Dengan suara ngos ngosan, kak Ayi datang kerumahku dengan penuh semangat "Malam!!!!! Tante, ada Indah?" suaranya terdengar jelas di telingaku, aku yang sedang berada di kamar pura - pura tidur dan benar saja, pintu kamarku terbuka dengan kasarnya,
"Indah..., ayo bangun!! cepat bangun!!!" Kak Ayi menggoncang - goncangkan tubuhku,
"Duuuhhh!!! apa - apa an sih kak!!" omelku pada Kak Ayi...
"Ndah... berhasil!!! yes!! Yes!!!, Kamu kenal dengan Antonio??? cowo keren dan ganteng sekota kita ini Ndah..., tau kan?? dia yang famous banget itu loh..." Kak Ayi berbinar - binar dan sangat bersemangat,
"Hmmmmm....., Indah nggak tau ahahahaha!!" aku tertawa terbahak - bahak,
"Dasar!!! Antonio naksir kamu Ndah...., setelah dia lihat foto kita bertiga" ucap Kak Ayi, dan mama langsung buru - buru menghampiri kami yang tengah bergosip di kamar,
"Ganteng nggak Yi!!" tanya mama penuh semangat,
"Ganteng banget tante" Jawab Kak Ayi spontan,
"Kan kamu baru patah hati tuh sama Mathew kan Ndah..., nah..., ini aku kasih kamu pelipur lara mu.." sambung Kak Ayi..,
"Nggak ah kak.., males banget!" tolakku kepada Kak Ayi,
"Jangan Goblok kamu Indah!! Iyah in aja Ayi..., kalo dia serius suruh dia main kerumah sini, kenalin sama Indah sesegera mungkin yah..." Mama sangat antusian dengan berita yang di bawa oleh Kak Ayi..,
"Orang itu PDKT dulu kek.., masa lihat foto langsung naksir, aneh.." omelku,
"Aarrggghhh!! kelamaan kalau PDKT, biarin langsung pacaran aja, nanti kakak kenalin dulu biar kamu nggak canggung, kami pasti suka deh Ndah.., kakak yakin!" ucapnya penuh penekanan,
"Oh yah...satu lagi..., Antonio ini botak, ahahahahahahaha!!!!" tawa Kak Ayi menggelegar di kamarku,
"Yeeekkkk....., kok botak sih.." ejekku tak berselera, dan kami berdua tertawa terbahak - bahak,
Kak Ayi adalah sepupuku dari papaku, sebenarnya kalau dari silsilah keluarga Kak Ayi adalah keponakanku, tapi karena usianya lebih tua dari aku dan aku mengabaikan silsilah keluarga maka Kak Ayi ku perkenalkan sebagai sepupuku kepada siapa saja yang hendak mengenalnya,
Lagi - lagi..., mama mengambil peran dalam hidupku, urusan asmaraku kembali diatur oleh nya.., disaat aku masih ingin menanti sebuah kebenaran terungkap antara hubunganku dengan Kak Mathew, mama berusaha memutuskan rantai tanda tanyaku, dan langsung memaksaku untuk memulai hubungan baru dengan laki - laki yang tidak ku kenal, dan parahnya lagi laki - laki itu belum pernah bertemu mama sekali pun hanya mendengar cerita dari kak Ayi rasanya sudah cukup untuk mama mengambil kesimpulan untuk hubunganku..,
Aku bertanya pada diriku sendiri, bila aku menuruti kemauan mama..., apakah aku akan menjadi lebih baik, ataukah aku malah menjadi semakin rusak, itulah pertanyaanku, dan apakah laki - laki ini mau menerimaku apa adanya..., rasa minder melanda diriku.
"Kapan mau kamu aja ke sini tuh Antonionya Ayi??" tanya mama kepada kak Ayi,
"Bentar tante, Ayi sms dia dulu yah te.." Jawab Kak Ayi antusian dan mengambil ponsel terbaru miliknya dari tas selempangnya, aku hanya melirik aktifitas mama dan kak ayi dengan bosan,
"Oh God!!!!!!! Yes!! Yes!!!" Teriak Kak ayi, mengagetkan aku dan mama,
"Kenapa Yi??" tanya mama penasaran,
"Katanya mau datang besok malam jam tujuh tante!!" jawab Kak Ayi penuh semangat,
"Okay, besok kita belanja!!" jawab mama spontan,
"Iyah ma...," jawabku seadanya...,
"Nasib apa yang sedang menungguku setelah ini.," gumanku dalam hati,
Setelah puas mendengar cerita dari Kak Ayi.., mama segera meninggalkan kami berdua di kamarku,
"Ndaahh... apa yang Tante omong itu benar, buat apa kamu berlarut-larut dengan memikirkan Mathew, tidak ada untung nya buat kamu" Hibur Kak Ayi..,
"Kak... kakak nggak tau bagaimana dalam nya hubungan ku dengan Mathew kak..., dan tiga tahun setengah itu bukanlah waktu yang singkat, aku sudah membuang waktu dalam hidup ku, untuk menjalin hubungan yang menghancurkan hati ku.., aku perlu untuk memulai dengan sesuatu yang baru dan tidak terburu-buru kak.." jawab ku serius,
"Ndaahh..., kak Ayi Juga tidak akan mengijinkan mu untuk membuang waktu mu dengan memikirkan laki-laki brengsek itu, jangan menunda-nunda untuk membuka kembali hatimu, coba lah Ndah, kakak mohon..." pinta Kak Ayi..
Rasanya ingin aku membantahnya lagi.., ini hidupku!!! mengapa kalian yang pusing, tapi aku sadar, kalau kak Ayi tulus menyayangi ku, aku pun tersenyum dengan kak Ayi, tanpa menjawab apa pun, tapi rupanya senyuman ku tidak memberikan kepuasan bagi kak Ayi,
"Ndaahh.. besok dia akan ke sini loh Ndah...., gimana" tanya kak Ayi penasaran,
"Yah mau gimana..., kakak lah sama mama yang temui si famous itu.., aku kan nggak bilang aku mau ketemuan sama dia" ketusku,
"INDAAHHHH!!!!____" sebelum teriakan nya itu menggelegar di kamar ku, aku langsung memotong kalimatnya dengan menutup mulutnya menggunakan kedua tanganku,
"Iyaaaahh!!! nanti Indah temui!!" jawabku setengah berteriak,
Sontak Kak Ayi, melompat kegirangan di dalam kamar ku, aku tertawa melihat tingkah laku Ayi yang sangat berharap akan kebahagiaan ku..,
Setelah puas bercerita panjang lebar, tentang kehidupan asmaranya, kak Ayi akhirnya pamit pulang ke rumahnya,
"Ndah, kakak balik yah... jangan lupa besok yang baik sama Nio yah.." pinta Kak Ayi
"Nioo??" tanya ku heran
"Iya Nioo.., Antonio kan???" jawab Kak Ayi,
"Ohhh... Iyah.. Okay deh" jawab ku sambil melebarkan senyumku kepada kak Ayi..
"Okay... Byee sayang..." pamit Kak Ayi lagi kepada ku,
Setelah Kak Ayi pergi dari rumah ku, aku kembali memejamkan mata ku, dan mengingat segala kenangan manis ku bersama dengan kak Mathew, tak terasa air mata ku, mengalir deras..
"Mengapa kakak tega berbuat seperti ini, dan menyakiti hatiku.., apa salah ku padamu Kak..."gumanku pada diriku sendiri, "Hatiku patah dan bahkan hancur Kak..."
Tiba - tiba ponsel ku berdering, dan kulihat satu pesan singkat masuk dari nomor asing,
"Adek.. tolong angkat telepon kakak, sebentar lagi kakak akan pulang Dek..."
"Kak Mathew..... " gumanku,
Tak terasa air mataku kembali berlinang, ketika mengucapkan namanya, pikirku saat itu, aku tidak boleh ragu atau mengubah pikiranku sedikitpun, hatiku sudah mantap dengan keputusan ku, walaupun sangat menyakitkan bagiku, tapi rasa sakit ini akan luntur dan hilang perlahan karena berjalannya waktu, walaupun waktu tidak dapat menghilangkan jejak kehidupan, tapi waktu adalah obat terbaik untuk memulihkan jiwa, bukankah begitu?
Pesan singkat itu kuabaikan, tidak ingin rasanya terpengaruh sedikitpun, namun hati tidak akan pernah bisa berbohong, bila sakit tetap saja sakit...,
"Mungkin aku butuh seseorang yang bisa membuatku melupakan Mathew, apakah kira - kira, Nio bisa?? tapi aku juga belum tau siapa dan bagaimana latar belakangnya, bahkan aku tidak bisa menjamin bila dia mau menerima ku, ketika sudah tau bagaimana kondisi ku"
Kembali ketakutan ku berkecamuk dalam pikiran dan hatiku, susah rasanya aku untuk bisa percaya diri..
*
*
*
*
*
bersambung
Hari baru telah tiba.., segala kesibukan hari ini seperti biasanya aku lalui sebagai rutinitas keseharian ku.., tidak terlalu banyak pekerjaan selain menunggu pengumuman kelulusan penerimaan mahasiswa baru di Universitas Swasta yang ku pilih.., sebenarnya sebelum mendaftar di Universitas Swasta ini, aku sudah lulus ujian PMDK masuk Universitas Swasta dengan jurusan Kedokteran di kota Surabaya, hanya saja kedua orang tuaku saat itu tidak mampu membayar uang sumbangan yang di minta dan kewajiban untuk masuk ke Fakultas kedokteran pilihanku.
Fakultas dengan program studi Kedokteran sudah menjadi rahasia umum yaitu membutuhkan modal yang besar, sumbangan sukarela pada jaman ku saja di patok minimal seratus juta rupiah, di luar uang gedung dan uang program Rencana Kuliah per semester.
Belum lagi persiapan ujian praktek dan buku - buku penunjang, segalanya tidaklah murah, penghasilan orang tua ku bisa dikatakan bukanlah penghasilan tetap yang menerima gaji setiap bulan, semua upah di dapat tidak menentu, tergantung proyek yang dikerjakan oleh papaku saat itu. Aku pun sempat berpikir, sekalipun aku bisa mendaftar dan membayar uang awal itu bukanlah jaminan aku akan menyelesaikan kuliahku yang tentu saja akan ada banyak pengeluaran - pengeluaran lainnya di luar biaya yang memang sudah baku tertulis di brosur bukan?
Rasa kecewa??? jelas saja kekecewaan sangat melanda hati dan pikiranku.., jika saja saat itu kedua orang tua ku sanggup membiayai kuliahku dan memberikan jaminan mampu menguliahkan ku sampai selesai, hari ini nasibku akan sangat baik, Namun sekalipun aku mengalami masa kelam, Tapi aku tetap mensyukuri apapun yang terjadi dalam hidupku.
Sejak kelulusan sekolah menengah atas aku lebih banyak menghabiskan waktuku di dalam kamar, mendengarkan musik merupakan obat terbaik untuk jiwaku dan menulis puisi maupun sajak curahan isi hatiku merupakan pelampiasan terbaik bagiku, ingin rasanya aku mengambil Kuliah di bidang Kesenian.. pikirku saat itu.. Jika aku belajar segala sesuatu yang merupakan kegemaran dan hobi ku rasanya semua tidak akan terasa sebagai beban, aku searching di Google tentang informasi Universitas yang ada program studi Seni Music atau Seni Rupa ternyata ada di Solo dan di Yogyakarta, tapi lagi - lagi kedua orang tuaku menentangnya habis habisan, terutama mamaku,
"Kalo kamu kuliah keluar pulau, lalu siapa yang akan membantu papa untuk bekerja menafkahi keluarga ini?!! kamu jadi anak jangan terlalu egois yah!!, yang tau diri lah sedikit dan tau terima kasihlah pada orang tua.., sudah dibesarkan tau balas jasa sedikit, walaupun sampai mati kamu tidak akan pernah bisa membalas apa yang sudah mama berikan untuk kamu!!" bentak mama dengan gusar ketika aku ingin sekali mendaftar di Universitas tersebut.
"Kamu itu loh, ambil jurusan Seni music besok - besok mau jadi apa???!!! Hah?!!" sambungnya lagi.
Hatiku remuk redam.., jika kedokteran ditolak karena kemampuan finansial dari kedua orang tua ku terbatas, aku sangat mengerti dan memahami keadaan kedua orang tuaku, namun kuliah pilihanku di jurusan Seni di tolak karena aku harus bekerja membantu papa demi menafkahi seluruh keluargaku, baiklah aku mengalah lagi.., akhirnya ku putuskan untuk mengambil jurusan Ekonomi Manajemen di salah satu Universitas swasta yang ada di kota ini. Tidak ada sedikitpun semangat belajar dalam diriku, semua bagaikan rutinitas wajib jika semua berjalan.
Entahlah apa karena aku yang sangat lemah dengan semua kalimat pamungkas dari mamaku.. atau karena aku memang takut dibenci oleh keluargaku sendiri, rasanya tidak ada sedikitpun dari keinginanku yang mampu ku ucapkan secara gamblang, semua terasa seperti serba di atur, semua terasa seperti serba terprogram, dan semua adalah keinginan dari kedua orangtuaku ku serta tuntutan untuk diriku dengan label aku adalah anak tertua, anak yang patut menjadi tulang punggung dan menjadi contoh untuk adik - adiknya.
Dan mari kita kembali pada kisah asmara ku?
Hari ini aku akan bertemu dengan Nio, dan yah.., benar sekarang semua tumpukan baju - baju baru telah berada di atas tempat tidurku, bagaikan akan mengikuti sebuah kontes kecantikan, mama sangat sibuk mengatur dandanan ku untuk nanti malam.
Terkadang sikap mama sangat membuatku bingung, terkadang aku merasa sangat disayang, terkadang aku merasa hanyalah alat pengais rejeki untuknya. Tapi aku tidak mau berpikiran negatif karena bagaimanapun dia adalah ibu yang telah mengandung dan melahirkan aku.
>> Pukul 19.00
"Selamat malam tante..." Sapa Kak Ayi..,
"Malam Ayi.., Eh.. siapa ini??" tanya mama dengan ramah kepada Kak Ayi dan jelas ada seorang pria saaaangggaaatttt tampan yang sedang tersenyum berdiri dibelakang Kak Ayi..,
"Malam tante.. saya Antonio, bisa di panggil Nio, maaf saya datang nggak bawa apa - apa ini tante, cuman ini.." seraya memberikan bingkisan kue untuk mama.., Nio begitu sempurna malam itu.
Aku melihat kak Ayi tersenyum lebar dengan bangga, begitu juga dengan mama, sedangkan aku masih fokus dengan komputer yang ada di hadapanku, kalau di bilang sengaja mengacuhkan tamu yang baru saja datang? jawabannya yah benar Aku sengaja mengacuhkan tamu ini, tamu yang belum aku harapkan secepat ini datang ke rumahku.
"Indah..., ada tamu loh..., sini nak.." panggil mama kepadaku,
Tanpa menunggu aku langsung menyimpan data yang sudah aku kerjakan dan mematikan komputer di hadapan ku, serta beranjak dan menghampiri mereka yang sudah menungguku,
"Selamat malam" sapa ku.., seraya memeluk kak Ayi yang terlihat sangat anteng kali ini, lalu aku berpaling ke Pria tampan, putih, bersih dan wangi di depanku.. dengan seksama aku memperhatikan alogaritma bentuk wajah lelaki di hadapanku, mata yang bulat dan tajam, alis yang tebal, hidung yang Oh Lord.... mancung sekali, dan Bibir yang berwarna merah seperti artis K-Pop, tentu saja dia tidak merokok, tidak ada seorang perokok yang memiliki Bibir secerah seperti Bibirnya batinku, itulah kesan pertama ketika aku bertemu dengan Nio,
Begitu juga dengannya, seolah menyelidik Nio menatap satu per satu segala yang ada pada wajahku, dalam hatiku ' jangan berani - berani kau menilai hidungku ini, jelas jika di bandingkan dengan hidungmu, hidungku seperti hidung badut, tidak seberapa lama Nio tersenyum cerah menatapku.
"Hai.., aku Indah" sapa ku seraya memperkenalkan diri, kami saling berjabat tangan satu sama lain, terlihat Kak Ayi tersenyum bahagia, begitu juga dengan mama, mereka bahkan saling pandang dan memainkan alis satu sama lain, Oh Lord... Rasanya aku ingin segera lari ke kamar dan membenamkan wajahku di bantal saat melihat tingkah konyol mama dan kak Ayi di hadapan Nio.
"Malam Indah, perkenalkan aku Nio" sahutnya dengan ramah membalas ucapan ku, Nio tidak berpaling sedikitpun, terus saja memandang lekat wajahku sambil tersenyum.
Entah apa yang ada di pikiran Nio saat itu, tapi kesan pertama ini begitu baik, Nio terlihat sopan sebenarnya, tidak banyak ngomong, Termasuk Lelaki yang terlihat tenang.
*
*
*
*
Dear readers...
maaf banget aku baru bisa update setelah berbulan - bulan ini, pertama karena aku emang lagi sibuk banget di dunia nyata,
dan juga posisi mbk Indah yang sekarang juga sibuk bangeetttt, kita sama - sama gak sempat untuk berkomunikasi untuk melanjutkan novel ini beberapa waktu lalu, tapi Alhamdullilah akhirnya hari ini bisa bersua lagi..
InsyaAllah Novel Aku adalah Indah part 2 akan aku update rutin lagi..
walaupun per episodenya nggk sepanjang Novel sebelumnya..
happy reading all...
Indah yang saat ini sedang menunggu pengumuman hasil penerimaan mahasiswa baru di Universitas Swasta pada kotanya, masih merasakan mendung pada hatinya, sebelumnya sudah di patahkan hati oleh sang mantan kekasih, juga harus menelan pil kekecewaan karena tidak dapat pergi ke Surabaya untuk melanjutkan studinya pada salah satu kampus dengan program studi kedokteran karena alasan biaya, Namun ternyata Pil kekecewaan itu harus bertambah ketika Indah sudah memilih ingin melanjutkan kuliah di Universitas yang ada di Solo atau Jogja dengan mengambil program studi Seni Musik, Namun kali ini bukan biaya menjadi alasannya melainkan karena Kedua orang tuanya tidak ingin Indah jauh dari mereka, dan alasan utamanya adalah Indah adalah tulang punggung keluarga.
Tapi sementara berbagai macam drama terjadi hari itu, tidak bisa kita melewatkan memori perkenalkan Indah dan Nio, tentu saja si Mak Comblang kak Ayi saat itu sudah berhasil membawa Nio untuk masuk ke rumah Indah malam itu,
"Hai.., Indah" sapa Indah seraya memperkenalkan diri,
"Malam Indah, aku Nio" sahut lelaki tampan di hadapannya.
Sungguh aku tidak mengada - ada, Antonio adalah pria yang sangat tampan, sungguh sempurna secara fisik, dan sangat bersih, bahkan Nio tidak merokok dan tidak minum alkohol, menurut cerita dari Kak Ayi sebelumnya,
"Yah uda Nio.. aku kan sudah ngantar kamu, aku mau pergi dulu sama Irfan yah.." pamit kak Ayi, sambil mengerlingkan matanya kepadaku dan Nio.
"Irfan???" tanya ku menatap heran kepada Kak Ayi, karena aku tau bahwa kekasih Kak Ayi bukanlah lelaki yang bernama Irfan,
"Iyah Irfan..," Tegas Kak Ayi kembali mengulang nama lelaki yang ajan pergi dengannya secara pasti.
"Bye.. Indah..., Tante..., Ayi pergi dulu yah.., Nio... ingat yah yang tadi aku bilang, awas aja kamu macam - macam sama sepupuku" pamit kak Ayi sambil mengancam Nio.
Sontak Nio terlihat mengulum senyum menahan tawanya mendengar ancaman dari Kak Ayi,
"Thanks yah Yi..." jawab Nio sambil menganggukkan kepalanya.
"Your welcome broo" jawab Kak Ayi dengan penuh rasa bangga,
"Hati - hati yah sayang..." sahut mama dari dalam dan berjalan mengantarkan Kak Ayi sampai kedepan pagar rumah kami.
"Bye.. tante ..." Lalu Kak Ayi beranjak pergi dengan motornya bersama Irfan dan kini tinggallah aku dan Nio duduk di ruang tamu berdua,
Jujur.., aku sangat gerogi saat itu, belum pernah ada seorang pria setampan itu naksir denganku, selama ini jika aku memandang fisikku sendiri di cermin yang kutemukan hanyalah sosok gadis yang kurus, body pecundang banget kurus, kering, gepeng kayak tripleks, hidungku memang tidak masuk kategori pesek tapi aku memiliki hidung khas turunan keluarga mamaku, hidungku memiliki cuping yang lebar dan aku merasa memiliki hidung yang besar lagi, duh.. rasanya jika dilihat satu per satu tidak ada bagusnya ornamen - ornamen pada wajahku ini, juga tinggi badanku yang rasanya tanggung alias kurang tinggi, segalanya yang ada pada diriku rasanya untuk ukuran gadis remaja beranjak dewasa gak ada bagusnya! hanya sedikit terlihat oriental karena mamaku asli chinese, sedangkan papaku orang Indonesia bagian timur blasteran Belanda, tapi hidungku bener - bener made in china seperti yang sudah kukatakan lebih dominan ke keluarga mama, sedangkan jika di bandingkan dengan Nio... segala ornament yang ada pada dirinya terlihat SEMPURNA!!!!
Aku diam seribu bahasa bukan karena aku bosan tapi aku benar - benar tidak tau mau membuka pembicaraan dengan pertanyaan apa, dan setelah lima belas menit aku terdiam, tiba - tiba mamaku datang sambil membawa minuman segar dan kue yang dibawa oleh Nio tadi,
"Terima kasih tante, maaf merepotkan, kuenya buat Tante dan Indah, Nio sudah ada dirumah" ucap Nio sambil tersenyum dan sopan!
"Nggak apa - apa, kalian makan sama - sama aja" jawab mama, "Tante tinggal yah.." pamit mama, lalu mama masuk kedalam kamarnya, kini tinggal kami berdua lagi.
Keheningan dan kecanggungan melanda saat itu, namun "Indah.., kapan kamu dengar kelulusan masuk di universitas?" tiba - tiba Nio bertanya kepadaku dengan ramah serta memecahkan segala keheningan yang ada, Tapi rasanya dadaku deg - deg an, bukan karena aku suka pada Nio, tapi Aku nggak kuat sama gantengnya wajah Nio dihadapanku, dan benar - benar membuat aku salah tingkah dan canggung pada saat itu.
"Eehhmm... Senin depan ini.." jawabku singkat, sambil memegang dadaku, jantungku seolah olah mau copot dan melompat ke gelas di meja biar saat itu, aku pun merasakan kalau wajahku seolah memanas,
"Ndah.., apa kamu baik - baik saja?" kembali Nio bertanya sambil memandang lekat wajahku,
"I..iyah..., kenapa?" tanyaku gugup sedikit menundukkan wajahku ketika mendapati sedang di pandang dengan seksama.
"Wajahmu kayak udang rebus" jawab Nio sambil menahan tawa,
Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan rasa malu, tapi aku tetap berusaha menguasai diri agar tidak terlalu malu - maluin di depan Nio,
"Ehmmm.. Masa sih? alergi ku kumat kayaknya" jawabku asal, karena aku benar - benar tidak tau mau menjawab apa saat itu,
"Oh... gitu... ada alergi yah?" Tanya Nio lagi, dan Aku menjawab dengan anggukan kepala saja,
"Indah, kalau boleh tau kamu sekarang umur berapa?, kalau aku sekarang dua puluh satu tahun" ucap Nio,
"Ooh.... Berarti kita selisih empat tahun" jawabku,
"Apa kamu sudah tau, dengan apa yang aku sampaikan di Ayi?" tanya Nio,
"Ehmm kak Ayi, bilang kalo kamu mau kenalan sama aku, itu aja" jawabku, padahal bukan hanya itu yang di sampaikan oleh kak Ayi sama aku, tidak mungkinkan? aku menyampaikan dengan lengkap apa yang di sampaikan Kak Ayi kepadaku, bisa - bisa mukaku berubah warna seperti Hellboy sangking malunya,
"Besok ada acara nggak?" Nio bertanya dengan sangat tenang,
"Besok aku banyak kerjaan, aku free jam tujuh malam" jawabku jujur,
"Besok kita jalan - jalan yah., nanti aku pamit sama tante, aku yang minta ijin sama mama kamu," Aku sangat terkejut mendengar ajakan dari Nio,
"Emang mau kemana?" tanyaku penasaran,
"Aku mau ngajak kamu lihat pantai," sambung Nio,
"Malam - malam??" tanyaku penuh selidik,
"Kan romantis" sambung Nio sambil tersenyum, dan lagi - lagi aku salah tingkah melihat senyuman itu,
"Maaf...,aku kurang suka sesuatu yang berbau romantis saat ini" sambung ku, tiba - tiba aku teringat akan Mathew,
"Nanti kamu pasti suka..," Nio seakan tidak mau menerima apapun bentuk penolakan dariku,
"Hmmm..., kamu ijin aja sama mamaku, kalau mamaku ijinkan aku akan pergi" jawabku ke Nio,
"Yang aku ajak jalan - jalan kamu Ndah.., kalau kamu mau, baru aku ijin sama mamamu" Ucap Nio,
Bahasa itu cukup membuatku tersenyum simpul, "Baiklah.. besok jam tujuh malam" sahutku,
*
*
*
*
bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!