Sekarang aku sedang berada di depan sebuah universitas yang ingin aku masuki, yaitu universitas A, Dimana seseorang yang sudah aku kagumi selama 3 tahun ini berada, aku juga ingin masuk jurusan yang sama dengannya, yaitu kedokteran, bukan karena aku ingin menyamakan nya dengan jurusan yang ia minati.., tapi itu adalah jurusan yang sama-sama kita minati. Jika kalian mengira kami saling kenal, itu juga salah, Karena dia tidak mengenaliku sama sekali, aku hanya menjadi pengagum rahasia dalam cerita hidupnya, aku tahu segala hal tentangnya, tapi tidak dengan dia.
aku juga bukan orang yang menyedihkan, karena aku bahagia ketika melihat orang lain bahagia, dan beruntungnya, dia sampai sekarang pun belum punya seseorang yang ia kagumi.
Ahha.. Jujur saja, Aku bukanlah seorang wanita pemberani seperti mereka, yang terang-terangan nembak kak Riki di depannya langsung. Ya ! nama laki-laki itu adalah kak Riki, lebih tepatnya RIKI CANDRA EVENDI, keluarga dari Evendi, pemilik perusahaan yang bergerak di bidang furniture, yang terkenal di indonesia. Ia adalah seorang anak tunggal yang memiliki kepribadian menawan, ramah, cerdas, tampan dan baik hati.
Haih, wanita mana yang tak ingin dekat dengannya. Tapi sangat di sayangkan, ia tak ingin berteman dengan seorang wanita mana pun, kecuali bundanya.
Oh iya. Aku belum ngenalin diriku sepenuhnya. Aku anak terakhir dari 2 saudara, abangku bernama Afin, dia sudah berkeluarga sekarang, dan memiliki seorang putra imut berumur 2 tahun. Ia bekerja di perusahaan Evendi sebagai tangan kanan pak Evendi.Ayahku bernama Riyadi dan ibuku Ayni, ayahku bekerja di RS miliknya sendiri.
namaku Arsy,tahun ini aku baru Lulus dari SMK Swasta. tepatnya di sebuah Pon-Pes As-Syauq yang tepat berada di samping rumah kami, Ayahku bersahabat dengan pemilik pondok tersebut.
Ceritaku pun di mulai
Ku lihat tepat di depanku, di sebuah koridor Kampus, terlintas sosok yang begitu ku kagumi. ia membawa sebuah buku di tangannya, rambut rapi, gagah, tampan, kulit putih,dan tingginya pas di pandang, serasa guguran daun merah ikut memperindah ketampanannya. Tiba-tiba ia menoleh ke arah ku yang sedari tadi membayangkan dewa yunani sedang melintas, terlihat ia berjalan perlahan ke arahku dan menyapa,
“ hai.. Ada yang bisa saya bantu ??” sapanya.
“ ah iya , kakak terlihat tampan” jawabku santai , karena ini adalah hayalanku. jadi sebuah kebebasan untukku menjawab apapun itu.
“benarkah ??” imbuhnya lagi dengan ujung telinga yang tampak memerah.
Tak lama kemudian datanglah seorang laki-laki yang seumuran dengannya.
“ hai rik ! “ sapanya sembari menepuk bahu riki.
Akupun tersontak,
“ astaghfiruLLAH.. jadi ini nyata ??” batinku.
“ ekhem.. Ciye tumben riki deket sama cewek” godanya.
“ apa sih bar ? “ jawab Riki malu-malu.
“ oh heii.. Matahari terbit dari mana nih hari ini ?? Kayaknya seorang Riki tersipu malu.
Aku yang mendengar hal itu di tambah mengingat kata kata ku yang nyata terdengar di telinganya. Malah membuat hatiku semakin berdegup kencang dan malu. Yups , saat ini aku hanya terfikirkan untuk segera lari dari sini.
“ eh hei Arsy ! “ panggil riki.
Aku terkejut mendengarnya, Ahhh.... dia mengenali namaku ?
Oh apakah hari ini hari beruntungku ??
sedangkan Riki masih terlihat mematung disana,
“ gih buruan di kejar “ saran Bara padanya.
“ aih.. Kalau keadaannya sudah seperti ini, bagaimana aku akan mengejarnya Bar ?, nanti dia akan tambah malu jika aku menyusul, Apakah dia marah denganku ya ?? “ tanya riki.
“Untuk memastikannya, mending kamu yang langsung tanya sama dia ?” saran Bara.
“Caranya gimana Bar ? , Aku baru kali ini menyapanya dan untuk pertama kalinya, malah dia marah sama aku ??” keluh Riki.
“Belum tentu benar, jika belum di pastikan Rik” ucap Bara memberi penjelasannya.
“Tapi dia bukanlah wanita yang mudah didekati oleh pria, apalagi orang tuanya memiliki ajaran agama yang kuat Bar” jelas Riki memberi pengertian pada temannya.
“Hei.. Hei.. Dimana Riki yang seorang laki laki tangguh, tampan dan terkenal ini ? Ayolah.. Belum di coba siapa yang tau jawabannya ??” seru Bara.
“Baiklah” jawab riki singkat,tak ada salahnya jika ia mencoba,jika tak ia coba mendekatinya,bagaimana Dia bisa tau jawabannya ??.
Arsy kini berada di depan sebuah ruangan,
'Oh , ternyata dia kenal dengan namaku ?. ah ,jantungku kenpa tak mau berhenti meronta?? Apakah sekarang musim panas ? Kenapa hawa disini begitu panas ?' batin Arsy yang terus memegangi pipinya dengan kedua tangannya.
Seorang lelaki separuh baya menyadari kehadiran seseorang di balik pintunya dan membuka pintu itu, “maaf nona ada yang bisa kami bantu ??” Tanyanya.
Arsy pun tersadar dari lamunannya,
“Kalau Saya boleh tau, ruangan Sekretariatnya dimana ya pak ??” tanya Arsy.
“Apakah anda calon mahasiswa baru disini ??” Tanyanya memastikan.
“ benar pak “ jawab Arsy mantab.
“Ok, anda bisa masuk ke ruangan saya” ucap lelaki itu.
“Baik pak, terimakasih” jawab arsy.
Arsy pun menyelesaikan pendaftarannya, Ia memiilih jurusan medis perodi kedokteran dan angkatan keperawatan,jika ia tak lulus di bidang Kedokteran,setidaknya dia bisa masuk di jurusan Akper.
“Ok baiklah, untuk diingat ya arsy, bahwasanya besok adalah ujian psikotes, Harap anda hadir tepat waktu “ jelas lelaki itu memberi penjelasan pada Arsy.
“Baik pak, Terimakasih atas informasinya” ucap Arsy.
Arsy berjalan keluar dan berniat untuk berjalan mengelilingi gedung kampus,ia ingin mengetahui lebih detil letak Ruangan yang ada di kampusnya.
Tak disangka saat itu Riki tidak sengaja melihat Arsy yang baru saja keluar dari ruang sekretariat dan ia mencoba menyapanya,
“hai arsy” sapa riki dari kejauhan.
“sepertinya ini suara riki” batin arsy.
“ oh jangan sekarang, jantungku baru saja beristirahat” batin arsy lagi.
Lambat laun langkah kaki riki terhenti tepat berada di belakang arsy.
Arsy menoleh ke arah belakang, ' ini terlalu dekat ' batin arsy mengimbangi detak jantungnya yang mulai tak beraturan.
“ hai.. Mau kemana?” tanya Riki yang juga berusaha menyembunyikan rasa malunya.
“mau keliling kampus sebentar, sebelum pulang kak” jawab arsy kikuk.
“boleh kakak temani ?” tawar Riki memberanikan diri.
“ hah ! Eh.. Boleh .. Boleh.. “ jawab arsy semangat.
' ahha.. Ternyata kamu lucu juga ya ' batin riki sembari tersenyum melihat gelagat arsy,tak terasa rasa canggung di antara mereka mulai tak terlihat lagi,mereka mulai sedikit merasa nyaman.
“ yuk, biar saya temani keliling kampus“ ajak Riki.
Arsy menjawab dengan anggukan dan senyum manisnya.
“ mm.. Untuk yang tadi maaf ya Syi, temen aku memang seperti itu orangnya“ kata riki membuka percakapan,dia berusaha memberi pengertian pada Arsy.
“ahhh... Yang tadi,... gak papa kok, sebenarnya aku yang salah, belum selesai berbicara , malah di tinggal pergi begitu saja” tutur arsy jujur.
“ oh iya, nanti malam kamu ada di rumah nggak ??” tanya Riki.
“insyaALLAH, di rumah kak” jawab Arsy.
“yes !!! “ sahut riki spontan.
“kenapa kak ?” tanya Arsy heran.
“ tidak apa,hanya merasa senang, soalnya nanti malam aku akan berkunjung kerumah kamu” kata Riki.
Arsy tersipu mendengar pernyataan Riki yang menurutnya sangatlah tiba-tiba.
“Akhirnya aku punya kesempatan juga untuk mengungkapkan perasaanku selama 3 tahun ini” batin Riki sembari memandang lembut ke arah arsy.
Mereka pun asyik berbincang soal kampus yang akan arsy masuki,dan tak terasa waktu sudah menjelang siang.
“ sebelum pulang, bagaimana jika kita makan terlebih dulu di kantin yang tak jauh dari sini” ajak Riki.
“mm.. Boleh “ jawab arsy singkat, tapi rasa senangnya bak bunga mekar yang siapa saja melihat, pasti akan tau gelagatnya.
Sesampainya di depan kantin,
“Drrt..drtt..drtt..”(suara ponsel arsy bergetar)
“ kak tunggu sebentar ya, ayah menelpon” pamit Arsy.
“ iya, tidak apa , santai saja kalau dengan kakak ”jawab Riki lembut.
Arsy berbalik dan mengangkat telponnya,
“assalamualaikum yah “ salam Arsy.
“waalaikum salam nak, lagi dimana sekarang ?” tanya ayah Arsy.
“masih di kampus yah” jawab Arsy singkat.
“sudah selesai mendaftarnya ??” tanya ayahnya lagi.
“ sudah, ada apa ayah ?” tanya Arsy penasaran,ada apa ayahnya siang-siang begini menelponnya ?.
“ hhha.. tidak ada apa-apa nak, tadi anaknya temen ayah ke kampus A, Arsy bertemu dengan dia tidak ??” tanya pak Riyadi memastikan.
'siapa yang ayah maksud ??, mungkinkah kak Riki, tapi ayahnya kak Riki tidak akrab dengan ayah, lalu siapa yang dimaksud ayah ??, ah apa mungkin memang kak Riki ya ??' arsy bertanya-tanya dalam hati.
~ kilas balik ~
" bukankah saya sudah sering mengatakan pada bapak, 'saya sudah punya suami' kenapa bapak seperti ini pada saya ? " rintih wanita itu.
" kamu terlihat semakin manis jika seperti ini " kata seorang pria berjas putih,yang saat ini memepet wanita itu di tembok dalam kantor pribadinya.
" saya mohon pak,jangan ganggu saya lagi " ucap Arsy dengan suara bergetar,ia benar-benar merasa takut saat ini.
pria itu pun melepas tangan kirinya,
"bukankah sampai sekarang kamu belum tau suamimu itu seperti apa ??" tanya pria itu menyindir.
"saya tau !! , bagaimana mungkin suami sendiri saya tidak tau ? " tegas Arsy memalingkan wajahnya ' bagaimana dia bisa tau,jika aku belum pernah mengetahui wajah suamiku.jika dia tau, bukankah ini sangat memalukan?' batin Arsy.
" bolehkah saya bertemu dengannya ??" tanya laki-laki itu.
" ah,akhir-akhir ini , suami saya sangat sibuk , jadi tak ada waktu untuk menemui bapak " jelas arsy memberi alasan.
" hmm.. kalau begitu,lain waktu saja " jawab pria yang berada di depan arsy saat ini.
" iya pak " kata Arsy sembari melangkahkan kakinya ,hendak melepas kungkungan itu, tapi dengan sigap,pria itu menarik lengan Arsy dan membenahi di posisi semula.
" bisakah anda jangan memanggil saya 'bapak'? itu terlihat lebih tua jika pria muda seperti saya di panggil 'bapak' " pinta pria itu.
" maaf pak, saya tidak bisa, karena semua karyawan disini memanggil anda bapak " jelas Arsy.
" baiklah,semua karyawan disini memanggil saya bapak, kecuali sekretaris saya ! " tegas pria itu.
" tapi itu tidak ada di dalam peraturan pak " protes Arsy,dengan berani dia mengatakan itu,karena ia ingin segera menjauh dari lelaki itu,dia selalu ingat,bahwa dia masih memiliki suami sah.
"itu peraturan baru dari saya" tegas pria yang ada didepannya.
'tok..tok ..tok '
" permisi tuan aland " sapa suara dari balik pintu.
Arsy langsung berlari ke arah sofa,ketika ia melihat lelaki didepannya menghadap ke arah pintu.akan tetapi, lagi-lagi Aland menarik lengan arsy,dan menahannya.
" pak saya mohon, jangan pernah menyentuh saya lagi,saya sudah bersuami " ronta Arsy,suaranya bergetar,serasa ia ingin menangis saat ini.
" masuk Ndre " jawab aland ,yang jelas mengetahui suara itu.
Andre adalah tangan kanan dari Aland, walapun masih muda, berumur 17 tahun,tapi ia termasuk cerdas,dan bisa menjadi kepercayaannya.
Andre melihat ke arah arsy,
"ini bang, berkas yang abang minta " kata andre sembari berjalan masuk ke ruangan Aland.
" iya , taruh di meja,nanti istirahat makan siang kita bicarakan lagi" jelas Aland.
" ah, jadi inikah wanita yang sudah menjadi..mm.." Aland langsung membungkam mulut Andre dengan satu tangannya sedangkan tangan lainnya masih memegang tangan Arsy ,ia seolah menutupi sesuatu.
" terus bicara , semua gigi mu akan hilang dalam hitungan detik " ancam Aland.
"ahha.. ayolah bang, santay saja, mau sampai kapan bermainnya ??" ejek Andre.
Aland mengangkat tinju ke arah belakang.
"baiklah... saya permisi tuan Aland, semoga hari anda menyenangkan, dan saya tunggu di jam istirahat " goda Andre sembari melangkah keluar ruangan.
" saya juga permisi pak " pamit Arsy dan mencoba melepas tangannya dari genggaman Aland, tapi Aland menarik lengannya ke arah pelukannya, Arsy kini tepat berada di depannya,tak ada jarak di antara mereka
" apakah kamu mengetahui sesuatu ?? " tanya Aland berbisik ditelinganya.
" maksud bapak yang mana ?? " tanya Arsy balik,air matanya seolah akan menetes dipipinya, karena dia benar - benar tidak tau maksud dari bosnya itu,dia merasa kehormatannya tak dihargai oleh pria itu ' apa mungkin ia menjalankan bisnis terlarang ??' batin Arsy,ia benar-benar merasa takut saat ini.
tapi kata- kata yang Arsy katakan dalam hati malah justru tampak jelas di raut wajahnya,
Arsy tampak mengerutkan kedua alisnya.
Aland menarik dagu arsy,dan menahan tangan kirinya,sedangkan tangan kana arsy terdapat beberapa berkas yang ia butuhkan.
Arsy spontan menarik wajahnya menjauh,ia menitikkan air matanya,saat ini ia merasa mendapat penghinaan besar dari atasannya,ia teringat akan suaminya,yang sama sekali belum pernah menyentuhnya.
Arsy meronta,berusaha melepas tangannya, ia memukul Aland dengan berkas-berkas yang ada di tangannya.
aland melepas tangan Arsy,ia tersadar akan apa yang ia lakukan,Aland hanya merasa rindu dengan wanita yang kini telah berbalik ingin meninggalkannya.
" apakah berkas-berkas itu sudah tak penting lagi bagimu ? " tanya aland.
Arsy tak peduli dengan ucapan atasannya itu,ia segera berlari keluar ruangan dan punggung itu mulai menghilang di balik pintu.
"apakah aku tak dapat menahannya walau hnya sedikit lagi ?" batin Aland,yang melihat kepergian wanita itu.
~kilas balik off ~
“Nak.. Arsy.. “ sedari tadi ayah Arsy memanggil.
“ ah ! Iya Ayah” jawab Arsy tergagap.
“nanti pulangnya agak cepetan dikit ya, soalnya teman ayah akan berkunjung kerumah” saran pak Adi.
“iya ayah” jawab Arsy dengan senang hati, dia benar-benar merasa senang hari ini.
Arsy berbalik ingin masuk, tak disangka dari arah yang berlawanan ada seseorang yang ingin keluar dan otomatis Arsy hampir menabraknya,ia tepat berada dihadapan pria itu,“ah ! Maaf pak saya tidak sengaja” pinta Arsy dan melihat sekilas ke arah seseorang yang ada dihadapannya.
Terlihat raut wajah yang tak menyenangkan dari orang tersebut, dan langsung meninggalkan arsy tanpa sepatah kata pun.
' aih.. Apa bapak itu salah satu dosen disini?, kenapa raut wajahnya tak menyenangkan, semoga saja kelak aku tidak bertemu lagi dengan bapak itu' batin Arsy dengan sedikit mengerutkan keningnya.
“maaf menunggu lama ” pinta Arsy dan duduk di kursi yang ada di hadapan Riki.
“ iya tak apa, oh iya aku memesan menu yang sama, kamu suka tidak??” tanya Riki memastikan.
Arsy sekilas melihat menunya,
“Suka kok kak, kebetulan ini juga makanan yang aku sukai” jawab Arsy semangat,ia tak mengira,jika Riki juga menyukai menu yang sama dengannya.
Riki hanya menanggapinya dengan senyuman, karena ia tau, apa saja yang Arsy sukai dan yang tidak ia sukai.
Mereka mulai melahap menu yang ada di depan mereka.
' dia memang wanita yang apa adanya ' batin Riki yang masih melihat Arsy melahap makananya tanpa ada rasa was-was di raut wajah Arsy.
“ oh iya kak, apakah bapak-bapak yang baru keluar tadi termasuk dosen disini ??” tanya Arsy penasaran.
“ m ! tidak sih, mungkin dosen baru, soalnya aku juga belum pernah lihat” jawab Riki yang enggan memalingkan pandangannya pada arsy.
Arsy yang menyadari akan pandangan itu, hanya berani menunduk dan terus menyendokkan makanan kemulutnya sembari terus menenangkan hatinya, 'uh ! Sampai kapan hatiku terus berdegup kencang, aih apakah nanti malam hati ku sanggup menahan debaran ini ?' batin Arsy,mengingat Riki akan bertamu kerumahnya.
Selesainya dari kantin, Arsy pamit langsung pulang kerumahnya.
Sesampainya di rumah.
“Assalamualaikum “ salam Arsy.
“waalaikum salam “ jawab bang Afin,
“ bang Afin kok sudah disini?, sejak kapan ? “ tanya Arsy sembari ngeloyor masuk kamarnya.
“ ehmm, Gitu ya, abangnya datang tidak langsung di salamin , malah langsung di tinggal masuk” celetus Afin menyindir adiknya itu dengan gurauan.
“iya iya bang, Arsy meletakkan tas sebentar, ayah sama ibu mana bang ?” tanya Arsy.
“ di ruang tengah,lagi nonton tv” jawab Afin yang hendak berjalan ke arah ruang TV.
“istrinya tidak di bawa bang ??, ahh ...Arsy tau, jangan-jangan abang mau cari yang kedua yaaa... Makanya istrinya gak di bawa..” goda Arsy.
“Hei.. Adik nakal, sini biar abang kasih pelajaran” celetus Afin karena ia tau, ia sedang di goda adiknya.
Afin berjalan cepat ke arah Arsy, sembari menyiapkan kesepuluh jari tangannya untuk menggelitik adiknya.
Arsy yang menyadari akan hal itu langsung berlari kecil ke arah ruang tengah, “ ahh.. Ayah... Bang Afin yaahhh “ teriak Arsy ke arah ayahnya.
“aish...aish.. Anak-anak ayah sudah pada besar- besar kayak gini malah masih suka bercanda" kata ayah mereka yang masih fokus melihat kearah layar Tv.
“hhhiii...” ringis Arsy dan Afin.
“eh ayah tidak kerja ??” tanya Arsy.
“Ayah nanti akan ada tamu spesial malam ini, jadi saking senangnya ayah libur kerja” jawab Afin asal.
“mm..tamunya siapa yah ?” tanya Arsy penasaran.
“Nanti kamu juga akan tau” jawab ibu singkat.
Mereka asik berbincang-bincang satu sama lain, bahkan Arsy sempat videocall dengan keponakan imutnya.
Ketika dirasa Arsy sudah rilex, ayah pun membuka pembicaraan serius pada Arsy.
" Nak Arsy, ayah ingin bertanya sesuatu” tanya ayah yang mulai menampakkan wajah seriusnya.
“Iya ayah” jawab Arsy serius, ia merasa aura di sekitarnya mulai menegang.
“Ayah rasa umur kamu sudah cukup jika untuk menikah” kata ayah Adi pada putrinya sulungnya.
'Apa ! nikah ??' batin Arsy yang merasa terkejut dengan perkataan ayahnya,ia kira hanya sebatas ta'aruf antar keluarga,fikirannya bahkan belum sampai jika mempersoalkan pernikahan.
“Ayah hanya ingin menyampaikan, untuk berjaga-jaga supaya Arsy tidak merasa terkejut nantinya” tutur pak Riyadi.
Arsy hanya bisa mendengarkan dan penasaran dengan sosok yang sudah ayah pilihkan untuknya, apakah itu Riki atau orang lain ? dia tau , apa yang ayah pilihkan untuknya adalah yang terbaik pula baginya.
" Dia nanti akan datang kerumah untuk bertamu, sekaligus melamar Arsy. jadi, Arsy boleh langsung menjawab atau boleh difikirkan terlebih dahulu, tidak langsung di jawab juga tak apa” lanjut pak Riyadi menjelaskan.
“Ting.. tung...”
Serentak mereka terdiam.
Kini jantung Arsy mulai tak tenang, 'mungkinkah secepat ini, bukankah nanti malam akan datang ?' batin Arsy yang mulai gugup dengan kabar yang tiba-tiba ia dengar.
“ Oh mungkin ketring ibu sudah datang yah” kata ibu Ayni di sela-sela keheningan sesaat itu,tak di pungkiri bahwa bu Ayni juga merasa gugup ketika hari dimana anak sulungnya akan dilamar oleh pria lain.
“ Ahhha.. Arsy udah deg-deg kan yaa...” goda Afin memecah keheningan itu.
“Apa sih bang, memangnya waktu abang mau nikah, gak deg-deg kan juga ?! ” celoteh Arsy.
“Ahha... Enggak dong, abangkan seorang gantleman “ jawab Afin dengan PDnya.
“ Iya gantleman, sampai-sampai ketika ingin melamar ngerengek ke ayah” jawab ayah nya yang juga ikut nimbrung kedalam pembicaraan mereka berdua.
“Hhha...” Sontak Arsy tertawa geli mendengarnya.
“ Ayah .. Ketringnya kurang 50 “ kata ibu sembari berjalan ke arah ayah Riyadi.
“ iya sayang, sebentar ayah ambilkan di kamar ” jawab pak Riyadi mesra.
“ Ayolah ayah..Arsy jadi malu mendengar kemesraan ayah dan ibu” gerutu Arsy.
“HHe .. Untuk apa malu, sebentar lagi kamu juga bisa seperti itu” jawab ibu dengan senyum jahilnya.
“ Ibuuu...” jawab Arsy malu,sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan.
“ Ah iya , mungkin itu saja yang akan ayah sampaikan, sekarang sudah jam segini, yuk kita siapin semuanya” ajak ayah yang melihat jam sudah menunjukkan pukul 16.25 WIB.
'Haih.. Untung saja ketringnya ibu datang, kirain secepat ini' batin Arsy lega.
“Arsy .. Ini baju yang ibu carikan untuk Arsy, kira-kira nak Arsy suka tidak ?, kalau kurang suka nanti kita cari lagi “ tutur bu Ayni memastikan , karena ia ingin memberikan kesan yang terbaik untuk anaknya,bahkan jika itu Afin,dia juga akan mencari dan menjadi yang terbaik untuk anak-anaknya.
“MasyaALLAH.. Arsy suka bu, modelnya tidak terlalu mencolok dan elegan” jawab Arsy senang sekaligus gugup.
'Kira- kira nanti kak Riki akan datang kerumah dengan keluarganya kah??, ah atau mungkin , kak Riki bakalan langsung melamar ku ?? terus...aku harus gimana nantinya? , nagaimana menanggapinya ?? ' batin Arsy yang diselimuti rasa gugup,wajahnya tampak sedikit mengerutkan keningnya dan melipat bibirnya kedalam.
Bu Ayni yang menyadari jika anak perempuannya sedang merasa gugup, hanya bisa tersenyum kecil dan berkata " tak usah gugup,terus bersholawat dan berdoa yang terbaik untuk nak Arsy,ibu yakin pilihan ayah adalah yang terbaik untuk anaknya,jikapun nanti Arsy tak menyukainya,maka nak Arsy terus terang saja,ayah akan mengerti keputusan yang Arsy yakini,ayah akan membantu Arsy menjawabnya.Ibu yakin,ayah tak akan pernah memaksa Arsy tentang pilihan hidup yang hanya sekali seumur hidup yang akan Arsy jalani "
jelas bu Ayni panjang lebar ,ia berusaha memberi pengertian pada anaknya,dan mengurangi rasa gugupnya.
" Baik bu, terimakasih " kata Arsy sembari memeluk ibunya itu.
Tak terasa malam pun tiba, selesainya sholat maghrib, Arsy bergegas untuk bersiap-siap,ia memakai gaun yang telah ibunya siapkan sebelumnya,tanpa ada riasan diwajahnya,Arsy hanya mengaplikasikan celak hitam tipis di bawah kedua matanya,dan menyapu liptint berwarna pink muda di kedua bibirnya,setelahnya Arsy berjalan turun kebawah.
Arsy tampak asik berbincang-bincang ringan di ruang tengah bersama ayah, ibu dan abangnya.
Selang beberapa saat kemudian keluarga pak Syauqi pun datang.
Mereka mempersilahkan tamu untuk masuk, tapi tidak dengan Arsy, iya masih bertanya-tanya dalam hati ' apakah yang di maksud ayah , keluarga abah Syauqi ?, pemilik Pon-Pes di samping rumah ini?, atau mungkin mereka hanya bertamu sejenak ??, ah aku terlalu banyak berfikir, bukankah pak Syauqi hanya memiliki 4 orang anak putri ? ” selidik Arsy.
Mereka pun duduk santai, Arsy tak lupa mencium tangan kedua abah dan uminya itu.
“ Nak Arsy bagaimana kabarnya ? “ tanya pak Syauqi yang duduk di sofa yang berhadapan dengannya.
“AlhamduliLLAH, baik abah” jawab Arsy tawadluk.
“ Begini pak Adi ,anak saya lagi ada pasien malam ini, dan kondisi pasien sangat keritis, jadi belum bisa di tinggalkan, mungkin sebentar lagi dia menyusul kesini” tutur pak Syauqi memberi alasan ketidak hadiran putranya itu,ia sedikit merasa bersalah pada sahabatnya.
“ Ah iya pak, tak apa, seperti dengan siapa saja sampean berbicara ” jawab pak Riyadi santai.
“ Jadi, abah Syauqi ini memiliki seorang putra, dia baru pulang dari studinya seminggu yang lalu” jelas pak Riyadi pada putrinya,ia tau dengan jelas dari raut wajah curiga dari putrinya yang tak dapat ia tutupi.
“ Mm.. Jadi anaknya abah ada 5 ya, “ jawab Arsy polos,karena ia kini benar-benar merasa bingung.
“Ahha.. Iya nak Arsy, abah punya 5 orang anak 1 putra dan 4 putri,AlhamduliLLAHnya malam ini abah akan memperkenalkan anak abah pada nak Arsy.” Jawab pak Syauqi yang ikut memberi penjelasannya.
“ Wajar saja nak Arsy tidak tau, soalnya waktu nak Arsy umur 5 tahun, dia ikut pamannya ke mesir” sambung pak Syauqi lagi.
“Berarti dia sudah resmi jadi dokter tahun ini ya gus ?” tanya pak Riyadi pada sahabatnya.
“ AlhamduLILLAH, setelah dari mesir ia melanjutkan ke fakultas kedokteran di AS,wah ! saya lupa namanya,ra pinter ngomong inggris aku ...” jawab pak Syauqi dengan sedikit candanya.
" Iya di usianya yang masih muda, siapa sangka bisa mendapat dua gelar sekaligus, abahnya bisa kalah ini ?” gurau pak Riyadi.
Mereka berbincang-bincang ringan sambil masih menunggu kedatangan putra pak Syauqi.
Bersambung...
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!