Setelah libur akhir semester seluruh sekolah pada hari ini kembali masuk, begitu pula dengan sekolah Juandalia pada hari ini anak anak kelas 10 naik ke kelas 11,kelas 11 naik ke kelas 12,sementara kelas 12 nya ada yang melanjutkan kuliah atau yang memutuskan berhenti.
Dan pada hari ini juga lah para murid baru yang akan masuk ke kelas 10 melaksanakan MOS pertamanya.
Bahkan upacara pembukaan untuk para siswa baru sudah di mulai beberapa menit yang lalu, dan sekarang seorang kepala sekolah tengah memberikan sambutan nya.
"Baik anak-anak selamat datang di sekolah Juandalia bagi para siswa dan siswi kelas 10, semoga kalian betah sekolah di sini, saya selaku kepala sekolah sangat senang atas terpilihnya sekolah juandalia sebagai tempat mencari ilmu bagi kalian yang berada di depan saya, " sambutan dari kepala sekolah.
Setelah beberapa menit mengikuti upacara, sekarang adalah waktunya istirahat sambil melihat-lihat apakah lengkap barang yang di bawa oleh para peserta.
Setelah para panitia melihat perlengkapan peserta, seorang panitia menemukan seorang gadis dengan plat name yang bertuliskan "YANG BACA KEPO" dan wanita yang menuliskan itu di panggil ke depan.
"Siapa nama mu? kenapa kau menulis kata itu di plat name mu? bukannya kita menyuruh kamu menuliskan nama kamu, " tegas salah satu panita perempuan.
Sementara gadis itu sama sekali tidak terlihat kalau ia takut dengan panitia itu, ia malah menatap datar pada wanita di depannya itu.
"Kenapa kau diam? kau tuli?" tanya nya sekali lagi.
"Kak, kakak mau tau nama aku siapa? " bukannya menjawab wanita itu malah bertanya kembali.
"Kau ini bodoh apa gimana sih? " bentak panitia lelaki yang datang menghampirinya.
Mereka bertiga menjadi pusat perhatian, mereka yang melihat kejadian itu saling berbisik, membicarakan wanita yang berani kepada OSIS atau panitia itu.
"Keduanya mungkin, " santai wanita itu dengan wajah tanpa dosanya.
Saat Firman akan memarahinya seorang pria datang menghampiri Firman dan menepuk pundak nya, seakan mengisyaratkan Firman untuk pergi dari sana.
Para panitia pun pergi dan meninggalkan gadis itu bersama dengan lelaki yang menyuruhnya pergi, Mereka pergi pada teman-temannya.
"Kau ini siapa? " tanya lelaki yang baru datang itu.
"Kak mau tau siapa nama ku? kalau mau tau nanti aja yah kalau udah selesai MOS nya, soalnya aku malas nyebutin nama sekarang ini, kalau misalkan kakak bingung panggil aku apa, panggil aja kepo, yah, " balas wanita yang menamai dirinya kepo itu, tanpa mimik wajah bersalah ia malah dengan santainya menyebutkan itu.
"Dasar wanita gila, " gumam lelaki itu.
Namun sepertinya pendengaran wanita itu sangat kuat, ia bisa mendengar ucapan lelaki yang berada di depannya.
"Nasib-nasib, udah di bilang tuli, bodoh, eh sekarang di bilang gila, apa emang gue gila yah, " sindir wanita itu sambil menepuk jidat nya sendiri.
"Ya sudah, kembali, " datar lelaki itu.
"Kembali? ke rumah?" ini tuh antara lelaki itu yang salah mengucapkan kalimatnya atau memang gadis kepo itu memang bodoh sebenarnya.
"Maksudnya kamu kembali ke barisan kamu, " seorang wanita yang berada di belakang lelaki itu mencoba menjelaskan ucapan dari temannya.
"Ouh, makannya kak, lain kali kalau bicara sama aku yang jelas-jelas aja yah, " balas si wanita kepo itu sambil berjalan kembali ke barisannya.
"Yang sabar napa Rey, " ucap wanita yang tadi membantu menjelaskan ucapan Raihan, yah lelaki yang barusan itu adalah Raihan.
Dan wanita yang barusan itu adalah teman Raihan yang bernama, Juli yang kebetulan Juli adalah sekertaris di OSIS.
"Gila lu, berani banget bilang gitu ama kak Raihan," teman yang tepat berada di samping si wanita itu tidak habis pikir dengan apa yang temannya lakukan.
"Ya berani lah, aku kan gak salah, emang kenyataan kaya gitu, lagian di kamus besar gue gak ada yang namanya manusia takut sama manusia," jelas wanita kepo itu.
"Ah serah lo deh, " pasrah temannya.
Setelah beberapa jam melakukan kegiatan MOS, kini para peserta di istirahat kan bahkan mereka di persilahkan bila ada yang mau ke kantin.
"Kantin yuk, " ajak Lily pada gadis yang menamai dirinya kepo.
"Boleh, " balas nya, kini mereka berjalan berdampingan menuju ke kantin.
Saat sudah sampai di kantin, meja kantin hampir penuh bahkan hanya tersisa satu meja yang berada di pojok kiri.
Lily dan wanita kepo itu berlari menuju ke meja yang hanya tersisa satu, namun saat mereka akan duduk beberapa orang pun sama akan duduk di sana.
"Ah ini tempat gue, " kesal wanita kepo itu, saat tempat duduknya telah di tempati oleh orang lain.
"Siapa cepat ia dapat, " balas salah satu dari mereka yang duduk di sana.
"Lu duduk aja di sana! kan masih kosong, " ucap satunya lagi.
"Gak mau, maunya di sini " rengek wanita kepo itu sambil menghentak-hentakan kakinya ke lantai.
"Udah lah, kita ke kelas aja lagi, lu tau gak mereka itu OSIS lu mau kita di hukum, " bisik Lily.
"Tapi gue lapar Li, belum makan, " rengek wanita itu.
"Lu bisa diem gak?" tegas Raihan, dengan mata yang menatap tajam ke depan.
"Gak, " balas wanita itu.
"Wih boleh juga ni cewek, ternyata kalau di lihat-lihat cantik juga yah, " ucap salah satu teman Raihan yang bernama Max, dengan menatap nakal pada wanita itu.
"Lu sekali lagi natap gue kayak gitu gue bikin Sup ayam tau rasa luh, " ancam wanita kepo dengan mata yang menatap tajam pada Max.
Sementara Raihan sama sekali sudah tidak peduli pada wanita itu.
"Udah lah Dis, ayok, " Lily menarik paksa Adisty dari sana, yah nama dari wanita itu adalah Adisty.
"Dis, siapa nama tu cewek? Disa,Dilla, atau," gumam Raihan dalam hati, jujur Raihan memang penasaran dengan wanita ini.
"Eh lu semua kalau nanti gue pingsan itu gara-gara kalian, " ancam Adisty yang tengah di tarik oleh Lily.
Mereka berdua telah sampai di depan koridor yang berada di depan kelas 11.
"Lepasin Lily tangan gue yang imut dan mulus ini sakit tau gak, " ucap Adisty sambil melepas paksa tangan Lily.
"Lu tu yah ah, kalau misalkan nanti gue di hukum lu yang tanggung jawab yah, " ucap Lily.
"Iya sahabatku yang baik hati, " gemas Adisty sambil melanjutkan langkah nya menuju lapangan, sepertinya waktu istirahat mereka akan segera berakhir.
Padahal perut Adisty sangat lapar sedari tadi pagi, pasalnya ia tadi tidak sarapan karena takut terlambat mengikuti upacara pembukaan.
Saat mereka semua sudah berkumpul, Adisty dan Lily di panggil ke depan oleh Raihan, semua mata pun saling melirik bertanya-tanya ada apa.
"Lu sih ah, " kesal Lily saat akan maju ke depan menghadap Raihan.
Sementara Adisty sama sekali tidak merasa bersalah, ia malah dengan santainya maju ke depan menghadap pada Raihan.
"Kalian lari 10 putaran! " titah Raihan tanpa penjelasan, membuat mata Lily membulat dengan sempurna, matahari saat ini sedang panas-panasnya dan ia di suruh lari 10 putaran, sedangkan lapangan ini sangat besar, ya kalau lapangan nya segede lapangan biliar mah gak papa, ini lapangan ke apa juga coba.
Namun Adisty mengangkat tangannya, untuk mengajukan penolakan.
Raihan pun mengangkat dagunya, mengisyaratkan kalau Adisty di persilahkan untuk berbicara.
"Saya mau memperjelas ke jadian tadi, kalau dalam kejadian tadi itu jelas-jelas kakak yang salah, kenapa saya yang di hukum? " bantah Adisty.
"Ini bukan masalah itu, kau tidak sopan tadi, " balas Raihan tegas.
"Dih, wajar dong aku marah, orang aku tadi udah mau duduk eh malah seenaknya ngeduluin mana nyenggol dikit lagi, " bantah Adisty lagi.
"Saya tidak mau tau, " kekeh Raihan.
"Ya udah deh, kan tadi yang salah aku ni yah Kak, gak usah hukum Lily juga dong, diakan gak ikutan bicara, " pinta Adisty.
"Ya sudah kau gantikan dia. "
"Maksudnya? " Adisty tidak mengerti lagi dengan ucapan manusia aneh di depannya ini.
"Maksud Raihan itu, kalau Lily gak mau di hukum berarti kamu yang gantiin hukuman nya Lily, kamu larinya jadi 20 puratan, " Juli kembali menjelaskan maksud ucapan Raihan.
"Kak, bilangin sama ketua OSIS nya kalau ngomong itu yang jelas, jangan kek begitu, nyusahin orang kalau ngomongnya kaya begitu mah, " ledek Adisty, yang hanya di balas tawa geli dari Juli, teman Juli yang berada di sampingnya ikut tertawa dengan ucapan Adisty.
"Cepetan, " bentak Raihan, yang membuat orang yang tengah tertawa mendadak menjadi terdiam.
Adisty pun segera berlari mengelilingi lapang, sementara acara MOS di mulai kembali.
Setelah Adisty lari sepuluh putaran kepala nya mendadak pusing, pandangannya menjadi hitam.
**BRUKKKK
Jangan lupa like yah, kalau kalian suka sama novelnya, maaf kalau masih banyak typo nya.
Adisty tadi pingsan karena mungkin ini efek dari ia belum makan, sementara kini ia sedang berada di UKS bersama dengan Lily.
"Lu sih, udah tau tuh anak cewek lemah, masih aja lu suruh lari, " kesal teman Raihan pada Raihan, yang saat ini sedang berada di kantin.
"Ya gue gak tau, " balas Raihan.
"Kalau tu anak mati gimana? " ucap Andra yang juga sahabat Raihan.
"Ih lu kalau ngomong gak bisa di jaga banget," ucap Max yang mendengar ucapan asal dari Andra.
"Ya kan bisa aja, " ucap Andra tanpa dosa.
"Lu ngomong apa sih? " risih Raihan yang terus di sindir oleh kedua temannya.
"Udah tau ngomong Indonesia masih nanya, ngeledek lu? gue kan cuman bisa bahasa Indonesia bambang, " ucap Andra.
"Eh ****, maksudnya dia itu bukan gitu, " ucap Max sambil menoyor kepala Andra.
"Terus apa dong? " memang di antara mereka bertiga yang oon itu Andra.
"Au ah, " Max malas menjelaskan ucapan Raihan pada Andra.
"Lu bawain makan sono! " titah Raihan pada Max.
"Siap bos, bubur kan? " tanya Max.
"Terus mau di kasih pizza, " datar Raihan.
Sementara Andra yang tidak mengerti dengan ucapan mereka memilih untuk diam, karena tidak mau kena semprotan dari Max.
"Lu bilang cuman tanda minta maaf, " ucap Raihan.
"Iya beres deh, " balas Max sambil berjalan menuju penjaga kantin untuk membeli makan.
Sementara di ruang UKS Adisty sudah sadar.
"Lu kenapa pingsan? " tanya Lily.
"Lu pikir aja sendiri, " kesal Adisty, masa ia baru bangun pingsan di tanya kaya gitu, harusnya kan di tanya, lu baik-baik aja apa enggak, ini mah nanya kayak gitu, aneh punya temen.
"Lu bangun pingsan galak amat, " ucap Lily.
"Permisi, " ucap seseorang di balik pintu UKS,
"Masuk! " balas Lily.
orang itu pun masuk dengan membawa nampan berisi bubur dan air putih.
"Nih dari orang yang tadi buat lu pingsan, " ucap Max sambil menaruh nampan nya di meja samping ranjang.
"Gue ini cuman kecapean, bukan sakit keras, jadi gue gak mau bubur, gue maunya jus sama nasi goreng, " tawar Adisty.
"Kalau lu mau sih, kalau gak mau juga gue beli sendiri juga bisa kok, " sambung Adisty.
"Ya udah, lu tunggu di sini gue bawain lagi makanan nya, yang ini buat lu aja lah(tunjuk Max pada Lily), sayang kalau gak di makan, " balas Max sambil berjalan ke luar.
Adisty pun tersenyum kemenangan, "Ternyata pingsan ku membawa berkah, uang jajan gue kan jadi gak terkuras, " ucap Adisty.
Sementara Lily temannya hanya bisa menggeleng kan kepalanya, bagaimana bisa ia berteman dengan mahkluk seperti Adisty ini.
Max berjalan kembali menuju tempat Raihan untuk meminta uang lagi karena uang yang tadi Raihan berikan sudah habis untuk membeli bubur.
"Minta uang, " ucap Max sambil menyodorkan tangannya ke depan Raihan.
"Apa lagi? " bingung Raihan.
"Cewek yang udah lu buat pingsan itu nawar, katanya gak mau bubur dia mintanya nasi goreng sama jus, " jelas Max.
"Repot banget, " kesal Raihan sambil mengeluarkan uang dari saku celana nya yang ia berikan pada Max.
Max yang sudah mendapatkan uang pun bergegas pergi membeli kembali makanan yang gadis tadi inginkan.
Setelah selesai membeli nya ia kembali ke ruang UKS untuk memberikan makanan itu.
"Nih, " ucap Max sambil menyodorkan nya pada Adisty.
Saat melihat makanan mata Adisty berbinar-binar, sudah sedari tadi ia menahan rasa laparnya.
"Liat makanan aja ke orang sehat, " ledek Lily yang melihat sahabatnya berbinar menatap makanan.
"Nama lu siapa sih? " ternyata Max juga penasaran dengan nama gadis itu.
"Nama gue Adisty, tapi lu jangan bilang-bilang sama anak OSIS yah, kan belum selesai MOS nya, " pinta Adisty pada Max, dengan keadaan mulut yang masih mengunyah makanan.
"Iya Adisty, terus kalau ketemu gue panggil apa dong? " ucap Max.
"Panggil aja kepo, kan nama di nametag gue kepo, " balas Adisty dengan mata yang tetap fokus menatap ke arah nasi goreng.
"Lucu juga lu kalau lagi makan, " Max seperti nya terpesona dengan kecantikan dan keimutan dari Adisty.
"Gue lucu udah dari lahir, " balas Adisty.
"Ya udah ah gue pergi dulu yah, " ucap Max sebelum akhirnya pergi meninggalkan Adisty dan Lily di sana.
Setelah beberapa jam berlalu Adisty malas mengikuti acara MOS jadi ia tetap berdiam di UKS bersama Lily, walaupun sebenarnya badan Adisty sudah membaik.
Sudah waktunya pulang, Adisty dan Lily pun keluar dari ruang UKS untuk pergi ke parkiran, namun saat mereka akan ke parkir mereka berpapasan dengan Raihan yang menatap sekilas ke arah mereka.
"Ih dia pikir dia keren gitu, " ucap Adisty sambil tersenyum kecut melihat kepergian Raihan bersama teman-teman nya ke ruang OSIS.
"Ya kalau menurut gue sih, dia emang keren banget, " ucap Lily dengan mata yang terus menatap ke arah Raihan yang sudah jauh dari mereka.
"Ih mata lu kelilipan apa sih?" heran Adisty sambil menarik Lily agar menghadap ke arah depan lagi.
"Lah apaan sih? gue lagi menatap suami masa depan gue, " kesal Lily yang di tarik oleh Adisty.
"Ngayal lu ketinggian mba, " ledek Adisty.
"Yeh kan siapa tau aja kali, " kekeh Lily sambil tersenyum dan membayangkan kalau nanti ia akan menjadi suami dari Raihan.
"Gue kalau bayangin kalian suami istri, gue malah kasian sama lu tau gak, tiap hari lu bakal di cuekin abis-abisan ama dia, " ledek Adisty sambil tertawa puas.
Sementara Lily menatap Adisty tajam, ia tidak Terima di katai seperti itu oleh Adisty.
Mereka sudah sampai di parkiran, Adisty pun berpamitan pulang karena supir pribadi nya sudah menunggu di parkiran.
"Gue duluan, " ucap Adisty sambil berlari menuju mobilnya.
Setelah berada dalam mobil Adisty meminta supir pribadi nya untuk tidak mengantar dirinya pulang, ia meminta untuk pergi ke sebuah warung nasi yang tak jauh dari sekolahnya.
"Pak, aku mau beli nasi bungkus dulu, " pinta Adisty pada pak Harto, yaitu nama dari supir nya.
Pak harto pun menghentikan mobilnya, Adisty langsung saja turun dan memesan nasi bungkus, namun ia tidak hanya memesan satu melainkan banyak.
Setelah selesai Adisty masuk kembali ke dalam mobilnya dengan banyak kantung kresek di tangannya.
"Udah pak jalan lagi, tapi aku mau ke tempat ini dulu yah, " titah Adisty sambil memperlihatkan arah tujuan nya.
"Siap neng, " pak Harto pun kembali menyalakan mobilnya dan pergi ke tempat yang di tuju Adisty.
"Ngomong-ngomong mau ngapain neng ke sana? Terus itu makanan buat apa banyak Banget, padahal kalau mau makan mah kan gampang tinggal bilang sama bi Ayu? " tanya pak Harto, bi Ayu adalah pembantu di rumah Adisty.
"Pak, ini itu buat anak jalanan, kebetulan uang aku tadi masih sisa banyak, soalnya ada orang baik yang jajanin aku, jadi uangnya aku beliin makanan deh buat mereka, " balas Adisty.
"Wah, ternyata baik juga yah, semoga rejeki neng tambah banyak deh, akang do'ain. "
"Makasih Pak, " balas Adisty.
"Kalau nanti neng punya pacar, pasti pacar neng beruntung banget dapetin cewek yang baik kaya neng. "
"Semoga aja. "
hay jangan lupa like nya yah, kalau kalian suka, maaf juga kalau masih banyak typo nya,
Setelah satu minggu para murid baru melaksanakan MOS, kini pada hari senin seminggu setelah hari pertama masuk sekolah. Para siswa resmi menjadi murid di sekolah Juandalia dan kini mereka baru saja selesai melakukan upacara bendera yang biasa di adakan tiap hari senin.
Para murid kelas 10 masih berada di kantin sekolah pasalnya kelas mereka belum di umumkan, jadi mereka masih menunggu pembagian kelas.
"Dis, mau makan apa? " tanya Lily.
"Mau bakso satu, di campur, terus minumannya jus alpukat yah, " balas Adisty dengan mata yang terus terfokus pada ponsel di tangannya.
"Ok deh, " ucap Lily sambil berjalan pergi ke penjaga kantin memesan makanan, yang Adisty inginkan.
Sementara Adisty masih fokus pada ponsel nya sambil tersenyum.
"Woy lu gila yah? " tanya seseorang yang tiba-tiba datang ke meja Adisty.
"Eh ayam-ayam, " latah Adisty, hampir saja ponsel yang berada di tangannya terlempar.
"Gila lu yah? jantung gue hampir aja mau copot, " kesal Adisty sambil menatap tajam orang yang mengagetkan nya.
"Ya santai aja kali, " balas nya, sambil duduk di depan Adisty.
"Bukannya lu temen nya si, si manusia es yah? " tanya Adisty pada Max, yah orang yang barusan mengagetkan Adisty adalah Max.
"Ouh si Raihan, dia lagi sibuk, lagi rapat ke tua OSIS, kan bentar lagi dia itu turun jabatan, " balas Max.
"Hay can-" ucapan Lily terpotong saat matanya mendapat ada Max di depannya.
"Can, can apa? cantengan?" ucap Max yang melihat Lily mematung sambil memegang nampan makanan.
"Ih apaan sih kak, " balas Lily yang langsung duduk dan menyimpan makanan nya, Adisty langsung saja mengambil bakso dan jus yang ia pesan.
"Ya ampun ni anak, udah liat makanan aja ijo," ucap Max yang melihat Adisty tanpa basa-basi memakan dengan lahap bakso nya.
"Gue baru liat tau, kalau misalnya cewek kalau lagi makan gak jaim, " sambung Max, sambil terus menatap ke arah Adisty dan tersenyum.
"Nih yah, kalau misalkan orang makan jaim-jaim mah gak bakalan kenyang, " balas Adisty dengan mulut yang masih penuh makanan.
"Makan mah makan aja lah jangan sambil ngomong, " sindir Lily, yang melihat Adisty sedang makan tapi tetap ngobrol.
"Biarin napa, kan gue masih bisa ngomong, " balas Adisty, namun tiba-tiba ia tersendak dan memuncrat kan makanan yang masih berada di mulutnya.
"Ni minum! " panik Max sambil memberikan jus pada Adisty, yang langsung di minum sampai tandas oleh Adisty.
"Tuh kan, baru aja gue bilangin," ledek Lily.
"Apaan si luh dari tadi marah-marah mulu ama gue, mau PMS lu? " ucap Adisty yang melihat Lily kerjaannya marah mulu.
"Tau ah, " malas Lily.
"Dis, di suruh kumpul di lantai 3, pembagian kelas udah mau di mulai, " ucap salah satu teman lelaki Adisty yang memberitahu kalau pembagian kelas akan di mulai.
"Makasih yah jon, " balas Adisty.
"Ke atap yuk, " ajak Adisty pada Lily.
"Yuk, " balas Adisty.
"Kak kita ke atas dulu yah, " pamit Adisty sembari menarik tangan Lily.
Mereka berjalan berdampingan menaiki tangga menuju lantai 3 dimana akan di adakan nya pembagian kelas, saat mereka berdua sampai di atap lagi-lagi Adisty melihat Raihan yang tengah berdiri di depan sambil memasukan tangannya ke dalam saku celana.
"Ya ampun itu calon imam gue ganteng banget, " kagum Lily saat melihat Raihan.
"Biasa aja kali," sindir Adisty.
"Bilang aja kali kalau lu suka juga mah, gue mah gak papa, " ledek Lily.
"Apa lu bilang? Gue suka sama dia? Hah gak mungkin, " tegas Adisty sambil tersenyum kecut dan bersumpah kalau ia tidak akan menyukainya.
Kini pengumuman pembagian kelas sudah selesai dan Adisty kebetulan satu kelas dengan Lily, di kelas 10 IPS 3.
Para murid sudah pada turun ke lantai bawah, karena kelas sepuluh ada di lantai bawah.
"Gue mah aneh, ngumumin nya di lantai bawah aja napa sih biar gak ribet, " protes Adisty saat ia akan turun ke lantai satu, untuk mencari kelasnya.
"Tau ah, kalau gue mah gak papa si selagi gue bisa menatap calon imam gue, " ucap Lily sambil tersenyum.
Adisty pun memegang kening Lily, memastikan kalau suhu tubuhnya stabil.
"Lu ketularan virus yah? Makannya jadi ke begini, " sindir Adisty yang lelah mendengar ucapan Lily yang sedari tadi menuju Raihan.
"Bisa aja lu kalau ngomong, " balas Lily tak Terima.
"Ya abisnya lu ngehalunya ketinggian, " balas Adisty.
"Ih gue gak ngehalu emang kenyataan nya kayak gitu, " kekeh Adisty.
Kini mereka sudah sampai di depan kelas 10 IPS 3 Adisty dan Lily pun masuk ke dalam kelas mencari bangku yang mereka inginkan.
"Eh lu pindah sana! pergi dari sini! duduk di bangku yang lainnya aja, " titah Adisty, ia mengusir lelaki yang duduk di bangku yang berada di pojok kanan.
"Siapa lu? " lelaki yang duduk di sana, ia tidak Terima di usir oleh Adisty, ia bahkan berdiri menantang Adisty.
"Ouh berani lu yah? " ucap Adisty sambil menggebrak meja dan menatap tajam ke arah lelaki itu.
"Boleh juga nih cewek, " tantang lelaki itu sambil maju satu langkah mendekati Adisty.
Mereka menjadi pusat perhatian orang yang tengah sibuk mencari tempat duduknya, mereka mendadak menghentikan aktivitas nya dan pergi mengerumuni yang tengah ribut.
"Apa lu liat-liat? sini luh kalau berani! " tantang Adisty sambil tersenyum miring.
Saat lelaki yang di depan Adisty akan memukulnya, Adisty berhasil menghindari serangan lelaki itu dan sekarang bagian Adisty yang memiting lelaki itu.
"Aw, sakit-sakit, " rintis lelaki itu yang tangannya terasa sakit akibat Adisty.
"Berani lu lawan gue? " tanya Adisty tegas.
"Maaf, maaf, " ucap lelaki itu.
Adisty membawa lelaki itu keluar dari kelas dan menyuruhnya untuk lari keliling lapangan 2 putaran akibat melawan Adisty.
Sementara Adisty melihat lelaki itu sambil tersenyum puas, berani-beraninya ia melawan Adisty, namun satu pasang mata kini tengah menatap tajam Adisty yang seenak nya menghukum orang.
Orang itu berjalan mendekati kelas Adisty, bersama kedua temannya, ia tadi mau ke kantor namun tidak sengaja melihat Adisty.
"Eh, kok belok sih? bukannya ruang guru di sana, " heran Max yang melihat Raihan malah berbelok.
"Iya aneh, emang sejak kapan ruang guru pindah? " ucap Andra yang juga heran dengan Raihan.
Tapi kini mereka berdua mengikuti langkah Raihan yang ternyata berhenti di depan Adisty, Adisty yang sedang tertawa berubah menjadi terdiam dan menatap heran pada Raihan dan teman-temannya.
"Hey kemari! " titah Raihan pada lelaki yang tadi di hukum Adisty, lelaki yang tengah kecapean itu pun berjalan ke arah Raihan,
"Ah ganggu aja ni orang, " gumam Adisty malas.
"Masuk! sekarang bukan waktunya lari, " ucap Raihan, lelaki itupun kembali masuk ke kelasnya.
"Woy sejak kapan ni anak peduli ama orang lain, " bisik Max pada Andra.
"Tau nih, gue juga bingung, jadi dia kesini cuman mau panggil tu cowok? ini itu antara dia peduli ama laki-laki nya, atau mau deket aja sama tuh cewek, kayaknya dia juga tertarik sama cewek itu deh, " balas Andra.
"Tumben lu pinter? otak lu, lu panasin di mana jadi cair gitu? " canda Max sambil cengengesan.
"Bisa aja luh," ucap Andra.
makasih kalian mau baca novel ini, jangan lupa like yah kalau kalian suka, maaf juga kalau misalkan banyak typo nya yah😇😇🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!