Beberapa bulan lamanya Ruri menyelidiki tentang kasus narkoba di Kota M yang telah memakan banyak korban, khususnya kaum muda. Tak banyak kaum muda di kota M yang mati overdosis karena narkoba. Selain kasus narkoba, banyak juga kasus pencurian hingga pembunuhan terjadi di kota M.
Setelah sekian lama Ruri dan pasukannya menyelidiki kasus ini, akhirnya dia mendapatkan titik terang. Ruri mendapatkan informasi bahwasanya malam ini akan ada transaksi besar yang akan dilakukan di sebuah gudang tua di pinggir kota.
" Kevlar, kau kumpulkan semua anggota di ruang rapat sekarang " perintah Ruri lewat telepon.
" Siap pak " jawab Kevlar dan dia segera mengumpulkan semua anggota untuk rapat dadakan.
Selang beberapa menit, semua sudah berkumpul di ruang rapat. Tak lama Ruri dan Kenzo pun memasuki ruang rapat.
" Baik, semua sudah kumpul, kali ini saya akan menjelaskan rencana untuk penangkapan besar yang akan kita lakukan malam ini dan saya tidak ingin ada kesalahan sedikitpun " ucap Ruri tegas dan mulai menjelaskan tentang rencana yang akan dia dan tim lakukan dan mulai membagi tugas.
" Sebelum bertugas, berpamitanlah kepada keluarga masing-masing dan matikan handphone kalian semua, mengerti "
" Mengerti pak " jawab mereka serempak dan bergegas mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan.
Malam hari beberapa menit sebelum penyergapan terjadi, di sebuah gudang tua.
Dilihat dari luar, gudang tua itu sudah lama dan tak layak pakai, tapi tanpa orang ketahui, di dalam ada transaksi besar antar mafia yang sudah lama diincar oleh para petugas kepolisian Kota M.
Sebelum transaksi itu terjadi 5 orang yang tergabung dalam Tim Elang yang diketuai oleh AKP Ruri Narendra sudah stand by disana. 2 diantaranya di dalam mobil sedan hitam memantau keadaan tak jauh dari pintu sisi barat. 2 yang lainnya berada di sisi timur menunggu bala bantuan datang, sedangkan Ruri berada di dalam mobil sendirian di sebelah utara gedung.
" Bos, ada mobil datang dari arah timur " lapor Tama lewat earpiece
" Baik, semua siap di posisi masing-masing dan tunggu aba-aba dari saya " perintah Ruri
" Ingat!! malam ini kita harus berhasil menangkapnya, jangan sampai ada kesalahan sedikitpun " ucapnya lagi mengingatkan.
" Baik pak.. " jawab mereka bersamaan di earpiece
" Kita lakukan yang terbaik " lanjutnya
Tak lama 5 mobil sedan hitam datang memasuki gudang tersebut tapi tak ada pergerakan yang berarti dari mereka. Selang beberapa menit kemudian 5 mobil pajero hitam pun datang dan sekitar 20 orang pun turun dari mobil dari kedua sisi yang hanya terpisah jarak beberapa meter saja dan masing-masing dilengkapi dengan senjata api yang terselip di punggung belakang mereka.
" Kevlar, bagaimana dengan bala bantuan? " tanya Ruri
" 1 menit lagi mereka akan tiba pak, mereka sedang dalam perjalanan " jawab Kevlar
Disaat transaksi berlangsung, bala bantuan datang dan mereka pun mendekat dan mengepung tempat tersebut dari berbagai arah agar tak ada penjahat yang bisa lolos.
" Angkat tangan kalian semua, buang senjata kalian dan letakkan tangan kalian di atas kepala " ucap kepala polisi menggunakan speaker
" Ah sial.., bagaimana mereka bisa tau tempat ini " umpat George kesal dan memberi isyarat kepada anak buahnya untuk mengeluarkan senjata dari dalam mobil dan menyimpan barang penting mereka, lalu mereka mulai melakukan perlawanan dengan menembaki polisi dari dalam gudang
" Gudang ini sudah kami kepung " belum selesai kepala polisi memberi peringatan terdengar suara tembakan dari dalam gudang
DOORRR... DOORRR... DOORRRR... ...
" Sekarang " perintah Ruri
Tim Elang pun bergerak dan terjadilah baku tembak antara polisi dengan para mafia itu. Disaat terjadi perkelahian Ruri melihat George akan melarikan diri dengan membawa sebuah tas ditangannya lalu Ruri pun mengejarnya.
Mereka berkelahi, Ruri dan George saling membalas serangan. George terkena tendangan di perut dan kakinya, dan terjatuh, Ruri membalik tubuhnya dan memukul wajahnya beberapa kali. George berhasil melawan, mendorong tubuh Ruri hingga terjungkal ke belakang lalu George bangun sambil mengeluarkan pisaunya lalu menyerang Ruri kembali.
Mereka berkelahi dengan sengit, Ruri berhasil menghindar dan menangkis beberapa serangan George. Dalam perkelahiannya dengan Ruri, sesekali George terus berlari dan Ruri mengejarnya. Ada kalanya Ruri juga terkena beberapa pukulan George. Tapi George tidak menyerah dan terus melawan, menyerang Ruri hingga akhirnya ssrrett...
George berhasil melukai lengan dan juga berhasil melukai perut Ruri dengan pisau, George pun menyeringai dan kembali menyerang Ruri tapi Ruri berhasil menghindar dan menangkis beberapa serangan George lalu berbalik membalas menyerangnya.
Ruri berhasil merebut pisaunya dan menusukkan ke perut George sebanyak 3 kali dan memukul wajahnya hingga terjatuh, melihat George tak berdaya Ruri melangkah mundur dan sedikit menendang kaki George sebelum berbalik mengeluarkan handphonenya dan menelpon Kevlar.
Di tempat lain seseorang berhasil melarikan diri dan bersembunyi. " Bos besar.. bos George Lucas tewas di tangan polisi " bisiknya melaporkan tentang apa yang dia lihat kemudian dia pun segera lanjut melarikan diri, menghindar dari kejaran polisi dan bersembunyi.
Seseorang yang baru saja menerima laporan dari anak buahnya pun marah dan melempar handphonenya. Dan dia juga menyuruh anak buahnya yang lain untuk menyelidiki kasus George sekaligus mencari tau siapa saja polisi yang telah menjebak dan berhasil membunuhnya.
Tanpa Ruri sadari George berusaha bangun dan mencoba mencabut pisau dari perutnya dan bermaksud menyerang Ruri yang berbalik membelakanginya.
DOORRRR... ... DOORRRR... ...
Iptu Kevlar menembak mati George Lucas yang berusaha menyerang Ruri dari belakang. Ruri terkejut lalu menoleh kebelakang dan melihat George Lucas yang sudah mati tertembak oleh Kevlar.
" Pak kau tidak apa-apa? " tanyanya yang berlari menghampiri dan membantu Ruri berjalan.
" Aku tidak apa-apa, terima kasih " jawab Ruri
" Jangan lupa kau bereskan semua ini " lanjut Ruri
" Baik " jawab Kevlar
Setelah memberi perintah pada Kevlar, Ruri berjalan sedikit sempoyongan karena terluka di lengan dan perutnya, dia banyak mengeluarkan darah. Kevlar membantu memapahnya masuk ke dalam mobil ambulance.
Dalam penyergapan kali ini AKP Ruri Narendra dan tim berhasil mengamankan barang bukti berupa beberapa botol miras, sabu-sabu, pil ekstasi dan serta daun ganja kering. Setelah mengumpulkan mayat para penjahat jadi satu, dan menguburnya dengan layak.
Ruri menyuruh anak buahnya untuk membakar barang bukti setelah direkam dan difoto untuk dokumentasi dan juga membakar gudang tua itu sampai rata dengan tanah agar tidak bisa lagi digunakan sebagai tempat transaksi atau gudang bagi para penjahat yang lainnya.
Dan juga ini peringatan keras dari kepolisian bagi penjahat yang lainnya. AKP Ruri Narendra terkenal dingin dan kejam tanpa ampun, para penjahat melihatnya seperti tak mempunyai kelemahan.
Di kantor Ruri juga terkenal tegas dan kaku kepada semua anak buahnya jika ada yang melakukan kesalahan ataupun terlambat masuk kantor, tak segan dia menghukum bawahannya dengan lari mengelilingi lapangan atau terkadang melakukan push up sebanyak 50 kali.
AKP Ruri Narendra sangat disegani dan dihormati oleh anak buahnya dan juga banyak polwan-polwan yang kagum padanya karena di usia mudanya Ruri sudah menjadi seorang AKP yang gagah pemberani dan tampan.
Like..
Vote..
Comment..
Jangan Lupa yaa..
SELAMAT MEMBACA
Ini tahun terakhir Zanna di Singapura setelah menyelesaikan kuliah kedokterannya, dia kembali ke Indonesia kampung halamannya Kota M. Dia sudah tak sabar ingin bertemu dengan keluarganya dan sahabat-sahabatnya di kampung halamannya.
Zanna mulai berkemas sejak 2 hari yang lalu dan dia pulang membawa banyak hadiah untuk teman-temannya dan sanak saudaranya di kampung. Zanna sengaja tidak memberi tahu keluarga dan teman-temannya tentang kepulangannya ini. Dia ingin memberi kejutan kepada mereka semua.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 7 jam, akhirnya Zanna sampai bandara di kotanya. Zanna bersyukur dan senang, dia tiba dengan selamat, Zanna pun memanggil taxi dan memasukkan semua barang-barangnya ke dalam bagasi dan memberitahukan alamat rumahnya pada sopir taxi.
Sudah lama Zanna tidak pulang ke Indonesia, seingatnya terakhir kali dia pulang saat liburan semesteran awal dia kuliah di Singapura. Tak terasa 6 tahun sudah berlalu, sungguh dia sangat merindukan kampung halamannya ini, kota kelahirannya yang indah ini. Banyak yang berubah dari terakhir kali Zanna pulang.
Zanna ingat dulu saat dia akan pergi suasana bandara seperti terminal bus, banyak pedagang asongan yang berjualan di sekitar depan bandara, parkiran mobil maupun motor tidak tertata rapi, dan kurangnya perawatan. Tapi seiringnya waktu berjalan sekarang bandara tampak berbeda, bandara terlihat lebih besar dan bagus, suasana di dalam sudah tertata rapi dan bernuansa khas kota kelahirannya ini.
Zanna jadi teringat dulu semasa sekolah, dia dan sahabat-sahabatnya suka jalan-jalan di Taman Kota sepulang sekolah hanya untuk menghilangkan penat sejenak karena banyaknya tugas sekolah.
" Ntar pulang sekolah kita jalan dulu yuks.. " ajak Adel setelah keluar dari kelas di hari terakhir ujian sekolah mereka.
" Ayo.. hitung-hitung refreshing habis ujian sekolah, gimana? " tanya Jo sambil memainkan mata pada sahabatnya.
" Ok.. " jawab Anin dan Zanna.
Mereka bersenang-senang bersama. Mereka shopping, mencoba berbagai macam model baju lalu foto bersama. Mencoba berbagai macam kuliner yang dijual di pinggir taman.
Adakalanya Zanna dan Zeline juga jogging sore di taman dekat kompleksnya. Terkadang juga dia dan sahabat-sahabatnya pergi ke pantai walau hanya sekedar untuk melihat matahari terbenam.
" Teman-teman barusan papa telepon, papa bilang papa ga jadi pergi ke villa bareng mama " ucap Zanna
" Terus.. apa hubungannya dengan kita? " tanya Anin tak mengerti
" Berarti villa kosong dan papa sudah terlanjur membayar akomodasinya. Jadii.. kita semua pergi ke villa malam ini liburan " ucap Zanna senang
" Hooreee.. " ucap mereka serempak senang. Mereka dan Zeline pergi diantar sopir keluarga Zanna.
Teringat itu semua Zanna jadi kangen sama adik dan sahabat-sahabatnya. Dia tersenyum sambil memejamkan mata sekejap menikmati terpaan angin lewat jendela mobil taxi dan menghirup dalam-dalam udara tempat kelahirannya ini.
Saat mobil taxi berhenti karena lampu lalu lintas yang menyala merah, tanpa Zanna sadari ada sepasang mata menatap ke arahnya dengan tatapan kagum.
" Cantik " gumam pria yang menatapnya itu terpesona.
" Apa? apa kau bilang sesuatu? " tanya teman yang memboncengnya
" Tidak.. tidak ada apa-apa, ayo jalan " jawab laki-laki itu. Lampu lalu lintas menyala hijau, mobil taxi pun kembali berjalan.
Akhirnya Zanna sampai di depan rumahnya, ga ada yang berubah, rumahnya masih sama seperti dulu sederhana tapi terlihat asri dan damai. Dia pun turun dan menyapa pak Totok satpam rumahnya yang berlari kecil menghampirinya untuk membuka pintu gerbang rumah.
" Selamat datang non Zanna, nona kenapa ga kasih kabar dulu ke rumah kalau pulang, kan nanti pak Jono bisa jemput nona di bandara " ucap pak Totok sambil berjalan membawakan koper dan tas Zanna.
" Ga apa-apa pak, Zanna mau kasih kejutan buat orang rumah " ucapnya tersenyum manis mendengar celoteh pak Totok.
" pak Totok bagaimana kabarnya? " tanya Zanna
" Kabar baik non. " jawab pak Totok tersenyum manis
" Semua ada dirumah pak? "
" Semua ada dirumah kecuali tuan besar Adipati, tuan masih belum pulang dari kantor non "
Pak Totok membukakan pintu dan menaruh koper dan tas Zanna dekat sofa ruang tamu lalu pergi kembali ke pos jaga.
" Terima kasih pak Totok " ucap Zanna
" Iya non, sama-sama, bapak kembali ke pos dulu non " pamit pak Totok
Zanna menganggukkan kepala. Zeline yang sedang menuruni tangga melihat Zanna berdiri di ruang tamu berteriak gembira
" Kakak.. kakaaaakk.. " teriaknya sambil berlari menghampiri dan memeluk Zanna
" Kakak, Zeline kangeeeeen "
" Kakak juga kangen, mama dimana? "
" Mama lagi ada di belakang, biasalah kak lagi santai di gazebo belakang sambil merawat tanaman kesayangannya, ayo kak "
Zanna dan Zeline pun berjalan ke taman belakang rumah
" Mamaaaa, Zanna kangen " ucapnya sambil memeluk mamanya dari belakang
Mamanya terkejut dan berbalik badan lalu gantian memeluk Zanna dengan erat
" Mama juga kangen, kenapa ga bilang mama kalau kamu mau pulang, kan mama bisa jemput kamu di bandara "
" Iya nih, kakak ga kasih kabar dulu kalau mau pulang, kan Zeline pengen dibawain oleh-oleh dari Singapura "
Mendengar celoteh adiknya, Zanna mengetuk pelan kepala Zeline, Zeline meringis dan merengut memanyunkan bibirnya.
" Zanna kan pengen kasih kejutan ke mama dan papa, dan buat kamu kakak udah bawain banyak hadiah khusus di dalam tas tuch.. " ucap Zanna menunjuk tas yang berisi hadiah untuk adiknya itu di ruang tamu.
" Kamu ya.. mama sampai kangen beberapa hari ini jarang telepon ke mama " ucap mama Rita seraya mencubit hidung Zanna gemes
Mendengar kakaknya membawa banyak hadiah, cemberut Zeline seketika hilang berganti senyuman manis
" Makasih ya kak, kak Zanna memang kakak yang teeeeeerbaik sedunia " ucapnya merayu sambil memeluk Zanna
" Kalau gitu Zanna mau istirahat dulu ya ma, Zanna capek "
Mama Rita tersenyum bahagia anaknya sudah menyelesaikan kuliahnya dan kembali pulang berkumpul bersama keluarga, dia pun mempersiapkan makan malam nanti semua masakan khusus kesukaan Zanna.
Mama Rita menelpon suaminya Adipati Bagaskara memberitahukan soal kedatangan Zanna dan memintanya untuk pulang cepat sebelum makan malam. Setelah itu mama Rita kembali ke dapur sibuk memasak makanan kesukaan Zanna dibantu oleh bi Surti.
Zanna yang memasuki kamarnya tersenyum gembira " akhirnya.. aku sudah rindu dengan kamarku ini, hmm.. tak banyak yang berubah, mama ternyata membiarkan bentuk kamarku masih sama seperti dulu saat aku akan pergi " gumam Zanna.
Zanna pun merebahkan badannya lalu terlelap dalam mimpi. Setelah makan malam Zanna membongkar koper dan tas yang berisi banyak hadiah dibantu Zeline dan memilah-milahnya untuk dibagi-bagikan.
Setelah seharian penuh Zanna bermalas-malasan di rumah, keesokan harinya Zanna mengajak Zeline jalan-jalan keliling kota. Mereka berdua pergi jalan-jalan bernostalgia ke taman kota, jogging sore di sekitar komplek lalu mampir ke tempat makan favorit mereka berdua mencicipi kuliner yang bertebaran dipinggir taman jika hari libur, kuliner ayam taliwang dan coto sebelum pulang ke rumah, Itu adalah makanan kesukaan mereka berdua.
Mereka juga pergi menonton bioskop di Mall sore hari. Ternyata lama Zanna tidak pulang kampung, kota kelahirannya ini sudah banyak berkembang dan maju dengan banyaknya bangunan - bangunan yang menjulang tinggi dan diperindahnya taman kota.
Sebelum mampir berkunjung ke rumah om Rudi dan tante Amel, Zanna dan Zeline singgah di cafe favorit mereka untuk menikmati secangkir kopi.
" Sudah lama ya.. kakak kangen aroma kopi dan suasana di cafe ini " ucap Zanna setelah mereka duduk. Zeline tersenyum mendengar penuturan kakaknya. Zanna dan Zeline pun saling bercerita banyak hal.
Saat sedang duduk menikmati secangkir kopi bersama Zeline di sebuah cafe, tak jauh dari tempat duduk mereka, Ruri dan kawan-kawan juga tengah duduk di cafe menikmati sore mereka. Tanpa sengaja Ruri melihat ke arah Zanna yang tengah tersenyum dan tertawa mendengar lawan bicaranya bercerita.
Ruri terpesona dibuatnya, Ruri sungguh senang melihat keceriaan dan tawa manis Zanna hingga tanpa sadar dia ikut tersenyum kecil. Arsa yang tanpa sengaja melihat Ruri tersenyum pun penasaran dengan apa yang bisa membuat bos dinginnya ini tersenyum. Arsa mengikuti arah tatapan Ruri dan bermaksud ingin menggodanya
" Senyumannya cantik ya bos.. seperti bidadari " bisik Arsa di dekat telinga Ruri yang sempat terpana juga dengan senyum manis dua wanita cantik itu.
Ruri yang mendengarnya langsung terdiam dan kembali ke wajah tanpa ekspresinya itu. Arsa sungguh senang bos nya itu ternyata tertarik juga dengan wanita, karena sikap tegas dan cueknya itu Ruri tak pernah sekalipun dekat dengan wanita kecuali wanita pengedar dan wanita kupu-kupu malam jika sedang dalam penyamaran.
Setelah bersenang-senang menikmati jalan-jalan sorenya, Zanna dan Zeline pergi berkunjung ke rumah om Rudi dan tante Amel
" Malam, ayah bunda.. " salam Zanna dan Zeline bersamaan
" Ya malam, eh.. ada Zanna kapan datang sayang? dan Zeline juga yaa.. gimana kabar kalian berdua? sini mari masuk sayang "
" Zanna sudah beberapa hari yang lalu datang bun, ayah Rudi kemana? ini Zanna bawain oleh-oleh buat ayah, bunda dan kak Kenzo "
" Ayah kamu itu seperti biasa kalau jam segini masih ada di rumah sakit, sebentar lagi juga dia pulang, tadi waktu telepon bunda, bilangnya masih ada rapat sebentar "
" Kalau kak Kenzo kemana bunda? Zeline kok ga liat dia dari tadi "
" Kakakmu yang satu itu sedang ada tugas diluar kota, 3 hari lagi baru kembali, kakakmu itu jarang sekali ada dirumah, bunda sampai kesepian "
" Kenan gimana kabarnya bunda? kapan dia selesai studi di Jerman? "
" Kabarnya baik, 1 minggu yang lalu Kenan telepon bilang kalau bulan depan dia sudah bisa pulang ke Indonesia, katanya dia udah kangen dengan rumah "
" Zeline jadi kangen dengan kak Kenan juga " ucapnya menghela napas
" eh.. kebetulan nih, bunda baru aja mau makan malam, Zanna sama Zeline udah makan belum? kita makan malam bareng ya.. "
" Wah.. kebetulan nih bunda, Zeline belum makan juga hehehe.. "
Zanna dan Zeline menemani tante Amel makan malam. Saat mereka sedang makan, om Rudi datang
" Bun.. aku pulang " sapa om Rudi seraya membuka sepatu dan memakai sandal rumah lalu masuk
" Itu yang lagi diomongin sudah pulang " ucap tante Amel tersenyum
" Lho.. ada Zanna dan Zeline ya, kapan kalian datang? " tanya om Rudi seraya memberikan tas kerjanya kepada istrinya
" Baru aja ayah " jawab Zanna
" Sini yah duduk, kita makan malam bareng " ucap tante Amel setelah menaruh tas kerja suaminya di kamar lalu menyiapkan piring untuk om Rudi makan malam
Ditengah makan om Rudi menanyakan kabar orang tua mereka.
" Gimana keadaan papa dan mama kalian? "
" Papa dan mama baik dan sehat semua "
" Kalau kabar keluarga di Singapura bagaimana keadaannya? "
" Keadaan keluarga di Singapura baik yah. Mereka titip salam untuk keluarga di Indonesia, mereka tanya kapan kumpul-kumpul bareng lagi sekeluarga "
" Iya nanti kalau ayah ada waktu. Lalu sekarang apa rencanamu setelah ini? kuliah kamu sudah selesaikan? "
" Sudah yah, Zanna masih belum kepikiran mau gimana-gimananya ayah. Mungkin Zanna masih ingin istirahat sebentar temenin mama dirumah, Zanna masih kangen sama mama " ucapnya tersenyum manis
" Kenapa kamu ga kerja di rumah sakit ayah aja, kebetulan dokter bedah di rumah sakit ayah masih sangat terbatas. itu pun kalau kamu mau "
" Nanti Zanna pikir-pikir dulu yah, makasih "
" Iya, ayah tunggu jawaban kamu ya, kalau Zeline rencananya mau kuliah dimana? "
" Zeline sih masih bingung yah, papa sih pengennya Zeline kuliah manajemen disini aja tapi Zeline masih pengen istirahat dan jalan-jalan keliling Indonesia "
" Kamu ini.. jangan kelamaan mikirnya, kasian papa kamu ga ada yang bantu "
Semua tertawa dan saling bertukar cerita. Tante Amel meminta mereka berdua untuk sering-sering main kerumah dan sesekali menginap dirumahnya.
Zanna dan Zeline mau-mau aja menginap dirumah tante kalau mama dan papa mereka mengijinkan. Karena keasyikkan bercerita akhirnya malam ini Zanna dan Zeline menginap di rumah tante Amel setelah menelepon kedua orang tuanya.
Vote..
Like..
Jangan lupa ya...
Maaf jika masih banyak revisi dan typo nya...
Selamat membaca..
Pagi hari sebelum pulang om Rudi mengingatkan Zanna kembali tentang tawaran itu.
" Kalau kamu setuju dengan permintaan ayah, langsung aja datang ke rumah sakit ya.. ayah tunggu lho.. "
" Iya ayah, Zanna bilang sama papa dan mama dulu tentang itu, kalau gitu Zanna sama Zeline pamit pulang dulu ya.. ayah.. bunda.. "
" Zanna, Zeline sering-sering juga nginap disini yaa, temenin bunda " ucap om Rudi sebelum mereka naik ke mobil.
" Iya ayah, Zanna dan Zeline pulang dulu ya dadah.. "
Di lain tempat dan waktu..
Dugh.. bruk..
" Aduh.. maaf.. maaf ya ga sengaja " ucap laki-laki itu sambil membantu membereskan berkas-berkas yang terjatuh
" Iya ga apa-apa " jawab gadis yang ditabraknya
" Ini.. kamu baik-baik aja kan? maaf tadi ga liat jadi ga sengaja nabrak kamu " ucapnya seraya mengembalikan berkas-berkas yang dia bantu ambilkan
" Hmm.. ga apa-apa, terima kasih "
" Ibu.. bu Adel anda tidak apa-apa? " tanya sekretaris pribadinya yang baru saja datang setelah mengambil mobil dari tempat parkiran.
" Berkas-berkasnya biar saya bantu pegang bu " lanjutnya sambil membukakan pintu mobil untuk atasannya itu
Mereka pun pergi meninggalkan laki-laki tersebut yang termenung menatap mereka
" Woi.. ngelamun aja bro.. " teman laki-laki itu datang mengejutkannya.
" Liatin apaan sih.. serius amat " lanjutnya celingak-celinguk karena penasaran.
" Ga ada.. masuk yuks.. yang lain udah pada nungguin tuch.. " ajak laki-laki itu. Mereka adalah Kenzo dan Tama. Mereka sedang melakukan penyamaran untuk menyelidiki sesuatu yang berhubungan dengan kasus yang saat ini tengah mereka tangani.
Dan beberapa hari lagi dari info yang mereka dengar, akan ada seorang pengedar yang akan melakukan aksinya di sebuah bar yang berseberangan dengan cafe yang saat ini mereka kunjungi.
" Bu.. nyonya besar tadi menelpon saat bu Adel sedang meeting dengan klien. Beliau berpesan agar bu Adel menelponnya kembali setelah meeting " ucap Lisa sekretarisnya begitu mobil mulai berjalan.
" Hmm.. biar nanti aku menelponnya begitu sampai di hotel " jawab Adel menghela napas dan menyandarkan kepalanya sejenak sambil memejamkan matanya
Adel jadi teringat perkataan ibundanya beberapa hari yang lalu yang menyuruhnya untuk segera mencari pasangan hidup. Setelah kematian ayahnya 2 tahun yang lalu, Adel menggantikan ayahnya untuk memimpin perusahaan sambil menyelesaikan kuliahnya yang hanya tinggal skripsi.
Sejak itu Adel menjadi sibuk, dia seperti tidak ada waktu untuk dirinya sendiri.
" Sayang kemarilah.. " panggil bunda Maya melihat Adel baru saja sampai rumah sepulangnya dari kantor
" Bundaaa.. " ucap Adel seperti anak kecil, menghampirinya dan memeluk bunda Maya.
" Apa kamu capek? maaf bunda tidak bisa membantumu banyak " ucap bunda Maya sambil mengelus rambut Adel yang tengah berbaring dipangkuannya.
" Bunda ga perlu minta maaf, liat senyum bunda, capek Adel langsung hilang " ucap Adel memeluk bunda Maya erat.
" Adel saaaayang bunda " lanjutnya
" Bunda juga sayang Adel "
" Sayang.. kamu sudah punya pacar? atau mungkin ada laki-laki yang kamu sukai? kapan kamu akan memperkenalkan kepada bunda seorang laki-laki sebagai pasangan hidupmu, kamu sudah waktunya untuk menikah "
" Adel ga ada waktu untuk berpacaran bunda, apalagi kepikiran untuk menikah "
" Lalu sampai kapan kamu akan terus menyibukkan diri seperti ini nak? "
" Bunda ga usah berpikir tentang masalah itu, jika sudah waktunya pasti Adel akan kenalkan pada bunda, Adel capek bun.. Adel masuk kamar dulu " ucap Adel menghindar agar bundanya tidak kembali bertanya tentang pernikahan.
Melihat kesibukannya itu, ibundanya selalu berharap Adel dapat segera menemukan pasangan hidupnya untuk berbagi suka dan duka. Tapi hingga saat ini Adel masih belum menemukan seseorang yang cocok untuknya.
Ibundanya selalu mengatur kencan buta untuk Adel tapi selalu saja ditolak oleh Adel. Ibunda Maya sudah tak sabar untuk menimang cucu dari anak semata wayangnya untuk menemaninya di hari tua. Hingga suatu hari ibundanya tanpa sengaja bertemu dengan teman SMA nya dulu sedang bersama anak laki-lakinya, yang kebetulan perusahaannya dulu pernah kerjasama dengan perusahaan Adel.
Dan ibundanya sangat menyukai anak laki-laki tersebut, dia bernama Dion Wiguna. Dia sangat sopan tutur katanya kepada orang tua dan juga baik hati.
Sejak saat itu ibunda Adel selalu berusaha untuk mempertemukan Adel dan Dion berdua. Terkadang ibunda Adel mengundangnya ke rumah hanya untuk makan malam bersama atau membuat janji tanpa sepengetahuan Adel jika Adel sedang libur dan berada dirumah.
" Dion.. maafkan sikap bunda jika selalu merepotkanmu " ucap Adel saat makan malam bersama dengan Dion yang sudah diatur oleh bunda Maya.
" Tidak apa-apa, aku tidak merasa direpotkan oleh tante "
" Tapi aku tidak ingin kamu jadi salah paham dengan ini semua. Selama ini aku hanya menganggapmu seorang teman tidak lebih, maaf aku harap kamu mengerti " ucap Adel
Dion hanya diam dan tersenyum manis mendengar penuturan Adel. Seiring waktu Dion berharap suatu saat nanti perasaan Adel bisa berubah terhadap dirinya.
````````````````
Adipati Bagaskara mengajak sahabatnya makan siang bersama di restaurant setelah meeting kerjasama mereka. Mereka mengobrol tentang masa lalu mereka dan teringat ide konyol yang pernah mereka ucapkan jika mempunyai anak. Mereka berdua ingin menjodohkan anak-anak mereka saat mereka telah dewasa.
" Bagaimana kabarmu dan Alia? " tanya Adipati
" Kabarku dan istri baik, kapan nih kamu mau main kerumah bareng sama Rita? " ucap Chandra
" Mungkin nanti jika ada waktu aku akan pergi main kerumahmu " jawab Adipati
" Kalau kabar menantuku bagaimana? kapan dia menyelesaikan studinya di Singapura? " tanya Chandra
" Kebetulan hari ini anakku Zanna baru saja pulang dari Singapura setelah menyelesaikan kuliahnya, tadi istriku menelepon kalau Zanna sudah ada dirumah "
" Oh iya.. aku sudah tak sabar ingin bertemu dengan menantuku itu. Aku akan berbicara pada Alia tentang perjodohan ini, pasti dia akan senang sekali, karena dia yang paling menggebu-gebu ingin anakku Ruri cepat menikah hahaha.. "
" Aku juga akan berbicara kembali dengan Rita tentang rencana ini "
Mereka berdua tertawa bersama dan sepakat akan bertemu kembali bersama keluarga mereka bulan depan. Sampai dirumah Adipati menceritakan perihal perjodohan Zanna dengan anak sahabatnya sekaligus kliennya itu. Kabar tersebut disambut gembira oleh mama Rita, dia sudah tidak sabar melihat Zanna menikah supaya dia bisa segera mempunyai cucu seperti teman-teman arisannya yang lain.
Dirumah Chandra Mahendra juga menceritakan tentang rencana perjodohan yang dia dan sahabatnya sepakati kepada istrinya Alia. Alia sangat senang mendengarnya dia tidak sabar untuk menimang seorang cucu dari anak semata wayangnya agar bisa menemaninya dirumah.
Beberapa hari setelah kepulangannya dari Singapura, Zanna mencari info tentang keberadaan sahabat-sahabatnya sebelum Zanna menceritakan tentang tawaran yang diajukan oleh om nya tentang bekerja di rumah sakit kepada orang tuanya. Setelah mendengar cerita Zanna tentang tawaran bekerja itu, mama dan papanya menyerahkan semua keputusan itu kepada Zanna selama itu masih baik untuk Zanna.
Dan setelah berpikir matang dan juga mengetahui kalau sahabatnya Anin dan Jovanka juga bekerja di rumah sakit Kasih Ibu milik om Rudi, Zanna pun menyetujui tawaran tersebut. Beberapa hari kemudian dia pergi kerumah sakit Kasih Ibu untuk bertemu dengan om nya.
Zanna diantar Zeline pergi ke rumah sakit Kasih Ibu. Setelah berbincang-bincang dengan om nya diruangan, om nya memanggil semua dokter ke ruang rapat dan memperkenalkan Zanna sebagai dokter bedah baru yang akan bekerja dirumah sakit Kasih Ibu mulai minggu depan.
" Zanna.. hai.. " teriak Anin dan Jo sahabatnya itu sambil melambaikan tangan setelah berada diluar ruang rapat dan menghampirinya. Mereka pun saling berpelukan melepas kangen
" Surprise.. gue kangeeen, sorry ya gue belum sempat hubungi loe sama Adel dan Jo lagi kalau gue udah balik ke Indonesia "
" Gue juga kangen dan juga kaget waktu kepala RS ngenalin dokter baru, eh.. ternyata sahabat cantik gue ini dokter barunya " seru Anin menggoda
" Lama di Singapura tambah cantik aja loe " ucap Jo
" Bisa aja, loe juga tambah manis aja, sungguh gue kangen banget sama kalian " ucap Zanna sambil meluk erat Anin
" Gue juga kangen.. loe kalau dihubungin susah, kalau ga kita yang sibuk pasti loe yang sibuk " ucap Anin sedih
" hm.. udah mau waktu makan siang nih, kita makan siang bareng yuks.. " ucap Jo setelah melihat jam tangannya.
" Ayo.. kalau gitu gue ajak Adel juga buat ketemu makan siang bareng. Adel pasti seneng banget ketemu sama loe. Kita makan ditempat biasa ya.. " ucap Anin
" Ok.. aku juga mau panggil Zeline, dia ada diruangan ayah Rudi, tadi dia ikut gue kesini. " sahut Zanna
Saat mereka akan pergi, om Rudi memanggil Zanna dan memperkenalkan Zanna kepada dokter bedah yang ada di rumah sakit ini
" Zanna, kemari sebentar sayang, kenalin ini dokter Aditya, dokter Prabowo, dokter Farhan, dokter Nisa, dokter Gilang dan dokter Kyra. Nanti kamu akan bekerjasama dengan mereka "
" Salam kenal dokter, Zanna mohon bimbingan dokter semua selama bekerja disini. hmm.. maaf semua, Zanna mohon diri dulu karena ada janji dengan teman "
" Iya silahkan "
" Makasih ayah, Zanna pergi dulu yah "
Zanna pun pergi makan siang bareng Zeline dan ketiga sahabatnya. Mereka saling bertukar cerita, tertawa dan bercanda bersama sambil menunggu Adel datang.
" Zannaaa.. " teriak Adel melambaikan tangan saat melihat Zanna di cafe duduk bersama sahabatnya yang lain.
" Gue kangen banget sama loe " ucap Adel memeluk erat Zanna. Zanna tersenyum bahagia karena bisa berkumpul lagi dengan orang-orang yang dia sayangi.
Hari ini, hari pertama Zanna mulai bekerja di RS. Zanna bekerja menjadi dokter jaga di UGD untuk membantu dokter Kyra, dokter Prabowo dan dokter Farhan.
Zanna senang pulang ke Indonesia setelah kuliah karenanya dia jadi bisa bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang telah lama tak bertemu. Di Singapura Zanna sempat ditawari bekerja di rumah sakit kenalan dosen profesornya di kampus tapi dia menolak karena sudah rindu dengan kampung halaman.
Hampir setiap hari Zanna selalu menghabiskan waktu luangnya bersama dengan sahabat-sahabatnya terkadang adiknya Zeline juga ikut makan siang bersama. Mereka saling bercerita tentang pengalaman masing-masing selama berpisah. Tak lupa juga Zanna membagi-bagikan oleh-oleh yang dia bawa dari Singapura untuk sahabat-sahabatnya itu.
Suatu sore saat Zeline baru pulang dari makan siang bareng Zanna dan sahabatnya, dia berencana ingin mampir Mall untuk mencari aksesoris hp miliknya. Tanpa sengaja mobilnya menyerempet mobil yang sedang terparkir hingga berbekas garis panjang, Arsa yang berjalan ke arah mobilnya terkejut melihat sebuah mobil menyerempet mobilnya.
Zeline yang berada di dalam mobil jadi panik dan bingung karenanya. Arsa pun langsung menghampiri mobil itu dengan amarah dia mengetuk kaca jendela mobil itu.
Tok.. tok.. tok..
Arsa mengetuk kaca jendela mobil itu, di dalam mobil Zeline terkejut dan keluar dengan wajah takut dan panik. Melihat seorang wanita cantik bak bidadari yang turun dari mobil membuat Arsa melupakan amarahnya sejenak.
" Pak, saya sungguh minta maaf, saya ga sengaja serempet mobil bapak " ucap Zeline memelas. Arsa pun menghela napas karena dia tadi berniat marah dan meminta ganti rugi karena itu mobil kesayangannya.
" Kalau gitu, saya lihat SIM dan STNK mobil nona? " ucap Arsa
" hehehe.. saya ga punya SIM dan ga bawa STNK pak " jawab Zeline cengingisan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal
" Kalau gitu nona ikut saya ke kantor polisi sekarang "
" Atas dasar apa bapak mau bawa saya ke kantor polisi, saya kan ga sengaja dan juga saya sudah minta maaf " ucap Zeline dengan nada agak tinggi
Arsa menunjukkan kartu identitasnya sebagai petugas kepolisian
" Karena nona sudah membawa mobil tanpa membawa surat-surat yang lengkap dan tidak memiliki SIM " ucap Arsa tegas.
" Pak.. tolong jangan bawa saya ke kantor polisi, " ucap Zeline sedikit memelas. Tapi Arsa tetap dengan pendirian untuk membawa Zeline ke kantor polisi.
Akhirnya Zeline pasrah ikut Arsa ke kantor polisi karena memang benar adanya dia melakukan kesalahan tapi sebelumnya dia menelpon Kenzo untuk meminta tolong agar tidak sampai panjang urusannya. Zeline ga mau buat papa dan mamanya khawatir.
Vote..
Like..
Jangan lupa ya...
Maaf jika masih banyak typo dan revisi
Selamat membaca..
```````````
````````````````
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!