NovelToon NovelToon

Jangan Panggil Aku Secepat Ini

BAB1

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup seorang gadis yang harus menelan pahitnya kehidupan.

Putri Andini, seorang gadis belia yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.Dini adalah anak sulung dari dua bersaudara.

"Dini" begitulah biasanya dia di panggil.

Kisahnya di mulai saat Dini baru saja tamat dari sekolah dasar.Saat itu Dini berusia 14 tahun.Dini memiliki keinginan yang sangat kuat untuk melanjutkan sekolahnya ke tingkat SMP, sama seperti teman\-temannya yang lain.

Tapi harapan itu nyaris sirna, karena papanya tidak mendukung keinginan anaknya itu.

Papanya meminta Dini untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena terkendala oleh biaya.

Papa Dini hanya berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan, yang mana penghasilan yang Ia dapat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.Apalagi untuk biaya masuk sekolah SMP yang sangat besar.

Ditambah lagi dengan biaya adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Sementara mamanya hanya berprofesi sebagai buruh harian di sebuah tempat pembuatan oleh-oleh di kotanya.Dengan upah yang juga boleh dikatakan jauh dari kata mencukupi.

Dini mempunyai seorang nenek.Ibu dari mamanya, yang berusia 68 tahun.Neneknya yang berusia se tua itu tetap harus bekerja sebagai buruh jahit.Yang upahan hanya 10 ribu rupiah yang bisa Ia dapatkan dalam waktu 3-4 hari.

Dalam keseharian Dini hanya bisa menangis melihat teman\-teman se usianya Tengah sibuk mendatangi sekolah SMP favorit mereka untuk mendaftar sekolah disana.Sementara Dini, apa yang bisa dia perbuat.Uang untuk mendaftar sekolah itu dia tak punya.

Dini berusaha membujuk kedua orangtuanya.Tapi usahanya itu hanya sia\-sia.Mamanya memang tidak ingin anaknya itu putus sekolah tapi apa boleh buat.Papanya yang harusnya memenuhi kebutuhan anak\-anaknya, tapi Ia juga yang mengubur impiannya anaknya itu.

Dini terus berusaha meyakinkan papanya untuk mengizinkan dia sekolah, sampai tiba saatnya penerimaan murid baru di seluruh sekolah yang berada di kotanya di tutup.Dini hanya bisa mengurung diri di dalam kamarnya, sambil meratapi hidupnya.

Kenapa papanya setega itu padanya.

Saat itu dalam hatinya dia marah,benci dan terpuruk putus asa.Harapannya sia-sia.cita-citanya yang selama ini dia gantungkan tinggi, akan terkubur sia-sia, hanya karena papanya yang tidak bertanggung jawab kepada anaknya.

Disaat pendaftaran telah di tutup,Dini melihat teman\-temannya yang tengah sibuk membeli perlengkapan sekolah mereka, di temani orang tua mereka masing\-masing.Dini hanya bisa menyeka air matanya.Andai dia diberi kesempatan sama seperti teman\-temannya yang lain, pasti dia akan belajar dengan sungguh\-sungguh dan tidak akan mengecewakan orang tuanya.Begitu fikirnya dalam hati.

"Aaaaaaa, tuhaaaan, mengapa hidupku seperti ini? aku hanya ingin sekolah.Apa itu salah? mengapa hidup ini tidak adil untukku?"

Teriaknya dalam hati, dengan mata yang berkaca-kaca.

Rasanya memang tidak adil untuknya, jika dia harus berhenti sekolah.Karena anak seusianya tugasnya hanya sekolah, tidak ada yang lain.Menimba ilmu untuk masa depannya kelak.

"Kalau aku tidak sekolah bagaimana masa depan ku nanti? teman-temanku semuanya akan menjadi orang sukses, sementara aku?apa aku harus bernasip sama seperti mama? bekerja menjadi buruh dan menerima upah yang sangat kecil.Aku ingin sukses,aku ingin membuat keluargaku bisa membanggakan aku".

Dia terus berbicara dengan dirinya sendiri.

BAB 2

Hari ini Dini dimintai tolong oleh tantenya, ikut bantu\-bantu di acara pernikahan tantenya tersebut.Terlihat semua orang tengah sibuk dengan pekerjaan mereka masing\-masing.Sementara Dini hanya termenung disudut ruangan.Dia tak seceria biasanya.Tantenya melihat Dini dengan banyak tanda tanya yang tersirat dimatanya.

"Din, ada apa dengan mu?apa yang sedang kamu fikirkan?"

Tanya tantenya itu sambil duduk di samping Dini.

Saat ditanya,air matanya langsung pecah,dan Dini langsung menangis...

"Dini mau sekolah Tante, tapi papa tidak mengizinkan karena masalah biaya.

Dini langsung menjelaskan dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Sejenak tantenya terdiam, perasaan iba melihat keponakannya itu.Dia tidak seharusnya menjadi korban dari semua ini.

"Din, kamu harus sekolah,biar Tante yang biayain uang masuk sekolahmu".

Kata-kata itu keluar dari mulut Tante Rika.

"Benaran Tante?"

Dia merasa tidak percaya dengan apa yang baru dia dengar.

"Iya Din, kamu harus lanjut sekolah.Kamu masih kecil, tugasmu hanya sekolah".

Jawab tantenya lagi, sambil membelai lembut kepala Dini

"Terima kasih banyak Tante".

Dini menangis bahagia dalam pelukan tantenya itu.

Sesampai drumah Dini memberitahukan berita itu kepada mamanya.

"Ma, Dini bisa tetap lanjut sekolah dan tante Rika yang akan membiayai uang pendaftaran untuk Dini ma.Tadi Tante Rika bilang sendiri pada Dini".

Dini menjelaskan pada mamanya dengan sangat antusias dan perasaan bahagia nampak jelas di bola matanya.

"Benarkah Din?"

Tanya mamanya tidak percaya.

"Iya ma,tante Rika yang bilang sendiri pada Dini".

Jawab Dini meyakinkan keraguan mamanya.

Mama Dini langsung meneteskan air mata, Ia haru bercampur bahagia mendengar berita itu.

"Ya udah,kita tunggu papamu pulang.

Dan mama akan membicarakan nya dengan papa".

Ucap mama Dini

Baik ma".

Jawab Dini sambil menyeka air mata nya yang tidak terasa dari tadi sudah menetes.Air mata bahagia yang tidak bisa dia tahan.

"Yeee aku sekolah".

Sorak Dini bahagia, sambil senyum-senyum sendiri.

Membayangkan ia akan pakai seragam SMA.Sama seperti teman-temannya.

Nenek Dini juga sangat bahagia,mendengar berita itu.Dan Ia langsung memeluk tubuh kecil Dini dengan linangan air mata.Dini hanya bisa membayangkan saat dia sekolah nanti.Pakai seragam barunya, sambil senyum\-senyum bahagia memikirkannya.

Dia sangat gembira sekali.Karena cita-citanya tidak akan terkubur begitu saja.Dia akan tetap bersekolah sama seperti teman-temannya yang lain.

Dini terlarut dalam lamunan nya.

Dia berandai-andai, setelah sukses nanti dia akan menjadi pengacara.Dari dulu dia memang mempunyai cita-cita menjadi seorang pengacara.Dini ingin membela orang-orang yang terjerat hukum.Tapi mereka tidak mampu untuk menyewa pengacara.

Dan mereka yang pantas di bantu.

Dini juga bercita\-cita memberangkatkan neneknya naik haji.Karena baginya neneknya lah yang paling berjasa dalam hidupnya.

Dan neneknya penyemangat hidupnya selama ini.Dia ingin melihat neneknya tersenyum bahagia dan bangga padanya.

Dini sebenarnya juga sangat menyayangi mamanya.Tapi karena dari kecil dia sudah dirawat oleh neneknya,makanya Dini lebih dekat dengan neneknya itu.

Dini juga ingin membuktikan kepada papanya,kalau dia adalah anak yang akan mengangkat derajat keluarga.Dia ingin memberikan kehidupan yang jauh lebih berkecukupan untuk keluarganya.Dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya.

Niat yang sangat mulia dan pemikirannya pun hanya sebatas untuk membahagiakan keluarganya.Berbeda dengan anak seusianya, yang hanya tau merengek minta uang kepada orang tua mereka.Tapi Dini lain, dia pandai mencari uang sendiri. Walaupun hanya sebatas untuk jajanya sehari\- hari.

Itu pun tidak sepenuhnya.Dini juga sering kok minta uang jajan sama mamanya.Walaupun tidak sebanding dengan teman2nya yang lain.

Dini udah termasuk anak yang mandiri,di usianya yang baru 14 tahun.Biasanya nenek Dini membuat makanan,kue sagun bakar dan Dini menjualnya kepada teman\-teman sepermainannya.Dini juga menjual permen.

Dia dimodali Setoples permen dari mamanya, dan keuntungan menjual permen itu, bisa ia jadikan untuk uang jajannya.

Bahkan dia juga pernah menjual jambu biji, yang ia petik sendiri dari kebun di belakang rumahnya.Benar- benar anak yang rajin dan mandiri.

BAB 3

Dirumah Dini terlihat gelisah.Dia tidak sabar menunggu papanya pulang.Papa dini yang berfrosesi sebagai tukang ojek itu tidak pasti jam pulangnya.

Dini terus menunggu di depan jendela rumahnya.Sampai-sampai tak terasa hari sudah mulai malam.Dan papa dini pun pulang.Setelah papanya selasai bersih-bersiha dan makan malam, mama dini langsung membicarakannya papa Dini.

"mas, Dini mau tetap sekolah dan Rika yang akan membiayai pendaftarannya".

Mama Dini memulai pembicaraannya.

Tante rika adalah anak dari adik laki-laki nya nenek dini.

Papa dini hanya diam.Terlihat Ia sedang memikirkan sesuatu.

"pa, Dini mau sekolah pa."

Dini langsung meminta sendiri pada papanya.Karena dia melihat papanya itu hanya diam mendengarkan penjelasan mamanya tadi.

"kamu mau sekolah dimana? sedangkan kamu tau, pendaftaran di sini sudah tutup semuanya,kalau kamu mau kamu mungkin tetep bisa sekolah,tapi diluar kota."

Jawab papa Dini.

"tapi dimana pa"

Tanya Dini agak ragu.Karena dia berfikir kalau di luar kota, berarti dia akan berpisah dengan keluarganya, terutama neneknya yang selama ini Dini tidak pernah jauh dari neneknya itu.

"kamu bisa sekolah di kampung papa, itupun kalau kamu tetap, bersikeras ingin sekolah,papa akan telfon Bu ani,untuk mengantar mu,mendaftar sekolah disana besok,dan kamu juga harus tinggal dirumah nenekmu disana,karena papa tidak punya biaya, untuk ongkosmu sekolah,kalau kamu tinggal disini."

Penjelasan panjang lebar yang di berikan papanya membuat Dini memangis.

Kenapa papanya Setega itu padanya.Dia juga memikirkan, bagaimana hidupnya jika harus jauh dari neneknya yang selama ini menjaganya dari kecil.Terlebih lagi dari kecil Dini juga belum pernah jauh dari keluarganya.

"apa yang kamu tangisi?kalau kamu mau tetap sekolah,ini adalah jalan satu-satunya".

Kata papa dini, yang melihat anaknya menangis.

Dalam hatinya Dini memang sangat ingin sekolah seperti teman-temannya yang lain.

Berkat semangat dari nenek dan mamanya, Dini akhirnya menyetujui saran dari papanya.

"Oke pa, Dini akan sekolah dan tinggal di rumah nenek disana dan Dini mau di antar Bu Ani untuk mendaftar sekolah disana".

Dia menjawab dengan bibir yang bergetar sembari memikirkan bagaimana kedepannya nanti.

Nenek Dini disana adalah orang tua dari papanya, dan Bu Ani adalah kakak dari papanya Dini.

"ya sudah".

Jawab papa dini singkat.

Sementara dalam hatinya Dini sangat takut.Karena ini adalah pengalaman pertamanya hidup jauh dari keluarganya, terutama neneknya yang sangat dia sayangi.

Keesokan harinya Dini di antar papanya, ke rumah neneknya untuk mendaftar sekolah.

Bu Ani,sudah bersiap-siap disana, untuk mengantarnya.Sesampainya di sana, Dini langsung berangkat ke sekolah tempat dia akan mendaftar itu.

Sekolah MTSN di kampung papanya.Ketika dia mendaftar disana, ternyata pendaftaran juga sudah tutup.Tapi berkat usaha dan penjelasan Bu Ani, Dini akhirnya di terima disana.

Guru\-guru di sekolah itu juga kenal dengan papanya Dini dan Bu Ani karena Bu Ani memiliki anak yang juga bersekolah disana.

"kak Lina".

Begitu Dini biasa memanggilnya.

Dini merasa sedikit lega karena akhirnya dia bisa memakai seragam MTSN yang setara dengan SMP.Dan dia disana juga tidak sendiri, karena ada kak Lina yang menurutnya bisa dia jadikan teman teman, selama dia disana.

Setelah selesai mendaftar sekolah Dini dan bu Ani pulang ke rumah.Sesampai di rumah bu Ani menjelaskan tentang peraturan di sekolah itu pada papanya Dini.

Setelah selesai berbincang\-bincang Dini dan papanya pun pulang.Hari itu adalah hari Kamis.Dan kegiatan sekolah akan dimulai pada hari Senin.

Sesampainya di rumah, Dini merasakan sesak di dadanya.Karena akan berpisah dengan keluarganya, terutama neneknya.Tapi apa boleh buat, dia sangat ingin bersekolah.

"kamu pasti bisa Dini.Setiap hari Sabtu kamu juga akan pulang dan bertemu dengan keluargamu.

Ucapnya dalam hati,sambil berusaha menguatkan hatinya sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!