Pernahkan kalian tahu bagaimana alur cerita kehidupan kalian ? Saya rasa kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu bagaimana alur cerita kita dengan pasti. Manusia selalu bisa merancang setiap cerita hidup nya, mengkhayal untuk bisa menjalankan hidup nya sesuai keinginan nya. Tapi apakah bisa sesuai rancangan manusia sendiri ? Jawaban nya tidak karena jelas dan pasti Tuhan yang menentukan manusia harus berjalan seperti rancangan Nya tanpa kita duga.
...----------------...
Christarla Dewi Sekartaji menjadi nama untuk bayi mungil cantik dan manis yang lahir beberapa tahun silam. Lahir dari pasangan Bapak dan Ibu Dominic, mereka berdua dipertemukan saat merantau di sebuah ibu kota besar tepat nya di Jakarta. Starla kini telah tumbuh menjadi gadis remaja yang akan beranjak dewasa.
" La.. Starla... " Panggil seorang gadis remaja cantik yang sedang berlari dari arah gerbang menuju koridor kelas.
Starla yang merasa nama nya di panggil pun membalikan badan ke arah suara.
" Tunggu dong La, kita ke kelas bareng." Ucap Desi.
" Iyaaa ayo. Kamu berangkat sendiri ?" Tanya Strala dengan tidak ketinggalan senyum nya yang manis dan menggandeng tangan Desi.
" Iya sendiri. Kamu tadi jalan kaki La ?" Tanya Desi.
" Iya jalan kaki juga." Jawab Starla.
Desi adalah teman Starla yang paling dekat dengan Starla. Mereka berdua dipertemukan saat mereka menjadi siswi di SMA Harapan Luhur. Sebuah sekolah swasta yang letak nya tidak jauh dari rumah mereka.
Saat ini mereka berjalan menuju gerombolan teman-teman mereka yang masih duduk di bangku taman. Setelah libur kenaikan kelas selama 2 Minggu akhirnya mereka bertemu juga. Di taman sudah ada Riana, Lucia, Maria dan Susan.
" Eh Des.. La.. sini duduk sini. Kalian berangkat bareng ya tadi." Tanya Riana yang melihat langkah Desi dan Starla menuju arah gerombolan mereka.
" Enggak tadi kita ketemu di depan." Jawab Desi.
" Kira-kira kita nanti bisa satu kelas gak ya ?" Tanya Lucia pada teman-teman nya.
" Iya ya. Semoga kita nanti bisa satu kelas. Hihihi." Jawab Maria sembari menampilkan deretan gigi putih nya yang tersusun rapi.
" Amin.." Yang diucapkan Susan dan disusul teman-teman yang lain.
Sambil menunggu bel masuk mereka berbincang-bincang dan saling melempar candaan.
" Eh guys kalian masuk kelas mana ?" Tanya Wati, salah satu siswi SMA HL (Harapan Luhur) yang berjalan di samping taman.
" Belum tahu nih. Emang sudah ada pengumuman pembagian kelas ya ?" Tanya Maria.
Starla, Desi, Lucia, Riana dan Susan mendengarkan perbincangan antara Maria dan Wati.
" Sudah ditempel di papan pengumuman barusan. Itu disana banyak banget yang lihat. Coba kalian kesana saja sebelum bel masuk." Jawab Wati menjelaskan.
" Oke deh nanti kita kesana, tunggu agak sepi saja ya guys biar enggak dorong-dorongan." Ucap Maria pada teman-teman nya. Dan di jawab dengan anggukan oleh teman-teman nya.
" Makasih ya Wati info nya." Ucap Maria pada Wati.
" Oke sama-sama. Aku duluan ya guys." Ucap Wati yang mulai berjalan meninggalkan Starla dan kawan-kawan.
" Sudah beberapa menit nih kita nunggu. Coba kita ke papan pengumuman yuk, siapa tahu sudah enggak rame lagi." Ucap Desi pada teman-teman nya.
" Iya nih nanti keburu bel masuk kelas lho." Sahut Starla
" Bener nih kata Desi sama Starla. Yuk guys jalan." Riana manggapi ucapan Desi dan Starla.
Enam sekawan itu pun akhirnya berjalan menuju papan pengumuman. Dan benar saja tempat itu sudah cukup sepi dari siswa siswi yang berebut untuk melihat pengumuman pembagian kelas. Kini giliran enam sekawan itu yang dengan penuh antusias melihat pengumuman. Mereka melihat deretan yang berisi nama-nama para siswa SMA HL, namun yang menjadi tujuan mereka adalah selembar kertas yang ditempel dengan tulisan ' Pembagian Siswa Kelas XII IPS '.
" Yes... hahaha." Ucap Lucia.
" Yeee.. akhirnya." Ucap Susan.
" Wah kita sekelas nih." Ucap Riana.
Mereka senang sekali karena bisa menjadi satu kelas. Dulu saat kelas XI mereka berbeda kelas dan sekarang ketika naik kelas XII mereka bisa menjadi satu kelas di kelas XII IPS 2.
"Eh sudah-sudah. Sekarang kita cepetan masuk kelas trus cari bangku biar bisa deketan bangku nya." Ucap Starla.
"Oke oke ayo cepetan guys ." Ucap Desi.
Akhir nya mereka setalah berjalan sampai kelas mereka memilih bangku untuk mereka tempati. Mereka mendapatkan bangku yang berada di deretan kedua dekat dengan pintu kelas. Namun di bangku paling depan telah di tempati oleh siswa lain jadi mereka menggunakan bangku belakang nya bangku kedua hingga bangku keempat.
Hari pertama masuk kelas, diisi dengan perkenalan dengan wali kelas yang baru serta pembentukan struktur kelas, kesepakatan tata tertib di dalam kelas, pembagian buku dan bersih-bersih kelas. Sebagian besar dari mereka sudah kenal satu dengan yang lain meskipun dulu nya berbeda kelas.
Setelah semua nya kegiatan di dalam kelas bersama wali kelas selesai para murid di berikan tugas untuk membersihkan kelas mereka masing-masing mempersiapkan tempat untuk belajar esok hari.
" Wiiillyyyy !!! Teriak Riana kesal.
Bugh... !! Klutak.. !!
Suara sapu yang dilempar Riana beradu dengan punggung Willy dan akhir nya terjatuh ke lantai keramik kelas.
" Bisa diam dulu nggak sih !! Jangan keluar masuk gitu, sudah disapu jadi kotor lagi tuh !!." Omel Riana yang kesal karena merasa tidak dihargai oleh Willy.
" Iya nih si Willy nggak sopan banget, kasihan tuh yang lagi nyapu." Ucap Starla membela Riana.
Willy yang mendapat teriakan dan omelan Riana hanya tersenyum saja. Sebenarnya Willy memang sengaja menggoda Riana. Tanda-tanda bahwa Willy sebenarnya memiliki rasa terhadap Riana namun belum memiliki keberanian untuk mengungkap nya, jadi dengan cara seperti itu lah untuk mendapatkan perhatian dari Riana.
"Woiii Will...!! Kalau suka sih bilang saja Wil !." Ucap Lucia tiba-tiba.
"Iiihh apaan sih Lus." Sahut Riana.
Anak-anak yang lain hanya tertawa mendengar ucapan Lucia. Sementara Willy hanya tersenyum samar.
"Sudah.. sudah lanjut bersih-bersih saja tinggal sedikit lagi nih." Ucap Starla mengakhiri pembicaraan mereka karena jika tidak dicegah pasti akan berlanjut dengan saling ejek dan saling jodoh menjodohkan.
Teeettt...Teeeettt...Tteeeeeettt...
Bunyi bel tanda berakhirnya kegiatan sekolah telah berbunyi bersamaan dengan selesai nya kegiatan bersih-bersih yang dilakukan para siswa SMA HL.
Para siswa berhamburan keluar dengan membawa tas mereka masing-masing di lorong kelas.
...****************...
"Ma...Mama Lala pulang !!." Starla memanggil Mama Dominic dengan suara sedikit keras.
"La... Sudah pulang kamu ndug." Jawab Mama Dominic mama dari Starla.
"Iya Ma.. Johan belum pulang ya ?" Tanya Starla pada Mama Dominic.
Johan adalah adik laki-laki dari Starla yang saat ini masih SD kelas 6.
"Belum ndug mungkin adik mu masih main sama teman nya." Jawab Mama Dominic.
"Kamu ganti baju dulu ndug bersih-bersih, Mama siapkan makan buat kamu dulu nanti habis makan langsung Istirahat ya." Ucapa Mama Dominic.
"Iya Ma... Makasih ya Ma, Lala bersih-bersih dulu." Ucap Starla sebelum meninggal kan Mama Dominic menuju kamar nya.
Disela-sela Starla menikmati makan siang nya, Starla terlibat perbincangan ringan dengan Mama Dominic.
"Gimana tadi hari pertama sekolah nya ndug ?" Tanya Mama Dominic.
"Biasa saja Ma. Seperti biasa kalau hari pertama cuma perkenalan wali kelas baru sama pembagian buku saja." Jawab Starla santai.
"Tidak terasa ya ndug sekarang kamu sudah kelas XII SMA, sebentar lagi sudah selesai sekolah nya." Mama Dominic melanjutkan perbincangan.
"Iya Ma, enggak kerasa sudah kelas XII, doakan ya Ma semoga nanti lancar sampai Ujian Nasional nya." Ucap Starla tersenyum dan memegang punggung tangan Mama Dominic.
"Iya itu pasti ndug. Mama selalu mendoakan kamu sama adik mu semoga kalian jadi anak yang sukses jadi anak yang berhasil masa depan nya. Percaya terus kalau Tuhan pasti selalu membantu kita ndug." Sambung Mama Dominic membalas senyum Starla dan mengelus rambut kecoklatan Starla yang terlalu sering terkena panas matahari.
Iya jangan membayangkan jika Starla adalah seorang gadis cantik dengan postur tubuh tinggi semampai bak model, kulit putih bersih terawat seperti artis Korea. Nyata nya Starla hanya gadis cantik dan manis dengan kulit kecoklatan terlalu sering terkena panas matahari hingga membuat kulit dan rambut gelombang nya kusam. Hidung mancung dan bibir tipis.
Matahari keluar dari persembunyiannya, menampakkan diri dengan malu-malu, meski begitu tetap sinar nya sangat terang. Memberikan kehangatan bagi makhluk hidup yang ada di bumi ini. Cerah nya suasana pagi ini memberikan kegembiraan bagi burung-burung yang hinggap di ranting pepohonan, mengeluarkan berbagai macam cuitan burung.
Bagaimana bisa ada suara burung ? Tentu karena banyak nya pepohonan yang rindang menjadi tempat ternyaman bagi burung-burung bernaung.
Sekeliling rumah Starla masih banyak pepohonan dan masih tampak asri dengan udara segar.
Kriiingg... Kriiingg... !!!
Suara alarm pada ponsel yang telah diatur oleh sang pemilik pun berbunyi. Pertanda bahwa sang pemilik harus bangun dari mimpi indah nya dan beranjak dari tempat ternyaman nya untuk sekedar mematikan alarm bahkan untuk segera memulai aktivitas nya hari ini.
"Sudah jam 5 ya." Gumam Starla setelah mematikan alarm ponsel nya.
Menuju dapur dam membanti kegiatan sang Mama yang sedang menyiapkan sarapan untuk anggota keluarga yang hendak beraktivitas pagi ini.
"Pagi Ma..." Sapa Starla pada Mama Dominic.
"Pagi ndug." Sapaan Starla disambut oleh Mama Dominic tentu senyum tidak pernah lupa Mama Dominic berikan untuk putri tersayang nya.
"Ma... Sudah mau selesai ya masak nya ?" Tanya Strala pada Mama Dominic.
" Iya ndug... Kamu bantu Mama susun makanan di meja saja ya." Ucap Mama Dominic tersenyum.
"Oke Ma...." Ucap Starla sambil membawa mangkuk besar berisi sayur yang telah matang ke atas meja makan.
"Ada lagi Ma ?" Tanya Starla pada Mama Dominic.
"Sudah ndug. Masak nya sudah beres tinggal cuci peralatan masak yang tadi Mama pakai saja. Biar nanti Mama saja yang cuci setelah selesai makan biar sekalian." Kata Mama Dominic pada Starla.
"Ya sudah Ma, Lala sapu ruangan depan sama halaman depan saja kalau begitu." Ucap Starla sebelum meninggalkan dapur.
"Iya ndug. Terimakasih ya." Sahut Mama Dominic.
Starla memulai kegiatan pagi nya dengan menyapu ruang depan mulai dari ruang keluarga hingga ruang tamu. Setelah nya ia menyapu halaman rumah yang lumayan luas. Rumah Starla yang sederhana tidak terlalu luas hanya saja tanah peninggalan almarhum sang kakek lumayan luas sehingga dengan rumah yang tidak terlalu besar membuat halaman rumah Starla tampak lebih luas.
Sudah menjadi kegiatan rutin Starla membantu sang Mama sebelum berangkat sekolah.
"Akhirnya beres juga. Saat nya mandi." Gumam Starla.
Starla mandi terlebih dahulu, karena kamar mandi hanya satu maka anggota keluarga harus mengantri satu persatu menunggu giliran. Jika terlambat bangun maka sudah dipastikan akan terlambat untuk bekerja maupun untuk berangkat sekolah.
Setelah mandi tentu saja Starla bersiap merapikan diri sebelum sarapan bersama keluarga dan mempersiapkan buku-buku nya untuk belajar disekolah sesuai jadwal yang telah diberikan pihak sekolah.
" Pagi Yah... Pagi Johan.." Sapaan selamat pagi dari Starla untuk Papa Dominic dan adik laki-laki nya Johan.
"Pagi La.." Jawab Ayah Dominic dengan senyum nya yang masih tampak sisi ketegasan dari Ayah Dominic.
"Pagi Kak.." Jawab Johan sang adik laki-laki.
"Hari ini mau jalan kaki apa diantar sama Ayah Nak ?" Tanya Ayah Dominic.
"Numpang sampai pertigaan depan saja Yah nanti habis itu biar Lala jalan saja mau bareng Desi soal nya." Jawab Starla.
"Ayah tumben berangkat nya siangan ?" Tanya Starla.
"Iya Ayah mau antar pesanan Pak Supri dulu kemarin enggak sempat antar karena keburu hujan." Jawab Ayah Dominic.
"Sudah nanti lagi ngobrol nya, sekarang kita sarapan dulu." Mama Dominic menengahi pembicara antar Ayah dan Anak itu agar tidak terlibat berkegiatan.
Sarapan pun akhirnya selesai. Mereka bersiap untuk beraktivitas.
"Ma, Johan minta uang lebih ya buat bayar LKS, kemarin sudah di bagi sama Bu guru." Ucap Johan sebelum berangkat sekolah.
"Iya sebentar Mama ambilkan dulu di dalam." Ucap Mama Dominic yang akan masuk ke dalam kamar.
"Tidak usah Ma.. Uang LKS Johan biar ayah saja yang kasih." Ucap Ayah dan merogoh dompet yang ada di saku belakang celana nya.
"Ini ada lebih nya buat jajan hari ini kalau bisa disisain buat di tabung ya Jo." Ucap Ayah menyerahkan uang pada Johan.
"Terimakasih Yah. Nanti Johan sisain buat di tabung." Ucap Johan setelah menerima uang dari Ayah nya.
"Yah.. Ma.. Kak.. Johan berangkat sekolah dulu ya." Pamit Johan kepada anggota keluarga nya dan menyalami mereka satu per satu dengan mencium punggung tangan keluarga nya.
"Iya hati-hati Jo. Yang rajin belajar nya." Ucap Ayah Dominic.
"Iya Yah." Jawab Johan.
"Iya hati-hati bawa sepeda nya. Nanti nyebrang jalan nya juga hati-hati lihat kiri kanan dulu Le." Ucap Mama Dominic pada Johan.
"Iya Ma.. Johan berangkat." Jawab Johan pada sang Mama.
"Hati-hati Jo." Ucap Starla pada sang adik.
"Oke kak." Johan mulai mengayuh sepeda nya dan mengacungkan jempol nya pada sang kakak.
"Ya sudah Ma... Ayah berangkat dulu. Nanti kalau dirumah ada apa-apa langsung telepon Ayah." Pamit Ayah Dominic pada istri nya yang disambut sang istri dengan menyalami dan mencium punggung tangan Pak Dominic.
"Ma.. Lala berangkat dulu ya." Pamit Starla pada Mama Dominic dengan menyalami dan mencium punggung tangan Mama nya.
"Iya hati-hati Yah, nanti kalau ada apa-apa Mama kabarin. Kamu hati-hati juga ya ndug, belajar yang rajin." Ucap Mama Dominic pada suami dan anak perempuan nya.
Ayah dan anak itu akhirnya berangkat bersama hingga jalan pertigaan depan.
"Turun sini saja Yah. Terimakasih Yah. Lala pamit dulu." Ucap Starla berpamitan sama seperti cara Starla berapa dengan Mama nya.
"Iya kamu hati-hati ya La. Ayah berangkat dulu." Ucap Ayah Dominic.
"Iya Ayah hati-hati di jalan." Ucap Starla melambaikan tangan pada ayahnya yang mulai menjauh.
Ayah Starla bekerja di pasar yang letak nya lumayan jauh dari rumah untuk menjaga toko kecil milik mereka. Sedangkan sang Mama seorang ibu rumah tangga yang sesekali membantu suaminya menjaga toko di pasar.
Kehidupan mereka sederhana. Bisa dikatakan cukup jika hanya untuk kehidupan sehari-hari dan biaya sekolah kedua anak nya. Sedangkan untuk biaya sekolah kedua anak nya Pak Dominic tidak terlalu berat bagi nya karena Starla dan Dominic mendapatkan keringanan dari pihak sekolah.
Sekolah Starla adalah sekolah swasta dimana sekolah tersebut menerapkan sistem subsidi silang untuk siswa nya. Jadi bagi siswa yang mampu mereka membayar SPP dengan mahal sedangkan bagi siswa yang kurang mampu membayar SPP dengan ringan sesuai kesepakatan dari pihak sekolah dan pihak orang tua siswa.
Sedangkan Johan bersekolah di sekolah negeri jadi biasa tidak terlalu mahal.
"Des, sudah menunggu ku dari tadi ?" Tanya Starla yang melihat Desi sudah berdiri di pinggir jalan.
"Oh belum ini baru saja sampai tadi disini, kebetulan pas aku sampai aku lihat kamu turun dari motor Ayah mu." Jawab Desi.
"Emg begitu. Ya sudah yuk kita berangkat sekarang, takut nya nanti terlambat sampai sekolah." Ajak Starla pada Desi.
Mereka berangkat dengan berjalan kaki berdua, sesekali bergandengan tangan mengobrol beberapa hal hingga akhirnya setelah 10 menit mereka sampai di sekolah mereka. Menyalami para guru yang berdiri di depan gerbang sekolah.
"Pagi guys..." Sapa Starla dan Desi.
"Pagiiii..... " Jawab Riana, Lucia, Maria dan Susan secara serempak.
" Guys... tahu enggak." Ucap Maria tiba-tiba setelah Desi dan Starla duduk di bangku mereka.
"Enggaaakk..." Jawab Riana seolah menjawab pertanyaan guru yang baru saja menerangkan materi.
Plak... !! suara pukulan ringan di lengan Riana hadiah kecil dari Maria.
"Iishh... belum selesai ngomong kali Ri." Ucap Maria kesal.
"Hahaha ya bener kan aku nggak tahu haha" Ucap Riana dengan santai sambil mengelus lengan nya setelah mendapat hadiah kecil dari Maria.
"Iiihh apaan sih. Ngomong dong buruan kepo nih." Ucap Susan tidak sabar.
"Iya maka nya denger dulu, belum selesai ngomong juga." Ucap Maria.
"Iya iya... maaf deh.. udah buruan ngomong kita dengerin kok." Ucap Starla mewakili Riana.
"Kita punya guru baru loh yang gantiin Bu Isna guru BK kita itu." Ucap Maria antusias.
"Loh memang Bu Isna kemana ?" Tanya Desi penasaran.
"Bu Isna kan cuti hamil. Maka nya ada guru baru yang gantiin." Jawab Lucia.
"Memang yang gantiin guru nya laki apa perempuan Mar ?" Tanya Susan.
"Cowok guys. Ganteng loh. Iiihh pokok nya enak banget deh kalo di pandang." Jawab Maria dengan gemas.
Starla hanya menyimak perbincangan teman-teman nya sesekali mengernyitkan dahi.
"Iishh kamu Mar kalau lihat orang ganteng saja heboh banget." Ucap Susan.
" Yeee... memang kamu enggak senang kalau lihat orang ganteng.?" tanya Maria sebal dengan ucapan Susan.
"Iya nih si Susan. Coba saja nanti kalau kamu lihat guru nya, pasti kamu juga bakalan heboh kaya si Maria tuh." Ucap Lucia.
"Memang kamu sudah lihat Lus ?" Tanya Susan.
"Sudah tadi dan memang benar kata Maria guru BK yang baru ganteng banget. Kaya nya kalau dipanggil ke ruangan BK bakalan betah deh." Ucap Lucia.
"Liat dimana tadi Lus ?" Tanya Riana.
"Tadi lihat diparkiran." Ucap Lucia.
"Lah memang guru nya parkir motor di depan ? kan parkiran guru dibelakang Lus" Tanya Susan.
"Iishh dasar Oneng. Memang kalau parkir motor di belakang kita gak bisa lihat ?" Ucap Lucia.
"Hadeh San.. San.. gimana sih. Kan kita bisa lewat belakang kalau mau ke toilet dulu kan bisa lewat parkiran guru." Ucap Maria.
"Hahaha kumat ini si Susan Oneng nya. Wkwkwk." Riana tertawa melihat kelakuan teman nya yang terkadang daya tangkap nya lama.
"Eh La kok kamu diam saja sih ?" Tanya Maria yang melihat Starla dari tadi hanya terdiam.
"Enggak apa-apa, hlah memang aku harus bagaimana ?" Starla justru berbalik bertanya pada Maria.
"Yaa kasih respon kek atau apa gitu, dari tadi awal kita cerita kamu diam saja." Ucap Maria.
"Ya aku cukup mendengarkan cerita kalian saja kan gak masalah, iya kan ?" Ucap Starla yang justru diri nya sendiri merasa bingung harus bagaimana.
"Kamu enggak penasaran gitu sama guru baru kita ?" Tanya Lucia yang memperhatikan percakapan Maria dan Starla.
"Yaaa... penasaran sih, cuma enggak terlalu penasaran banget juga. Lagian nanti juga kota pasti akan ketemu juga kan sama guru baru itu." Ucap Starla santai.
Yang sebenarnya Starla tidak terlalu tertarik dengan ada nya guru baru mereka, karena bagi nya ada guru baru atau tidak semua nya sama saja tetap biasa-biasa saja.
"Guys sudah lah, benar kata Starla nanti juga akan ketemu sendiri sama guru baru itu." Sahut Desi.
"Emm.. tapi ngomong-ngomong Mar kamu tahu nama guru nya siapa ?" Tanya Riana penasaran.
"Hehe... kalau itu sih aku belum tahu juga Ri." Jawab Maria dengan nyengir menunjukkan deretan gigi nya.
"Owalaaah Mar.. Mar... udah tau siapa nama nya dari tadi cerita sudah heboh banget hahaha." Ucap Riana.
Teeett.... Teeeettt... Teeeettt....
Suara bel sekolah sudah berbunyi pertanda bahwa semua siswa-siswi SMA HL harus memasuki kelas nya masing-masing. Dan tak lama kemudian guru mata pelajaran yang akan mengisi jadwal pelajaran pertama pun sudah siap memasuki kelas nya masing-masing untuk mengajar.
"Selamat pagi anak-anak. Bagaimana kabar kalian setelah liburan, apakah menyenangkan ?" Sapa Pak Hari selalu guru Sosiologi.
Iya mata pelajaran pertama diisi dengan mata pelajaran sosiologi.
"Selaaamaatt paagiii paaakk !!" Jawab seluruh siswa yang ada di kelas dengan kompak dan semangat. Bagaimana tidak semangat karena guru yang satu ini merupakan guru yang menyenangkan, santai dan tidak galak. Pak Hari adalah guru yang ramah terhadap siswa-siswi nya.
"Kabar baik Pak !!" Jawab seorang siswi yang berada di deretan bagian depan.
"Biasa saja sih Pak libur nya." Ucap seorang siswa yang berada di belakang dan disambut siswa yang berada satu bangku dengan nya.
"Libur nya kurang panjang Pak !!" Jawab seorang siswa yang berada di sebelah siswa yang menjawab sebelumnya.
"Besok setelah Ujian Nasional libur kalian pasti lebih panjang, jadi belajar yang rajin untuk Ujian besok, biar kalian bisa lulus dengan baik." Ucap Pak Hari.
"Ujian masih lama Pak, ini kita baru saja masuk masak sudah mau Ujian lagi." Ucap Willy tiba-tiba menjawab ucapan Pak Hari.
"Jangan salah, kalian itu sudah kelas XII jadi waktu belajar kalian di sekolah lebih sedikit dibandingkan dengan adik kelas kalian." Ucap Pak Hari lagi.
"Sudah sekarang lanjut belajar, buka buku paket kalian halaman 6 kalian baca dan pelajari, nanti Bapak jelaskan kembali." Ucap Pak Hari melanjutkan aktivitas mengajar nya.
Beberapa saat suasana hening, para siswa membaca buku yang telah diperintahkan oleh sang guru dan dilanjutin dengan beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh segelintir siswa-siswi yang lebih kritis dibandingkan yang lain dan Pak Hari pun menjelaskan materi nya.
"Baiklah jika ada pertanyaan lagi silahkan ditulis saja nanti di buku tulis setelah kalian mengerjakan soal-soal halaman 12. Dan sebelum nya kalian ringkas materi yang kalian baca tadi, nanti dikumpulkan. Maaf kalian harus Bapak tinggal karena Bapak ada urusan diluar sekolah." Ucap Pak Hari dan berpamitan pada murid-murid nya sebelum pergi.
Suasana kelas mulai terdengar ramai saat Pak Hari mulai meninggalkan kelas. Siswa mana yang tidak senang disaat jam pelajaran kosong tidak ditunggu oleh sang guru.
"Hei..hei.. jangan ribut ! Kerjakan tugas nya jangan ada yang keluar kelas apalagi ke kantin." Ucap Pak Hari tiba-tiba kebali melongok ke dalam kelas dan pergi kembali setelah menutup pintu kelas.
Para murid yang kaget hanya tersenyum dan tertawa.
"Siap Pak !!" Ucap beberapa siswa.
"Oke Pak !!" Sebagian siswa yang lain.
Namun tetap saja kembali terdengar riuh, para siswa-siswi merasa bebas bergerak bahkan ada yang berlari di kelas kejar-kejaran, jam kosong merupakan udara segar bagi para siswa-siswi yang cenderung bosan bahkan malas untuk belajar.
Ceklek... !!
Suara pintu kelas yang terbuka, membuat beberapa siswa menatap ke arah pintu. Beberapa ada yang masih sibuk bermain ponsel, lempar-lemparan kertas, bergosip dan ada pula yang tiduran di lantai belakang kelas.
"Eheemm !! " Suara deheman seorang laki-laki. Beberapa siswa sudah hening, penasaran dengan laki-laki tersebut.
"Kenapa kalian ribut sekali seperti ini ? Kalian mengganggu kelas yang lain." Ucap laki-laki itu. Suara nya membuat semua siswa kembali ke meja mereka masing-masing.
"Pak.. Bapak guru baru ya ?" Tanya Willy yang baru melihat laki-laki tersebut dan sudah dipastikan beliau adalah seorang guru di sekolah mereka melihat penampilan nya meskipun sedikit berbeda dari guru-guru yang lain nya.
Guru laki-laki itu tersenyum. " Baiklah karena kalian sudah kembali ke meja kalian masing-masing, jadi saya bisa melanjutkan nya." Ucap Guru tersebut.
"Perkenalkan saya Agra Regantara. Saya disini guru baru menggantikan Bu Isna guru BK kalian yang sedang cuti hamil." Pak Agra memperkenalkan diri.
Riana mengernyitkan dahi. 'Jadi ini guru baru yang di gibahin tadi pagi sama Maria. Ganteng sih tapi kelihatan udah mateng.' Gumam Riana dalam hati.
'Oh ini guru baru nya. Namanya Pak Agra. Kalau dibilang ganteng sih ya ganteng.' Gumam Starla dalam hati. Starla masih memperhatikan guru baru nya yang ada di depan kelas nya itu.
"Ssssuit...Mar..." Bisik Riana pada Tantri.
Jegluk..!! Suara tendangan kursi yang di duduki Maria. Maria yang konsentrasi memperhatikan sang guru dan tiba-tiba merasa kursi nya di tendang langsung menoleh ke belakang, dia sudah paham jika kursi nya di tendang seperti itu maka Riana sedang memanggil nya.
"Kenapa sih Ri ?!" Bisik Maria.
"Jadi, itu guru yang kamu maksud tadi pagi Mar ?" Tanya Riana.
"Iya itu guru baru yang tadi pagi aku ceritain ke kalian, itu Lucia tahu kok tanya aja sama Lucia." Ucap Maria.
Riana menoleh sekilas ke arah Lucia. "Udah mateng gitu Mar, kamu suka yang mateng-mateng ya ?" Ucap Riana kembali tentu saja sedari tadi dengan suara berbisik.
"Mateng-mateng gitu tapi ganteng Ri, Maria kan seneng sama yang ganteng-ganteng gitu." Ucap Lucia yang menyahut percakapan Maria dan Riana.
"Kalian bertiga, kenapa ribut sendiri ? Diskusi apa kalian ?" Tanya Pak Agra tiba-tiba mengagetkan ketiga siswa nya yang sibuk sendiri mendiskusikan diri nya.
" Kalau ada yang mau ditanyakan bisa ditanyakan langsung kepada saya." Ucap Pak Agra kembali.
"Eh.. enggak Pak, tadi Riana menanyakan buku sosiologi yang di pinjam sama Lala Pak." Ucap Maria tiba-tiba dengan alasan yang dibuat nya dengan sembarang setelah melihat Starla menoleh kearah nya.
"Eh hlah kok jadi aku sih Mar ?" Tanya Starla dengan suara pelan dan bingung.
'Maria nih kok jadi aku dibawa-bawa sih' Gumam Starla dalam hati.
"Mana yang nama nya Lala ?" Tanya pak Agra.
"Saa..ya Pak ." Ucap Starla ragu sembari mengangkat tangan nya.
Pak Agra hanya melihat Starla sekilas.
"Baiklah saya lanjutkan. Tadi Pak Hari berpesan pada saya untuk menunggu kalian disaat jam pelajaran sosiologi sampai jam pelajaran selesai. Dan Pak Hari sudah meninggalkan kalian tugas untuk dikerjakan kan ?" Ucap Pak Agra.
"Iya Pak." Ucap para siswa.
"Pak boleh tanya ?" Tanya seorang siswi.
"Iya mau tanya apa ?" Pak Agra berbalik bertanya.
"Pak sudah nikah belum pak ?" Tanya siswa itu kembali dan sontak membuat para murid laki-laki bersorak mendengar nya.
"Hwuuuuuu... !!" Sorak para murid laki-laki
Pak Agra hanya tersenyum mendengar sorakan para siswa nya.
"Sudah-sudah jangan ribut cepat kerjakan tugas kalian, nanti kumpulkan pada saya sebelum bel." Ucap Pak Agra menyudahi keributan yang terjadi.
Para siswa-siswi kembali melanjutkan tugas mereka, hingga bel berakhir nya pelajaran berbunyi sebelum berbunyi semua tugas sudah dikumpulkan di meja guru.
"La, temenin ke toilet yuk." Ucap Desi pada Starla.
"Ayo deh.." Starla dan Desi berdiri namun ditahan Susan.
"Eh kalian mau kemana ?" Tanya Susan.
"Nih nganterin Desi ke toilet, kenapa ?" Tanya Starla.
"Oh aku ikut, biar ijin nya sekalian." Ucap Susan.
"Aku juga." Ucap Maria, Lucia dan Riana bersamaan.
"Ya sudah ayok. La ijin gih sama pak guru." Ucap Desi.
Starla menaikkan satu alis nya dan mengangguk malas.
"Pak, ijin mau ke toilet." Ijin Starla pada Pak Agra.
"Kalian ke toilet kenapa rombongan begini ?" Tanya Pak Agra heran.
"Biar sekalian ijin nya pak." Jawab Starla.
"Ya sudah sana. Jangan mampir-mampir ke kantin sebentar lagi pergantian pelajaran, jangan telat masuk." Pak Agra memberi ijin.
Pak Agra adalah seorang yang disiplin dalam bekerja. Terlebih saat ini dirinya ditugaskan sebagai guru BK yang sudah pasti menjaga ketertiban dan kedisiplinan sekolah. Sebenarnya bukan hanya seorang guru BK saja yang harus menjaga ketertiban dan kedisiplinan sekolah namun seluruh warga sekolah pun sudah sepatut nya harus tertib dan disiplin.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!