggambarkan Nadine di fikiran Darrel. Manis dan cantik, dan memang Macan yang sesungguhnya. Darrel melajukan mobilnya dan menghilang dari jalanan
"Lu hutang penjelasan ke gue ro !"
"Nggak ada yang harus gue jelasin, gue nggak kenal tu orang, kan lu tahu gue, apa-apa urusan hati bakal lu orang pertama yang tahu. Lu mak gue, harusnya lu tau gue luar dalam" Nada mencari pembenaran di mata Nadine
"Yang pasti dia benar-benar mencurigakan, dia tahu semua garis besar hidup gue. Gue nggak bakal tinggal diam. Putar kanan Mak !" Perintah Nadine
"Ngapain ?"
"Kantor Polisi" Nada menatap ke arah Nadine yang tidak main-main dengan ucapannya
"Mau ngapain? Mau laporin tu cowok tadi? lu dosen tapi kudet ya ? Maenkan tu otak encer, jangan dipake nimba ilmu mulu. Ketemu mahasiswa dan materi kuliah doang" ejek Nada
"Lu mak gue apa Mak dia sih?, temen habis di lecehin juga. Kalau lu nggak mau nganterin gue, gue bakal lapor sendiri besok !" ancam Nadine
Nada menepikan mobil di pinggir jalan, menarik tuas rem tangan, mengunci otomatis pintu mobil agar Nadine tidak lari keluar.
"Lu nggak pernah denger tentang Braga Corp kah?. Otak lu lagi sengklek nih, lu nggak inget lu kerja dimana? Nadine marudin si Wiro Sableng yang cantik.. Ni gue Ruqiah dulu ama ceramah gue, mana tau setan ogeb di otak lu jadi minggat. Braga itu adalah perusahaan elit di negara ini. Keturunan Braga itu Crazy Rich di negara kita. Searching deh di mbah google. Sekelas perusahaan aja bisa mampus bangkrut dia gilas. Saran gue, mending lu anggap tadi anugerah ro !, Ciuman gratis dari seorang Darrel Braga. Sumpah mana ganteng banget dianya" Ceramah Nada
"Itu ciuman pertama gue, gue nggak ikhlas !"
"Ya udah kita balik lagi ke Braga Resto, kita ulang adegan tadi. Gue ikhlas dunia akhirat gantiin lu di cium Darrel" Nadine menoyor kepala Nada
"Masih waras kagak lu? Jangan percaya sama satu kartu nama. Bisa aja dia ngaku-ngaku. Mana ada horang kaya makan sendirian tanpa pengawalan dan pelayanan maksimal. Apalagi lu bilang dia Crazy Rich, emang lu pernah liat capture Darrel Braga?" elak Nadine
"Ni liat !" Nada membuka layar handphone nya dan menunjukkan hasil pencarian Darrel Braga di instagram
"Gila! ini nggak mungkin, tu artikel pasti salah. coba cari informasi lain di jejaring sosial yang lain!"
"Naah.. ! bener kan gue bilang !"
Mansion
"Siapkan laporan yang saya minta" Perintah Darrel
Darrel mematikan gawainya, sebuah seringai muncul di wajahnya. Fikiran lucknut itu terbayang kembali, manis bibir Nadine masih bisa dirasakan. Ingin rasanya mengulang kembali. Menaklukan macan betina.
"It's show time"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!