Jika bercerita bagaimana sebuah hubungan di bentuk maka setiap orang akan mengeluarkan definisi masing-masing, Tapi Seseorang mendefinisikan Bahwa Hubungan memiliki Awal Dan akhir .
Apakah Hubungan itu Memiliki Awal dan Akhir ku Rasa tidak.
Hubungan kita dengan Tuhan itu tak mempunyai Awal dan akhir. Begitupun dengan orang terkasih.
Memiliki Sebuah Hubungan berarti Kita harus siap berkomitmen jika salah satu dari Kita tidak siap maka hubungan yang kita bangun akan sia - sia saja. Sedangkan komitmen itu sendiri adalah suatu keputusan untuk memiliki keterikatan yang melahirkan sikap setia dan tanggung jawab terhadap semua janji yang melibatkan diri sendiri atau dua orang dalam satu ikatan.
Setiap orang akan memaknai hubungan mereka dengan sungguh-sungguh tapi
Akankah Sebuah Hubungan bisa Terus berlanjut jika salah satu dari Mereka Hanya mempercayai dirinya sendiri tanpa ingin menoleh ke arah yang lain.
Setiap orang memiliki pemikiran tersendiri mengenai Sebuah hubungan tapi mereka hanya melihat dari sudut pandang mereka sendiri dan mengabaikan sudut pandang yang lain itulah sebuah ke egoisan yang hanya menganggap bahwa mereka mampu melakukan segalanya tanpa bantuan yang lain.
Ke egoisan itulah yang tertanam dalam benak seorang Rahesa Wijaya Bagaskara. Putra dari Tuan Raimon Wijaya dan Nyonya Hestia Kusuma. Rahesa terlahir dari sebuah keluarga yang memiliki prinsip kuat. dia di didik untuk menjadi penerus kerajaan bisnis keluarga. hingga membuat Rahesa menjadi Seorang pengusaha yang menutup diri dari hubungan yang ada baik itu dari Keluarga maupun percintaan. ini semua tidak lepas dari pengaruh masa lalunya yang menyakitkan. Di tuntut untuk sempurna oleh keluarganya, di campakkan oleh kekasih yang begitu Di cintanya membuat luka yang begitu dalam hingga membuat dia menutup segala Jalur kehidupannya untuk membangun sebuah hubungan dan komitmen. hal ini Sangat bertolak belakang dengan Arumi Mawardi, seorang wanita yang mendefinisikan bahwa kita hidup di dunia ini hanya untuk persinggahan tidak ada salahnya memiliki sebuah hubungan yang baik. Mau itu sesama manusia, hewan serta tumbuhan sebab kita tidak bisa hidup sendiri di dunia ini dan Hubungan yang paling penting adalah Hubungan kepada Tuhan.
Arumi adalah seorang gadis berusia 23 tahun sedang berkuliah di salah satu universitas ternama di kota X mengambil jurusan Administrasi perkantoran. Dia anak Tunggal dari ayah Yang bekerja sebagai Guru di salah satu SMA Negeri di kota X sedang Ibundanya memiliki toko kue sederhana. walaupun Arumi di penuhi dengan kasih sayang dari kedua orangtuanya tidak membuat dia manja terkadang dia membantu Sang Bunda untuk mengantarkan pesanan kue kepada para pelanggan.
kesederhanaan Mengajarkan Arumi bahwa Kita harus mensyukuri apapun yang telah Tuhan Berikan, itu selalu di tanamkan dalam diri Seorang Arumi. Tapi Mungkinkah sebuah ketidaksengajaan mampu mengubah Pandangan seorang Rahesa dan Arumi tentang sebuah hubungan atau malah membuat mereka semakin Larut dalam Intuisi mereka sendiri.
Siapkah Seorang Rahesa Wijaya Bagaskara memberikan sebuah komitmen kepada Arumi Mawardi dengan semua ketidaksengajaan yang ada begitupula sebaliknya dengan seorang Arumi yang Hidupnya Penuh dengan Kebebasan untuk berekspresi tapi sebuah ketidaksengajaan menuntut dia untuk melupakan segala apa yang dia impikan.
Akankah ada sebuah keajaiban yang mampu merubah segala pemikiran yang salah sedangkan itu sudah terpatri oleh waktu yang begitu lama dan mungkin akan sulit untuk menerimanya.
Pagi Yang indah, Suara Burung Berkicau dari ranting - Ranting pohon menambah suasana Hangat. Hari ini Matahari sedang Bergembira Tidak seperti hari - hari kemarin Hujan mengguyur tiada henti hingga beberapa Jalan menjadi banjir akibat drainase tersumbat oleh sampah.
Suara ketukan Pintu membuat seorang wanita Muda menggeliat dalam selimutnya. memaksanya Sadar dari Alam Mimpi yang mungkin begitu indah untuk dilewatkan.
"Rumi...." Panggil seseorang dari balik pintu kayu yang bercat Cokelat.
masih tidak ada sahutan dari dalam kamar.
"Arumi Mawardi Bangun, atau Bunda dobrak ini pintunya"
ceklek suara pintu terbuka lebar, menampilkan sesosok wanita muda yang rambutnya masih berantakan khas orang baru bangun tidur.
"Kamu ini kebiasaan, bangun kesiangan katanya ada kuliah pagi" Celoteh Sang Bunda kepada Putri satu - satunya itu.
"Hoamm Emang ini jam berapa sih bund"
"Lihat saja sendiri, bunda mau kebelakang nyiapin bekal buat Ayah mu dulu"
Arumi Menoleh kearah jam Yang terpasang di dinding Ruang keluarga ia pun berteriak.
"Astagaaaa" Teriak Arumi menggema
"Ya ampun Nak, Kenapa teriak begitu Kamu ini ngagetin Ayah saja"
"Ya ampun Yah' Rumi telat"
"Makanya kalau ada kelas pagi itu bangunnya cepat jangan kalah sama Ayam jagonya ayah"
Arumi tidak memperdulikan perkataan Ayahnya, ia langsung kabur ke kamar mandi.
Pak Ardi selaku Ayah Arumi hanya menggeleng melihat tingkah putrinya itu.
Arumi mengendarai Sepeda motor miliknya menuju kampus dengan kecepatan Rata-rata sedang Telpon genggamnya tidak berhenti berdering sejak Tadi.
Setibanya di kampus Ia memarkirkan motor kesayangannya itu dan berlari menuju ke kelas.
Dengan nafas yang ngos-ngosan Arumi duduk di samping Ratna sahabatnya.
"Pasti Nonton Oppa lee min ho sampai kesiangan kan"
Arumi Hanya nyengir kuda menanggapi Sahabatnya itu.
"Pak ' killer ke mana tumben ngaret"
"Hehehe lupa kasih tau Lo kalau pak Killer nggak masuk hari ini di tunda Minggu depan"
"Ya ampun Na' kalau tau gitu gue nggak perlu jadi atlit lomba lari"
"Hehehe Siapa suruh nggak angkat telpon gue, sekali - kali olahraga gitu lo sayang ku"
Ucap Ratna mengedipkan mata sambil menoel Dagu Arumi.
Arumi hanya berdecak kesal, melihat tingkah Ratna.
mereka Sudah bersahabat sejak SMA jadi nggak ada yang mereka tutupi. segala kebusukan satu sama lain pun sudah pada tau.
Arumi dan Ratna ini terbilang Cukup Cantik dan populer di Fakultasnya, Bahkan adik juniornya Saja pernah menyatakan Cinta kepada mereka berdua. tapi di tolak mentah-mentah.
mereka selalu mengatakan Oppa Lee min ho yang paling tampan. Mereka ini adalah Penggemar Berat aktor Korea Lee min ho. sampai - sampai dalam kamarnya penuh dengan wajah sang idola.
"Na' ke kantin yuk, laper tadi cuman nyomot Roti Ayah"
"Wah dasar anak durhaka, Roti orang tua di comot"
"Udah Yuk itu Urusan gue ama Tuhan"
merekapun berjalan ke arah Kantin, Arumi menceritakan Film yang di download semalam. Ratna Tanpa sengaja menabrak seseorang.
"Kalau Jalan itu pakai Mata"
"Harusnya Saya yang mengatakan itu sebab Anda yang menabrak saya lebih dahulu" ucap Orang tersebut dingin tatapannya tajam seolah - olah ingin menguliti Ratna.
"Maaf Pak' temen Saya memang suka Ling lung kalau jalan soalnya dia nggak punya mata kaki" Sela Arumi dan menarik Ratna pergi dari hadapan orang tersebut.
"Heee... Semua orang Sama saja selalu merasa dirinya paling Benar" decak Ratna
Arumi Hanya tersenyum geli melihat ekspresi Ratna yang sedang berada dalam Mood yang tidak baik.
Seorang Pemuda Tampan berjalan menyusuri Sebuah Lorong Fakultas dia hendak bertemu dengan Dekan Fakultas tersebut akan tetapi saat sedang Berjalan Tiba-tiba Saja dia di tabrak dengan seorang gadis lalu gadis itu memakinya.
Karena merasa tidak bersalah atas kejadian itu pemuda tersebut menatap tajam kearah gadis itu tapi teman sang Gadis langsung menariknya.
" Apa Mahasiswa di sini semua sama seperti mereka berdua, tidak punya etika dan sopan santun"
Setelah kepergian kedua gadis itu sang pemuda melanjutkan langkahnya menuju Ruang dekan.
Setibanya Di ruang Dekan pria tersebut di sambut hangat oleh Pak Dekan.
"Silahkan Duduk Pak Rahesa. Semenjak Lulus SMA dirimu menghilang bagai di telan Naga. Rasanya sudah cukup lama kita tidak bertemu, ada Angin ****** Beliung yang membawa mu kemari"
"Kamu tidak pernah Berubah Pak Arya, bahkan setelah menjadi Dekan termuda di sini. Bukankah tempo hari Kamu yang Menyuruh ku untuk datang"
"Astaga... Maaf Maklumlah Mengurusi Mahasiswa yang begitu banyak terkadang membuat ku Linglung, Setiap tahunnya Fakultas ini mengadakan Seminar, aku ingin kamu menjadi salah satu pembicaranya. berbagai sedikit trik menjadi sukses di usia muda"
"Kapan acara tersebut karena belakangan jadwal ku sangat padat"
"Pertengahan bulan ini, apa kamu bisa"
"Aku belum Bisa memberikan jawabannya sekarang, nantilah akan ku kabari setelah menanyakan jadwal ku"
"Tidak perlulah terburu - buru, apa kamu tidak berminat melihat - lihat sekeliling"
"Bolehlah, jika Pak Dekan tidak keberatan untuk menemaniku berkeliling"
Rahesa dan Arya berkeliling, sambil mengobrol santai membahas masa - masa putih abu-abu yang tidak akan pernah terulang lagi. Rahesa tidak sengaja melihat teman dari gadis yang menabraknya duduk di salah satu Bangku Taman yang di sediakan di samping gadis itu ada beberapa tumpukan buku, seperti ada magnet yang menariknya untuk memandangi wajah gadis itu.
Arya mengikuti arah tatapan Rahesa.
"Nama Gadis itu Arumi, dia salah satu Mahasiswi terbaik tahun ini, dia juga sangat populer ku dengar gosip yang beredar banyak yang menyatakan cinta padanya tapi semua di tolak ".
Rahesa mengangguk, dan melanjutkan melihat - lihat. Setelah Lelah berkeliling Rahesa pamit dan berjanji akan memberikan kabar secepatnya mengenai dia menjadi pembicara.
Rahesa berjalan sambil membaca pesan yang masuk ke ponselnya dan dari arah berlawanan Arumi membawa beberapa tumpukan Buku hendak mengembalikannya ke perpustakaan.
Brakk...
Suara buku - buku berjatuhan ke lantai.
"Ah Maaf..."
"Apa Kamu Punya hobi menabrak orang, Seharusnya Kamu memasang kaca spion"
Arumi mendongak menatap orang yang telah di tabrakanya kemudian berdiri menghadap orang tersebut.
"Apa Anda juga memiliki penyakit Amnesia, yang menabrak Anda tadi bukan aku dan lagi pula aku sudah meminta maaf"
"Kamu pikir Maaf bisa menyelesaikan semua masalah, penjara tidak akan terisi jikalau seperti itu" Ucap Rahesa dingin dan berlalu meninggalkan Arumi
Arumi terduduk di lantai sambil berteriak.
"Aaahhh kenapa Hari ini selalu sial, bangun kesiangan, terburu-buru ke kampus ternyata dosennya tidak masuk, dan yang paling sial bertemu dengan Orang menjengkelkan seperti itu"
Arumi menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan.
"Sabar.... Sabar... Sabar ini ujian hidup" ucap Arumi sambil memunguti Buku - buku yang jatuh.
Rahesa masuk kedalam mobilnya, ia terdiam sejenak bayangan tatapan serta wajah Gadis itu serasa familiar dalam benaknya.
Rahesa menyadarkan dirinya, kemudian tancap gas meninggalkan parkiran kampus.
membela Jalan yang tiada hari tanpa kemacetan lalulintas. ia mengusir Rasa jenuhnya dengan memutar lagu sambil jari jemarinya mengetuk Stir mobilnya. Lagu Bruno Mars Talking to the moon mengalun indah tanpa di sadarinya dia ikut bernyanyi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!