NovelToon NovelToon

AKU, DIRIMU & DIRINYA

* Departure 1, Awal mula

Hari ini dimulai Masa Orientasi Siswa (MOS) disebuah SMA Negeri di Kota Depok. Jam 6 pagi suasana sekolah udah rame dipadati siswa-siswi baru yang masih berseragam SMP sekolah asal. Ada ketentuan dari pihak OSIS yang menjadi salah satu panitia dalam MOS, bahwa pihak orang tua siswa hanya boleh mengantar anaknya hanya sampai radius 100 meter dari sekolah (2 pintu masuk sudah dijaga oleh kakak-kakak OSIS dan ada juga pos dengan jarak 100 meter dari sekolah agar memastikan anak tidak didampingi orang tuanya). Disekolah ini sejak lama tidak pernah meminta siswa baru untuk pakai atribut yang aneh-aneh dan nyeleneh, serta tidak membawa makanan/minuman yang ribet-ribet dengan segala clue nya. Para siswa-siswi baru hanya diminta membawa papan nama yg digantung dileher seukuran kertas A4 ketika sudah masuk di wilayah Sekolah, sebagai penduduk baru sekolah, pastinya perlu untuk diketahui identitas namanya dan asal sekolah.

Sekolah ini berbeda dari seluruh Sekolah Negeri yang lainnya, bagi pihak sekolah, MOS itu ga perlu diisi dengan hal-hal aneh ataupun kekerasan yang tidak ada hubungannya dengan mengenalkan lingkungan sekolah baru. Konsep senior dan junior pun tidak berlaku, yang ada malah kakak kelas harus bisa mengayomi adik kelasnya dan adik kelas bisa menghormati kakak kelasnya.

MOS akan diisi dengan materi yang mengedepankan tentang Imtaq (iman dan ketaqwaan) serta Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).

Pagi ini, Qais Syafiq Alfarizi, yang biasa dipanggil Syaf, diantar oleh mamanya menuju sekolah. Mobil diparkir agak jauh dari sekolah, setelah berpamitan sama Mamanya, segera ia melangkahkan kakinya menuju sekolah. Dengan ciri fisik tinggi badan 175 centimeter dan berat badan 65 kilogram, rambut lurus belah samping kiri, bentuk rahang yang persegi serta kulit sawo matang tentunya menjadi pusat perhatian sebagian besar siswa baru bahkan panitia OSIS. Syaf tampak macho jalan ditengah kerumunan siswa lainnya.

Disudut yang berbeda, Zahra Naabilatul Husna, panggilannya Zahra dan Fayyola Chayra Nadhifa, yang biasa dipanggil Key, mereka teman akrab sejak SMP, berdiri didekat gerbang sedang memasang papan nama dibagian dada.

Ada lagi seorang siswa, Haidar Ghaffar Susendra, Gafa sang cowo atletis dengan tinggi badan 178 centimeter dan berat badan 66 kilogram, walaupun atletis tapi punya wajah yang bisa dibilang kinyis-kinyis, dia sedang mengunci sepedanya ditempat parkir sepeda.

Riuh rendah suara siswa baru menuju lapangan buat upacara pembukaan MOS, maklumlah ada rasa excited ketika menjadi anak SMA, yang berarti mereka sudah makin beranjak dewasa. Karena belum ada pembagian kelas, semua berbaris rapi, tapi kebanyakan akan berkumpul sama teman masa SMP nya. Setelah upacara penyambutan, baru nanti pihak panitia dari OSIS akan membagi para siswa dalam beberapa kelompok.

Upacara penyambutan siswa baru dipimpin oleh Bapak Kepala Sekolah. Ucapan selamat datang dan mengenalkan sekolah secara singkat termasuk dalam salah satu pidatonya. Semua peserta upacara diam dan dengan seksama mendengarkan isi pidatonya.

Sudah jadi rahasia umum, kalo setiap penerimaan siswa baru, pastilah ada kakak kelas yang mulai mengincar adik kelas, biasanya yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng akan dipantau buat dijadikan gebetan.

Syaf dan Gafa menempati posisi teratas daftar cowo yg banyak diincar kakak kelas bahkan teman seangkatannya yang wanita. Wajahnya mereka tuh tampak cute-able diantara siswa lainnya.

Pembagian kelompok selama MOS itu 10 siswa ( 5 laki-laki dan 5 perempuan) per kelompok. Pihak OSIS mencoba untuk mengacak asal sekolah agar saling membaur satu sama lainnya, walaupun pasti ada yang satu sekolah asal. Panitia membacakan secara cepat dan siswa baru harus fokus mendengarkan nama mereka disebut.

Zahra, Key, Gafa dan Syaf berada dalam satu kelompok yang sama. Tiap-tiap kelompok akan mendapat tugas membuat paper tentang harapan dan rencana selama bersekolah di SMA ini, serta wajib menampilkan perfomance di akhir masa MOS. Pilihannya dibebaskan ke kelompok masing-masing, bisa nyanyi, dancing, nge-band, standup comedy, sulap atau hal lain yang sifatnya hiburan.

Sedari jam 6 pagi hingga jam 12 siang, para siswa baru akan diberikan pengayaan oleh para guru-guru yang telah dibagi. Selepas ishoma (istirahat, sholat dan makan), jam 1 siang para siswa akan dihandle oleh kakak-kakak OSIS. Secara berkelompok mereka saling berdiskusi untuk tugas-tugas dan tentunya saling mengenalkan diri antar anggota kelompok. Hari pertama MOS selesai jam 5 sore, seluruh siswa pulang dengan tertib. Zahra dan Key pulang naik angkot, sedangkan Syaf dijemput Mamanya ditempat tadi pagi dia diturunkan. Gafa mengendarai sepedanya.

Didalam angkot, Zahra dan Key berbincang seperti biasa, karena teman dekat dari SMP jadi udah saling paham.

"Ra...temen sekelompok kita most wanted bingits, ngerasa ga sih Lo.. hampir semua mata para ciwi-ciwi banyak yang jelalatan merhatiin kelompok kita" kata Key.

"Santuy aja Key, bisa jadi point plus buat kelompok kita kan"sahut Zahra.

"Gw mah malah jadi beban"ucap Key.

"Lah ngapain dibawa beban?" tanya Zahra bingung.

"Ya beban batinlah...kudu saingan ama cewe-cewe yang lebih keren dari kita ... hahaha.."canda Key.

"Hahaha.. pait banget ga sih Lo..udah sekelompok sama mereka, eh ga dipandang pula ... apek banget deh nasib Lo" timpal Zahra.

"Lo emang ga tertarik apa sama Syaf atau Gafa?" tanya Key penasaran. Zahra menggelengkan kepalanya.

"Wah bener-bener ga normal Lo" jawab Key sambil ketawa ngeledek.

Zahra termasuk murid biasa aja, malah bisa dibilang minim prestasi akademik dan non akademik, tapi dia orang yang gampang bergaul, catatannya rapih dan mampu berbicara didepan umum. Makanya ditiap organisasi yang diikutinya, dia sering menempati posisi sebagai sekretaris. Masuk ke SMA ini pun pakai jalur pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP). Berbeda dengan Key yang termasuk siswa pandai dibidang akademik terutama Bahasa Inggris, sering memenangkan lomba debat dalam Bahasa Inggris.

Didalam mobil, Syaf dan Mamanya berbincang. Syaf ini anak bungsu dari 3 bersaudara yang semuanya laki-laki. Kakak pertama Syaf adalah seorang Pilot dan kakak keduanya masih kuliah disalah satu perguruan tinggi negeri. Bisa dibilang ketiga anak Mama ini punya level kepandaian yang mumpuni.

"Gimana Syaf tadi disekolah?" tanya Mama sambil fokus nyetir.

"Alhamdulillah Ma, lancar" jawab Syaf.

"Akhirnya ya .. ketiga anak-anak Mama semua sekolah di SMA yang sama. Tapi dulu jaman kakak-kakakmu sekolah, Mama ga ribet, asalkan nilai Ujian Nasional tinggi ya pasti diterima. Kalo jaman kamu mah PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) nya pakai zonasi, Mama tuh harap-harap cemas, emang sih nilai kamu tinggi, tapi kan rumah kita di jalan Juanda yang lumayan jauh dari sekolah. Alhamdulillah nya kamu punya prestasi tahun kemarin juara olimpiade Kimia di Malaysia" celoteh Mama.

"Alhamdulillah" jawab Syaf.

"Kamu mah...kalo jawab singkat-singkat aja, kamu sakit?" ucap Mama.

"Ga..Syaf sehat kok...Oh ya Ma, boleh ga di SMA Syaf ikut OSIS atau eskul gitu?" tanya Syaf serius.

"Tumben kamu mau ikut" jawab Mama.

"Syaf butuh bergaul mah, selama ini cuma ngejar prestasi akademik aja, hasilnya emang sih banyak menang lomba akademik, tapi Syaf ga punya teman akrab .. ngiri kan liat abang-abang Syaf tuh temannya banyak, toh selama ini mereka bisa sejalan antara akademik dan pergaulan" alasan Syaf.

"Mama sih terserah kamu, asal bisa jaga diri dan bagi waktu aja... Mama tuh selalu membebaskan anak-anak asalkan bebas yang bertanggung jawab. Toh selama ini Mama minta kamu jangan hanya fokus pelajaran, perlu jg bersosialisasi buat penyeimbang"nasehat Mama.

"Makasih ya Ma, semoga Syaf bisa jaga kepercayaan Mama"kata Syaf dengan manisnya.

Mobil melaju memasuki rumah 2 tingkat bercat biru muda dan banyak terdapat kaca dibandingkan tembok, halaman yg cukup luas dan ada kolam renang kecil di samping rumah. Papanya Syaf itu adalah salah satu pemilik usaha property ternama di kota ini, Mamanya seorang dosen Ekonomi di sebuah Universitas Swasta. Rumah tersebut tidak terletak disebuah kompleks, tapi perkampungan biasa.

* Departure 2, Masa awal sekolah

Tak terasa hari ini adalah hari ketiga MOS diselenggarakan di sekolah tersebut, penutupan MOS akan dilaksanakan ba'da Ashar sampai menjelang Maghrib. Semua kelompok akan menampilkan performancenya masing-masing. Grup Syaf bikin konsep band. Syaf pegang keyboard yang sengaja dibawa dari rumah dan Gafa membawa gitarnya. Anggota kelompok lainnya menyanyi, pilihan lagunya adalah Sahabat Sejati milik Sheila on 7. Kelompok Syaf kebagian sebagai penutup acara, karena diharapkan penampilan ini bisa menjadi gongnya penutupan MOS. Semua takjub akan musikalitas Gafa dan Syaf, sedangkan para penyanyinya mah standard kearah hancur, banyak falsnya dibandingkan benernya. Tapi karena lagunya populer, maka semua siswa pun larut nyanyi bareng.

"Syaf......Gafa. ....we love you.." Teriakan para cewe-cewe dari segala penjuru sekolah. Tepukan tangan dan menyanyi bareng pun terdengar sepanjang lagu.

Ada rasa campur aduk didiri Syaf, inilah pertama kalinya dia tampil dimuka umum bermain musik. Sebelumnya dia hanya menampilkan kemampuan bermain keyboard hanya di tempat lesnya aja. Syaf memang dari keluarga yang suka musik, jadi hampir semua les musik. Kadang mereka jamming kalo lagi kumpul keluarga. Syaf merasa senang karena bisa berani keluar dari zona nyamannya, hanya ada yang membuat dia ga nyaman yaitu teriakan penonton yang bikin hampir buyar konsentrasinya.

Kelompok Syaf berkumpul dulu sebelum pulang setelah sholat maghrib.

"Mudah-mudahan walau kita nanti beda kelas, tetap saling sapa ya, kan tiga hari ini kita bersama terus. Kita saling memaafkan ya kalo kemarin saat diskusi ada yang ga diterima usulnya atau apapun itu" ujar Syaf ke teman-temannya.

"Iya sama-sama..." Jawab yang lainnya.

Mereka menuju gerbang bersama-sama. Gafa masih konsisten pulang pake sepeda kesayangannya, Syaf pun sudah dijemput kakak keduanya yg lagi libur kuliah.

Tinggallah Key Dan Zahra menunggu angkot. Rumah mereka saling berdekatan. Zahra tinggal di perkampungan belakang komplek tempat Key tinggal.

Zahra adalah anak pertama dari 2 bersaudara, adiknya Imam berusia 10 tahun, ibunya sudah meninggal saat melahirkan Imam. Ayahnya seorang buruh serabutan. Kalo ada proyek ikut jadi buruh bangunan ataupun dibagian listriknya, kalo lagi ga ada proyek, apapun beliau kerjakan. Mulai dari jadi driver ojol, diminta mengecat rumah orang, mengurus perpanjangan STNK dan surat-surat ke kelurahan atau kecamatan. Ayahnya Zahra emang serba bisa, selain karena orangnya mau belajar, tuntutan ekonomi membuat beliau harus bekerja keras. Alhamdulillahnya rumah yang ditempati adalah rumah warisan keluarga sehingga ga perlu membayar sewa kontrak, ga kebayang kalo harus kontrak rumah pasti akan kesulitan biayanya. Rumah sangat sederhana dengan lantai peluran semen belum berubin, dinding batako yg belum diplester, terdapat 2 kamar tidur berukuran kecil dan ruang tamu yang gabung jadi tempat nonton TV, dapur yg paroan sama kamar mandi. Walau kondisi seperti itu, rumahnya sangat rapih dan bersih, karena selain minim perabotan, penghuninya sangat resik dan apik.

Buat ongkos sekolah sehari-harinya, Zahra berjualan sosis bakar (rumahnya di gang yang ramai sama anak-anak dan ga jauh dari tempat pengajian kampung yang banyak anak-anak ngaji disana). Modalnya diambil dari warung Bu RT yang berjualan sembako dan frozen food. Jadi sistemnya, ambil barang hari ini dan dibayar keesokan harinya saat akan ambil barang lagi. Semua warga juga sangat peduli dengan keluarga ini, karena mereka semua sangat baik dan rajin membantu jika ada kegiatan apapun. Bu RT adalah salah satu orang yang sangat peduli dengan kehidupan keluarga Zahra, bahkan jika ada rejeki lebih, Zahra akan diberikan beras atau mie instan secara cuma-cuma. Dari berjualan sosis bakar, per harinya bisa untung sekitar 10 sampai 20 ribu. Ia selalu sisihkan 25% keuntungannya dikaleng bekas biskuit buat amal tiap Imam berangkat sholat Jum'at, 25% buat tabungan dan 50% buat ongkos sekolah. Zahra berpikir, jika dia ga bisa bantu perekonomian keluarga, paling ga dia mencoba meringankan beban bapaknya agar ga keluar buat ongkos sekolahnya.

Biasanya kalo pagi hari, Zahra berangkat kesekolah jalan kaki, sekitar 4 Kilometer jarak dari rumah ke sekolah. Itulah salah satu cara buat mengirit ongkos, jarak waktu tempuh biasanya sekitar 40 mnt jalan kaki, jadi jam 6 pagi, dia sudah harus berangkat ke Sekolah. Pulangnya baru naik angkot, karena harus nguber waktu jualan, kesorean sedikit nanti anak-anak pengajian keburu bubar. Dia sudah berjualan sejak kelas 1 SMP, sepanjang berjualan ga ada rasa malu dan mengeluh. Biasanya sambil berjualan, dia menyambi kerjaan seperti menyapu dan mengepel rumahnya. Imam, adiknya yang masih duduk di kelas 3 SD, hanya bisa bantu mencuci piring dan beberes rumah yang ringan aja.

Key itu sangat sayang sama Zahra, karena Zahra banyak mengubah dirinya untuk lebih mengenal agama. Key terlahir dari pasangan beda agama, Ayahnya Islam dan ibunya non muslim, Key dibebaskan untuk memilih agama yang manapun sama orang tua nya, selama dia yakin akan agama tersebut dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.

Key dan Zahra masih sekelas, sedangkan Gafa dan Syafiq sekelas juga tapi ga sama Key dan Zahra. Sudah sebulan ini masuk SMA, hubungan mereka berempat pun semakin dekat. Sejak MOS, mereka tetap saling berhubungan baik. Satu sama lain sangat melengkapi. Bahkan mereka menamakan geng nya dengan nama blue squad, karena tanpa sengaja tas mereka berwarna biru semua. Sebenarnya banyak yang heran, kenapa laki-laki sekeren Syaf dan Gafa bisa berteman sama Key dan Zahra yang ga terlalu istimewa. Orang mungkin bisa memaklumi kalo sama Key yang gape banget Bahasa Inggris nya, barang-barang yang dipakainya pun masih sebanding dengan yang dipakai Syaf dan Gafa. Mereka pake tas dengan merek yang terkenal dikalangan anak sekolah, jam tangannya pun khas anak-anak tajir disekolah, HP mereka pun keluaran terbaru. Sangat berbanding terbalik sama Zahra. Tampak sekali perbedaan Zahra diantara ketiga temannya. Tapi mereka komit buat cuek terhadap penilaian teman-teman sekolahnya. Bagi mereka, persahabatan itu adalah ketika kita merasa nyaman bersama orang lain tanpa bisa dijelaskan dengan kata-kata. Blue squad bisa dibilang geng yang cukup solid. Tau kondisi ekonomi Zahra yang kurang, ga jarang mereka membelikan makanan atau membawa bekal lebih yang akan diberikan ke Zahra. Setiap pagi mereka pasti saling nunggu dipintu gerbang, ngobrol sebentar buat omongin rencana kegiatan mereka hari ini. Jam istirahat dan ishoma pun mereka pasti ketemuan di taman depan Musholla sekolah. Pas pulang, Syaf dan Gafa menunggu Zahra dan Key naik angkot dulu baru mereka pulang.

* Departure 3, Bertemu

Jum'at ini sekolah libur karena guru-guru akan ada rapat di sekolah. Blue squad punya rencana akan nonton pertandingan basket piala Walikota antar SMA se Kota Depok. Gafa menjadi kapten timnya. Key dan Zahra setuju ikut nonton, tapi ga sampe sore. Kebetulan kakak Syafiq yang seorang Pilot, lagi pulang ke rumah karena jadwalnya off selama seminggu, sebelumnya dia dapat jadwal full 2 Minggu ke daerah Sumatera dan Kalimantan. Kakaknya ini sudah tinggal di rumahnya sendiri, tapi off kali ini dia ingin menghabiskan waktu di rumah orang tuanya.

Fawaz Shabir Arrahman, nama panggilannya Fawaz, tapi oleh adik2nya dia biasa dipanggil Bang Fawaz. Syaf meminta Fawaz untuk mengantarnya ke lapangan basket Kantor Walikota. Fawaz bersedia. Blue squad janjian di sekolah buat kumpul dulu. Gafa udah berangkat duluan bareng Tim Basket sekolah. Fawaz menunggu di mobil, Syaf yang turun dan menunggu dipagar sekolah. Setelah kumpul, Syaf, Key dan Zahra naik kedalam mobil. Fawaz ga banyak ngomong, cool sekali keliatannya, dia emang termasuk pendiam diantara 3 bersaudara. Penampilannya hari ini cukup casual, memakai kaos polo hijau army, bercelana jeans, topi dan kacamata hitamnya.

Karena jarak usia Fawaz dengan teman Syaf sekitar 10 tahun, jadi Fawaz ga paham obrolan mereka dengan istilah-istilah anak abege sekarang. Ditambah obrolan mereka masih obrolan receh ala anak SMA. Jadilah dia hanya menjadi pendengar yang baik aja. Sekarang usia Fawaz sudah 25 tahun, lulusan dari sekolah penerbangan di Inggris, bekerja sebagai copilot penerbangan domestik sebuah maskapai penerbangan terkenal di negara ini.

"Bang...ini teman2 Syaf..kenalin ini Key dan ini Zahra"Kata Syaf.

"Saya kakak tertuanya Syaf, panggil aja Abang Fawaz kaya Syaf manggil saya" ucap Fawaz sambil menyetir.

"Salam kenal ya Bang Fawaz" Zahra menjawab dengan sumehnya.

Fawaz melihat Zahra dari kaca depan tengah, agak kaget aja ada anak seusia adiknya yang menyapa dengan ramahnya. Biasanya teman adik-adiknya itu segan sama dia, karena saking diemnya kadang malah dibilang galak. Ditambah mukanya yang jarang senyum, jadilah kesannya tambah angker.

"Bang .. mau nunggu atau jemput aja disini kalo udah selesai?" Tanya Syaf

"Nunggu aja lah...sekalian mau nonton basket, kan udah lama ga nonton. Kalo yang perempuan ini pulangnya sehabis sholat Jum'at gapapa kan? Soalnya tanggung banget udah deket waktu sholat" papar Fawaz.

"Gapapa Bang.." Sahut Key langsung.

Pertandingan basket berjalan cukup alot, Tim Gafa hanya menang selisih 3 point aja dari lawan. Jam 11 siang, pertandingan udah selesai, yg laki-laki bersiap sholat Jum'at di Masjid Walikota. Sedangkan yang perempuan pergi ke perpustakaan di lingkungan kantor Walikota.

Setelah sholat jumat, Fawaz mengajak adik dan teman-temannya makan mie ayam bakso ga jauh dari kantor Walikota dan lumayan terkenal enak di kota ini.

Namanya juga anak SMA, dapat traktiran ya pasti aji mumpung. Gafa pun udah ikut bergabung dengan mereka.

"Pokoknya bebas, pesan apa aja yang kalian mau, asal syaratnya dihabiskan ya, jangan asal laper mata" tawar Fawaz. "Bener nih Bang?" Gafa antusias.

"Ya...kamu tuh yang abis tanding, makan yang banyak buat ganti energi yang tadi" jawab Fawaz.

Yang laki-laki memesan mie ayam bakso komplit, baksonya pun bakso telur yang lumayan gede. Kalo yang perempuan hanya pesan bakso aja. Untuk minuman mereka memilih jus yang berbeda-beda.

"Kalian berteman dari SMP?" Tanya Fawaz lagi.

"Ga Bang, baru kenal pas SMA ini" jawab Syaf sambil menyeruput jusnya.

"Tapi keliatannya akrab banget" puji Fawaz.

"Karena kami ini saling melengkapi, sama-sama punya prinsip kalo berteman ga boleh kepo satu sama lain, kecuali dia sendiri yg mau cerita. Berteman kan juga harus menjaga area privasi masing-masing"jelas Syaf.

"Baguslah kalo gitu...Abang mau kasih sedikit nasehat nih, kalian kan berlawanan jenis, harus bisa saling menjaga diri dan tolong jaga batasan ya, ga boleh pergi berduaan dengan lawan jenis. Kalo berempat gini bolehlah tapi tetep bisa jaga diri ya" saran Fawaz.

"Insya Allah Bang" ucap mereka berempat kompak menjawab.

"Bang..jadi pilot enak dong ya bisa keliling-keliling Indonesia" Tanya Gafa antusias.

"Alhamdulillah.. emang dari dulu Abang punya mimpi bisa keliling dunia. Makanya mau jadi Pilot, sekarang baru jadi copilot domestik dulu, ya dinikmati aja sambil ngumpulin jam terbang. Semoga nanti dapat offering yang lebih baik kedepannya, syukur-syukur bisa kerja di airline luar negeri"jelas Fawaz.

"Abang katanya lulusan SMA kita juga ya?" tanya Key.

"Iyaa..7 tahun yang lalu lulus .. kalian masih SD kayanya ... hehehe tua juga ya ternyata Abang" Sahut Fawaz sambil tersenyum.

Perbincangan berlanjut, tapi lebih kepada menanyakan bagaimana Fawaz bisa sekolah di Luar Negeri. Setelah makan, mereka diantar ke rumah masing-masing oleh Fawaz. Tapi Zahra turun dirumahnya Key. Setelah semua temannya Syaf turun, Fawaz melajukan mobilnya menuju rumah.

Balik ke rumah, Fawaz kaget karena ada tamu wanita yg sangat ia kenal sedang berbincang sama Mama diruang tengah.

"Assalamualaikum.."sapa Fawaz sambil membuka topi dan kacamata hitamnya.

"Waalaikumussalam.." jawab Mama. Fawaz dan Syaf mencium tangan Mama. Syaf lanjut menuju kamarnya.

"Fawaz... lama ga ketemu...tambah ganteng aja.." cerocos Sarah, wanita cantik yang sangat dikenalnya.

"Dari dulu kali udah ganteng" jawab Fawaz cuek sambil duduk disebelah Mama tepat dihadapan Sarah.

"Sarah baru pulang dari Aussie... sekarang udah jadi arsitek" cerita Mama.

"Kenapa ga kerja disana aja..kan enak gajinya gede disana" kata Fawaz sinis.

"Papi minta aku pulang Waz...disuruh nikah .. kan udah 25 tahun, ya namanya orang tua, cemas kalo anak perempuannya belum nikah sedangkan anak teman-temannya udah nikah" papar Sarah sambil tersenyum.

"Ohhh... udah ada calonnya sekarang? kapan?"tanya Fawaz datar.

"Udah donggg.. Makanya aku balik kesini" jawab Sarah bahagia.

"Congratz ya..."kata Fawaz sambil berdiri, dia mau masuk ke kamarnya.

"Kok malah ngucapin selamat sih Waz ... kan calonnya kamu"ujar Sarah.

"HAHHHH...ga salah denger?" Fawaz kaget sambil membalikkan tubuhnya menghadap Sarah.

"Mama dan Tante Tuti mau deketin kalian lagi Waz, ga ada salahnya kalian mencoba lagi, toh kalian sama-sama sendiri sekarang, kayanya habis kalian break, kamu belum ada penggantinya Sarah. Sarah juga cerita ke Mama kalo dia belum ada pengganti kamu"papar Mama.

"Waz ke kamar dulu Ma...belum sholat Ashar" pamit Fawaz yang malas membahas hal ini sama Mama dan Sarah.

Di kamar Fawaz, selepas sholat, Fawaz merebahkan tubuhnya ke ranjang. Pikirannya flashback ke 5 tahun yang lalu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!