NovelToon NovelToon

Istri Cantik Kesayangan Tuan Muda Tampan

BAB 01

Seorang pemuda tengah membaringkan tubuhnya di sebuah kontrakan yang sederhana, dengan rambut yang sedikit berantakan dan sebuah kaca mata tebal yang masih bertengger di wajahnya.

Setelah rasa lelahnya mulai berkurang, dia pun langsung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

Setelah lima belas menit pintu kamar mandi pun terbuka kembali dan keluarlah seorang pemuda tampan dengan postur tubuh yang sangat kekar dengan roti sobek yang menghiasi tubuh nya, kulit putih, hidung mancung dan mata yang tajam.

Ya dia adalah orang yang sama dengan orang yang memakai kaca mata tebal yang tadi tengah berbaring di tempat tidur.

Dia adalah Aya Aziskia Saputra. Seorang anak dari pengusaha ternama dan orang tuanya adalah orang yang paling berpengaruh di negara ini.

Arya adalah anak pertama dari pasangan Anada Delon Saputra dan Putri Aziskia Azahra. Arya memiliki seorang adik kembar yang bernama Diandini Aziskia Saputri dan Diandra Aziskia Saputra.

Meski terlahir dengan kesempurnaan yang luar biasa, tidak membuat Arya sombong mau pun bersikap pamer akan apa yang dia miliki.

Justru Arya lebih memilih jauh dari orang tuanya, Karena Arya ingin dia hidup mandiri. Arya tidak ingin jika hidupnya selalu bergantung pada orang tuanya. Walau Arya tidak sombong, tapi Arya memiliki sifat yang dingin, acuh dan tidak terlalu memperdulikan lingkungan sekitarnya. Dia pun tidak pernah menanggapi omongan orang lain tentangnya.

Teerrtt teerrrttt

"Halo." Ucap Arya saat sambungan teleponnya sudah terhubung.

"Halo sayang, bagaimana apakah kamu sudah mendapat tempat tinggal sekarang?."Tanya seorang wanita dari sebrang telpon yang tak lain adalah Azahra sang Mamah.

"Iya Mah, Arya sudah mendapat tempat tinggal yang baru, jadi Mamah tidak perlu khawatir."Jawab Arya.

"Baiklah sayang, oh ya bagaimana dengan kuliah mu? Apa kamu sudah mendapat universitas yang kamu inginkan?."Tanya Azahra kembali.

"Sudah dan besok aku sudah mulai masuk di sana." Jawab Arya.

"Baiklah, kalau begitu mamah tutup telponnya ya, bye bye sayang."Ucap Azahra.

"Bye Mah, salam buat Papah, Dini dan Andra."Ucap Arya yang kemudian langsung mematikan sambungan telepon nya dengan Azahra.

_

Keesokan harinya Arya berangkat ke universitasnya yang baru, dan kini Arya tengah berdiri di depan universitas A salah satu universitas ternama di negara ini, dengan para mahasiswanya yang rata rata dari kalangan atas.

Arya pun memasuki universitas dengan menggunakan sepeda motor nya. Dan saat Arya menuju area parkir banyak orang orang yang melihat dan meremehkan Arya.

"Hei lihat! Sepertinya kita kedatangan murid baru dari kalangan bawah nih."Ucap salah satu mahasiswi yang tengah berkumpul dengan temannya.

"Sepertinya begitu, dan lihat saja penampilannya! Sangat kampungan dan ... Cupu."Saut mahasiswi lainnya yang kemudian mereka pun tertawa dan tatapan merendahkan Arya.

Arya tidak memperdulikan ucapan mereka, karena Arya merasa dengan penampilannya yang seperti ini, Arya merasa jauh lebih nyaman. Karena Arya sendiri sudah merasa bosen dan sangat malas di kejar kejar wanita seperti mereka jika Arya berpenampilan seperti dulu saat Arya masih SMA atau pun saat sekolah di Paris, bahkan wanita wanita yang mengejar ngejar Arya sendiri jauh lebih cantik dan seksi jika di bandingkan dengan mereka.

Arya benar benar menjadi pusat perhatian para mahasiswa dan mahasiswi yang berpapasan dengan nya. Bagaimana tidak, rambut Arya yang di sisir sangat rapih seperti anak SD, dengan kaca mata tebal yang bertengger di wajahnya, baju dan celana yang kebesaran , dan tentu saja itu mengundang gelak tawa mereka yang berperan modis dengan barang barang mahal yang mereka kenakan.

Namun cibiran dan cacian mereka tidak satu pun yang di gubris oleh Arya, Arya terus saja berjalan dengan santainya.

Sampai saat di persimpangan koridor seseorang menabrak Arya hingga Arya pun terjatuh bersama dengan orang yang menabraknya.

Brruugg.

Seorang wanita cantik, kini tengah berada di atas tubuh Arya dan mata Arya pun bertemu dengan mata indah wanita itu hingga mereka saling menatap satu sama lain.

"Eh, euhh maaf maaf aku nggak sengaja."Ucap wanita itu yang langsung bangkit dari atas tubuh Arya.

"Oh iya nggak papa, lain kali lebih hati hati biar nggak terulang lagi."Jawab Arya dengan wajah datarnya.

"Iya, hmm kamu mahasiswa baru ya?."Tanya wanita itu dan Arya pun hanya mengangguk.

"Kalau gitu kenalin nama ku Tasya."Sambung wanita itu yang mengulurkan tangannya dan mengajak berkenalan pada Arya.

"Arya."Balas Arya yang menyambut uluran tangan Tasya.

"Baiklah, semoga lancar di hari pertamamu Arya. Aku pergi dulu ya dah."Ucap Tasya yang kemudian pergi meninggalkan Arya.

Arya pun menatap punggung wanita itu sampai tak terlihat lagi

"Wanita yang sangat imut, lumayan juga."Batin Arya.

Bersambung ....

BAB 02

Seorang gadis terus berlarian di sepanjang koridor sampai akhirnya dia tidak sengaja menabrak seseorang yang mengakibatkan mereka terjatuh bersamaan.

"Siapa dia?Sepertinya aku baru melihat dia di sini?." Batin gadis itu yang bernama Tasya wirawan. Gadis cantik dan manis dengan mata yang indah, hidung mancung, bibir tipis, kulit putih, tinggi dengan bentuk tubuh yang seperti model.

Karena terburu buru Tasya pun langsung pergi setelah meminta maaf dan berkenalan dengan pria yang bernama Arya itu. Tasya berlari sampai parkiran dan langsung menaiki mobilnya dan langsung pergi meninggalkan kampus.

Setelah tiga puluh menit Tasya pun sampai di depan rumah yang cukup besar, Tasya langsung turun dan berlari memasuki rumah itu yang memang kediamannya.

"Papah." Teriak Tasya saat memasuki rumahnya dan melihat pria paruh baya yang tengah duduk di ruang tamu dengan senyum yang terus merekah di wajah.

"Tasya, kamu sudah pulang? Kesini sayang Papah sangat merindukan mu." Ucap Ardi Wirawan. Tasya pun langsung berlari dan memeluk Ardi, Papahnya yang sudah lama iya rindukan karena pekerjaannya yang membuat Ardi sering pergi keluar kota dalam waktu yang cukup lama.

"Bagaimana kuliah kamu Tasya?." Tanya Ardi.

"Ya seperti biasa, sangat lancar."Jawab Tasya. "Bahkan karena sangat lancarnya sampai sampai aku merasa bosan Pah."Sambung Tasya.

"Hahaha kamu ini ada ada saja." Jawab Ardi.

Tasya dan Ardi pun terus berbincang bincang di ruang tamu dengan sangat bahagianya, Tasya bercerita tentang masalah kampus dan hubungannya dengan Yohan Sanjaya, pria yang memang sudah di jodohkan dengan Tasya sejak mereka kecil.

"Papah. Papah sudah pulang?."Ucap seorang wanita paruh baya yang langsung mendekat dan bertanya pada Ardi. "Papah kenapa tidak kasih tahu Mamah dulu si kalau Papah mau pulang hari ini."Sambung Ratna istri dari Ardi yang kemudian langsung duduk di samping Ardi, begitu pun dengan Jesika adik Tasya yang baru saja pulang bersama Ratna.

"Nggak papa Mah, oh ya kamu dari mana?." Tanya Ardi.

"Itu tadi Mamah abis antar Jesika belanja Pah."Jawab Ratna.

"Hmmm." Jawab Ardi yang disertai anggukan.

"Papah bagaimana kabarnya?." Tanya Jesika.

"Seperti yang kamu lihat sekarang, Papah baik baik saja."Jawab Ardi dengan wajah datarnya.

"Pah , boleh gak ..."

"Oh ya Tasya sayang Papah bawa oleh oleh buat kamu."Ucap Ardi yang memotong ucapan Jesika.

"Benarkah itu Pah?."Tanya Tasya memastikan dan Ardi pun langsung mengangguk. Tasya pun kembali memeluk Ardi dan Ardi pun membalas pelukan Tasya.

"Huh, kenapa si Papah selalu saja lebih sayang dan perhatian pada Tasya?Jelas jelas aku ada di sini tapi Papah tidak menganggap aku ada, bahkan Papah tidak pernah perduli pada ku."Batin Jesika yang iri karena Ardi lebih perhatian dan lebih sayang pada Tasya.

"Pah, Mah Jesika mau ke ke kamar dulu masih ada banyak tugas yang belum aku kerjakan." Ucap Jesika yang langsung pergi ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Jesika langsung melempar tas dan belanjaannya ke atas tempat tidur sedangkan Jesika berdiri di depan kaca riasnya.

"Kenapa si Papah lebih sayang sama Tasya? Bahkan Papah menjodohkan Kak Yohan dengan Tasya, sedangkan jelas jelas Papah tahu kalau aku menyukai kak Yohan."Ucap Jesika yang merasa semuanya tidak adil untuk dia.

Tin tin tin.

Sebuah mobil baru saja masuk ke dalam pekarangan rumah Ardi, Jesika yang mendengar itu pun langsung melihat dari jendela kamarnya yang berada di lantai atas. Jesika melihat seorang pria tampan yang keluar dari mobil itu yang kemudian langsung di peluk oleh Tasya yang baru saja keluar dari dalam rumah.

"Kak Yohan, Harusnya yang peluk kamu sekarang itu aku bukan Tasya. Bagaimana pun caranya aku akan memisahkan kalian dan Kak Yohan harus menjadi milik aku."Ucap Jesika yang langsung menutup jendela kamarnya.

Sedangkan di bawah, tepatnya di ruang tamu, Ardi tengah berbincang dengan Yohan anak dari seorang pengusaha kaya teman Ardi sendiri.

"Bagaimana kabarmu Yohan?." Tanya Ardi.

"Baik Om, Om sendiri bagaimana?." Tanya Yohan.

"Baik."Jawab Ardi. "Oh ya bagaimana hubungan kamu dan Tasya?."Sambung Ardi.

"Seperti yang Om liat sendiri kalau hubungan kami baik baik saja." Jawab Yohan.

"Bagus, Om doakan semoga saja hubungan kalian akan langgeng dan sampai akhirnya kalian menikah nanti."Ucap Ardi.

"Semoga saja begitu om."Jawab Yohan yang terus tersenyum.

"Oh ya sebentar lagi adalah ulang tahun kamu kan Tasya? Apa kamu sudah punya rencana untuk merayakannya?."Tanya Ratna.

"Ada si, tapi aku ikut Papah sama Mamah aja mau di buat pesta atau nggak nya." Jawab Tasya sambil tersenyum.

"Baiklah kalau begitu, Papah akan buatkan pesta ulang tahun kamu sekaligus dengan acara pertunangan kamu dan Yohan."Ucap Ardi. "Bagaimana? Apa kalian setuju?." Sambung Ardi yang langsung di iyakan oleh Tasya dan Yohan.

Bersambung.....

BAB 03

Di pagi yang cerah seorang pria yang bernama Arya baru saja terbangun dari tidurnya, setelah nyawanya terkumpul pria itu pun langsung pergi ke kamar mandinya untuk bersiap siap memulai aktivitas nya yang baru hari ini.

Setelah lima belas menit, pria itu pun keluar dari kamar mandinya dalam keadaan yang sudah segar. Arya pun bersiap siap untuk pergi ke kampus, namun sebelum ke kampus Arya mampir ke sebuah bengkel kecil miliknya itu.

"Jang, bagaimana bengkel dalam beberapa hari ini?." Tanya Arya pada salah satu karyawan bengkelnya itu.

"Ya lumayan lah."Jawab Ujang. "Hari ini nggak ke kampus apa lu?."Sambung Ujang yang bertanya pada Arya. Ujang dan Arya sudah saling mengenal lama. Mereka sudah kenal sejak SMP, jadi Ujang pun tahu siapa Arya yang sesungguhnya dan bagaimana mana rupa Arya yang sebenernya.

"Ke kampus dong, cuman gue mampir kesini dulu buat ngecek ngecek aja gimana perkembangannya, ada kemajuan atau nggak, kalau nggak ada kemajuan gue mau tutup aja."Jawab Arya.

"Wah jangan dong Ar, lu kan tahu penghasilan gue dari sini dong, kalau nih bengkel lu tutup gue makannya gimana?." Ucap Ujang.

"Hahaha, ok ok gue nggak akan tutup. Ya hitung hitung gue belajar perbengkelan dari nol bareng sama lu siapa tahu aja nanti bisa berkembang lebih besar lagi." Ucap Arya sambil menepuk pundak Ujang.

"Nah gitu dong, gue kan jadi nggak usah khawatir nggak makan hehehe."Ucap Ujang. "Udah sana lu ke kampus! Di sini biar gue yang handel."Sambung Ujang.

"Ok gue percaya sama lu , ya udah gue cabut dulu ya." Pamit Arya pada Ujang.

"Ok, hati hati li di jalan." Jawab Ujang yang hanya di acungi jempol oleh Arya.

Setelah tiga puluh menit Arya pun sampai di kampus. saat Arya sampai, Arya langsung menuju kelasnya, saat Arya masuk ke dalam kelas banyak mata yang melihat ke arah Arya dengan tatapan mengejek.

"Heh cupu, lu mau ngapain di sini? Kalau pun mau ngampus, emang lu atau keluarga lu sanggup buat bayarnya?."Ucap salah satu mahasiswa yang satu kelas dengan Arya.

"Ya paling dia dapat beasiswa dari kampus, kalau nggak mana mungkin dia sanggup bayar. Secarakan kampus kita itu adalah salah satu kampus ternama di negara ini."Sambung seorang pria yang bernama Didi.

Dan mereka pun tertawa karena merasa puas telah menghina Arya.

"Ya , memang kampus ini salah satu kampus ternama di negara ini, tapi sayangnya kampus ini memiliki banyak sampah sampah yang tidak berguna. Sampah yang hanya bisa menghina dan mengejek orang lain, hanya karena mereka memiliki orang tua yang kaya, namun sayang kekayaan mereka masih tidak ada apa apanya."Ucap Arya yang membuat para mahasiswa yang tengah tertawa itu diam.

"Maksud lu apa? Lu bilang kekayaan orang tua kita gak ada apa apanya? Lu pikir Lu siapa berani ngomong kaya gitu?."Ucap Fani yang kesal karena ucapan Arya.

"Memang benar, kekayaan orang tua kalian itu masih tidak ada apa apanya, karena masih banyak di luar sana yang lebih kaya dari kalian."Jawab Arya yang langsung pergi dari kelasnya karena dosen yang mengajar hari ini tidak dapat hadir.

Akhirnya Arya pun memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk membaca buku di sana.

Arya mengambil beberapa buku untuk dia baca dan saat Arya hendak mengambil salah satu buku, Arya merasa buku itu susah untuk di ambil, seperti ada orang yang mengambil buku itu juga di arah yang berlawanan dengan Arya. Arya pun mengintip siapa yang akan mengambil buku itu, saat Arya mengintip dari celah celah buku Arya pun melihat seorang wanita cantik yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Tasya." Panggil Arya.

"Hai Arya."Sapa Tasya yang langsung pergi entah kemana. Arya bingung kenapa Tasya langsung pergi begitu saja setelah melihat nya, namun Arya tidak mau memikirkannya. Arya pun langsung mengambil buku yang akan dia ambilnya tadi dan langsung pergi mencari tempat duduk.

"Arya."

Brruugg

Panggil seorang wanita yang tiba tiba muncul yang membuat Arya kaget dan akhirnya terjatuh bersama beberapa buku yang Arya bawa.

"Ya ampun, Arya kamu nggak papa kan? Sakit nggak?." Tanya wanita itu yang langsung membantu Arya dan saat Arya menengok tatapan mereka pun bertemu.

Deg

Deg

Deg

Jantung Arya tiba tiba berdetak sangat kencang saat melihat mata wanita itu, wanita yang baru kemarin iya kenal.

"Arya, Arya kamu nggak papa kan? Ada yang sakit nggak?." Tanya Tasya yang mengembalikan kesadaran Arya dari lamunannya.

"Ah iya, aku nggak papa." Jawab Arya.

"Syukurlah, ayo aku bantu berdiri." Ucap Tasya yang membantu Arya untuk berdiri. "Oh iya kamu mau baca buku juga bukan, bagaimana kalau itu baca buku bersama saja, siapa tahu aja kita bisa jadi partner belajar yang baik." Sambung Tasya, yang masih menggandeng tangan Arya karena takut jika Arya masih sakit dan akan terjatuh kembali.

Di sisi lain ada seorang wanita yang tengah memotret mereka, ya wanita itu adalah Jesika. Jesika diam diam tengah memotret Tasya dengan Arya yang terlihat dekat dan mesra menurut Jesika, Jesika tengah membuat rencana untuk memisahkan Tasya dan Yohan.

"Lu liat aja nanti Tasya, gue akan membuat lu ngerasain apa yang gue rasain selama ini. Gue akan buat lu di tinggalkan Kak Yohan dan di benci Mamah sama Papah. Lalu pada akhirnya gue yang akan mereka sayang." Ucap Jesika yang langsung pergi sebelum ketahuan oleh Tasya dan Arya.

Bersambung ....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!