NovelToon NovelToon

Pengantin Pengganti Tersakiti

01- Nari Lestari

Nari Lestari Pov

Namaku Nari Lestari, aku adalah gadis yatim piatu, orangtua ku meninggal saat umurku menginjak 11 tahun. Saat itu aku masih kelas 6 SD, karena aku yang tidak mempunyai keluarga lagi diajak oleh ibu Lida untuk tinggal bersama di panti asuhan 'Cinta Kasih' tetapi harus ikut ke Jakarta karena panti asuhannya pindah kesana. Aku merasa bimbang untuk menerimanya dan meninggalkan rumah peninggalan orangtua ku.

Ibu Lida menyakinkan ku kalau rumah peninggalan orangtuaku tidak apa-apa jika ditinggal. Dan menyuruhku agar menitipkan satu kunci rumah kepada tetangga yang akrab dengan orantuaku, meminta tolong jika berkenan membantu sesekali dibersihkan rumah ku.

Sekarang aku sudah berumur 22 tahun dan setelah lulus SMA aku tidak melanjutkan untuk kuliah tetapi lebih memilih mencari kerja membantu perekonomian ibu panti, mana mungkin ia hanya diam saja tidak melakukan apapun yang bisa membantu.

Aku bersyukur tinggal dipanti asuhan dan memiliki keluarga, tidak sendirian, tidak kesepian. Tapi sekarang dipanti hanya tinggal aku, kak Denara, ibu Lida dan adik-adik lainnya. Dan 10 orang lainnya sudah berkeluarga semua.

Tetapi mereka yang sudah berkeluarga juga tidak pernah melupakan kami dan mengirimkan uang sesekali ke panti asuhan. Walaupun tidak banyak tapi sudah membuat kami yang tinggal dipanti merasa bersyukur.

Pagi ini aku terbangun, lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, karena hari ini entah kenapa toko kue tutup sampe minggu depan. Menjadikan aku pengangguran dirumah, tapi tidak membuatku kehilangan ide.

Aku pun keluar dari kamar menuju kebun belakang untuk bercocok tanam. Saat sudah diluar ibu Lida memanggilku.

"Nari!."

"Iya bu, kenapa?."tanyaku

"Mau kemana nak, dan itu apa yang kamu bawa."ibu Lida bertanya apa yang aku bawa ditanganku.

"Ini bu, bibit tanaman. Nari mau bercocok tanam, mumpung libur sampe minggu depan daripada nari cuman diam aja jadinya bosan bu."jawabku dan ibu Lida mengangguk.

"Mau ibu bantu?."

"Gausah bu, nari sendiri aja. Mendingan ibu istirahat aja dikamar."

"Oh, iya nak. Ini surat undangan buat kamu."ibu Lida menyerahkan surat undangan padaku.

Sebelum membaca namanya aku bertanya dulu."Siapa yang ngasih bu?."tanyaku.

Ibu Lida menggeleng yang berarti tidak tahu."Itu tadi ibu nemuin di pintu luar, jadinya ibu ambil aja. Pas diliat tulisan buat kamu."

Akupun mengangguk saja, dan membuka surat undangan itu dan ternyata undangan pernikahan teman semasa SMA ku yaitu Angelina Wijaya yang akan menikah sore nanti. Tidak menyangka akhirnya teman ku itu masih mengingatku.

Saat SMA tidak ada yang mau berteman denganku dan duduk bersamaku. Tapi saat ada anak baru yang menurut ku sangat cantik bernama Angelina  mengajakku berteman dan  duduk bersamaku. Aku menjadi sangat senang karena masih ada yang menganggapku disekolahan dan mau berteman denganku.

"Nak apa isi undangannya?."tanya ibu Lida yang juga penasaran dengan surat undangan yang ku pegang.

"Ini bu teman SMA nari mau nikah, nanti sore dan dia mengundang nari untuk datang. Menurut ibu nari harus datang atau tidak?."

"Ya harus datanglah nak, masa sudah diundang tidak datang kan kasian orang yang ngasih surat undangannya udah jauh-jauh kesini."

Yang diucapkan ibu Lida memanglah benar, tetapi aku bingung datang ke pesta pernikahan memakai baju apa, aku saja tidak memiliki gaun ataupun baju yang cocok untuk ke pesta.

"Tapi bu, nari gaada baju bagus buat ke pesta."ucapku.

"Tenang nari, kakak ada baju kok buat kamu. Cocok untuk ke pesta."Kak Dena menyahut ucapanku.

"Benaran kak, nari boleh pinjam nih?."tanyaku memastikan sekali lagi yang diucapkan kak Dena.

"Iya dong nari sayang, apa sih yang ga boleh buat kamu."ucapan kak Dena membuat kami terkekeh.

Setelah itu aku pamit kepada kak Dena dan ibu Lida untuk kebelakang melanjutkan yang tertunda karena surat undangan tadi, yang ingin kulakukan.

...****...

Bersambung. . .

Follow juga ya!!

Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.

Terimakasih💓

02- Argian Satria Bramantio

Argian Satria Bramantio Pov

Namaku Argian Satria Bramantio, usiaku menginjak 27 tahun. Aku sudah menjadi Ceo diperusahaan 'Bramantio' saat usiaku masih terbilang muda. Bramantio adalah nama opa ku

yang sudah meninggal sejak aku masih kecil. Perusahaan 'Bramantio' dibangun atas jerih payah opaku dan dilanjutkan anaknya yaitu papaku dan sekarang akulah yang menjadi pewaris dari kekayaan Bramantio.

Semua orang yang melihat sikapku akan menyebutku pria dingin, datar, cuek, arogan. Tapi itu sebenarnya hanya untuk orang-orang tertentu saja.

Seminggu yang lalu kedua orangtuaku dan omaku membicarakan tentang perjodohanku dengan salah satu rekan bisnis papaku. Aku bersikeras menolak perjodohan itu karena aku masih menunggu seseorang yang aku cintai dimasalalu. Tetap oma mengacamku akan menghapus namaku dari pewaris kekayaan jika aku menolak perjodohan itu.

Tidak ada pilihan lain, aku dengan sangat terpaksa menerima perjodohan itu. Tetapi setelah seminggu mengatakan itu, mereka tidak pernah mengajakku untuk bertemu dengan calon istriku, melainkan mereka tiba-tiba memberitahuku. Jika pernikahanku akan diadakan besok di ballroom Grand BM Hotel mewah, milik keluargaku.

Ingin marah tetapi tidak bisa, karena oma selalu mengacam...

"Cucu oma sini."panggil omaku dan aku segera menghampiri, duduk disebelahnya.

"Kenapa oma?."tanyaku lembut.

"Sebentar lagi kamu akan menikah, oma minta jadilah imam dan suami yang baik untuk istrimu. Jangan pernah menyakitinya, ingatlah kamu mempunyai oma, mama, adik dan kami adalah perempuan. Maka jika kamu menyakitinya sama saja dengan menyakiti kami."nasehat omaku. Membuatku hanya bisa mengangguk saja, karena untuk itu aku tidak akan pernah bisa berjanji tidak menyakitinya.

"Kak Argi sebentar lagi menikah."ucap adikku menghampiri dan duduk disebelahku dengan memeluk erat tubuhnya.

"Kamu ya manja banget."ucapku membalas pelukan adikku.

"Gea kurang-kurangi manja kamu, karena sebentar lagi Argi akan menikah, jadi tidak bisa memanjakanmu lagi."ucapan omaku membuat Argea adikku cemberut.

"Tuh dengarin kata oma, ga boleh manja."ledeku dan membuat adikku Argea semakin cemberut.

"Sini sayang gausah cemberut gitu, kalau kamu ga bisa manja-manjaan lagi sama kakak mu. Kamu masih bisa manja-manjaan sama papa."seru papaku, seketika membuat wajah adikku menjadi ceria, lalu berdiri berpindah duduk dekat papa.

Dan kami semua yang melihat itu tertawa bahagia. Memang keluargaku sangatlah harmonis dan tidak ada pertengkaran sama sekali yang mengacaukan. Paling aku hanya bertengkar dengan adikku Argea yang selalu minta ditemani belanja.

Aku yang selalu tidak mau jika diajak belanja, karena para perempuan jika sudah shopping akan sangat memakan waktu yang lama.

"Oh, iya Argi sesudah kamu menikah akan cuti selama seminggu untuk honeymoon dan papa yang akan mengantikan mu selama cuti."putus papaku membuatku kaget.

"Kenapa Argi harus cuti sih, kan honeymoon nya bisa nanti saja."balasku.

"Tidak ada nanti-nanti Argi, oma mau punya cicit. Jadi jangan menunda-nunda untuk memiliki anak."sahut omaku.

"Tapi oma-..."

"Jangan membantah oma mu Argi."tegas papaku.

Akupun hanya bisa pasrah, dan tidak bisa lagi berkata-kata. Akhirnya hanya bisa menerimanya saja. Tapi lihat nanti apa yang akan kulakukan, aku tidak akan menyentuhnya biarlah aku berdosa tidak memenuhi kewajibanku sebagai suami.

Karena aku sama sekali tidak bisa melakukannya tanpa cinta. Aku hanya mencintai satu orang saja yang menjadi masalaluku. Orang itu sangatlah spesial dihatiku dan kehidupanku. Rasanya aku tidak bisa berhenti mencintainya dan menunggunya kembali padaku.

...****...

Bersambung. . .

Follow juga ya!!

Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.

Terimakasih💓

03. Menjadi pengantin pengganti

Hari ini adalah dimana pernikahan Argian Satria Bramantio dan Angelina Wijaya. Mereka melangsungkan pernikahan di Grand BM Hotel mewah milik Bramantio sendiri.

Di kediaman Bramantio seorang pria yang berada didalam kamarnya masih bersiap-siap. Pria itu adalah Argian yang masih berdiri didepan cermin dengan memantulkan seluruh tubuhnya.

"Tidak, aku tidak bisa membuat omaku kecewa. Aku harus terima dan siap untuk ini."kata Argian.

Tok. Tok. Tok.

Argian yang mendengar pintu diketuk pun pergi untuk membukanya. Dan didepan pintu Felly mamanya sudah berdiri.

"Ada apa ma?."tanya Argian.

"Sudah siap anak mama yang tampan ini."ujar mama Felly tersenyum melihat wajah tampan putranya.

"Sebentar lagi ma, ma sebenarnya Argian ga bisa menikahi wanita itu. Argian ga mencintainya."Argian memberanikan diri mengukapkan ketidakmauannya.

Felly menarik putra masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya."Mama mengerti Argi kamu masih mencintai Gina kan."ujarnya.

Argian mengangguk."Iya ma, Argi mencintai Gina dan masih menunggunya."

"Kenapa kamu masih mencintai wanita yang telah meninggalkan mu nak."tukas Felly.

"Karena Argi gatau ma, hati ini cuman milik Gina."

"Tapi sayang, kamu gamau kan mengecewakan oma kamu."

Argian menggeleng."Iya ma."

"Yasudah, kalau udah siap. Cepetan turun ya, kita tinggal berangkat aja lagi."setelah memberitahukan itu kepada putranya, Felly segera turun ke bawah dulu.

Setekah Felly mamanya hilang dari balik pintu, Argian kembali menghadap cermin.

"Ingat Argi kamu harus bisa."ucap Argia berbicara sendiri.

Lalu ia bergegas turun kebawah dengan menuruni tangga. Sampai dibawah ia melihat keluarga sudah siap semua.

"Sudah siap?."tanya Farhan menepuk bahu putra kesayangannya.

Argian menjawab dengan mengangguk saja. Ingin rasanya memberitahu semua keluarganya kalau dia tidak ingin menikah dengan wanita bernama Angelina itu. Tapi mana bisa mengutarakan itu, bisa-bisa oma jatuh sakit setelah itu namanya dicoret dari daftar keluarga.

"Farhan kita berangkat sekarang."ucap oma Ayu.

"Surian!."seru Farhan memanggil supir pribadi keluarganya.

"Iya tuan."Surian mengahampiri tuan Farhan.

"Kita berangkat sekarang. Mobil sudah siap?."Farhan bertanya ke Surian.

"Sudah tuan."jawab Surian

Mereka semua masuk kedalam mobil dan langsung berangkat menuju ketempat yang akan dilangsungkan pernikahannya.

.

.

.

.

.

Mobil yang membawa mereka pun sampai di sebuah halaman Grand BM Hotel mewah, mereka yang berada di dalam segera turun.

Argian digandeng adiknya Argea memasuki ballroom hotel mewah tersebut. Argian sudah duduk di meja penghulu disana juga sudah ada Wijaya ayah dari Angelina wanita yang akan ia nikahi.

"Dimana pengantin wanitanya?."tanya pak penghulu.

Semua yang duduk di dekat meja penghulu terdiam, tidak ada yang bisa menjawabnya. Farhan menatap besanya yang berhadapan dengan putranya.

Wijaya yang merasa ditatap pun angkat bicara."Sebentar pak penghulu."ucapnya lalu bangkit mencari isteri dan anaknya ke sebuah ruangan.

Sampai diruangan itu Wijaya melihat disana  Wanda istri menangis, entah apa yang terjadi.

"Ma ada apa. Kenapa mama menangis.."ujar Wijaya duduk didekat istrinya.

"Baca ini pa."Winda memberikan surat ke suminya.

Wijaya membaca surat tersebut....

Ma pa, Angelina ga bisa menikah dengan pria yang tidak angel cintai...

Maafkan Angel ma pa...

Angel sudah membuat papa mama harus menanggung malu.

Angel benar-benar tidak bisa melanjutkan pernikahan ini karena angel mencintai pria lain...

Ada satu hal, tolong minta teman angel, Nari Lestari buat dia menjadi pengantin pengganti untuk menggantikan angel. Dia pasti datang ke pernikahan itu. Fotonya sudah angel taruh diatas meja nakas.

Wijaya meremas surat yang ia pegang dengan kuat, wajahnya memerah menahan marah. Putrinya benar-benar membuatnya menangung semua ini.

Wijaya mengeluarkan ponselnya di saku jas, ia pun menghubungi anak buahnya.

"... ... ..."Hallo bos."

"Cari gadis bernama Nari Lestari, saya akan mengirimkan fotonya, setelah itu bawa di diruangan rias. Saya beri kalian waktu 15 menit, jika tidak dapat nyawa kalian taruhannya."

Tutt! Sambungan telepon diputuskan sepihak oleh wijaya...

"Mama tenang, papa akan kebawah membicarakan ini dengan pak Farhan."Setelang menenangkan istrinya, Wijaya langsung ke bawah untuk memberitahu ini.

"Kemana putrimu Wijaya, kenapa belum turun juga.."ujar oma Ayu bertanya.

"Tante, saya ingin memberitahu sesuatu."Wijaya pun melangkah kakinya menuju keruangan yang sepi dengan diikuti keluarga Bramantio.

"Apa yang ingin kamu beritahu Wijaya."ucap Farhan tidak ingin berbasa basi.

"Maafkan saya pak Farhan, putri saya sebenarnya kabur dan tidak ingin melanjutkan pernikahan ini. Karena putri saya mencintai pria lain."Wijaya memberanikan diri menjelaskannya.

"Apa kamu bilang, putri mu kabur. Bagaimana bisa Wijaya, kamu sendirikan yang bilang bahwa Angelina sudah menerima perjdohan ini."Farhan mengurut dahinya, pusing memikirkan ini.

Sedangkan Argian tersenyum bahagia, ia merasa keberuntungan datang kepadanya. Tidak perlu membuat kecewa keluarganya dengan menolak pernikahan ini, calon istrinya sendiri sudah kabur dan lebih memilih pria lain.

"Lalu siapa yang akan menggantikan putrimu, menikah dengab cucu saya.."ucap oma Ayu.

Mendengar ucapan omanya, seketika kebahagian yang dirasakan Argian luntur.

"Temannya Angelina, tante. yang akan menggantikannya."

"Ma-..." "Oma-..." ucap Farhan dan Argian berbarengan.

"Tidak kamu harus menikah hari ini juga Argian, oma tidak perduli kamu tidak jadi menikah dengan Angelina. Oma tidak mau membatalkan pernikahan ini."tegas oma Ayu. Membuat Farhan dan Argian hanya bisa menerimanya.

"Siapa nama teman putri mu wijaya?."tanya Farhan.

"Namanya sudah ada diatas meja penghulu.

.

.

.

.

.

Ditempat lain.

Nari bersiap-bersiap menuju tempat diadakannya pernikahan temannya berlangsung. Sebelum berangkat ia sudah pamit ke ibu Lida dan kak Denaya.

Taksi yang dinaikin Nari sampai di sebuah halaman Hotel sangat mewah. Mobil-mobil mewah terparkir berderet di sana.

Turun dari taksi Nari masuk ke dalam menuju ballroom hotel. Belum sampai Nari sudah dicegat dengan dua orang berbaju hitam.

"Ada apa ya pak?."tanya Nari.

"Apa anda yang bernama Nari Lestari."tanya balik kedua anak buah Wijaya.

Nari mengangguk."Iya saya Nari."

"Ikutlah dengan kami, nona Angelina ingin bertemu dengan anda."

Nari yang begitu percaya saja, mengikuti kedua anak buah Wijaya yang akan membawanya menemui Angel. Ia masuk ke dalam ruangan yang seperti ruang rias pengantin. Tapi Nari sama sekali tidak melihat adanya Angel diruangan tersebut.

"Mari duduklah, saya akan merias kamu."ucap perias.

Lagi-lagi Nari menurut saja, setelah selesai meriasnya ia disuruh menggantikan baju dengan kebaya putih. Selesai mengganti, terdengar suara orang membuka handle pintu.

Orang itu masuk dan membuat Nari terkejut dengan kehadiran mama Angelina, yaitu tante Wanda orang yang tidak pernah suka jika Angel berteman dengannya.

"Tante Wanda."ujar Nari.

"Ikut saya."Wanda menggandeng tangan Nari membawa ke bawah.

"Tan, dimana Angel dan kenapa saya di suruh memakai baju kebaya ini."ujar Nari yang bingung dengan semua ini.

"Diamlah, tidak usah banyak bertanya."

Nari terdiam, setelah Wanda menyuruhnya untuk tidak banyak bertanya.

Ditengah-tengah tangga Nari dibuat terkejut dengan nama yang diucapakan pria yang seharusnya menikah dengan sahabatanya, malah menyebutkan namannya dengan berjabatan tangan dengan penghulu dihadapannya.

Argian menarik nafasnya dalam-dalam sebelum menjabat tangan penghulu menyebutkan nama perempuan yang sudah tertera dikertas berada diatas meja.

Bismillahirahmanirahim...

"Saya terima nikah dan kawinnya, Nari Lestari binti almarhum Hartono dengan mas kawin tersebut tunai."

"Bagaimana para saksi, sah?."

"Sah!"jawab semua serempak, bukannya tersenyum Argian hanya bisa menghela nafasnya.

.

.

.

Bersambung. . .

Follow juga ya!!

Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.

Terimakasih💓

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!