NovelToon NovelToon

Kugenggam Namun Menjauh

1. Perlombaan

"Allahuakbar...allahuakbar... suara adzan subuh terdengar ditelinga Nur, ia segera bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu, setelahnya menjalankan sholat.

Selesai sholat dia menghampiri ibunya yang tengah di dapur.

" Asslamu'alaikum ibu, ibu sedang memasak apa?" ucapnya

"Wa'alaikumsalam anak ibu, ini sedang memasak nasi goreng kesukaanmu" jawab ibunya

Setelah membantu ibunya memasak, Nur pun pergi dan bersiap untuk kesekolah.

"Nur, segera sarapan dan tolong panggilkan bapakmu nak"seru ibunya

"Baik bu, siap" balasnya dengan senyum

Dimeja sarapan kini Nur dan kedua orangtuanya menyantap nasi goreng buatan ibunya dan dirinya, serta makanan kesukaannya.

"Alhamdulillah, nikmat luar biasa ya bu, hari ini kita masih bisa makan" ucapnya dengan senyum

"iya nak, segeralah berangkat, agar tidak terlambat" ucap ibunya

"Bapak,Ibu. Nur berangkat kesekolah dulu ya, insyaallah hari ini Nur akan mengikuti lomba matematika, do'akan Nur ya pak,bu" seraya menjabat tangan kedua orang tuanya.

"kami do'akan yang terbaik untukmu nak, hati - hati di jalan" ucap kedua orang tuanya

Tak butuh waktu yang lama, Nur sudah sampai di sekolahnya, ia pun menyapa teman-temannya yang ia temui.

"Assalamu'alaikum syafa" sapanya dengan senyum yang tulus dan lesung di pipinya

"Wa'alakusalam Nur, kamu sudah sampai? dari tadi aku tunggu" Balas Syafa yang tak lain adalah teman karibnya

"he, maaf syafa, biasa alhamdulillah jalan kaki jadi lumayan jauh" jawabnya

Kini Nur dan syafa sudah berada di kelas untuk menunggu guru yang akan mengajaknya untuk mengikuti lomba, hati nya berdebar, karena ini baru pertama kalinya ia akan mengikuti lomba untuk mata pelajaran lain selain pelajaran agama. Untuk agama ia biasanya mengikuti lomba tilawah dan qira'at.

"Bismillah" ucapnya seraya terus menyemangati dirinya sendiri

"bruk..., astaghfirullah, maaf.." ucapnya setelah menabrak sesorang tanpa menoleh yang ditabraknya dengan sedikit berlari

"siapa sih dia? sudah menabrak tidak minta maaf pula" ketus azam

"kamu dari mana Nur? itu sudah di panggil bu elma, perlombaan akan segera dimulai"

"eh he iya, maaf syafa. Tadi aku ke toilet" balasnya

Setelah perlombaan dilaksanakan dengan berbagai soal dan pertanyaan, perlombaan pun usai. Kini tinggal menunggu hasil pengumuman perlombaan

"Ke kantin yuk Nur.." ajak syafa

"Maaf syafa, kau saja, aku lagi berpuasa.." jawabnya

"Oh baiklah, aku tinggal dulu... da...."

"Ok.." balasnya dengan senyum

Di kantin sudah ramai anak-anak yang sedang mengantri makanan.

"Lama kali ya makanannya, padahal aku udah laper bin laper..." ujar Rino yang tak lain dan tak bukan adalah teman azam.

"Heh kau ini selalu, berujar lapar terus, makin melebar kaya gentong dah badanmu.." balas Azam dengan sinis

"Elah, kau ini macam tidak tahu aku... hahaha" balasnya dengan gelak tawa

"Ah brisik kamu, aku tinggal saja dulu lah balik ke kelas, malas ngantri, keburu masuk" ucapnya seraya berdiri dan meninggalkan Rino

Tak jauh dari kantin seorang siswi yang baru menginjak kelas VII itu duduk di depan kelasnya dengan tampak sedang serius membaca buku tanpa memperhatikan sekitarnya.

"Bruk.. aduh, sakit.." ia mengaduh dan merasak lengannya yang sakit karena menabrak seseorang

"Kamu lagi, kamu lagi.."

"Apa tidak cukup kau tadi sudah menabrakku? sekarang kau menabrakku lagi?!" tanyanya dengan intonasi yang tinggi. Ya, yang ditabrak oleh Nur tak lain adalah Azam, kakak kelas senior nya yang sekarang menginjak kelas IX.

"maaf kak, tidak sengaja.." ucapnya tanpa menatap lawan bicaranya

"baiklah kali ini aku maafkan, tapi tidak untuk keberikutnya.." balas Azam seraya pergi meninggalkan Nur yang sudah mau beranjang pergi

2. Pungumuman lomba

Selang beberapa jam kemudian...

"Baiklah anak-anak, saya ucapkan terimakasih atas partisipasi dalam mengikuti perlombaan hari ini, dan saya harapkan bagi yang menjuarai perlombaan kali ini mampu menjadi kebanggakan sekolah dan tentunya mengharumkan nama sekolah tercinta kita ini" tutur kepala sekolah

"Selanjutnya anak-anakku sekalian beserta dewan juri, setelah menilai dan mengamati hasil perlombaan kali ini, saya akan membacakan pemenang dan sekaligus juaranya.." lanjut Bapak Bandi selaku guru yang menjadi MC pada acara tersebut

"Yang pertama, kami ucapkan selamat kepada pemenang perlombaan IPA yaitu ****Ilham** Tamimi**"

"Yang kedua, pemenang perlombaan Agama yaitu Muhammad Azam, slamat kami ucapkan karena memang sudah hampir 3 tahun berturut-turut siswa yang sama pemenangnya" tutur Pak Bandi seraya diikuti riuh tepuk tangan

"Yang ketiga...

"Yang keempat...

sampai dengan yang ditunggu - tunggu oleh Nur dan teman lainnya

"Baik untuk yang terkahir, kami sungguh kagum, karena pemenang perlombaan Matematika kali ini diraih oleh siswa kelas VII dan ini menjadi yang pertama, karena biasanya perlombaan diraih oleh siswa kelas VIII maupun IX,

"Baiklah selamat kami ucapkan kepada ananda Khairani Nur" sambut bapak Bandi dengan diikuti tepuk tangan dari siswa dan guru yang lain

Syafa yang notaben nya teman baik dari Nur pun ikut senang dan terharu

"Nur selamat ya, kamu luar biasa. Kamu pokoknya harus ngajarin aku supaya sepertimu" ujar syafa serasa memeluk temannya

"baiklah...." balas syafa

#Keesokan harinya

"Nur...

kemarilah nak" sapa Bu Elma yang tak lain wali kelas sekaligus guru pembimbingnya

"Iya bu, ada yang bisa Nur bantu bu?" balasnya seraya menciup pundak tangan gurunya

"Begini nak, apakah kamu sudah siap untuk perlombaan besok? karena besok perlombaannya antar daerah dan kamu mewakilinya"

"Insyaallah bu sudah siap, doakan saja bu"

ucapnya dengan mantap

"Baiklah, jika ada kendala dan materi yang belum mengerti, jangan sungkan untuk bertanya kepada ibu" ujar Bu Elma dengan mengusap kepala gadis mungil itu dan dibalas dengan anggukan juga senyuman

#Muhammad Azam

Dilain sisi seorang siswa tengah serius mempelajari materi dan persiapan yang akan diikuti untuk perlombaan besok, pun tidak luput ada teman yang senasib dan melakukan hal yang sama dengannya

"Zam, kau sudah siap untuk besok?" tanya Ilham kepadanya

"Insyaallah sudah, kau sendiri bagaimana?" tanyanya balik

"He, aku sudah menguasai beberapa materinya" jawab Ilham

Tak jauh, mereka melihat seorang siswi yang sedang bercengkrama dengan gurunya dan tak lama guru itu pun meninggalkannya sendiri

"Eh Zam, bukan kah dia itu pemenang lomba matematika kemarin ya?" ucap ilham dengan netranya tertuju pada siswi yang tak jauh di depannya

"Oh iya mungkin, aku tidak mengenalinya" jawab Azam dengan santai

"Eh Zam, dia anak yang cukup pintar sepertinya ya? kalau aku suruh belajar metamika susahnya minta ampun zam, pusing dah kepala"

"Bukan metamika, tapi MATEMATIKA" balas Zam dengan intonasi tinggi diakhir katanya

"Hehe, habisnya mata pelajaran yang aku gak sukai sih, tapi kalau belajar sama dia mungkin aku akan suka" ujarnya kepada Azam dengan gaya sok coll nya

"Sudahlah aku mau ke kelas, malas meladani mu"

Dikelas belum banyak siswa yang masuk

"Huft... bukan kan siswi yang dimaksud ilham adalah siswi yang pernah menabrakku ya? tapi apa benar dia?" batinnya..

"kenapa harus peduli dengan nya" tuturnya dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

3. Perlombaan di kota B

Pagi-pagi sekali, murid yang akan mewakili sekolah pun sudah berkumpul dengan guru pembimbing yang akan mendampingi siswanya untuk mengikuti perlombaan di kota B.

"Baiklah anak-anak ku sekalian, hari ini kita akan berpartisipasi dan ikut andil dalam perlombaan daerah yang akan dilaksanakan di kota B, oleh karena itu kita harus bersiap dan bersegara menuju ke kota B. Waktu akan ditempuh sekitar 1 jam dari sini" Tutur Bapak Kepala Sekolah

"Pak Bandi, silakan diatur siswa nya menuju bus sekolah yang sudah disediakan pemerintah setempat" lanjutnya dan dibalas anggukan oleh Pak Bandi

"Mari anak-anak segera menuju bus di depan" tunjuk Pak Bandi dan mengarahkan murid-muridnya

1 jam perjalanan sudah dilalui

"Mari kita berdo'a terlebih dahulu sebelum kita semua mengikuti perlombaan, agar lancar dan mudahan tidak ada hambatan" ajak Pak Bandi

Murid-murid memasuki ruang perlombaan dan di dampingi oleh Pak Bandi dan Bu Elma

"Azam, ilham, silakan kalian ikut dengan saya, untuk perlombaan kalian saya arahkan ruangannya" ajak Pak Bandi

2 jam kemudian baik Azam dan Ilham serta murid yang lain sudah usai mengikuti perlombaan masing-masing, namun belum dengan Nur. Siswa yang berprestasi itu harus mengikuti perlombaan dengan seleksi yang cukup ketat dan rumit.

Hingga tidak terasa jam sudah menunjukkan jam makan siang, dan perlombaan dilanjutkan 1 jam yang akan datang

"Nur, kemarilah nak, kita makan siang terlebih dahulu, agar nanti kamu bisa lanjut untuk berkosentrasi" ujar bu Elma dengan memeberikan kotak nasi kepadanya

"Emm bu maaf, makannya pedas ya bu, saya kurang berani makan pedas.." ucapnya dengan keringat didahi dan mata yang memerah

"Eh sebentar nak, ibu kurang tahu, sebentar ibu ambilkan minum disana ya nak" ucap bu Elma seraya pergi untuk mengambilkan minuman

"Nih minum, jangan kau minum ketingatmu" ujarnya dengan ketus

Nur pun menolah "Eh.. iya kak, terimakasih" jawabnya dengan senyum has lesung pipi nya

"Sudahlah kau habiskan, sebentar lagi sesi perlombaanmu akan dilanjut"

"Iya terimakasih sekali lagi kak..." balasnya menggantung

"Azam" balas angkat singkat dan diangguki Nur

Tak lama Bu Elma kembali dengan 2 botol air mineral ditangannya

"Lho nur, sudah dapat minumannya? ini ibu baru ambilkan untukmu"

"Iya bu sudah, ini barusan dikasih kak..." balasnya menggantung karena lupa akan nama kakak kelas yang ada di sampingnya

"Duh, siapa ya tadi? padahal baru disebutkannya..." gerutunya dalam hati

"Azam, namaku Azam" balas Azam yang heran karena adik kelas di sampingnya lupa akan namanya, padahal belum lama ia memperkenalkan diri

1 jam berlalu dan kini sesi lomba yang diikuti Nur pun berlanjut, hingga sesi terakhir usai diikuti debaran jantung murid-murid yang mengikuti perlombaan tersebut.

Ya mereka memperebutkan ajang perlombaa tersebut tak lain untuk membanggakan sekolahnya juga untuk bisa meraih kesempatan mengikuti perlombaan selanjutnya tahun depan. Tak hayal lebih banyak sesi dan uji dibanding perlombaan yang lain

"Bagaimana perasaanmu Nur? apa kah kamu tadi bisa menjawab dengan baik soal-soal tadi?" tanya Pak Bandi menghampiri Nur, yang datang tak jauh dari tempat menunggu Bu Elma

"Alhamdulillah, sedikit tenang sudah pak. Insyaallah saya yakin dengan apa yang telah saya kerjakan, karena yang diujikan tidak jauh metari yang saya pelajari"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!