NovelToon NovelToon

ONE DAY

ONE DAY episode 01

JAKARTA adalah ibu kota dari negara republik INDONESIA,dan Jakarta adalah salah satu kota yang mendapat julukan kota metropolitan,dimana kota yang hidup dengan waktu 24 jam.

Hingar bingar kota Jakarta selalu menarik perhatian setiap para pendatang yang baru berkunjung ke Ibu kota tersebut,tak terkecuali para turis manca negara pun berbondong-bondong datang untuk menikmati keindahan negara INDONESIA yang terkenal akan ramah tamah para penduduknya.

Begitupun dengan aku.Aku yang sudah hampir sepekan ini berada di kota metropolitan tersebut,begitu menikmati hiruk pikuk sudut ibu kota ini, setelah beberapa tahun lamanya aku memilih tinggal serta bekerja di luar negri.

Pada kesempatan kali ini aku di beri kesempatan untuk berkerja di INDONESIA.

Yaa perkenalkan namaku Joan Jonatan ,aku adalah pria asli keturunan orang INDONESIA.

Aku lahir di INDONESIA,masa kecilku di INDONESIA, namun tumbuh serta besar di luar negri mengikuti jejak kedua orang tuaku.

TAIWAN ,HONGKONG ,SINGAPUR,serta MALAYSA beberapa negara Asia yang pernah aku singgahi untuk sebuah pekerjaan,dan kali ini INDONESIA lah berkesempatan aku singgahi untuk meretas karirku yang sempat tertunda.

Aku kembali ke tanah kelahiranku dalam sebuah pekerjaan,dan aku kembali ke tanah dimana aku di lahirkan.

Wow...

Rasanya luar biasa meski Indonesia tak asing bangiku namun aku merasakan suatu hal yang berbeda dari pengalamanku kali ini,tempat ini membuatku merasa canggung.

Padahal sudah jelas jika tanah ini adalah tanah dimana aku di lahirkan di bumi pertiwi ini.

Yaa meski ini adalah bumi kelahiranku tapi entah kenapa kunjungan kali ini terasa begitu berbeda,terasa begitu asing bagi diriku ini,apa mungkin karena aku sudah terlalu lama meninggalkan tanah airku ini ? Sehigga begitu terasa asing layaknya seorang turis yang sedang bertamu dan seorang tamu layak di jamu spesial oleh sang tuan rumah.

Aku tersenyum hampa banyak telah berubah dalam kehidupan ini.

Bruk.........

Tiba-tiba saja lamunanku buyar sesaat tumpukan buku tebal mendarat tepat di hadapanku,aku tersentak lalu menatap kaku tumpukan buku tersebut,beberapa helai kertas tercecer di atas meja tugasku.

Pandanganku lurus menatap sosok wanita cantik nan seksi sedang berdiri menatapku dengan tajam.

" Kamu staf baru disini ya ?" Tanyanya dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

" Yap !! " jawabku dengan singkat.

" Tolong ya di cek kembali semua Sketsanya secara detail,hasil Desain kamu itu di tolak, di kerenakan ada beberapa bagian yang missed sehingga selector section kesulitan untuk mengkaji ulang." Ucapnya dengan ketus.

Wanita cantik itu menatapku dengan sorot mata galak,ia tidak memberi kesempatan aku untuk memperkenalkan diri.

Aku terkatup-katup menatap tak percaya.

" Missed ??,why ?" desisku pelan.

Wanita itu menatapku dengan angkuh.

" Tapi Desain ini sudah aku buat dengan sedetail mungkin Sis,tidak mungkin ada yang missed !! " Jawabku dengan cepat.

" Namaku Miska !! jangan sebut sas sis ,sas sis saja." balasnya dengan mendelik.

Aku terpana menatap perempuan yang tengah berdiri dihadapanku.

Jutek sekali ini perempuan !! gumanku dalam hati membatin seraya menatapnya dengan perasaan kesal.Miska masih menatapku dengan tatapan sinisnya.

" Ok,tolong kamu tunjukan bagian mana yang membuat bagian penyeleksi..." Selaku menggantung ucapanku belum sepenuhnya tersesampaikan,sayang perempuan itu sudah memotong pembicaraanku.

" Tolong di cek kembali saja pekerjaan kamu itu! jangan banyak protes.Kamu paham !!" Ujarnya ketus.

Aku melongo melihat sikapnya yang tak ramah itu.

Tak lama wanita cantik nan sombong itu memutar badanya lalu pergi meninggalkanku yang masih menahan kata- kataku yang tak sempat terucapkan.

...Kumenghela napas seraya memandangi beberapa helai kertas yang tercecer di atas meja,kertas-kertas yang berisikan sebuah rancangan sketsa yang telah aku susun sedetail mungkin,yang ku serahkan ke bagian HRD....

...........................

Kedua mata ini sepertinya belum bisa terpejam sempurna,entah kenapa rasa ngantukku ini sirna begitu saja dari mataku,justru aku merasakan jika mata ini masih terasa begitu segar untuk di bawa tidur cepat.

Begitu asyiknya aku menikmati pemandangan malam di kota JAKARTA ini,dan pandanganku masih menatap lurus ke arah sebrang Apartemenku,beberapa gedung tinggi menjulang mewarnai semaraknya hingar bingar nuansa malam di Ibu kota.

Ingatanku tertuju kembali ke permasalahan tadi siang,rasanya baru kali ini Desain grafisnya bisa sesulit itu untuk di pahami bahkan missed di bagian seleksi,sepertinya mereka kurang memahami Desain grafis yang aku buat,padahal aku sudah membuat Sketsanya semudah mungkin untuk orang lain dapat memahaminya.

Jujur saja setiap kali Desain yang aku buat di luar INDONESIA sana banyak orang asing dengan begitu mudahnya memahami isi dari Desain grafisku dengan kosepnya yang begitu simple dan mereka pun tak butuh lama memahaminya sehingga mereka tertarik dan segera memprosesnya.

Dalam ketidak percayaanku,aku larut dalam lamunan panjangku dan tiba-tiba saja pandanganku tertuju pada sebuah jendela kamar Apartemen yang baru saja menyala lampunya.

Entah kenapa tatapan mataku tak bisa ku alihkan begitu saja,seolah-olah seperti ada kekuatan lain yang memaksaku untuk terus menatapnya ke arah tirai jendela kamar tersebut.

Sekilas ada sosok bayangan yang hadir di balik tirai jendela berwarna putih yang transparan, meskipun aku tidak begitu jelas melihat bayangan itu, tapi aku bisa melihat dan memastikan jika bayangan yang berada di balik tirai putih itu adalah sosok seorang perempuan yang menggunakan busana yang menurutku itu sangat aneh.

Betapa tidak,busana yang berwarna putih itu membalut seluruh badannya hingga menutupi seluruh tubuhnya,dan hanya bagian wajahnya yang terbuka.

Sejenak aku menatap lekat ke arah jendela di sebrang Apartemenku.

" Apa yang di lakukan orang itu ?" Tanyaku dalam hati dengan penuh rasa penasaran.

Dan akhirnya sosok itu pun berhasil membuatku bertanya-tanya sehingga muncul beberapa pertanyaan menyelinap di benaku.Aku kembali mengawasi gerak-gerik bayangan tersebut dan mencoba berspekulasi dengan apa yang sedang di lakukan nya.

Aku berusaha untuk menebaknya...,tapi yaa sudahlah aku tidak mau peduli dengan apa yang dilakukan sosok perempuan tersebut,dan aku pun sama sekali tidak tertarik untuk lebih tau apa yang dia lakukan.

Tapi entah kenapa mata ini enggan untuk bergeser dari sosok bayangan tersebut.

Bayangan perempuan itu membungkukkan badanya lalu sesaat kemudian berdiri kembali dan tiba-tiba saja ia bersujud di lantai,beberapa kali adegan yang sama di ulanginya.

Dan yang lebih aneh lagi,aku masih tetap memperhatikannya tanpa berkomentar apapun,aku terjaga ketika seekor nyamuk berhasil menggit tanganku dan ia pun berhasil meninggalkan rasa gatal yang begitu mengganggu konsentrasi ku.

Atensiku berhasil teralihkan dari sosok bayangan tersebut dan kini perhatianku tertuju kepada seekor nyamuk yang berhasil melarikan diri dari kekesalanku.

Rasa gatal ini memaksaku untuk menggaruknya,tanpa sengaja aku melirik jam yang masih melingkar di tanganku dan waktu sudah menunjukan pukul 02.30 wib.

Aku tercekat dengan begitu shok.

" ASTAGA !! ini sudah malam !! " pekiku seraya bangkit dari tempat dudukku lalu aku pun beranjak dari tempat tersebut,namun langkah ku terhenti kepalaku kembali menoleh ke arah jendela kamar sebrang Apartemenku,dan dengan rasa penasaran aku pandangi kembali bayangan perempuan tersebut.

Kini bayangan perempuan itu berubah akan posisinya menjadi terduduk dengan mengangkat kedua tangannya.

Entahlah mungkin dia sedang melalukan ritual berdoa atau mungkin ia sedang menyembah sesuatu,aku tidak terlalu paham,aku abaikan rasa penasaranku ini ketika rasa ngantuk ini mulai menggelayuti kedua mataku.

...............................................

 

JAM weker berbunyi nyaring sehingga membangunkan aku dari rasa lelapku, suaranya begitu gaduh bak suara ribut orang-orang tawuran.

Aku terperanjat hingga nyaris terjatuh dari tempat tidurku, jarum jam tepat mengarah ke angka 07.00,Kaget bercampur panik menjadi satu di dalam kepalaku,hal buruk pasti akan terjadi pada pagi ku ini.

" YAA TUHAAANNN!!." Pekikku keras.

Miska menatap tajam ke arah langkahku yang sedang berjalan lebih cepat darinya,dengan sengaja aku tidak menghiraukannya ataupun memperdulikan atas kehadirannya.

Aku sadar dari awal berjumpa dengan wanita cantik ini nyaris tidak ada kesan yang menyenangkan darinya dan aku bisa mengenali sosok seorang Miska dengan waktu yang begitu singkat.

Miska bekerja di bagian HRD dia paling tidak suka melihat rekan kerjanya datang terlambat,apa lagi aku yang baru seminggu ini bekerja di perusahaan yang cukup Bonafit di kota besar ini pastinya ini akan menjadi masalah besar baginya.Kedisiplinan perusahaan ini aku abaikan.

Benar saja kali ini raut wajahnya benar-benar terlihat menyeramkan,tak ada senyuman terulas sedikitpun hingga sulit untuk di nikmati di pagi yang indah ini.

Rasa pusing di kepala karena hentakan bunyi wekerku belumlah sirna kini justru mendapat bonus dengan ekspresi wajah Miska,kian menambah berat beban di kepalaku samakin berdenyut, hingga aku merasa di dera sakit Migren yang tak ada obatnya.

" Masih baru kerja saja sudah berani datang terlambat." Cetusnya seraya melengos dengan sadis,membuang jauh mukanya hingga aku menatapnya dengan begitu mecekam.

Aku menarik napas panjang,berusaha menetralkan perasaan takutku.

Miska pun berjalan mendahuluiku dan meninggalkan aku dengan begitu angkuhnya.

" Pyuuuuuuhhh ". Aku menghela napas lega.

Rasanya migren di kepalaku terasa berkurang,wanita judes itu berlalu di depan mataku.

" Joan !!" Panggil seseorang dari arah belakangku,sehingga aku menoleh ke arah suara yang memanggil namaku.

Rey tersenyum ke arahku dan ia adalah salah satu rekan kerjaku yang paling ramah.

" Hai Rey." sapa ku tersenyum kaku.

" Kenapa kau telat ?" tanyanya menatapku dengan intens.

" Entahlah,semalam aku tak nak bisa tidur nyenyak." ucapku pelan,sepertinya bahasa indonesiaku masih berbaur dengan bahasa melayuku.

Rey tertawa kecil.

" Ooh mungkin kamu semalam bergadang ya ?" Tanya rey tersenyum.

Aku mengernyit menatap ke arah Rey.

" Bergadang ?? apa itu ?" Tanyaku dengan heran.

" Kamu tidak tau bergadang ?" tanya Rey tersenyum tipis.

Aku menggeleng.

" Bahasa indonesiaku sepertinya belum seluas itu." jawabku pelan.

" Jo,bergadang itu,kamu semalaman tidak tidur,atau waktu tidur kamu berkurang." ujar Rey menjelaskan.

" Ohh tak nak. Semalaman aku tidur Rey,hanya saja tidurku semalam telat. Biasa jam 10 malam tadi malam aku tidur larut sangat."Jelasku dengan tersenyum tipis.

" Nah itu dia yang aku maksud,kau habis terlambat tidur,bisa jadi kau bergadang." ucap Rey tersenyum enteng.

" Kepalaku pening sangat." ucapku seraya memijit pelan dahiku.

" Oya macam nih di SINGAPUR atau Malaysa aku tak jumpa kata-kata bergadang." ucapku pelan.

" Itu hanya kata istilah saja Jo,Yang artinya yang tadi aku sebut,atau bisa di sebut juga INSOMIA." jelas Rey menambahkan.Aku mengangguk pelan paham akan perkataanya Rey.

Meski aku tidak tinggal di Indonesia namun aku sedikitnya bisa menguasai bahasa indonesiaku.

" It's oke,What ever Jo." sela Rey seraya merangkul pundakku dan mengajak berjalan kembali menuju ruangan kerjaku.

Sedangkan aku masih mengulang-ngulang kembali kata bergadang.Jujur saja kosakata bahasa INDONESIA ku tidak terlalu banyak hapal.Tapi aku masih mempergunakan bahasa indonesiaku ketika aku berbicara bersama keluargaku, yaa setidaknya aku masih bisa mengingatnya dengan bahasa-bahasa yang pernah aku pelajari ketika di Sekolah Dasar.

Aku pernah sekolah dasar di INDONESIA hingga kelas enam dan aku pun sedikit banyak tahu dengan apa yang mereka katakan untuk bercakap denganku.

Selepas jam kerja aku dan Rey menuju kantin yang ada di luar kantor,kita sengaja memilih untuk makan siang di luar kantor.

Rey memilih duduk di sampingku,dia terlihat asyik mengaduk jus Alpukatnya kesuakaan nya dengan sebuah pipet,sementara aku masih sibuk dengan gawaiku.

" Oya Jo,Desain yang telah kamu buat dua hari yang lalu itu menurutku sangat simple,tapi sepertinya pak Hendra dan bu Miska mereka kurang paham atas Desain karyamu itu ?" tanya Rey mengawali obrolan makan siangku.

Aku menoleh ke arah Rey dengan perasaan hampa.

" Entahlah..." Jawabku singkat.

" Apa tidak ada penjelasan yang kamu buat agar mereka bisa paham?" ucap kembali Rey.

" Itu sudah aku ubah dan aku buat sesederhana mungkin untuk menjelaskannya." jawabku seraya menyimpan smartphone ku di atas meja.

" Nanti akan aku coba kasih liat sketsanya aslinya,siapa tahu mereka bisa paham begitu melihat sketsa aslinya ." jelasku tersenyum.

Sejenak Rey terdiam,lalu tidak lama dia kembali menyesap jusnya.Aku menghela napas pajang seraya membagikan semua pandanganku ke sekitar areaku.

Tap....

Pandanganku tertuju pada sosok seorang wanita yang berparas cantik yang berada tidak jauh dari tempat dudukku.

" ASTAGA !! "

Desis ku pelan namun sepertinya Rey mendengar akan desisku ini.

" Joan. " Panggil Rey menolehku,sekiranya dia sempat mendengar desisanku.

" Ada apa ?" Tanya rey seraya mengikuti arah pandanganku.

" Tidak ada apa-apa ..!" jawabku singkat lalu akupun mengalihkan pandanganku ke tempat yang lain,namun dengan diam-diam aku mencuri kembali pandanganku ke arah sosok mahluk cantik tersebut yang sedang terlihat asik membaca sebuah buku yang cukup tebal.

Bersambung.

ONE DAY episode 02

AKU masih larut dalam pandanganku ini, menikmati pemandangan yang setidaknya telah menarik sebagian kecil atensiku,wajah perempuan yang berparas cantik itu sempat membuatku terpana.

Sungguh kecantikan yang luar biasa yang tak pernah aku jumpai, wajah yang bersih itu nyaris tanpa ada polesan make up sedikitpun.Alis hitam nan tebal itu melingkar membentuk lengkungan bulan sabit.

Pipi merah bak buah apel begitu sangat merona,sepertinya ada sesuatu hal yang membuatku merasa aneh dengan busana yang dikenakan oleh perempuan tersebut dan bagiku busana yang di kenakannya perempuan itu terlihat sangat aneh serta sedikit kampungan.

Perempuan itu mengenakan sebuah busana yang menutup rapat serta membalut seluruh tubuhnya hingga ujung kepalanya,dan busana yang di kenakannya tersebut nyaris jauh dari kata fashion atau model jaman sekarang,begitu sangat sederhana hingga terkesan biasa- biasa saja.

Walaupun aku tak begitu paham dengan pakaian yang dikenakannya, tapi setidaknya aku pernah melihat wanita- wanita yang berpakaian sama seperti itu adalah wanita -wanita muslim yang berada di negara arab saudia dan mereka pun mengenakan cadar sebagai penutup wajahnya.

Dan itu tidak berbeda jauh dengan apa yang di kenakan para perempuan timur tengah tersebut,hanya saja dia membiarkan wajahnya terbuka tanpa mengenakan penutup.

Di beberapa negara aku pernah menjumpai perempuan yang berpenampilan seperti ini namun sedikitpun aku tidak pernah tertarik untuk memperhatikannya secara detail.

Karena kurasa pakaian yang mereka kenakan tidak seperti pakaian wanita pada umumnya,atau perempuan-perempuan muslim lainnya.

Meski memang mereka adalah seorang muslim tetapi aku sering menjumpai sebagian perempuan muslim lainnya berpenampilan seksi bahkan ada sebagian perempuan lainya memakai pakaian nya yang terlihat modis dan trendy.

Selain itu aku juga pernah melihat sekilas pakain muslim lainya yang di kenakan perempuan muslim lainnya terlihat masih modis dan trendy,busana-busana tersebut karya seorang Disainer yang cukup berkelas,Dian pelangi tepatnya, yang lux nya sangat modern.

Tapi sepertinya perempuan yang ada di hadapanku kini sedikit sangat berbeda dari cara berpakaian yang di kenakan nya.

Entah kenapa otak besarku berpikir keras akan alasan apa sosok perempuan itu memilih berpakaian seperti itu. Setibanya pikiranku tertuju kepada sosok Miska,dan aku pun membandingkan akan penampilan wanita cantik tersebut,dia muslim tapi ia berpenampilan trendy,seksi dan modern.Sejenak aku pun larut dalam pemikiran-pemikiran yang membuatku tak karuan,namun aku tetap menikmati kecantikan sosok mahluk cantik yang berhasil menguasai alam sadarku.

" Joan !!Hello.." Rey menguncangkan pundakku cukup kencang hingga aku pun tersentak.

" Kok jadi bengong ?Ayo udah jam kerja lagi ni!." ajak Rey seraya bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.

" Ok !" jawabku singkat,kusudahi lamunan panjangku dan aku pun mengikuti langkah Rey yang berjalan meninggalkanku.

Tetapi lagi-lagi pandanganku tidak bisa berpaling dari sosok itu,mata ini melirik kembali ke arah sosok mahluk cantik yang masih asik membaca sebuah buku tanpa meperdulikan akan sekitarnya.

....................

ADA perasaan yang tak biasa aku rasakan saat ini,dan perasaan itu diam-diam menyelinap dalam hatiku. Pandangan pertama telah membekas di hatiku,seakan- akan perempuan aneh berparas cantik itu tidak mau hilang dari pelupuk mataku ini.

Sontak saja hal ini membuatku menjadi gelisah,tidak pernah terbersit sedikitpun aku akan tertarik dengan seorang perempuan muslim,dan rasa-rasanya tidak mungkin jika wanita muslim itu mampu menarik perhatianku.

Aku tidak percaya jika aku akan merasakan sesuatu hal yang lain dari sosok perempuan itu,sesuatu hal yang spesial yang pernah aku rasakan terhadap wanita lain yang pernah aku temui.

" Oh my GOD !! "

Desisku seraya menatap kembali langit malam kota Jakarta dengan perasaan frustasi.

Seperti malam-malam sebelumnya hanya di lewati dengan kesunyian, sepi tanpa ada hiburan yang membuat sedikit hangat akan suasana.

Tapi aku adalah tipe seorang pria yang tidak terlalu suka akan keramaian,bahkan aku lebih suka menyendiri dengan di temani inspirasi-inspirasi karyaku,aku selalu menghindar dari tongkrongan-tongkrongan tempat hiburan malam hingga berjam-jam dan aku lebih senang menyendiri dengan segala kesunyianku.Tepatnya mungkin bisa di bilang seperti seorang introvert.

Malam ini aku kembali menatap kosong ke arah sebrang Apartemenku,dari balkon atas aku melihat sebuah kamar menyalakan lampunya,dan aku pun seperti biasa melihat sosok bayangan itu muncul di sela-sela tirai jendela yang transparan.

Adegan demi adegan itu kembali di lakukannya hingga berulang-ulang membuat aku semakin merasa penasaran dengan apa yang di lakukan oleh sosok bayangan tersebut.

" Sebenarnya apa yang di lakukan perempuan itu ?" tanyaku pelan,namun aku terus berusaha menyimaknya.

" Kira-kira siapa perempuan itu ?" kembali aku bertanya-tanya.

Dengan rasa penasaran yang tinggi aku berusaha berpikir keras untuk mencari tahu akan sosok tersebut,hingga isi kepalaku ini dipenuhi berbagai pertanyaan yang tentunya tak bisa aku temukan jawabannya begitu saja akan sosok perempuan yang berada di balik tirai tersebut.

Belum tuntas rasa penasaranku ini,lampu kamar tersebut kembali padam,sehingga menghentikan perasaan ku yang dirundung berbagai pertanyaan,aku menghela namun entah kenapa mata ini sulit aku alihkan masih tetap menatap lekat ke arah jendela kamar Apartemen tersebut yang gelap.

Aku menggeleng perhatianku saat ini benar-benar telah tersita dengan kehadiran sosok misterius tersebut.

Aku menengadah ke langit,menatap jauh tak berbintang.

Sosok perempuan itu telah berhasil mengalihkan duniaku.

Kenapa sosok itu selalu muncul di kala malam,ketika orang terlelap dalam mimpi-mimpinya ??

Adakah ritual yang berbau mistis ???

Aku menatap penuh langit Jakarta itu.

Sungguh ini adalah kejadian pertama kalinya yang membuatku merasa penasaran akan sosok perempuan tersebut.

Belum tuntas rasa penasaran ku akan sosok perempuan cantik yang aku temui di suatu tempat kemarin,kini sosok bayangan di balik tirai itu menguasai pikiran ku,mengontrol setiap rasa keingin tahuan ku ketika malam tiba.

Yaa... Aku telah di hantui banyak pikiran yang tak bisa aku sendiri artikan.

Terlalu membosankan jika aku harus terus bergelut dalam pekerjaanku sebagai perancang sebuah Desain grafis sebuah perusahaan yang bernilai fantastik.

Aku menghela,kurasa kali ini aku merasa bodoh tidak sanggup menyikap sebuah misteri di balik tirai tersebut.

Rasanya aku hanya buang-buang waktu saja jika harus memikirkan sosok tersebut,nilai nominalku akan hilang jika aku masih terpaku dalam rasa penasaranku.

Hari minggu yang cerah,suasana pagi yang begitu bersemangat.Seusai dari GEREJA aku menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah toko buku yang tak jauh dari Gereja tempat aku berindah.

Karena ada sesuatu hal yang sedang aku cari,maka akupun menyempatkan diri untuk mampir sejenak. Aku berjalan menilik satu persatu buku-buku yang tersusun rapih di rak.

Beberapa sampul buku ku periksa hingga lanjut ke bagian jajaran buku paling depan.Aku tersenyum setelah melihat buku yang aku cari berada di salah satu rak tersebut.

Namun aku terkejut ketika tiba-tiba secara bersamaan ada tangan yang hendak meraih buku yang aka aku ambil.Tanganku terhenti menggantung di udara,aku menoleh ke arah si pemilik tangan yang terllebih dahulu meraih buku tersebut.

Jari-jari tangan yang sangat lentik dan mulus.

" Ma maaf !" suara lembut si pemilik jari lentik itu berbicara sopan kepadaku.

Aku masih menatap jari jemari tangan si pemilik suara lembut tersebut.

" Silahkan anda duluan mengambilnya." ucap suara lembut itu mempersilahkan kepadaku.

Perlahan-lahan aku menoleh ke arah suara lembut tersebut dan kusimak baik-baik wajahnya.

Alangkah terkejut aku di buatnya.Ternyata...???.

" ASTAGA !! " Desisku dalam hati menatap syok.

Aku terkejut setelah ku lihat si pemilik suara lembut tersebut,dia adalah perempuan yang berbusana aneh itu,yang pernah aku temui beberapa hari yang lalu,kini ia berdiri tepat di sampingku dengan menatapku risih.

Perempuan itu terlihat menjaga pandangannya dengan menunduk tidak berani menatapku.

" Oh.iya.Eehh,tapi kamu,.." ucapku terbata,aku merasa salah tingkah di buatnya.

" Tidak apa-apa mas,silahkan !" balas wanita itu dengan lembut, sama sekali perempuan itu tidak berani menatap lama ke arahku.

" O, ya thank's " jawabku tersenyum kaku.

" Permisi !!" pamit perempuan itu dengan tetap menjaga pandangannya.

" Tapi !!" sergahku pelan namun entah kenapa suaraku tertahan ketika wanita itu hanya beralu begitu saja dari hadapanku.

" Bukannya itu ??" tanyaku menggantung seraya mengetuk-ngetuk dagu runcingku dengan perasaan tak menentu.

Kenapa aku jadi sepanik ini berjumpa dengan perempuan itu ??

Apa istimewanya dia ?

Aku menatap panjang langkah perempuan itu yang berjalan keluar ruangan.

" Ah sudahlah !! Ku rasa ini terlalu berlebihan." Gumanku segera mengambil buku tersebut dan bergegas menuju kasir.

Beberapa menit kemudian aku mencoba untuk mengejar perempuan yang bepakaian aneh tersebut namun rupanya dia terlalu cepat menghilang sehingga ia berlalu tanpa menunggalkan jejak.

Entah kenapa perasaan ku kecewa tidak bisa mencari tahu akan sosok perempuan tersebut.

Kupandangi dengan lekat buku yang baru saja aku beli.

Sampul buku tersebut bertuliskan, " I'm sorry,I'm muslim " sebuah buku cerita perjalanan seorang perempuan muslim yang hidup di tengah-tengah kalangan minoritas,entah kenapa aku tertarik membaca buku tersebut setelah terinspirasi dari sosok perempuan berbusana aneh tersebut.

 

Hampir beberapa minggu ini perasaanku di rasa tak menentu,ada perasaan yang membekas di dalam hati ini tepatnya semenjak pertemuan dengan wanita yang berbusana aneh itu.

Seakan-akan hidupku ini terasa tak tenang.

Namun aku berpikir kembali atas opini ku selama ini tentang sosok perempuan berbusana aneh tersebut,mungkin selama ini aku kurang paham sehingga menganggap perempuan itu berpakaian aneh,nyatanya dia bukan berbusana aneh melainkan dia adalah seorang wanita muslimah yang berkemungkinan dia adalah sosok perempuan yang taat akan ajarannya.

Setelah aku membaca buku yang menjadi rebutan antara aku dan perempuan itu,setidaknya aku memahami arti dari busana tertutup perempuan tersebut.Karena aku melihat Miska seorang Muslim tapi dia tidak berpakaian sepeti layaknya seorang wanita muslim lainya yang tidak menutup bagian tubuhnya yang tertentu,dan Miska pun tidak mengenakan tutupan di kepalanya.

Aku memang tidak banyak tau tentang agama itu tapi aku sedikitnya mengenal agama itu dari teman-temanku yang sering menjadi partner dalam pekerjaanku dan agama itu adalah agama ISLAM.

Memang ada beberapa teman perempuanku yang menganut agama tersebut tapi yang aku melihatnya tak seperti wanita berparas cantik tersebut.

Yaa sudahlah aku pun tidak mau ambil pusing dengan agama perempuan tersebut, dan yang pasti aku dan dia berbeda keyakinan, aku berguman pada diriku sendiri seraya menarik napas panjang mengakhiri segala rasa yang tengah bergejolak di hatiku.

..................

Hari yang paling begitu cerah,kenapa tidak sang mentari bersinar hangat menerobos lewat celah tirai otomatis jendela kantorku,di balik tirai otomatis cahaya mentari seolah-olah sedang mengintipku dengan manja untuk menghangatkan seluruh badanku yang tengah memulai aktivitas dengan penuh semangat.

Namun entah kenapa ingatanku tertuju kembali kepada sosok perempuan yang kutemui di toko buku beberapa hari yang lalu,setelah pandanganku tak sengaja melihat buku yang berada percis di samping laptopku,seolah-olah ia mengingatkan dengan sengaja.

Betapa tidak kejadian itu begitu saja terjadi,tanpa sengaja kita mengambil buku yang kita inginkan,mungkin jika kejadian ini tak terjadi aku tidak akan seingat ini kepadanya.

Dari awal aku melihat dia sedang membaca buku,aku sudah merasakan ada perasaan yang tak biasa aku miliki.

Gila,gila,ini benar-benar GILA !!,Hampir setengah otaku miring gara-gara memikirkan perempuan tersebut.

Aku menghela,begitu banyak pikiranku yang bercabang saat ini, ingatanku ini di buatnya sangat penasaran dengan sosok pribadi perempuan yang sering muncul di keheningan malam dalam sebuah ritual.

Akupun menggeleng dengan frustasi berharap bisa menyingkirkan bayang kedua sosok perempuan itu namun apalah daya rasa penasaran itu kian mengikatku.

" Pak Joan,mohon maaf ada yang ingin bertemu dengan anda pak." tiba-tiba Soraya mengejutkan dari lamunan panjangku.

" Kenapa kamu tidak ketuk pintu dulu Soraya.." jawabku dengan menatap kesal ke arah Soraya.

" Maaf pak,soalnya sudah saya ketuk dari tadi,tapi bapak diam saja makanya saya beranikan diri untuk masuk. " balas Soraya dengan merengut.

Aku menyadari kesalahanku.

" Baiklah,tunggu kejap !" ujarku seraya membenarkan laptopku.

" So,kalau tidak kamu suruh dia masuk saja." titahku seraya membenarkan jasku.

" Baik pak." balas Soraya seraya bergegas keluar dari ruanganku dan aku menatap sebal ke arah Sekertaris perusahaan itu yang telah membuyarkan lamunanku.

Beberapa menit kemudian Jesica menyembul dari balik pintu lalu menghambur kepelukanku tanpa permisi,dengan hangat ia pun merangkulku erat, mendaratkan ciumannya di kedua pipiku.

" Joan my honey I miss you so long," Serunya dengan manja ia memelukku erat seperti anak kecil yang rindu akan kehadiran orang tuanya.

Aku tersentak atas kehadiran Jesica yang secara tiba-tiba.

" Jesica." desisku shok,namun aku masih sempat membalas pelukan wanita cantik ini dengan penuh hangat.

Sejurus kemudian aku melepaskan pelukan wanita itu dan menatapnya dengan penuh selidik.

Aku membatin berusaha menebak,perempuan ini mengetahui darimana jika aku bekerja di Indonesia.

" Why ?" Tanya Jesica menatapku lekat.

" it's in the office Ca.Nanti jumpa kawanku tak elok di lihat." ucapku seraya membetulkan jasku yang sedikit acak -acakan setelah Jesica memelukku dengan erat.

" I miss you,you bilang you dapat pekerjaan baru tapi you tak nak bilang dimana office you." Sela Jesica dengan ekspresi manja.

" .........."

Aku tidak menjawab hanya terdiam menatap dalam wajah wanita cantik tersebut yang dengan mudahnya menemukan keberadaanku.

Jesica mengernyit,menatapku heran.

" You tak suka jika ay di sini ?" tanyanya dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

" Oh tidak seperti itu,I happy jumpa kamu,tapi kenapa kamu tak nak beri tahuku dulu,jika kamu hendak ke Indonesia ?" tanyaku mengalihkan perasaannya Jesica.

" SUPRISE !!" ujar Jesica dengan memelukku kembali.

" No honey ! This is my office,tak elok di lihat kawan-kawanku." kembali aku mencoba melepaskan pelukannya wanita itu.

" ihh !! Biasanya you suka ay peluk-peluk ? Kenapa sekarang tak nak ?" tanya Jesica terlihat kesal menatapku.

" Ini bukan di Singapur honey.Ini INDONESIA kita harus jaga Attitude." jelasku mengusap lembut kepala Jesica yang terlihat mulai sebal menatapku.

" Teruss kenapa you tak nak beri kabar pada ay, kalau you pindah pekerjaan." tanya Jesica merengut.

" Ok,ok !! I'm sorry. " selaku berusaha mereda perasaan nya Jesica yang mulai merajuk kepadaku,aku genggaman tangannya dengan lembut.

" Jam istirahat nanti kita makan di luar ya." pintaku dengan menatap lembut Jesica

" I miss you so much Jo. " Jesica justru malah merengek kembali,bak anak kecil yang menginginkan sesuatu mainan.

" Yap I know." ucapku menggenggam jari jemari tangannya,aku berusaha untuk menenangkannya.

TOK TOK .....

Tiba-tiba suara pintu di ketuk.

Belum sempat aku mempersilahkan orang itu masuk Miska sudah muncul terlebih dahulu dari balik pintu tersebut dan alhasil ia menatapku dengan tatapan panjang.

" Ada apa bu Miska ?" tanyaku menatap Miska yang mulai menggeser pandangannya ke arah posisi Jesica yang berada tepat di sampingku.

" Lima menit lagi meeting jangan sampai telat." Kata Miska singkat padat.Bola mata Miska melirik ke arah tangan Jesica yang menggendeng erat tanganku hingga selintas terlihat begitu mesra.

" Baik bu Miska,terimakasih atas infonya Bu Mis." ucapku tersenyum datar.

" Sama-sama." jawab Miska singkat,tak lama ia pun segera berlalu tanpa berkomentar apapun,hanya saja ia sedikit membating pintu ruangan ku ,hingga aku sedikit terganggu.

" Sayang,siapa dia,kasar sekali ." tanya Jesica menatapku penuh curiga.

" Dia Miska orang bagian HRD."Jawabku singkat.

" Jesica I'm sorry.Sepertinya hari ini kerjaanku banyak nanti malam kita jumpa." ucapku seraya melepas pelukan nya lalu aku pun membelai rambut panjang Jesica yang terurai.

" So,ay nak tunggu dimana,,?" tanya Jesica dengan sikap manja.

" Hmm,kamu tunggu aku diruang tunggu!kamu masih ingat dengan ruangan wanita yang mengantar kamu kesini tadi ?." tanya ku pelan.

" Ya !" jawab Jesica mengangguk.

" Kamu tunggu di sana,nanti aku minta tolong Driver untuk mengantar kamu pulang ke Apartemen ku." jelasku lembut.Jesica tak lagi berbicara ia hanya menggangguk dengan sikap manjanya menuruti semua apa kata -kataku.

" Ok !" balasnya tersenyum.

Aku menghela,syukurlah Jesica bersikap kooperatif tidak banyak menolak atas segala perintahku.

* * *

Jesica masih terbuai dalam pelukanku,ia memeluku dengan begitu erat seolah-olah tak ingin melepaskan ku kembali setelah beberapa bulan ini aku tidak berjumpa dengannya.

Kepalanya di benamkan di dalam dadaku sekiranya ia tengah melepas rasa rindu yang cukup dalam,layaknya seperti pasangan kekasih lainnya yang telah lama tak bersua.

" Kamu akan bermalam denganku." tanyaku seraya mengecup lembut keningnya.

" Ya ! ay masih rindu sama you." balas Jesica mengeratkan pelukannya.

" Besok pagi aku harus ke office Ca,so aku tak bisa berlama-lama menemanimu." ujarku pelan.

" Temani ay malam ini,ay masih ingin bersama you.please sekali ini saja!!" ucap Jesica memohon dengan manja.

" OH TUHAN !!." desisku membatin,aku tidak bisa menolak permintaan kekasihku ini,dan akupun membiarkan Jesica terlelap dalam pelukanku malam ini.

ONE DAY episode 03

CAHAYA mentari pagi menerobos celah-celah tirai jendela kamarku,sinarnya mulai terasa hangat menembus kedalam ruangan kamar Apartemenku.Perlahan kubuka mata ini dan menatap lepas langit-langit kamar ku,aku menggeser bola mataku melirik ke arah wanita yang duduk manis seraya tersenyum di ujung tempat tidurku.

Wanita itu membawakan secangkir kopi panas kesukaanku,kopi tersebut terlihat masih mengepul, aromanya begitu menyeruak ke seluruh ruangan kamarku.

Jesica menghampiriku dengan mengenakan handuk kimono yang sedikit memperlihatkan bagian ujung dadanya.Mulus dan putih.

Handuk kecil nampak menggulung rambut basahnya, Jesica nampak tersenyum penuh arti ke arahku.

Aku menggeliat merasakan seluruh tubuh ku terasa pegal-pegal.

" Thank's Honey, you sudah buat ay tertidur dengan nyenyak malam ini." ujar Jesica seraya membenarkan handuk kimono bagian dadanya untuk terlihat lebih syur,sesaat aku masih terkantuk-kantuk namun mencoba menatapnya dengan penuh rasa,melewatkan pemadangan indah itu membuatku menyesal.

" Jam berapa ini ?" tanyaku seraya mengucek kedua mataku.

" Tenang honey.Ini masih pagi,baru pukul tujuh pagi." balas Jesica seraya berniat kembali ingin merangkulku dan mengecup leherku.

Aku terperanjat mendengar pernyataan Jesica.

" OH MY GOD !" aku terperanjat.

Nyaris saja aku terloncat dari tempat tidurku lalu melepaskan tangan Jesica yang masih melingkar di tubuhku.

Dengan cepat kusibakan selimutku lalu bergegas berlari menuju kamar mandi.

" Ada apa sayang ?" teriak Jesica dari bilik ruangan.

" Hari ini ada acara di kantorku." balasku dari bilik kamar mandi.

" Lalu ?? ay mesti gimana ?" sela Jesica terdengar sedih.

" Kamu tunggu di Apartemenku sampai aku kembali.Jika acaranya selesai dengan cepat nanti siang aku jemput kamu." jelasku seraya bergegas membersihkan diri.

" Baiklah !" balas Jesica pasrah.

-------

Dengan langkah tergesa-gesa aku segera berjalan menuju lift.

Untuk yang kedua kalinya aku terlambat kembali, entahlah perasaanku tiba-tiba saja menjadi tidak karuan.Bayangan wajah Miska pun muncul di benaku.Tentunya dia akan memperlihatkan sikap tidak sukanya atas keterlambatan ku ini.

Hal ini sudah ku perhitungkan baik-baik dan tentunya Miska akan melontarkan kata-kata pedas jika dia tahu aku kembali terlambat masuk kerja.

Aku menunggu di depan pintu lift dengan perasaan kian tak pasti,rasa gelisah serta was-was kian mendominasi perasaanku.

Setelah beberapa menit kemudian akhirnya pintu lift tersebut terbuka lebar aku menarik napas panjang lalu berusaha untuk lebih tenang,agar aku tidak panik dengan keterlambatanku ini.

Tanpa pikir panjang aku pun segera bergegas melangkah cepat memasuki lift itu tapi tiba tiba...,

Bruukkk !!

Sepertinya aku menabrak seseorang yang hendak keluar dari lift tersebut.

" ASTAGFIRULLAH !! " Pekikannnya cukup keras hingga terdengar olehku.

Seseorang yang ku tabrak itu memekik dengan penuh rasa terkejut, aku pun ikut tersentak lalu segera menolehnya.

Bola mataku membulat setelah tau siapa yang bertabrakan denganku ia adalah perempuan yang berbusana aneh tersebut.

Beberapa buku yang di bawa perempuan itu tercecer di lantai.

Sontak aku pun merasa bersalah atas sikap ku ini, dengan terpaksa aku membatalkan diri untuk memasuki lift tersebut.

Aku pun terpaksa menolong wanita itu untuk mengambil beberapa buku yang terjatuh di lantai.

" Sorry!! Aku tidak sengaja." Pintaku seraya membungkuk hendak mengambilkan buku yang berserakan di lantai.

" Tidak apa-apa,jangan ! aku bisa ambil sendiri." Sergah perempuan itu melarangku untuk mengambilkan buku-bukunya.

Aku tertahan,perempuan itu dengan cepat segera mengambil satu-persatu buku-bukunya,sementara aku hanya terdiam memperhatikan aksi nya tersebut.

" Maaf permisi !" pamit perempuan itu dengan sopan.

Ketika perempuan itu hendak melangkah kembali aku segera menahannya.

" Tunggu.!!" Sergahku cepat,lalu si perempuan berbusana aneh itu pun menahan langkahnya seraya menolehku ke arahku.

" Hmm,kamu,kamu tidak kenapa-napa ?" tanyaku terbata, dengan sekuat tenaga aku memberanikan diri untuk bertanya.

"............"

Perempuan itu tidak menjawab dia hanya menggeleng dengan tersenyum lembut.

Nyesss

Ada yang berdesir di aliran darahku.

" ASTAGA !! Senyumnya begitu mempesona." seruku di dalam hati bersorak.

Dan perempuan itu tak lama kembali hendak melangkah.

" Oya,tunggu !!" sergahku kembali.

" sepertinya kita pernah bertemu ?" tanyaku memberanikan diri untuk bertanya lagi.

Perempuan itu telihat memicingkan kedua matanya dengan raut wajah sedikit heran.

Sepertinya ia sedang mengingat-ngingat akan wajahku,wajahku tampan tentu setiap wanita yang melihatnya akan tergoda.Puji ku dalam hati.

Wanita itu terlihat masih mengingat-ngingat.

" Di toko buku ! " selaku dengan cepat namun perempuan itu hanya tersenyum tanpa ekspresi.

" Ya,kita pernah bertemu di toko buku." ucapku mempertegas.

" Namaku Joan.Kamu ?" tanyaku seraya mengulurkan tanganku untuk mengajak wanita berkenalan,entah kenapa aku sedikit punya keberanian untuk mengajak kenalan dengan perempuan berbusana aneh tersebut.

Perempuan dengan berbusana aneh itu hanya tersenyum tak bereaksi banyak,ia hanya menatap ke arah tanganku yang masih menggantung di udara dengan tersenyum.

" Maaf, saya Anisa." jawabnya lembut seraya mengangkat kedua tangannya hingga berada di depan dadanya,sepertinya ia menolak berjabat tangan dengan ku.

Aku melongo atas sikap perempuan aneh tersebut.

Sejenak ku pandangi tanganku yang masih menggantung di udara,ku perhatikan secara seksama jika tanganku tidak kotor.

" Perasaan tanganku tidak kotor,tapi kenapa dia menolak bersalaman denganku ?" gumanku membatin dengan heran.

" Permisi !" pamit perempuan itu tertunduk,lalu ia pun pergi meninggalkanku dengan begitu saja.

Ku tarik tanganku lalu aku membagikan pandanganku kesekelilingnya,aku berharap tidak ada yang memperhatikan ke arahku.

Aku menggaruk kepalaku yang tak terasa gatal.

" Aneh !Benar-benar wanita aneh." Gumanku dengan nada kecewa.

Dengan perasaan aneh aku pun kembali menekan satu tombol yang ada di dekat pintu lift tersebut,akan tetapi sebelum aku masuk kedalam lift, aku melihat sesuatu tergeletak di lantai begitu saja,dengan cepat akupun segera mengambil benda tersebut,benda itu berupa sebuah kartu nama yang tertuliskan sebuah nama.

" ANNISA AZAHRA " Ucapku pelan.

Namun sejenak aku berpikir,Apakah nama perempuan itu Annisa Azahra ?

Aku kembali menatap ke arah kartu nama tersebut,ya tadi perempuan itu mengatakan jika namanya Anisa.

Aku menggeleng,aku tersadar ketika aku semakin terlambat di buatnya.

Entah kenapa kartu nama tersebut tak bisa jauh dari sisiku, bahkan dari tadi aku terus memandangi nya ,hingga aku memindahkannya ke atas tumpukan arsip-arsip ku.

" Hai Joan!" Rey tiba-tiba menyapaku dari balik pintu.

" Hai Rey !" balasku pelan seraya menatap Rey yang mulai mendekati dan mengambil duduk di ujung meja kerjaku.

" Tadi kamu terlambat lagi ?" Tanya Rey menatapku dengan serius.

Aku terdiam seraya memandangi laptop milikku.

" Tadi aku sempat mendengar jika bu Miska sedang mengomel,dia kesal karena kamu terlambat.

" Huff..," Kumenghela napas seraya menatap datar ke arah Rey yang masih menatapku dengan berbagai perasaan.

" Slow boy,you bisa tarik napas terlebih dahulu." Rey menenangkan ku.

" You tau sendiri bu Miska jika sudah merengut se isi kantor bisa membisu semua." ujar Rey tersenyum penuh canda.

" Padahal Apartemen you dengan office you tidak lah terlalu jauh,iya kan ?" ucap kembali Rey bertanya dengan penuh selidik.

Aku mengangguk seraya mengekspresikan mulutku dengan ekspresif.

" Hmm....,mungkin kali ini nasib tak baik sedang menimpaku." balasku singkat.

" You lagi banyak pikiran,hingga gagal fokus?" Rey menggodaku.

" Kurasa tidak." jawabku tersenyum enteng.

" Eh apa itu?" tanya Rey setelah menatap ke arah tumpukan arsip-arsipku,lalu ia pun mengambil kartu nama tersebut dan mengamatinya.

" Annisa Azahra." Kata Rey sambil menyimak kembali biodata yang tertera di kartu nama tersebut.

" Sepertinya aku pernah mengenal nama ini Jo." Sela Rey seraya menatapku.

Aku tercekat menatap penuh antusias,ada harapan untuk bisa tahu siapa perempuan aneh tersebut.

" Kau mengenalnya Rey ?" Tanyaku semangat.

Sejenak Rey nampak memikirkan sesuatu,namun sesaat kemudian ia menatapku dengan penuh rasa curiga.

" But,you dapat darimana kartu nama ini ?" tanyanya penuh selidik.

" Tadi aku tidak sengaja berpapasan dengan pemilik nama itu ketika dia hendak ke lift,mungkin kartu nama itu terjatuh dari buku-bukunya dia." Jelasku pelan.

" Dia seorang wanita muslim Jo." jelas Rey menatapku penuh arti.

Entah kenapa pernyataan rekan kerjaku itu seperti sebuah Warning bagiku.Aku mendesah.

" I know,muslim berarti dia beragama Islam kan ?" Tanyaku dengan ekspresi datar.

" Yaa iyalah Jo,you tak nampak dia mengenakan hijab." jelas Rey tertawa kecil.

" Hijab ?? Apa itu hijab ?" tanyaku aneh.

" Penutup kepala yang dia pakai itu lah Jo,dan itu merupakan pakean perempuan muslim." jelas Rey dengan tersenyum penuh arti kepadaku.

Aku tidak menjawab hanya saja aku sedang berpikir bahwa dugaanku selama ini benar adanya, jika wanita itu adalah seorang muslim.

" Why Jo ?." tanya Rey mengejutkanku.

" Tidak apa-apa." jawabku singkat.

" Ada sesuatu kah di antara kalian ?" tanya Rey menatapku dengan penuh rasa curiga.

Aku tersenyum sinis dan menatap sahabatku dengan perasaan sedikit kesal atas sorot matanya yang begitu penuh prasangka buruk kepadaku.

" Bagaimana bisa ada seseuatu di antara aku dan dia,sementara aku baru mengenalnya." terangku dengan tersenyum datar.

Ret terlihat tersenyum penuh arti ke arahku hingga berhasil membuatku salah tingkah.

" Dia seorang Dosen muda di Universitas sebrang kantor kita Jo." ungkap Rey kembali.

Aku cukup terpana mendengar keterangan Rey.

" Oya ?? jadi dia seorang Dosen ?by the way kamu memangnya mengenal dia ?" tanyaku dengan semakin penasaran akan sosok perempuan aneh tersebut.

" Terlalu kenal banget sih tidak,cuman mengenal saja Jo,karena adiknya salah satu staf di perusahaan ini." jelas Rey mendalam.

Aku melongo mendengar penuturannya Rey,jika perempuan aneh itu memiliki sang adik yang bekerja satu perusahaan dengan ku.

" Kenapa sih,sepertinya you penasaran sekali sama tuh perempuan ?" tanya Rey mengejutkan ku kembali.

" Tidak juga,aku hanya sedang berpikir untuk mengembalikan kartu nama ini." balasku terbata.

Rey mendesis dengan tersenyum penuh arti,seolah-olah dia tau dengan apa yang kurasa saat ini.

" Heu,untuk apa you kembalikan kartu itu ? Itu hanya kartu nama saja,tidak terlalu penting buat dia." ujar Rey tersenyum penuh cemooh.

Aku merengut sekaligus malu mendengar ucapannya Rey,kata-katanya seperti sedang menjebakku.

" Ya siapa tahu stok kartu nama dia habis,jadi ada baiknya aku kembalikan kartu nama ini dan...," aku tak lantas Rey memotong cepat kalimatku.

" Dan you pun meminta kenalan,haha haha.." Rey tertawa.

Jleb..

Sepertinya Rey mampu menyelami isi hatiku.

" Kamu terlalu buruk menuduhku." balasku dengan tersipu.

" Kita sama-sama sudah dewasa Jo haha haha." Rey terbahak.

" By the way dia seorang perempuan muslim Jo,tapi meskipun dia seorang muslim dia memiliki sikap toleransi yang tinggi kok,tidak terlalu Fanatik gitu sama agama orang lain." ucap Rey dengan tersenyum penuh arti kepadaku,sehingga membuatku semakin merasa salah tingkah.

Rasanya sulit sekali aku menanggapi perkataannya Rey hanya dengan bersikap biasa saja.

" Oh !"

Hanya itu yang mampu aku ucapkan,selebihnya aku mengangguk-ngangguk tanpa pasti.

Sejenak aku pun terdiam mencoba membayangkan kembali paras cantiknya wajah seorang Annisa yang kecantiknya mampu mengalahkan kecantikan seorang Jesica,wanita yang telah lama menjadi teman kencanku.

..................

 

Perasaanku semakin hari semakin kian penasaran terhadap sosok Annisa,entahlah mungkin ini hanya perasaan simpatik saja atau lebih ke perasaan sebatas kagum,karena di usia relatif muda sosok Annisa telah menjadi seorang Dosen,aku yakin jika Annisa bukanlah sosok perempuan biasa.

Tapi setelah semakin aku rasakan justru aku menemukan perasaan yang tak biasa,perasaan yang kian tumbuh semakin besar di dalam hatiku terhadapnya,ada harapan yang tumbuh di dalam hati ini untuk sosok seorang Annisa.

Rasa yang tak biasa itu terus mengganggu pikiranku,dan entah kenapa perasaanku ini selalu tertuju kepadanya, sosok perempuan muslim cantik tersebut.

Perasaan itulah yang membuat aku semakin tidak mampu membendung rasa di dada ini, parasnya yang begitu lembut hingga mampu menenangkan jiwaku, merasakan hal yang tak pernah aku rasakan terhadap wanita lain,termasuk Jesica.

Ketika perempuan itu selalu tersenyum di setiap pertemuan,maka aku selalu merasakan jika jantungku berdetak lebih hebat.

Seolah-olah ia begitu sangat istimewa di mataku.

" OH MY GOD !" desisku kian tertekan dengan perasaan ku sendiri.

Apakah mungkin aku sedang jatuh cinta lagi ?

Karena aku sadar dengan perasaanku ini terhadap Annisa akan salah besar.Tapi yang ku tahu cinta tidak bisa memandang Ras ,Suku,Adat bahkan sebuah keyakinan.

Setiap kali aku mengingat akan perempuan berhijab itu setiap kali itu pula jantung ini berdegup lebih kencang seperti genderang yang mau perang.

Berbeda sekali dengan perasaanku ketika aku bertemu dengan Jesica di sebuah Pesta malam,terkesan biasa saja,dia cantik juga seksi wajar jika aku tertarik kepadanya.

Tapi....

Tapi berbeda akan perasaan saat ini.Aku menghela merasakan perasaan ini semakin membuatku tak berdaya.

Ku reguk perlahan secangkir kopi hangat yang setia menemaniku dikala sepi melewati setiap malam di Ibu kota, pandanganku lurus menerawang jauh ke arah sebrang Apartemenku.

Seperti biasa aku memandangi sebuah kamar yang selalu menarik perhatian ku, dan kali ini kamar tersebut nampak masih terang,sepertinya sang penghuni kamar tersebut masih terjaga belum terlelap dalam buaian mimipinya.

Bisa jadi sang penghuni tersebut masih menikmati hingar bingarnyanya kota metropolitan.

Aku masih menikmati kesunyian ini dengan hadirnya secangkir kopi hangat kesukaanku.

Tak berapa lama kamar sebrang Apartemen ku terlihat gelap,tak ada bias cahaya sedikitpun,waktu masih menunjukan jam sepuluh malam,aku menatapnya tanpa berprasangka apapun.

Aku menggeliat merenggangkan seluruh otot tubuhku yang terasa kaku,berharap pergerakan ini melenturkan sedikit persendianku.

Waktu terus merambat,melewati setiap detik hingga menit,berputar berganti hingga per jam,sang waktu pun kian larut malam.

Malam ini aku merasa rileks pekerjaan tidak terlalu rumit berjalan mulus seperti apa yang ku harapkan.

Aku melirik ke arah jam yang ada di pergelangan tangan kiriku,waktu kian malam namun suasana malam terasa begitu hangat,namun sayang aku hanya seorang diri tanpa ada teman untuk sekedar berkelakar.

Sepertinya efek dari secangkir kopi panas ini mulai bereaksi,rasa ngantuk seketika lenyap dan sepertinya aku akan bergadang kembali.

Hee hee istilah dari Rey mulai aku hapalkan.🤭

Klikkkkk

Lampu kamar Apartemen yang berada di sebrangku menyala,dan perlahan tirai transparan itu tertiup angin yang menyelinap ke jendela kamarnya yang tak sengaja masih terbuka cukup lebar.

Pandanganku mulai fokus menatap ke dalam jendela kamar tersebut, perlahan tirai kamar tersebut sedikit tersingkap hingga samar-samar aku bisa melihat sosok bayangan tersebut cukup jelas,dan apa yang kulihat ?

" ANNISA !!! " desisku syok.

Sungguh aku terkejut setelah melihat dengan jelas siapa sosok di balik tirai yang selama ini menjadi misteri bagiku, Sosok perempuan yang acap melakukan adegan ritual aneh sehingga membuatku selalu bertanya-tanya sendiri akan ritual tersebut,dan di balik tirai misterius itu adalah Annisa.

Aku terpana kian tak percaya.

" Jadi selama ini ternyata Annisa !" Gumanku pelan.

Namun sejurus kemudian aku pun tersenyum tipis seraya terus menatapnya dengan penuh rasa candu.

Ada harapan besar untuk ingin tahu lebih jauh tentang sosok seorang Annisa.

" Ini luar biasa." Soraku bahagia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!