NovelToon NovelToon

Suamiku Adik Kekasihku

Bab 1

seorang gadis cantik, berkulit putih, tubuhnya semampai dan mempunyai lesung pipi menambah daya pikat tersendiri ia duduk di depan cermin membuka pernak pernik hiasan di tubuhnya setelah melakukan pernikahan dengan sang pujaan hati.

"hari yang menyenangkan, pria yang sudah lama ku rindukan kini menjadi suamiku" ucapnya sambil tersenyum menatap wajahnya yang sudah polos tanpa bedak di depan cermin.

"apakah malam ini kami akan melakukan adegan yel-yel Pramuka? atau melakukan adegan panjat tebing?" pikirnya menerawang tubuh bispac sang suami.

Prangg

suara pintu di banting cukup keras.

wajah tampan tanpa senyum rahang kokoh hidung mancung dan manik mata menatap tajam pada sosok gadis yang tengah tersenyum.

"Mas, kau sudah pulang?" ucap sang wanita pelan.

pria itu yang ternyata adalah sang suami menatap tajam kearah sang istri sehingga membuat si empu bergidik ngeri

"Jangan berbicara denganku, anggap kita adalah orang lain, aku tidak mengenalmu dan tidak mencintaimu mengapa kau mengikatku dengan tali pernikahan, hah!!" bentaknya dengan suara tinggi.

pria bernama Richo masuk ke dalam kamar mandi

"Prangg" pintu tertutup cukup keras.

"sabar, ini adalah awal cinta dan kisah yang akan kembali setelah sekian lama menghilang" gumamnya pada diri sendiri untuk menguatkan hatinya.

"Ini adalah pilihanku, apapun resikonya aku harus menanggung resikonya, aku harus sabar bukankah aku cukup sabar dalam mencarinya dan sekarang aku sudah mendapatkannya".

ceklek

Richo keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk pada bagian bawahnya tubuh bispac nan pesona terpampang jelas di depan mata.

sang istri yang melihat itu hanya menelan ludah kasar.

"tubuh ini adalah hadiah untukmu, tidak lebih, kau hanya perlu melihat tanpa menyentuhnya! karena tubuh ini sudah ada yang punya" ujarnya tersenyum mengejek.

Richo mendekat ke arah sang istri yang diam mematung dengan tubuh gemetar, perlahan Richo mendekatkan wajahnya ke telinga sang istri lantas berbisik

"selamat datang di neraka sweetie, kau yang memberikan tiket maka dengan senang hati aku menerimanya". Ujarnya menyeringai. Lalu pergi menuju lemari untuk mengambilnya pakaiannya.

Dengan perasaan sakit hati Citra masuk ke dalam kamarnya ia menangis sejadi-jadinya ia tidak menyangka pria yang ia rindukan begitu kejam padanya. ia berusaha untuk tetap kuat mungkin ini adalah bukti cinta yang harus di buktikan bahwa ia benar-benar mencintai sang suami. Setelah selesai mandi Citra keluar menggunakan piyama panjang karena malam ini cukup dingin ia melihat tidak ada suaminya mungkin Richo sedang keluar, tidak ingin berburuk sangka ia menjatuhkan tubuhnya di kasur king sizenya, karena ia merasa sangat lelah perlahan tapi pasti matanya mulai tertutup.

halo guys ini adalah karya pertama saya, mohon dukungan dan bantunya yah semoga dapat di terima 🙏🙏 😘

Jangan lupa like, komen dan juga vote 🤗🤗😘

Bab 2

Hari Sebelum Pernikahan

Beberapa hari yang lalu dibacara ulang tahun perusahaan milik Paman Citra ia tak sengaja melihat Richo beserta orang tuanya berbincang-bincang dengan sang paman bernama Bram, Bram adalah adik dari ibunya Citra, Citra sudah lama tinggal bersama sang paman dan juga bibinya, sepuluh tahun yang lalu orang tua Citra mengalami kecelakaan pesawat saat hendak pergi ke Paris untuk melakukan bisnis tapi siapa sangka perjalanan bisnis membawa kabar duka, karena paman Bram dan bibi Nisa tidak memiliki anak jadi mereka sudah mengganggap Citra sebagai anak mereka sendiri apapun yang di minta Citra pasti akan di kabulkan bahkan nyawa mereka sendiri taruhannya.

"Ayah apa kau mengenal Richo?" tanya Citra duduk di antara Bram dan Nisa.

"Ada apa? hmm, apa kau menyukainya, sayang?" tanya Nisa membelai rambut sang putri.

Bram tersenyum pada putri satu-satunya itu sekalipun bukan dari hasil biologis tapi ia begitu sayang dan sangat mencintai putrinya.

"Richo itu adalah anak dari pak Nugraha, pewaris tunggal perusahaan Nugraha" jawab Bram.

"Ma, Pa, aku sudah lama menyukainya, aku ingin menikah dengannya, apa kalian ingin membantuku?" tanya Citra dengan wajah memelas.

Bram dan Nisa saling tatap kemudian mereka membuka suara.

"Apapun untukmu sayang".

" Jika itu membuatmu bahagia, ayah sama mama pasti merestui dan mendukungmu" sahut Bram.

Citra tersenyum senang ia kemudian menyandarkan kepalanya di bahu sang bunda.

"Sayang, apa nak Richo mencintaimu?" tanya Nisa membelai rambut panjang putrinya.

"Tentu saja, Ma, dia mencintaku dan akan selalu mencintaiku". "karena kami pernah saling berjanji untuk saling mencintai apapun itu, isi hati". Jawab Citra memeluk erat pinggang sang bunda.

"Hmmm, anak Ayah yang cantik, siapa sih yang tidak terpesona" gombal Bram

"Ah, Ayah bisa aja" pipi Citra merona mendengar gombalan dari sang Ayah.

"Ayah bisakah secepatnya untuk melakukan perjodohan? tanya Citra menatap sang Ayah yang sedang tersenyum.

"Anak Ayah sudah tidak sabar yah, uumm, sama seperti Mama kamu tidak sabar jika berduaan dengan Ayah yang tampan ini, jika di ranjang, hahah, "isi hati ". sombong Bram menaikkan dua alisnya

"Narsis sekali Ayah kamu itu, hufft,... padahal Ayah kamu kalau gk di kasih jatah sehari bakalan nangis kaya bayi yang gk di kasih ASI" bisik Nisa pada Citra. Citra yang mendengar itu cekikikan sambil menggelengkan kepalanya.

Bram menatap curiga pada istrinya

"Apa yang kau katakan, sweetie?" tanya Bram dengan sorot mata minta penjelasan. Nisa tersenyum tanpa dosa lalu menaikan bahunya tanda tidak tahu.

karena tidak mendapat jawaban Bram beralih menatap sang Putri. "Sayang, apa yang Mama kamu katakan, hmmm jika kamu tidak membantu Ayah maka ayah tidak akan membantumu!" ujar Bram menyeringai menatap sang istri yang sedang cemberut.

"Ayah, ah, gk asik, baiklah Mama, bilang kalau Ayah gk di kasih jatah Ayah akan menangis seperti anak kecil, apa benar begitu Ayah?

"Anak ini gk bisa di ajak kompromi" gerutu Nisa menepuk jidatnya.

"hehehhe" Nisa hanya cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dasar istri kacang goreng, itu kan aib yang sangat memalukan" umpat Bram dan menatap tajam ke arah Nisa.

"Mama kamu bohong sayang, masa Ayah yang perkasa ini cengeng sih" jawab Bram masih menatap tajam ke arah sang istri.

"Gawat mode ngambek lagi on lagi" ucap Nisa dalam hati. "Sayang perjodohan kamu akan segera Mama urus yah sekarang udah malam, kamu tidur duluan yah Mama ada urusan sama Ayah" ujar Nisa pada Citra, karena jika model ngambek udah on bisa gawat nih solusinya hanya satu yaitu bergoyang di atas ranjang dengan tujuh ronde bisa mati nih.

"Iya Ma, kalau gitu Citra duluan yah, Ma, Pa".

"Iya sayang" jawab Bram dan Nisa.

kini tinggal dua sejoli yang sedang ngambek-ngambekan

"Mas, aku tidak bermaksud untuk untuk membuka aib, aku hanya bercanda lagian Citra gk mungkin percaya" ucap Nisa membelai pipi sang suami yang lagi mode ngambek.

Bram menepis tangan istrinya.

"ini kesempatan eman nih, hahaha" sisi jahat Bram.

"maaf mas, ayok ke kamar!" ajak Nisa meraih tangan suaminya namun di tepis oleh Bram, Bram membelakangi istrinya.

Nisa yang sudah putus asa dengan sekuat menahan rasa malu, membelai punggung suaminya kemudian membalikkan badan suaminya, matanya menatap sorot wajah sedih sang suami, tanpa rasa malu Nisa mendekatkan wajahnya ******* bibir suaminya itu namun tidak di balas oleh Bram.

"hari yang beruntung, tujuh ronde sedang menanti, hahaha" tawa Bram penuh kemenangan.

"ayo ke kamar!" ajak Nisa dengan menahan rasa malu yang sudah di ubun-ubun.

"Tapi kamu yang bermain, oke" jawab Bram semangat.

"Baiklah, baiklah" jawab Nisa lesu.

"*Hadeh! p*unya suami mesum tingkat dewa, bikin badan remuk semua, bisa kendor nih tubuh" isi hati Nisa.

"Mending setiap hari aja aku Ngembak, ahhaha" isi hati Bram.

mereka menuju ke kamarnya dan terjadilah yang harusnya terjadi wkwkw.

Hari ini baru up segini dulu yah.

jangan lupa dukungannya teman-teman

SELAMAT MEMBACA

Bab 3

Di kediaman Nugraha

"aku tidak mau Pa, di jodohkan! aku sudah punya kekasih dan namanya Bella, kalau Papa lupa!" bentak Richo dengan emosi yang menggebu-gebu, mata merah tajam menatap sang ayah yang sedang asyik duduk bersantai tanpa peduli terhadap putra satu-satunya.

"Pa, apa tidak keterlaluan terhadap anak kita? dia sudah besar" sahut Bu Rania istri Nugraha. Bu Arin sangat sayang terhadap putra satu-satunya itu sekalipun ia menginginkan yang terbaik untuk sang anak tapi jika masalah cinta Bu Rania tidak ingin ikut campur.

"Papa tidak mau tahu, Richo kamu harus menerima perjodohan ini! kalau tidak mau ya terserah kamu tidak akan mendapatkan apapun dari warisan Papa" jawab Nugraha enteng. Sebenarnya itu hanyalah gertakan semata , bagaimanapun juga Richo adalah anaknya dan ia tahu betul Richo tidak bisa hidup tanpa uang.

"Papa benar-benar keterlaluan! terserah Papa, tapi jangan salahkan aku jika rumah tanggaku tidak akan harmonis, camkan itu!" Richo bangkit dari duduknya dan menuju ke kamarnya dengan emosi yang sudah meluap.

Bu Rania menatap sang suami yang yang sedang menyesap kopi seperti tidak terjadi apa-apa.

"Pa, bagaimana kalau yang di ucapkan Richo tadi benar? Mama tidak mau nantinya nak Citra menderita" ujar Bu Rania mengungkapkan isi hatinya.

Pak Nugraha tersenyum ke arah istrinya yang terlihat jelas khawatir.

" Mama tenang saja, rumah tangga mereka akan baik-baik saja, bukankah cinta akan datang jika selalu bersama, sama seperti kita dulu" jelas pak Nugraha menerawang masa lalunya yang menikah karena perjodohan dan keduanya menentang perjodohan tersebut dan sekarang mereka tidak ingin di pisahkan apapun yang terjadi.

"Apa Mama ingat perjodohan kita dulu?" tanya pak Nugraha tersenyum.

"Mama tidak akan lupa tentang kisah kita, lucu romantis" jawab Bu Rania tersipu malu.

"hahahhaha, apa kau ingat malam itu?"

"ah, Papa jangan tanya yang itu, malu" jawab Bu Rania merona.

"hahahhaha, iya, iya. ayok kita mulai lagi! ajak pak Nugraha berdiri sambil tersenyum genit.

"Mulai apa Pa? Mama gk ngerti!" jawab Bu Rania pura-pura tidak tahu.

pak Nugraha mendekat dan berbisik di telinga istrinya

" Kita mulai goyang zumba" ujarnya dengan nada sensual.

pipi Bu Rania merona, ia tahu betul maksud suaminya, bukan apa-apa tapi tetap saja ini begitu memalukan jika di di bayangkan.

"Gk enak kalau di bayangin, yuk praktekin aja biar bugar" ucap pak Nugraha meraih tangan sang istri.

"Malu pak" jawab Bu Rania menunduk.

"hahahahha, masih saja malu, padahal udah ada hasilnya" sahut pak Nugraha, ia terkekeh geli melihat tingkah malu-malu istrinya padahal udah sering berbuat.

"Aiiish, Papa" rengek Bu Rania. "Yaudah ayo Pa keburu ada yang liat"

pak Nugraha tersenyum bahagia melihat tingkah malu-malu kucing istrinya, entah itu adalah sesuatu hiburan yang harus di budidayakan pikir pak Nugraha.

***

Citra baru saja tiba di rumahnya ia melihat ayah dan ibunya sedang bercengkrama di ruang keluarga, Citra menghampiri kedua orangtuanya.

"Anak ibu sudah datang, ayo sini ada kabar bahagia sayang" ujar Nisa tersenyum lebar.

"Benarkah Bu, Yah? tanya Citra lalu duduk di antara Nisa dan Bram.

"Iya sayang, bagaimana pekerjaanmu?" tanya Bram.

"Seperti biasa, baik-baik saja" jawab Citra apa adanya. Ya sekarang Citra sedang bekerja di perusahaan DJ GROUP bagian staf keuangan, sekalipun Bram sudah melarangnya dan memintanya untuk bekerja di perusahaan Bram tapi Citra tidak ingin bekerja di perusahaan Bram ia ingin menjadi wanita yang mandiri.

"Ayah, ibu, apa kabar gembiranya? aku penasaran" tanya Citra menatap sang ayah dan ibunya bergantian.

Nisa menatap sang suami lalu kemudian berucap " kabar gembiranya adalah... Nisa menggantung kalimatnya dan tersenyum penuh arti.

"Apa sih Bu? jangan di gantung gitu napa penasaran tau!" ujar Citra cemberut.

Bram dan Nisa terkekeh geli melihat wajah putrinya begitu lucu apalagi saat cemberut.

"Kabar bahagianya nak, Richo menyetujui perjodohannya" jawab Bram pada akhirnya.

"benarkah? tanya Citra antusias dan tersenyum lebar.

"Iya sayang" jawab Bram dan Nisa bersamaan.

"Makasih yah, bu, aku cinta kalian" Citra memeluk kedua orang yang di sayanginya.

"kami juga sayang kamu, apapun akan kami lakukan asal kamu bahagia sayang" ujar Bram.

"yaudah aku ke kamar dulu Ya, Bu mau istirahat" ujarnya tersenyum bahagia.

Citra berlari kecil menuju kamarnya.

terkadang dari sebuah perjodohan membuat kita saling membenci namun seiring berjalannya waktu rasa benci yang mendominasi kini mulai berubah menjadi benih-benih cinta yang bermekaran, benar kata pepatah bahwa cinta tumbuh dari sebuah kebersamaan, dari sebuah kebiasaan. Biasa bersama, tidur bersama, makan bersama dan lain sebagainya, maka mustahil jika cinta tidak datang dan tidak bertahta.

UP LAGI NIH GUYS 🤗

JANGAN LUPA LIKE DAN VOTE NYA YAH GUYS 😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!